Anda di halaman 1dari 236

Ekonomi 3

untuk Sekolah Menengah Atas/


Madrasah Aliyah Kelas XII

Agus Mahfudz
Leni Permana
Sri Nur Mulyati

Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional

i
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

Ekonomi 3
untuk SMA Kelas XII

Penulis : Agus Mahfudz


Leni Permana
Sri Nur Mulyani

Editor : R. Nugroho P.
Bambang Sumadyo
Desain sampul dan isi : Mas Andi R.
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

330.07
AGU AGUS Mahfudz
e Ekonomi 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII / Oleh Agus Mahfudz,
Leni Permana, Sri Nur Mulyati ; editor, R. Nugroho P, Bambang
Sumadyo. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009
vi, 222 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Bibliografi : hlm. 215


Indeks : hlm. 218-222
ISBN 978-979-068-192-7 (no. jilid lengkap)
ISBN 978-979-068-200-9
1. Ekonomi–Studi dan Pengajaran I. Judul II. Leni Permana
III. Sri Nur Mulyati IV. R Nugroho P V. Bambang Sumadyo

Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional


dari Penerbit CAKRA MEDIA

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009.

Diperbanyak oleh ...

ii Ekonomi SMA Kelas XII


Kata Sambutan

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah
membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan
kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan
telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/
penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh
Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan,
atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial
harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa
dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri
dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa
kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran
dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Pebruari 2009


Kepala Pusat Perbukuan

iii
Kata Pengantar

Pada hakikatnya, ilmu ekonomi mempelajari perilaku dan tindakan manusia


untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, dan berkembang dengan
sumber daya yang ada melalui kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.
Konsep, prinsip, dan teori ekonomi akan membantu dalam memecahkan
masalah-masalah dalam masyarakat—khususnya yang berhubungan dengan
ekonomi—apabila digunakan dengan metode yang tepat dan secara kritis.
Untuk memberi bekal pengetahuan mengenai mata pelajaran ekonomi, kami
menerbitkan buku Ekonomi bagi kalian yang duduk di bangku Sekolah
Menengah Atas atau Madrasah Aliyah. Di kelas XII, kalian akan belajar
memahami baik penyusunan maupun penutupan siklus akuntansi perusahaan
dagang, mempelajari manajemen badan usaha dalam perekonomian nasional,
serta mengerti pengelolaan koperasi dan kewirausahaan.
Diharapkan, dengan mempelajari buku ini melalui bimbingan guru, kalian
dapat memahami berbagai konsep ekonomi yang terkait dengan peristiwa atau
masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencoba berpikir jernih, bijaksana,
rasional, dan objektif dengan menggunakan pengetahuan mengenai ekonomi
yang diberikan dalam memandang berbagai masalah ekonomi yang dihadapi
bangsa Indonesia, memiliki keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan
akuntansi, mencoba menyajikan alternatif penyelesaian berbagai masalah
ekonomi sederhana di masyarakat, serta belajar membuat keputusan yang
bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat kita
yang majemuk.
Bagi semua pihak yang telah berperan serta dalam penulisan dan penerbitan
buku ini, kami mengucapkan terima kasih, serta mohon maaf bila terdapat hal-
hal yang kurang berkenan. Semoga kehadiran buku ini dapat memberikan
sumbangsih yang maksimal bagi pendidikan dan pengembangan generasi muda
bangsa, serta bagi siapa saja yang mencintai dan menggeluti dunia pendidikan.

Penerbit

iv Ekonomi SMA Kelas XII


Daftar Isi

Kata Sambutan ............................. iii


Kata Pengantar .............................. iv
Daftar Isi ......................................... v

Bab Siklus Akuntansi Bab Siklus Penyesuaian Akuntansi


Perusahaan Dagang
I III Perusahaan Dagang

A. Pengertian dan Ciri-ciri A. Neraca Saldo (Trial Balance) .. 65


Perusahaan Dagang ................ 4 B. Jurnal Penyesuaian
B. Metode Pencatatan Perusahaan Dagang ................ 66
Persediaan Barang ................... 4 C. Kertas Kerja
C. Metode Penilaian Perusahaan Dagang ................ 85
Persediaan Barang Dagang .... 5 D. Menutup Buku Besar .............. 92
D. Syarat Penyerahan ................... 8 E. Neraca Saldo
E Syarat Pembayaran .................. 10 Setelah Penutupan ................... 99
F. Transaksi Perusahaan Dagang F Jurnal Pembalik ....................... 100
dan Pencatatan dalam . Rangkuman .............................. 102
Jurnal Umum ........................... 12 Evaluasi Bab III ........................ 103
Rangkuman .............................. 19
Evaluasi Bab I .......................... 20

Bab
-29Laporan Keuangan
IV Perusahaan Dagang
Bab Struktur Dasar
II Akuntansi
A. Harga Pokok Penjualan
(Cost of Goods Sold) ............... 111
A. Jurnal Khusus B. Laporan Laba Rugi .................. 113
(Special Journal) ....................... 29 C. Laporan Perubahan
B. Posting ke Buku Besar ............ 37 Modal (Ekuitas) ....................... 118
C. Neraca Saldo (Trial Balance) .. 44 D. Neraca ....................................... 118
D. Buku Besar Pembantu ............. 45 E. Analisis Laporan Keuangan ... 120
Rangkuman .............................. 55 Rangkuman .............................. 127
Evaluasi Bab II ......................... 56 Evaluasi Bab IV ........................ 128

v
Bab
V

Manajemen Badan Usaha Bab Koperasi


dalam Perekonomian Nasional VI dan Kewirausahaan

A. Manajemen ............................... 164


135 Rangkuman ..............................
B. Badan Usaha ............................ 165
154 Evaluasi Bab V .........................
C. Fungsi Manajamen dalam 166
Pengelolaan Badan Usaha ...... A. Koperasi ....................................
162 174
D. Peran Badan Usaha dalam B. Koperasi Sekolah .....................
Perekonomian Indonesia ........ 182
C. Perhitungan
Sisa Hasil Usaha (SHU) ..........
190
D. Kewirausahaan ........................
192
Rangkuman ..............................
200
Evaluasi Bab VI ........................
201

vi Ekonomi SMA Kelas XII


Bab
I Peta Konsep

Siklus Akuntansi
Perusahaan Dagang

Pengertian dan Metode Penilaian Syarat


Ciri-ciri Persediaan Pembayaran
Perusahaan Barang Dagang
Dagang

Syarat Transaksi
Metode Pencatatan
Penyerahan Perusahaan Dagang
Persediaan Barang
dan Pencatatan dalam
Jurnal Umum

FOB (Free on Board)


Metode Periodik Metode Permanen Shipping Point
(Physical Method) (Perpetual Method)

FOB Destination Point

CIF
(Cost, Insurance, and
Freight)

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 1


Kata Kunci
Akuntansi Neom
Letter of Credit Perusahaan dagang
Metode periodik Rabat
Metode permanen Tunai

Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan unsur-unsur manajemen.
2. Memahami karakteristik perusahaan dagang.
3. Memahami metode pencatatan dan penilaian persediaan.
4. Memahami syarat penyerahan dan pembayaran barang.
5. Memahami pencatatan transaksi perusahaan dagang ke
dalam jurnal akuntansi.

2 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab
Siklus Akuntansi
I Perusahaan Dagang

Warta Ekonomi

Bulog Jabar Amankan Harga Gabah

Sebanyak 424.628 ton gabah kering pungut (GKP) siap dibeli Perum
Bulog Divre Jabar sampai berakhirnya musim panen tahun 2006. Jumlah
itu merupakan sisa rencana pembelian GKP dari total rencana pembelian
sebanyak 562.008 ton pada tahun ini. Harga pasar telah berada di atas harga
pembelian pemerintah (HPP), sehingga penyerapan oleh Perum Bulog
relatif kecil.
Perum Bulog mampu melakukan pembelian GKP karena memiliki
infrastruktur, terutama gudang yang tersebar di Jabar, dengan dukungan
dana satu koma tiga triliun rupiah setiap tahun.
Transaksi pembayaran berdasarkan dokumen teknis melalui proses
mekanisme teknis dalam bentuk L/C kredit komersial, dengan dana yang
tak sedikit.

Dari artikel di atas, kita mendapatkan


sebuah informasi mengenai kegiatan
pembelian beras oleh Perum Bulog
menghadapi panen raya 2006 dengan
menggunakan pembayaran secara kredit
(L/C). Diskusikan dengan kelompok
bagaimana pencatatan transaksi penjualan
barang secara kredit dan persyaratan
pembayarannya. Jika penjualan lebih besar
daripada pembelian, apakah akan mem-
peroleh laba? Jelaskan pendapatmu! Gambar 1.1 Minimarket adalah salah
satu contoh perusahaan yang bergerak
dalam perdagangan barang dagang
Sumber: Dokumen Cakra Media

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 3


A

Pengertian dan Ciri-ciri Perusahaan Dagang


Perusahaan dagang adalah badan usaha yang kegiatan utamanya melakukan
pembelian dan penjualan barang dagang tanpa mengubah bentuk barang dengan
harapan mendapat laba/keuntungan.
Keuntungan yang diperoleh berasal dari banyaknya barang yang dibeli dan
dijual, yaitu dari besar selisih antara harga jual dan harga pokok barang yang
dijual (termasuk biaya-biaya menyertai pembelian: biaya angkut, retur pembelian,
dan potongan pembelian). Perolehan laba ini berbeda dengan perusahaan jasa,
laba diperoleh dari pengurangan hasil pendapatan jasa dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan. Sedangkan pada perusahaan dagang terdapat proses pembelian
barang dengan biaya yang berkaitan dengan pembelian tersebut sampai barang
siap dijual kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan.
Selisih antara harga jual dan harga perolehan atau harga pokok penjualan,
disebut laba kotor atau laba bruto. Laba usaha adalah laba bruto dikurangi dengan
biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan, yang dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum.

B Metode Pencatatan Persediaan Barang


Ada dua metode atau sistem yang digunakan dalam mencatat transaksi yang
mempengaruhi nilai persediaan barang, yaitu metode periodik (fisik) dan metode
perpetual (terus-menerus).

1. Metode Periodik (Physical Method)


Dalam metode ini pencatatan pada akun persediaan barang dagang
hanya dilakukan pada akhir atau awal periode, sedangkan pada saat terjadi
pembelian tidak dicatat pada akun persediaan barang, tetapi dicatat pada
akun pembelian. Begitu pula pada saat menjual barang juga tidak dicatat
pada akun persediaan barang, tetapi dicatat pada akun penjualan.
Apabila pemilik mengambil barang dagang untuk keperluan
pribadinya, dicatat pada akun prive (D) dan penjualan (K) sebesar harga
perolehan.

2. Metode Permanen (Perpetual Method)


Dalam metode ini, setiap ada transaksi yang mempengaruhi nilai
persediaan barang dagang dicatat pada akun persediaan barang dagang,
sebesar harga perolehan (harga pokoknya).

4 Ekonomi SMA Kelas XII


Agar perbedaan pencatatan kedua metode tersebut lebih jelas, perhatikan
contoh berikut.

No. Transaksi Metode Periodik Metode Perpetual


dalam ribuan (Rp) dalam ribuan (Rp) dalam ribuan (Rp)

1. Pembelian 20 kuintal Pembelian 2.000 Persediaan


beras @ 100.000 secara Utang dagang 2.000 barang dagang 2.000
kredit pada PD Jaya Utang dagang 2.000
Abadi.

2. Dikembalikan kepada Utang dagang 300 Utang dagang 300


PD Jaya Abadi, 3 kuintal Retur pembelian Persediaan
beras karena mutunya dan pengurangan barang dagang 300
kurang baik. harga 300

3. Dijual kepada PD Makmur Piutang dagang 840 Piutang dagang 840


Sentosa, 7 kuintal beras Penjualan 840 Penjualan 840
@ 120.000 secara kredit. Harga perolehan 840
Persediaan barang
dagang 840

4. Diterima kembali dari PD Retur penjualan Retur penjualan


Makmur Sentosa, 1 dan pengurangan dan pengurangan
kuintal beras. harga 120 harga 120
Piutang dagang 120 Piutang dagang 120
Persediaan
barang dagang 120
Harga perolehan 120

5. Tuan Agus mengambil 50 Prive Agus 50 Prive Agus 50


kg beras untuk keperluan Penjualan 50 Penjualan 50
rumah tangga. Harga perolehan 50
Persediaan
barang dagang 50

Untuk selanjutnya pembahasan dalam buku ini menggunakan metode


periodik (physical method).

C Metode Penilaian Persediaan Barang Dagang


Jika pencatatan persediaan barang dagang menggunakan metode fisik maka
saat terjadinya perubahan nilai persediaan tidak dilakukan pencatatan pada akun
persediaan barang dagang. Dengan demikian, pada akhir periode harus diadakan
penghitungan untuk menentukan nilai persediaan barang dagang tersebut.
Ada beberapa cara atau metode untuk menentukan nilai persediaan barang
dagang, antara lain sebagai berikut.
a. Metode FIFO (First In First Out)/MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama).

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 5


b.
c.
d.

Metode LIFO (Last In First Out)/MTKP (Masuk Terakhir Keluar Pertama).


Metode rata-rata (Average Method).
Metode identifikasi khusus.
Jika pencatatan persediaan barang dagang menggunakan metode perpetual/
permanen, metode penilaian tersebut langsung diterapkan pada waktu
pencatatan transaksi yang mengakibatkan terjadinya perubahan nilai persediaan
barang dagang, sehingga nilai persediaan barang dagang pada akhir periode
sudah sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.
1. Dalam metode FIFO/MPKP, barang yang
masuk/dibeli pertama dianggap dikeluar-
kan/dijual lebih dulu, sehingga sisa/
persediaan yang ada terdiri dari barang yang
masuk/dibeli belakangan.
2. Dalam Metode LIFO/MTKP, barang yang
masuk/dibeli terakhir dianggap dikeluar-
kan/dijual lebih dulu, sehingga sisa/
persediaan yang tertinggal terdiri dari barang
yang ada/dibeli lebih dulu. Gambar 1.2 Pengolahan mie
3. Dalam metode rata-rata, nilai persediaan menggunakan metode FIFO
dalam pencatatan persediaan
barang dagang dihitung berdasarkan harga barangnya
rata-rata pembelian barang. Ada dua cara Sumber: Encarta 2005, Reference
menghitung harga rata-rata, yaitu rata-rata Library Premium Microsoft
sederhana dan rata-rata tertimbang. Corporation
a.
Rata-rata sederhana, nilai rata-rata
ditentukan dari rata-rata harga beli secara global,
b. Rata-rata tertimbang, nilai rata-rata ditentukan dari nilai rata-rata per unit.
4. Untuk metode identifikasi khusus, nilai persediaan barang sesuai dengan
nilai masing-masing jenis/mutu barang yang ada.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.

