Anda di halaman 1dari 15

Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar pada Mata Pelajaran PPKn

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PPKn MATERI
HAK ASASI MANUSIA (HAM) BAGI SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 12 SURABAYA

Shailla Ila Mentari


12040254201(PPKn, FISH, UNESA) Shailla7@live.com

Listyaningsih
197502202006042002 (PPKn, FISH, UNESA) listyaningsih@unesa.ac.id

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar
pada mata pelajaran PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM) bagi siswa kelas XI di SMK Negeri 12
Surabaya. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan rancang penelitian
menggunakan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, dokumentasi dan wawancara.
Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel adalah random sampling. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 222 siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM) bagi siswa kelas XI di SMK Negeri 12 Surabaya memiliki
kriteria baik dengan indikator bentuk pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
PPKn dengan perolehan skor 736, 8 termasuk dalam kategori baik dan indikator proses pembelajaran
PPKn dengan menggunakan internet sebagai sumber belajar dengan perolehan skor 740, 25 termasuk
dalam kategori baik.
Kata Kunci: Internet, Sumber Belajar, PPKn

Abstract

The purpose of this research is to describe the utilization of the internet as a source of learning on
subjects PPKn chapter of human rights (HAM) for the students of class XI in SMK Negeri Surabaya 12.
This research approach is quantitative approach with design research use descriptive. Data collection
techniques using question form, documentation and interviews. A technique used to take the sample is
random sampling. The sample in this study as many as 222 students. The analysis of the data used in this
study is the percentage. The results of this research show that the utilization of the internet as a source of
learning on subjects PPKn chapter of Human Rights (HAM) for the students of class XI in SMK Negeri
12 Surabaya has good criteria with the description of the indicator data form of utilization of the internet
as a source of learning on subjects PPKn with tally score 736, 8 with categories and indicators of good
learning process PPKn by using the internet as a source of learning by obtaining a score of 740, 25 with
good category.
Keywords: Internet, Learning Resources, PPKn

memutarkan video. Dengan harapan agar pada akhirnya


PENDAHULUAN
dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.
Belajar merupakan aktivitas yang berlangsung Dalam pembelajaran di kelas, guru dituntut untuk
dalam interaksi secara aktif dalam suatu lingkungan yang dapat menerapkan berbagai variasi dalam model dan
menghasilkan perubahan yang ada di dalam dirinya. metode pembelajarannya. Selain penerapan variasi dalam
Perubahan itu menyangkut perubahan sikap (afektif), model dan metode pembelajaran, guru juga dituntut
pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) untuk mampu memilih dan memilah sumber belajar yang
(Abdillah, 2002 dalam Aunurrahman, 2009:35). Dalam cocok digunakan dalam model dan metode pembelajaran
lingkungan sekolah belajar merupakan proses interaksi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Sebagian
yang dilakukan antara siswa dengan guru, dan antara sekolah di Indonesia sudah menerapkan kurikulum 2013
siswa dengan siswa. Terkadang dalam proses sehingga terjadi pergeseran sistem pembelajaran yang
pembelajaran, ada beberapa siswa yang sulit memahami berorientasi pada siswa. Pada proses pembelajaran tidak
materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga berbagai hanya menuntut bagaimana cara guru mengajar dengan
cara digunakan oleh guru agar mempermudah siswa baik tetapi juga menuntut bagiamana cara siswa belajar
memahami materi yang disampaikan. Mulai dari dengan baik. Posisi guru pada kurikulum 2013 adalah
membawa contoh gambar, analisis kasus hingga sebagai motivator dan fasilitator. Sedangkan siswa harus

635
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 04 Tahun 2016, 635 - 649

lebih aktif mencari informasi dari berbagai sumber, ada kalanya seorang guru belum mampu untuk memilih
sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan dan memilah sumber belajar yang cocok digunakan
beragam. dalam proses pembelajaran. Pemilihan sumber belajar
Seiring dengan berkembangnya zaman, dunia yang tepat membantu optimalisasi prestasi belajar siswa.
informasi, teknologi dan komunikasi juga mengalami Menurut Asyhar, (2012:8) menjelaskan bahwa
kemajuan yang sangat pesat. Internet merupakan sebuah optimalisasi hasil belajar tidak hanya dilihat dari hasil
produk yang dihasilkan dari kemajuan teknologi. Internet belajar (output), namun juga dilihat dari proses berupa
dapat juga dikatakan sebagai perpustakaan dunia. Karena interaksi siswa dengan berbagai macam sumber belajar
melalui internet berbagai informasi dari seluruh penjuru yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat
dunia bisa didapatkan tanpa mengenal batas ruang, jarak pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang
dan waktu. Sehingga berbagai informasi ini dapat dipelajarinya.
diperoleh dimanapun dan kapanpun sesuai kebutuhan. SMK Negeri 12 Surabaya merupakan sekolah seni
Selain sebagai sumber informasi, internet dapat terbesar di Jawa Timur. Merupakan gabungan dari SMK
dijadiakan sebagai sumber belajar, karena sumber belajar Negeri 9 dan SMK Negeri 11. Di sekolah ini terdapat 15
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari jurusan. Pihak sekolah melengkapi fasilitas sekolah
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan dengan wifi yang dapat diakses oleh semua siswa.
pendidikan. Sehingga dalam pemilihan sumber belajar Maksud dan tujuan dari pihak sekolah menyediakan wifi
untuk membantu optimalisasi prestasi belajar siswa.
seorang guru haruslah menyesesuaikan dengan materi
Selain itu kualitas belajar siswa dapat meningkat dimana
yang akan disampaikan kepada siswa, agar tujuan guru dan siswa dapat memanfaatkan fasilitas wifi yang
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal dengan telah disediakan sebagai sumber belajar. Dalam proses
mengoptimalkan sumber belajar yang tersedia, terutama pembelajaran PPKn, guru memberikan izin kepada siswa
melalui internet. untuk mengakses berbagai informasi menggunakan
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan internet sebagai sumber belajar melalui smart phone atau
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang laptop. Selain itu siswa lebih bersemangat dalam belajar
membentuk peserta didik menjadi manusia yang karena dapat memanfaatkan perkembangan informasi,
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan teknologi dan komunikasi yang ada.
umum dan sederhana dari Pendidikan Pancasila dan Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada
Kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang mata pelajaran PPKn dilakukan untuk mempermudah
baik (good citizen). Lebih lanjut John J Cogan (dalam siswa mencari referensi selain dari buku paket yang
Winarno dan Wijianto 2010:6-7) menyatakan bahwa, sudah disediakan oleh pihak sekolah. Penyediaan buku
“Pendidikan kewarganegaraan lazimnya dilukiskan paket juga terbatas, yaitu satu buku digunakan oleh dua
sebagai “kontribusi pendidikan untuk pengembangan orang siswa. Dalam menyiasatinya pihak sekolah
karakteristik-karakteristik dari seorang warga negara”. memfasilitasi siswa dengan wifi yang dapat diakses oleh
Bahkan sekarang ini istilah warga negara yang baik seluruh warga sekolah. Pihak sekolah memfasilitasi wifi
mendapat tambahan warga negara yang cerdas. Jadi disetiap lokasi agar dapat dengan mudah diakses oleh
tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah terbentuknya siswa.
warga negara yang cerdas dan baik (smart and good Alat yang digunakan untuk mengakses internet
citizen).” dapat berupa laptop atau melalui smart phone yang
Dalam mata pelajaran PPKn siswa dituntut untuk dimiliki oelh masing-masing siswa. Pemanfaatan internet
dapat mengkritisi berbagai kejadian atau berbagai fakta sebagai sumber belajar pada mata pelajaran PPKn ini
yang telah terjadi di masyarakat. Informasi yang aktual tidak digunakan disetiap pertemuan, karena tidak semua
dan faktual ini dapat diperoleh melalui media massa yang lembar kerja siswa menuntut menggunakan internet
ada. Terutama melalui internet yang dapat diakses sebagai sumber belajarnya. Penggunaan internet sebagai
dimanapun dan kapanpun yang dapat menggambarkan sumber belajar pada mata pelajaran PPKn tidak terlepas
realitas kehidupan sosial tanpa batas ruang, jarak dan dari bimbingan guru sebagai fasilitator dan motivator
waktu. Seperti kehidupan politik, sosial, budaya, hak untuk mengarahkan siswa dalam pembimbingan dan
asasi manusia yang selalu dijadikan topik pembicaraan pengawasan untuk memilih situs yang akan digunakan.
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pemikiran Berdasarkan pada latar belakang di atas dapat
tersebut maka diketahui bahwa Pendidikan Pancasila dan dirumuskan permasalahan sebagai berikut,
Kewarganegaraan tidak hanya menekankan pada aspek “Bagaimanakah pemanfaatan internet sebagai sumber
sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan belajar pada mata pelajaran PPKn materi Hak Asasi
(psikomotorik), sehingga guru dituntut untuk mampu Manusia (HAM) bagi siswa kelas XI di SMK Negeri 12
memilih dan memilah media pembelajaran yang cocok Surabaya?”
untuk digunakan. Menurut Yuana (2008: 2) kata internet merupakan
Selain kompetensi guru, motivasi belajar siswa, singkatan dari inter-network. Arti dari istilah tersebut
suasana lingkungan, sumber belajar pun juga memiliki adalah bahwa internet terdiri dari jutaan komputer di
peran penting dalam pencapaian prestasi belajar. Namun dunia. Jutaan komputer tersebut saling terhubung satu
dnegan yang lain. Menurut Pardosi (2004: 11) internet mempermudah peserta didik guna tercapainya tujuan
adalah jaringan luas dari komputer yang lazim disebut belajar atau kompetensi tertentu.
dengan world wide network. Menurut Warsita (2008: 212) ditinjau dari tipe atau asal-
Banyaknya manfaat penggunaan internet bagi usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua
kehidupan juga dijelaskan oleh Pardosi (2004: 11), yaitu :
“Dengan internet akan dapat mencari jutaan informasi, Sumber belajar yang dirancang (learning resources
mulai dari informasi kota-kota dunia pemerintahan, by design), yaitu sumber belajar yang secara khusus atau
budaya, teknologi, pribadi, berita, majalah dan koran dari sengaja dirancang atau dikembangkan untuk mencapai
seluruh dunia, software komputer, iklan-iklan perusahaan tujuan pembelajaran tertentu. Contohnya, buku pelajaran,
dari seluruh dunia. Selain itu internet juga bisa digunakan modul, program VCD pembelajaran, program audio
untuk mencari hiburan seperti film, game mencari teman, pembelajaran, transparansi, CAI (Computer Asisted
mengirim berita, alat komunikasi dan lain-lain.” Instruction), programmed instruction dan lain-lain.
Selain sebagai sumber informasi, hiburan, alat Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal
komunikasi, manfaat internet dalam dunia pendidikan dimanfaatakan (learning resources by utilization), yaitu
juga dijelaskan oleh Rusman, (2012: 344), sumber belajar yang secara tidak khusus dirancang atau
“Menggunakan internet dengan segala fasilitasnya akan
dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, tetapi
memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai
informasi untuk pendidikan yang secara langsung dapat dapat dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan
meningkatkan pengetahuan siswa bagi keberhasilannya pembelajaran. Contohnya: surat kabar, siaran televisi,
dalam belajar. Internet merupakan sumber informasi pasar, sawah, pabrik, museum, kebun binatang, terminal,
utama dan pengetahuan, melalui teknologi dapat pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama,
dilakukan beberapa hal, diantaranya untuk penelusuran olahragawan dan lain-lain.
dan pencarian bahan pustaka; membangun program Ditinjau dari tipe atau asal-usulnya sumber belajar
artificial intelligence (kecerdasan buatan) untuk
dibedakan menjadi dua yaitu sumber belajar yang
memodelkan sebuah rencana pembelajaran; memberi
kemudahan untuk mengakses apa yang disebut dengan dirancang untuk dikembangkan dan sumber belajar yang
virtual classroom ataupun virtual university; pemasaran sudah tersedia. Internet termasuk ke dalam sumber
dan promosi hasil karya penelitian.” belajar yang suda tersedia dan tinggal dimanfatkan
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan karena yang tidak dirancang secara khusus tetapi dipilih
bahwa internet merupakan saluran komunikasi yang dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
terdapat pada jaringan luas di komputer sebagai sumber Secara yuridis istilah pendidikan
informasi dalam bentuk media elektronik. Informasi ini kewarganegaraan di Indonesia termuat dalam Pasal
dapat diakses dimanapun dan kapanpun tanpa harus 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
berkeliling dunia. Selain sebagai sumber informasi Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 (1) Kurikulum
banyak manfaat yang dapat diperoleh ketika dapat pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
mengakses internet. Seperti mengakses berbagai pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan; bahasa;
informasi untuk pendidikan, mencari hiburan seperti film, matematika; ilmu pengetahuan alam; ilmu pengetahuan
game mencari teman, mengirim berita, alat komunikasi sosial; seni dan budaya; pendidikan jasmani dan
dan lain-lain. olahraga; keterampilan/kejuruan; dan muatan lokal.
Sadiman (1989: 141) mengemukakan bahwa sumber Apabila kita mengikuti konseptual pendidikan
belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang kewarganegaraan dalam arti luas, sesungguhnya
berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat Indonesia telah melaksanakan visi dan misi pendidikan
digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah kewarganegaraan sejak lama, yakni sejak tahun 1957.
maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah Perkembangan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia
siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Sedangkan khususnya di tingkat sekolah dapat dikemukakan sebagai
Kewarganegaraan tahun 1957, Civics sebagai pengganti
menurut Djamarah dan Aswan (2010: 48) sumber belajar
Kewarganegaraan tahun 1961, Pendidikan Kewargaan
adalah bahan/ materi untuk menambah ilmu pengetahuan Negara tahun 1968, Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
yang mengandung hal-hal baru bagi pelajar. Menurut tahun 1975 dan 1984, Pendidikan Pancasila dan
Mulyasa (2006:48) sumber belajar dirumuskan sebagai Kewarganegaraan (PPKn) tahun 1994, Kewarganegaraan
segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan (Citizenship) tahun 2004 (uji coba kurikulum berbasis
kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah kompetensi), Pendidikan Kewarganegaraan tahun 2006
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) (Winarno,
2013:15).
dalam proses belajar mengajar.
Terakhir dalam Kurikulum 2013 berdasarkan
Dari berbagai pendapat di atas dapat diketahui Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
bahwa sumber belajar adalah sebagai segala sesuatu yang Pendidikan Dasar dan Menengah, mata pelajaran
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar untuk Pendidikan Kewarganegaraan (PKn dalam KTSP 2006)

