Anda di halaman 1dari 10

PERTANYAAN LEADERSHIP CHAPTER 2

1. A
2. B
3. S
4. A
5. What does intelligence have to do with leadership?
Jawab :
Kecerdasan harus dilakukan bersamaan dengan kepemimpinan, karena
syarat menjadi pemimpin yang efektif dan ideal adalah harus cerdas, baik
cerdas intelegent, emosi dan spiritual. Kecerdasan adalah sikap/watak
yang idealnya harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kecerdasan
merupakan point utama yang menentukan seberapa baik langkah yang
diambil oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah
kelompok. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang cerdas dalam membawa
diri yang didukung dengan keunggulan berfikir dan peka terhadap hal-hal
sekitar. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin yang ideal akan
mampu berfikir luwes dan memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan
kepentingan kelompoknya.

6. Does sensitivity to others mean that the leader does what the follower want
to do?
Jawab :
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengetahui apa yang
diinginkan pengikutnya, karena antara pemimpin dengan yang dipimpin
harus bisa selaras agar tujuan yang diinginkan bersama bisa tercapai.
Artinya seorang pemimpin harus bisa mendengar aspirasi dari
bawahannya, selama apa yang diinginkan tidak melanggar kesepakatan
dan tujuan bersama yang telah disepakati.

7. Does Mc Clelland believe that power is good or bad?


Jawab :
McClelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang
kuat untuk berhasil. Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang
lebih keras untuk memperoleh pencapaian pribadi ketimbang memperoleh
penghargaan. Hal ini kemudian menyebabkan ia melakukan sesuatu yang
lebih efisien dan lebih baik dibandingkan sebelumnya, karena kekuatan
yang dimiliki akan mengendalikan apa yang akan kita lakukan. Orang
yang berhasil adalah orang yang memiliki kekuatan untuk mencapai
prestasi yang diinginkan.

8. Should a leader have a dominant need for achievement to be successful?


Jawab :
Pemimpin memiliki kebutuhan prestasi yang dominan untuk sukses
karena pamimpin adalah ujung tombak dari keberhasilan tim yang
dipimpinnya. McClelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki
dorongan yang kuat untuk berhasil. Dorongan ini mengarahkan individu
untuk berjuang lebih keras untuk memperoleh pencapaian. Hal ini
kemudian menyebabkan ia melakukan sesuatu yang lebih efisien
dibandingkan sebelumnya. Jika pemimpinnya memiliki kebutuhan akan
prestasi, maka secara otomatis pemimpin juga kan mengarahkan
bawahannya untuk bisa bersama mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

9. McGregor published Theory X and Theory Y over 30 years ago. Do we


still have Theory X managers? Why?
Jawab:
Masih karena sebagian besar dari kita lebih suka diperintah karena
kurangnya inisiatif dari diri sendiri untuk melakukan sesuatu, dan tidak
tertarik akan akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas
segalanya

10. In test examples related to the Pygmalion effect, Lou Holtz calls for setting
a higher standard. Have the standards in school, society, and work
increased or decreased over the last five years?
Jawab:
Standar di sekolah lima tahun belakangan ini meningkat karena sistem
pendidikan sekarang tidak terpusat pada guru tetapi kepada siswa, guru
hanya sebagai fasilitator sehingga memberikan stimulan bagi siswa agar
dapat menemukan potensi terbaik dari bakat- bakat terpendam yang
dimilikinya.
Standar di lingkungan masyarakat menurun karena pola pikir masyarakat
sekarang lebih banyak curiga terhadap kelompok- kelompok dan
penguasa- penguasa serta di dalam masyarakat lebih banyak
menggunjingkan desas- desus yang jelek tentang orang lain.
Standar di lingkungan kerja menurun karena kurangnya rasa percaya diri
dalam melakukan sesuatu dan kurangnya inisiatif untuk melakukan
pekerjaan dengan baik dan benar

11. Do you believe that if you use ethical behavior it will pay off in the long
run?
Jawab:
Ya percaya karena dengan menggunakan atau menerapkan perilaku etis,
seseorang akan memiliki pendirian dalam pergolakan berbagai pandangan
moral yang akan dihadapi di masa sekarang dan akan datang, dan dapat
menghadapi idiologi- idiologi yang merebak di dalam masyarakat secara
kritis dan objektif

