PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan
kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
kebidanan.Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adalah
kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan.Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam
menjalankan tugasnya di suatu institusi mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah
disetujui oleh antar profesi dan merupakan daftar wewenang yang sudah tertulis.Bidan
sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus memberikan
pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk pembangunan dalam
negeri, salah satunya dalam aspek kesehatan.
2. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia. Karena pelayanan
bidan meliputi kesehatan reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin,masa hamil,
masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium dan menoupause serta
memantau tumbuh kembang balita serta anak pra sekolah.
3. Visi pembangunan kesehatan Indonesia sehat 2010 adalah derajat kesehatan yang
optimal dengan strategi: paradigma sehat, profesionlisme, JPKM dan desentralisasi.
B. Rumusan Masalah
Wewenang Bidan?
5. Mengetahui Apa saja Dasar hukum yang terkait dengan profesi bidan?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Pasal 1 UU Kesehatan No: 36 Th. 2009, dalam Ketentuan Umum, terdapat
pengertian pelayanan kesehatan yang lebih mengarahkan pada obyek pelayanan. Yaitu
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada jenis upaya, meliputi upaya peningkatan
(promotif) pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).
Dari beberapa pengertian tentang pelayanan kebidanan diatas maka dapat disimpulkan
pelayanan kebidanan adalah kegiatan membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau pasien,
oleh bidan, dalam upaya kesehatan (meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan) yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Sedangkan kata Legal sendiri berasal dari kata leggal (bahasa Belanda) yang artinya
adalah sah menurut undang-undang. Atau menurut kamus Bahasa Indonesia, legal diartikan
sesuai dengan undang-undang atau hukum.
a. UUD 1945
Amanat dan pesan mendasar dari UUD 1945 adalah upaya pembangunan nasional yaitu
pembangunan disegala bidang guna kepentingan, keselamatan, kebahagiaan, dan
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia secara terarah, terpadu dan berkesinambungan.
c. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia sepanjang siklus
kehidupan wanita.
Karena pelayanan bidan meliputi kesehatan wanita selama kurun kesehatan reproduksi
wanita, Sejak remaja, masa calon pengantin, masa hamil, masa persalinan, masa nifas,
periode interval, masa klimakterium dan menopouse serta memantau tumbuh kembang balita
serta anak pra sekolah.
d. Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia sehat 2010 adalah derajat kesehatan yang
optimal dengan strategi : paradigma sehat, profesionalisme, JPKM, dan desentralisasi.
1. Tenaga kesehatan sarjana yaitu dokter, dokter gigi, apoteker,sarjana lain dalam bidang
kesehatan.
2. Tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah misalnya asisten apoteker,
perawat, bidan.
D. Pelayanan Bidan Yang Terkait Dengan Aspek Hukum
2. SK Menkes no 125/IV/Kab/ BU/ 75 tentang susunan organisasi dan tata kerja DepKes
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan
dituntun dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa
manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua
tindakan yang dilakukannya. Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus
berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based. Akuntabiliti diperkuat dengan satu
landasan hukum yang mengatur batas-batas weweang profesi yang bersangkutan.
Dengan adanya kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan
mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan
sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
Supaya bidan mengetahui kewajiban otonomi dan mandiri yang sesuai dengan kewenangan
yang didasari oleh undang – undang kesehatan yang berlaku.
Misalnya mengumpulkan data – data dan mengidentifikasi masalah pasien pada kasus
tertentu.
Merencanakan asuhan yang akan diberikan pada pasien sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh pasien tersebut.
Misalnya membangun komunikasi yang baik antar tenaga kesehatan, dan menerapkan
keterampilan manajemen
Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan, mengidentifikasi perubahan yang terjadi
dan melakukan pendokumentasian.
4. Akreditasi
5. Sertifikasi
6. Registrasi
7. Uji Kompetensi
8. Lisensi
Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut::
KUHAP,dan KUHP,1981.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 585/Menkes/Per/IX/1989
Tentang Persetujuan Tindakan Medik.
Registrasi adalah sebuah proses di mana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan dirinya
pada suatu badan tertentu secara periodik guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk
melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh badan.
Tujuan umum registrasi adalah melindungi masyarakat dari mutu pelayanan profesi. Tujuan
khusus Registrasi adalah sebagai berikut :
Syarat Registrasi :
Berdasarkan Permenkes no.1796 tahun 2011 tentang Registrasi tenaga kesehatan. Diwajibkan
kepada seluruh tenaga kesehatan termasuk Bidan untuk memiliki surat izin/surat tanda
registrasi,.
Sesuai dengan BAB VI Ketentuan Peralihan, pasal 34 pada peraturan tersebut, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan :
1. Bidan yang sudah memiliki SIB (surat Izin Bidan) berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang ada, dinyatakan sudah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Bidan, sampai
masa berlakunya habis.
2. Bidan yang sudah memiliki SIB dan masa berlakunya habis paling lama 5 tahun setelah
berlakunya aturan ini, kepadanya dapat diberikan perpanjangan STR.
3. Bagi Bidan yang belum memiliki SIB/STR yang sudah lulus program pendidikan
sebelum tahun 2012, kepadanya dapat diberikan STR sesuai dengan peraturan ini.
PERSYARATAN STR :
1. FC ijazah yang sudah dilegalisir 2 lembar (D1 bidan atau D3 kebidanan atau S1
Kebidanan)
3. Surat permohonan penerbitan STR secara kolektif di tujukan ke ketua MTKI yang di
tandatangani ketua/kepala institusi. Tembusan ketua MTKP propinsi.
4. Softcopy dalam bentuk CD berisi daftar nama pemohon, nomor ijazah, Tempat tanggal
lahir. tanggal dan tahun lulus, asal institusi pendidikan
Pengertian lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau
yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah
teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Tujuan :
Dalam hal ini, seorang bidan harus mengetahui wewenang yang harus dilakukannya sesuai
dengan standar profesi yang dimiliki dan sesuai dengan undang – undang yang berlaku agar
dalam menjalankan profesinya tidak melakukan pelanggaran – pelanggaran.
Seorang profesi juga harus mengetahui apa – apa saja sarana dan prasana yang mesti dimiliki
dalam melakukan praktek profesi.
3) Meyakinkan klien
Dalam melakukan asuhan terhadap klien, seorang tenaga profesi harus bisa meyakinkan klien
tersebut terhadap asuhan yang telah kita berikan dan jelaskan.
Persyaratan :
Syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam mengajukan license praktik suatu profesi meliputi
:
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum kesehatan yang terkait dengan etika profesi dan pelanyanan kebidanan. Ada
keterkaitan atau daerah bersinggungan antara pelanyanan kebidanan, etika dan hukum atau
terdapat “grey area”.Sebagaimana di ketahui bahwa bidan merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan. Sebelum menginjak kehal – hal yang
lebih jauh, kita perlu memahami beberapa konsep dasar dibawah ini :
Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang diakui
Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di
Negara itu. Dia harus mampu memberikan supervise, asuhan dan memberikan nasehat yang
dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil , persalinan dan masa pasca persalinan,
memimpin persalianan atas tanggung jawab sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan
anak.
Pekerjaan itu termaksud pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua dan
meluas kedaerah tertentu dari ginekologi, KB dan asuhan anak, rumah perawatan,dan tempat
– tempat pelayanan lainnya (ICM 1990)
B. Saran
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi,keadaan
tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-
hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan kebidanan.
11
DAFTAR PUSTAKA