Agus Mahfudz
Leni Permana
Sri Nur Mulyati
Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
i
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
Ekonomi 3
untuk SMA Kelas XII
Editor : R. Nugroho P.
Bambang Sumadyo
Desain sampul dan isi : Mas Andi R.
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
330.07
AGU AGUS Mahfudz
e Ekonomi 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII / Oleh Agus Mahfudz,
Leni Permana, Sri Nur Mulyati ; editor, R. Nugroho P, Bambang
Sumadyo. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009
vi, 222 hlm. : ilus. ; 25 cm.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah
membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan
kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan
telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/
penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh
Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan,
atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial
harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa
dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri
dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa
kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran
dan kritik sangat kami harapkan.
iii
Kata Pengantar
Penerbit
Bab
-29Laporan Keuangan
IV Perusahaan Dagang
Bab Struktur Dasar
II Akuntansi
A. Harga Pokok Penjualan
(Cost of Goods Sold) ............... 111
A. Jurnal Khusus B. Laporan Laba Rugi .................. 113
(Special Journal) ....................... 29 C. Laporan Perubahan
B. Posting ke Buku Besar ............ 37 Modal (Ekuitas) ....................... 118
C. Neraca Saldo (Trial Balance) .. 44 D. Neraca ....................................... 118
D. Buku Besar Pembantu ............. 45 E. Analisis Laporan Keuangan ... 120
Rangkuman .............................. 55 Rangkuman .............................. 127
Evaluasi Bab II ......................... 56 Evaluasi Bab IV ........................ 128
v
Bab
V
Siklus Akuntansi
Perusahaan Dagang
Syarat Transaksi
Metode Pencatatan
Penyerahan Perusahaan Dagang
Persediaan Barang
dan Pencatatan dalam
Jurnal Umum
CIF
(Cost, Insurance, and
Freight)
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan unsur-unsur manajemen.
2. Memahami karakteristik perusahaan dagang.
3. Memahami metode pencatatan dan penilaian persediaan.
4. Memahami syarat penyerahan dan pembayaran barang.
5. Memahami pencatatan transaksi perusahaan dagang ke
dalam jurnal akuntansi.
Warta Ekonomi
Sebanyak 424.628 ton gabah kering pungut (GKP) siap dibeli Perum
Bulog Divre Jabar sampai berakhirnya musim panen tahun 2006. Jumlah
itu merupakan sisa rencana pembelian GKP dari total rencana pembelian
sebanyak 562.008 ton pada tahun ini. Harga pasar telah berada di atas harga
pembelian pemerintah (HPP), sehingga penyerapan oleh Perum Bulog
relatif kecil.
Perum Bulog mampu melakukan pembelian GKP karena memiliki
infrastruktur, terutama gudang yang tersebar di Jabar, dengan dukungan
dana satu koma tiga triliun rupiah setiap tahun.
Transaksi pembayaran berdasarkan dokumen teknis melalui proses
mekanisme teknis dalam bentuk L/C kredit komersial, dengan dana yang
tak sedikit.
2. Metode LIFO/MTKP
Persediaan 700 kg, terdiri dari:
Persediaan awal 400 kg @ Rp3.000,00 = Rp1.200.000,00
Pembelian tanggal 5 x 300 kg @ Rp3.100,00 = Rp 930.000,00
+
Rp2.130.000,00
3. Metode Rata-rata
a. Metode rata-rata sederhana
Harga rata-rata sederhana
= Rp3.000 + Rp3.100 + Rp3.050 + Rp3.200
4
= Rp3.087,50
Nilai persediaan barang dagang
= 700 5 Rp3.087,50
= Rp2.161.250,00
Syarat Penyerahan
Perjanjian dalam jual beli barang harus jelas, antara lain: kapan dan di mana
barang diserahkan, siapa yang bertanggung jawab dan menanggung biaya
transportasinya.
Pada dasarnya, perdagangan yang menyangkut jual beli merupakan
perjanjian antara penjual dan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa
dengan memberikan imbalan tertentu. Imbalan dalam jual beli diwujudkan
dengan pembayaran (uang).
Adapun syarat-syarat penyerahan barang yang tercantum dalam perjanjian
umumnya memiliki perbedaan pada pertanggungan biaya pengiriman. Beberapa
perjanjian jual-beli menyetujui pembeli sebagai penanggung biaya pengiriman.
Namun, beberapa perjanjian lainnya menetapkan penjual sebagai penanggung
biaya pengiriman. Penentuan perjanjian mana yang akan dipilih tentunya telah
mempertimbangkan keuntungan maupun kerugiannya, baik dari pihak pembeli
maupun pihak penjual.
Selain biaya pengiriman, tempat penyerahan barang menjadi penentu utama
dari jenis perjanjian. Barang dagang yang penyerahannya dilakukan di tempat
penjual akan berbeda surat perjanjiannya dengan barang dagang yang diserahkan
di tempat pembeli. Surat perjanjian yang berisi ketentuan di atas disebut syarat
penyerahan.
Untuk lebih jelasnya tentang macam-macam syarat penyerahan, simak
penjelasan berikut ini.
Contoh
Pada tanggal 1 Juli PT Rekso Mulya membeli barang dagang secara
tunai dari PT Agus Jaya Rp25.000.000,00. Biaya pengangkutan
Rp1.250.000,00. Buatlah jurnal umum, bagi PT Agus Jaya maupun PT Rekso
apabila syarat penyerahan:
a. FOB Shipping Point
b. FOB Destination Point
Jawab:
1. PT Agus Jaya (Pembeli)
a. FOB Shipping Point
Tanggal Uraian Debit Kredit
Juli 1 Pembelian Rp25.000.000,00
Beban Angkut Pembelian Rp 1.250.000,00
Kas Rp26.250.000,00
2. PT Rekso (Penjual)
a. FOB Shipping Point
Tanggal Uraian Debit Kredit
Juli 1 Kas Rp25.000.000,00
Pembelian Rp25.000.000,00
Contoh
Seorang pedagang membeli barang secara kredit seharga
Rp20.000.000,00 dengan syarat pembayaran 3/10, n/30. Bila ia membayar
dalam tempo sebelum sepuluh hari pertama maka jumlah yang akan
dibayarkan adalah:
Potongan harga = 3% 5 Rp20.000.000,00 = Rp 600.000,00
Pembayaran = Rp20.000.000,00 – Rp600.000,00 = Rp 19.400.000,00
Namun, bila ia membayar setelah sepuluh hari dari tanggal pembelian maka
pedagang tersebut tidak mendapatkan potongan harga.
Agar calon pembeli dapat melakukan potongan pembelian dalam jumlah
yang besar dan bahkan dapat menjadi pelanggan, diberikan rabat/ trade
discount atau potongan perdagangan.
Misalnya, Maya membeli barang dagang dari Dita sejumlah 1.000 unit
dengan harga Rp5.000.000,00 rabat 10%. Dengan demikian, jumlah yang
akan dicatat dan dibayar hanyalah 90% 5 Rp5.000.000,00 = Rp4.500.000,00.
b.
Jika dalam jual-beli terdapat rabat/trade discount maka yang dicatat
sebesar harga kontrak (contract price) adalah harga sesuai daftar (price
list) dikurangi rabat.
Jika dalam jual-beli terdapat potongan tunai ( cash discount) maka pada
saat jual-beli dicatat sebesar faktur ( price list) sedangkan potongannya
baru diperhitungkan pada saat pembayaran/pelunasan.
Untuk membedakan dua jenis potongan di atas, coba perhatikan contoh
berikut.
1. Tanggal 5 Juli, PD Agus Jaya membeli barang dagang dari PD
Singkup Jaya seharga Rp9.000.000,00 dengan syarat pembayaran
2/10, n/30.
2. Tanggal 10 Juli, PD Agus Jaya membeli barang dagang 500 unit
seharga Rp20.000.000,00 dari PD Sentausa Binangkit, dengan
syarat pembayaran 2/10, n/30 dan rabat 10%.
3. Tanggal 15 Juli PD Agus Jaya melunasi utangnya kepada PD
Singkup Jaya.
4. Tanggal 20 Juli PD Agus Jaya melunasi utangnya kepada PD
Sentausa Binangkit.
Berdasarkan transaksi di atas, oleh PD Agus Jaya dicatat dalam
jurnal umum seperti berikut ini.
Penjelasan:
a. Transaksi tanggal 5 Juli dicatat sebesar harga faktur. Potongan
baru dihitung saat pembayaran (15 Juli).
b. Transaksi tanggal 10 Juli dicatat sebesar harga faktur dikurangi
rabat.
Jawab:
a. metode periodik (physical)
Penjelasan:
1. Tanggal 1, 3, 4, 6, 7, 8 cukup jelas
2. Tanggal 10 Utang tanggal 1 November Rp 2.500.000,00
Potongan pembelian 2% Rp 50.000,00
Dibayar (Kas K) Rp 2.450.000,00
3. Tanggal 12, 13, 17, 18, 20, 22 cukup jelas.
4. Tanggal 15 Piutang tanggal 6 Rp 1.800.000,00
Potongan penjualan 2% Rp 36.000,00
Diterima (Kas D) Rp 1.764.000,00
5. Tanggal 24 Utang tanggal 12 Rp 2.080.000,00
Retur tanggal 13 Rp 520.000,00
Saldo utang Rp 1.560.000,00
Dilunasi tanggal 24 November
2003 lebih dari 10 hari, tidak ada
potongan pembelian
6. Tanggal 25 Pembelian 8 5 Rp275.000,00 = Rp 2.200.000,00
Rabat 10% (langsung dihitung/
dikurangkan) Rp 220.000,00
Rp 1.980.000,00
b. metode perpetual
Tanggal Uraian Debit Kredit
Nov 1 Pembelian Rp2.500.000,00 -
Utang Dagang - Rp2.500.000,00
3 Pembelian Rp2.000.000,00 -
Kas - Rp2.000.000,00
4 Beban Angkut Pembelian Rp 150.000,00 -
Kas - Rp 150.000,00
6 Piutang Dagang Rp1.800.000,00 -
Penjualan - Rp1.800.000,00
Harga Perolehan Rp1.590.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp1.590.000,00
7 Beban Angkut Penjualan Rp 100.000,00 -
Kas - Rp 100.000,00
8 Kas Rp1.480.000,00 -
Penjualan - Rp1.480.000,00
Harga Perolehan Rp1.330.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp1.330.000,00
10 Utang Dagang Rp2.500.000,00 -
Harga Perolehan - Rp 50.000,00
Kas - Rp2.450.000,00
12 Persediaan Barang Dagang Rp2.080.000,00 -
Utang Dagang - Rp2.080.000,00
13 Utang Dagang Rp 520.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp 520.000,00
15 Kas Rp1.764.000,00 -
Potongan Penjualan Rp 36.000,00 -
Piutang Dagang - Rp1.800.000,00
17 Piutang Dagang Rp 900.000,00 -
Penjualan - Rp 900.000,00
Harga Perolehan Rp 780.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp 780.000,00
Tangga Uraian
l
Debit Kredit
18 Retur Penjualan dan Rp 300.000,00 -
Pengurangan Harga
Piutang Dagang - Rp 300.000,00
Persediaan Barang Dagang Rp 260.000,00 -
Harga Perolehan - Rp 260.000,00
20 Persediaan Barang Dagang Rp1.640.000,00 -
Utang Dagang - Rp 1.640.000
22 Piutang Dagang Rp1.500.000,00 -
Penjualan - Rp1.500.000,00
Harga Perolehan Rp1.340.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp1.340.000,00
24 Utang Dagang Rp1.560.000,00 -
Kas - Rp1.560.000,00
25 Pembelian Rp1.980.000,00 -
Utang Dagang - Rp1.980.000,00
27 Kas Rp 588.000,00 -
Potongan Penjualan Rp 12.000,00 -
Piutang Dagang - Rp 600.000,00
30 Beban Gaji Rp1.500.000,00 -
Kas - Rp1.500.000,00
Penjelasan:
1. Setiap pembelian (tanggal 1, 3, 12, 20, dan 25) persediaan barang
dagang bertambah (D).
2. Pembayaran biaya angkut pembelian (tanggal 4) berarti menambah
harga perolehan (D).
3. Pembayaran biaya angkut penjualan (tanggal 7).
4. Setiap penjualan (tanggal 6, 8, 17, dan 22) dijadwalkan dua kali.
Pertama mencatat penjualan sebesar harga jual, yang kedua mencatat
pengurangan persediaan barang dagang sebesar harga perolehan
(persediaan barang dagang (K) dan harga perolehan (D)).
5. Setiap ada retur pembelian (tanggal 13), berarti persediaan barang
berkurang (K) dan utang dagang (D).
6. Setiap ada retur penjualan (tanggal 18) berarti piutang berkurang (K).
Retur penjualan (D), di samping itu persediaan barang bertambah
sebesar harga perolehan (D), dan harga perolehan berkurang (K).
7. Pelunasan utang tanggal 10, ada potongan pembelian, berarti harga
perolehan berkurang (K).
Rangkuman
I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Kegiatan utama perusahaan dagang antara lain seperti berikut ini.
