Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan antara lain untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dan agar seluruh lapisan masyarakat memperoleh

pelayanan kesehatan secara mudah dan utuh. Pembangunan kesehatan merupakan

upaya untuk salah satu hak dasar rakyat yaitu hak untuk memperoleh hak atas

akses kebutuhan pelayanan kesehatan. Selain itu ada hak kesehatan reproduksi

yang mengacu pada hak asasi manusia seperti tercantum dalam hukum

internasional dan nasional. Salah satu hak kesehatan reproduksi pada wanita atau

wanita usia subur yaitu untuk mencapai standart tertinggi dari kesehatan

reproduksi dan seksual (Marmi, 2013).

Wanita usia subur ( WUS ) adalah wanita yang keadaan organ

reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun (depkes RI, 2008).

Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak

kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki

kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya menurun hingga

90%. Sedangkan memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi

40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil

(Anggraini, 2012). Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat

penting untuk diketahui. Dimana dalam masa wanita subur ini harus menjaga dan

merawat personal hygiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan

rajin membersihkannya. Oleh karena itu wanita usia subur dianjurkan untuk

1
2

merawat diri agar mengetahui tanda-tanda wanita subur antara lain dengan

melihat siklus menstruasinya (WHO, 2009). Wanita usia subur tidak boleh terlalu

kurus dan tentu harus memerhatikan asupan gizinya. Namun kenyataannya,

banyak wanita usia subur yang makan tidak teratur, tidak sarapan pagi misalnya

atau sering makan junk food yang kadar gizinya tidak seimbang. Status gizi

selama masa prakonsepsi yaitu sekitar 3 – 6 bulan sebelum berencana konsepsi

(berencana untuk hamil) akan berdampak terhadap bayi dilahirkan nantinya.

Terlalu gemuk akan menyebabkan terganggunya keseimbangan hormon-hormon

yang dapat menghambat kesuburan. Diketahui bahwa tubuh membutuhkan 17 %

lemak tubuh pada awal siklus haid, dan 22 % sepanjang siklus haid tersebut.

Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yaitu sejenis enzim yang dibutuhkan

untuk memproduksi hormone estrogen (Tawi,mirzal 2008).

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,

disertai pelepasan endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal

mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan

dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi yang normal yaitu 28

hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga

pada wanita yang sama. Panjang siklus haid atau menstruasi dipengaruhi oleh usia

seseorang. Rata – rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun, 25 hari, pada

wanita usia 43 tahun, 27 hari, dan pada wanita usia 55 tahun, 51 hari. Jadi panjang

siklus haid 28 hari tidak sering dijumpai. Panjang siklus pada manusia biasa ialah

25-32 hari, dan 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18- 42

hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur,

biasanya siklusnya tidak berovulasi (Prawiroharjo, 2008).


3

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah

hemoglobin dalam sel darah merah berada dibawah normal (Manajemen anemia

2008). Setiap ibu hamil menghadapi resiko terjadinya kematian, sehingga salah

satu upaya untuk menurunkan tingkat kematian ibu adalah meningkatkan status

kesehatan ibu hamil sampai bersalin melalui pelayanan ibu hamil sampai nifas.

Pada riskesdas 2013 secara nasional di Indonesia proporsi anemia penduduk ≥1

tahun adalah 21,7 persen, pada balita 12-59 bulan adalah 28,1 persen, dan ibu

hamil sebesar 37,1 persen. Sebanyak 26,9% wanita usia subur mengalami anemia

(Riskesdas 2013). Masyarakat di jawa timur pada umumnya masih dihadapkan

pada masalah gizi “Ganda” yaitu masalah gizi kurang dalam bentuk kurang

energy protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), Anemia

besi (AGB) dan penyakit degenerative, berbagai upaya dilakukan di jawa timur

untuk menanggulangi masalah tersebut, Di Jawa Timur melibatkan 5959 peserta

tes darah ternyata 33% diantaranya anemia (Profil kesehatan jawa timur 2014).