PD Agus Jaya mempunyai data mutasi persediaan barang dagang


sebagai berikut.
Des. 1 Persediaan awal 400 kg @ Rp3.000,00 = Rp 1.200.000,00
5 Pembelian 600 kg @ Rp3.100,00 = Rp 1.860.000,00
10 Penjualan 700 kg
15 Pembelian 1.000 kg @ Rp3.050,00 = Rp 3.050.000,00
20 Penjualan 900 kg
30 Pembelian 300 kg @ Rp3.200,00 = Rp 960.000,00
2.300 kg = Rp 7.070.000,00 1.600 kg

6 Ekonomi SMA Kelas XII


Berdasarkan data di atas, persediaan pada akhir bulan Desember adalah:
2.300 kg – 1.600 kg = 700 kg. Nilai persediaan barang dagang dapat dihitung
sebagai berikut.
1. Metode FIFO/MPKP
Persediaan 700 kg, terdiri dari:
Pembelian tanggal 30 = 300 kg @ Rp3.200,00 = Rp 960.000,00
Pembelian tanggal 15 = 400 kg @ Rp3.050,00 = Rp1.220.000,00
+
Rp2.180.000,00

2. Metode LIFO/MTKP
Persediaan 700 kg, terdiri dari:
Persediaan awal 400 kg @ Rp3.000,00 = Rp1.200.000,00
Pembelian tanggal 5 x 300 kg @ Rp3.100,00 = Rp 930.000,00
+
Rp2.130.000,00

3. Metode Rata-rata
a. Metode rata-rata sederhana
Harga rata-rata sederhana
= Rp3.000 + Rp3.100 + Rp3.050 + Rp3.200
4
= Rp3.087,50
Nilai persediaan barang dagang
= 700 5 Rp3.087,50
= Rp2.161.250,00

b. Metode rata-rata tertimbang


Harga rata-rata tertimbang = Rp7.070.000 = Rp3.073,91
2.300
Nilai persediaan barang dagang = 700 5 Rp3.073,91
= Rp2.151.737,00

4. Metode Identifikasi Khusus


Misalnya persediaan barang dagang yang masih ada terdiri dari pembelian
tanggal 30 Desember dan persediaan awal maka nilai persediaan adalah:
300 5 Rp3.200,00 = Rp 960.000,00
400 5 Rp3.000,00 = Rp l.200.000,00
+
Rp2.160.000,00

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 7


D

Syarat Penyerahan
Perjanjian dalam jual beli barang harus jelas, antara lain: kapan dan di mana
barang diserahkan, siapa yang bertanggung jawab dan menanggung biaya
transportasinya.
Pada dasarnya, perdagangan yang menyangkut jual beli merupakan
perjanjian antara penjual dan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa
dengan memberikan imbalan tertentu. Imbalan dalam jual beli diwujudkan
dengan pembayaran (uang).
Adapun syarat-syarat penyerahan barang yang tercantum dalam perjanjian
umumnya memiliki perbedaan pada pertanggungan biaya pengiriman. Beberapa
perjanjian jual-beli menyetujui pembeli sebagai penanggung biaya pengiriman.
Namun, beberapa perjanjian lainnya menetapkan penjual sebagai penanggung
biaya pengiriman. Penentuan perjanjian mana yang akan dipilih tentunya telah
mempertimbangkan keuntungan maupun kerugiannya, baik dari pihak pembeli
maupun pihak penjual.
Selain biaya pengiriman, tempat penyerahan barang menjadi penentu utama
dari jenis perjanjian. Barang dagang yang penyerahannya dilakukan di tempat
penjual akan berbeda surat perjanjiannya dengan barang dagang yang diserahkan
di tempat pembeli. Surat perjanjian yang berisi ketentuan di atas disebut syarat
penyerahan.
Untuk lebih jelasnya tentang macam-macam syarat penyerahan, simak
penjelasan berikut ini.

1. FOB (Free on Board) Shipping Point


FOB Shipping Point atau franco
penjual, berarti penyerahan
barang dilakukan di gudang
penjual, sehingga seluruh biaya
dan risiko yang timbul dari
gudang penjual sampai di
gudang pembeli ditanggung
oleh pembeli.

2. FOB Destination Point


FOB Destination Point atau
Gambar 1.3 Contoh FOB Destination (biaya
franco pembeli, berarti pe- ditanggung penjual sampai ke pembeli)
nyerahan barang dilakukan di Sumber: Majalah Tempo, Edisi 3– 9 April 2006
gudang pembeli, sehingga
seluruh biaya dan risiko yang timbul dari gudang penjual sampai ke gudang
pembeli ditanggung oleh penjual.

8 Ekonomi SMA Kelas XII


3. CIF (Cost, Insurance, and Freight)
Cost, Freight, and Insurance (CIF) yaitu syarat penyerahan yang menyebutkan
bahwa penjual bertanggung jawab atas biaya pengiriman dan asuransi
kerugian barang dagang yang dikirim atau dijual sampai gudang pembeli.

Contoh
Pada tanggal 1 Juli PT Rekso Mulya membeli barang dagang secara
tunai dari PT Agus Jaya Rp25.000.000,00. Biaya pengangkutan
Rp1.250.000,00. Buatlah jurnal umum, bagi PT Agus Jaya maupun PT Rekso
apabila syarat penyerahan:
a. FOB Shipping Point
b. FOB Destination Point
Jawab:
1. PT Agus Jaya (Pembeli)
a. FOB Shipping Point
Tanggal Uraian Debit Kredit
Juli 1 Pembelian Rp25.000.000,00
Beban Angkut Pembelian Rp 1.250.000,00
Kas Rp26.250.000,00

b. FOB Destination Point


Tanggal Uraian Debit Kredit

Juli 1 Pembelian Rp25.000.000,00


Kas Rp25.000.000,00

2. PT Rekso (Penjual)
a. FOB Shipping Point
Tanggal Uraian Debit Kredit
Juli 1 Kas Rp25.000.000,00
Pembelian Rp25.000.000,00

b. FOB Destination Point


Tanggal Uraian Debit Kredit
Juli 1 Kas Rp25.000.000,00
Beban Angkut Pembelian Rp 1.250.000,00
Penjualan Rp26.250.000,00

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 9


E Syarat Pembayaran
Transaksi keuangan yang terjadi mengakibatkan adanya kewajiban
pembayaran oleh pihak pembeli. Jika transaksi tersebut dilakukan secara kredit
maka akan timbul suatu syarat pembayaran, begitupun jika pembayarannya
dilakukan secara tunai. Syarat-syarat pembayaran tersebut, antara lain:
a. Tunai (cash), langsung dibayar saat transaksi.
Pembayaran dengan tunai dapat diberikan diskon. Potongan tunai ( cash
discount) merupakan potongan yang diberikan bila pembayaran dilakukan
saat pembelian. Dengan kata lain, lebih cepat dari jangka waktu kredit.
Contohnya, pada pembelian barang sebesar Rp50.000.000,00 diberikan
potongan pembelian sebesar 2%, maka pada saat pembayaran pembeli
hanya akan membayar sejumlah Rp49.000.000,00.
b. Syarat pembayaran neom (net end of the month) artinya pembayaran
dilakukan paling lambat dilakukan pada akhir bulan.
c. Syarat pembayaran n/30 artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30
hari setelah tanggal faktur.
d. Syarat 2/10, n/30 artinya pembayaran yang dilakukan paling lambat 30
hari setelah tanggal faktur. Jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari
setelah tanggal faktur, penjual akan memberikan potongan 2%. Dengan
demikian, apabila pembayaran melebihi jangka waktu (10 hari), berarti
kesempatan untuk mendapatkan potongan menjadi hilang.

Contoh
Seorang pedagang membeli barang secara kredit seharga
Rp20.000.000,00 dengan syarat pembayaran 3/10, n/30. Bila ia membayar
dalam tempo sebelum sepuluh hari pertama maka jumlah yang akan
dibayarkan adalah:
Potongan harga = 3% 5 Rp20.000.000,00 = Rp 600.000,00
Pembayaran = Rp20.000.000,00 – Rp600.000,00 = Rp 19.400.000,00
Namun, bila ia membayar setelah sepuluh hari dari tanggal pembelian maka
pedagang tersebut tidak mendapatkan potongan harga.
Agar calon pembeli dapat melakukan potongan pembelian dalam jumlah
yang besar dan bahkan dapat menjadi pelanggan, diberikan rabat/ trade
discount atau potongan perdagangan.
Misalnya, Maya membeli barang dagang dari Dita sejumlah 1.000 unit
dengan harga Rp5.000.000,00 rabat 10%. Dengan demikian, jumlah yang
akan dicatat dan dibayar hanyalah 90% 5 Rp5.000.000,00 = Rp4.500.000,00.

10 Ekonomi SMA Kelas XII


a.

b.
Jika dalam jual-beli terdapat rabat/trade discount maka yang dicatat
sebesar harga kontrak (contract price) adalah harga sesuai daftar (price
list) dikurangi rabat.
Jika dalam jual-beli terdapat potongan tunai ( cash discount) maka pada
saat jual-beli dicatat sebesar faktur ( price list) sedangkan potongannya
baru diperhitungkan pada saat pembayaran/pelunasan.
Untuk membedakan dua jenis potongan di atas, coba perhatikan contoh
berikut.
1. Tanggal 5 Juli, PD Agus Jaya membeli barang dagang dari PD
Singkup Jaya seharga Rp9.000.000,00 dengan syarat pembayaran
2/10, n/30.
2. Tanggal 10 Juli, PD Agus Jaya membeli barang dagang 500 unit
seharga Rp20.000.000,00 dari PD Sentausa Binangkit, dengan
syarat pembayaran 2/10, n/30 dan rabat 10%.
3. Tanggal 15 Juli PD Agus Jaya melunasi utangnya kepada PD
Singkup Jaya.
4. Tanggal 20 Juli PD Agus Jaya melunasi utangnya kepada PD
Sentausa Binangkit.
Berdasarkan transaksi di atas, oleh PD Agus Jaya dicatat dalam
jurnal umum seperti berikut ini.

Tanggal Uraian Debit Kredit

Juli 5 Pembelian Rp 9.000.000,00


Utang Dagang Rp 9.000.000,00
10 Pembelian Rp18.000.000,00
Utang Dagang Rp18.000.000,00
15 Utang Dagang Rp 9.000.000,00
Potongan Pembelian Rp 180.000,00
Kas Rp 8.820.000,00
20 Utang Dagang Rp18.000.000,00
Potongan Pembelian Rp 360.000,00
Kas Rp17.640.000,00

Penjelasan:
a. Transaksi tanggal 5 Juli dicatat sebesar harga faktur. Potongan
baru dihitung saat pembayaran (15 Juli).
b. Transaksi tanggal 10 Juli dicatat sebesar harga faktur dikurangi
rabat.

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 11


F

Transaksi Perusahaan Dagang dan Pencatatan


dalam Jurnal Umum
Seperti telah diuraikan di atas bahwa kegiatan utama perusahaan dagang
adalah melakukan pembelian dan penjualan barang dagang. Oleh karena itu,
transaksi yang terjadi sebagian terkait dengan kegiatan utama tersebut, seperti
di bawah ini.
1. Pembelian dan penjualan barang dagang.
2. Pembayaran biaya angkut pembelian/penjualan.
3. Pengiriman kembali barang yang dibeli dan penerimaan kembali barang
yang dijual.
4. Pembayaran utang dan penerimaan tagihan, dengan adanya potongan
ataupun tidak ada potongan.
Pencatatan transaksi perusahaan dagang pada jurnal umum adalah sebagai
berikut.

Metode Periodik/Physical Metode Permanen/Perpetual


No. Transaksi
Akun D K Akun/Uraian D K
1. Pembelian Pembelian XX Persediaan XX
secara tunai Barang Dagang
Kas XX Kas XX
2. Pembelian Pembelian XX Persediaan XX
secara kredit Barang Dagang
Utang Dagang XX Utang dagang XX
3. Penjualan Kas XX Kas XX
secara tunai Penjualan XX Penjualan XX
Harga Perolehan XX
Persediaan
Barang Dagang XX
4. Penjualan Piutang Dagang XX Piutang Dagang XX
secara kredit Penjualan XX Penjualan XX
Harga Perolehan XX
Persediaan
Barang Dagang XX
5. Pembayaran Beban Angkut XX Harga Perolehan XX
beban angkut Pembelian Kas XX
pembelian Kas XX

12 Ekonomi SMA Kelas XII


6. 9.
7. 8.
(tunai)

Pembayaran Beban Angkut XX Beban Angkut XX


beban angkut Penjualan Penjualan
penjualan Kas XX Kas XX
Pengiriman Kas XX Kas XX
kembali Retur Persediaan
sebagian Pembelian XX Barang Dagang XX
barang yang
dibeli (tunai)
Pengiriman Utang Dagang XX Utang Dagang XX
kembali Retur Persediaan
sebagian Pembelian XX Barang Dagang XX
Barang yang Retur Penjualan XX Retur Penjualan XX
dibeli (kredit) Kas XX Kas XX
Penerimaan Persediaan XX
kembali barang Barang Dagang
yang dijual Harga Perolehan XX
10. Penerimaan Retur Penjualan XX Retur Penjualan XX
kembali Piutang Piutang Dagang XX
barang yang Dagang XX Persediaan Barang XX
dijual (kredit) Dagang
Harga Perolehan XX
11. Pembayaran Utang Dagang XX Utang Dagang XX
utang tanpa Kas XX Kas XX
potongan
12. Pembayaran Utang Dagang XX Utang Dagang XX
utang dengan Potongan Kas XX
potongan Pembelian XX Harga Perolehan XX
Kas XX
13. Penerimaan Kas XX Kas XX
tagihan tanpa Piutang Dagang XX Piutang Dagang XX
potongan
14. Penerimaan Kas XX Kas XX
tagihan dengan Potongan XX Potongan Penjualan XX
potongan Penjualan Piutang Dagang XX
Piutang
Dagang XX

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 13


Contoh
PD Agus Jaya, selama bulan Desember 2003 terjadi transaksi berikut ini.
Des 1 Dibeli dari PT Slyp Pandan Wangi 10 kuintal beras @ =Rp250.000,00/
kuintal dengan syarat 2/10, n/30.
3 Dibeli dari CV Indo Agribisnis, 5 kuintal kacang tanah
@Rp400.000,00/kuintal, tunai.
4 Dibayar biaya angkut atas pembelian tanggal 1 November
Rp150.000,00.
6 Dijual 6 kuintal beras @ Rp300.000,00/kuintal kepada Toko
Sumber Agung, syarat pembayaran 2/10, n/30 (harga pokok
Rp265.000,00/kg).
7 Dibayar biaya angkut barang yang dijual tanggal 6 Rp100.000,00.
8 Dijual tunai 2 kuintal kacang tanah @ Rp450.000,00/kuintal dan
2 kuintal beras @ Rp290.000,00/kuintal kepada Toko Sumping
(Harga pokok: kacang tanah Rp400.000,00/kuintal, beras
Rp265.000,00/kuintal).
10 Dibayar kepada PT Slyp Pandan Wangi, pelunasan faktur tanggal
1 November 2003.
12 Dibeli dari PT Subur, 8 kuintal beras @ Rp260.000,00/kuintal dengan
syarat 2/10, n/30.
13 Dikirimkan kembali kepada PT Subur 2 kuintal beras karena
mutunya kurang baik.
15 Diterima dari Toko Sumber Agung, pelunasan faktur tanggal
6 November 2003.
17 Dijual kepada Toko Ibu, 3 kuintal beras @ Rp300.000,00/kuintal
dengan syarat pembayaran 2/10, n/30.
18 Diterima kembali dari Toko Ibu, 1 kuintal beras.
20 Dibeli dari CV Indo Agribisnis 4 kuintal kacang tanah
@ Rp410.000,00/kuintal dengan syarat pembayaran 2/10, n/30.
22 Dijual kepada Toko Sumping 2 kuintal kacang tanah @ Rp400.000,00
dan 2 kuintal beras @ Rp300.000,00 dengan syarat pembayaran
2/10, n/30. Harga pokok: kacang tanah Rp410.000,00, beras
Rp260.000,00/kuintal.
24 Dibayar kepada Toko Subur pelunasan faktur (12 November 2003).
25 Dibeli dari PT Slyp Pandan Wangi 8 kuintal beras @ Rp275.000,00/
kuintal, dengan syarat pembayaran 2/10, n/30, rabat 10%.
30 Dibayar gaji karyawan Rp150.000,00.