1. Menjual jasa
2. Membeli barang dagang
3. Menjual barang dagang
4. Membayar gaji karyawan
Dari kegiatan di atas yang merupakan kegiatan usaha pokok
perusahaan dagang adalah ....
a. 1 dan 2 d. 2, 3, dan 4
b. 1 dan 3 e. 2 dan 4
c. 1 dan 4
2. Apabila digunakan metode periodik maka pembelian barang dagang
secara kredit dijurnal ....
a. Pembelian
Utang Dagang
b. Persediaan Barang Dagang
Pembelian
c. Persediaan Barang Dagang
Utang Dagang
d. Harga Perolehan
Utang Dagang
e. Persediaan Barang Dagang
Harga Perolehan
3. Apabila digunakan metode perpetual maka pencacatan untuk
pengiriman kembali sebagian barang yang dibeli jurnal adalah ....
a. Utang Dagang
Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
b. Utang Dagang
Harga Perolehan
c. Utang Dagang
Persediaan Barang Dagang
d. Harga Perolehan
Utang Dagang
e. Harga Perolehan
Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Metode .... Metode .... Metode .... Metode .... Metode .... Metode ....
Ciri-ciri Ciri-ciri
Perusahaan Jasa Perusahaan ....
Unjuk Kerja
Carilah data mengenai retur penjualan pada penerbit buku di tempat terdekat
dari tempat tinggal kalian kemudian diskusikan dengan teman kelompok
kalian. Jawablah pertanyaan berikut ini!
Struktur Dasar
Akuntansi
Jenis
Jurnal Khusus Macam-macam
Buku Besar Pembantu
Neraca Saldo
Tujuan Pembelajaran
1. Memahami fungsi jurnal khusus dalam akuntansi
perusahaan dagang.
2. Memahami proses posting ke buku besar.
3. Memahami fungsi neraca saldo.
4. Memahami fungsi buku besar pembantu.
Warta Ekonomi
Media Indonesia, Kamis 31 Agustus 2006
Garuda Usulkan »Hedging» Pembelian Bahan Bakar
c. Jurnal Pembelian
1. Hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang secara
kredit.
d. Jurnal Penjualan
Tgl. No. Keterangan Syarat Pembayaran Ref Jumlah
Faktur
Jurnal Umum
Penjelasan:
a. Kolom Tanggal, untuk mencatat tanggal transaksi.
b. Kolom No. Bukti/No. Faktur, untuk mencatat nomor bukti transaksi.
c. Kolom Keterangan, untuk mencatat keterangan singkat yang berisi
nama akun, nama debitur/kreditur, atau ringkasan transaksi.
d. Kolom Ref. (referensi), untuk mencatat nomor akun buku besar atau
memberi tanda check mark () jika jumlahnya sudah dipindahkan ke
akun buku besar atau buku besar pembantu.
e. Untuk transaksi yang kolomnya sudah tersedia, jumlahnya dicatat di
kolom yang bersangkutan. Untuk transaksi yang kolomnya tidak
tersedia, dicatat dalam kolom serba-serbi.
Contoh
Pencatatan transaksi dalam jurnal penerimaan kas, penjualan, dan jurnal
umum.
Perusahaan Dagang Agus Jaya, pada bulan Agustus 2006 mempunyai
transaksi sebagai berikut:
Agustus 2 Diterima dari Toko Amanah, pelunasan faktur bulan Juli
Rp4.000.000,00 potongan 2%.
5 Dijual Juni, barang dagang Rp1.500.000,00 kepada Toko Sumber
Waras.
7 Dijual kepada Toko Minang Jaya, barang dagang Rp9.000.000,00
syarat pembayaran 2/10, n/30.
8 Diterima sebuah cek Rp4.900.000,00 dari Toko Bunda Sayang,
sebagai pelunasan faktur tanggal 30 Juli, dengan potongan 2%.
10 Dijual kepada Fa (Firma) Permata, barang dagang
Rpl0.000.000,00 secara kredit, rabat 5%.
11 Dijual secara kredit kepada Toko Minang Jaya, timbangan bekas
seharga Rp200.000,00.
Diminta
Catatlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam jurnal penerimaan kas, jurnal
penjualan, dan jurnal umum!
Jawab:
a. Jurnal penjualan
Penjelasan:
1. Jumlah (D) Rp24.830.000,00 + Rp220.000,00 = Rp25.050.000,00
(K) Rp14.000.000,00 + Rp8.700.000,00 + Rp2.350.000,00
= Rp25.050.000,00
Jumlah debit dan kredit sama, jika tidak sama berarti ada
kesalahan.
2. Jika dalam penjualan/penerimaan tagihan ada potongan maka
potongan tersebut dicatat pada lajur potongan penjualan. Dengan
demikian, pada lajur kas dicatat sebesar nilai nominal atau harga
faktur.
3. Apabila dalam penjualan terdapat rabat maka langsung dihitung
dan dicatat sebesar nilai tunainya, baik dalam lajur kas maupun
penjualan (rabat adalah potongan harga).
c. Jurnal Umum
Diminta:
Catatlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam jurnal pembelian, jurnal
pengeluaran kas, dan jurnal umum.
Debit Kredit
Tanggal Nama Kreditur Ref Pembelian Peralatan Serba-Serbi Potongan
(Rp) Toko Pembelian
(Rp) Akun Ref Jumlah (Rp)
Debit Kredit
Tanggal Nama Kreditur Ref Utang Pembelian Serba-Serbi Kas Potongan
(Rp) Pembelian
(Rp) Akun (Rp)
Ref Jml.
2.
Setelah mempelajari jurnal khusus, diskusikan di dalam
kelompokmu masing-masing, kemudian buatlah kesimpulan
perbedaan antara jurnal khusus dengan jurnal umum.
Tugas yang telah kamu buat pada bab 1, catatlah kembali dengan
menggunakan jurnal khusus!
Jurnal Khusus
Jurnal Penerimaan Kas (dalam ribuan)
Debit Kredit
Serba-Serbi
Tgl. Keterangan Ref Kas Potongan Piutang Penjualan
(Rp) Penjualan (Rp) (Rp) Akun Jml.
Ref
(Rp) (Rp)
Jurnal Penjualan
(102) (401)
Jurnal Umum
101
41
Nama Akun : Retur Pembelian dan Pengurangan Harga (dalam ribuan) 502
4.
1.
2. 44
3.
Posting dari jurnal
khusus ke buku
besar dilakukan
secara berkala
dan kolektif.
Jelaskan
maksudnya!
Agar tidak terjadi
kejanggalan
jumlah atau saldo
pada akun buku
besar,
bagaimanakah
urutan posting
dari jurnal khusus
ke buku besar?
Bagaimana cara
mem–posting
akun-akun yang
dicatat pada lajur
serba-serbi?
Jelaskan kapan
dan bagaimana
cara mengisi
kolom ref di jurnal
khusus dan buku
besar!
PD AGUS JAYA
Neraca Saldo
31 Agustus 2002
Buku besar pembantu Utang Toko Asih di atas menunjukkan saldo awal
Mei sebesar Rp7.500.000,00 dan saldo utang akhir Mei berjumlah
Rp8.000.000,00. Buku ini memiliki saldo akhir yang umumnya berada
pada sisi kredit.
c. Buku Besar Pembantu Persediaan
Buku ini merupakan catatan rinci masing-masing persediaan sesuai
dengan jenis barang dagang yang ada (seperti: beras, kopi, terigu, dan
lain-lain).
2. Bentuk skontro
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Saldo
Contoh
Berikut ini merupakan sebagian data yang ada pada PD Ratu Jaya
Palembang.
a. Pada neraca saldo terdapat akun piutang dagang Rp17.000.000,00.
Piutang tersebut terdiri dari piutang kepada:
Adi Rp 5.000.000,00
Bambang Rp 8.000.000,00
Camelia Rp 4.000.000,00
+
Rp17.000.000,00
b. Transaksi yang terjadi antara lain:
Juli 3 Diterima pelunasan dari Adi Rp5.000.000,00.
4 Dijual kepada Camelia, barang dagang Rp6.000.000,00 secara
kredit.
3. Neraca Saldo
Pada pokok bahasan sebelumnya sudah dibahas neraca saldo yang
memuat semua akun buku besar utama, dengan tujuan untuk memastikan
bahwa jumlah debit dan kredit seluruh akun sudah seimbang.
50
Ekonomi SMA Kelas XII
Neraca saldo yang disusun berdasarkan buku besar pembantu berfungsi
untuk mengontrol buku besar utama. Apabila neraca saldo piutang tidak
sama dengan saldo piutang pada buku besar utama, berarti terjadi kesalahan.
Begitu pula neraca saldo utang juga harus sama dengan saldo utang pada
buku besar utama.
Contoh
PD Hidayah mempunyai data keuangan antara lain:
a. Saldo piutang Rp17.000.000,00 terdiri dari piutang kepada Toko Ibu
Rp7.000.000,00 dan Fa Setia Kawan Rpl0.000.000,00.
b. Saldo utang Rp14.000.000,00 terdiri dari utang kepada CV Bogatari
Rp8.000.000,00 dan PD Cisadane Rp6.000.000,00.
c. Persediaan barang dagang Rp12.000.000,00 terdiri dari terigu 15
kuintal @ Rp400.000,00 = Rp6.000.000,00 dan beras 20 kuintal @
Rp300.000,00 = Rp6.000.000,00.
d. Transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2004 antara lain:
Des. 2 Diterima dari Toko Ibu, pelunasan faktur seminggu yang lalu
Rp7.000.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30.
3 Dibayar kepada PT Cisadane, pelunasan faktur tanggal
14 November Rp6.000.000,00 potongan 2%.
6 Dijual kepada Toko Famili, 5 kuintal terigu @ Rp440.000,00
dan 5 kuintal beras @ Rp340.000,00 syarat pembayaran 2/10,
n/30.
7 Dibeli dari PT Madusari, 25 kuintal gula @ Rp450.000,00 syarat
pembayaran 3/10, n/30.
8 Diterima dari Fa Setia Kawan Rp10.000.000,00 pelunasan
faktur tanggal 28 November, potongan 2%.
10 Dijual kepada Toko Ibu, 5 kuintal terigu @ Rp440.000,00 dan 5
kuintal gula @ Rp500.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30.
13 Dibayar kepada CV Bogatari, pelunasan faktur bulan yang
lalu Rp8.000.000,00 tanpa potongan.
14 Dibeli dari PD Cisadane, 20 kuintal beras @ Rp310.000,00 rabat
10%, syarat pembayaran 2/10, n/30.
16 Diterima dari Toko Famili, pelunasan faktur pada tanggal
6 Desember.
17 Dibayar kepada PT Madusari; pelunasan faktur pada tanggal
7 Desember.
20 Diterima dari Toko Ibu, pelunasan faktur tanggal 10 Desember.
Jawab:
a. Buku Besar Pembantu
1. Buku Besar Pembantu Piutang
Toko Ibu (dalam ribuan) 102.1
Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)
102.3
Terigu
Tanggal Uraian Masuk Keluar Saldo
Gula
Tanggal Uraian Masuk Keluar Saldo
b. Neraca Saldo
1. Neraca Saldo Piutang
No. Uraian Debit (Rp) Kredit (Rp) Jumlah (Rp)
Rangkuman
I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat
transaksi ....
a. sejenis yang sering terjadi
b. penerimaan dan pengeluaran uang
c. pembelian barang dagang secara kredit
d. yang jarang terjadi
e. pembelian dan penjualan kredit
2. Usaha Dagang Rizki memiliki transaksi berikut ini.
(1) Pembelian barang dagang tunai
(2) Pembelian barang dagang kredit
(3) Pembelian bahan habis pakai tunai
(4) Pembelian peralatan secara kredit
(5) Penjualan tunai barang dagang
Transaksi yang dicatat pada jurnal pembelian adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (1) dan (5)
d. (2) dan (4)
e. (2) dan (5)
3. Usaha Dagang Rahmat memiliki transaksi berikut.
(1) Penjualan tunai barang dagang
(2) Penjualan tunai mesin bekas
(3) Penjualan kredit barang dagang
(4) Penerimaan tagihan
(5) Penerimaan kembali barang yang dijual
Jurnal penjualan adalah ....
a. (1) dan (3)
b. (1) dan (5)
c. (3) dan (5)
d. (3) saja
e. (5) saja
Format: Format:
.............. ..............
.............. ..............
.............. ..............
Penggunaan Penggunaan
jurnal umum: jurnal khusus:
.............. ..............
Buku ..........
Kertas ............
Neraca saldo
Laporan keuangan:
1. ........................ Tahap
Jurnal penyesuaian 2. ........................ pelaporan
3. ........................
Tahap
pengikhtisaran Jurnal ............
Menutup buku besar
Unjuk Kerja
Pembayaran transaksi pada saat ini tidak terbatas secara tunai saja, akan
tetapi banyak pembayaran dilakukan melalui kartu kredit (misalnya melalu i
visa dan mastercard).
Carilah data mengenai pembayaran secara kredit di sekitar tempat tinggal
kalian kemudian diskusikan dengan teman kelompok kalian. Dan jawablah
pertanyaan berikut ini.
Penggunaan Beban
Penyusunan Kertas
Perlengkapan
Kerja dengan
Pendekatan Ikhtisar
Persediaan Laba Rugi
Barang Dagang
Penghapusan
Piutang
Penyesuaian
Saldo Kas
Pembetulan
Kesalahan
Tujuan Pembelajaran
1. Memahami fungsi neraca saldo dalam akuntansi perusahaan
dagang.
2. Memahami proses pembuatan jurnal penyesuaian.
3. Memahami penggunaan kertas kerja.
4. Memahami proses pembuatan jurnal penutup dan neraca
saldo.
5. Memahami proses pembuatan jurnal pembalik.
Warta Ekonomi
Garuda Akan Restrukturisasi Utang
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha
penerbangan, PT Garuda Indonesia, akan melakukan restrukturisasi
kembali utang luar negeri. Rencana pengajuan restrukturisasi utang luar
negeri itu terkait erat dengan turunnya penghasilan Garuda akibat
menurunnya jumlah penumpang dari luar negeri.
