Seorang Bidan melakukan aborsi pada Sdri.N berumur 18 tahun,seorang
mahasiswi suatu universitas negeri semester 1. Bidan tersebut melakukan aborsi pada tanggal 24 september 2011 di BPS bidan tersebut. Namun aksi bidan tersebut diketahui oleh Tetangganya dan dilaporkan ke kantor polisi. Sebelum di jebloskan ke penjara bidan tersebut di Audit terlebih dahulu oleh Kemenkes dan kejaksaan. Dan pada tanggal 5 desember 2011 dilakukan sidang kasus aborsi di kantor kejaksaan. Moderator : Pada hari ini tanggal 5 desember 2011 akan dilaksanakan audit persidangan kasus aborsi oleh bidan T. Yang hadir dalam audit persidangan memberikan kesaksian dan keterangan adalah Bidan K, kelurga pasien, dan satu saksi. Yang akan memberikan tanggapan secara hukum adalah dua ahli kebidanan dari kemenkes, satu ahli hukum, dan satu anggota dari Lembaga swadaya masyarakat. Pertama tama kita akan mendengar kesaksian dari Bidan T terlebih dahulu, Bidan T dipersilahkan untuk maju kedepan.(Bidan T maju ke depan) Ahli hukum : Apakah benar ibu melakukan aborsi pada Sdri.N pada tanggal 24 september 2011 di BPS ibu sendiri? Bidan T : saya melakukan hal tersebut karena hasil pemeriksaan saya Sdri.N memiliki ketakutan pada janin yang akan tumbuh cacat. Ahli Hukum : jika berdasarkan hal itu apakah ibu tahu hukuman bagi orang yang melakukan aborsi? Bidan T : Ya saya tahu, tapi kan saya melakukannya bukan tanpa alasan medis. Ahli hukum : berdasarkan hukum undang undang negara Pasal 229 Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Jika sudah tahu resiko hukumnya kenapa masih melakukannya? Apakah ibu menantang resiko karena tergiur materi? Bidan T : saya...saya kasihan dengan Sdri.N yang takut kalau bayinya akan cacat, dan dia ketakutan sampai menangis kalau anaknya cacat bukan berdasarkan materi. Moderator : silahkan ibu dari ahli kebidanan dipersilahkan untuk memberikan pertanyaan. Ahli Kebidanan 1 : Sdri.N masih berumur 18 tahun tanpa suami, bisa diprediksi bahwa kehamilan pada Sdri.N adalah kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan.. Ahli Kebidanan 1 : kita sudah disumpah profesi untuk tidak membantu segala aktifitas yang mengacu pada pengguguran janin. Tidak ada bukti otentik dari Sdri.N ataupun ibu yang menunjukkan bahwa janin tersebut cacat atau bukti medis lainnya yang potensial. Bidan T : tapi bisa kita lihat secara simpatik kepada Sdri.N meski tanpa bukti Ahli kebidanan 1 :secara simpatik terhadap Sdri. N, tapi kenapa ibu tak punya simpatik untuk janin yang rapuh dan tidak bisa membela dirinya sendiri? Bidan T : ..ituu.. (diamm) Moderator : Selanjutnya yang akan bersaksi adalah keluarga pasien, dipersilahkan maju ke depan. Salah satu keluarga pasien yaitu ibu Sdri. N maju ke depan Ahli Hukum : benar ibu adalah ibu dari Sdri.N? Ibu Sdri.N : ya benar Ahli Hukum : ibu tahu sejak kapan anak ibu hamil ? dan apakah ada yang bertanggung jawab?dan bagaimana ibu mengetahui kehamilannya? Ibu Sdri.N : saya mengetahui bahwa anak saya hamil sejak umur kehamilannya satu minggu,saya menemukan test kehamilan di kamarnya, tidak ada yang bertanggung jawab pacarnya kabur ke luar jawa. Saya merasa marah dan takut akan segala orang bicarakan terhadap nama baik kami dan saya belum memberitahukan kepada ayahnya. Ahli Hukum : dan setelah itu ibu melakukan aborsi karena terpaksa?dari mana ibu mengetahui Bidan T? Ibu Sdri.N : iya saya membawa anak saya pada Bidan T, saya mengetahui Bidan T dari salah satu teman saya, katanya ada bidan di daerah desa yang dekat pegunungan ada yang bersedia melakukannya. Ahli Hukum : Berapa Upah yang ibu berikan pada Bidan T? Ibu Sdri.N : saya memberikan uang sekitar RP 1.500.000 Moderator : Selanjutnya akan dipanggil Sdri. N untuk memberi kesaksiannya. Ahli Hukum : Sdri.N kenapa anda melakukan aborsi? Sdri.N : Karena saya merasa malu atas perbuatan saya dan diri saya sendiri, saya takut mencemarkan nama buruk keluarga. Ahli Hukum : Padahal anda tahu bahwa aborsi itu melanggar hukum?pada Pasal 342 Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Sdri.N : ya saya tahu (menangis), saya menyesal atas apa yang saya lakukan. Moderator : selanjutnya saksi kedua dari tetangga Bidan T yaitu Bapak H, dipersilahkan maju kedepan untuk memberikan keterangan. Ahli hukum : bagaimana bapak melihat atau mendengar kejadian itu? ibu H : pertama saya kira ada pasien biasa yang mau periksa, rumah saya bersebelahan dari rumah Bidan T, kemudian saya akan mandi di wc belakang, tapi saya mendengar jeritan, kemudian saya memanggil beberapa warga untuk meminta bantuan, kami masuk ke rumah Bidan T, ternyata sedang dilakukan aborsi, kami kemudian memanggil lurah desa, setelah itu beberapa waktu kemudian di panggil polisi. Moderator : semua saksi telah dipanggil silahkan Bapak dan ibu dariu ahli kebidanan, ahli hukum dan dari LSM memberikan pendapatnya masing masing. Ahli Hukum : Bidan T terbukti bersalah dengan diancam dengan pasal 348 KUHP tentang pembunuhan. Hukuman itu masih diperberat lagi mengingat profesinya sebagai tenaga medis atau bidan. Selain itu, polisi juga menjeratnya dengan UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992. Sdri. N dan Ibu Sdri. N pasal Pasal 341 dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 343 sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana. Ahli Kebidanan : Bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan bidan. Maka dari itu tindakan Bidan T terbukti bersalah di mata profesi kebidanan.