Anda di halaman 1dari 6

Sumber Jurnal 77-277-1-PB DONI MULIA PUTRA | 220402090019

Peneliti Zuldafrial
Judul Perkembangan Nilai, Moral, Sosial, dan Sikap Remaja
Tujuan Untuk memahami bahwasanya keterampilan bermoral
remaja sangat terbentuk dari kebiasaan dan nilai-nilai
yang teraplikasikan di sekitarnya, dengan demikian
dapat mengetahui cara menghadapi penyimpangan yang
dilakukan remaja sekaligus mengetahui aspek
pendukung baiknya nilai, moral, sosial, serta sikap
manusia di usia remaja.
Sampel /subyek Bersumber dari beberapa subjek dari penelitian yang di
lakukan oleh Dewey 1916, Piaget 1952, Vygotsky
1978, DeVries & Kohlberg 1990, Rogoff 1990, Gardner
1991, Kamii & Ewing 1996.
Hasil penelitian Dijelaskan mengenai apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap.
Nilai-nilai adalah patokan-patokan yang berlaku dalam
kehidupan masyarakat, misalnya adat kebiasaan dan
sopan santun (Sutikna,1988:50) sopan-santun, adat
kebiasaan, dan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila adalah nilai-nilai hidup yang menjadi
pegangan seluruh warga negara indonesia. Jadi, nilai
adalah ukuran baik-buruk, benar-salah, boleh-tidak
boleh, indah-tidak indah suatu prilaku atau pernyataan
yang berlaku dalam kehidupan suatu kelompok
masyarakat. Oleh kerna itu, nilai mendasari sikap dan
prilaku seseorang dalam kehidupan di masyarakat.
Moral berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
membedakan antara perbuatan yang benar dan yang
salah. Dengan demikian, moral juga mendasari dan
mengendalikan seseorang dalam bersikap dan
bertingkah laku. Dalam kaitannya dengan nilai, moral
merupakan kontrol dalam bersikapdan bertingkah laku
sesuai dengan nilai-nilai hidup yang di maksud.
Misalnya dalam pengamalan nilai tenggang rasa, dalam
prilakunya seseorang akan selalu memerhatiakn
perasaan orang lain, sehingga tidak berbuat sekhendak
hatinya. Nilai-nilai kehidupan menyangkut persoalan
baik dan buruk, sehingga berkaitan dengan moral.Setiap
manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya,
ia akan bergantung pada orang tua dan orang-orang
yang berada dilingkungannya hingga waktu tertentu.
Seiring denga berlalunya waktu dengan perkembangan
selanjutnya, seorang anak perlahan-lahan akan
melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang tua
atau orang lain disekitarnya dan belajar untuk mandiri.

Kesimpulan hasil penelitian Dalam usaha membentuk perilaku sebagai percerminan


nilai-nilai hidup tertentu, jelas bahwa factor lingkungan
memegang peranan penting. Di antara segala unsur
lingkungan sosial yang berpengaruh adalah manusia-
manusia yang langsung dikenal oleh seseorang sebagai
perwujudan dari nilai-nilai tertentu. Dalam hal ini
lingkungan sosial terdekat adalah orang tua dan guru
mereka.
Teori-teori lain yang non-psikoanalisis beranggapan
bahwa hubungan anak-orangtua bukan satusatunya
sarana pembentukan moral. Para sosiolog beranggapan
bahwa masyarakat mempunyai peranan penting dalam
pembentukan moral. Tingkah laku yang terkendali
disebabkan oleh adanya kontrol dari masyarakat itu
sendiri yang mempunyai sanksi-sanksi tersendiri buat
sipelanggar (Sarlito, 1992:2).

Sumber Jurnal International Conference of Psychology, KnE Social


Sciences, pages 97–108. DOI 10.18502/kss.v4i15.8194
Peneliti Sarah Emmanuel

Judul Planting Values through Character Education for Early


Childhood

Tujuan The important of palnting values to children during


their early time of life. Children are the most effective
way of age to create a grown up image, even it doesn’t
always as we expected as a result when they are in
teeanager or adult because of particular changes through
their life experience.

Sampel /subyek Children of PAUD. Children are 0-6 years.


Hasil penelitian Childhood is a period when children are not able to
develop their potential. They tend to enjoy playing at
the same time, want to win alone and often change the
rules of the game for their own sake. Thus, educational
efforts are needed to achieve optimization of all aspects
of development, both physical development and
psychological development. Children’s potential is very
important to be developed. These potentials include
cognitive, language, socio-emotional, physical abilities
and so on (Santrock, 2013).
Methods of instilling moral values in early childhood
-Playing Method is often become for early childhood,
because early childhood cannot be separated from the
world of play. Playing will make children able to
socialize with other people. Playing gives fun to
children, they can pour the imagination that is in their
minds freely through playing.
-Storytelling Method is a method aims to convey
messages or moral information that can increase
children’s knowledge about moral values that apply in
society. The stories that are given to children must be
appropriate for their age. Values that can be developed
in a story, including: humility, honesty, no arguing,
loving parents, always listening to parents’ advice, not
being rude and yelling at parents, we must instill
tolerance in ourselves. respectively, to help parents,
siblings, friends, neighbors and other people in need,
and there are many other values that can be developed.
-Method of Conversation has important meaning for
children’s development, because it can improve
communication skills with others. Constructed
conversations with children can provide many benefits,
including: providing information or knowledge,
teaching rules, values and norms that apply in society,
and behaviors that are acceptable to the social
environment, for example: when children meet people
older, educators teach to shaking hands with other
people, you must use your right hand.

