PENDAHULUAN
A. Pengertian Karakter
Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki
perbedaan yang signifikan.Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan
yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam
pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
1
hati tentang penulisan naskah emosional kita ketika kita sangat rentan,
lembek dan bergantung. Kita “ingat” hukuman emosional, penolakan,
pembandingan dengan orang lain ketika kita tidak berprestasi seperti
yang diharapkan.
4. Determinisme Lingkungan, pada dasarnya mengatakan bos kita
berbuat begitu kepada kita – atau pasangan kita, atau anak remaja
yang berkital itu, atau situasi ekonomi kita, atau kebijakan nasional.
Sesorang atau sesuatu di lingkungan kita betanggungjawab atas situasi
kita.
5. Metode, proses dan langkah pementukan karakter
6. Metoda Pembentukan Karakter
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengatakan : Akhlak atau karakter adalah suatu perbuatan yang dilakukan
oleh seseorang tanpa melalui proses pemikiran.
Sopan santun atau etiket adalah akhlak yang bersifat lahir. Ukuran
sopan santun terletak pada cara pandang suatu masyarakat. Oleh
karena itu cara pandang sopan-santun dan sikap suatu daerah
mungkin berbeda dengan cara pandang masyarakat yang lain.
Sopan santun diperlukan ketika sesorang berkomunikasi dengan
orang lain, dengan penekanan utama pertama kepada orang yang
4
lebih tua atau guru atau atasan, kedua kepada orang yang lebih
muda, anah buah, anak, murid, bawahan dan
sebagainya, ketiga kepada orang yang setingkat atau sebaya,
seusia atau setingkat status sosial.
5
Pada usia remaja kebersihan harus didukung oleh pengetahuan
empirik, misalnya melihat benda dan air kotor, tangan kotor dan
sebagainya dengan mikroskup sehingga bisa menyaksikan sendiri
kuman-kuman penyakit pada sesuatu yang kotor tersebut. Adapun
perilaku bersih pada masyarakat diwujudkan dengan pengaturan
yang bersistem, misalnya sistem pemeliharaan kebersihan umum
lengkap dengan sarana yang tesedia, sistem sanitasi, sistem
pembuangan limbah ditempat umum kemusian didukung dengan
peraturan yang menjamin kelangsungan hidup bersih dan tertib.
Singapura misalnya mengenakan denda sekitar lima ratus ribu
rupiah bagi orang yang hanya membuang puntung rokok secara
sembarangan.
3. Kejujuran
4. Disiplin.
6
kepribadian anak-anak pada umur perkembangannya. Ketika anak
masih kecil, pantang orang tua bebohong kepada anaknya, karena
kebohongan yang diarasakan oleh anak akan menimbulkan
kegelisahan serta merusak tatanan psikologi seorang anak.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Karakter merupakansebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu. Metoda pembentukan karakter
berkaitan langsung dengan tahapan perkembangannya. Tahapan tersebut
terbagi dalam tiga tahapan yaitu tahapan karakter lahiriyah (karakter anak-
anak), tahapan karakter berkesadaran (karakter remaja) dan tahapan
kontrol internal atas karakter (karakter dewasa).
B. SARAN
Kita sebagai warna Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
berkarakter. Dalam hal kecil saja kita lakukan, contohnya kebiasaan.
Kebiasaan kita dalam suatu tindakkan. Kita juga harus sopan dan jujur, hal
tersebut sudah menunjukkan bahwa kita sudah berkarakter. Pada intinya
kita harus melakukan karakter.