637
berubah kembali menjadi Pendidikan Pancasila dan kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
Kewarganegaraan (PPKn). menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang
Karakteristik dari mata pelajaran PPKn dalam lebih otentik.
Kurikulum 2013, seperti yang dijelaskan pada Tujuan umum dan sederhana dari Pendidikan
Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum Pancasila dan Kewarganegaraan adalah membentuk
2013 Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah warga negara yang baik (good citizen). Lebih lanjut John
Kejuruan adalah sebagai berikut: J Cogan (dalam Winarno dan Wijianto 2010: 6-7)
Nama mata pelajaran yang semula Pendidikan menyatakan bahwa:
Kewarganegaraan (PKn) telah diubah menjadi Pendidikan kewarganegaraan lazimnya dilukiskan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn); sebagai “kontribusi pendidikan untuk pengembangan
Mata pelajaran PPKn berfungsi sebagai mata pelajaran karakteristik-karakteristik dari seorang warga negara”.
yang memiliki misi pengokohan kebangsaan dan Bahkan sekarang ini istilah warga negara yang baik
penggerak pendidikan karakter; Kompetensi Dasar (KD) mendapat tambahan warga negara yang cerdas. Jadi
PPKn dalam bingkai kompetensi inti (KI) yang secara tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah terbentuknya
psikologis-pedagogis menjadi pengintergrasi kompetensi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good
peserta didik secara utuh dan koheren dengan citizen).
penanaman, pengembangan, dan/atau penguatan nilai dan Berdasarkan pendapat John J. Cogan di atas,
moral Pancasila; nilai dan norma UUD Negara Republik Pendidikan Kewarganegaraan (Pendidikan Pancasila dan
Indonesia Tahun 1945; nilai dan semangat Bhinneka Kewarganegaraan sekarang) adalah salah satu mata
Tunggal Ika; serta wawasan dan komitmen Negara pelajaran yang memiliki kontribusi dalam membentuk
Kesatuan Republik Indonesia. peserta didik menjadi warga negara yang baik. Tidak
Pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan hanya cerdas dalam pelajaran namun memiliki sikap
(scientific approach) yang dipersyaratkan dalam maupun karakter yang baik. Sedangkan tujuan dari mata
kurilukum 2013 memusatkan perhatian pada proses pelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013, seperti yang
pembangunan pengetahuan (KI-3, keterampilan (KI–4), dijelaskan pada Permendikbud No. 60 Tahun 2014
sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) melalui tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/
transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan Madrasah Aliyah Kejuruan adalah sebagai berikut:
konseptual; Model pembelajaran dikembangkan sesuai menampilkan karakter yang mencerminkan
dengan karakteristik PPKn secara holistik/ utuh dalam penghayatan, pemahaman, dan pengamalan nilai dan
rangka peningkatan kualitas belajar dan pembelajaran moral Pancasila secara personal dan sosial; memiliki
yang berorientasi pada pengembangan karakter peserta komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif
didik sebagai warganegara yang cerdas dan baik secara dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar
utuh dalam proses pembelajaran otentik (authentic Negara Republik Indonesia Tahun 1945; berpikir secara
instructional and authentic learning) dalam bingkai kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat
integrasi Kompetensi Inti sikap, pengetahuan, dan kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-
keterampilan. Serta model pembelajaran yang nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik
mengarahkan peserta didik bersikap dan berpikir ilmiah Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika,
(scientific) yaitu pembelajaran yang mendorong dan dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab
analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, sebagai anggota masyarakat, tunas bangsa, dan warga
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi negara sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
pembelajaran. makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup
Model Penilaian proses pembelajaran dan hasil bersama dalam berbagai tatanan sosial Budaya.
belajar PPKn menggunakan penilaian otentik (authentic Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa,
assesment). Penilaian otentik mampu menggambarkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah mata
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam pelajaran yang bertujuan untuk membentuk peserta didik
rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun menjadi warga negara yang baik. Sebagai warga negara
jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentik cenderung fokus yang baik peserta didik disiapkan untuk memiliki
pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, kemampuan berpikir yang kritis, rasional, demokratis
memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan serta memiliki tanggung jawab dalam bertindak maupun
kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih otentik. bersaing dengan bangsa lain tanpa melupakan karakter
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kepribadian masyarakat Indonesia yang memiliki rasa
mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran yang kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-
memiliki misi pengokohan kebangsaan dan penggerak nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
pendidikan karakter. Pendekatan pembelajarannya Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika,
berbasis pada proses keilmuan yang sesuai dengan dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.
kurikulum 2013 sehingga pembelajaran berpusat pada Menurut Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang
peserta didik. Pada model pembelajarannya mengarahkan Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah
agar peserta didik bersikap dan berpikir ilmiah. Model Aliyah Kejuruan, ruang lingkup PPKn pada Kurikulum
penilaiannya menggunakan penilaian otentik yang
cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
2013, meliputi: Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, membandingkan informasi yang sedang dibahas.
dan pandangan hidup bangsa; UUD 1945 sebagai hukum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah mata
dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional pelajaran yang bertujuan untuk membentuk peserta didik
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; menjadi warga negara yang baik. Sebagai warga negara
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai yang baik peserta didik disiapkan untuk memiliki
kesepakatan final bentuk Negara Republik Indonesia; kemampuan berpikir yang kritis, rasional, demokratis
Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan serta memiliki tanggung jawab dalam bertindak maupun
yang melandasi dan mewarnai keberagaman kehidupan bersaing dengan bangsa lain tanpa melupakan karakter
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. kepribadian masyarakat Indonesia yang memiliki rasa
Berdasarkan penejelasan di atas, ruang lingkup kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-
PPKn di sekolah meliputi empat pilar kebangsaan yaitu nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika,
Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada proeses pemebelajaran PPKn dengan materi
Dari keempat pilar tersebut apabila diajarkan secara Hak Asasi Manusia (HAM), siswa dituntut untuk mampu
berkesinambungan kemudian dihayati dan diamalkan mengidentifikasi berbagai kasus pelanggaran HAM yang
oleh peserta didik maka akan tercipta peserta didik pernah terjadi. Selain informasi yang tersedia di buku
sebagai warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan paket milik siswa, berbagai contoh kasus mengenai
cinta tanah air. pelanggaran HAM dapat diperoleh atau diakses melalui
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan internet. Berbagai contoh kasus pelanggaran HAM mulai
dari pelanggaran HAM ringan dan berat dapat ditemukan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 60 Tahun 2014
melalui internet.
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/ Ada beberapa pendapat mengenai definisi
Madrasah Aliyah Kejuruan, cakupan PPKn adalah konstruktivisme yang dikemukan beberapa ahli. Menurut
memiliki kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 Wardoyo (2013: 21) konstruktivisme merupakan proses
(tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. penginteregasian pengetahuan baru terhadap struktur
Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap kognitif yang sudah ada dan dilakukannya penyesuaian
sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan struktur kognitif dengan informasi baru yang didapatkan.
pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia Trianto (2007: 26) juga berpendapat bahwa, teori
seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek pembelajaran konstruktivisme merupakan teori
sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan pembelajaran cognitive baru dalam psikologi pendidikan
nasional. Dengan demikian, kompetensi yang bersifat yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri
generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek
merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisi
pengetahuan, dan keterampilan. apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.
Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dapat Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan
memperkaya pengetahuan siswa agar siswa dapat berfikir
bahwa teori belajar kontruktivisme merupakan teori
secara ilmiah dan dapat meningkatkan kemampuannya
dalam menggunakan teknologi. Pemanfaatan internet belajar yang menuntut siswa mengkonstruksi kegiatan
sebagai sumber belajar pada saat ini dapat mempermudah belajar dan membangun pengetahuan secara mandiri.
akses yang berkaitan dengan tema atau topik yang sedang Vygotsky merupakan salah satu pakar pembelajar
dibahas dibahas. Warwanto (2005:61) menjelaskan ada yang hidup di abad kedua puluh. Teorinya tentang
tiga penggunaan internet dalam pembelajaran, yaitu : perkembangan sosial, khususnya mengenai belajar pada
Internet digunakan sebagai sarana yang mendukung
konteks sosial menjadi fokus dalam praktik dan
anak didik dalam mencari berbagai informasi, bahan,
gambar, film atau buku (e-book) yang menunjang topik pemikiran tentang pendidikan sekarang ini. Ide dasar
atau tema yang dibahas dalam pembelajaran, internet yang menjadi kajian penting Vygotsky adalah ide bahwa
digunakan sebagai sarana yang mendukung anak didik potensi untuk perkembangan kognitif dan pembelajaran
untuk melengkapi sebuah kajian, definisi atau pengertian berdasarkan transisi di antara Zona of Proximal
tertentu yang menyangkut topik atau tema yang dibahas Development (ZPD) (Wardoyo, 2013: 30).
selama pembelajaran, internet digunakan sebagai sarana Perkembangan kemampuan seseorang dapat
yang mendukung anak didik untuk mengklarifikasi dan
dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu tingkat
membandingkan informasi atau pengetahuan yang
dibahas dalam topik atau tema tertentu selama perkembangan aktual dan tingkat perkembangan
pembelajaran. potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari
Berdasrkan penejelasan tersebut dapat diketahui kemampuan seseorang menyelesaikan atau memecahkan
bahwa internet dapat digunakan sebagai sarana mencari berbagai masalah secara mandiri. Kemampuan ini disebut
berbagai informasi, melengkapi kajian yang sedang kemampuan intramental. Tingkat perkembangan
dibahas dan sebagai sarana dalam mengklarifikasi atau