Kesimpulan hasil penelitian 1.Cultivation of moral values must be carried out as


early as possible, since children are able to be invited to
communicate, planting of moral values must begin to be
implemented so that the values embodied can be
internalized in children and are able to help control their
behavior.
2.The implementation of the cultivation of moral values
must be adjusted to the stages of moral development in
the child. Parents and teachers must have a correct
understanding of the stages of moral development that
occur in their children, so that when people or teachers
want to instill moral values in children, they can be
adjusted to the stages of moral development that are
happening to the child, and aspects of the child’s moral
values. can develop optimally.
3.Character education is a process of character building
within children which is influenced by genetic factors
and the environment in which the child lives. Character
education aims to help the child in the process of
developing his personality to become a complete
person.

Sumber Jurnal Volume 6, Edisi 2, Desember 2017


Peneliti Eka Sapti Cahyaningrum, Sudaryanti, Nurtanio Agus
Purwanto

Judul Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini


Melalui Pembiasaan dan Keteladanan
Tujuan Mengetahui bentuk internalisasi nilai-nilai pendidikan
karakter anak usia dini melalui pembiasaan dan
keteladanan. Pendidikan karakter bagi anak usia dini
dimaksudkan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan
sebagai dasar untuk pengembangan pribadi selanjutnya.
Pendidikan karakter bagi anak usia dini adalah
membentuk mental dan karakter bangsa di masa yang
akan datang.

Sampel /subyek PAUD se-Kecamatan Ngemplak


Hasil penelitian Internalisasi nilai-nilai karakter pada anak melalui
pembiasaan dan keteladanan pada dasarnya harus
melibatkan semua pihak. Esensi dari internaliasi dengan
metode tersebut adalah adanya kesatupaduan dengan
elemen utama di sekolah dan keluarga maupun
masyarakat. Proses pengimplementasian pendidikan
karakter di lembaga PAUD se-Kecamatan Ngemplak
dapat dilihat dari penekanan 18 karakter dalam proses
pembelajaran. 18 karakter dalam pendidikan karakter
meliputi karakter: religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
tanggung jawab.
-Religius, di lembaga PAUD sudah terbilang baik, hal
ini dapat dilihat dari keberagaman metode maupun
strategi yang digunakan.
-Kejujuran, perlakuan yang diberikan mengindikasikan
pentingnya penanaman nilai karakter ini. Temuan
penelitian menunjukkan bahwa lembaga Pendidikan
anak usia dini telah berperan secara optimal.
-Toleransi dan Kedisiplinan, 2 kepala sekolah
mengingkapkasn bahwa tidak semua mengikuti
aktivitas toleransi dan menyatakan ada beberapa yang
masih kesulitan untuk merangkul siswa yang non-islam,
namun lembaga pendidikan berupaya melaksanakan
dengan keasungguhan untuk memberikan contoh
tentang aturan-aturan demi mewujudkan kedisiplina.

Kesimpulan hasil penelitian Berdasarkan sajian dan pembahasan yang diberikan,


menunjukkan bahwa Pembiasaan dan keteladanan
dalam pendidikan karakter di lembaga PAUD se-
Kecamatan Ngemplak dapat dilihat dari penekanan
karakter dalam proses pembelajaran yaitu: religius,
jujur, toleransi, disiplin, Metode pembelajaran yang
relevan untuk penanaman nilai karakter adalah
penugasan, studi kasus, bermain peran maupun praktik
pembelajaran yang menarik sehingga nila-nilai
pendidikan karakter dapat terimplementasikan.

Format analisis Jurnal

Setelah menganalisa setiap jurnal, berikanlah kesimpulan dari hasil penelitian tersebut berdasarkan
teori yang telah anda pelajari selama ini.

Menanggapi setiap jurnal yang sudah diberikan, dapat disimpulkan bahwasanaya pendidikan sangatlah
penting diterapkan dari sedini mungkin mengingat momen saat anak masih dalam proses penangkapan
motorik tersebutlah momen yang paling evektif untuk menanamkan moral, nilai, dan sikap yang benar.
Dikaitkan dengan teori Lawrence Köhlberg yang saya pelajari, Köhlberg bereksperimen dengan
mengajukan sebuah cerita yang berhubungan dengan kriminal dalam sosial, dengan memberikan
pertanyaan teradsebut kepada setiap anak hingga dewasa, ditemukan terjadi perbedaan jawaban antar
jenjang usia tersebut, rentang anak menjawab dengan to the point saja sesuai dengan keadaan umum di
sekitarnya, sedangkan untuk remaja dewasa mulai ada jawaban yang sedikit menyinggung dengan latar
belakang pelaku kriminal dengan tidak semena-mena langsung menyalahkan pelaku kriminal terasebut,
dengan kata lin mereka melihat dari semua sudut pandang. Dari cerita tersebut dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berpikir seseorang dapat berubah dan cenderung mengalami kematangan di usia
yang lebih dewasa, namun untuk moral dan nilai yang tumbuh bersamanya akan menjadi permasalahan
sendiri, jika hal-hal tersebut terdorong dan teraplikasikan dengan baik maka akan selalu ada pada
dirinya dan senantiasa selalu berusaha menjadi manusia yang baik, benar, beraturan. Sedangkan jika
nilai-nilai tadi, terkikis seiring dengan pertumbuhannya, maka seorang akan menggunakan kematangan
pemikirannya untuk melakukan hal-hal yang menyimpang dari nilai dan aturan dan mengakibatkan
dirinya jatuh ke dalam kriminalitas dalam sosial.

Anda mungkin juga menyukai