12. Can ethics be taught and learned?


Jawab:
Etika tidak perlu diajarkan secara khusus dan tersendiri. Etika akan
terbentuk dan dipelajari sendiri dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat umum. Etika juga dapat berubah- ubah tergantung
lingkungannya. Jika lingkungannya baik, maka etika akan baik dan jika
lingkungannya tidak baik, maka etikanya juga tidak akan baik. Etika lebih
baik lagi jika langsung dilihat dan dipraktekkan.
13. Which personal traits are more closely related to ethical and unethical
behavior?

Jawab:
Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui cara
beretika inilah seseorang dapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri
kepribadian dari orang lain.Dalam pembentukan etika ini banyak sekali
faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor internal maupun eksternal. Sifat
bawaan dari lahir atau watak merupakan faktor internal yang paling
berpengaruh pada etika seseorang. Secara ilmiah hal ini disebabkan oleh
faktor keturunan atau genetika seseorang. Sedangkan dari faktor eksternal,
etika seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat
seseorang itu berada.
Apabila seseorang berada pada lingkungan yang baik dan beretika tinggi
maka dapat dipastikan akan beretika tinggi layaknya orang-orang yang
berada, dan sebaliknya apabila seseorang berada pada lingkungan yang
beretika rendah maka dapat dipastikan pula akan beretika layaknya orang-
orang disekitarnya berada.

14. Do people change their level of moral development based on the situation?

Jawab:
Ya, seperti dalam proses perkembangan yang lainnya, proses
perkembangan sosial dan moral selalu berkaitan dengan proses belajar.
Konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan sosial sangat bergantung
pada kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial), baik dilingkungan
sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini bermakna
bahwa proses belajar sangat menentukan kemampuan siswa dalam
bersikap dan berperilaku sosial yang selaras dengan norma moral, agama,
moral tradisi, moral hukum, dan norma moral yangberlaku dalam
masyarakat. Perkembangan sosial anak selalu dihubungkan dengan
perkembangan perilaku moral yaitu perilaku baik dan buruk menurut
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Salah satu teori
perkembangan moral adalah teori menurut Kohlberg.
Perkembangan sosial dengan perkembangan moral merupakan dua hal
yang saling berkaitan. Perkembangan sosial memberikan pandangannya
tentang keterkaitan tersebut bahwa perilaku moral pada umumnya
merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku sosial. Misalnya,
seorang siswa hanya akan mampu berperilaku sosial tertentu secara
memadai apabila menguasai pemikiran norma perilaku moral yang
diperlukan untuk situasi sosial tersebut

15. Why do people justify their unethical behavior?


Jawab :
Orang dapat membenarkan perilaku yang tidak etis karena
Kebutuhan Individu.
Kebutuhan individu merupakan faktor utama penyebab terjadinya
tindakan-tindakan tidak etis. Contohnya, seseorang bisa saja melakukan
korupsi untuk mencapai kebutuhan pribadi dalam kehidupannya. Sebuah
keinginan yang tidak terpenuhi itulah yang memancing individu
melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis.
Tidak ada pedoman
Tindakan tidak etis bisa saja muncul karena tidak adanya pedoman atau
prosedur-prosedur yang baku tentang bagaimana melakukan sesuatu.
Perilaku dan kebiasaan individu
Tindakan tidak etis juga bisa muncul karena perilaku dan kebiasaan
individu, tanpa memperhatikan faktor lingkungan di mana individu
tersebut berada.
Lingkungan tidak etis
Suatu lingkungan dapat mempengaruhi orang lain yang berada dalam
lingkungan tersebut untuk melakukan hal serupa. Lingkungan tidak etis ini
terkait pada teori psikologi sosial, di mana anggota mencari konformitas
dengan lingkungan dan kepercayaan pada kelompok.
Perilaku orang lain
Jika orang lain terbiasa melakukan tindakan tidak etis, dapat
mempengaruhi orang-orang yang berada dalam lingkup pekerjaannya
untuk melakukan hal serupa. Hal itu terjadi karena dalam kehidupan sosial
sering kali berlaku pedoman tidak tertulis bahwa apa yang dilakukan orang
lain akan menjadi contoh bagi orang lain atau seseorang merasa pantas
memperlakukan orang lain sebagaimana dia ingin diperlakukan.