639
potensial tampak ketika seseorang menyelesaikan atau tahapan dimana organisme memproses beberapa atribut
memecahkan masalah dengan bimbingan orang dewasa yang berbeda dalam proses yang bersama-sama
atau bekerja sama dengan teman sebaya yang lebih (Vygotsky dalam Wardoyo, 2013: 34).
kompeten. Kemampuan ini disebut kemampuan Ciri-ciri pembelajaran secara konstruktivisme
intermental. Jarak antara tingkat perkembangan aktual menurut Hanafiah dan Suhana (dalam Wardoyo, 2013:
dan tingkat perkembangan potensial disebut zona 39-40) :
perkembangan proksimal (Vygotsky dalam Budiningsih Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik; proses
2005: 101). pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan
Menurut Vygotsky, potensi untuk perkembangan baru dengan pengetahuan lama yang dimiliki peserta
kognitif dan pembelajaran berdasarkan transisi di antara didik; pandangan yang berbeda di antara pesera didik
Zona of Proximal Development (ZPD). ZPD adalah area dihargai sebagai tradisi dalam proses pembelajaran;
teoritis mengenai pemahaman atau perkembangan dalam proses pembelajaran peserta didik didorong untuk
kognitif yang dekat tetapi berada di luar level menemukan kemungkinan dari menyintesisikan secara
pemahaman siswa saat ini. Jadi, jika siswa ingin maju terintegrasi; proses pembelajaran berbasis masalah dalam
harus dibantu berpindah dari zona ini dan masuk ke level rangka membangun peserta didik dalam proses pencarian
yang lebih tinggi dan baru. Di level yang baru ini akan yang alami; proses pembelajaran mendorong terjadinya
mendapatkan ZPD baru lagi untuk maju ke level kooperatif dan kompetitif dikalangan peserta didik secara
berikutnya dan begitulah seterusnya. Oleh karena itu aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan; roses
dibutuhkannya orang yang bisa memberikan dukungan pembelajaran dilakukan secara kontekstual yaitu peserta
dalam proses ini. Melalui interaksi sosial antara individu didik dihadapkan ke dalam pengalaman nyata.
dengan lingkungannya maka hal tersebut dapat dijadikan Dari ciri-ciri tersebut dapat diketahui bahwa
sebagai sarana terwujudnya kegiatan belajar dalam diri pendekatan konstruktivisme memiliki ciri-ciri dalam
siswa (Vygotsky dalam Wardoyo, 2013: 31- 32). proses pembelajaran adalah berpusat pada siswa, adanya
Beberapa konsep kunci dalam ZPD adalah, bahwa masala, proses menemukan, interakasi sosial dan
perkembangan kemampuan seseorang bersifat context pengetahuan atau pemahaman baru.
dependent atau tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial Dari berbagai penjelasan di tersebut dapat diketahui
dan sebagai bentuk fundamental dalam belajar adalah bahwa teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar
partisipasi dalam kegiatan sosial. Pada konsep ZPD, yang menuntut siswa mengkonstruksi kegiatan belajar
sebelum terjadi internalisasi dalam diri anak atau sebelum dan membangun pengetahuan secara mandiri.
kemampuan intramental terbentuk, anak perlu dibantu Pembelajaran kontruktivisme memiliki pandangan
dalam proses belajarnya. Orang dewasa dan/ atau teman konsep bahwa dalam membangun pengetahuan atau
sebaya yang lebih kompeten perlu membantu dengan cara kemampuan baru dibutuhkannya suatu konstruksi yang
memberikan feedback, menarik kesimpulan dan lain dibangun oleh siswa.
sebagainya dalam perkembangan kemampuannya Dalam melakukan pembelajaran di kelas, guru mata
(Vygotsky dalam Budiningsih, 2005: 102). pelajara PPKn di SMK Negeri 12 Surabaya
Proses interaksi atau pemberian bantuan dari orang memperbolehkan siswa menggunakan internet sebagai
lain kepada siswa dikatakan oleh Vygotsky sebagai sumber belajar untuk mencari referensi tambahan selain
scaffolding. Proses pemberian bantuan dalam hal ini dari buku pelajaran yang sudah disediakan oleh pihak
dilakuakan oleh orang dewasa. Dalam proses scaffolding sekolah. Internet dapat diakses melalui laptop atau smart
diperlukannya bantuan scaffolder (orang/ organisme yang phone. Siswa juga dapat memanfaatkan fasilitas wifi
memberikan dukungan pada proses pembelajaran). yang disediakan sekolah.
Scaffolder tidak selalu guru atau arang dewasa, scaffolder Dalam pencarian informasi inilah siswa mengalami
dapat berasal dari peserta didik lain yang berinteraksi transisi di antara Zona of Proximal Development (ZPD).
dengan teman- teman mereka dalam konteks kerja secara Jika siswa ingin berpindah dari zona ini diperlukannya
berkelompok atau berpasangan (Vygotsky dalam bantuan. Proses pemberian bantuan (scaffolding)
Wardoyo, 2013: 33). dilakukan oleh guru yang berperan sebagai scaffolder
Vygotsky menyebutkan bahwa terdapat empat (orang/ organisme yang memberikan dukungan pada
konsep pengetauan yang meliputi 1, 2, 3, 4 pada tahhap proses pembelajaran). Guru memberikan arahan terhadap
pertama anak- anak membentuk konsep dengan cara trial siswa untuk memilih situs yang akan digunakan sebagai
dan eror, kemudian tahap kedua menggunakan beberapa tambahan referensi dalam proses belajar. Tidak hanya
strategi namun tidak menggunakan atribut pokok yang guru yang berperan sebagai scaffolder, teman
pasti. Tahapan ketiga mengidentifiasi satu atribut ketika sekelompok atau sebangku juga dapat berperan sebagai
melakukan sesuatu. Tahapan yang keempat merupakan scaffolder melalui interaksi dengan sesama teman.
pelajaran PPKn terhadap prestasi belajar siswa. Internet
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Marlina diduga dapat berpengaruh sebagai sumber belajar karena
(2013/ 2014) dengan judul, Pengaruh Keterbatasan berbagai informasi dapat diperoleh melalui internet.
Sumber Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pihak sekolah juga memfasilitasi siswa dengan wifi
SMP Negeri 1 Lumar. Menunjukan hasil bahwa sehingga mempermudah siswa dalam mengakses internet.
keterbatasan sumber belajar berpengaruh terhadap Dalam proses pembelajaran, siswa dibimbing dan
prestasi belajar siswa. Di SMP Negeri 1 Lumar diarahkan oleh guru untuk pemilihan situs dengan tujuan
ketesediaan buku di perpustakaan tidaklah memadai. untuk mempermudah siswa mencari bahan referensi.
Pihak sekolah tidak memanfaatkan perkembangan IPTEK Sebagian sekolah di Indonesia sudah menerapkan
untuk dipergunakan sebagai sumber belajar yang up to Kurikulum 2013 sehingga terjadi pergeseran sistem
date. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Siti pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Dalam proses
Rokhayati (2013/ 2014) dengan judul, Pengaruh pembelajaran siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar, mencari informasi dari berbagai sumber, sehingga
Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu dan Ayah Terhadap pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan beragam.
Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sedangkan posisi guru menjadi fasilitator dan motivator
Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014. Menunjukan hasil dalam proses pembelajaran. Dalam Permendikbud No. 60
bahwa internet mempunyai pengaruh terhadap prestasi Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
belajar siswa dengan pengawasan dari orang tua di Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan menjelaskan
rumah. bahwa dalam mata pelajaran PPKn dalam proses
Dilanjutkan dengan penelitian oleh Veronika pembelajaran pendekatan yang digunakan adalah
Kurniawati (2012/ 2013) dengan judul Perilaku pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan
Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar pada Mata (scientific approach).
Pelajaran Sosiologi di SMA (Studi Kasus Guru Sosiologi Mata pelajaran PPKn adalah mata pelajaran yang
SMA di Surakarta). Dengan hasil menunjukan bahwa memiliki tujuan untuk membentuk peserta didik menjadi
intensitas seorang guru dalam memanfaatkan internet warga negara yang baik. Dalam mata pelajaran PPKn
sebagai sumber belajar berbeda-beda. Penggunaan siswa dituntut untuk dapat mengkritisi berbagai kejadian
internet sebagai sumber belajar membuat siswa menjadi atau berbagai fakta yang telah terjadi di masyarakat. Pada
berfikir lebih kritas dan proses pembelajaran di kelas materi Hak Asasi Manusia (HAM) siswa dituntut untuk
menjadi lebih hidup. Dengan demikian dapat diketahui dapat mengidentifikasi dan menganalisis berbagai kasus
bahwa penggunaan internet sanagat membantu proses pelanggaran HAM yang sudah atau yang sedang terjadi.
pembelajaran di kelas. Pada materi ini siswa juga mempelajari berbagai jenis
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Maharani pelanggaran HAM, penyebab terjadinya pelanggaran
(2014/ 2015) dengan judul, Pengaruh Pemanfaatan HAM serta bagaimana upaya menegakan HAM. Pada
Sumber Belajar terhadap Hasil Belajar Akutanssi di materi ini siswa dituntut untuk lebih aktif mengumpulkan
SMKN 3 Pontianak menunjukan bahwa pemanfaatan berbagai informasi dari sumber belajar yang telah
sumber belajar seperti buku dan internet berpengaruh tersedia.
terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan Menurut teori konstruktivisme yang dikemukakan
nilai yang didapatkan siswa di atas rata- rata ketuntasan oleh Vygotsky terdapat dua tingkat perkembangan
dalam mata pelajaran yang berkaitan dengan akuntansi. kemampuan seseorang, yaitu tingkat perkembangan
Dilanjutkan dengan penelitian yang dilakukan oleh aktual dan tingkat perkembangan potensial. Pada saat
Ahmad Sultoni. (2011/2012) dengan judul, Pengaruh seseorang dapat menyelesaikan masalah secara mandiri
Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Sejarah tanpa bantuan orang lain (kemampuan intramental),
terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA tingkat perkembangan ini disebut sebgai tingkat
Negeri I Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun perkembangan aktual. Pada saat seseorang
pelajaran 2011/ 2012 menunjukan hasil bahwa internet menyelesaikan masalah dengan bantuan orang lain
sebagai sumber belajar dapat meningkatkan prestasi seperti teman sebaya atau orang dewasa (kemampuan
belajar siswa, ditunjukan dengan siswa lebih aktif intermental), tingkat kemampuan ini disebut sebagai
bertanya dan semangat dalam proses pembelajaran. tingkat perkembangan faktual. Diantara tingkat
Dalam penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 12 perkembangan aktual dan faktual terdapat sebuah jarak
Surabaya bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh yang disebut dengan Zona of Proximal Development
internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran (ZPD). Dalam ZPD peran guru adalah sebagai scaffolder
PPKn terhadap prestasi belajar siswa kelas XI. Dalam yang memberikan dukungan bagi siswa.
penelitian ini memiliki hipotesis ada atau tidak adanya
pengaruh internet sebagai sumber belajar pada mata