Di kota malang Risiko tinggi/ komplikasi adalah keadaan penyimpangan

dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu

maupun bayi. Risti/ komplikasi kebidanan meliputi anemia Hb < 8g % sebanyak

27 %, tekanan darah tinggi (sistole > 140mmHg, diastole > 90mmHg) sebanyak

14%, oedeme nyata, eklampsia 15%, perdarahan pervaginam 20%, ketuban pecah

dini 15%, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu 8%, letak sungsang pada

primigravida 5%, infeksi berat/ sepsis 5%, persalinan premature 10% (Riskesdas ,

2014). Anemia bisa terjadi pada siapa saja dan segala usia, namun perempuan

lebih besar risiko, terutama anemia yg disebabkan kekurangan zat besi saat

menstruasi. Dalam hal ini remaja putri memerlukan perhatian lebih dalam hal
4

kesehatan, begitu juga pada status Gizi persiapan kehamilan karena apabila tidak

segera dilakukan solusi akan berdampak mikro maupun mikro pada dampak

mikro salah satunya yg berdampak pada tubuh yaitu lemah letih lesu,menurun

kekebalan tubuh. Dampak makro dalam hal penurunan SDM (sumberdaya

anusia), terutama pada WUS Untuk persiapan kehamilan, oleh karena itu hal yg

dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan segera mengetahui

penyebab dan mrmberikan solusi yg bisa dimulai mengetahui hubungan siklus

menstruasi dan status gizi penyebab anemia yg banyak yaitu karena anemia zat

besi yg banyak terjadi karena siklus menstruasi. Indikator yang paling umum

digunakan untuk mengetahui anemia akibat kekurangan zat besi adalah nilai

hemoglobin darah. Dikatakan mengalami anemia ringan jika kadar Hb 9-10,9

gr/dl, 7-8,9 gr/dl anemia sedang, < 7 gr/dl anemia berat (WHO, 2009).

Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada wanita usia subur usia 20-45

tahun kelurahan Dinoyo kota malang tahun 2017 pada tanggal 19 November

2017, terhadap 15 wanita usia subur ini diperoleh 12 orang yang mempunyai

siklus menstruasi yang tidak teratur. Sedangkan 3 diantaranya mempunyai siklus

menstruasi yang teratur. Dan 7 dari 10 orang mengalami anemia, kemudian 4

diantaranya dalam kategori kurus (kekurangam berat badan).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap Hubungan siklus menstruasi dan status gizi dengan kejadian

anemia pada wanita usia subur usia 20-45 tahun di Wilayah Kelurahan Sarirejo

kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto “


5

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian “ Adakah Hubungan siklus menstruasi dan status gizi dengan kejadian

anemia pada wanita usia subur usia 20-45 tahun di Wilayah Kelurahan Sarirejo

Kecamatan Mojosari Kabupaten mojokerto “

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Adakah Hubungan

siklus menstruasi dan status gizi dengan kejadian anemia pada wanita usia subur

usia 20-45 tahun di Wilayah Kelurahan Sarirejo Kecamatan Mojosari Kabupaten

Mojokerto “

1.3.2 Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan khusus :

1. Mengetahui anemia pada wanita usia subur usia 20-45 tahun di

Wilayah Kelurahan Sarirejo Kecamatan MojosariKabupaten

Mojokerto

2. Mengetahui siklus menstruasi wanita usia subur usia 20-45 tahun di

Wilayah Kelurahan SarirejoKecamatan Mojosari Kabupaten

Mojokerto

3. Mengetahui status gizi dengan kejadian anemia pada wanita usia

subur
6

4 Adakah Hubungan siklus menstruasi dan status gizi dengan kejadian

anemia pada wanita usia subur usia 20-45 tahun di Wilayah

Kelurahan Sarirejo Kecamatan Mojosari Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Instansi

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi

tentang Siklus menstruasi dan status gizi dengan kejadian anemia pada

wanita usia subur.

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukan

serta bahan untuk pengembangan program pendidikan khususnya tentang

pengetahuan siklus menstruasi dan status gizi dengan kejadian anemia

pada wanita usia subur.

1.4.3 Bagi Responden

Hasil penelitian diharapkan bisa berguna bagi responden untuk

menambah wawasan sehingga masyarakat akan menyadari bagaimana

kondisi tubuhnya dan apa yang seharusnya dilakukan untuk mencegah

anemia, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan.

1.4.4 Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengalaman baru tentang bagaimana

merumuskan, melakukan dan menyusun suatu penelitian.

Anda mungkin juga menyukai