Pemangkasan penerbangan membuat beban biaya operasional
pesawat pun berkurang. Garuda masih mampu memenuhi kewajiban
membayar utang luar negeri untuk periode 2003. Posisi utang luar negeri
Garuda pada 1998 sebesar 1,8 miliar dollar AS. Dua tahun kemudian
diusulkan restrukturisasi, dan baru awal 2001 kreditor menyetujui usulan
itu. Akhirnya, posisi utang pun berkurang menjadi 1,2 miliar dollar AS.
Pada Desember 2001, Garuda mencicil utang luar negeri senilai 100
juta dollar AS. Pada Desember 2002, Garuda kembali membayar utang
senilai 100 juta dollar AS. Kini, utang luar negeri Garuda masih tersisa
satu miliar dollar AS.
Jakarta, Kompas, Sabtu 3 Juni 2003
Contoh
1. Pada neraca saldo PD Agus Jaya terdapat akun beban perlengkapan
Rp7.980.000,00. Setelah diadakan inventarisasi, persediaan bahan habis
pakai yang masih ada seharga Rp4.000.000,00. Dengan demikian bahan
habis pakai yang telah digunakan adalah senilai Rp3.980.000,00 yaitu
dari Rp7.980.000,00 dikurangi Rp4.000.000,00 yang selanjutnya
dihitung menjadi beban.
Jurnal penyesuaiannya adalah:
Contoh
Perusahaan Dagang Agus Jaya pada tanggal 31 Desember 2004
mempunyai data keuangan sebagai berikut:
Persediaan barang dagang (awal) Rp12.000.000,00
Pembelian Rp35.000.000,00
Retur pembelian Rp 2.000.000,00
Rp 600.000,00
Rp 800.000,00
Rp16.000.000,00
Pertanyaan:
Berdasarkan data di atas buatlah jurnal penyesuaian bila:
a. menggunakan pendekatan Ikhtisar Laba Rugi,
b. menggunakan pendekatan Harga Pokok Penjualan.
Jawab:
a. Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi
Contoh
PD Agus Jaya membayar gaji karyawannya seminggu sekali setiap
hari Sabtu Rp3.000.000,00. Hari Sabtu pada akhir bulan Desember 2002
berada pada tanggal 28. Buatlah jurnal penyesuaiannya!
Jawab:
Jurnal penyesuaian
Gaji karyawan yang sudah dibayar pada akhir 2002 yaitu sampai
dengan tangga1 28 Desember 2002, artinya gaji untuk tangga1 30 dan
31 Desember 2002 belum dibayar, karena baru akan dibayar pada hari
Sabtu berikutnya (4 Januari 2003). Tutup buku dilakukan pada akhir tahun
2002, maka sampai dengan tanggal 31 Desember 2002 terdapat utang gaji
2 hari = 2/6 hari 5 Rp3.000.000,00 = Rpl.000.000,00. (Catatan: tanggal
29 Desember 2002 adalah hari Minggu)
Contoh
Pada tanggal 2 Mei 2004 dibayar sewa toko untuk satu tahun
Rp6.000.000,00. Dalam hal ini, sampai dengan tutup buku/akhir periode
akuntansi (31 Desember 2004), sewa yang sudah benar-benar menjadi
kewajiban perusahaan tahun 2004 adalah baru 8 bulan (bulan Mei sampai
dengan Desember 2004) sedang selebihnya (4 bulan/Januari sampai dengan
April 2005) belum menjadi kewajiban tahun 2004. Jumlah beban 4 bulan
inilah yang disebut beban/sewa dibayar di muka.
Untuk memisahkan jumlah yang sudah menjadi beban dan yang belum
tersebut perlu dibuat jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian yang dibuat
tergantung pencatatannya pada saat pembayaran sewa tersebut, karena
ada dua cara pencatatan pada saat pembayaran sewa, yaitu:
a. Pendekatan Harta/Neraca.
b. Pendekatan Beban/Laba Rugi.
Dari transaksi tanggal 2 Mei di atas dapat dicatat dan dibuat jurnal
penyesuaian seperti berikut ini.
Jawab:
a. Pendekatan Harta/Neraca
1. Pencatatan pada saat membayar sewa
Tanggal Uraian Debit Kredit
Mei 2 Sewa Dibayar di Muka Rp6.000.000,00 -
Kas - Rp6.000.000,00
Penjelasan:
Pada saat membayar dicatat pada akun sewa dibayar di muka
sehingga sampai dengan akhir periode sewa dibayar di muka bersaldo
debit Rp6.000.000,00. Sampai 31 Desember 2004, sewa yang sudah
menjadi beban = 8/12 x Rp6.000.000,00 = Rp4.000.000,00. Jumlah
tersebut harus dimunculkan sebagai beban tahun 2004 dengan
Penjelasan:
Pada saat membayar dicatat pada akun beban sewa sehingga
sampai dengan akhir periode akuntansi (31 Desember 2004), akun
beban sewa bersaldo debit Rp6.000.000,00. Padahal sewa yang benar-
benar sudah menjadi kewajiban (beban) tahun 2004 baru
Rp4.000.000,00. Berarti selebihnya (Rp2.000.000,00) belum menjadi
kewajiban/beban. Dengan demikian harus dibuat jurnal penyesuaian,
dengan mendebit akun sewa dibayar di muka dan mengkredit akun
beban sewa (sejumlah yang belum menjadi beban).
Contoh
PD Agus Jaya mempunyai simpanan deposito di BNI sebesar
Rp10.000.000,00. Dana tersebut mulai disimpan tanggal 1 November 2004,
suku bunga 18%, dan bunga dibayar setiap 3 bulan. Berarti bunga deposito
pertama yang baru akan diterima 3 bulan berikutnya (1 Februari 2005),
sedangkan buku sudah ditutup 31 Desember 2004. Jadi, sampai dengan
Penjelasan:
Pada saat menerima pendapatan (kas) dicatat pada akun jasa cetak
diterima di muka sehingga sampai dengan akhir periode, jasa cetak
diterima di muka bersaldo kredit Rp5.000.000,00 dan pendapatan jasa
cetak belum ada, padahal sampai dengan 31 Desember 2004 sudah
Rp3.500.000,00 yang menjadi hak perusahaan maka jumlah tersebut
harus dimunculkan sebagai pendapatan, dengan mendebit akun jasa
cetak diterima di muka dan mengkredit akun pendapatan jasa cetak
(sejumlah yang sudah menjadi hak).
Penjelasan:
Pada saat menerima pendapatan dicatat pada akun pendapatan jasa
cetak sehingga sampai dengan akhir periode akuntansi (31 Desember
2004) akun pendapatan jasa cetak bersaldo Rp5.000.000,00 padahal
jasa cetak yang sudah benar-benar menjadi hak tahun 2004 baru
Rp3.500.000,00. Selebihnya (Rp1.500.000,00) harus dipindahkan ke
akun jasa cetak diterima di muka dengan mendebit akun pendapatan
jasa cetak dan mengkredit jasa cetak diterima di muka sejumlah yang
belum menjadi hak).
Contoh
Gedung dibeli oleh PD Agus Jaya untuk perluasan usaha pada tanggal
5 Juli 2004 seharga Rp120.000.000,00. Biaya balik nama Rp9.000.000,00.
Gedung tersebut diperkirakan dapat dipakai selama 25 tahun dengan nilai
sisa Rp4.000.000,00.
Ditanyakan:
Buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2004!
Jawab:
Harga perolehan gedung:
Rp120.000.000,00 + Rp9.000.000,00 = Rp129.000.000,00
Beban penyusutan tiap tahun
Rp129.000.000, 00 – Rp4.000.000, 00
= Rp5.000.000,00
25
Beban penyusutan tahun 2004:
0,5 5 Rp5.000.000,00 = Rp2.500.000,00
Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2004
Metode Langsung
b. Dalam metode ini setiap terjadi piutang yang sudah pasti tidak
akan dibayar, langsung dihapus dengan cara mendebit akun beban
penghapusan piutang atau rugi piutang tak tertagih dan mengkredit
akun piutang dagang.
Metode Penyisihan (Pencadangan)
Dalam metode ini, setiap akhir periode diadakan pengecekan
terhadap seluruh piutang, mungkinkah ada piutang yang tidak akan
dapat ditagih atau diterima pembayarannya. Untuk piutang yang
diperkirakan tidak akan dapat ditagih/diterima, dicatat pada akun
cadangan kerugian piutang tak tertagih (beban penyusutan piutang)
dengan cara mendebit akun kerugian piutang tak tertagih (cadangan
penghapusan piutang) dan mengkredit akun cadangan piutang tak
tertagih. Pada waktu terjadi adanya piutang yang benar-benar tidak dapat
ditagih, piutang tersebut harus dihapuskan, dengan mendebit akun
cadangan piutang tak tertagih dan mengkredit akun piutang dagang.
Untuk lebih jelas, perhatikan tabel di bawah ini!
Metode Langsung Metode Penyisihan
Contoh
Saldo kas PD Agus Jaya pada tanggal 31 Desember 2004 menunjukkan
jumlah Rp17.450.000,00 ternyata saldo menurut rekening koran yang
diterima dari BNI Rp17.675.000,00 perbedaan tersebut karena bank
mendebit Rp75.000,00 untuk biaya administrasi dan mengkredit
Rp300.000,00 untuk jasa giro (pendapatan bunga).
Ditanyakan:
Berdasarkan data di atas, buatlah jurnal penyesuaiannya!
Jawab:
Jurnal penyesuaian 31 Desember 2004
Tanggal Uraian Debit Kredit
Penjelasan:
a. Bank mendebit biaya administrasi, artinya bank membebani PD Agus
Jaya biaya administrasi. Bank mencatat piutang kepada PD Agus Jaya
bertambah atau saldo kas PD Agus Jaya berkurang, sedangkan bagi
PD Agus Jaya utangnya kepada bank bertambah atau simpanan saldo
kasnya berkurang karena adanya biaya administrasi. Sehingga bagi
PD Agus Jaya, jurnalnya adalah sebagai berikut.
Biaya Administrasi Rp75.000,00
Kas Rp75.000,00
b. Bank mengkredit jasa giro, artinya memberikan jasa giro kepada
PD Agus Jaya, sehingga bank mencatat utang kepada PD Agus Jaya
bertambah atau saldo kas PD Agus Jaya bertambah, sedangkan bagi
PD Agus Jaya, dengan adanya jasa giro tersebut berarti simpanan atau
kasnya bertambah sehingga PD Agus Jaya dapat dijurnal mencatat
dalam jurnalnya
Kas Rp300.000,00
Pendapatan Bunga Rp300.000,00
Catatan
Bagi perusahaan yang sebagian besar transaksi penerimaan dan
pembayaran dilakukan melalui bank. Penyesuaian dilakukan dengan
cara membuat rekonsiliasi bank, baru dibuat jurnal penyesuaian.
Contoh
PD Agus Jaya pada tahun 2004 menemukan terjadinya kesalahan
pencatatan seperti berikut ini.
a. Pembayaran utang kepada PT Jalatunda Rp7.500.000,00 dicatat
Rp5.700.000,00.
b. Pembelian barang dagang secara kredit dari PT Bumi Pertiwi
Rpl.500.000,00 tercatat Rp15.000.000,00.
c. Penerimaan tagihan dari Toko Mawar Rp3.000.000,00 dicatat sebagai
pelunasan utang kepada Toko Mawar Rp2.000.000,00.
d. Pembelian bahan habis pakai secara kredit dari Toko Serba Ada
Rp900.000,00 belum dicatat.
Ditanyakan:
Buatlah jurnal penyesuaian untuk membetulkan kesalahan-kesalahan
tersebut!
Penjelasan:
a. Terlalu rendah mencatat jumlah pembayaran utang, pembetulannya
dijurnal sama dengan yang seharusnya, sebesar kekurangannya.
(Rp7.300.000,00 = Rp5.700.000,00)
b. Terlalu tinggi mencatat jumlah pembelian, pembetulannya dijurnal
kebalikannya sebesar kelebihannya (Rp1.500.000,00 = Rp1.500.000,00).
c. Kesalahan mencatat akun dibetulkan dengan cara pencatatan yang
salah dibalik kemudian digabung dengan yang seharusnya.
Yang salah:
Utang Dagang Rp2.000.000,00
Kas Rp2.000.000,00
Dibalik:
Kas Rp2.000.000,00
Utang Dagang Rp2.000.000,00
Seharusnya:
Kas Rp3.000.000,00
Piutang Dagang Rp3.000.000,00
Pembetulan/jurnal penyesuaian = gabungan:
Kas Rp5.000.000,00
Utang Dagang Rp2.000.000,00
Piutang Dagang Rp3.000.000,00
d. Bila lupa mencatat, dijurnal sesuai dengan yang seharusnya.
Contoh
Perusahaan Dagang PD Agus Jaya mempunyai data keuangan berupa
neraca saldo dan data penyesuaian berikut ini.
a. Neraca saldo 31 Desember 2004
4.
5.
6.
Sewa toko dibayar untuk 1 tahun terhitung tanggal 2 Oktober 2004
7. sampai dengan 1 Oktober 2005.
Perlengkapan kantor yang tersisa seharga Rp400.000,00.
Peralatan toko disusutkan 10%.
Gaji karyawan bulan Desember yang belum dibayar Rp600.000,00.
Iklan dibayar pada bulan November untuk 5 kali penerbitan,
sampai dengan 31 Desember 2004 baru terbit 2 kali.