14 Ekonomi SMA Kelas XII


Cacatlah transaksi di atas dalam jurnal umum dengan metode:
a. periodik (physical)
b. permanen (perpetual)

Jawab:
a. metode periodik (physical)

Tanggal Uraian Debit Kredit


Nov 1 Pembelian Rp 2.500.000,00 -
Utang Dagang - Rp2.500.000,00
3 Pembelian Rp2.000.000,00 -
Kas - Rp2.000.000,00
4 Beban Angkut Pembelian Rp 150.000,00 -
Kas - Rp 150.000,00
6 Piutang Dagang Rp 1.800.000,00 -
Penjualan - Rp1.800.000,00
7 Beban Angkut Penjualan Rp 100.000,00 -
Kas - Rp 100.000,00
8 Kas Rp1.480.000,00 -
Penjualan - Rp1.480.000,00
10 Utang Dagang Rp2.500.000,00 -
Harga Perolehan - Rp 50.000,00
Kas - Rp2.450.000,00
12 Pembelian Rp2.080.000,00 -
Utang Dagang Rp2.080.000,00
13 Utang Dagang
Retur Penjualan dan Rp 520.000,00 -
Pengurangan Harga - Rp 520.000,00
15 Kas Rp 1.764.000,00 -
Potongan Penjualan Rp 36.000 ,00 -
Piutang Dagang - Rp1.800.000,00
17 Piutang Dagang Rp 900.000,00 -
Penjualan - Rp 900.000,00
18 Retur Penjualan dan Rp 300.000,00 -
Pengurangan Harga
Piutang Dagang - Rp 300.000,00
20 Pembelian Rp 1.640.000,00 -
Utang Dagang - Rp1.640.000,00

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 15


nggal
T
a
Uraian Debit Kredit
22 Piutang Dagang Rp 1.400.000,00 -
Penjualan - Rp1.400.000,00
24 Utang Dagang Rp 1.560.000,00 -
Kas - Rp1.560.000,00
25 Pembelian Rp 1.980.000,00 -
Utang Dagang - Rp1.980.000,00
27 Kas Rp 588.000,00 -
Potongan Penjualan Rp 12.000,00 -
Piutang Dagang - Rp 600.000,00
30 Beban Gaji Rp 1.500.000,00 -
Kas - Rp1.500.000,00

Penjelasan:
1. Tanggal 1, 3, 4, 6, 7, 8 cukup jelas
2. Tanggal 10 Utang tanggal 1 November Rp 2.500.000,00
Potongan pembelian 2% Rp 50.000,00
Dibayar (Kas K) Rp 2.450.000,00
3. Tanggal 12, 13, 17, 18, 20, 22 cukup jelas.
4. Tanggal 15 Piutang tanggal 6 Rp 1.800.000,00
Potongan penjualan 2% Rp 36.000,00
Diterima (Kas D) Rp 1.764.000,00
5. Tanggal 24 Utang tanggal 12 Rp 2.080.000,00
Retur tanggal 13 Rp 520.000,00
Saldo utang Rp 1.560.000,00
Dilunasi tanggal 24 November
2003 lebih dari 10 hari, tidak ada
potongan pembelian
6. Tanggal 25 Pembelian 8 5 Rp275.000,00 = Rp 2.200.000,00
Rabat 10% (langsung dihitung/
dikurangkan) Rp 220.000,00
Rp 1.980.000,00

16 Ekonomi SMA Kelas XII


7.
tanggal 18
Saldo piutang
Dilunaskan 10 kali

Tanggal 27 Piutang Rp 900.000,00


tanggal 17 Rp 300.000,00
Retur
Rp 600.000,00
potongan penjualan Rp 12.000,00
Diterima (Kas D) Rp 588.000,00

b. metode perpetual
Tanggal Uraian Debit Kredit
Nov 1 Pembelian Rp2.500.000,00 -
Utang Dagang - Rp2.500.000,00
3 Pembelian Rp2.000.000,00 -
Kas - Rp2.000.000,00
4 Beban Angkut Pembelian Rp 150.000,00 -
Kas - Rp 150.000,00
6 Piutang Dagang Rp1.800.000,00 -
Penjualan - Rp1.800.000,00
Harga Perolehan Rp1.590.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp1.590.000,00
7 Beban Angkut Penjualan Rp 100.000,00 -
Kas - Rp 100.000,00
8 Kas Rp1.480.000,00 -
Penjualan - Rp1.480.000,00
Harga Perolehan Rp1.330.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp1.330.000,00
10 Utang Dagang Rp2.500.000,00 -
Harga Perolehan - Rp 50.000,00
Kas - Rp2.450.000,00
12 Persediaan Barang Dagang Rp2.080.000,00 -
Utang Dagang - Rp2.080.000,00
13 Utang Dagang Rp 520.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp 520.000,00
15 Kas Rp1.764.000,00 -
Potongan Penjualan Rp 36.000,00 -
Piutang Dagang - Rp1.800.000,00
17 Piutang Dagang Rp 900.000,00 -
Penjualan - Rp 900.000,00
Harga Perolehan Rp 780.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp 780.000,00

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 17

Tangga Uraian
l
Debit Kredit
18 Retur Penjualan dan Rp 300.000,00 -
Pengurangan Harga
Piutang Dagang - Rp 300.000,00
Persediaan Barang Dagang Rp 260.000,00 -
Harga Perolehan - Rp 260.000,00
20 Persediaan Barang Dagang Rp1.640.000,00 -
Utang Dagang - Rp 1.640.000
22 Piutang Dagang Rp1.500.000,00 -
Penjualan - Rp1.500.000,00
Harga Perolehan Rp1.340.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp1.340.000,00
24 Utang Dagang Rp1.560.000,00 -
Kas - Rp1.560.000,00
25 Pembelian Rp1.980.000,00 -
Utang Dagang - Rp1.980.000,00
27 Kas Rp 588.000,00 -
Potongan Penjualan Rp 12.000,00 -
Piutang Dagang - Rp 600.000,00
30 Beban Gaji Rp1.500.000,00 -
Kas - Rp1.500.000,00

Penjelasan:
1. Setiap pembelian (tanggal 1, 3, 12, 20, dan 25) persediaan barang
dagang bertambah (D).
2. Pembayaran biaya angkut pembelian (tanggal 4) berarti menambah
harga perolehan (D).
3. Pembayaran biaya angkut penjualan (tanggal 7).
4. Setiap penjualan (tanggal 6, 8, 17, dan 22) dijadwalkan dua kali.
Pertama mencatat penjualan sebesar harga jual, yang kedua mencatat
pengurangan persediaan barang dagang sebesar harga perolehan
(persediaan barang dagang (K) dan harga perolehan (D)).
5. Setiap ada retur pembelian (tanggal 13), berarti persediaan barang
berkurang (K) dan utang dagang (D).
6. Setiap ada retur penjualan (tanggal 18) berarti piutang berkurang (K).
Retur penjualan (D), di samping itu persediaan barang bertambah
sebesar harga perolehan (D), dan harga perolehan berkurang (K).
7. Pelunasan utang tanggal 10, ada potongan pembelian, berarti harga
perolehan berkurang (K).

18 Ekonomi SMA Kelas XII


Tanggal 24 Pembelian/utang dagang
12/n sejumlah 8 kuintal Rp2.080.000,00
Retur tanggal 13/n sejumlah
2 kuintal Rp 520.000,00
Saldo utang Rp1.560.000,00
Pelunasan 24 November (lebih dari 10 kali tidak ada potongan)
8. Penerimaan tagihan
Tanggal 15 Penjualan tanggal 6/n Rp1.800.000,00 Piutang (K)
Potongan 2% Rp 36.000,00 Potongan
Kas (D) Rp1.764.000,00
Pengembalian (K)
Tanggal 27 Faktur tanggal 17/n Rp 900.000,00
Retur tanggal 18/n Rp 300.000,00
Saldo piutang Rp 600.000,00
Potongan penjualan (D) Rp 12.000,00
Kas (D) Rp 588.000,00

Rangkuman

1. Akuntansi perusahaan dagang memiliki karakter yang khusus. Metode


pencatatan dan penilaian barang dagangan secara akuntansi memiliki
beberapa sistem.
2. Untuk mencatat persediaan barang dapat menggunakan metode
periodik maupun metode permanen. Sementara untuk memiliki
persediaan barang dapat menggunakan metode FIFO, LIFO, rata-rata,
dan metode identifikasi khusus.
3. Di dalam perusahaan dagang juga terdapat beberapa pilihan syarat
penyerahan dan pembayaran barang. Setiap syarat yang berbeda akan
membawa dampak yang berbeda bagi besarnya nilai atau harga barang
tersebut.
4. Pencatatan transaksi perusahaan dagang pada jurnal umum memiliki
beberapa akun khusus yang berbeda dari perusahaan jasa.

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 19


Evaluasi Bab I

I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Kegiatan utama perusahaan dagang antara lain seperti berikut ini.
1. Menjual jasa
2. Membeli barang dagang
3. Menjual barang dagang
4. Membayar gaji karyawan
Dari kegiatan di atas yang merupakan kegiatan usaha pokok
perusahaan dagang adalah ....
a. 1 dan 2 d. 2, 3, dan 4
b. 1 dan 3 e. 2 dan 4
c. 1 dan 4
2. Apabila digunakan metode periodik maka pembelian barang dagang
secara kredit dijurnal ....
a. Pembelian
Utang Dagang
b. Persediaan Barang Dagang
Pembelian
c. Persediaan Barang Dagang
Utang Dagang
d. Harga Perolehan
Utang Dagang
e. Persediaan Barang Dagang
Harga Perolehan
3. Apabila digunakan metode perpetual maka pencacatan untuk
pengiriman kembali sebagian barang yang dibeli jurnal adalah ....
a. Utang Dagang
Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
b. Utang Dagang
Harga Perolehan
c. Utang Dagang
Persediaan Barang Dagang
d. Harga Perolehan
Utang Dagang
e. Harga Perolehan
Retur Pembelian dan Pengurangan Harga

20 Ekonomi SMA Kelas XII


4.

PD Sentosa menjual barang dagang seharga Rp6.000.000,00 secara


kredit. Harga perolehan barang tersebut Rp5.000.000,00. Jurnal yang
dibuat antara lain ....
1) Piutang dagang Rp6.000.000,00
Penjualan Rp6.000.000,00
2) Piutang dagang Rp5.000.000,00
Persediaan barang dagang Rp5.000.000,00
3) Harga perolehan Rp5.000.000,00
Persediaan barang dagang Rp5.000.000,00
4) Harga perolehan Rp5.000.000,00
Penjualan Rp5.000.000,00
Apabila digunakan metode perpetual, pencatatan yang benar
adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (1) dan (4)
d. (2) dan (3)
e. (1) saja
5. Dari soal nomor 4, apabila digunakan metode periodik, pencatatan yang
benar adalah ....
a. (1) dan (2) d. (1) saja
b. (1) dan (3) e. (2) saja
c. (1) dan (4)
6. PD Bunda Sayang mengirimkan kembali sebagian barang dagangan
yang mutunya kurang baik kepada CV Purnama seharga Rp300.000,00.
Jika digunakan metode periodik oleh PT Bunda Sayang maka
dijurnal ....
a. Retur Pembelian Rp300.000,00
Utang Dagang Rp300.000,00
b. Utang Dagang Rp300.000,00
Retur Pembelian Rp300.000,00
c. Utang Dagang Rp300.000,00
Persediaan Barang Dagang Rp300.000,00
d. Utang Dagang Rp300.000,00
Harga Perolehan Rp300.000,00
e. Harga Perolehan Rp300.000,00
Persediaan Barang Dagang Rp300.000,00

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 21


7.

UD Maju Bersama menerima kembali dari Toko Ceria sebagian barang


karena rusak seharga Rpl.500.000,00 yang harga perolehannya
Rpl.250.000,00. Jurnal transaksi tersebut yaitu sebagai berikut.
1) Retur Penjualan Rp l.250.000,00
Piutang Dagang Rp1.250.000,00
2) Retur Penjualan Rp1.500.000,00
Piutang Dagang Rpl.500.000,00
3) Persediaan Barang Dagang Rp1.250.000,00
Harga Perolehan Rp1.250.000,00
4) Harga Perolehan Rp 250.000,00
Piutang Dagang Rp 250.000,00
Jika UD Maju Bersama menggunakan metode perpetual, jurnal yang
benar adalah ....
a. (1) dan (2) d. (2) dan (4)
b. (1) dan (4) e. (3) dan (4)
c. (2) dan (3)
8. H. Ali di Jakarta membeli barang dari PT Jaya Steel di Surabaya secara
seharga Rp24.000.000,00 dengan pengangkutan Rpl.500.000,00. Syarat
penyerahan FOB Shipping Point. Jumlah yang dibayar oleh H. Ali
adalah ....
a. Rp22.500.000,00
b. Rp23.250.000,00
c. Rp24.000.000,00
d. Rp24.750.000,00
e. Rp25.500.000,00
9. FOB Destination Point, artinya perjanjian jual beli menyatakan ....
a. penyerahan barang dilakukan di gudang penjual dan biaya
pengangkutan dari gudang penjual ke gudang pembeli ditanggung
pembeli
b. penyerahan barang dilakukan di gudang penjual dengan biaya
pengangkutan ditanggung penjual
c. penyerahan barang dilakukan di gudang pembeli dengan biaya
pengangkutan ditanggung penjual
d. penyerahan barang dilakukan di gudang pembeli dengan biaya
pengangkutan ditanggung pembeli
e. penyerahan barang dilakukan di gudang pembeli dengan biaya
pengangkutan ditanggung bersama

22 Ekonomi SMA Kelas XII


10.