641
Seiring berkembangnya zaman, teknologi juga mengenai situasi atau kejadian dalam suatu penelitian.
mengalami kemajuan. Salah satu produk dari hasil Data diperoleh melalui angket. Penelitian ini bertujuan
pkemajuan teknologi adalah internet. Internet dapat untuk mendeksripsikan pemanfaatan internet sebagai
dikatakan sebagai perpustakaan dunia, karena berbagai sumber belajar pada mata pelajaran PPKn materi Hak
informasi dapat diakses melalui internet tanpa terbatas Asasi Manusia (HAM) bagi siswa kelas XI di SMK
oleh ruang, jarak dan waktu. Selain sebagai sumber Neegeri 12 Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
informasi internet juga dapat dijadikan sebagai sumber
SMK Negeri 12 Surabaya tahun pelajaran 2015/ 2016
belajar. Dalam mata pelajaran PPKn siswa dituntut untuk yang berjumlah 500 siswa. Pemilihan populasi pada kelas
dapat mengkritisi berbagai kejadian atau berbagai fakta XI karena pada observasi awal, di Lembar Kerja Siswa
yang telah terjadi di masyarakat. Informasi yang aktual (LKS) mata pelajaran PPKn kelas XI dituntut untuk lebih
dan faktual ini dapat diperoleh melalui internet yang menggunakan internet sebagai sumber belajar dalam
dapat menggambarkan realitas kehidupan sosial seperti meng
kehidupan politik, sosial, budaya, hak asasi manusia yang Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk
mengambil sampel adalah random sampling, karena
selalu dijadikan topik pembicaraan dalam kehidupan
dalam pengambilan sampel setiap siswa kelas XI SMK
sehari-hari. Negeri 12 Surabaya memiliki kesempatan yang sama
Dalam kurikulum 2013 pendekatan yang digunakan untuk menjadi anggota sampel penelitian. Sedangkan
dalam proses pembelajaran adalah pendekatan untuk penentuan sample yaitu 500 siswa kelas XI SMK
pembelajaran berbasis proses keilmuan (scientific Negeri 12 Surabaya. Dengan jumlah 500 sampel yang
approach). Pada mata pelajaran PPKn dengan materi digunakan menggunakan rumus Rumus Slovin dalam
HAM siswa dapat memanfaatnkan internet sebagai Riduwan (2005: 65) :
n= N
sumber belajar untuk mencari berbagai informasi
1 + Ne²
berbagai jenis pelanggaran HAM, penyebab terjadinya Dimana,
pelanggaran HAM serta bagaimana upaya menegakan n : jumlah sampel
HAM. Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar tidak N : jumlah
lepas dari peran guru untuk membimbing dan mengawasi populasi
siswa. e : batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Sehingga di peroleh :
500 = 222
METODE 1+500(0,05)²
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan Jadi sampel yang digunakan adalah 222 sampel.
kuantitatif, karena penelitian ini bersifat mengidentifikasi
permasalahan yang ada dan hasil yang disajikan berupa Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah
angka-angka atau menggunakan statistik. Pendekatan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada mata
yang dilakukan berangkat dari suatu kerangka teori, pelajaran PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM).
gagasan para ahli, maupun pemahaman penelitian Untuk mengumpulkan data dari variabel tersebut,
berdasarkan pengalaman sebelumnya yaitu kegiatan instrumen yang digunakan adalah angket.
Program Pengelolaan Pembelajaran (PPP) selama satu Definisi Operasional Variabel dari penelitian ini adalah :
bulan di SMK Negeri 12 Surabaya, kemudian Internet sebagai Sumber Belajar pada Mata Pelajaran
dikembangkan dan diuji untuk mendapatkan pembenaran PPKn Materi Hak Asasi Manusia (HAM)
(verifikasi) atau penolakan dalam bentuk dukungan data Internet merupakan saluran komunikasi yang
empiris dilapangan yang kemudian diolah dalam bentuk terdapat pada jaringan luas di komputer sebagai sumber
angka. informasi dalam bentuk media elektronik. Informasi ini
Rancangan penelitian adalah rencana dan struktur dapat diakses dimanapun dan kapanpun tanpa harus
penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga berkeliling dunia. Sedangkan sumber belajar adalah
penelitian yang dilakukan dapat memperoleh jawaban berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang
dari pertanyaan-pertanyaan penelitianya. Jenis desain
penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa
Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan suatu dalam belajar baik secara terpisah maupun secara
rancangan penelitian yang menggambarkan atau terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam
melukiskan suatu keadaan tertentu secara terperinci dan mencapai tujuan belajarnya.. Internet termasuk ke dalam
dianalisis secara statistik (Sugiyono, 2013:279). Data sumber belajar bahan/ material, karena untuk mengakses
yang diperoleh melalui angket sebagai salah satu teknik internet diperlukan penggunaan alat seperti laptop atau
pengumpulan data kemudian diolah untuk mendapatkan
pun telepon seluler. Selain mencari informasi, melalui
hasil yang berupa angka-angka, prosentase, rasio, dll
dengan skala tertentu untuk memberikan gambaran internet dapat dilakukan aktivitas mendownload,
mengupload atau berbagi dokumen yang diinginkan.
Sehingga pesan dapat tersampaikan dan mempermudah
peserta didik guna tercapainya tujuan belajar yang Keterangan :
diinginkan. Rxy : koefisien korelasi antara x dan y
Mata pelajaran PPKn adalah mata pelajaran yang n : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
membentuk peserta didik menjadi manusia yang X : skor untuk butir ke-i
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan Y : skor total (dari subyek uji coba)
umum dan sederhana dari Pendidikan Pancasila dan Jika harga ruv < r tabel, maka korelasi tidak
Kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang signifikan sehingga item pertanyaan dikatakan tidak
baik (good citizen). Sehingga internet sebagai sumber valid. Sebaliknya, jika ruv > r tabel maka item petanyaan
belajar pada mata pelajaran PPKn adalah optimalisasi dinyatakan valid (Suharsimi Arikunto, 2006: 72).
internet sebagai sumber belajar untuk mencari berbagai Acuan penilaian validitas dari butir soal atau item adalah,
informasi ataupun isu-isu terkait dengan materi HAM dengan melihat r tabel. R tabel dengan besar sampel 222
dalam mata pelajaran PPKn melalui alat seperti laptop adalah 0, 318.
atau pun telepon seluler. Selain mencari informasi, Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas angket,
melalui internet dapat dilakukan aktivitas mendownload, diketahui bahwa terdapat 3 butir soal angket yang tidak
mengupload atau berbagi dokumen yang diinginkan. valid dan terdapat 32 butir soal angket yang valid. 3 butir
Sehingga pesan dapat tersampaikan dan mempermudah soal angket yang tidak valid tidak digunakan, sehingga 32
peserta didik guna tercapainya tujuan belajar yang butir soal angket yang digunakan.
diinginkan. Langkah kedua adalah uji reliabilitas angket
Reliabilitas menunjukan kepada konsistensi hasil
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini pengukuran dari uji validitas. Untuk mengukur
dilakukan dengan cara wawancara tidak terstruktur, reliabilitas skala atau kuosioner dapat digunakan rumus :
karena dalam penelitian tidak menggunakan pedoman N  xy   x y 
wawancara untuk pengumpulan data. Yang menjadi Rxy =
{N  x 2   x  }{N  y 2   y  }
2 2
pedoman wawancara hanya berupa pertanyaan garis
besarnya saja mengenai sarana dan prasarana sekolah, Keterangan :
jumlah siswa dan penggunaan sumber belajar dalam Rxy : koefisien korelasi antara x dan y
proses pembelajaran PPKn materi Hak Asasi Manusia n : cacah subyek yang dikenai instrumen
(HAM) di SMK Negeri 12 Surabaya. X : skor untuk nilai x. (item genap)
Kemudian dokumentasi foto dan Rencana Y : skor untuk nilai y. (item ganjil)
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari guru mata
pelajaran PPKn yang membahas materi Hak Asasi Setelah diperoleh nilai varian total kemudian dimasukan
Manusia (HAM) dan angket langsung dan tertutup. ke dalam rumus alpha yaitu :
Teknik pengumpulan data yang terakhir adalah r11 = 2. Rxy
angket. Angket digunakan untuk memperoleh data 1+ │rxy│
tentang internet sebagai sumber pembelajaran PPKn. Kemudian harga r11 yang diperoleh dibandingkan dengan
Angket yang digunakan adalah angket langsung dan kriteria penilaian reliabilitas.
tertutup sehingga responden tinggal memilih salah satu Acuan penilaian reliabilitas soal menurut Arifin (2009:
jawaban yang sudah disediakan karena alternatif jawaban 257) adalah:
yang diberikan sudah dtentukan dan terbatas. Hal ini 0,8 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
dilakukan untuk memperoleh data tentang pemanfaatan 0,6 – 0,799 : Tinggi (T)
internet sebagai sumber belajar pada PPKn materi Hak 0,4 – 0,599 : Cukup (C)
Asasi Manusia (HAM) di SMK Negeeri 12 Surabaya. 0,2 – 0,399 : Rendah (R)
Analisis data yang digunakan dalam penelitian 0,00 – 0,199 : Sangat Rendah (SR)
ini yang pertama adalah uji validitas angket. Validitas Hasil perhitungan menunjukan bahwa r11 sebesar 0,
adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa 78 maka reliabilitas soal angket adalah tinggi.
yang seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas item/butir. Validitas butir Kemudian langkah berikutnya dalah mengolah data
soal dan butir angket dihitung dengan menggunakan dengan melakukan penilaian presentase jawaban
rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson responden (dari angket) dengan rumus:
sebagai berikut: P= n x 100%
N  xy   x y  N
Rxy = Keterangan:
{N  x 2   x  }{N  y 2   y 
2 2
P : Hasil akhir dalam prosentase
}