Ditanyakan:
Buatlah jurnal penyesuaian per 31 Desember 2004 apabila jurnal:
a. Pendekatan ikhtisar laba rugi
b. Pendekatan harga pokok penjualan
Jawab:
a. Jurnal penyesuaian pendekatan ikhtisar laba rugi
Penjelasan:
1. Saldo kas bertambah Rp120.000,00 (jasa giro/bunga), berkurang
Rp40.000,00 (biaya administrasi), dan bertambah Rp80.000,00.
a. Pers
di neraca saldo dihapus (dicatat di sisi kredit) dan akun
ikhtisar laba rugi dicatat di sisi debit sejumlah itu.
b. Persediaan barang dagang (akhir) yaitu sesuai dengan data
penyesuaian, harus dimunculkan dengan mencatat di sisi
debit dan akun ikhtisar laba rugi di kredit sejumlah itu.
3. Sewa toko Rp600.000,00 yang sudah dilalui dan menjadi beban
Oktober sampai dengan Desember:
3 bulan = 3/12 5 Rp6.000.000,00 = Rp1.500.000,00.
Selebihnya (Rp4.500.000,00) belum menjadi beban.
4. Perlengkapan kantor yang tersisa Rp400.000,00 berarti selebihnya
(Rp2.700.000,00 – Rp400.000,00 = Rp2.300.000,00) sudah menjadi
beban sewa.
5. Penyusutan 10% 5 Rp4.000.000,00 = Rp400.000,00.
6. Gaji yang belum dibayar, berarti masih mempunyai utang gaji
Rp600.000,00.
7. Beban iklan Rp2.000.000,00. Iklan yang sudah diterbitkan baru 2
kali. Berarti yang benar-benar menjadi beban tahun 2004 hanyalah:
2/5 5 Rp2.000.000,00 = Rp800.000,00. Sedang selebihnya
(Rp2.000.000,00 – Rp800.000,00 = Rp1.200.000,00) belum menjadi
beban, berarti merupakan iklan dibayar di muka.
b. Jurnal penyesuaian dengan pendekatan Harga Pokok Penjualan.
Tanggal Uraian Debit Kredit
Debit Kredit
Penjelasan:
1. Unsur harga pokok penjualan yang bersaldo debit (persediaan barang
dagang awal), pembelian dan beban angkut pembelian, dipindah ke
akun harga pokok penjualan dengan mengkredit akun unsur-unsur
harga pokok penjualan tersebut dan mendebit akun harga pokok
penjualan.
2. Unsur harga pokok penjualan yang bersaldo kredit (retur pembelian
dan pengurangan harga, dan potongan pembelian), dipindahkan ke
akun harga pokok penjualan dengan mendebit akun unsur harga
pokok penjualan tersebut serta memunculkan persediaan barang
dagang (akhir) dan mengkredit akun harga pokok penjualan.
Contoh
Berdasarkan contoh 12, diketahui neraca saldo PD Agus Jaya per
31 Desember 2004 adalah sebagai berikut.
Nomor
Akun
Nama Akun Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)
Tangg Uraian
al
Debit Kredit
Berikut ini merupakan kertas kerja PD Agus Jaya tanggal 31 Desember 2004
dengan menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi dan pendekatan harga
pokok penjualan.
Data penyesuaiannya adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil inventarisasi secara fisik (stock opname), nilai
persediaan barang Rp25.900.000,00.
2. Sewa toko dibayar untuk 1 tahun terhitung tanggal 2 Oktober 2004
sampai dengan 1 Oktober 2005.
3. Bahan habis pakai kantor yang tersisa seharga Rp400.000,00.
4. Peralatan toko disusutkan 10%.
5. Gaji karyawan bulan Desember yang belum dibayar Rp600.000,00.
6. Iklan dibayar pada bulan November untuk 5 kali penerbitan, sampai
dengan 31 Desember 2002 baru terbit 2 kali.
90
KERTAS KERJA
31-Des-04 (Dalam Ribuan)
Ayat Jurnal Neraca Saldo
No. Neraca Saldo Laba/Rugi Neraca
Penyesuaian Disesuaikan
Akun Nama Akun
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00)
101 Kas 18.900 - 80 - 18.980 - - - 18.980 -
102 Piutang dagang 24.000 - - - 24.000 - - - 24.000 -
103 Sewa dibayar di muka 6.000 - - 1.500 4.500 - - - 4.500 -
91
18.180 18.180
100.220 100.220 201.480 201.480
Catatan:
Jumlah debit dan kredit pada kolom laba rugi tidak harus sama,
karena selisih tersebut menunjukkan keuntungan atau kerugian yang
diperoleh perusahaan. Bila jumlah debit kolom laba rugi lebih kecil
daripada jumlah kredit, maka selisih tersebut menunjukkan laba
perusahaan. Sebaliknya, bila jumlah kredit lebih kecil daripada jumlah
debit, maka menunjukkan perusahaan mengalami kerugian.
Demikian pula pada kolom neraca, jumlah debit dan kredit akan
seimbang bila ditambahkan dengan selisih pada kolom laba rugi. Laba
bersih yang terletak pada sisi debit kolom laba rugi dipindahkan pada
sisi kredit kolom neraca.
Contoh
Berdasarkan kertas kerja PD Agus Jaya pada contoh yang lalu dibuat
jurnal penutup seperti berikut ini.
Tanggal Uraian Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)
Ta
ng
Uraian Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)
121
Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)
301
Saldo
Tanggal Uraian Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)
411
Saldo
Tanggal Uraian Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)
512
Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)
Contoh
Berdasarkan kertas kerja PD Agus Jaya maupun buku besarnya, dapat
disusun neraca saldo setelah penutupan seperti berikut ini.
Neraca Saldo Setelah Penutupan, 31 Desember 2004
F Jurnal Pembalik
Dengan adanya jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi, muncullah
akun yang selama periode akuntansi tidak pernah digunakan. Setelah diadakan
penutupan buku besar, semua akun nominal menjadi nol, walaupun sebenarnya
akun yang bersangkutan digunakan sepanjang tahun. Akun riil digunakan untuk
Contoh
Berdasarkan kertas kerja dan jurnal penyesuaian PD Agus Jaya dapat
dibuat jurnal pembalik sebagai berikut.
Jurnal Pembalik, 1 Januari 2005
I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Di neraca saldo terdapat barang dagang menurut stock opname seharga
Rp88.700.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat ....
(1) Ikhtisar Laba Rugi Rp8.700.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp8.700.000,00
(2) Persediaan Barang Dagangan Rp7.200.000,00
Ikhtisar Laba Rugi Rp7.200.000,00
(3) Persediaan Barang Dagangan Rp8.700.000,00
Ikhtisar Laba Rugi Rp8.700.000,00
(4) Persediaan Barang Dagangan Rp1.500.000,00
Ikhtisar Laba Rugi Rp1.500.000,00
(5) Ikhtisar Laba Rugi Rp7.200.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp7.200.000,00
Apabila digunakan pendekatan ikhtisar laba rugi, jurnal penyesuaian
yang benar adalah ....
a. (1) dan (2) d. (3) dan (4)
b. (1) dan (3) e. (3) dan (5)
c. (2) dan (4)
2. Perhatikan akun berikut ini.
(1) Persediaan barang dagang awal
(2) Pembelian
(3) Retur pembelian
(4) Potongan pembelian
(5) Beban angkut pembelian
Apabila digunakan pendekatan Ikhtisar Laba Rugi, akun yang dicatat
di sisi kredit jurnal penyesuaian adalah ....
a. (1) dan (2) d. (1) saja
b. (2) dan (5) e. (5) saja
c. (3) dan (4)
3. Perhatikan matriks berikut ini!
1
1. Persediaan barang dagang
2. Pembelian
3. Penjualan
Rp1.800.000,00
Rp1.800.000,00
Rp 900.000,00
Rp 900.000,00
6. Kertas kerja merupakan ....
a. rangkaian kegiatan akuntansi yang wajib dibuat
b. bagian siklus akuntansi tahap pelaporan
c. konsep untuk membuat laporan keuangan
d. laporan rinci tentang kondisi perusahaan
e. laporan terbuka dan terperinci tentang keadaan perusahan
7. Perhatikan kelompok akun berikut ini.
1. Harta 4. Pendapatan
2. Utang 5. Beban
3. Modal
Dalam penyelesaian kertas kerja, akun yang dipindah ke lajur rugi laba
adalah ....
a. 1 dan 2 d. 3 dan 5
b. 1 dan 3 e. 4 dan 5
c. 3 dan 4
8. Perhatikan akun berikut ini.
(1) Persediaan barang dagang (4) Penjualan
(2) Pembelian (5) Potongan/diskon penjualan
(3) Retur pembelian
Dalam menutup buku besar, akun yang dipindahkan ke akun ikhtisar
laba rugi debit adalah ....
a. (1) dan (2) d. (3) dan (5)
b. (2) dan (3) e. (4) dan (5)
c. (3) dan (4)
9. Dalam menutup buku besar, akun berikut yang dipindahkan ke modal
adalah ....
a. pendapatan dan beban
b. prive dan ikhtisar laba rugi
c. ikhtisar laba rugi dan harga perolehan
d. prive dan beban
e. pendapatan dan saldo rugi
Unjuk Sikap
Perhatikan kembali artikel pada Warta Ekonomi di bagian awal bab ini.
Restrukturisasi hutang di PT Garuda Indonesia telah membuat posisi
hutangnya berkurang. Diskusikan bagaimana pembuatan jurnal penyesuaian
dalam kasus hutang PT Garuda Indonesia ini!
Unjuk Kerja
Perhatikan kembali contoh neraca saldo (trial balance) PD Agus Jaya pada
halaman 80!
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mendiskusikannya bersama
kelompok!
1. Apakah cukup dengan data neraca saldo suatu perusahaan membuat
pengikhtisaran akuntansi?
2. Laporan apa sajakah yang harus dibuat dalam pengikhtisaran akuntansi
perusahaan dagang?
3. Apa perbedaan dasar pengikhtisaran akuntansi perusahaan jasa dan
perusahaan dagang?
4. Carilah data baik dari media cetak maupun elektronik mengenai laporan
penyesuaian (adjusting report) dan lembar kertas kerja (work sheet) dan
buatlah analisis laporan laba ruginya!
Laporan Keuangan
Perusahaan Dagang
Laporan
Neraca
Laba Rugi
Pengertian Analisis
Laporan Keuangan
Tujuan Pembelajaran
1. Memahami proses perhitungan harga pokok penjualan.
2. Memahami penyusunan laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, dan neraca untuk perusahaan dagang.
3. Memahami proses analisis laporan keuangan.
Warta Ekonomi
Contoh
PD Agus Jaya mempunyai data yang berkaitan dengan persediaan
barang dagang seperti berikut ini :
Persediaan barang dagang pada tanggal 1 April 2004 Rp 7.500.000,00
Pembelian selama bulan April Rp40.000.000,00
B
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan atau
penghasilan dan biaya-biaya yang terjadi pada suatu perusahaan selama periode
tertentu. Dengan membaca dan memahami laporan laba rugi dapat diketahui
rentabilitas perusahaan, yang mencerminkan keberhasilan (kemajuan) ataupun
kemunduran perusahaan.
Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang dagang untuk
dijual kembali tanpa mengubah bentuk. Namun demikian, untuk mengetahui
rugi laba usaha tidak sekadar membandingkan antara hasil penjualan dengan
pembeliannya, karena masih banyak komponen yang harus dipertimbangkan.
Penjualan xxx
Retur penjualan xxx
Potongan penjualan xxx
+
xxx
–
Penjualan bersih xxx
Harga Pokok Penjualan
(Cost of Goods Sold)
Persediaan barang dagang (awal) xxx
Pembelian xxx
Beban angkut pembelian xxx
+
xxx
Retur pembelian xxx
Potongan pembelian xxx
+
Pembelian bersih xxx
–
xxx
+
Barang dagang tersedia untuk dijual xxx
Persediaan barang dagang (akhir) xxx
–
Harga Pokok Penjualan (OGS) xxx
–
Laba bruto atas penjualan xxx
Beban operasi perusahaan:
Beban penjualan
Beban gaji bagian penjualan xxx
Beban sewa toko xxx
Beban angkut penjualan xxx
Beban iklan xxx
Beban asuransi toko xxx
Beban perlengkapan toko xxx
Beban penyusutan peralatan toko xxx
Beban penjualan lain-lain xxx
+
xxx
PD AGUS JAYA
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember .... (Rp)
Penjualan 100.100.000,00
Retur penjualan 3.000.000,00
Potongan penjualan 1.300.000,00
+
4.300.000,00
–
Penjualan bersih 95.800.000,00
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
Persediaan barang dagang (awal) 27.500.000,00
Pembelian 63.600.000,00
Beban angkut pembelian 2.800.000,00
+
66.400.000,00
Retur pembelian 2.700.000,00
Potongan pembelian 900.000,00
+
3.600.000,00
–
Pembelian bersih 62.800.000,00
+
Barang dagang tersedia untuk dijual 90.300.000,00
Persediaan barang dagang (akhir) 25.900.000,00 –
Harga Pokok Penjualan (COGS) 64.400.000,00
–
Laba bruto atas penjualan 31.400.000,00
Beban operasi perusahaan:
Beban penjualan
Beban gaji bagian penjualan 8.300.000,00
Beban sewa toko 1.500.000,00
Beban angkut penjualan 800.000,00
Beban penyusutan peralatan toko 400.000,00 +
11.000.000,00
Beban administrasi dan umum:
Beban perlengkapan kantor 2.300.000,00
Beban administrasi 40.000,00 +
2.340.000,00
+
Jumlah beban operasi perusahaan 13.340.000,00
Laba bersih operasi 18.060.000,00 –
Pendapatan dan beban nonoperasional:
Pendapatan bunga 120.000,00 +
Laba bersih 18.180.000,00
Contoh
Berdasarkan kertas kerja PD Agus Jaya, dibuat laporan laba rugi seperti
berikut ini,
PD AGUS JAYA
Laporan Perubahan Modal
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2004
Modal Agus 1 Januari 2004 Rp125.000.000
Laba bersih Rp 18.180.000
Pengambilan prive (Rp 2.500.000)
Penambahan modal Rp 15.680.000
+
Modal Agus 31 Desember 2004 Rp140.680.000
D. Neraca
Neraca adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
perusahaan pada kurun waktu tertentu. Dengan membaca dan memahami neraca
suatu perusahaan dapat diketahui kredibilitas perusahaan tersebut, likuiditas
maupun solvabilitasnya.
Cara menyusun neraca perusahaan dagang sama dengan menyusun neraca
perusahaan jasa, dapat dibuat dalam bentuk skontro (bentuk huruf T-account)
atau sebelah-menyebelah dapat pula dibuat dalam bentuk laporan ( staffel).
Unsur-unsur neraca terdiri dari harta, utang, dan modal. Apabila sumber
data terdiri dari buku besar, maka tinggal mengelompokkan saldo akun harta,
utang, dan modal. Apabila sumber data berupa kertas kerja maka untuk
menyusun neraca diambil dari akun yang jumlah saldonya ada pada lajur neraca,
dengan catatan:
1. modal diambil dari laporan perubahan modal (modal awal ditambah atau
dikurangi laba/rugi bersih dikurangi prive);
Contoh
Berdasarkan kertas kerja PD Agus Jaya pada bab sebelumnya, disusun
neraca berikut ini.
PD AGUS JAYA
Neraca
31 Desember 2004
Aktiva
Aktiva lancar
Kas Rp 18.980.000
Piutang dagang Rp 24.000.000
Sewa dibayar di muka Rp 4.500.000
Persediaan barang dagang Rp 25.900.000
Perlengkapan kantor Rp 400.000
Iklan dibayar di muka Rp 1.200.000
+
Jumlah aktiva lancar Rp 74.980.000
Aktiva tetap
Peralatan toko Rp 4.000.000
Akumulasi peny. peralatan toko Rp 1.200.000
–
Rp 2.800.000
Tanah Rp120.000.000
+
Jumlah aktiva tetap Rp 122.800.000
+
Jumlah aktiva Rp197.780.000
Pasiva
Utang
Utang lancar
Utang dagang Rp 21.500.000
Utang wesel Rp 5.000.000
Utang gaji Rp 600.000
+
Jumlah utang lancar Rp 27.100.000
Utang jangka panjang
Utang hipotek Rp 30.000.000
Jumlah utang lancar +
Rp 57.100.000
Ekuitas
Modal Agus Rp 140.680.000
Jumlah Utang dan Modal Rp197.780.000 +
Contoh
Berdasarkan laporan keuangan PD Agus Jaya (laporan laba rugi dan
neraca) dapat disebut analisis laporan keuangan seperti berikut ini.
a. Rasio Likuiditas
AL(Aktiva Lancar)
1. Likuiditas = UL (Kewajiban Lancar) 100%
Rp74.980.000,00
= Rp27.100.000,00 100% = 276,67%
Dengan current rasio 276,67% berarti perusahaan tersebut dapat
memenuhi kewajiban jangka pendek setiap saat.
Kas + Kas di Bank
2. Cash Ratio = 100%
Utang Lancar
Rp42.980.000
= Rp27.100.000 100% = 158,59%
Cash ratio diatas menunjukkan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban berupa utang lancar sebesar 158,59%.
3.
Persediaan
Utang Lancar
Quick Ratio =
Aktiva Lancar –
100%
Rp42.980.000 – Rp25.900.000
= 100% = 63,02%
Rp27.100.000
Quick ratio di atas menunjukkan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban berupa utang lancar sebesar 12,14%.
Persediaan
4. Inventary to Working Capital = 100%
Modal
Rp25.900.000
= 100% = 18,41%
Rp140.680.000
Inventary to working capital di atas menunjukkan perputaran modal
perusahaan sebesar 18,41% ini menunjukkan rendahnya
peruputaran modal yang ditanam dalam persediaan barang atau
tidak tersedianya modal kerja yang cukup, biasa disebabkan
besarnya nilai modal dan rendahnya tingkat perputaran
persediaan.
b. Rasio Leverage
Total Utang
1. Debt to Equity Ratio = 100%
Modal Sendiri
Rp57.100.000
Rp140.680.000
= Rp30.000.000 100% = 468,93%
Long-term debt to equity ratio sebesar 468,93% menunjukkan
besarnya modal sendiri yang dipergunakan untuk menjamin
utang jangka panjang artinya dengan modal sendiri sebesar 4,6
kali lipat dari utang jangka panjang dapat menjamin utang jangka
panjang dalam 1 periode.
Laba Usaha
5. Debt Service = Angsuran Kredit + Bunga 100%
Rp18.180.000
= Rp5.000.000 100% = 363,6%
Debt service sebesar 363,6% menunjukkan besarnya laba usaha
yang dipergunakan untuk menjamin angsuran kredit beserta
bunga dalam 1 periode.
Total Aktiva
c. Solvabilitas = Total Kewajiban 100%
Rp197.780.000,00
= Rp57.100.000,00 100% = 346,37%
Dengan rasio solvabilitas 346,98% berarti perusahaan mampu
memiliki seluruh kewajibannya, jika sewaktu-waktu ditutup.
Laba Bersih
d. Rentabilitas = 100%
Modal
Rp18.180.000,00
= Rp125.000.000,00 100% = 14,54%
Rasio rentabilitas = 14,54% berarti keberhasilan perusahaan cukup
baik, karena rentabilitas berada sedikit di atas suku bunga bank
(dengan asumsi bunga bank paling tinggi 11% per tahun)
Catatan: dalam menghitung rentabilitas digunakan modal awal,
karena laba yang diperoleh dan hasil usaha yang menggunakan modal
awal dan modal akhir baru akan digunakan pada periode berikutnya.
Rangkuman
I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Perhatikan istilah akuntansi berikut ini.
(1) Income statement
(2) Finance statement
(3) Profit and loss statement
(4) Balance sheet
Istilah laporan keuangan adalah ....
a. (1) dan (2) d. (2)
b. (1) dan (3) e. (4)
c. (2) dan (4)
2. Unsur laporan laba rugi adalah ....
a. harta, utang, dan modal
b. pendapatan dan beban
c. pendapatan, beban, dan prive
d. laba rugi bersih, prive, dan modal awal
e. laba rugi bersih, modal awal, modal akhir, dan prive
3. Dalam perusahaan dagang, laba usaha pokok diperoleh dari ....
a. laba bruto – beban usaha pokok
b. laba bruto – beban usaha pokok pendapatan/beban nonoperasional
c. laba bruto – beban usaha pokok – pajak penghasilan
d. laba bersih – pajak penghasilan
e. laba bersih – beban operasional
4. Laba bruto adalah ....
a. laba penjualan barang dagang – beban usaha pokok
b. laba bersih sebelum pajak
c. penjualan bersih – harga pokok penjualan
d. penjualan bersih – pembelian bersih
e. penjualan bersih – pembelian bersih – beban usaha pokok
5. Penjualan bersih adalah ....
a. penjualan – retur penjualan – potongan penjualan
b. penjualan + beban angkut penjualan – retur penjualan – potongan
penjualan
Laba bersih
b. 100%
Modal
Modal
c. 100%
Laba bersih
Total kewajiban
d. 100%
Total aktiva
Total aktiva
e. 100%
Total kewajiban
Unjuk Sikap
Perhatikan kembali artikel pada Warta Ekonomi dibagian awal bab ini. Carilah
laporan laba rugi PT Kalbe Farma dari media massa atau internet.
Bagaimanakah Kalbe Farma menghitung laba bersih, laba kotor, beban operasi
dan beban penjualan?
Berdasarkan artikel di atas, isilah bagan berikut dari hasil diskusi kelompok
dalam bentuk tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan
Perencanaan
(Planning)
Pengorganisasian
(Organizing)
Penggerakan
(Actuating)
Pengendalian atau
Pengawasan
(Controlling)
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan unsur-unsur manajemen.
2. Menjelaskan fungsi manajemen dalam pengelolaan badan
usaha.
3. Mendeskripsikan peran badan usaha dalam perekonomian
nasional.
4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk badan usaha swasta.
Warta Ekonomi
A Manajemen
Istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris lama, management, yang berarti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen berkembang hampir seumur
dengan manusia menghuni bumi ini. Beberapa penulis melacak pengembangan
manajemen sejauh perdagangan di Sumeria dan pembangunan piramid di Mesir.
Banyak catatan membuktikan bahwa manajemen sudah diterapkan sejak zaman
kuno. Penafsiran tulisan kuno di Mesir yang diperkirakan ditulis 1300 tahun
Manajemen
Tingkat Atas
Prinsip-prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip manajemen merupakan petunjuk-petunjuk mengenai
tindakan manajerial yang membantu pihak manajer memutuskan apa yang harus
dilakukannya dalam situasi tertentu. Sebagian besar prinsip-prinsip manajemen
berasal dari pengalaman puluhan tahun para pemimpin melalui observasi
terhadap tindakan-tindakan yang menyebabkan timbulnya masalah atau yang
menghasilkan kesuksesan tertentu. Prinsip-prinsip manajemen yang paling
popular dikemukakan oleh Henry Fayol (1841–1925) yang dituliskannya dalam
buku yang berjudul Administration Industrielle et Generale (1916). Berikut ini adalah
14 prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Henry Fayol.
1. Pembagian kerja (division of labour), dengan manusia semakin mengkhusus
dalam pekerjaannya, maka semakin efisien kerjanya.
2. Otoritas dan tanggung jawab (authority and responsibility) diperoleh melalui
perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang
formal. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat memaksa kepatuhan
orang lain.
3. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap
aturan dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting untuk
menciptakan kepatuhan para bawahan, juga kesepakatan yang adil seperti
penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil
terhadap yang menyimpang.
4. Kesatuan komando (unity of command), artinya setiap karyawan hanya
menerima perintah kerja dari satu orang karena jika perintah datangnya
dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan
kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction), artinya sekelompok kegiatan yang
mempunyai tujuan yang sama harus dipimpin oleh seorang manajer dengan
satu rencana kerja.
7.
Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
(subordination of individual interest to general interest ), hendaknya pada setiap
8. organisasi, kepentingan organisasi secara keseluruhan harus lebih penting
dibanding kepentingan perorangan.
Renumerasi (renumeration of personnel), artinya pemberian balas jasa harus
adil baik untuk karyawan maupun perusahaan.
9.
Sentralisasi (centralization), yaitu pengambilan keputusan yang banyak
menggunakan pertimbangan atasan dan tanggung jawab akhir terletak pada
atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan
10. sesuai kebutuhan sehingga memungkinkan adanya desentralisasi.
Rantai skalar (scalar chain), adanya garis kewenangan yang tersusun dari
11. tingkat teratas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan
organisasi.
12. Tata tertib (order), dengan menempatkan barang dan orang pada tempat
dan waktu yang tepat.
13. Keadilan (equity), hendaknya para manajer bersahabat dan adil terhadap
semua bawahannya.
Stabilitas masa jabatan (stability of personnel) dalam arti tidak banyak
14. pergantian karyawan yang keluar masuk organisasi.
Inisiatif (initiative), dengan memberikan kebebasan kepada bawahan untuk
berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun dapat saja terjadi
kesalahan-kesalahan.
Semangat korps (esprit de corps), dengan meningkatkan semangat
berkelompok dan bersatu. Hal ini dapat dilakukan melalui lebih banyak
menggunakan komunikasi langsung daripada komunikasi formal dan
tertulis.
Fungsi-fungsi Manajemen
Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka para manajer
harus menerapkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi ini diarahkan
sedemikian rupa sehingga terjadi kesatuan dalam mencapai tujuan. Mengenai
fungsi-fungsi manajemen ini terdapat banyak sekali pandangan para ahli yang
berbeda antara satu sama lain, seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa ahli.
1. Perencanaan (Planning)
Pengertian
Pada urutan pekerjaan, perencanaan merupakan awal kegiatan sehingga
perencanaan dikatakan sebagai fungsi manajemen yang paling utama. Fungsi
yang lain akan bekerja setelah diberi arahan oleh bagian perencanaan.
Perencanaan merupakan proses dasar manajemen untuk mencapai tujuan
dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai.
Tingkatan
Dilihat dari jenjang manajemen, maka perencanaan dapat dibagi
menjadi tiga tingkat perencanaan, yaitu sebagai berikut.
1. Perencanaan tingkat atas (top level)
Perencanaan pada tingkat ini dilakukan oleh manajemen puncak.
Perencanaan berupa perencanaan kebijakan (policy planning).
Perencanaan lebih bersifat strategis yaitu memberi petunjuk umum,
merumuskan tujuan, mengambil keputusan, dan memberi petunjuk
pola penyelesaiannya dan bersifat menyeluruh. Perencanaan tingkat
atas lebih ditekankan pada tujuan jangka panjang dari perusahaan.
2. Perencanaan tingkat menengah (middle level)
Perencanaan pada tingkat ini dilakukan oleh manajemen tingkat
menengah. Perencanaan berupa perencanaan program (program
planning). Perencanaan bersifat administratif yaitu menyangkut cara-
cara menempuh dan bagaimana tujuan dari perencanaan itu dapat
dilaksanakan.