FOB Shipping Point, artinya perjanjian jual beli menyatakan ....


a. penyerahan barang dilakukan di gudang pembeli dengan biaya
pengangkutan ditanggung penjual
b. penyerahan barang dilakukan di gudang pembeli dengan biaya
pengangkutan ditanggung bersama
c. penyerahan barang dilakukan di gudang penjual dan biaya
pengangkutan dari gudang penjual ke gudang pembeli ditanggung
pembeli
d. penyerahan barang dilakukan di gudang penjual dengan biaya
pengangkutan ditanggung penjual
e. penyerahan barang dilakukan di gudang pembeli dengan biaya
pengangkutan ditanggung pembeli
11. Perhatikan kembali soal nomor 8 sebelumnya, berapa jumlah yang
dibayar oleh H. Ali jika syarat penyerahan FOB Destination Point?
a. Rp25.500.000,00 d. Rp24.000.000,00
b. Rp24.750.000,00 e. Rp22.500.000,00
c. Rp23.250.000,00
12. PD Harapan Makmur menjual barang dagangan seharga
Rp7.500.000,00. Harga perolehan barang tersebut Rp5.500.000,00, jurnal
yang dibuat antara lain ....
1) Piutang Dagang Rp5.500.000,00
Persediaan Barang Dagang Rp5.500.000,00
2) Harga Perolehan Rp5.500.000,00
Penjualan Rp5.500.000,00
3) Piutang Dagang Rp7.500.000,00
Penjualan Rp7.500.000,00
4) Harga Perolehan Rp5.500.000,00
Persediaan Barang Dagang Rp5.500.000,00
Apabila digunakan metode periodik, pencatatan yang benar adalah ....
a. (1) dan (3) d. (3) saja
b. (2) dan (3) e. (4) saja
c. (2) saja
13. Dari soal nomor 12 apabila digunakan metode perpetual, pencatatan
yang benar adalah ....
a. (1) dan (3) d. (2) dan (4)
b. (2) dan (3) e. (1) dan (4)
c. (3) dan (4)

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 23


14.

Perhatikan kembali soal nomor 7 sebelumnya. Jika UD Maju Bersama


menggunakan metode periodik, jurnal yang benar adalah ....
a. (1) saja d. (2) dan (4)
b. (2) saja e. (2) dan (4)
c. (3) saja
15. Syarat penyerahan CIF berarti ....
a. biaya pengiriman barang ditanggung pembeli
b. biaya pengiriman barang ditanggung penjual
c. biaya pengiriman dan asuransi ditanggung pembeli
d. biaya pengiriman dan asuransi ditanggung penjual
e. biaya pengiriman dan asuransi ditanggung bersama

II. Selesaikanlah soal-soal berikut ini!


1. Sebutkan ciri-ciri yang sama antara perusahaan jasa dan perusahaan
dagang!
2. Bagaimana cara menghitung pendapatan pada perusahaan dagang?
3. Buatlah jurnal untuk transaksi berikut dengan metode periodik dan
metode perpetual:
Dijual kepada Tuan Habib 10 ton jagung @ Rpl.500.000,00 yang harga
pokoknya Rpl.200.000,00, pembayaran dilakukan bulan depan.
4. Sebutkan syarat-syarat pembayaran sering terjadi pada perusahaan
dagang!
5. Sebutkan transaksi yang sering terjadi perusahaan dagang!
6. Jelaskan metode penilaian persediaan barang dagangan!
7. Jelaskan jenis-jenis syarat penyerahan barang!
8. Buatlah jurnal untuk penjualan tiga unit mobil seharga Rp150.000.000,00
dimana harga pokok mobil tersebut sebesar Rp115.000.000,00.
Pembayaran transaksi dilakukan pada bulan depan!
9. Untuk dua soal berikut, lengkapilah bagan yang tersedia!
Peta konsep metode pencatatan dan penilaian persediaan barang

Metode Pencatatan dan Penilaian


Persediaan Barang Dagang

Metode Pencatatan Metode Penilaian

Metode .... Metode .... Metode .... Metode .... Metode .... Metode ....

24 Ekonomi SMA Kelas XII


10. Peta konsep ciri-ciri perusahaan dagang

Penggolongan Kegiatan Usaha

Perusahaan Jasa Perusahaan ....

Ciri-ciri Ciri-ciri
Perusahaan Jasa Perusahaan ....

Kegiatan : .... Kegiatan : membeli barang dagangan

Pendapatan Pokok = Hasil Penjualan Pendapatan Pokok = ....

Laba Usaha = .... – .... Laba Usaha = Penjualan Bersih – Biaya


dan Harga Perolehan

Akun-akun yang Timbul : .... Akun-akun yang Timbul : ....

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang 25


Unjuk Sikap
Perhatikan kembali artikel pada Warta Ekonomi di bagian awal bab ini.
Diskusikan bagaimana Bulog mencatat transaksi jual beli gabah secara
akuntansi!

Unjuk Kerja
Carilah data mengenai retur penjualan pada penerbit buku di tempat terdekat
dari tempat tinggal kalian kemudian diskusikan dengan teman kelompok
kalian. Jawablah pertanyaan berikut ini!

No. Daftar Pertanyaan Hasil Analisis

1. Bagaimana prosedur pencatatan transaksi retur


penjualan pada penerbit tersebut? Tanyakanlah pada
penerbit yang mengeluarkan retur penjualan!
2. Jenis produk apakah yang dikembalikan lagi pada
penerbit yang dijadikan sebagai retur penjualan?
3. Apa akibat dari terjadinya pengembalian barang
tersebut bagi penerbit dan bagi pembeli?
4. Sebutkan manfaat dari pencatatan retur penjualan
tersebut!

26 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab
II Peta Konsep

Struktur Dasar
Akuntansi

Jurnal Khusus Posting ke Neraca Saldo Buku Besar


(Special Journal) Buku Besar (Trial Balance) Pembantu

Jenis
Jurnal Khusus Macam-macam
Buku Besar Pembantu

Bentuk Bentuk dan Pencatatan


Jurnal Khusus dalam
Buku Besar Pembantu

Neraca Saldo

Struktur Dasar Akuntansi 27


Kata Kunci
Efisiensi Jurnal umum
Hedging Posting
Jurnal khusus Skontro
Jurnal pembelian Staffel

Tujuan Pembelajaran
1. Memahami fungsi jurnal khusus dalam akuntansi
perusahaan dagang.
2. Memahami proses posting ke buku besar.
3. Memahami fungsi neraca saldo.
4. Memahami fungsi buku besar pembantu.

28 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab Struktur Dasar
II Akuntansi

Warta Ekonomi
Media Indonesia, Kamis 31 Agustus 2006
Garuda Usulkan »Hedging» Pembelian Bahan Bakar

JAKARTA—MIOL: Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero)


meminta pemerintah menyetujui rencana maskapai tersebut melakukan
hedging (lindung nilai) terhadap pembelian bahan bakar. Menurut Garuda,
harga minyak dunia yang terus meningkat menyebabkan biaya operasional
yang dikeluarkan. Saat ini biaya bahan bakar menjadi komponen terbesar
kegiatan operasional Garuda. Saat harga minyak dunia baru US$24 per
barel, bahan bakar berkontribusi sekitar 24 persen terhadap kegiatan
operasional.
Ketua Tim ’Efisiensi Pemakaian Fuel Garuda’, Nikmatullah,
menambahkan hedging pembelian bahan bakar merupakan hal lumrah
dalam industri penerbangan saat ini. Ia mencontohkan Air Asia dan
Singapore Airlines yang berhasil mengerem pengeluarannya setelah
melakukan langkah tersebut.
”Terbukti mereka hingga kini bisa survive. Karena itu langkah ini perlu
dicoba,” ujarnya. Saat ini Garuda harus mengeluarkan empat triliun rupiah
per tahun untuk membeli bahan bakar dengan volume 800 juta liter.
–Emir Chaerullah–

Proses pemindahbukuan catatan dari jurnal ke buku besar disebut posting.


Mengapa posting harus dilakukan, dan kapan harus dilakukan? Analisislah jurnal-
jurnal apa yang mungkin dibuat pada kasus Garuda Indonesia tersebut!

A Jurnal Khusus (Special Journal)


Sesuai dengan namanya, jurnal khusus adalah jurnal yang secara khusus
digunakan untuk mencatat transaksi sejenis yang sering terjadi berulang-ulang.

Struktur Dasar Akuntansi 29


Jenis jurnal khusus yang digunakan antara perusahaan yang satu dan lainnya
tidak harus sama, tergantung dari transaksi yang sering atau berulang-ulang
terjadi.
Untuk transaksi sejenis yang sering terjadi dibuatkan jurnal khusus,
sedangkan yang jarang terjadi digabung dalam jurnal umum.

1. Jenis Jurnal Khusus


Jenis jurnal khusus yang digunakan pada umumnya adalah sebagai
berikut.
a. Jurnal penerimaan kas (cash receipt journal), yaitu jurnal yang digunakan
untuk mencatat setiap terjadi penerimaan uang.
b. Jurnal pengeluaran kas (cash payment journal), yaitu jurnal yang
digunakan untuk mencatat setiap terjadi pengeluaran uang.
c. Jurnal pembelian (purchase journal), yaitu jurnal yang digunakan untuk
mencatat setiap terjadi pembelian secara kredit.
d. Jurnal penjualan (sales journal), yaitu jurnal yang digunakan untuk
mencatat setiap terjadi penjualan secara kredit.
e. Jurnal umum (general journal), yaitu jurnal yang digunakan untuk
mencatat setiap transaksi yang tidak sesuai untuk dimasukkan dalam
keempat jurnal di atas.
Jika sering terjadi penerimaan kembali barang yang dijual dan
pengiriman kembali barang yang sudah dibeli, dapat disediakan jurnal retur
penjualan dan jurnal retur pembelian.

2. Bentuk Jurnal Khusus


Susunan lajur-lajur atau kolom-kolom jurnal khusus yang dibuat
perusahaan satu dengan yang lain tidak selalu sama, disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing. Secara umum, bentuk jurnal khusus dapat
digambarkan sebagai berikut.
a. Jurnal Penerimaan Kas

Tgl. No. Ket. Syarat Ref Debit Kredit


Bukti Pembayaran
Kas Potongan Piutang Penjualan Serba-Serbi
Penjualan Akun Ref Jumlah

30 Ekonomi SMA Kelas XII


b.

Jurnal Pengeluaran Kas

Tgl. No. Uraian Ref Debit Kredit


Bukti Serba-Serbi
Potongan Kas
Utang Pembelian
Akun Ref Jumlah Pembelian

c. Jurnal Pembelian
1. Hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang secara
kredit.

Tgl. No. Keterangan Syarat Pembayaran Ref Jumlah


Faktur

2. Digunakan untuk mencatat pembelian apa saja secara kredit

Tgl. No. Keterangan Syarat Ref Debit Kredit


Faktur Pembayaran Serba-Serbi
Pembelian Perlengkapan Utang
Toko Akun Ref Jumlah Usaha

d. Jurnal Penjualan
Tgl. No. Keterangan Syarat Pembayaran Ref Jumlah
Faktur

Struktur Dasar Akuntansi 31


e.

Jurnal Umum

Tgl. No. Keterangan Syarat Pembayaran Ref Jumlah


Faktur

Penjelasan:
a. Kolom Tanggal, untuk mencatat tanggal transaksi.
b. Kolom No. Bukti/No. Faktur, untuk mencatat nomor bukti transaksi.
c. Kolom Keterangan, untuk mencatat keterangan singkat yang berisi
nama akun, nama debitur/kreditur, atau ringkasan transaksi.
d. Kolom Ref. (referensi), untuk mencatat nomor akun buku besar atau
memberi tanda check mark () jika jumlahnya sudah dipindahkan ke
akun buku besar atau buku besar pembantu.
e. Untuk transaksi yang kolomnya sudah tersedia, jumlahnya dicatat di
kolom yang bersangkutan. Untuk transaksi yang kolomnya tidak
tersedia, dicatat dalam kolom serba-serbi.

Contoh
Pencatatan transaksi dalam jurnal penerimaan kas, penjualan, dan jurnal
umum.
Perusahaan Dagang Agus Jaya, pada bulan Agustus 2006 mempunyai
transaksi sebagai berikut:
Agustus 2 Diterima dari Toko Amanah, pelunasan faktur bulan Juli
Rp4.000.000,00 potongan 2%.
5 Dijual Juni, barang dagang Rp1.500.000,00 kepada Toko Sumber
Waras.
7 Dijual kepada Toko Minang Jaya, barang dagang Rp9.000.000,00
syarat pembayaran 2/10, n/30.
8 Diterima sebuah cek Rp4.900.000,00 dari Toko Bunda Sayang,
sebagai pelunasan faktur tanggal 30 Juli, dengan potongan 2%.
10 Dijual kepada Fa (Firma) Permata, barang dagang
Rpl0.000.000,00 secara kredit, rabat 5%.
11 Dijual secara kredit kepada Toko Minang Jaya, timbangan bekas
seharga Rp200.000,00.

32 Ekonomi SMA Kelas XII


13 Dijual kepada Toko Amanah, barang dagang Rp6.500.000,00
syarat pembayaran 2/10, n/30.
15 Dijual tunai kepada Toko Minang Jaya, barang dagang
Rp2.000.000,00 potongan 2%.
16 Diterima kembali dari Toko Amanah, sebagian barang yang
dijual tanggal 13, Rp500.000,00 karena tidak sesuai dengan
pesanan.
20 Diterima dari CV Abadi pelunasan wesel yang jatuh tempo
hari ini Rp2.000.000,00 dengan bunga Rp50.000,00.
21 Dijual kepada M. Manarul, barang dagang Rp5.000.000,00
syarat pembayaran 2/10, n/30.
22 Dijual kepada Toko Bunda Sayang, barang dagang
Rp8.000.000,00 rabat 5% dengan syarat pembayaran 2/10,
n/30.
25 Diterima hasil penjualan tunai barang dagang Rp2.500.000,00.
27 Diterima komisi penjualan, kendaraan Rp300.000,00.
29 Diterima dari M. Manarul, pelunasan faktur tanggal 21 Agustus
Rp5.000.000,00.
31 Dijual tunai kepada Toko Harapan, 600 unit barang dagang
Rp3.000.000,00 rabat 10%.

Diminta
Catatlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam jurnal penerimaan kas, jurnal
penjualan, dan jurnal umum!

Jawab:
a. Jurnal penjualan

Tgl. Nama Debitur Syarat Ref Piutang (D)


Pembayaran Penjualan (K)

Ags 7 Toko Minang Jaya 2/10, n/30 Rp 9.000.000,00


10 Fa Permata - Rp 9.500.000,00
13 Toko Amanah 2/10, n/30 Rp 6.500.000,00
21 M. Manarul 2/10, n/30 Rp 5.000.000,00
22 Toko Bunda Sayang 2/10, n/30 Rp 7.600.000,00
Rp37.600.000,00

Struktur Dasar Akuntansi 33


b.