643
n : Nilai yang diperoleh dari hasil terbesar di Jawa Timur. Merupakan gabungan dari SMK
angket N : Nilai maksimum Negeri 9 dan SMK Negeri 11. Pihak sekolah melengkapi
(Sugiyono, 2013:143) fasilitas sekolah dengan wifi. Fasilitas wifi digunakan
Melalui rumus tersebut, maka akan diketahui hasil oleh pihak sekolah sejak berdirinya SMK Negeri 12
jawaban dari setiap responden mengenai pemanfaatan Surabaya. Tujuan pihak sekolah memfasilitasi sekolah
internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran dengan fasilitas wifi untuk membantu optimalisasi
prestasi belajar siswa. Selain menyediakan ruang
PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM). Kemudian
laboratorium komputer, pihak sekolah juga mewajibkan
proses selanjutnya adalah menghitung nilai rata- rata para siswanya untuk memiliki laptop pribadi untuk
jawaban responden dari setiap subindikator dan keperluan praktek siswa dan dapat dimanfaatkan juga
mengkualifikasikannya ke dalam kriteria penilaian yang untuk mengakses internet sebagai sumber belajar dalam
telah ditetapkan. Kriteria terseebut dihitung dengan proses pembelajaran mengingat bahwa jumlah siswa
menggunakan rumus penentuan panjang kelas interval yang banyak tidak sebanding dengan fasilitas komputer
menurut Arikunto (2006:246), sebagai berikut: yang disediakan oleh pihak sekolah.
Mata pelajaran PPKn adalah mata pelajaran yang
Panjang kelas interval = Xmax- Xmin
bertujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara
Jumlah Kriteria yang baik (good citizen). Sebagai warga negara yang baik
Keterangan : harus mamapu mengkritisi berbagai kejadian dan fakta
Xmax : skor tertinggi x jumlah sampel yang ada di masyarakat. Isu terkait permasalahan yang
Xmin : skor terendah x jumlah sampel ada di masyarakat dapat diperoleh memlalui internet.
Dari rumus tersebut diperoleh : Dalam mata pelajaran PPKn guru memberikan izin
Panjang kelas interval = (4x 2222)- (1x 222) kepada siswa untuk menggunakan internet sebagai
sumber belajar. Tujuan guru PPKn mengizinkan siswa
5
untuk mengakses internet sebagai sumber belajar adalah
= 888- 222 untuk mempermudah siswa dalam mengakses berbagai
5 informasi terkait materi pembelajaran. Selain itu siswa
= 133, 2 lebih bersemangat karena dapat memanfaatkan
dibulatkan menjadi 133 perkembangan teknologi yang ada.
Diketahui panjang kelas interval sebesar 133. Dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar
pada mata pelajaran PPKn, guru mengizinkan siswa
Setelah dikethui panjang kelas interal proses selanjutnya
untuk menggunakan laptop atau smart phone untuk
adalah menetukan kriteria penilaian. Berikut kriteria mengakses internet. Pada mata pelajaran PPKn tidak
penilaian yang suda ditetapkan : semua sumber belajar yang digunakan adalah internet,
karena tidak semua Lembar Kerja Siswa (LKS) menuntut
Tabel 1 siswa menggunakan internet sebagai sumber belajar.
Kriteria Penilaian Dalam penggunaan internet sebagai sumber belajar pada
Skor Kriteria amata pelajaran PPKn tidak terlepas dari peran guru
PPKn sebagai fasilitator dan motivator, karena dalam
757- 891 Sangat Baik
pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada mata
624- 757 Baik pelajaran PPKn haruslah dengan bimbingan dan
490- 623 Cukup Baik pengawasan oleh guru PPKn. Bimbingan yang dilakukan
356- 489 Tidak Baik berupa pemilihan situs yang akan digunakan sebagai
222- 355 Sangat Tidak Baik sumber belajar, sedangkan bentu pengawasan berupa
Data diolah berdasarkan rumus panjang kelas interval menurut teguran apabila ada siswa yang mengkases situs hiburan
Arikunto. adan sosisal media atau bermain saat menggunakan
internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
PPKn.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan tahap penelitian yang meliputi
Deskripsi Hasil Penelitian
penyebaran angket, maka untuk langkah selanjutnya
Internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
PPKn adalah optimalisasi internet sebagai sumber belajar pendeskripsian data, yaitu gambaran dari semua data
untuk mencari berbagai informasi ataupun isu-isu terkait yang diperoleh dari hasil penelitian. Kemudian data yang
dengan materi yang dibahas dalam mata pelajaran PPKn disajikan dalam penelitian ini adalah hasil dari
melalui alat seperti laptop atau pun telepon seluler. Selain penyebaran angket dengan pemanfaatan internet sebagai
mencari informasi, melalui internet dapat dilakukan sumber belajar pada mata pelajaran PPKn materi Hak
aktivitas mendownload, mengupload atau berbagi Asasi Manusia (HAM) bagi siswa kelas XI di SMK
dokumen yang diinginkan. Sehingga pesan dapat
Negeri 12 Surabaya.
tersampaikan dan mempermudah peserta didik guna
tercapainya tujuan belajar yang diinginkan. Angket pemanfaatan internet sebagai sumber
SMK Negeri 12 Surabaya merupakan sekolah seni belajar pada mata pelajaran PPKn materi Hak Asasi
Manusia (HAM) bagi siswa kelas XI di SMK Negeri 12
Surabaya terdapat dua indikator yang memiliki beberapa Pada subindikator menambah wawasan dan
subindikator di dalamnya. Indikator pertama adalah keterampilan menganalisis dalam mata pelajaran PPKn
bentuk pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada memiliki kategori baik dengan skor rata- rata setiap item
mata pelajaran PPKn dengan subindikator penelusuran pernyataan 748, 25. Skor tertinggi pada subindikator
menambah wawasan dan keterampilan menganalisis
dan pencarian bahan pustaka dalam mata pelajaran PPKn,
dalam mata pelajaran PPKn terdapat pada item
memberikan kemudahan untuk mengakses materi terkait pernyataan dengan wawasan dan keterampilan anda
pembelajaran PPKn, menambah wawasan dan bertambah saat menggunakan internet sebagai sumber
keterampilan menganalisis dari berbagai sumber di belajar pada mata pelajaran PPKn dengan presentase 56,
internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran 3% siswa sangat setuju, 42, 34% siswa setuju, 1, 35%
PPKn, mencari berbagai informasi untuk mengerjakan siswa tidak setuju dan 0% siswa sangat tidak setuju. Skor
terendah terdapat pada item pernyataan informasi yang
tugas PPKn, berbagi materi terkait mata pelajaran PPKn
anda peroleh dari internet membuat anda semakin aktif
dengan siswa lainnya. bertanya dan berpendapat dalam proses pembelajaran
Pada indikator kedua yaitu, proses pembelajaran PPKn dengan presentase 29, 72% siswa sangat setuju, 69,
PPKn dengan menggunakan internet sebagai sumber 36% siswa setuju, 0, 45% siswa tidak setuju dan 0, 45%
belajar subindikatornya adalah ketepatan fungsi internet siswa sangat tidak setuju.
sebagai sumber belajar pada mata pelajaran PPKn, Pada subindikator mencari berbagai informasi untuk
.Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan internet mengerjakan tugas PPKn memiliki kategori baik dengan
skor rata- rata setiap item pernyataan 739. Skor tertinggi
sebagai sumber belajar, bentuk pengawasan dan
pada subindikator mencari berbagai informasi untuk
bimbingan guru terhadap siswa dalam menggunakan mengerjakan tugas PPKn terdapat pada item pernyataan
internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran dengan Internet sebagai sumber belajar pada mata
PPKn. pelajaran PPKn membantu anda mngerjakan tugas
Pada subindikator penelusuran dan pencarian sekolah dengan tepat waktu dengan presentase 47, 29%
bahan pustaka dalam mata pelajaran PPKn memiliki siswa sangat setuju, 50, 45% siswa setuju, 1, 8% siswa
kategori yang baik dengan skor rata- rata dari setiap item tidak setuju dan 0, 45% siswa sangat tidak setuju. Skor
terendah terdapat pada item pernyataan Informasi yang
pernyataan 739, 75. Skor tertinggi pada subindikator
anda peroleh dari internet sebagai sumber belajar pada
penelusuran dan pencarian bahan pustaka dalam mata mata pelajaran PPKn tidak akurat dengan presentase 0,
pelajaran PPKn terdapat pada item pernyataan tujuan 45% siswa sangat setuju, 2, 7% siswa setuju, 76, 57%
anda menggunakan internet sebagai sumber belajar pada siswa tidak setuju dan 20, 27% siswa sangat tidak setuju.
mata pelajaran PPKn untuk mendapatkan berbagai Pada subindikator berbagi materi terkait mata
informasi secara cepat dengan presentase 56, 3% siswa pelajaran PPKn dengan siswa lainnya memiliki kategori
sangat setuju, 43,69% siswa setuju, 0% siswa tidak setuju baik dengan skor rata- rata setiap item pernyataan 720.
Skor tertinggi pada subindikator berbagi materi terkait
dan 0% siswa sangat tidak setuju. Skor terendah terdapat
mata pelajaran PPKn dengan siswa lainnya terdapat pada
pada item pernyataan informasi yang anda peroleh dari item pernyataan Anda dapat dengan mudah berbagi
internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran materi dengan teman terkait tugas yang diberikan oleh
PPKn tidak dapat menyajikan topik yang lebih guru PPKn dengan presentase 32, 43% siswa sangat
mendalamdengan presentase 0% siswa sangat setuju, 3, setuju, 64, 86% siswa setuju, 2, 7% siswa tidak setuju
15% siswa setuju, 76, 57% siswa tidak setuju dan 20, dan 0% siswa sangat tidak setuju. Skor terendah terdapat
27% siswa sangat tidak setuju. pada item pernyataan melalui internet anda tidak dapat
berdiskusi dengan teman- teman mengenai materi dalam
Pada subindikator memberikan kemudahan
mata pelajaran PPKn dengan presentase 0, 9% siswa
untuk mengakses materi terkait pembelajaran PPKn
sangat setuju, 3, 6% siswa setuju, 72, 97% siswa tidak
memiliki kategori baik dengan skor rata- rata dari setiap
setuju dan 22, 52% siswa sangat tidak setuju.
item pernyataan 737. Skor tertinggi pada subindikator
Setelah diketahui deskripsi dari setiap
memberikan kemudahan untuk mengakses materi terkait
pembelajaran PPKn terdapat pada item pernyataan subindikator pada indikator bentuk pemanfaatan internet
dengan menggunakan internet anda lebih mudah sebagai sumber belajar pada mata pelajaran PPKn
mengerjakan tugas dari guru mata pelajaran PPKn memiliki kategori baik dengan rata- rata skor setiap
dengan presentase 50, 9% siswa sangat setuju, 47, 29% subindikator adalah 736, 8. Bentuk pemanfaatan internet
siswa setuju, 1, 8% siswa tidak setuju dan 0% siswa sebagai sumber belajar pada mata pelajaran PPKn
sangat tidak setuju. Skor terendah terdapat pada item dideskripsikan pada tabel setiap subindikator sebagai
pernyataan Kemudahan internet dalam memperoleh
berikut :
informasi membuat anda menjadi pasif dalam proses
pembelajaran PPKn dengan presentase 1, 8% siswa
sangat setuju, 3, 15% siswa setuju, 64, 86% siswa tidak
setuju dan 30, 18% siswa sangat tidak setuju.