Manfaat
Dengan membuat suatu perencanaan pada awal suatu kegiatan akan
memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Pelaksanaan pekerjaan akan tepat dan kegiatan setiap unit akan
terorganisir menuju arah yang sama.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
3. Memudahkan pelaksanaan pengawasan, karena perencanaan memuat
standar-standar tindakan atau biaya yang dapat digunakan.
4. Dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terjadi
karena rencana sudah disusun berdasarkan hasil penelitian dan ramalan
yang kuat.
Membuat Perencanaan
Dalam membuat suatu perencanaan, biasanya seorang manajer
menggunakan pertanyaan-pertanyaan dasar berikut.
1. What – Apa yang hendak dicapai? Manajer harus dapat merumuskan
suatu tujuan tertentu.
2. Why – Mengapa hal tersebut menjadi tujuan, bukan yang lainnya?
Manajer harus dapat memberikan alasan memilih tujuan tersebut
berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.
3. Where – Di manakah lokasi perusahaan yang tepat? Manajer harus dapat
menentukan lokasi perusahaan yang tepat dilihat dari aspek ekonomis,
sosial, dan teknis,serta mampu mempertanggung jawabkan pilihan
lokasi tersebut.
4. When – Kapan pekerjaan tersebut harus dimulai dan diselesaikan?
Manajer harus dapat dengan tepat menentukan jadwal suatu pekerjaan
dimulai dan harus diselesaikan.
5. Who – Siapakah orang-orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut?
Manajer harus dapat menentukan orang-orang yang tepat
melaksanakan pekerjaan tersebut dan mempertanggungjawabkan
mengapa orang-orang itu dipilih untuk melaksanakannya, bukan orang
lain.
6. How – Bagaimana cara melaksanakan pekerjaan tersebut? Manajer harus
membuat job description suatu pekerjaan, sedangkan bimbingan teknik
untuk pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan oleh staf manajer.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengertian
Pengorganisasian merupakan langkah kedua dari fungsi manajemen.
Hasil pengorganisasian adalah suatu situasi dimana organisasi dapat
digerakkan menjadi satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
Bentuk Organisasi
Ada beberapa bentuk organisasi yang biasanya digunakan oleh
perusahaan-perusahaan baik itu perusahaan-perusahaan kecil maupun
besar.
1. Organisasi Lini
Merupakan suatu bentuk organisasi di mana pimpinan dipandang
sebagai sumber wewenang tunggal (dalam membuat keputusan
ataupun kebijakan) yang langsung ditujukan kepada bawahan, dan
bawahan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan. Organisasi
lini cocok diterapkan pada organisasi yang sederhana dengan jumlah
pekerja sedikit dan belum ada spesialisasi.
Ciri-ciri:
1. pimpinan organisasi seorang tunggal;
2. garis komando ke bawah kuat.
Kebaikan:
1. adanya kesatuan komando;
2. pengambilan keputusan lebih cepat;
3. koordinasi relatif lebih mudah dilaksanakan;
4. pengawasan secara ketat terhadap kegiatan para bawahan dapat
dilaksanakan dengan mudah;
5. membentuk disiplin yang kuat.
Kelemahan:
1. maju mundurnya organisasi berada pada tangan satu orang yaitu
pimpinan;
2. perluasan organisasi akan dapat menambah beban dan tanggung
jawab pimpinan sehingga dapat melemahkan pengawasan
terhadap bawahan;
3. kecenderungan pimpinan bertindak otoriter cukup besar karena
pimpinan sendiri yang merencanakan, memberi komando, dan
mengawasi;
4. bawahan tidak memiliki kesempatan untuk berkembang.
2. Organisasi Staf
Merupakan suatu bentuk organisasi yang hanya mempunyai hubungan
dengan pucuk pimpinan dan memiliki fungsi memberikan bantuan,
baik berupa pemikiran atau lainnya untuk kelancaran tugas pimpinan
dalam upaya mencapai tujuan secara keseluruhan.
Pimpinan
Staf Staf
Pimpinan
Staf
Ciri-ciri:
1. adanya kesatuan komando;
2. pimpinan dibantu oleh staf;
3. staf memiliki wewenang fungsional untuk memberikan petunjuk
kepada pimpinan.
Kebaikan:
1. pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf, dan pelaksana;
2. pengambilan keputusan lebih rasional;
3. koordinasi dapat berjalan dengan baik;
4. spesialisasi dalam masing-masing bidang dapat dikembangkan;
5. prinsip ”the right man on the right place” lebih mudah dilaksanakan;
6. dapat digunakan untuk organisasi yang besar dan rumit;
7. disiplin dapat ditegakkan.
Kelemahan:
1. kurangnya rasa solidaritas dan kurang saling mengenal satu
dengan lainnya karena luasnya cakupan organisasi;
2. membingungkan pelaksana dalam membedakan antara nasihat
dengan perintah, sebab pada organisasi yang besar ada staf yang
diberikan wewenang untuk memberikan perintah;
3. sering menimbulkan perselisihan antara pegawai lini dan pegawai
staf sehingga menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Organisasi Fungsional
Merupakan suatu bentuk organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan
berbagai fungsi yang harus dilaksanakan.
Pimpinan
Kepala Proyek
Ciri-ciri:
1. terdapat pemisahan yang tegas dalam pemberian tugas;
2. pelaksanaan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi karena
pembagian tugas yang sudah jelas, koordinasi dilaksanakan pada
manajemen tingkat atas;
3. pembagian unit organisasi didasarkan atas spesialisasi tugas;
4. pimpinan memiliki wewenang komando kepada unit-unit yang
berada di bawahnya.
Kebaikan:
1. tanggung jawab atas fungsinya terjamin;
2. bidang pekerjaan khusus dipegang oleh orang yang memang ahli
di bidangnya;
3. dapat meningkatkan produktivitas karena adanya spesialisasi.
Kelemahan:
1. sulit mengadakan mutasi tanpa terlebih dahulu mengadakan
pelatihan;
2. sulit melaksanakan koordinasi secara menyeluruh;
3. adanya pengkotak-kotakan dalam tubuh organisasi karena
perbedaan tugas;
4. dapat menimbulkan dispersonalisasi.
5. Bentuk panitia
Merupakan suatu bentuk organisasi dimana pimpinan berbentuk
kolektif, terdiri atas beberapa orang dan segala keputusan diambil dalam
suatu kuorum dan menjadi tanggung jawab bersama.
3. Penggerakan (Actuating)
Pengertian
Penggerakan memiliki peran yang sangat penting, sebab walaupun
perencanaan telah dilakukan dan pengorganisasian telah sesuai dengan
prinsip-prinsipnya, namun bergeraknya organisasi ke arah yang ditentukan
belum terjamin manakala fungsi ketiga dari manajemen ini belum dilaksana-
kan sehingga tujuan yang telah ditetapkan pun belum tentu tercapai.
c.
Memiliki kelebihan-kelebihan dalam bidang tertentu dari orang-
orang di sekitarnya sehingga menjadi pemimpin dalam bidang
tersebut.
Memiliki sifat-sifat kepemimpinan
d. 1. Sifat pokok, seperti adil, suka melindungi, penuh inisiatif,
penuh daya tarik, dan percaya diri.
2. Sifat khusus karena pengaruh tempat.
3. Sifat khusus karena pengaruh dari golongan pemimpin.
Memahami teknik-teknik kepemimpinan
1. Teknik kepemimpinan pokok, yaitu teknik kepemimpinan
sebagai dasar pokok yang dapat digunakan untuk berbagai
macam teknik kepemimpinan, meliputi teknik menyiapkan
orang-orang supaya bersedia menjadi pengikut, teknik human
relation, dan teknik menjadi teladan.
2. Teknik kepemimpinan khusus, yaitu teknik kepemimpinan
untuk menggerakkan orang-orang supaya suka dan dapat
bekerja, meliputi teknik persuasi dan dalam memberi perintah,
teknik menggunakan sistem komunikasi yang cocok, dan
teknik memberi fasilitas-fasilitas.
3. Dari segi pegawai
a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai.
b. Memiliki pandangan bahwa pengabdiannya adalah untuk
organisasi, bukan untuk pimpinan.
c. Bersedia dipimpin.
d. Dapat bekerja dengan tim.
Pengawasan represif
Pengawasan yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan
pekerjaan, yang dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan
pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
e. Metode Pengawasan
1. Pengawasan langsung, manakala aparat atau unit pengawasan
melakukan pemeriksaan langsung pada tempat pelaksanaan
pekerjaan, baik dengan sistem inspektif, verifikatif, maupun
investigatif.
2. Pengawasan tidak langsung, manakala aparat atau unit
pengawasan melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan
hanya melalui laporan-laporan yang masuk secara lisan maupun
tertulis.
3. Pengawasan formal, yaitu pengawasan yang secara formal
dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan yang bertindak atas
nama pimpinan organisasi.
4. Pengawasan informal, yaitu pengawasan yang tidak melalui
prosedur yang telah ditentukan, seperti kunjungan yang tidak
resmi, yang dimaksudkan untuk menghindari kekakuan dalam
hubungan antara pimpinan dan bawahan.
5. Pengawasan administratif, yaitu pengawasan yang meliputi bidang
keuangan, kepegawaian, dan material.
6. Pengawasan teknis, yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang
bersifat fisik, misalnya pemeriksaan terhadap pembangunan
gedung sekolah.
f. Prinsip
1. Berorientasi kepada tujuan organisasi.
2. Dilakukan secara objektif dan jujur, dengan mendahulukan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
3. Berorientasi terhadap kebenaran menurut peraturan yang berlaku,
berorientasi terhadap kebenaran berdasarkan prosedur yang telah
ditetapkan, dan berorientasi terhadap tujuan dari pelaksanaan
pekerjaan.
4. Menjamin daya dan hasil guna pekerjaan.
5. Didasarkan atas standar yang objektif, teliti, dan akurat.
6. Dilakukan terus-menerus.
7. Hasil pengawasan memberikan umpan balik terhadap perbaikan
dan penyempurnaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
kebijakan di masa yang akan datang.
Bidang-bidang Manajemen
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu
manajemen juga turut berkembang, dimana bagian-bagian dari
manajemen semakin mengkhususkan diri untuk mencapai tujuan
masing-masing. Mungkin nanti di antara kalian ada yang berminat
mendalami dan menjadi pakar dalam salah satu dari bidang manajemen
tersebut. Di antara bidang manajemen yang kita kenal adalah.
1. Manajemen produksi, rangkaian kegiatan yang terencana dan
terkendali dalam rangka mengubah input menjadi output dan
melakukan evaluasi terhadap output melalui umpan balik.
2. Manajemen pemasaran, kegiatan pengaturan secara optimal dari
fungsi pemasaran agar kegiatan pertukaran atau menyampaikan
barang dari produsen ke konsumen dapat berjalan lancar dan
memuaskan melalui riset pasar, promosi, pengaturan organisasi
pemasaran, sistem distribusi, dan bagaimana memuaskan
pelanggan.
3. Manajemen keuangan, manajemen yang berhubungan dengan
langkah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan dan
bagaimana penggunaannya dalam rangka mencapai tujuan. Hal-
hal yang berkaitan dengan manajemen keuangan antara lain
manajemen sumber dana, manajemen penggunaan dana, dan
pengawasan penggunaan dana.
4. Manajemen sumber daya manusia, perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan
pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk
mencapai sasaran perorangan.
5. Manajemen administrasi, manajemen yang berkaitan dengan
pengadministrasian kegiatan, pemakaian alat kantor, pemeliharaan
organisasi, penyediaan informasi, dan pengarsipan.
Selain bidang-bidang manajemen di atas, masih banyak lagi
bidang-bidang manajemen lainnya antara lain, yaitu:
1. manajemen strategi,
2. manajemen informasi dan teknologi,
3. manajemen komunikasi,
4. manajemen krisis,
5. manajemen pengetahuan,
6. manajemen proyek, serta
7. manajemen risiko, dan lain-lain.
Badan Usaha
Seperti diketahui dalam kehidupannya manusia memiliki keinginan yang
tidak terbatas. Untuk dapat memenuhinya maka manusia harus memiliki
pendapatan, yang hanya akan dapat diperoleh dengan melakukan suatu
pekerjaan, seperti halnya yang orangtua kalian lakukan untuk memenuhi
kebutuhan kalian dan keluarga. Ada yang menciptakan pekerjaan sendiri atau
berwirausaha, dan banyak juga yang bekerja pada badan usaha-badan usaha
yang ada. Bentuk-bentuk badan usaha yang dapat kita jumpai di Indonesia
sekarang ini demikian beragam. Sebagian besar dari bentuk-bentuk badan usaha
tersebut merupakan peninggalan masa pemerintahan Belanda.
Pengertian
Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor
produksi yang bertujuan mencari laba atau memberi pelayanan kepada
masyarakat.
1. Kesatuan yuridis: badan usaha umumnya memiliki badan hukum.
2. Kesatuan ekonomis: badan usaha kegiatannya mengombinasikan berbagai
faktor produksi untuk mendapatkan laba atau memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
1. Perusahaan perorangan
Perusahaan perorangan adalah suatu bentuk badan usaha yang dimiliki,
dikelola, dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh
terhadap resiko dan kegiatan perusahaan. Pada umumnya perusahaan
perorangan memiliki modal yang terbatas sehingga umumnya tergolong
d.
kartel daerah, badan usaha-badan usaha yang bergabung sepakat untuk
membagi daerah pemasaran atau daerah yang menjadi sumber bahan
baku produksi;
e.
kartel kondisi, badan usaha-badan usaha yang bergabung membuat
kesepakatan mengenai harga, syarat pembayaran, dan syarat
penyerahan; tujuan kesepakatan untuk menyeragamkan harga, syarat
pembayaran, dan syarat penyerahan;
kartel pembagian keuntungan, badan usaha-badan usaha yang
bergabung sepakat untuk menetapkan besarnya keuntungan dari tiap
anggota.