16. Which justification do you think is used most often?


Jawab:
Dari pembenaran diatas yang paling sering digunakan ialah Perilaku orang
lain. Jika orang lain terbiasa melakukan tindakan tidak etis, dapat
mempengaruhi orang-orang yang berada dalam lingkup pekerjaannya
untuk melakukan hal serupa. Hal itu terjadi karena dalam kehidupan sosial
sering kali berlaku pedoman tidak tertulis bahwa apa yang dilakukan orang
lain akan menjadi contoh bagi orang lain atau seseorang merasa pantas
memperlakukan orang lain sebagaimana dia ingin diperlakukan. Sehingga
jika dia melakukan hal yang tidak etis maka dia menyalahkan bahwa hal
tersebut wajar karena dia telah diperlakukan hal yang sama sebelumnya,
jadi perbuatan tidak etisnya akan berubah menjadi etis.

17. As related to the simple guide to ethical behavior, how do you want to be
led?
Jawab :

Inilah 15 hal yang harus Anda lakukan secara otomatis, setiap hari:

a. Membuat orang lain nyaman untuk terus terang

Kita sering melihat pemimpin yang terasa seram karena titel dan
kekuasaan mereka. Nah, pemimpin yang sukses mampu mengalihkan
perhatian terhadap diri mereka, dan mendorong orang lain untuk
menyuarakan pendapat. Mereka jagoan dalam membuat orang lain nyaman
untuk terus terang dan berbagi pandangan. Para pemimpin sukses justru
mampu menciptakan suasana yang ramah dan akrab.

b. Mengambil keputusan

Pemimpin sukses adalah pengambil keputusan yang ahli. Mereka bisa


melakukannya dengan memfasilitasi dialog, agar para kolega dapat meraih
kesimpulan strategis, atau mereka bisa melakukannya sendiri. Mereka fokus
membuat sesuatu terwujud sepanjang waktu sebuah pengambilan
keputusan yang menyuburkan kemajuan perusahaan. Para pemimpin sukses
tidak membuang-buang waktu di masalah yang mengganggu momentum.
Mereka tahu caranya mengambil 30 keputusan dalam 30 menit.

c. Komunikasikan target
Pemimpin sukses juga ahli komunikasi, dan ini sungguh terasa ketika
mereka sedang berbicara mengenai target kerja. Mereka mengingatkan
kolega mereka tentang nilai-nilai perusahaan dan target memastikan visi
mereka benar-benar dapat dipahami dan diterjemahkan dalam langkah
nyata. Saya pernah punya bos yang sering mengomunikasikan harapan dia
terhadap bawahannya. Dengan begitu, kami jadi bisa fokus dan tetap
berjalan sesuai jalur. Prosedur sederhana yang dia lakukan yakni
menyampaikan harapan terbukti meningkatkan kinerja kami dan
membantu kami mengetahui siapa saja di antara kawan-kawan yang tidak
dapat memenuhi standar.

d. Menantang orang untuk berpikir

Pemimpin sukses memahami kemampuan serta kelemahan kolega mereka.


Mereka menantang kolega untuk berpikir, dan membantu mereka untuk
lebih mengembangkan kemampuan. Jenis pemimpin seperti ini amat piawai
dalam mendorong perkembangan pegawai, sehingga orang tidak mudah
terlena serta terus tumbuh. Jika Anda tidak berpikir, Anda berarti tidak
belajar hal yang baru. Jika Anda tidak belajar, berarti Anda tidak
berkembang dan lama-lama Anda akan jadi tidak penting di pekerjaan.

