Komunikasi Ega
Komunikasi Ega
Artis : pasien
Perawat
1
Perawat 2
Ibu pasien
Dokter
Penolong 1
Penolong 2
Petugas RM
Narator
Operator
Naskah Role Play
Narasi
Pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan tunggal yang mengakibatkan seorang remaja
perempuan mengalami cidera dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Mitra Sehat oleh dua
pengendara lain yang menolongnya. Backsound bunyi ambulance
Narasi
Petugas RM pun mengantarkan Ibu pasien menuju bad tempat anaknya dirawat
RM : “ Ini bu, anak ibu ada di dalam”
Ibu : “ Oh iya, makasih sus”
RM : “ Iya bu, sama-sama”
Narasi
Sang Ibu pun segera membuka sampiran dan menjumpai anaknya
terbaring tak berdaya di atas tempat tidur
Ibu : “ Ya Allah nak...... kok bisa sampek kayak gini to?, apanya
yang sakit nak?”
Pasien : “ Kaki bu, sama pusing”
Ibu : “ Lha ini tadi kamu sudah diperiksa sama dokter belum nak?”
Pasien : “ Sudah bu”
Pasien : “ Masih sus, dada saya terasa sesak ”
Perawat 1 :“ Kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, biar
nafasnya lancar.”
Pasien ( Menganggukan kepala)
Narasi
Perawat memulai tindakan pemberian oksigen pada pasien
Ibu : “ Lho nak dadamu sesak juga to?” (Sang ibu kaget) Pasien
( Menganggukkan kepala)
Ibu : “ Ini kenapa ya sus, kok dada anak saya sesak? Padahal kan anak
saya tidak punya riwayat sakit asma”
Perawat 1 : “ Mungkin anak Ibu mengalami syok, sehingga dadanya terasa
sesak”
Ibu : “ Lha ini tadi katanya anak sa ya sudah diperiksa sama
Dokter, hasilnya gimana ya sus?”
Perawat 1 : “ Oh itu, nanti Ibu akan dijelaskan secara langsung oleh dokter
bu”
Ibu : “ O begitu ya sus”
Perawat 1 : “ Iya bu, kalau begitu saya permisi dulu ya bu, kalu butuh sesuatu
bisa panggil kita di ruang perawat ya bu”
Ibu : “ Baik sus” Perawat 1
: “ Mari bu, permisi” Ibu
: “ Oh iya, monggo”
Narasi
Perawat kembali ke ruang perawat dan Ibu pasien tetap menunggu pasien di samping
tempat tidur pasien. Setelah beberapa menit kemudian, seorang perawat datang
kembali.
Perawat 2 : “ Permisi bu, Ibu diminta untuk menemui dokter sekarang bu”
Ibu : “ Iya sus, lha terus anak saya sama siapa
Ibu : ” Iya dok” (sambil duduk)
Dokter : “ Ini sepertinya ada gangguan pada tulang di bagian kaki Saudari
Andriana, dan sejak tadi dia mengeluhkan pusing, jadi untuk
mengetahui keadaan tulang di bagian kakinya kita
sebaiknya melakukan rogten terlebih dahulu dan juga sebaiknya
kita melakukan CT Scan untuk mengetahui
keadaan dari bagian dalam kepala anak Ibu”
Ibu : “ Memangnya kalau tidak dilakukan itu kenapa ya dok?”
Dokter : “ Jika tidak dilakukan rogten dan CT scan, kita tidak mengetahui
keadaan pastinya, jadi kita tidak bisa
mengambil tindakan selanjutnya”
Ibu : “ Kalau saya pikirkan terlebih dahulu bagaimana dok?”
Dokter : “ Iya bu silakan, tetapi saya mohon Ibu segera
memberikan keputusan
agar kita bisa melakukan tindakan selanjutnya”
Ibu : “ Baik dok, kalau begitu saya permisi dulu”
Dokter : “ Oh iya bu, silahkan”
Narasi
Sang ibupun kembali menuju ruangan pasien, namun di tengah perjalanan Ibu
bertemu dengan perawat yang menangani anaknya tadi
Perawat 1 : “ Ibu, bagaimana anaknya bu?”
Ibu : “ Eh suster, tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten dan CT
scan
pada anak saya, tapi kok saya nggak yakin ya sus?”
Perawat 1 : “ Memang sebaiknya dilakukan itu bu, agar bila terjadi sesuatu
bisa segera diketahui dan ditangani, bagaiamana bu apa ada yang
kurang jelas?”
Ibu : “ Tapi itu nanti beresiko atau tidak ya sus?” Perawat
1 : “ InsyaAllah tidak apa-apa bu”
Ibu : “ Oh ya ya ya, makasih ya sus informasinya”
Perawat 1 : “ Iya, bu sama-sama, mari bu”
Narasi
Setelah mendapat informasi dari perawat, Ibupun yakin dengan keputusan yang
akan diambilnya, dan menuju ruang dokter untuk konfirmasi Dokter
: “ Bagaimana bu?”
Ibu : “ Setelah saya pikir-pikir saya setuju bila anak saya
dirogten dan di CT scan”
Dokter : “ Baiklah kalau begitu ibu bisa menandatangani surat
persetujuan tindakan”
Ibu : “ Iya dok, saya tanda tangan dimana?”
Dokter : “ Ini silahkan Ibu baca terlebih dahulu , kemudian tanda tangan
di sebelah sini”
Narasi
Kemudian Sang Ibu kembali ke kamar pasien , setelah beberapa saat kemudian
datanglah seorang perawat.
Perawat 2 : “ Permisi bu, Dek ini mau dilakukan rogten, ini adek mau saya
antarkan ke ruang radiologi, sebelumnya perhiasannya dan jamnya
dilepas dulu ya, biar dibawa ibunya dulu”
Pasien (menganggukan kepala)
Narasi
Dan akhirnya Andriana pun dibawa ke ruang radiologi untuk diakukan rongten. Dari
hasil rogten diketahui bahwa pasien mengalami patah tulang, dan harus di rawat inap
untuk segera dilakukan operasi.