Jurnal Penerimaan Kas (dalam ribuan rupiah)


Debit Kredit
Serba-Serbi
Tgl. Keterangan Ref Kas Potongan Piutang Penjualan
(Rp) Penjualan (Rp) (Rp) Akun Jml.
Ref
(Rp) (Rp)

Ags 2 Toko Amanah 3.920 80 4.000 - - -


5 Barang dagang 1.500 - - 1.500 - -
8 TK Bunda Sayang 4.900 100 5.000 - - -
15 Barang dagang 1.960 40 - 2.000 - -
20 Wesel CV Abadi 2.050 - - - Wesel tagih 2.000
- - - - Pend.bunga 50
25 Barang dagang 2.500 - - 2.500 - -
27 Komisi penjualan 300 - - - Pend.komisi 300
29 M.Manarul 5.000 - 5.000 - - -
31 Barang dagang 2.700 - - 2.700 - -
24.830 220 14.000 8.700 - 2.350

Penjelasan:
1. Jumlah (D) Rp24.830.000,00 + Rp220.000,00 = Rp25.050.000,00
(K) Rp14.000.000,00 + Rp8.700.000,00 + Rp2.350.000,00
= Rp25.050.000,00
Jumlah debit dan kredit sama, jika tidak sama berarti ada
kesalahan.
2. Jika dalam penjualan/penerimaan tagihan ada potongan maka
potongan tersebut dicatat pada lajur potongan penjualan. Dengan
demikian, pada lajur kas dicatat sebesar nilai nominal atau harga
faktur.
3. Apabila dalam penjualan terdapat rabat maka langsung dihitung
dan dicatat sebesar nilai tunainya, baik dalam lajur kas maupun
penjualan (rabat adalah potongan harga).

c. Jurnal Umum

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit

Ags 11 Piutang Dagang Rp 200.000,00 -


Peralatan Toko - Rp 200.000,00
16 Retur Penjualan dan Rp 500.000,00 -
Pengurangan Harga
Piutang Dagang - Rp 500.000,00

34 Ekonomi SMA Kelas XII


Contoh
Pencatatan tansaksi dalam Jurnal Pengeluaran Kas
Transaksi yang terjadi pada Perusahaan Dagang Agus Jaya antara lain
berikut:
Agustus 3 Dibayar kepada PT Ambasador, pelunasan faktur bulan Juli
Rp3.000.000,00 potongan 2%.
4 Dibeli dari PT Ambasador, barang dagang Rp8.000.000,00 syarat
pembayaran 2/15, n/30.
6 Dibeli tunai barang dagang Rp2.500.000,00 dari PD Jaya Giri.
9 Dibeli dari CV Fajar Indah, barang dagang Rp6.000.000,00 syarat
pembayaran 2/10, n/30.
9 Dibayar biaya pemasangan papan nama Rp400.000,00. Dibeli
tunai bahan habis pakai untuk toko Rp800.000,00.
10 Dibeli dari Toko Cahaya, lemari etalase Rpl.000.000,00 rabat
10 % secara kredit.
11 Dibayar kepada Fa Famili, pelunasan faktur bulan Juli
Rp4.500.000,00.
12 Dilunasi faktur tanggal 9 Agustus Rp6.000.000,00 kepada
CV Fajar Indah, potongan 2%.
19 Dibeli dari Fa Ramili, barang dagang Rp7.000.000,00 syarat
pembayaran 2/10, n/30.
22 Dibeli tunai, barang dagang Rp3.500.000,00 rabat 10% dari Fa
Famili.
24 Diterima nota kredit dari Fa Famili atas pengembalian barang
yang rusak seharga Rpl.000.000,00.
24 Dibeli dari Toko Murni, sebuah timbangan Rp600.000,00 syarat
pembayaran 2/10, n/30.
25 Dibayar promes yang jatuh tempo hari ini Rpl.500.000,00 bunga
Rp60.000,00.
26 Dibeli dan dibayar dengan sebuah cek Rp2.800.000,00 barang
dagang dari CV Fajar Indah.
29 Dibeli dengan kredit, bahan habis pakai (BHP) toko
Rp500.000,00 dari Toko Baru.
30 Dibayar gaji karyawan Rp2.600.000,00.

Diminta:
Catatlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam jurnal pembelian, jurnal
pengeluaran kas, dan jurnal umum.

Struktur Dasar Akuntansi 35


Jawab:
a. Jurnal Pembelian (dalam ribuan)

Debit Kredit
Tanggal Nama Kreditur Ref Pembelian Peralatan Serba-Serbi Potongan
(Rp) Toko Pembelian
(Rp) Akun Ref Jumlah (Rp)

Ags 4 PT Ambasador 8.000 - - - 8.000


9 CV Fajar Indah 6.000 - - - 6.000
11 Toko Cahaya - 900 - - 900
22 FA Famili 7.000 - - - 7.000
25 Toko Murni - 600 - - 600
29 Toko Baru - - Peralatan Toko 500 500
21.000 1.500 - 500 23.000

b. Jurnal Pengeluaran Kas (dalam ribuan)

Debit Kredit
Tanggal Nama Kreditur Ref Utang Pembelian Serba-Serbi Kas Potongan
(Rp) Pembelian
(Rp) Akun (Rp)
Ref Jml.

Ags 3 PT Ambasador 3.000 - - - 2.940 60


6 Pembelian tunai - 2.500 - - 2.500 -
9 Pasang papan - - Beban iklan 400 400 -
nama
10 Pembelian - - Perlengkapan
perlengkapan toko 800 800 -
12 FA Famili 4.500 - - - 4.500 -
19 CV Fajar Indah 6.000 - - - 5.880 120
24 Pembelian tunai - 3.150 - - 3.150 -
26 Pelunasan - - Wesel bayar 1.500 1.500 -
produksi - - Beban bunga 60 60 -
28 Pembelian tunai - 2.800 - - 2.800 -
30 Gaji kayawan - Beban gaji 2.600 2.600 -
13.500 8.450 5.360 27.130 180

c. Jurnal Umum (dalam ribuan)

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit

Ags 24 Utang Dagang Rp1.000.000,00 -


Retur Penjualan dan
Pengurangan Harga - Rp1.000.000,00

36 Ekonomi SMA Kelas XII


B

Posting ke Buku Besar


Bentuk buku besar yang digunakan pada perusahaan dagang sama dengan
pada perusahaan jasa. Bentuk skontro atau sebelah-menyebelah, yaitu untuk
jumlah yang didebit dicatat di sisi kiri dan kredit di sisi kanan dan bentuk staffel
yaitu setiap jumlah dicatat urut dari atas ke bawah.
Perbedaannya terletak pada cara postingnya. Kalau pada perusahaan jasa
hanya menggunakan jurnal umum. Pemindahbukuan dari jurnal umum
dilakukan setiap ada transaksi dan secara individual (satu per satu). Sedangkan
pada perusahaan dagang apabila digunakan jurnal khusus, posting dilakukan
secara berkala, seminggu sekali, setengah bulan sekali, atau sebulan sekali.
Penentuan sesuai dengan kesibukan dan kebutuhan perusahaan.
Langkah-langkah posting dari jurnal khusus ke buku besar.
1. Memindahkan akun yang ada di jurnal khusus ke akun buku besar dengan
ketentuan:
a. Untuk akun yang terdapat pada lajur khusus, pemindahannya
dilakukan secara kolektif, komulatif (jumlah rekapitulasi) serta secara
berkala.
b. Untuk akun yang terdapat pada kolom serba-serbi dan jurnal umum,
pemindahannya dilakukan secara individual (satu per satu).
2. Mengisi kolom tanggal sesuai tanggal posting (pada umumnya akhir bulan).
3. Mengisi kolom keterangan dan referensi pada akun halaman jurnal.
4. Memberikan nomor akun buku besar di bawah jumlah akun yang terdapat
pada lajur khusus di jurnal khusus dan di kolom referensi untuk akun yang
terdapat pada kolom serba-serbi dan jurnal umum.
5. Mengisi kolom jumlah debit atau kredit sesuai dengan hasil rekapitulasi
masing-masing akun yang ada pada jurnal khusus.
6. Agar tidak terjadi kejanggalan jumlah atau saldo pada akun buku besar
hendaknya dilakukan dengan urutan seperti berikut.
a. Jurnal pembelian.
b. Jurnal penjualan.
c. Jurnal umum/memorial.
d. Jurnal penerimaan kas.
e. Jurnal pengeluaran kas.

Struktur Dasar Akuntansi 37


1.

2.
Setelah mempelajari jurnal khusus, diskusikan di dalam
kelompokmu masing-masing, kemudian buatlah kesimpulan
perbedaan antara jurnal khusus dengan jurnal umum.
Tugas yang telah kamu buat pada bab 1, catatlah kembali dengan
menggunakan jurnal khusus!

Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap, perhatikan ilustrasi berikut.


PD Agus Jaya milik A. Rahman mempunyai data-data akuntansi berupa
Neraca Saldo dan Jurnal Khusus berikut ini.
a. Neraca Saldo 31 Juli 2002

No. Nama Akun Debit Kredit

101 Kas Rp 24.000.000,00 -


102 Piutang dagang Rp 9.000.000,00 -
103 Wesel tagih Rp 2.000.000,00 -
104 Persediaan barang dagangan Rp 17.000.000,00 -
105 Bahan habis pakai Rp 1.100.000,00 -
121 Peralatan toko Rp 2.500.000,00 -
201 Utang dagang - Rp 7.500.000,00
202 Wesel bayar - Rp 1.500.000,00
301 Modal A. Rahman - Rp 30.000.000,00
401 Penjualan - Rp 64.100.000,00
402 Retur penjualan dan pengurangan harga Rp 1.500.000,00 -
403 Potongan penjualan Rp 300.000,00 -
501 Pembelian Rp 45.000.000,00 -
502 Retur pembelian dan peng. harga - Rp 2.000.000,00
503 Potongan pembelian - Rp 500.000,00
511 Beban gaji Rp 3.200.000,00 -
Rp 105.600.000,00 Rp105.600.000,00

38 Ekonomi SMA Kelas XII


b.

Jurnal Khusus
Jurnal Penerimaan Kas (dalam ribuan)

Debit Kredit
Serba-Serbi
Tgl. Keterangan Ref Kas Potongan Piutang Penjualan
(Rp) Penjualan (Rp) (Rp) Akun Jml.
Ref
(Rp) (Rp)

Ags 2 Toko Amanah 3.920 80 4.000 - - -


5 Barang dagang 1.500 - - 1.500 - -
8 TK Bunda Sayang 4.900 100 500 - - -
15 Barang dagang 1.960 40 - 2.000 - -
20 Wesel CV Abadi 2.050 - - - Wesel tagih 2.000
- - - Pend.bunga 50
25 Barang dagang 2.500 - - 2.500 - -
27 Komisi penjualan 300 - - - Pend.komisi 300
29 M.Manarul 5.000 - 5.000 - - -
31 Barang dagang 2.700 - - 2.700 - -
24.830 220 14.000 8.700 - 2.350

(101) (403) (102) (401)

Jurnal Pengeluaran Kas (dalam ribuan)


Debit Kredit
Tanggal Nama Kreditur Ref Utang Pembelian Serba-Serbi Kas Potongan
(Rp) Pembelian
(Rp) Akun Jml. (Rp)
Ref

Ags 3 PT Ambasador 3.000 - - - 2.940 60


6 Pembelian tunai - 2.500 - - 2.500 -
9 Pasang papan - - Beban iklan 400 400 -
nama
10 Pembelian - - Perlengkapan
perlengkapan toko 800 800 -
12 Fa Famili 4.500 - - - 4.500 -
19 CV Fajar Indah 6.000 - - - 5.880 120
24 Pembelian tunai - 3.150 - - 3.150 -
26 Pelunasan - - Wesel bayar 1.500 1.500 -
produksi - - Beban bunga 60 60 -
28 Pembelian tunai - 2.800 - - 2.800 -
30 Gaji karyawan - Beban gaji 2.600 2.600 -
13.500 8450 5.360 27.130 180

(201) (501) (101) (503)

Struktur Dasar Akuntansi 39


Jurnal Pembelian (dalam ribuan)
Debit Kredit
Tanggal Nama Kreditur Ref Pembelian Peralatan Serba-Serbi Potongan
(Rp) Toko Pembelian
(Rp) Akun Ref Jumlah (Rp)

Ags 4 PT Ambasador 8.000 - - - 8.000


9 CV Fajar Indah 6.000 - - - 6.000
11 Toko Cahaya - 900 - - 900
22 Fa Famili 7.000 - - - 7.000
25 Toko Murni - 600 - - 600
29 Toko Baru - - Peralatan toko 500 500
21.000 1.500 - 500 23.000

(501) (121) (201)

Jurnal Penjualan

Tgl. Nama Debitur Syarat Ref Piutang (D)


Pembayaran Penjualan (K)

Ags 7 Toko Minang Jaya 2/10, n/30 Rp 9.000.000,00


10 Fa Permata - Rp 9.500.000,00
13 Toko Amanah 2/10, n/30 Rp 6.500.000,00
21 M. Manarul 2/10, n/30 Rp 5.000.000,00
22 Toko Bunda Sayang 2/10, n/30 Rp 7.600.000,00
Rp 37.600.000,00

(102) (401)

Jurnal Umum

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit

Ags 11 Piutang Dagang 102 Rp 200.000,00 -


Peralatan Toko 121 Rp 200.000,00
16 Retur Penjualan dan 402 Rp 500.000,00 -
Pengurangan Harga
Piutang Dagang 102 - Rp 500.000,00
24 Utang Dagang 201 Rp1.000.000,00 -
Retur Penjualan dan 502 Rp1.000.000,00
Pengurangan Harga
Rp1.700.000,00 Rp1.700.000,00

40 Ekonomi SMA Kelas XII


Nama Akun : Kas (dalam ribuan)

101

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 24.000 -


31 Jurnal penerimaan kas 12 24.830 - 48.830 -
31 Jurnal pengeluaran kas 22 - 27.130 21.700 -

Nama Akun : Piutang Dagang (dalam ribuan) 102

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 9.000 -


31 Jurnal penjualan 42 37.600 - 46.600 -
31 Jurnal umum 52 200 - 46.800 -
31 Jurnal umum 52 - 500 46.300 -
31 Jurnal penerimaan kas 12 - 14.000 32.300 -

Nama Akun : Wesel Tagih (dalam ribuan) 103

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 2.000 -


31 Jurnal penerimaan kas 12 - 2.000 - -

Nama Akun : Persediaan Barang (dalam ribuan) 104

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - 17.000 - -

Nama Akun : Bahan Habis Pakai (dalam ribuan) 105

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 1.100 -


31 Jurnal pembelian 32 500 - 1.600 -
31 Jurnal pengeluaran kas 22 800 - 2.400 -
Struktur Dasar Akuntansi

41

Nama Akun : Peralatan Toko (dalam ribuan) 121

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 2.500 -


31 Jurnal pembelian 32 1.500 - 4.000 -
31 Jurnal umum 52 - 200 3.800 -

Nama Akun : Utang Dagang (dalam ribuan) 201

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - - 7.500


31 Jurnal pembelian 32 - 23.000 - 30.500
31 Jurnal umum 52 1.000 - - 29.500
31 Jurnal pengeluaran kas 22 13.500 - - 16.000

Nama Akun : Utang Wesel (dalam ribuan) 202


Saldo
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - - 1.500


31 Jurnal pengeluaran kas 22 1.500 - - -

Nama Akun : Modal A. Rahman (dalam ribuan) 301

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 30.000 -

Nama Akun : Penjualan (dalam ribuan) 401

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)
31 Jurnal aan 12
Des 1 Saldo - -
penerim kas
31 Jurnal penjualan 42 -
- 37.600 - 101.700
- - 64.100
8.700 - 110.400

42 Ekonomi SMA Kelas XII

Nama Akun : Retur Pembelian dan Pengurangan Harga (dalam ribuan) 502

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - - 2.000


31 Jurnal umum 52 - 1.000 - 3.000

Nama Akun : Potongan Pembelian (dalam ribuan) 503


Saldo
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - - 500


31 Jurnal pengeluaran kas 22 - 180 - 680

Nama Akun : Beban Gaji (dalam ribuan) 511


Saldo
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 3.200 -


31 Jurnal pengeluaran kas 22 2.600 - 5.800 -

Nama Akun : Beban Iklan (dalam ribuan) 512

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 31 Jurnal pengeluaran kas 22 400 - 400 -

Nama Akun : Beban Bunga (dalam ribuan) 513


Saldo
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 31 Jurnal pengeluaran kas 22 60.000 - 60.000 -

Nama Akun : Retur Penjualan (dalam ribuan) 402


(Rp)
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
(Rp) Kre dit (Rp)
Saldo Debit (Rp)

Des 1 Saldo - 1.500 - - -


31 Jurnal umum 52 500 - 2.000 -

Struktur Dasar Akuntansi 43

Nama Akun : Potongan Penjualan (dalam ribuan) 403

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 300 -


31 Jurnal penerimaan kas 12 200 - 200 -

Nama Akun : Pembelian (dalam ribuan) 501

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 45.000 -


31 Jurnal pembelian 32 21.000 - 66.000 -
31 Jurnal pengeluaran kas 22 8.450 - 74.450 -

C Neraca Saldo (Trial Balance)


Untuk mengetahui keseimbangan jumlah debit dan kredit seluruh akun dan
juga untuk mempersiapkan proses akuntansi selanjutnya (penyusunan laporan
keuangan), dari buku besar dibuatlah daftar sisa (neraca saldo).
Neraca saldo adalah daftar yang memuat nama-nama akun buku besar, baik
akun riil maupun akun nominal beserta saldonya masing-masing.
Neraca saldo berfungsi sebagai alat kontrol kebenaran. Pencatatan pada buku
besar, apabila jumlah debit dan kredit tidak sama berarti ada kesalahan. Oleh
karena itu, harus diteliti kembali kemungkinan ada pos yang belum dicatat dalam
buku besar atau pada neraca saldo. Bentuk kolom neraca saldo dari: nomor akun,
nama akun serta jumlah debit dan jumlah kredit.