6. Trust
Trust merupakan gabungan dari beberapa badan usaha yang dilebur
dan disatukan menjadi badan usaha yang baru yang lebih besar dan kuat.
Misalnya Bank Mandiri yang merupakan gabungan dari Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Ekspor
Impor.
7. Holding Company
Holding company merupakan gabungan badan usaha dengan badan
usaha lainnya dengan cara membeli sebagian besar saham sehingga dapat
mempengaruhi perusahaan di bidang keuangan dan pemasaran. Adapun
kebebasan dari perusahaan yang dibeli dan membeli saham masih tetap
seperti semula.
8. Perusahaan negara
Perusahaan negara atau lebih dikenal dengan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) adalah badan usaha dan anak perusahaan BUMN yang
seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Badan usaha yang sebagian
sahamnya dimiliki oleh negara tetapi statusnya disamakan dengan BUMN
yaitu:
a. BUMN patungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah;
b. BUMN patungan antara pemerintah dan BUMN lain;
c. badan usaha patungan BUMN dengan swasta nasional atau swasta
asing di mana negara memiliki saham mayoritas (minimal 51%);
d. kekayaan negara pada BUMN yang dipisahkan berdasarkan peraturan
pemerintah.
BUMN memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Didirikan berdasarkan undang-undang yang berlaku dan dimiliki serta
dikelola oleh pemerintah.
b. Didirikan dengan tujuan untuk melindungi keselamatan dan
kesejahteraan masyarakat.
c. Dibentuk untuk melaksanakan kebijakan pemerintah.
e.
Penunjang
konstruksi
Jasa penilai
BUMN
Dok dan
perkapalan
BUMN
Semen
Industri
sandang
Aneka BUMN
industri
PT Semen Baturaja; PT Semen Gresik Tbk.
PT Cambrics Primissima; PT Ind. Sandang
Nusantara.
PT Garam; PT Iglas; PT Industri Soda Indonesia.
Perusahaan Asuransi PT Asuransi Kredit Indonesia.
patungan Kawasan PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung;
minoritas
industri PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.
Industri PT Dirgantara Indonesia.
berbasis
teknologi
Telekomunikasi PT Indosat Tbk.
Semen PT Semen Kupang.
9. Perusahaan daerah
Perusahaan daerah didirikan dengan suatu peraturan daerah dan telah
mendapat pengesahan dari instansi atasannya, yaitu Menteri Dalam Negeri
untuk Daerah Tingkat I, dan gubernur untuk Daerah Tingkat II, khusus
untuk Provinsi DKI Jakarta harus mendapat pengesahan dari Presiden.
Perencanaan
Pengendalian Pengorganisasian
Pengarahan
Rangkuman
I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Manajemen adalah seni menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang
lain. Pendapat tersebut dikemukakan oleh ....
a. Luther Gulick
b. Mary Parker Foller
c. James A.F. Stoner
d. Frederick W. Taylor
e. Peter F. Drucker
2. Istilah ”manajemen” berasal dari bahasa ....
a. Yunani
b. Prancis
c. Inggris
d. Romawi
e. Latin
3. Tokoh yang dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah ....
a. Robert Owen
b. Charles Babbage
c. Frederick W. Taylor
d. Henry Fayol
e. Michael Porter
4. Menetapkan kebijakan operasional dan membimbing interaksi
organisasi dengan lingkungannya merupakan tugas ....
a. manajemen tingkat bawah
b. manajemen tingkat atas
c. pelaksana
d. manajemen tingkat menengah
e. supervisor
5. Yang bukan merupakan prinsip-prinsip manajemen adalah ....
a. disiplin dan patuh
b. kesatuan perintah dan tertib
c. keadilan dan kebebasan
d. pemusatan dan kekuasaan
e. otoritas dan tanggung jawab
Unjuk Kerja
Wawancarailah seorang manajer yang ada di lingkungan sekitarmu. Cari tahu
apa fungsi mereka dalam perusahaan tempat mereka bekerja, dan bagaimana
mereka menerapkan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian/pengawasan dalam pekerjaan mereka!
Koperasi Perhitungan
Koperasi Sekolah Kewirausahaan
Sisa Hasil Usaha
(SHU)
Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan cara pengembangan koperasi dan
koperasi sekolah.
2. Menghitung pembagian sisa hasil usaha.
3. Mendeskripsikan peran dan jiwa kewirausahaan.
Warta Ekonomi
A Koperasi
Karakteristik
Tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan dalam demokrasi ekonomi terdiri atas tiga unsur penting
yaitu sektor pemerintah, sektor swasta, dan koperasi. Agar perekonomian
nasional kuat dan mantap maka ketiga sector tersebut harus dikembangkan secara
serasi dan mantap.
Koperasi di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan koperasi
yang ada di negara lain. Hal ini dapat dilihat dari pengertian, landasan, asas,
tujuan, fungsi, peran, dan prinsip koperasi yang digunakan di negara kita.
Pengertian
Banyak pendapat yang mengemukakan pengertian koperasi yang pengertian
tersebut terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Dalam hal ini
kita akan melihat pengertian koperasi dengan mengacu pada Undang-Undang
Koperasi yang pernah ada di Indonesia.
1. Undang-Undang Koperasi No. 14 Tahun 1965
Koperasi adalah organisasi ekonomi dan alat revolusi yang berfungsi sebagai
tempat persemaian insan masyarakat serta wahana menuju sosialisme
Indonesia berdasarkan Pancasila.
2. Undang-Undang Koperasi No. 12 Tahun 1967
Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan
tata susunan ekonomi sebagai usaha-usaha bersama berdasar atas
kekeluargaan.
3. Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
Landasan
Landasan koperasi Indonesia menjadi pedoman dalam menentukan arah,
tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya.
Dalam Undang-Undang Koperasi yang saat ini digunakan di Indonesia yaitu
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 dinyatakan koperasi di Indonesia
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
1. Pancasila menjadi landasan Koperasi Indonesia didasarkan atas
pertimbangan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi
bangsa Indonesia, yang menjadi jiwa dan semangat bangsa Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta merupakan nilai-nilai luhur yang
ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
2. UUD 1945 menjadi landasan koperasi Indonesia karena di dalamnya
terdapat berbagai ketentuan yang mengatur berbagai aspek kehidupan
bangsa Indonesia dalam bernegara, termasuk dalam aspek ekonomi yang
diatur dalam pasal 33 di mana kehidupan perekonomian bangsa Indonesia
dalam gerak pelaksanaannya didasarkan pada prinsip demokrasi ekonomi,
artinya usaha pemenuhan kebutuhan ekonomi warga negara Indonesia
harus dilakukan melalui usaha bersama di antara para anggota masyarakat
untuk mencapai kemakmuran masyarakat yang sebesar-besarnya.
Asas
Koperasi Indonesia dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan. Semangat
kekeluargaan ini yang membedakan koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya
di negara kita. Asas kekeluargaan ini didasarkan pada kodrat manusia sebagai
makhluk pribadi tidak akan dapat berkembang dengan baik apabila tidak
melakukan kerja sama dengan anggota masyarakat lainnya. Asas ini juga sesuai
dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Mengacu pada asas kekeluargaan
ini maka dalam menjalankan koperasi segala sesuatunya harus dikerjakan secara
bersama-sama dan terus-menerus, dengan terencana dan berkesinambungan dan
ditujukan untuk kepentingan bersama.
Rapat Anggota
Penasehat Pengurus
Pengawas
Manajer
Koperasi Induk
Manajemen operasi, yaitu salah satu aspek dari manajemen koperasi yang
memusatkan perhatiannya terhadap pengelolaan variabel-variabel kunci
3.
yang menentukan tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan utama
koperasi secara optimal, meliputi lingkungan internal dan eksternal
koperasi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut sumber daya
manusia.
Manajemen keuangan, yaitu manajemen yang berhubungan dengan
pengelolaan berbagai aspek keuangan koperasi, agar tercapai keseimbangan
antara kebutuhan dana dan penggunaannya, untuk menjamin dapat
dijalankannya berbagai kegiatan koperasi dengan lancar, serta dapat
dipenuhinya semua kewajiban tanpa menimbulkan masalah keuangan.
Koperasi yang sehat dapat dilihat dari segi likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas.
a. Likuiditas adalah kemampuan untuk menyediakan dana dalam jumlah
yang cukup untuk membiayai semua transaksi usaha koperasi.
b. Solvabilitas adalah kemampuan dalam memenuhi semua kewajiban
keuangan kepada pihak ketiga, baik utang jangka pendek maupun
utang jangka panjang.
c. Rentabilitas adalah kemampuan dalam menghasilkan keuntungan baik
dengan menggunakan dana eksternal maupun dengan menggunakan
dana internal.
4. Manajemen pemasaran, yaitu manajemen yang berkaitan dengan upaya
memenuhi kepuasan pelanggan koperasi melalui perencanaan yang cermat
mengenai produk, distribusi produk, dan penetapan harga jual.
Cara Pengembangan
Pembangunan koperasi di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup
mengembirakan pada periode 2000–2003. Hal ini dari jumlah koperasi, jumlah
anggota, aktiva dan volume usaha. Pertumbuhan jumlah koperasi meningkat
dari 103.077 unit pada tahun 2000 menjadi 123.162 unit pada tahun 2003, atau
meningkat 19,49%. Jumlah koperasi yang telah melaksanakan rapat anggota
tahunan (RAT) mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah
koperasi. Jumlah koperasi yang melaksanakan RAT pada tahun 2000 sebanyak
36.283 unit meningkat menjadi 44.647 unit. Jumlah anggota koperasi pada tahun
2003 sebanyak 27,28 juta orang, meningkat 4,42 juta atau 19,35% dari tahun 2000
sebanyak 22,85 juta orang.
Dilihat dari pertambahan jumlah anggota koperasi pada periode 2002-2003
relatif lebih besar yaitu meningkat lebih dari 3,279 juta orang. Hal ini diduga
akibat meningkatnya kemampuan koperasi memberikan layanan, terutama
kegiatan simpan pinjam dengan efektifnya dana bergulir untuk koperasi. Koperasi
bahkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 226.954 orang yang terdiri dari
25.493 orang manajer dan 201.461 orang karyawan pada tahun 2003 atau tumbuh
3,37% dari 219.559 orang pada tahun 2000.
B Koperasi Sekolah
Pengertian
Koperasi sekolah atau sering disebut koperasi siswa adalah koperasi yang
anggotanya para siswa/murid dari suatu sekolah yang berfungsi sebagai wadah
untuk mendidik tumbuhnya kesadaran berkoperasi di kalangan siswa. Pengertian
tersebut mengacu kepada keputusan bersama antara Menteri Perdagangan dan
Koperasi dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 719/Kpb/XII/79 dan
Tahap Persiapan
Pada tahap ini siswa, pengurus osis, guru dan kepala sekolah pada satu
sekolah mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membicarakan dan
merumuskan maksud dan tujuan mendirikan koperasi sekolah. Untuk itu,
dibentuk panitia pembentukan koperasi sekolah yang diberikan tugas antara
lain:
a. mengumpulkan informasi tentang pemahaman dan pengertian koperasi
sekolah dan mengadakan konsultasi ke kantor koperasi setempat;
b. menetapkan waktu, tempat, dan acara pelaksanaan rapat pembentukan
koperasi sekolah;
c. menyiapkan administrasi rapat pembentukan koperasi sekolah, antara
lain daftar hadir undangan atau peserta rapat, notulen rapat
pembentukan, tata tertib rapat pembentukan, dan akta pendirian
koperasi;
Undangan ditujukan antara lain kepada:
1. kepala sekolah,
2. komite sekolah,
3. wakil Departemen Koperasi setempat,
4. wakil Departemen Pendidikan setempat,
5. guru-guru,
6. pengurus OSIS, dan
7. siswa calon anggota koperasi sekolah.
d. membuat rancangan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
koperasi sekolah;
e. membuat proposal dan mencari sumber pendanaan rapat pem-
bentukan koperasi sekolah;
f. mempersiapkan sistem pemilihan pengurus dan pelantikan pengurus
terpilih;
2. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini diadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh siswa, guru,
kepala sekolah, wakil dari Departemen Pendidikan Nasional, dan wakil dari
Departemen Koperasi setempat. Rapat pembentukan dipimpin oleh yang
memprakarsai pendirian koperasi. Pada tahap ini di antaranya dilakukan:
a. laporan panitia pembentukan koperasi tentang maksud dan tujuan
pendirian koperasi sekolah;
b. penjelasan dan pengarahan tentang pembentukan koperasi sekolah dari
utusan/pejabat kantor koperasi;
c. pemilihan ketua koperasi.
Faktor Internal
- Mental
Prasarana Tenaga
- Kreativitas dan
Siswa Tenaga Tenaga inovasi
Proses
Unsur
lingkungan
Kondisi - Pengetahuan
Ekonomi
Peranan
- Kesejahteraan
pemerintah
Faktor Eksternal
I. Pendapatan
- Penjualan barang xxx
- Pendapatan jasa xxx
+
Jumlah Pendapatan xxx
II. Harga Pokok Penjualan
- Persediaan awal xxx
- Pembelian xxx
+
xxx
- Persediaan akhir xxx
–
Jumlah Harga Pokok Penjualan xxx
–
III. Laba Kotor xxx
IV. Beban Operasional
- Beban usaha xxx
- Beban administrasi dan umum xxx
+
xxx
–
Jumlah Beban Operasional xxx
V.
