Anda di halaman 1dari 5

Skenario Tentang Pelanggaran Hukum Di Lingkup

Keperawatan Maternitas
Seorang Perawat spesialis maternitas bernama Fikoh melakukan aborsi pada Saudari fina
berumur 18 tahun,seorang mahasiswi suatu universitas negeri semester 1. Perawat tersebut
melakukan aborsi pada tanggal 1 Agustus 2015 di tempat praktek perawat tersebut. Namun aksi
perawat

tersebut

diketahui

oleh

Tetangganya

dan

dilaporkan

ke

kantor

polisi.

Sebelum di jebloskan ke penjara perawat tersebut di Audit terlebih dahulu oleh Kemenkes dan
kejaksaan.Dan pada tanggal 5 september 2015 dilakukan sidang kasus aborsi di kantor
kejaksaan.
Moderator (Diah)

: Pada hari ini tanggal 5 desember 2011 akan dilaksanakan audit


persidangan kasus aborsi oleh perawat Fikoh. Yang hadir dalam audit
persidangan memberikan kesaksian dan keterangan adalah Perawat Ita,
kelurga pasien, dan satu saksi. Yang akan memberikan tanggapan secara
hukum adalah dua ahli keperawatan dari kemenkes, satu ahli hukum, dan
satu anggota dari Lembaga swadaya masyarakat. Pertama tama kita akan
mendengar kesaksian dari Perawat Fikoh terlebih dahulu, Perawat Fikoh
dipersilahkan untuk maju kedepan.(Perawat Fikoh maju ke depan)

Ahli hukum ( Fattah): Apakah benar ibu melakukan aborsi pada Saudari Fina pada tanggal 1
Agustus 2015 di tempat praktik ibu sendiri?.
Perawat Fikoh

: Saya melakukan hal tersebut karena hasil pemeriksaan saya Sdri.N


memiliki ketakutan pada janin yang akan tumbuh cacat.

Ahli Hukum (Fattah)

:Jika berdasarkan hal itu apakah ibu tahu hukuman bagi orang yang
melakukan aborsi?

Perawat Fikoh

: Ya saya tahu, tapi kan saya melakukannya bukan tanpa alasan medis.

Ahli hukum

: Berdasarkan hukum undang undang negara Pasal 229 Barang siapa


dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya

diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena


pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun. Jika sudah tahu resiko hukumnya
kenapa masih melakukannya? Apakah ibu menantang resiko karena
tergiur materi?
Perawat Fikoh

: saya...saya kasihan dengan Saudara Fina yang takut kalau bayinya akan
cacat, dan dia ketakutan sampai menangis kalau anaknya cacat bukan
berdasarkan materi.

Moderator

:Silahkan ibu dari ahli keperawatan dipersilahkan untuk memberikan


pertanyaan.

Ahli Keperawatan 1

: Sdri.Fina masih berumur 18 tahun tanpa suami, bisa diprediksi bahwa


kehamilan pada Sdri. Fina adalah kehamilan yang tidak diinginkan atau
tidak direncanakan.

Ahli Keperawatan 2

: Umur kehamilan Sdri.Fina adalah 3 minggu 2 hari, sedangkan tidak ada


bukti bahwa Sdri.Fina melakukan pemeriksaan secara medik lainnya di
dokter obsgyn atau di rumah sakit, dan juga tidak disebutkan bahwa
perawat punya wewenang untuk melakukan aborsi di tempat praktiknya
harusnya dirujuk ke rumah sakit.

Ahli Keperawatan 1

:Kita sudah disumpah profesi untuk tidak membantu segala aktifitas


yang mengacu pada pengguguran janin. Tidak ada bukti otentik dari
Sdri.Fina ataupun ibu yang menunjukkan bahwa janin tersebut cacat atau
bukti medis lainnya yang potensial.

Perawat Fikoh

: Tapi bisa kita lihat secara simpatik kepada Sdri.Fina meski tanpa bukti

Ahli keperawatan 2

:Secara simpatik terhadap Sdri. Fina tapi kenapa ibu tak punya simpatik
untuk janin yang rapuh dan tidak bisa membela dirinya sendiri?

Perawat Fikoh

: ..ituu.. (diamm).

