Keperawatan Maternitas
Seorang Perawat spesialis maternitas bernama Fikoh melakukan aborsi pada Saudari fina
berumur 18 tahun,seorang mahasiswi suatu universitas negeri semester 1. Perawat tersebut
melakukan aborsi pada tanggal 1 Agustus 2015 di tempat praktek perawat tersebut. Namun aksi
perawat
tersebut
diketahui
oleh
Tetangganya
dan
dilaporkan
ke
kantor
polisi.
Sebelum di jebloskan ke penjara perawat tersebut di Audit terlebih dahulu oleh Kemenkes dan
kejaksaan.Dan pada tanggal 5 september 2015 dilakukan sidang kasus aborsi di kantor
kejaksaan.
Moderator (Diah)
Ahli hukum ( Fattah): Apakah benar ibu melakukan aborsi pada Saudari Fina pada tanggal 1
Agustus 2015 di tempat praktik ibu sendiri?.
Perawat Fikoh
:Jika berdasarkan hal itu apakah ibu tahu hukuman bagi orang yang
melakukan aborsi?
Perawat Fikoh
: Ya saya tahu, tapi kan saya melakukannya bukan tanpa alasan medis.
Ahli hukum
: saya...saya kasihan dengan Saudara Fina yang takut kalau bayinya akan
cacat, dan dia ketakutan sampai menangis kalau anaknya cacat bukan
berdasarkan materi.
Moderator
Ahli Keperawatan 1
Ahli Keperawatan 2
Ahli Keperawatan 1
Perawat Fikoh
: Tapi bisa kita lihat secara simpatik kepada Sdri.Fina meski tanpa bukti
Ahli keperawatan 2
:Secara simpatik terhadap Sdri. Fina tapi kenapa ibu tak punya simpatik
untuk janin yang rapuh dan tidak bisa membela dirinya sendiri?
Perawat Fikoh
: ..ituu.. (diamm).
Moderator
Ibu Lina
:ya benar.
Ahli Hukum
: Ibu tahu sejak kapan anak ibu hamil ? dan apakah ada yang bertanggung
jawab?dan bagaimana ibu mengetahui kehamilannya?
Ibu Lina
:Saya mengetahui bahwa anak saya hamil sejak umur kehamilannya satu
minggu,saya menemukan test kehamilan di kamarnya, tidak ada yang
bertanggung jawab pacarnya kabur ke luar jawa. Saya merasa marah dan
takut akan segala orang bicarakan terhadap nama baik kami dan saya
belum memberitahukan kepada ayahnya.
Ahli Hukum
: Dan setelah itu ibu melakukan aborsi karena terpaksa?dari mana ibu
mengetahui Perawat Fikoh?
Ibu Lina
: Iya saya membawa anak saya pada Perawat Fikoh, saya mengetahui
Perawat Fikoh dari salah satu teman saya, katanya ada perawat di daerah
desa yang dekat pegunungan ada yang bersedia melakukannya.
Ahli Hukum
Ibu Lina
Moderator
Ahli Hukum
Sdri.Fina
: Karena saya merasa malu atas perbuatan saya dan diri saya sendiri, saya
takut mencemarkan nama buruk keluarga.
Ahli Hukum
: Padahal anda tahu bahwa aborsi itu melanggar hukum?pada Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena
melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Sdri.Fina
: ya saya tahu (menangis), saya menyesal atas apa yang saya lakukan.
Moderator
: selanjutnya saksi kedua dari tetangga Perawat Fikoh yaitu Bapak Atma,
dipersilahkan maju kedepan untuk memberikan keterangan.
Ahli hukum
Bapak Atma
Moderator
:Semua saksi telah dipanggil silahkan Bapak dan ibu dariu ahli
keperawatan, ahli hukum dan dari LSM memberikan pendapatnya
masing masing.
LSM
Ahli Hukum
Sdri. Fina dan Ibu Lina pasal Pasal 341 dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun. Pasal 343 sebagai pembunuhan atau pembunuhan
dengan rencana.
Ahli Keperawatan : Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan
profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan
perawat. Maka dari itu tindakan Perawat Fikoh terbukti bersalah di mata
profesi keperawatan.