4.
1.

2. 44

3.
Posting dari jurnal
khusus ke buku
besar dilakukan
secara berkala
dan kolektif.
Jelaskan
maksudnya!
Agar tidak terjadi
kejanggalan
jumlah atau saldo
pada akun buku
besar,
bagaimanakah
urutan posting
dari jurnal khusus
ke buku besar?
Bagaimana cara
mem–posting
akun-akun yang
dicatat pada lajur
serba-serbi?
Jelaskan kapan
dan bagaimana
cara mengisi
kolom ref di jurnal
khusus dan buku
besar!

Ekonomi SMA Kelas XII


Contoh
Berdasarkan buku besar ”PD Agus Jaya”, dibuatlah neraca saldo seperti
berikut ini:

PD AGUS JAYA
Neraca Saldo
31 Agustus 2002

No. Nama Akun Debit Kredit

101 Kas Rp 21.700.000,00 -


102 Piutang Dagang Rp 32.300.000,00 -
104 Persediaan Barang Dagangan Rp 17.000.000,00 -
105 Bahan Habis Pakai Rp 2.400.000,00 -
121 Peralatan Toko Rp 3.800.000,00 -
201 Utang Dagang - Rp 16.000.000,00
301 Modal A. Rahman - Rp 30.000.000,00
401 Penjualan - Rp 110.400.000,00
402 Retur Penjualan dan PH Rp 2.000.000,00 -
403 Potongan Penjualan Rp 520.000,00 -
411 Pendapatan Bunga - Rp 50.000,00
412 Pendapatan Komisi - Rp 300.000,00
501 Pembelian Rp 74.450.000,00 -
502 Retur Pembelian dan PH - Rp 3.000.000,00
503 Potongan Pembelian - Rp 680.000,00
511 Beban Gaji Rp 5.800.000,00 -
512 Beban Iklan Rp 400.000,00 -
513 Beban Bunga Rp 60.000,00 -
Rp 160.430.000,00 Rp 160.430.000,00

D Buku Besar Pembantu


Buku Besar seperti yang baru saja dibahas, kadang-kadang tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya, dan tidak rinci, sehingga sulit untuk
mengontrolnya. Sebagai contoh, dalam buku besar Piutang, tidak jelas piutang
kepada siapa saja, karena setiap menjual secara kredit hanya dicatat pada akun
piutang dan penjualan, tidak rinci kepada siapa piutang itu dan barang apa yang
dijual.

Struktur Dasar Akuntansi 45


Begitu pula dalam pembelian secara kredit, hanya dicatat pada akun
pembelian dan utang. Tidak jelas barang apa yang dibeli dan utang kepada siapa.
Agar pelaku piutang dan utang menjadi jelas, perlu dibuat catatan lain di
samping buku besar utama yaitu Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger). Buku
ini digunakan untuk mencatat secara rinci kepada siapa berpiutang maupun
berutang. Selain itu catatan tersebut digunakan untuk mengetahui jenis barang
dagang yang tersedia.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ”Buku Besar
Pembantu adalah himpunan akun yang merupakan rincian dari Buku Besar
Utama”.

1. Macam-macam Buku Besar Pembantu


Buku besar pembantu yang paling utama harus dibuat adalah buku
besar pembantu piutang dan utang, karena berkaitan langsung dengan pihak
ketiga atau pihak lain, maka harus ada catatan yang rinci dan benar. Di
samping itu perlu juga dibuat buku besar pembantu Persediaan, untuk
memudahkan pengawasan terhadap persediaan barang dagang.
a. Buku Besar Pembantu Piutang (Buku Piutang)
Buku ini merupakan catatan rinci dari masing-masing piutang, sesuai
dengan nama perusahaan atau nama masing-masing piutang. Buku
besar pembantu diisi berdasarkan bukti-bukti transaksi, tetapi kadang-
kadang dapat pula diisi dari jurnal khusus.
Contoh Buku Besar Pembantu Piutang Toko Asih (dalam ribuan)
Toko Asih 102

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)

Mei 1 Saldo - - 5.000 -


3 Penjualan 8.000 - 13.000 -
11 Pelunasan - 6.000 7.000 -
15 Penerimaan kembali - 2.000 5.000 -
31 Penjualan 6.000 - 11.000 -

Buku besar pembantu Piutang Toko Asih di atas menunjukkan saldo


piutang awal sebesar Rp5.000.000,00 dan saldo akhir Mei sejumlah
Rp11.000.000,00.
Pada buku besar pembantu Piutang, saldo akhir umumnya berada pada
sisi debit.

46 Ekonomi SMA Kelas XII


Pencatatan pada buku pembantu Piutang dapat dilakukan seperti
berikut ini.
a. Mendebit setiap terjadi penjualan secara kredit ke dalam masing-
masing buku besar pembantu Piutang sesuai dengan tanggal
terjadinya transaksi.
b. Mengkredit setiap terjadi pengurangan piutang sesuai dengan
tanggal terjadinya, seperti penerimaan kembali barang yang dijual
atau pengurangan harga karena barang yang dijual kualitasnya
tidak sesuai dengan pesanan. Selain itu, pelunasan piutang juga
dicatat pada bagian kredit.
b. Buku Besar Pembantu Utang (Buku Utang)
Buku ini merupakan rincian dari masing-masing utang, sesuai dengan
nama perusahaan atau nama pemasok (kreditur). Pencatatan pada buku
besar pembantu Utang dilakukan sebagai berikut.
a. Mengkredit setiap terjadi pembelian secara kredit ke dalam masing-
masing buku besar pembantu Utang sesuai dengan tanggal
terjadinya transaksi.
b. Mendebit setiap terjadi pengurangan utang sesuai dengan tanggal
terjadinya, seperti pengembalian barang yang dibeli atau
pengurangan harga yang diterima karena barang yang dibeli tidak
sesuai dengan pesanan atau ada kerusakan, dan pelunasan utang.
Contoh Buku Besar Pembantu Utang (dalam ribuan)
Toko Asih 102

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)

Mei 1 Saldo - - - 7.500


4 Pembelian - 10.000 - 17.500
8 Penjualan 8.000 - - 9.500
10 Pengiriman kembali 3.000 - - 6.500
31 Pembelian - 1.500 - 8.000

Buku besar pembantu Utang Toko Asih di atas menunjukkan saldo awal
Mei sebesar Rp7.500.000,00 dan saldo utang akhir Mei berjumlah
Rp8.000.000,00. Buku ini memiliki saldo akhir yang umumnya berada
pada sisi kredit.
c. Buku Besar Pembantu Persediaan
Buku ini merupakan catatan rinci masing-masing persediaan sesuai
dengan jenis barang dagang yang ada (seperti: beras, kopi, terigu, dan
lain-lain).

Struktur Dasar Akuntansi 47


Contoh Buku Besar Pembantu Persediaan
Kopi

Tanggal Uraian Masuk Keluar Saldo

April 1 Saldo - - 100 kuintal


4 Penjualan - 25 kuintal 75 kuintal
8 Penjualan 40 kuintal - 115 kuintal
10 Pengiriman kembali - 95 kuintal 20 kuintal
31 Pembelian - 5 kuintal 15 kuintal

Dari contoh transaksi di atas dapat diketahui saldo awal April


untuk persediaan kopi yaitu sebesar 100 kuintal, sedangkan saldo
akhirnya berjumlah 15 kuintal.
Tujuan digunakan buku besar pembantu Persediaan, terutama
untuk memudahkan pengontrolan masing-masing jenis barang. Agar
tidak terjadi penyimpangan, yang dicatat hanya kuantitasnya saja,
sedangkan nilai atau kualitasnya dihitung pada waktu-waktu tertentu
sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.
Seperti pada buku pembantu piutang dan utang, pencatatan pada
buku persediaan dilakukan seperti berikut ini.
a. Dicatat di kolom masuk setiap terjadi penambahan persediaan,
seperti pembelian, baik kredit maupun tunai dan penerimaan
kembali barang yang dijual.
b. Dicatat di kolom keluar setiap terjadi pengurangan persediaan,
seperti penjualan atau pengembalian barang yang dibeli.

2. Bentuk dan Pencatatan dalam Buku Besar Pembantu


a. Bentuk Buku Besar Pembantu
Sesuai dengan namanya buku besar, maka bentuk kolom atau lajur
buku besar pembantu sama dengan buku besar utama. Dapat berbentuk
skontro (dua kolom), maupun T-account. Bentuk kolom atau lajur buku
besar pembantu sama dengan buku besar utama.
Namun demikian agar lebih praktis dan memudahkan
pengontrolan, sebaiknya buku besar pembantu maupun buku besar
utama dibuat dalam bentuk staffel (3 kolom atau 4 kolom) karena setiap
saat dapat diketahui saldonya.

48 Ekonomi SMA Kelas XII


Adapun bentuk buku besar pembantu terdiri dari dua jenis, yaitu
1. Bentuk staffel atau laporan

Tanggal Keterangan Ref Jumlah Debit Kredit Saldo

2. Bentuk skontro
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Saldo

b. Pencatatan dalam Buku Besar Pembantu


Sebagaimana telah dijelaskan di muka, bahwa pencatatan transaksi
ke dalam buku besar pembantu dilakukan sesuai dengan tanggal
terjadinya transaksi. Oleh karena itu, pencatatan ke dalam buku besar
pembantu dilakukan bersamaan dengan pencatatan ke dalam jurnal
khusus.
Untuk jelasnya, perhatikan contoh pencatatan transaksi ke dalam
buku besar utama dan buku besar pembantu di bawah ini.

Contoh
Berikut ini merupakan sebagian data yang ada pada PD Ratu Jaya
Palembang.
a. Pada neraca saldo terdapat akun piutang dagang Rp17.000.000,00.
Piutang tersebut terdiri dari piutang kepada:
Adi Rp 5.000.000,00
Bambang Rp 8.000.000,00
Camelia Rp 4.000.000,00
+
Rp17.000.000,00
b. Transaksi yang terjadi antara lain:
Juli 3 Diterima pelunasan dari Adi Rp5.000.000,00.
4 Dijual kepada Camelia, barang dagang Rp6.000.000,00 secara
kredit.

Struktur Dasar Akuntansi 49


Berdasarkan data di atas, setelah dicatat dalam jurnal selanjutnya akan
dicatat dalam buku besar utama dan buku besar pembantu berikut
ini.

Buku Besar Utama


Piutang Dagang (dalam ribuan) 103

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Juli 1 Saldo - - 17.000 -


3 Pelunasan - 5.000 12.000 -
11 Penjualan 6.000 - 18.000

Buku Besar Pembantu Piutang


Adi (dalam ribuan) 103.1

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Juli 1 Saldo - - 5.000 -


3 Pelunasan - 5.000 - -

Bambang (dalam ribuan) 103.2


Saldo
Tanggal Uraian Debit Kredit
(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Juli 1 Saldo - - 8.000 -

Camelia (dalam ribuan) 103.3

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp)
Kredit (Rp)

Juli 1 Saldo - - 4.000 -


3 Pelunasan 6.000 - 10.000 -

3. Neraca Saldo
Pada pokok bahasan sebelumnya sudah dibahas neraca saldo yang
memuat semua akun buku besar utama, dengan tujuan untuk memastikan
bahwa jumlah debit dan kredit seluruh akun sudah seimbang.
50
Ekonomi SMA Kelas XII
Neraca saldo yang disusun berdasarkan buku besar pembantu berfungsi
untuk mengontrol buku besar utama. Apabila neraca saldo piutang tidak
sama dengan saldo piutang pada buku besar utama, berarti terjadi kesalahan.
Begitu pula neraca saldo utang juga harus sama dengan saldo utang pada
buku besar utama.

Contoh
PD Hidayah mempunyai data keuangan antara lain:
a. Saldo piutang Rp17.000.000,00 terdiri dari piutang kepada Toko Ibu
Rp7.000.000,00 dan Fa Setia Kawan Rpl0.000.000,00.
b. Saldo utang Rp14.000.000,00 terdiri dari utang kepada CV Bogatari
Rp8.000.000,00 dan PD Cisadane Rp6.000.000,00.
c. Persediaan barang dagang Rp12.000.000,00 terdiri dari terigu 15
kuintal @ Rp400.000,00 = Rp6.000.000,00 dan beras 20 kuintal @
Rp300.000,00 = Rp6.000.000,00.
d. Transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2004 antara lain:
Des. 2 Diterima dari Toko Ibu, pelunasan faktur seminggu yang lalu
Rp7.000.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30.
3 Dibayar kepada PT Cisadane, pelunasan faktur tanggal
14 November Rp6.000.000,00 potongan 2%.
6 Dijual kepada Toko Famili, 5 kuintal terigu @ Rp440.000,00
dan 5 kuintal beras @ Rp340.000,00 syarat pembayaran 2/10,
n/30.
7 Dibeli dari PT Madusari, 25 kuintal gula @ Rp450.000,00 syarat
pembayaran 3/10, n/30.
8 Diterima dari Fa Setia Kawan Rp10.000.000,00 pelunasan
faktur tanggal 28 November, potongan 2%.
10 Dijual kepada Toko Ibu, 5 kuintal terigu @ Rp440.000,00 dan 5
kuintal gula @ Rp500.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30.
13 Dibayar kepada CV Bogatari, pelunasan faktur bulan yang
lalu Rp8.000.000,00 tanpa potongan.
14 Dibeli dari PD Cisadane, 20 kuintal beras @ Rp310.000,00 rabat
10%, syarat pembayaran 2/10, n/30.
16 Diterima dari Toko Famili, pelunasan faktur pada tanggal
6 Desember.
17 Dibayar kepada PT Madusari; pelunasan faktur pada tanggal
7 Desember.
20 Diterima dari Toko Ibu, pelunasan faktur tanggal 10 Desember.