Moderator

: Selanjutnya yang akan bersaksi adalah keluarga pasien, dipersilahkan


maju ke depan.

Salah satu keluarga pasien yaitu ibu Sdri.Fina maju ke depan


Ahli Hukum

: Benar ibu adalah ibu dari Sdri.Fina?

Ibu Lina

:ya benar.

Ahli Hukum

: Ibu tahu sejak kapan anak ibu hamil ? dan apakah ada yang bertanggung
jawab?dan bagaimana ibu mengetahui kehamilannya?

Ibu Lina

:Saya mengetahui bahwa anak saya hamil sejak umur kehamilannya satu
minggu,saya menemukan test kehamilan di kamarnya, tidak ada yang
bertanggung jawab pacarnya kabur ke luar jawa. Saya merasa marah dan
takut akan segala orang bicarakan terhadap nama baik kami dan saya
belum memberitahukan kepada ayahnya.

Ahli Hukum

: Dan setelah itu ibu melakukan aborsi karena terpaksa?dari mana ibu
mengetahui Perawat Fikoh?

Ibu Lina

: Iya saya membawa anak saya pada Perawat Fikoh, saya mengetahui
Perawat Fikoh dari salah satu teman saya, katanya ada perawat di daerah
desa yang dekat pegunungan ada yang bersedia melakukannya.

Ahli Hukum

: Berapa Upah yang ibu berikan pada Perawat Fikoh?

Ibu Lina

:Saya memberikan uang sekitar RP 1.500.000

Moderator

:Selanjutnya akan dipanggil Sdri.Fina untuk memberi kesaksiannya.

Ahli Hukum

: Sdri.Fina kenapa anda melakukan aborsi?

Sdri.Fina

: Karena saya merasa malu atas perbuatan saya dan diri saya sendiri, saya
takut mencemarkan nama buruk keluarga.

Ahli Hukum

: Padahal anda tahu bahwa aborsi itu melanggar hukum?pada Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut

akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena
melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Sdri.Fina

: ya saya tahu (menangis), saya menyesal atas apa yang saya lakukan.

Moderator

: selanjutnya saksi kedua dari tetangga Perawat Fikoh yaitu Bapak Atma,
dipersilahkan maju kedepan untuk memberikan keterangan.

Ahli hukum
Bapak Atma

:Bagaimana bapak melihat atau mendengar kejadian itu?


: Pertama saya kira ada pasien biasa yang mau periksa, rumah saya
bersebelahan dari rumah Perawat Fikoh, kemudian saya akan mandi di
wc belakang, tapi saya mendengar jeritan ekstrim, kemudian saya
memanggil beberapa warga untuk meminta bantuan, kami masuk ke
rumah Perawat Fikoh, ternyata sedang dilakukan aborsi, kami kemudian
memanggil lurah desa, setelah itu beberapa waktu kemudian di panggil
polisi.

Moderator

:Semua saksi telah dipanggil silahkan Bapak dan ibu dariu ahli
keperawatan, ahli hukum dan dari LSM memberikan pendapatnya
masing masing.

LSM

: Saya berpendapat bahwa aborsi yang dilakukan oleh Perawat Fikoh


adalah mutlak tindakan melanggar hukum karena membunuh janin hidup
yang sebenarnya mempunyai hak untuk hidup sedari tumbuh. Dan ibu
Sdri. N dan Sdri. Fina terbukti bersalah melakukan aborsi atau
pengguguran janin sebagai salah satu sebagai pembunuhan atau
pembunuhan dengan rencana.

Ahli Hukum

: Perawat Fikoh terbukti bersalah dengan diancam dengan pasal 348


KUHP tentang pembunuhan. Hukuman itu masih diperberat lagi
mengingat profesinya sebagai tenaga medis atau perawat. Selain itu,
polisi juga menjeratnya dengan UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992.

Sdri. Fina dan Ibu Lina pasal Pasal 341 dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun. Pasal 343 sebagai pembunuhan atau pembunuhan
dengan rencana.
Ahli Keperawatan : Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan
profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan
perawat. Maka dari itu tindakan Perawat Fikoh terbukti bersalah di mata
profesi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai