UTS Review Jurnal
UTS Review Jurnal
Metodologi penelitian Pada penelitian ini, metode Jenis penelitian yang digunakan
yang digunakan yaitu studi literatur dalam penelitian ini adalah penelitian
(Matheson, Lacey, & Jesson, 2011) Eksperimen. Penelitian eksperimental
mengungkapkan bahwa studi literatur (experimental rasearch), yang
merupakan sebuah telaah atau sebuah bertujuan untuk meneliti pengaruh dari
kajian yang telah ditulis dan suatu perlakuan tertentu terhadap
memberikan berbagai informasi yang gejala suatu kelompok lain yang sama
bertujuan memberikan gambaran- tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
gambaran umum yang relevan terhadap
apa yang menjadi fokus perhatian
peneliti.
Hasil penelitian Pendidikan nilai merujuk pada Berdasarkan hasil analisis
pengajaran sosial, politik, budaya dan diskriptif (data pretest dan posttest),
nilai estetika, sementara itu pendidikan nilai karakter baik pada kelas
moral merujuk pada konsep keadilan eksperimen maupun pada kelas kontrol
yang lebih universal dalam tatanan menunjukan adanya perbedaan. Hasil
konteks sosial dan konteks politik pretest kelas eksperimen (yang belajar
(Veugelers & Vedder 2003). dengan menggunakan metode
Pendidikan karakter merupakan konsep klarifikasi nilai) menunjukan bahwa
yang lebih luas lagi dibandingkan nilai rerata (mean) karakter siswa
pendidikan moral, karena pendidikan adalah 88,16, sedangkan untuk kelas
karakter mengacu perilaku, sikap dan kontrol (yang belajar menggunakan
nilai yang telah melekat. Pendidikan metode konvensional) menunjukan
karakter diartikan sebagai suatu usaha bahwa nilai rerata (mean) karakter
yang secara sengaja membantu siswa adalah 87,09. Sedangkan untuk
seseorang agar dapat memahami, hasil posttest kelas eksperimen (yang
memperhatikan, dan melakukan nilai- belajar dengan menggunakan metode
nila etika yang ada di dalam kehidupan klarifikasi nilai) menunjukan bahwa
(Lickona, 1997). rerata (mean) karakter adalah 120,63,
Model VCT merupakan dan untuk kelas kontrol (yang belajar
metodologi.atau proses yang.mana menggunakan metode konvensional)
seseorang mampu untuk menjelajahi menunjukan bahwa nilai rerata (mean)
nilai.melalui perilaku, perasaan, ide, karakter adalah 109,16.
dan.pilihan yang dibuat secara.kontinu Bila dilihat dari besarnya nilai
yang diterapkan dalam kegiatan sehari- rerata data pretest dan posttest hasil
hari (Hall, 1973). Pendekatan VCT belajar dan karakter, maka dapat
merupakan strategi pengajaran yang disimpulkan bahwa ada peningkatan
digunakan dengan berfokus pada proses rerata skor untuk kedua nilai tersebut,
penggalian nilai yang memberikan kelas eksperimen lebih besar daripada
kesempatan kepada siswa guna peningkatan yang terjadi pada kelas
menjawab nilai yang dibentuk dan kontrol. Hal ini berarti penggunaan
dikembangkan dalam sistemnya sendiri metode klarifikasi nilai lebih efektif
(Barth, 1990). Model VCT membantu daripada menggunakan metode
dalam menjawab permasalahan dan konvensional.
mengembangkannya dalam sebuah Hasil dari analisis diskriptif
sistem nilai. Melalui klarifikasi nilai lebih diperjelas lagi dengan hasil
peserta didik diharapkan dapat memilih pengujian hipotesis. Hasil pengujian
suatu keputusan, mengkomunikasikan hipotesis pertama diperoleh thitung =
dengan mengungkapkan keyakinannya, 6,308. Pada taraf signifikansi 0,05 dan
memecahkan masalah dan memiliki df = 60, diperoleh nilai ttabel = 2,000.
pendirian yang kuat dalam mengambil Berarti thitung > ttabel (6,308 > 2,000).
suatu keputusan yang berdampak pada Dengan demikian menunjukkan adanya
internalisasi nilai-nilai yang diyakini perbedaan hasil belajar hasil metode
(Dewantoto & Sartono, 2019). Melalui klarifikasi nilai dengan metode
klarifikasi terhadap nilai, model VCT konvensional. Hasil penelitian ini
mampu mengembangkan keterampilan sejalan dengan penelitian Ajat Sudrajat
introspeksi diri dan pengambilan (2011) yang menyimpulkan bahwa
keputusan (decision making). metode VCT merupakan salah satu
Wijayanti (2013) metode yang cocok untuk
mengungkapkan bahwa pembelajaran meningkatkan sikap, nilai, dan
menggunakan model VCT di pelajaran kemandirian mahasiswa. Kecocokan ini
IPS keanekaragaman budaya Indonesia didasarkan pada tekniknya yang
dengan menggunakan metode melibatkan diri mahasiswa dalam
pembelajaran inkuiri, diskusi, menentukan nilai-nilai yang akan
cooperatif, analisis dilema, pemecahan diputuskan. Dengan demikian metode
masalah, presentasi, ceramah dan tanya klarifikasi nilai sejalan dengan
jawab mampu meningkatkan secara pendidikan karakter yang berupaya
efektif nilai saling menghormati, penanaman kecerdasan dalam berpikir,
menghargai dan mengakui budaya lain. penghayatan dalam bentuk sikap, dan
Klarifikasi nilai menekankan pada pengalaman dalam bentuk perilaku
pemilihan dan penentuan secara sesuai dengan nilai-nilai luhur yang
mandiri pada nilai dan sikap. Tahapan menjadi jati dirinya.
VCT yang terpenting ada ditahapan
ketiga, meskipun usaha yang diperlukan
supaya sampai pada proses tersebut
tidak cepat. Seyogianya penanaman
nilai karakter tidak mengandalkan pada
penanaman nilai karakter di lingkungan
kelas saja tapi juga diluar lingkungan
kelas. Pada hal ini lingkungan akan
berdampak pada kesadaran peserta
didik dalam menanamkan nilai pada
kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model VCT
mampu menunjukkan perilaku positif
seperti nilai taat beribadah, toleransi,
kepedulian, dan tanggung jawab baik
dalam mengerjakan tugas individu
maupun kelompok.