Struktur Dasar Akuntansi 51


22 Dibeli dari CV Bogatari; 25 kuintal terigu @ Rp420.000,00
syarat pembayaran 3/10, n/30.
24 Dibayar kepada PD Cisadane, pelunasan faktur tanggal
14 Desember.
25 Dijual kepada Fa Setia Kawan, 10 kuintal terigu @ Rp450.000,00
dan 10 kuintal gula @ Rp500.000,00.
27 Dikirimkan kembali kepada CV Bogatari, 5 kuintal terigu
karena mutunya kurang baik, @ Rp420.000,00.
28 Dijual kepada Toko Ibu, 8 kuintal gula @ Rp500.000,00 dan
8 kuintal beras @ Rp350.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30.
29 Dibeli dari PT Madusari, 30 kuintal gula @ Rp450.000,00 syarat
pembayaran 2/10, n/30.
30 Diterima kembali dari Toko Ibu, 2 kuintal gula Rp500.000,00
karena rusak.
31 Dijual kepada Toko Famili 10 kuintal beras @ Rp350.000,00
dan 10 kuintal gula @ Rp500.000,00.
Berdasarkan data keuangan di atas, buatlah:
a. Buku Besar Pembantu Piutang, Utang, dan Persediaan.
b. Neraca Saldo Piutang, Utang, dan Persediaan.

Jawab:
a. Buku Besar Pembantu
1. Buku Besar Pembantu Piutang
Toko Ibu (dalam ribuan) 102.1
Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - 7.000 -


2 Pelunasan - 7.000 - -
10 Penjualan 4.700 - 4.700 -
20 Pelunasan - 4.700 - -
28 Penjualan 6.800 - 6.800 -
30 Penerimaan kembali - 1.000 5.800 -

PD Setia Kawan (dalam ribuan) 102.2

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - 10.000 -


3 Pelunasan - 10.000 - -
25 Penjualan 9.500 - 9.500 -

52 Ekonomi SMA Kelas XII


Toko Famili (dalam ribuan)

102.3

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)

Des 6 Penjualan 3.900 - 3.900 -


16 Pelunasan - 3.900 - -
31 Penjualan 8.500 - 8.500 -

2. Buku Besar Pembantu Utang


CV Bogatari (dalam ribuan) 201.1

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 8.000


3 Pelunasan 8.000 - - -
22 Pembelian - 10.500 - 10.500
27 Pengiriman kembali 2.100 - 8.400 -

PD Cisadane (dalam ribuan) 201.2

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)

Des 1 Saldo - - - 6.000


3 Pelunasan 6.000 - - -
14 Pembelian - 5.580 - 5.580
24 Pelunasan 5.580 - - -

PT Madusari (dalam ribuan) 201.3

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)

Des 7 Pembelian - 11.250 - 11.250


17 Pelunasan 11.250 - - -
29 Pembelian - 13.500 - 13.500

Struktur Dasar Akuntansi 53


3.

Buku Besar Pembantu Persediaan


Beras
Tanggal Uraian Masuk Keluar Saldo

Des 1 Saldo - - 20 kuintal


6 Penjualan - 5 kuintal 15 kuintal
14 Pembelian 20 kuintal - 35 kuintal
28 Penjualan - 8 kuintal 27 kuintal
31 Pembelian - 10 kuintal 17 kuintal

Terigu
Tanggal Uraian Masuk Keluar Saldo

Des 1 Saldo - - 15 kuintal


6 Penjualan - 5 kuintal 10 kuintal
10 Penjualan - 5 kuintal 5 kuintal
22 Pembelian 25 kuintal - 30 kuintal
25 Penjualan - 10 kuintal 20 kuintal
27 Pengiriman kembali - 5 kuintal 15 kuintal

Gula
Tanggal Uraian Masuk Keluar Saldo

Des 7 Pembelian - - 25 kuintal


10 Penjualan - 5 kuintal 20 kuintal
25 Penjualan - 10 kuintal 10 kuintal
28 Penjualan - 8 kuintal 2 kuintal
29 Pembelian 30 kuintal - 32 kuintal
30 Penerimaan kembali 2 kuintal - 34 kuintal
31 Penjualan 10 kuintal 24 kuintal

b. Neraca Saldo
1. Neraca Saldo Piutang
No. Uraian Debit (Rp) Kredit (Rp) Jumlah (Rp)

102.1 Toko Ibu 18.500.000,00 12.700.000,00 5.800.000,00


102.2 Fa Setia Kawan 19.500.000,00 10.000.000,00 9.500.000,00
102.2 Toko Famili 12.400.000,00 3.900.000,00 8.500.000,00
50.400.000,00 26.600.00,00 23.800.000,00

54 Ekonomi SMA Kelas XII


2.

Neraca Saldo Utang


No. Uraian Debit (Rp) Kredit (Rp) Jumlah (Rp)

102.1 CV Bogatari 10.100.000,00 18.500.000,00 8.400.000,00


201.2 Fa Setia Kawan 11.580.000,00 11.580.000,00 -
201.3 Toko Famili 12.400.000,00 12.400.000,00 -
34.080.000,00 42.480.000,00 8.400.000,00

3. Neraca Saldo Persediaan


No. Uraian Jumlah (Rp)

105.1 Beras 17 kuintal


105.2 Terigu 15 kuintal
105.3 Gula 24 kuintal
Penjualan 56 kuintal

Rangkuman

1. Proses pemindahbukuan catatan dari jurnal ke buku besar untuk


perusahaan dagang memiliki beberapa karakter khusus. Dalam
akuntansi perusahaan dagang dikenal beberapa jurnal khusus untuk
memudahkan pencatatan transaksi yang sering terjadi.
2. Adanya jurnal khusus membuat proses pencatatan ke buku besar untuk
transaksi perusahaan dagang sedikit berbeda dari perusahaan jasa. Selain
itu, dikenal pula buku besar pembantu yang khusus merinci akun
piutang, utang dan persediaan dari buku besar utama.

Struktur Dasar Akuntansi 55


Evaluasi Bab II

I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat
transaksi ....
a. sejenis yang sering terjadi
b. penerimaan dan pengeluaran uang
c. pembelian barang dagang secara kredit
d. yang jarang terjadi
e. pembelian dan penjualan kredit
2. Usaha Dagang Rizki memiliki transaksi berikut ini.
(1) Pembelian barang dagang tunai
(2) Pembelian barang dagang kredit
(3) Pembelian bahan habis pakai tunai
(4) Pembelian peralatan secara kredit
(5) Penjualan tunai barang dagang
Transaksi yang dicatat pada jurnal pembelian adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (1) dan (5)
d. (2) dan (4)
e. (2) dan (5)
3. Usaha Dagang Rahmat memiliki transaksi berikut.
(1) Penjualan tunai barang dagang
(2) Penjualan tunai mesin bekas
(3) Penjualan kredit barang dagang
(4) Penerimaan tagihan
(5) Penerimaan kembali barang yang dijual
Jurnal penjualan adalah ....
a. (1) dan (3)
b. (1) dan (5)
c. (3) dan (5)
d. (3) saja
e. (5) saja

56 Ekonomi SMA Kelas XII


4.

Berikut ini transaksi yang terjadi pada UD Subur.


(1) Pembelian peralatan kantor dibayar dengan promes per dua bulan
(2) Pembelian kredit barang dagang
(3) Penjualan kredit barang dagang
(4) Penerimaan kembali barang yang dijual
Transaksi yang dicatat pada jurnal umum adalah ....
a. (1) dan (2)
5. b. (1) dan (3)
c. (1) dan (4)
d. (2) dan (3)
e. (3) dan (4)
Tanggal 4 Juli dibeli tunai barang dagang Rp2.000.000,00 dari PT
Cahaya. Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal ....
a. Pembelian, lajur pembelian (D), dan Utang (K)
6. b. Pengeluaran kas, lajur pembelian (D), dan Kas (K)
c. Pengeluaran kas, lajur pembelian (D), dan Utang (K)
d. Pengeluaran kas, lajur utang (D), dan Kas (K)
e. Pembelian, lajur pembelian (D), dan Kas (K)
Dijual tunai, barang dagang Rp3.000.000,00 rabat 10% kepada Toko
Laris, Transaksi di atas dicatat pada jurnal penerimaan kas, lajur ....
a. Kas (D) Rp3.000.000,00
Penjualan (K) Rp3.000.000,00
b. Kas (D) Rp3.000.000,00
Potongan Penjualan (K) Rp 300.000,00
Penjualan (K) Rp2.700.000,00
c. Kas (D) Rp2.700.000,00
Penjualan (K) Rp2.700.000,00
d. Kas (D) Rp2.700.000,00
Potongan Penjualan (D) Rp 300.000,00
Penjualan (K) Rp3.000.000,00
e. Kas (D) Rp2.700.000,00
Piutang (K) Rp2.700.000,00

Struktur Dasar Akuntansi 57


7.

Tanggal 6 Juli diterima dari Toko Permai selembar cek Rp5.880.000,00


sebagai pelunasan faktur bulan Juni dengan potongan 2%. Transaksi
di atas dicatat pada jurnal penerimaan kas, lajur ....
a. Kas (D) Rp5.880.000,00
Piutang (K) Rp5.880.000,00
b. Kas (D) Rp5.880.000,00
Penjualan (K) Rp5.880.000,00
c. Kas (D) Rp5.880.000,00
Potongan Penjualan (D) Rp 120.000,00
Penjualan (K) Rp6.000.000,00
d. Kas (D) Rp5.880.000,00
Potongan Penjualan (D) Rp 120.000,00
Piutang (K) Rp6.000.000,00
e. Kas (D) Rp6.000.000,00
Potongan penjualan (K) Rp 120.000,00
Piutang (K) Rp5.880.000,00
8. Dibeli dan dibayar dengan promes 2 bulan, barang dagang
Rp3.000.000,00 rabat 5%. Transaksi di atas dicatat pada jurnal ....
a. Pembelian, lajur pembelian (D) Rp3.000.000,00
Utang (K) Rp3.000.000,00
b. Pembelian, lajur pembelian (D) Rp2.850.000,00
Utang (K) Rp2.850.000,00
c. Umum, lajur utang (D) Rp2.850.000,00
Wesel Bayar (K) Rp2.850.000,00
d. Umum, lajur pembelian (D) Rp2.850.000,00
Utang (K) Rp2.850.000,00
9. Tanggal 10 Oktober, dibeli barang dagangan dari PT Purnama
Rp13.000.000,00, syarat pembayaran 2/10, n/30. Tanggal 20 Oktober,
dilunasi kepada PT Purnama.
Transaksi tanggal 20 Oktober PT Purnama pada jurnal ....
a. Pengeluaran kas, kolom pembukuan (D) Rp13.000.000,00;
Kas (K) Rp13.000.000,00
b. Pengeluaran kas, kolom pembukuan (D) Rp13.000.000,00; Potongan
Pembelian (K) Rp2.000.000,00; Kas (K) Rp13.000.000,00
c. Pengeluaran kas, kolom utang Rp12.740.000,00; Kas (K)
Rp12.740.000,00

58 Ekonomi SMA Kelas XII


d. Penerimaan kas, kolom kas (D) Rp12.740.000,00; Piutang (K)
Rp12.740.000,00
e. Penerimaan kas, kolom kas (D) Rp12.740.000,00; Potongan
Penjualan (D) Rp260.000,00 (K) Rp13.000.000,00
10. Diterima hasil penjualan tunai barang dagangan Rp13.000.000,00.
Transaksi ini jurnal penerimaan kas, lajur ....
a. Kas (D) Rp14.700.000,00
Potongan Penjualan (D) Rp 300.000,00
Piutang (K) Rp15.000.000,00
b. Kas (D) Rp14.700.000,00
Piutang (K) Rp14.700.000,00
c. Kas (D) Rp13.000.000,00
Penjualan (K) Rp13.000.000,00
d. Kas (D) Rp12.740.000,00
Potongan Penjualan (D) Rp 260.000,00
Penjualan (K) Rp13.000.000,00
e. Kas (D) Rp12.740.000,00
Potongan Penjualan (D) Rp 260.000,00
Piutang (K) Rp13.000.000,00
11. Dibayar kepada pelanggan, pelunasan faktur bulan Agustus
Rp5.500.000,00. Transaksinya akan tercatat dalam ....
a. jurnal pengeluaran kas, sisi debit (utang) Rp5.500.000,00 dan kas
sisi kredit Rp5.500.000,00
b. jurnal pengeluaran kas sisi debit (kas) Rp5.500.000,00 dan utang
sisi kredit Rp5.500.000,00
c. jurnal penerimaan kas sisi debit (piutang) Rp5.500.000,00 dan utang
sisi kredit Rp5.500.000,00
d. jurnal penerimaan kas sisi debit (kas) Rp5.500.000,00 dan BHP sisi
kredit Rp5.500.000,00
e. jurnal umum sisi debit Rp5.000.000,00
12. PT Sekawan memiliki hasil rekapitulasi pada jurnal penjualan sejumlah
Rp45.000.000,00. Rekapitulasi ini akan masuk ke akun ....
a. piutang dan penjualan
b. utang dan penjualan
c. penjualan dan kas
d. jurnal umum dan pembelian
e. wesel masuk dan penjualan

Struktur Dasar Akuntansi 59


13. Pada jurnal pembelian, terdapat kolom serba-serbi memuat akun BHP
Toko sejumlah Rp300.000,00. Perhitungan ini akan masuk dalam buku
besar dengan nama akun ....
a. bahan habis pakai, sisi debit Rp500.000,00
b. bahan habis pakai, sisi kredit Rp500.000,00
c. persediaan barang dagang, sisi debit Rp500.000,00
d. persediaan barang dagang, sisi debit Rp500.000,00
e. peralatan toko, sisi kredit Rp500.000,00
14. Perhatikan transaksi berikut (1) Pembelian tunai barang dagang
(2) Pembayaran utang (3) Pembelian kredit barang dagang (4)
Pembelian kredit peralatan.
Transaksi di atas yang dicatat besar pembantu utang adalah ....
a. (1), (2), dan (3) d. (2) dan (3)
b. (1), (3), dan (4) e. (2) dan (4)
c. (2), (3), dan (4)
15. Tanggal 5 Januari dibeli barang PT Makmur Rp10.000.000,00 syarat 2/
10, n/30. Tanggal 15 Januari dibayar lunas. Transaksi tanggal 5 Januari
dicatat dalam buku besar pembantu ....
a. Piutang PT Makmur (D) Rp10.000.000,00
b. Piutang PT Makmur (K) Rp10.000.000,00
c. Utang PT Makmur (D) Rp10.000.000,00
d. Utang PT Makmur (K) Rp10.000.00,00
e. Utang PT Makmur (K) Rp9.000.000,00

II. Selesaikanlah soal-soal berikut ini!


1. Jelaskan perbedaan antara buku besar utama dengan buku besar
pembantu!
2. Jelaskan fungsi buku besar pembantu piutang, buku besar pembantu
utang dan buku besar pembantu persediaan!
3. Kapankah dilakukan pencatatan pada buku besar pembantu?
4. Sebutkan tiga transaksi yang dicatat pada buku besar pembantu
piutang!
5. Sebutkan tiga transaksi yang dicatat pada buku besar pembantu utang!
6. Sebutkan tiga transaksi yang dicatat pada buku pembantu persediaan!
7. Sebutkan fungsi neraca saldo piutang dan utang!
8. Jelaskan ciri dan karakteristik dari jurnal umum!
9. Untuk dua soal berikut, lengkapilah bagan yang tersedia!