645
Tabel 2 internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
Bentuk Pemanfaatan Internet sebagai Sumber PPKn membantu anda mngerjakan tugas sekolah dengan
Belajar pada Mata Pelajaran PPKn tepat waktu.dengan presentase 47, 29% siswa sangat
No Subindikator Skor setuju, 50, 45% siswa setuju, 1, 8% siswa tidak setuju
1. Penelusuran dan pencarian 739.75 dan 0, 45% siswa sangat tidak setuju. Skor terendah
bahan pustaka dalam mata terdapat pada item pernyataan melalui internet sebagai
pelajaran PPKn. sumber belajar pada mata pelajaran PPKn anda dapat
2. Memberikan kemudahan 737 menemukan berbagai ilustrasi dan isu- isu terkait
untuk mengakses materi permasalahan di masyaraka dengan presentase 39, 18%
terkait pembelajaran PPKn. siswa sangat setuju, 59, 45% siswa setuju, 0, 45% siswa
3. Menambah wawasan dan 748.25 tidak setuju dan 0, 9% siswa sangat tidak setuju.
keterampilan menganalisis Pada subindikator pelaksanaan pembelajaran
dari berbagai sumber di dengan menggunakan internet sebagai sumber belajar
internet sebagai sumber memiliki kategori baik dengan skor rata- rata dari setiap
belajar pada mata pelajaran item pernyataan 720, 25. Skor tertinggi pada subindikator
PPKn. pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan internet
4. Mencari berbagai informasi 739 sebagai sumber belajar terdapat pada item pernyataan
untuk mengerjakan tugas guru mengizinkan anda mengakses internet sebagai
PPKn. sumber belajar pada mata pelajaran PPKn melalui smart
5. Berbagi materi terkait mata 720 phone atau laptop dengan presentase 38, 73% siswa
pelajaran PPKn dengan sangat setuju, 57, 2% siswa setuju, 4, 05% siswa tidak
siswa lainnya. setuju dan 0% siswa sangat tidak setuju. Skor terendah
Rata- Rata 736.8 terdapat pada item pernyataan guru tidak menggunakan
Keterangan Baik internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
PPKn secara optimal dengan presentase 18, 46% siswa
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa pada sangat setuju, 74, 32% siswa setuju, 6, 3% siswa tidak
indikator bentuk pemanfaatan internet sebagai sumber setuju dan 0, 9% siswa sangat tidak setuju.
Pada subindikator bentuk pengawasan dan
belajar pada mata pelajaran PPKn skor tertinggi terletak
bimbingan guru terhadap siswa dalam menggunakan
pada subindikator menambah wawasan dan keterampilan internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
menganalisis dari berbagai sumber di internet sebagai PPKn memiliki kategori baik dengan skor rata- rata sdari
sumber belajar pada mata pelajaran PPKn dengan skor setiap item pernyataan 745, 75. Skor tertinggi pada
rata- rata setiap item soal 748, 5. Sedangkan skor subindikator bentuk pengawasan dan bimbingan guru
terendah terdapat pada subindikator berbagi materi terkait terhadap siswa dalam menggunakan internet sebagai
mata pelajaran PPKn dengan siswa lainnya dengan skor sumber belajar pada mata pelajaran PPKn terdapat pada
item pernyataan guru selalu menegur anda saat
rata- rata setiap item soal 720.
menggunakan internet untuk bermain- main saat
Pada subindikator ketepatan fungsi internet pembelajaran PPKn berlangsung dengan presentase 53,
sebagai sumber belajar pada mata pelajaran PPKn 15% siswa sangat setuju, 44, 59% siswa setuju, 1, 8%
memiliki kategori baik dengan skor rata rata dari setiap siswa tidak setuju dan 0, 45% siswa sangat tidak setuju.
item pernyataan 754, 25. Skor tertinggi pada subindikator Skor terendah terdapat pada item pernyataan dalam
ketepatan fungsi internet sebagai sumber belajar pada menggunakan internet sebagai sumber belajar pada mata
mata pelajaran PPKn terdapat pada item pernyataan pelajaran PPKn, guru selalu membimbing anda dalam
internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran pemilihan situs dengan presentase 24, 32% siswa sangat
PPKn membantu anda mngerjakan tugas sekolah dengan setuju, 71, 62% siswa setuju, 2, 7% siswa tidak setuju
tepat waktu.dengan presentase 47, 29% siswa sangat dan 1, 35% siswa sangat tidak setuju.
setuju, 50, 45% siswa setuju, 1, 8% siswa tidak setuju Setelah diketahui deskripsi dari setiap
dan 0, 45% siswa sangat tidak setuju. Skor terendah
subindikator pada indikator proses pembelajaran PPKn
terdapat pada item pernyataan melalui internet sebagai
sumber belajar pada mata pelajaran PPKn anda dapat dengan menggunakan internet sebagai sumber belajar
menemukan berbagai ilustrasi dan isu- isu terkait memiliki kategori baik dengan skor rata- rata setiap
permasalahan di masyaraka dengan presentase 39, 18% subindikator 740, 25. Proses pembelajaran PPKn dengan
siswa sangat setuju, 59, 45% siswa setuju, 0, 45% siswa menggunakan internet sebagai sumber belajar
tidak setuju dan 0, 9% siswa sangat tidak setuju. dideskripsikan pada tabel setiap subindikator sebagai
Pada subindikator ketepatan fungsi internet sebagai
berikut :
sumber belajar pada mata pelajaran PPKn memiliki
kategori baik dengan skor rata rata dari setiap item
pernyataan 754, 25. Skor tertinggi pada subindikator
ketepatan fungsi internet sebagai sumber belajar pada
mata pelajaran PPKn terdapat pada item pernyataan
Tabel 3 SMK Negeri 12 Surabaya memiliki kategori baik dengan
Proses Pembelajaran PPKn dengan Menggunakan skor rata- rata 754, 5. Skor tertinggi pada pemanfaatan
Internet sebagai Sumber Belajar internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
No Subindikator Skor PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM) bagi siswa kelas
1. Ketepatan fungsi internet 754.25 XI di SMK Negeri 12 Surabaya terdapat pada indikator
sebagai sumber belajar pada proses pembelajaran PPKn dengan menggunakan internet
mata pelajaran PPKn.
sebagai sumber belajar yaitu 740, 25. Sedangkan skor
2. Pelaksanaan pembelajaran 720.75
dengan menggunakan terendah terdapat pada indikator bentuk pemanfaatan
internet sebagai sumber internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
belajar. PPKn yaitu 736, 8.
3. Bentuk pengawasan dan 745.75 Pembahasan
bimbingan guru terhadap Seiring dengan berkembangnya zaman, dunia
siswa dalam menggunakan informasi, teknologi dan komunikasi juga mengalami
internet sebagai sumber kemajuan yang sangat pesat. Pesatnya perkembangan
belajar pada mata pelajaran teknologi informasi ini membawa dampak bagi
PPKn. kehidupan manusia, terutama dunia pendidikan. Dampak
Rata- Rata 740.25 positifnya terkait erat dengan peningkatan kualitas
Keterangan Baik kehidupan. Informasi begitu mudah diperoleh baik lewat
media massa, elektronik, maupun melalui jaringan
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pada indikator teknologi internet. Internet merupakan sebuah produk
proses pembelajaran PPKn dengan menggunakan internet yang dihasilkan dari kemajuan teknologi. Melalui internet
sebagai sumber belajar skor tertinggi terdapat pada berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia bisa
subindikator ketepatan fungsi internet sebagai sumber didapatkan tanpa mengenal batas ruang, jarak dan waktu.
Sehingga berbagai informasi ini dapat diperoleh
belajar pada mata pelajaran PPKn dengan skor rata- rata
dimanapun dan kapanpun sesuai kebutuhan.
pada setiap item soal 754, 42. Sedangkan skor terendah Dalam melakukan proses pembelajaran di kelas
terdpat pada subindikator Pelaksanaan pembelajaran guru harus mampu untuk memilih dan memilah sumber
dengan menggunakan internet sebagai sumber belajar belajar yang cocok digunakan dalam model pembelajaran
dengan skor rata- rata pada setiap item soal 720, 75. di kelas. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang
Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar untuk
mata pelajaran PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM) mempermudah peserta didik guna tercapainya tujuan
belajar atau kompetensi tertentu. Pemilihan sumber
bagi siswa kelas XI di SMK Negeri 12 Surabaya
belajar yang baik akan menentukan keberhasilan seorang
memiliki kategori baik dengan skor rata- rata pada setiap siswa dalam proses belajarnya. Keberhasialan seorang
indikator sebesar 754, 5. Gambaran pemanfaatan internet siswa dalam proses belajarnya tidak hanya dilihat dari
sebagai sumber belajar pada mata pelajaran PPKn materi outputnya saja, melainkan juga dilihat dari interkasi
Hak Asasi Manusia (HAM) bagi siswa kelas XI SMK siswa dengan sumber belajarnya yang membantu siswa
Negeri 12 Surabaya dapat dilihat dari deskripsi setiap untuk mempercepat pemahaman siswa dalam proses
indikator sebagai berikut : pembelajaran.
Penggunaan internet sebagai sumber belajar dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa, karena
Tabel 4 berbagai informasi dapat diperoleh siswa melalui
Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar pada internet. Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar
Mata Pelajaran PPKn dapat digunakan oleh peserta didik dalam memperoleh
No Subindikator Skor berbagai informasi dan ilmu pengetahuan. Sebagai
1. Bentuk pemanfaatan internet 736. 8 sumber informasi, penggunaan internet dapat
sebagai sumber belajar pada dimanfaatkan melalui penelusuran dan pencarian bahan
mata pelajaran PPKn. pustaka, berita- berita dari seluruh dunia yang tersedia
2. Proses pembelajaran PPKn 740. 25 tanpa mengenal batas ruang, jarak dan waktu. Internet
dengan menggunakan merupakan perpaduan antara teknologi informasi dan
internet sebagai sumber teknologi komunikasi, sehingga memiliki fungsi yang
belajar. cocok digunakan sebagai sumber belajar. Dalam
Rata- Rata 754.5 pemanfaatan internet sebagai sumber belajar
Keterangan Baik diperlukannya pengawasan dan arahan dari guru agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa pemanfaatan Penggunaan sumber belajar secara fungsional diharapkan
dapat membantu optimalisasi hasil belajar siswa.
internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
Esensi dari pemanfaatan internet sebagai sumber
PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM) bagi siswa belajar pada mata pelajaran PPKn adalah untuk
kelas XI di

