Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 7 R-002

PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

1. Desi Wahyuningsari PMM2100142


2. Mila Karmelia A1A321042
3. Feni Annisa A1A321046
4. Nurul Quraini Aulia A1A321048
5. Gema Refira Nugraha A1A321056
6. Aulia Arma Putri A1A321010

Dosen Pengampu:
1. Dr. Drs. Akmal Sutja, M.Pd.
OM
SLIDESMANIA.C

2. Tohap Pandapotan Simaremare, M.Pd.


FAKTOR PENENTU
MORALITAS
OM
SLIDESMANIA.C
MORALITAS

Moralitas generasi muda akhir-akhir ini mengalami degradasi.


Kondisi yang demikian mengakibatkan bangsa Indonesia
dipandang sebelah mata oleh negara lain. Tidak sedikit orang
Indonesia yang merasa malu sebagai orang Indonesia. Pada
zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
berbudaya, santun, ramah, berkarakter kuat, serta memiliki sikap
gotong royong yang tinggi. Berbeda halnya dengan sekarang,
bangsa Indonesia dipandang sebagai bangsa yang lemah, tidak
berbudaya, latah, bodoh, serta mementingkan kepentingan pribadi
dan golongan.
OM
SLIDESMANIA.C
UNSUR MORALITAS

Unsur Moralitas (Abdullah & Leeden, 1986) yaitu sebagai berikut:


- Semangat disiplin. Disiplin meliputi tindakan yang konsisten dan perilaku yang dapat
diandalkan, menghormati norma-norma sosial, dan arti otoritas. Disiplin membebaskan kita dari
kebutuhan untuk merancang setiap solusi untuk setiap situasi dari awal. 
-Keterikatan pada kelompok sosial dan semangat altruisme. Moralitas merupakan kegiatan
sosial atau interpersonal. Tindakan mementingkan diri sendiri atau egois tidak pernah dianggap
sebagai moral. Kita adalah makhluk yang bermoral hanya karena kita adalah makhluk sosial.
Dengan demikian, moralitas mengharuskan kita terikat pada atau terhubung dengan kelompok.
-Otonomi atau penentuan nasib sendiri. Masyarakat merupakan otoritas tertinggi, tetapi
apakah akan mengikuti aturan masyarakat harus dipilih sendiri secara bebas. Perilaku yang
dikendalikan bukanlah perilaku yang baik, meskipun dua elemen pertama, yakni semangat
disiplin dan keterikatan pada kelompok sosial menekankan kualitas pemaksaan hubungan sosial
OM
SLIDESMANIA.C
FAKTOR PENENTU MORALITAS

Menurut Sumaryono (1995) terdapat 3 faktor penentu moralitas perbuatan


manusia, yaitu: motivasi, tujuan akhir dan lingkungan perbuatan. Perbuatan
manusia dikatakan baik apabila motivasi, tujuan akhir dan lingkungannya juga
baik. Apabila salah satu faktor penentu tersebut tidak baik, maka keseluruhan
perbuatan manusia menjadi tidak baik juga.
- Motivasi adalah suatu hal yang diinginkan oleh pelaku perbuatan dengan
maksud untuk mencapai sasaran yang hendak dituju.
-Tujuan akhir adalah diwujudkannya suatu perbuatan yang dikehendakinya
secara bebas. Moralitas perbuatan ada di dalam kehendak. Perbuatan terssbutlah
menjadi suatu objek perhatian kehendak, yang artinya perbuatan tersebut
memanglah dikehendaki oleh pelakunya.
- Lingkungan perbuatan adalah segala sesuatu yang jika dilihat secara
aksidental dapat mengelilingi atau dapat mewarnai suatu perbuatan – perbuatan
OM
SLIDESMANIA.C

tersebut. Di dalam lingkungan perbuatan terdiri dari manusia yang terlibat,


kuantitas dan kualitas perbuatan, cara, waktu, tempat dilakukannya suatu
perbuatan serta frekuensi suatu perbuatan tersebut.
PROSES PEMBENTUKAN MORALITAS

Menurut Gunarsa (2004), proses pembentukan perilaku moral pada seseorang


dapat dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut:
- Melalui pengajaran langsung atau melalui instruksi-instruksi.
Pembentukan perilaku moral disini melalui penanaman pengertian tentang apa
yang betul dan apa yang salah oleh orang tua atau beberapa orang yang ada di
sekitarnya. 
- Melalui identifikasi. Seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan orang
atau model, maka orang tersebut cenderung untuk mencontoh pola-pola
perilaku moral dari model tersebut. 
- Melalui proses coba dan salah. Seorang anak ataupun remaja belajar
mengembangkan perilaku moralnya dengan mencoba-coba suatu perilaku. Anak
atau remaja melihat apakah dengan ia berperilaku tertentu, lingkungan akan
OM
SLIDESMANIA.C

menerimanya atau menolaknya.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORALITAS

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi moralitas seseorang yaitu sebagai


berikut (Santrock, 2003):
a. Modeling, Seseorang yang dihadapkan pada model yang bertingkah laku
secara moral, mereka cenderung meniru tingkah laku model tersebut.
b. Situasional, Moral dan tingkah laku seseorang tergantung pada situasinya,
seperti faktor lingkungan dan kesenjangan antara pemikiran moral dan tindakan
moral.
c. Lingkungan, Seseorang diajarkan oleh lingkungannya mengenai bagaimana
ia harus bertingkah laku yang baik dan tingkah laku yang tidak baik atau salah.
Lingkungan ini dapat berarti orang tua, saudara, teman-teman, guru dan
sebagainya.
d. Diri, Landasan motivasional bagi perilaku moral berada pada tuntutan
OM
SLIDESMANIA.C

internal untuk perealisasian konsistensi diri secara psikologis.


THANK YOU
SLIDESMANIA.C
OM

Anda mungkin juga menyukai