Laba Operasional xxx
VI. Pendapatan dan Beban Operasional
- Pendapatan Non Operasional xxx
- Beban Non Operasional xxx
+
Jumlah Pendapatan Operasional xxx
+
VII. Laba Sebelum Pajak xxx
VIII.Pajak Penghasilan (PPh) xxx
–
IX. Sisa Hasil Usaha xxx
D
Kewirausahaan
Pada hakikatnya setiap manusia memiliki kesempatan untuk mengubah
nasibnya asalkan manusia tersebut mau berusaha dengan keras. Manusia
dikarunia banyak potensi dan kelebihan oleh Sang Maha Pencipta. Dengan
kemauan yang keras untuk menggali segala potensi yang dimilikinya semaksimal
mungkin, sebenarnya setiap manusia di muka bumi ini akan dapat hidup dengan
layak dan tidak menjadi beban bagi orang lain bahkan negara.
Pada bagian ini kita akan membahas tentang kewirausahaan. Setiap orang
termasuk Anda sebenarnya berpotensi memiliki jiwa, sikap dan perilaku
kewirausahaan, hanya saja tinggal kemauan dari Anda untuk menggali dan
melaksanakannya. Mengingat sebentar lagi Anda akan segera lulus dari sekolah
lanjutan tingkat atas. Apakah Anda akan melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi? Atau akan langsung bekerja? Ataukah Anda akan membuka usaha sendiri?
Apa pun yang akan Anda pilih dan lakukan akan membawa kepada kehidupan
yang lebih baik manakala Anda telah memiliki jiwa, sikap dan perilaku
kewirausahaan.
Pengertian
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam
bahasa Inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berasal dari bahasa
Prancis, yaitu ’entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha.
Istilah tersebut diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon (1755), seorang
ahli ekonomi Prancis keturunan Irlandia, dalam karyanya yang berjudul Essai
Sur La Nature Du Commerc en General. Istilah ini semakin popular setelah
digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803) untuk menggambarkan para
pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya–sumber daya ekonomis
dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan
menghasilkan lebih banyak lagi.
Creativity is the ability to develop new ideas and to discover new ways of
looking at problems and opportunities.
Innovation is the ability to apply creative solutions to those problems and
opportunities to enhance or to enrich people’s live.
Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari suatu nilai,
perilaku dan kemampuan manusia dalam menghadapi tantangan untuk
memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Objek
studi kewirausahaan menurut Soeparman Soemahamidjaja (1997) adalah nilai-
nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku,
meliputi:
1. kemampuan untuk merumuskan tujuan hidup atau tujuan usaha;
2. kemampuan untuk memotivasi diri;
3. kemampuan untuk berinisiatif;
7.
Mereka bekerja tidak terutama untuk mendapatkan uang atau kekuasaan,
mereka memerlukan pekerjaan yang membuat mereka puas, otonomi,
umpan balik terhadap sukses dan kegagalan, peluang untuk tumbuh dan
tantangan.
Mereka dapat diandalkan sebagai tulang punggung organisasi.
Ciri-ciri Kepribadian Wirausaha
Banyak ahli yang mengemukakan tentang ciri-ciri kewirausahaan, seperti
yang dikemukakan oleh Vernon A. Musselman (1989), Geoffrey G. Meredith
(1989), dan Wasty Sumanto (1989) berikut ini.
1. Percaya diri dengan memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan
yang dimiliki dan selalu optimis untuk berhasil.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil.
3. Pengambilan risiko dan menyukai tantangan.
4. Kepemimpinan.
5. Keorisinilan.
6. Berorientasi pada masa depan.
7. Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
8. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan kegagalan.
9. Memotivasi diri sendiri.
10. Semangat untuk bersaing.
11. Dorongan untuk berprestasi.
12. Memiliki energi yang tinggi.
13. Tegas.
14. Tidak menyukai uluran tangan dari pemerintah atau pihak lain.
15. Tidak tergantung pada alam dan berusaha untuk tidak menyerah pada alam.
16. Memiliki rasa tanggung jawab baik dalam mengendalikan sumber daya
yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan
berwirausaha.
17. Selalu berambisi untuk mencari peluang.
18. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk mengetahui hasil dari
pekerjaannya.
19. Memiliki kemampuan memimpin.
Lingkungan: Lingkungan:
Lingkungan:
- Kompetisi - Pesaing
- Peluang - Sumber daya - Pelanggan
- Model peranan
- Inkubator - Pemasok
- Aktivitas - Kebijakan - Investor, Bankir
pemerintah
Gambar 6.5 Model Proses Kewirausahaan
I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Pelaku ekonomi yang menggunakan asas kekeluargaan menurut
penjelasan UUD 1945 adalah ....
a. semua badan usaha yang ada di Indonesia
b. koperasi
c. koperasi dan BUMN
d. koperasi dan BUMS
e. BUMN dan BUMS
2. Koperasi harus berperan sebagai agen pertumbuhan sebab koperasi
sebagai ....
a. gerakan politik dan ekonomi d. wahana ekonomi
b. sokoguru ekonomi e. badan usaha ekonomi
c. tulang punggung ekonomi
3. Koperasi sebagai wahana pendemokrasian ekonomi masyarakat,
mengandung makna ....
a. keadilan sosial
b. pemerataan
c. kesejahteraan sosial
d. peningkatan peran serta masyarakat dalam kegiatan ekonomi
e. semua benar
4. Agar koperasi berperan sebagai soko guru maka koperasi harus ....
a. Tut Wuri Handayani
b. harus mandiri dan berperan sebagai sistem ekonomi
c. mengajarkan yang baik pada pelaku ekonomi
d. memberi contoh cara memproduksi barang dan jasa
e. mencari keuntungan secara maksimal
5. Kemajuan koperai pada PJP I baru merupakan kemajuan yang
bersifat ....
a. kuantitatif
b. kualitatif
c. kuantitatif dan kualitatif
d. kuantitatif dan kualitatif yang semua
e. semua
Unjuk Sikap
Perhatikan kembali artikel pada Warta Ekonomi di bagian awal bab ini,
menurut pendapat Anda, apa saja yang diperlukan oleh para mahasiswa
BiNus agar dapat menjadi entrepreneur yang berhasil?
Unjuk Kerja
Wawancarailah pengusaha kecil atau menengah yang ada di lingkungan
sekitar Anda. Cari tahu bagaimana kisah perjalanan mereka dalam mendirikan
usaha. Hambatan apa saja yang mereka temui dan bagaimana mereka
mengatasi hambatan tersebut. Kerjakan tugas ini secara berkelompok!
I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Kegiatan utama perusahaan dagang antara lain seperti berikut ini.
1) Menjual jasa
2) Membeli barang dagang
3) Menjual barang dagang
4) Membayar gaji karyawan
Dari kegiatan di atas yang merupakan kegiatan usaha pokok
perusahaan dagang adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (1) dan (4)
d. (2), (3), dan (4)
e. (2) dan (4)
2. Perhatikan akun berikut ini.
(1) Persediaan barang dagang awal
(2) Pembelian
(3) Retur pembelian
(4) Potongan pembelian
(5) Beban angkut pembelian
Apabila digunakan pendekatan Ikhtisar Laba Rugi, akun yang dicatat
di sisi kredit jurnal penyesuaian adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (5)
c. (3) dan (4)
d. (1) saja
e. (5) saja
3. Tujuan didirikannya koperasi sekolah adalah ....
a. untuk memenuhi kebutuhan siswa sehari-hari
b. untuk mengisi ekstra kurikuler siswa
c. untuk mencari keuntungan
d. untuk menunjang program pembangunan pemerintah
e. untuk membentuk badan usaha di sekolah
Glosarium 217
Indeks
F
F. Drucker, Peter 193
Fayol, Henry 136, 139
FIFO 5, 6, 7, 19
firma 32, 155, 156
fleksibel 144 jurnal pengeluaran kas 30, 31, 35, 36, 37,
FOB 8, 9, 39, 41, 42, 43, 44
formal 139, 140, 152, 197, 199 jurnal penjualan 30, 31, 33, 37, 40, 41, 42
Indeks 219
LIFO 6, 7, 19
likuiditas 110, 118, 120, 121, 123, 131, 172,
179
lini 138, 145, 147
logistik 159, 160
pemasaran 153, 157, 158, 179, 180
M pembayaran 3, 8, 10, 11,12, 14, 18, 24, 30,
manajemen 2, 29, 133, 134, 135, 136, 137, 31, 32, 33, 35, 41, 51, 52, 58, 62, 72, 79,
138, 139, 140, 142, 143, 145, 148, 152, 80, 120, 132, 158
153, 162, 163, 165, 166, 178, 179, 180, pembeli 8, 9, 10, 11, 36, 40
188, 189
pembelian 3, 4, 5, 6, 7,8, 9, 10, 11, 12, 15,
metode 1, 2, 4, 5, 6, 7, 12, 17, 19, 76, 77, 16, 17, 18, 19, 28, 29, 30, 31, 35, 36, 37,
108, 109, 120 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 52, 54,
Millet 141 56, 62, 66, 68, 69, 70, 71, 79, 80, 81, 83,
modal 42, 81, 85, 87, 91, 92, 93, 95, 97,100, 84, 85, 86, 87, 89, 93, 98, 103, 110, 112,
101, 109, 110, 118, 119, 121, 122, 123, 113, 114, 115, 117, 132, 19147, 48, 53,
124, 125, 127, 154, 155, 156, 157, 162, 54, 66, 68, 69, 70, 79, 80, 81, 83, 84,
177, 180, 188, 190, 199 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 93, 98, 112,
113, 114, 115, 117, 187
N pembina 188
neraca 27, 38, 44, 45, 49, 50, 52, 55, 60, pemimpin 139, 149, 150
64, 65, 66, 68, 72, 74, 81, 83, 85, 86, 89,
pencatatan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 12, 19, 25, 26,
90, 91, 92, 99, 100, 102, 103, 109, 110,
32, 44, 48, 49, 55, 62, 65, 66, 68, 72, 73,
118, 119, 126
74, 75, 79, 80, 92, 99, 102, 106
neraca saldo 27, 28, 38, 44, 45, 50, 51, 54,
pendapatan 4, 25, 45, 63, 66, 73, 74, 75,
55, 60, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 81, 85, 86,
78, 79, 81, 93, 101, 105, 113, 114, 116,
91, 92, 99, 100, 102, 106
117, 164, 185, 192
Newman, William 141
pengarahan 137, 139, 153, 163, 165, 186,
nilai 4, 5, 6, 7, 48, 67, 68, 76, 81, 87, 88, 187
121, 173, 175, 193, 196
pengawasan 46, 137, 143, 146, 150, 151,
nominal 34, 44, 85, 92, 93, 100, 101 152, 153, 163, 165, 167, 178
O pengendalian 133, 150, 153, 163, 165, 167
operasional 29, 65, 122, 138, 139, 143, 191, pengorganisasian 133, 137, 144, 145, 149,
192 153, 163, 165, 167, 168, 178
organisasi 136, 137, 138, 139, 140, 144, pengurus 120, 156, 177, 178, 180, 186,
145, 146, 147, 148, 149, 150, 151, 152, 187, 188, 191, 199, 202
153, 154, 163, 165, 166, 174, 176, 177, penjual 8, 9, 10, 22
178, 182, 194, 195, 196, 197 penjualan 3, 4, 5, 6, 9, 12, 13, 15, 16, 17,
Owen, Robert 136 18, 19, 25, 26, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37,
38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 52,
P 54, 56, 63, 66, 68, 69, 70, 71, 77, 81, 82,
P. Siagian, Sondang 142 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 91, 93, 94, 95,
pajak 70, 114, 115, 122, 164, 190, 192, 199 97, 102, 103, 104
Parker Follet, Mary 137 penyusutan 66, 75, 76, 77, 81, 82, 83, 84,
87, 89, 96, 99, 101, 107, 114, 115, 116,
pasif 101
117, 130, 190
peralatan 34, 36, 38, 40, 42, 45, 56, 59, 60,
81, 82, 84, 87, 88, 89, 90, 91, 95, 96, 99,
101, 114, 115, 116, 117, 119, 130, 184,
185, 199
perbankan 135, 159
T
transaksi 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 15, 19,
26, 29, 32, 35, 37, 47, 48, 49, 51, 55, 56,
60, 62, 72, 74, 79, 179, 199
Indeks 221
transitoris 74, 101
trust 155, 158
tunai 9, 10, 11, 12, 13, 14, 33, 35, 36, 38,
48, 77, 102
U
Urwick, L.F. 137
usaha 4, 20, 65, 76, 77, 111, 113, 114, 116,
121, 122, 125, 128, 133, 134, 136, 137,
149, 153, 154, 155, 156, 157, 158, 159,
160, 161, 162, 163, 164, 165, 167, 168,
171, 172, 173, 174, 175, 176, 177, 179,
180, 181, 184, 185, 188, 189, 190, 191,
192, 193, 198, 199, 201
utang 5, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
31, 36, 38, 40, 42, 45, 46, 47, 48, 51, 52,
53, 55, 57, 63, 65, 66, 70, 71, 74, 78, 79,
80, 81, 82, 83, 84, 85, 87, 89, 90, 91, 96,
101, 104, 118, 119, 121, 122, 123, 124,
125, 128, 130, 188
W
W. Taylor, Frederick 136, 165
W. Zimmerer, Thomas 193
wesel bayar 36, 38
wesel tagih 34, 38, 41