647
membantu siswa dalam memahami dan mengerti materi Dalam proses pembelajaran PPKn materi Hak Asasi
yang dianggap abstrak oleh siswa agar dapat menjadi Manusia (HAM), siswa SMK Negeri 12 Surabaya
lebih konkret dengan pemahaman secara langsung. Hal diperbolehkan menggunakan smart phone atau laptop
lain yang dapat dijadikan pertimbangan mengenai untuk mengakses internet sebagai sumber belajar. Dalam
keefektifan internet sebagai sumber belajar pada mata pencarian informasi inilah siswa mengalami transisi di
pelajaran PPKn karena dalam proses belajar internet antara Zona of Proximal Development (ZPD). Tingkat
dapat membantu siswa dalam menentukan dan perkembangan kemempuan siswa terbagi menjadi dua,
menginterpretasi fakta- fakta sosial. Pengukuran untuk pada awalnya siswa menyelesaikan memecahkan
pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada mata permasalahnnya secara mandiri (kemampun intramental),
pelajaran PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM) tingkat perkembangan ini disebut dengan tingkat
terlihat pada hasil perhitungan angket. Terlihat dari skor perkembangan aktual. Tingkat selanjutnya adalah ketika
setiap siswa yang telah diolah dengan presentase seseorang menyelesaikan atau memecahkan masalah
kemudian dikategorikan dan menunjukan hasil bahwa dengan bimbingan orang dewasa atau bekerja sama
pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada mata dengan teman sebaya yang lebih kompeten (kemampuan
pelajaran PPKn di SMK Negeri 12 Surabaya memiliki intermental), tingkat perkembangan ini disebut tingkat
kategori baik. perkembangan potensial. Jarak antara tingkat
Lebih jelasnya gambaran tentang pemanfaatan perkembangan aktual dan tingkat perkembangan
internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran potensial disebut zona of Proximal Development (ZPD).
PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM) bagi siswa Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada
kelas XI SMK Negeri 12 Surabaya dapat disajikan secara mata pelajaran PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM)
grafis dengan diagram lingkaran sebagai berikut : bagi siswa kelas XI di SMK Negeri 12 Surabaya
termasuk pada tingkat perkembangan aktual. Karena
pemanfaatan internet sebagai sumber belajar
diperlukannya arahan dan pengawasan dari guru. Terlihat
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), untuk
melaksanakan kegiatan inti diperlukannya bimbingan dari
guru yang berperan sebagai scaffolder. Pada
memecahkan masalah dalam proeses pembelajaran siswa
juga membutuhkan bantuan dari sesama siswa melalui
kelompok diskusi yang sudah dibentuk bersama- sama.
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan
bimbingan guru dan interaksi dengan siswa lainnya
disebut sebagai kemampuan intermental.
Gambar 1 Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar pada Implikasi dari penelitian ini adalah internet sebagai
Mata Pelajaran PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM) bagi
Siswa Kelas XI SMK Negeri 12 Surabaya.
sumber belajar pada mata pelajaran PPKn materi Hak
Asasi Manusia (HAM) mempunyai manfaat yang baik
Berdasarkan gambar diagram 1 diketahui bahwa bagi siswa. Berbagai informasi dapat dengan mudah
dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada diakses melalui internet. Informasi yang aktual dan
mata pelajaran PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM) faktual mengenai HAM dapat diperoleh dengan mudah
bagi siswa kelas XI di SMK Negeri 12 Surabaya dilihat melalui internet. Selain berbagai informasi, berbagai fitur
dari bentuk pemanfaatan internet untuk penelusuran yang tersedia juga dapat dimanfaatkan peserta didik
bahan pustaka, memberi kemudahan untuk mengakses untuk berbagi informasi dengan siswa lainnya. Proses
materi, menambah wawasan, mencari berbagai informasi interaksi siswa dengan sumber belajarnya merupakan
dan berbagi materi dengan siswa lainnya. Sedangkan salah satu unsur untuk menentukan keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan internet dalam belajar. Pemilihan sumber belajar yang tepat dapat
sebagai sumber belajar dilihat dari ketepatan serta membantu siswa dalam mempermudah pemahaman siswa
proeses pelaksanaan yang di bimbing dan diawasi oleh tentang materi yang sedang dibahas. Keterbatasan dalam
guru mata pelajaran PPKn. penelitian ini yaitu, banyak sumber belajar yang
Menurut teori belajar konstruktivisme yang digunakan dalam model pembelajaran PPKn, tetapi
dikemukakan oleh Vygotsky menjelaskan bahwa dalam dalam penelitian ini hanya meneliti pemanfaatan internet
proses belajar siswa membangun sendiri pengetahuannya. sebagai sumber belajar pada mata pelajaran PPKn.
Perkembangan kemampuan seseorang dibedakan menjadi
dua, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat PENUTUP
perkembangan potensial. Tingkat perkembangan pada Simpulan
siswa yang terjadi pada penelitian ini termasuk kedalam Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
tingkat perkembangan potensial. Karena dalam bahwa pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada
penggunaan internet sebagai sumber belajar mata pelajaran PPKn materi Hak Asasi Manusia (HAM)
diperlukannya arahan dari guru dan melalui interaksi bagi siswa kelas XI di SMK Negeri 12 Surabaya sudah
dengan siswa lainnya dalam memperoleh atau baik hal tersebut terlihat dari deskripsi data yang
mengumpulkan informasi. menunjukan bahwa indikator bentuk pemanfaatan
internet sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
PPKn dengan perolehan skor 736, 8 dengan kategori baik Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014. Vol. 1,No.1,
dan indikator proses pembelajaran PPKn dengan 2014 (diunduh pada 20 Februari 2016)
menggunakan internet sebagai sumber belajar dengan
Rusman. 2012. Model- Model Pembelajaran. Jakarta:
perolehan skor 740, 25 dengan kategori baik.
Rajawali Pers.
Saran Sadiman, Arif Sukadi, dkk. 1989. Beberapa Aspek
Bagi sekolah, sebaiknya memperhatikan lagi apa yang Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT.
menjadi kebutuhan siswanya dalam belajar. Seperti Mediyatama Sarana Perkasa
kelengkapan sarana dan prasarana untuk meenunjang
kelangsungan proses belajar yang optimal. Bagi guru, Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kulitatif
dalam proses pembelajaran lebih memotivasi siswa agar Kuantitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta
lebih giat dalam proses pembelajaran dengan Sultoni, Ahmad. 2012. Pengaruh Pemanfaatan Internet
memanfaatkan kemudahan untuk memperoleh informasi sebagai Sumber Belajar Sejarah terhadap
yang diperoleh dari internet sebagai sumber belajar Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I
siswa. Bagi siswa, hendaknya mampu untuk Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran
memanfaatkan dan mengendalikan diri dalam 2011/2012. Vol. 1, No. 1, 2012 (diunduh pada 13
penggunaan internet secara positif sebagai sumber belajar Desember 2016)
agar dapat mengembangkan diri dan meningkatkan hasil
belajarnya. Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Pembelajaran
Konstruktivisme (Teori dan
Aplikasi
DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter).
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Bandung: Alfabeta.
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Warwanto, Joko. 2009. Pendidikan
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif mengembangkan Media Religionalitas-Gagasan, Isi dan
Pembelajaran. Jakarta: Referensi. Pelaksanaannya. Yogyakarta: Karisius