e. Dapat diandalkan

Pemimpin sukses membiarkan dirinya diatur oleh kolega. Perhatikan: diatur,


bukan dikendalikan. Pemimpin membuktikan diri dapat diandalkan
sehingga para bawahan jadi yakin bahwa mereka akan dibantu ketika dalam
kesulitan. Dengan membimbing dan mendukung pegawai, sikap dapat
diandalkan juga menunjukkan bahwa bos tidak cuma peduli dengan
kariernya, tapi juga karier pegawai.

f. Memberi contoh

Memberi contoh terdengar gampang, tapi kenyataannya banyak pemimpin


yang gagal di hal yang satu ini. Nah, pemimpin sukses memberi dan
melaksanakan contoh yang mereka berikan. Mereka tahu bahwa mereka
diamati oleh bawahan.

g. Mengukur dan menghargai kinerja

Pemimpin hebat selalu punya denyut terhadap kinerja bisnis dan orang-
orang yang bekerja keras. Mereka tidak hanya memperhatikan angka-angka,
tapi juga secara aktif menghargai kerja keras orang apa pun hasil
akhirnya. Pemimpin sukses tidak pernah sebelah mata memandang pegawai
yang bekerja keras karena memang sudah seharusnya.

h. Senantiasa memberi masukan

Pemimpin sukses selalu memberi masukan kepada bawahan dan juga mau
menerima masukan. Caranya? Dengan menciptakan suasana kerja yang
penuh rasa percaya. Mereka sendiri sudah memahami betapa pentingnya
masukan, sejak awal karier mereka dulu.

i. Bongkar-pasang tim dengan benar

Para pemimpin hebat tahu benar kemampuan dan keahlian bawahan.


Sehingga, mereka sangat cermat dalam menentukan formasi pemain.
Mereka mengetahui pegawai mana yang harus ditugaskan untuk mengatasi
situasi tertentu.

j. Bertanya dan mencari nasihat

Pemimpin sukses melemparkan pertanyaan dan mencari nasihat setiap


waktu. Dari luar, mereka sepertinya tahu segalanya. Tetapi dari dalam,
mereka sebenarnya haus pengetahuan dan selalu mencari cara mempelajari
hal baru karena mereka ingin meningkatkan kemampuan mereka dengan
nasihat orang lain.

k. Mengatasi masalah, tanpa menunda


Pemimpin sukses segera mengatasi masalah langsung ke akarnya. Mereka
tidak menunda-nunda masalah. Kalau ada masalah, mereka juga tidak kabur.
Mereka tahu bahwa orang bisa maju bila melakukan hal yang orang lain
tidak suka.

l. Energi dan perilaku positif

Pemimpin sukses menciptakan budaya kerja yang positif sehingga para


bawahan termotivasi bekerja. Mereka disukai dan dihargai. Mereka tidak
mau momentum terganggu oleh kegagalan.

m. Menjadi guru

Banyak pegawai mengeluh, bos mereka tidak mau lagi mengajari mereka.
Tetapi pemimpin sukses tidak pernah berhenti mengajari bawahannya, sebab
mereka sendiri juga haus pengetahuan. Pemimpin sukses akan meluangkan
waktu untuk membimbing kolega mereka serta mendukung pegawai yang
memang terbukti mampu untuk maju.

n. Memperkokoh hubungan

Pemimpin yang sukses tidak berfokus mempertahankan kerajaannya


justru sebaliknya, mereka mengembangkan wilayah dengan memperkokoh
hubungan yang saling menguntungkan. Pemimpin sukses berbagi hasil
kesuksesan untuk menciptakan momentum dengan mereka yang ada di
sekeliling.

o. Menikmati tanggung jawab

Pemimpin sukses memang menyukai jadi pemimpin. Bukan karena


kekuasaan yang didapat, tapi karena dampak bermanfaat yang bisa mereka
ciptakan. Bila Anda sudah meraih posisi senior, ini berarti Anda harus
melayani orang lain dan Anda baru bisa melakukannya bila benar-benar
menyukai pekerjaan. Pada akhirnya, pemimpin sukses akan mampu
mempertahankan keberhasilan karena 15 hal yang dibahas di atas dapat
membantu mereka meningkatkan nilai organisasi, dan di saat yang
bersamaan mengurangi risiko.

Anda mungkin juga menyukai