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Winarno dan Wijianto. 2010. Ilmu Kewarganegaraan
Bandung : Penerbit Alfabeta. Dalam Konteks Pendidikan
Kewarganegaraan (Ikn – Pkn). Surakarta :
Budiningsih, C Asri. 2005. Belajar dan UNS Press.
Pembelajaran.Jakarta: PT Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Kurniawati, Veronika. Perilaku Pemanfaatan Internet
sebagai Sumber Belajar pada Mata Pelajaran
Sosiologi di SMA (Studi Kasus Guru Sosiologi SMA
di Surakarta). Vol. 2, No.1, 2012 (diunduh pada
tanggal 20 Februari 2016)
Maharani. 2015. Pengaruh Pemanfaatan Sumber Belajar
terhadap Hasil Belajar Akutanssi di SMKN 3
Pontianak. Vol. 1, No. 1, 2015 (diunduh pada
tanggal 20 Februari 2016)
Marlina. 2014. Pengaruh Keterbatasan Sumber Belajar
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Lumar. Vol. 1,No.1, 2014 (diunduh pada
20 Februari 2016)

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya
Pardosi, Mico. 2004. Sistem Operasi Windows dan
Internet Secara Mudah dan Cepat. Surabaya: Inda.
Rokhayati, Siti. 2014. Pengaruh Pemanfaatan Internet
Sebagai Sumber Belajar, Bimbingan Orang
Tua Pihak Ibu Dan Ayah Terhadap Prestasi
Belajar Sosiologi Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1

649

Anda mungkin juga menyukai