60 Ekonomi SMA Kelas XII


Peta konsep perbedaan antara jurnal umum dengan jurnal khusus.

Format: Format:
.............. ..............
.............. ..............
.............. ..............

Pencatatan: Posting ke Pencatatan: Posting ke


.............. Jurnal akun buku .............. Jurnal akun buku
.............. umum besar: ..... .............. khusus besar: .....
.............. .............. .............. ..............

Penggunaan Penggunaan
jurnal umum: jurnal khusus:
.............. ..............

10. Peta konsep siklus akuntansi perusahaan dagang

Transaksi/bukti ....... Buku besar pembantu:


1. ........................
2. ........................
Jurnal khusus: 3. ........................
1. ........................
Tahap 2. ........................
pencatatan 3. ........................ Neraca saldo:
4. ........................ 1. ........................
5. ........................ 2. ........................
3. ........................

Buku ..........
Kertas ............
Neraca saldo
Laporan keuangan:
1. ........................ Tahap
Jurnal penyesuaian 2. ........................ pelaporan
3. ........................
Tahap
pengikhtisaran Jurnal ............
Menutup buku besar

Neraca saldo setelah penutupan

Struktur Dasar Akuntansi 61


Unjuk Sikap
Perhatikan kembali artikel pada Warta Ekonomi di bagian awal bab ini,
menurut Anda bagaimana PT Garuda Indonesia mencatat transaksi
pembelian bahan bakar? Apakah mereka menggunakan jurnal khusus atau
buku besar pembantu? Diskusikan pendapat anda di kelas!

Unjuk Kerja
Pembayaran transaksi pada saat ini tidak terbatas secara tunai saja, akan
tetapi banyak pembayaran dilakukan melalui kartu kredit (misalnya melalu i
visa dan mastercard).
Carilah data mengenai pembayaran secara kredit di sekitar tempat tinggal
kalian kemudian diskusikan dengan teman kelompok kalian. Dan jawablah
pertanyaan berikut ini.

No. Daftar Pertanyaan Hasil Analisis


1. Bagaimana prosedur pencatatan transaksi
pembelian secara kredit?
2. Dalam bentuk apakah laporan yang akan diterima
dari transaksi secara kredit tersebut?
3. Jelaskan tujuan pembuatan rekapitulasi jurnal
khusus yang dibuat oleh perusahaan dagang!
4. Mengapa perusahaan dagang memerlukan jurnal-
jurnal khusus?

62 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab
III Peta Konsep

Siklus Penyesuaian Akuntansi


Perusahaan Dagang

Neraca Saldo Jurnal Kertas Kerja Menutup Neraca Saldo Jurnal


(Trial Balance) Penyesuaian Perusahaan Buku Setelah Pembalik
Perusahaan Dagang Besar Penutupan
Dagang

Penggunaan Beban
Penyusunan Kertas
Perlengkapan
Kerja dengan
Pendekatan Ikhtisar
Persediaan Laba Rugi
Barang Dagang

Beban yang Masih Penyusunan Kertas


Harus Dibayar Kerja dengan
(Utang Beban) Pendekatan Harga
Pokok Penjualan
Beban Dibayar
Di Muka
Menyusun
Pendapatan yang Jurnal Penutup
Belum Diterima
(Piutang Pendapatan)
Memindahbukukan
Pendapatan Jurnal Penyesuaian
Laba Rugi
dan Jurnal Penutup
ke Buku Besar
Penyusutan
Aktiva Tetap

Penghapusan
Piutang

Penyesuaian
Saldo Kas

Pembetulan
Kesalahan

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 63


Kata Kunci
Aktiva Supplies
Pencadangan Trial Balance
Piutang Worksheet
Restrukturisasi

Tujuan Pembelajaran
1. Memahami fungsi neraca saldo dalam akuntansi perusahaan
dagang.
2. Memahami proses pembuatan jurnal penyesuaian.
3. Memahami penggunaan kertas kerja.
4. Memahami proses pembuatan jurnal penutup dan neraca
saldo.
5. Memahami proses pembuatan jurnal pembalik.

64 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab Siklus Penyesuaian
Akuntansi Perusahaan
III Dagang

Warta Ekonomi
Garuda Akan Restrukturisasi Utang
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha
penerbangan, PT Garuda Indonesia, akan melakukan restrukturisasi
kembali utang luar negeri. Rencana pengajuan restrukturisasi utang luar
negeri itu terkait erat dengan turunnya penghasilan Garuda akibat
menurunnya jumlah penumpang dari luar negeri.
Pemangkasan penerbangan membuat beban biaya operasional
pesawat pun berkurang. Garuda masih mampu memenuhi kewajiban
membayar utang luar negeri untuk periode 2003. Posisi utang luar negeri
Garuda pada 1998 sebesar 1,8 miliar dollar AS. Dua tahun kemudian
diusulkan restrukturisasi, dan baru awal 2001 kreditor menyetujui usulan
itu. Akhirnya, posisi utang pun berkurang menjadi 1,2 miliar dollar AS.
Pada Desember 2001, Garuda mencicil utang luar negeri senilai 100
juta dollar AS. Pada Desember 2002, Garuda kembali membayar utang
senilai 100 juta dollar AS. Kini, utang luar negeri Garuda masih tersisa
satu miliar dollar AS.
Jakarta, Kompas, Sabtu 3 Juni 2003

Bagaimanakah penyesuaian pencatatan utang luar negeri yang di hadapi


oleh PT Garuda Indonesia? Apakah pengaruhnya pada laporan neraca keuangan
dan bagaimana pencatatan beban operasional dan utang luar negeri pada
akunnya masing-masing?

A Neraca Saldo (Trial Balance)


Dalam melakukan tahap pengikhtisaran akuntansi perusahaan dagang salah
satunya adalah membuat Neraca Saldo ( Trial Balance). Informasi dan sumber data

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 65


dalam penyusunan neraca saldo dapat dibuat dari data dalam buku besar, maka
pembahasan neraca saldo akan digabung dengan buku besar.

B Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang


Sesuai dengan siklus akuntansi, pada akhir periode akuntansi setelah
disusun neraca saldo/neraca sisa, dibuatlah jurnal penyesuaian, karena saldo-
saldo akun yang ada pada neraca saldo itu belum tentu menunjukkan keadaan
yang sebenarnya. Sebagai contoh, persediaan bahan habis pakai (supplies) yang
tercantum dalam buku besar dan neraca saldo sebesar harga beli/harga perolehan.
Padahal setiap saat dipakai untuk kegiatan rutin perusahaan, baik di kantor
maupun di toko, maka umumnya tidak dicatat pada akhir periode. Tentu saldo
menurut catatan tidak sesuai dengan kenyataannya, begitu pula beban sewa
penyusutan aktiva tetap, dan sebagainya, seperti yang telah dibahas pada
perusahaan jasa.
Pencatatan persediaan barang dagang selama ini menggunakan metode
periodik, pada waktu pembelian dan penjualan tidak dicatat pada akun
persediaan barang dagang, tetapi dicatat pada akun pembelian maupun
penjualan.
Pencatatan pada akun persediaan barang dagang hanya dilakukan pada awal
atau akhir periode, sehingga tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya,
maka perlu disesuaikan melalui jurnal penyesuaian.
Adapun akun-akun yang perlu disesuaikan adalah:
a. penggunaan bahan habis pakai;
b. persediaan barang dagang;
c. beban yang belum dibayar (utang beban);
d. beban dibayar di muka;
e. pendapatan yang belum diterima (piutang pendapatan);
f. pendapatan diterima di muka;
g. penyusutan aktiva tetap;
h. penghapusan piutang (piutang tak tertagih);
i. penyesuaian saldo kas;
j. pembetulan kesalahan.

1. Penggunaan Beban Perlengkapan


Telah diuraikan sebelumnya bahwa bahan habis pakai (sering disebut
pula perlengkapan) yang terdapat dalam neraca saldo atau buku besar adalah
sebesar harga beli atau harga perolehan. Selama periode tertentu, tiap kali
bahan habis pakai digunakan, tidak selalu dicatat pada akun buku besar.

66 Ekonomi SMA Kelas XII


Maka nilai yang ada pada neraca saldo sudah pasti tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, pada akhir periode perlu
disesuaikan. Untuk jumlah yang sudah dipakai, berarti sudah menjadi beban
dan diartikan sebagai kerugian. Sedangkan yang masih tersisa merupakan
persediaan yang akan tetap dicatat dalam neraca. Dengan demikian
penyesuaiannya dilakukan dengan cara mendebit beban perlengkapan
(BHP) dan mengkredit perlengkapan sejumlah yang digunakan.

Contoh
1. Pada neraca saldo PD Agus Jaya terdapat akun beban perlengkapan
Rp7.980.000,00. Setelah diadakan inventarisasi, persediaan bahan habis
pakai yang masih ada seharga Rp4.000.000,00. Dengan demikian bahan
habis pakai yang telah digunakan adalah senilai Rp3.980.000,00 yaitu
dari Rp7.980.000,00 dikurangi Rp4.000.000,00 yang selanjutnya
dihitung menjadi beban.
Jurnal penyesuaiannya adalah:

Tanggal Uraian Debit Kredit


Des 31 Beban Perlengkapan Kantor Rp3.980.000,00 -
Perlengkapan Kantor - Rp3.980.000,00

Pada waktu membeli perlengkapan dapat juga dicatat


menggunakan pendekatan laba rugi (dicatat pada akun beban
perlengkapan). Maka pada akhir periode, perlengkapan yang masih
tersisa harus dimunculkan dengan cara mendebit akun persediaan
perlengkapan dan mengkredit akun beban perlengkapan sebesar
persediaan perlengkapan yang masih ada.
2. Diminta saldo PD Agus Jaya terdapat akun beban perlengkapan kantor
Rp2.000.000,00 setelah diadakan inventarisasi, ternyata pada akhir
periodik masih terdapat perlengkapan kantor seharga Rp800.000,00.
Jurnal penyesuaiannya adalah:

Tanggal Uraian Debit Kredit


Des 31 Persediaan Perlengkapan Kantor Rp800.000,00 -
Beban Perlengkapan Kantor - Rp800.000,00

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 67


2. Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagang yang tercantum dalam neraca saldo adalah
persediaan barang dagang awal periode. Tentu pencatatan ini tidak sesuai
dengan keadaan pada akhir periode. Secara logika, barang yang ada pada
awal periode sudah dijual habis, maka harus dihapuskan. Persediaan pada
akhir periode itulah yang harus dimunculkan.
Untuk menyesuaikan persediaan barang dagang, ada dua cara atau
pendekatan, yaitu:
a. pendekatan Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary);
b. pendekatan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold).

a. Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary)


Pada pendekatan ini, persediaan barang dagang yang tercantum
dalam neraca saldo atau persediaan awal periode, harus dihapuskan
dengan cara mengkredit akun persediaan barang dagang dan mendebit
akun ikhtisar laba rugi sebesar nilai persediaan yang ada pada neraca
saldo.
Persediaan yang sebenarnya pada akhir periode, akun persediaan
barang dagang di debit dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi sebesar
nilai persediaan barang dagang pada akhir periode dengan jurnal di
bawah ini.
Jurnal Penyesuaian

Tanggal Uraian Debit Kredit

Des 31 Ikhtisar Laba Rugi xxx -


Persediaan Barang Dagangan - xxx
Des 31 Persediaan Barang Dagangan xxx -
Ikhtisar Laba Rugi - xxx

b. Pendekatan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)


Harga pokok penjualan adalah harga atau nilai barang dagang yang
telah terjual. Dalam metode periodik, setiap terjadi pembelian maupun
penjualan barang dagang tidak dicatat pada akun persediaan barang
dagang. Dengan demikian harga pokok barang yang terjual tidak dapat
diketahui sebelum persediaan barang dagang akhir dihitung.
Untuk menentukan atau menghitung harga pokok barang yang
terjual tersebut, tidak sekadar membandingkan nilai persediaan barang
dagang pada awal periode dengan akhir periode. Namun, harus
membandingkan persediaan awal ditambah nilai atau harga perolehan
barang yang dibeli selama periode yang bersangkutan dengan

68 Ekonomi SMA Kelas XII


persediaan barang pada akhir periode. Sehingga unsur-unsur yang
harus diperhitungkan untuk mengetahui harga pokok barang yang
dijual meliputi:
1. persediaan barang dagang (awal),
2. pembelian,
3. retur pembelian,
4. potongan pembelian,
5. beban angkut pembelian, dan
6. persediaan barang dagang (akhir).
Untuk praktisnya pemindahan saldo akun unsur-unsur harga
pokok penjualan tersebut dilakukan melalui jurnal penyesuaian.
Mengkredit unsur-unsur harga pokok penjualan yang bersaldo
debit, dan mendebit akun harga pokok penjualan dengan jurnal:
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Barang Dagang (awal) xxx
Pembelian xxx
Beban Angkut Pembelian xxx
Mendebit persediaan barang dagang (akhir) dan unsur-unsur harga
pokok penjualan yang bersaldo kredit, dan mengkredit akun harga
pokok penjualan dengan jurnal:
Persediaan Barang Dagang (akhir) xxx
Retur Pembelian dan PH xxx
Potongan Pembelian xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Pemindahan saldo-saldo akun unsur-unsur harga pokok tersebut
dapat pula dilakukan satu per satu, sehingga ada 6 ayat jurnal
penyesuaian.

Contoh
Perusahaan Dagang Agus Jaya pada tanggal 31 Desember 2004
mempunyai data keuangan sebagai berikut:
Persediaan barang dagang (awal) Rp12.000.000,00
Pembelian Rp35.000.000,00
Retur pembelian Rp 2.000.000,00

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 69


Potongan pembelian
Beban angkut pembelian
Persediaan barang dagang (akhir)

Rp 600.000,00
Rp 800.000,00
Rp16.000.000,00

Pertanyaan:
Berdasarkan data di atas buatlah jurnal penyesuaian bila:
a. menggunakan pendekatan Ikhtisar Laba Rugi,
b. menggunakan pendekatan Harga Pokok Penjualan.

Jawab:
a. Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi

Tanggal Uraian Debit Kredit


Des 31 Persediaan Perlengkapan Kantor Rp 800.000,00 -
Ikhtisar Laba Rugi - Rp 800.000,00
31 Persediaan Barang Dagangan Rp12.000.000,00 -
Ikhtisar Laba Rugi - Rp12.000.000,00

b. Pendekatan harga pokok penjualan

Tanggal Uraian Debit Kredit


Des 31 Harga Pokok Penjualan Rp47.800.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp12.000.000,00
Pembelian - Rp35.000.000,00
Beban Angkut Pembelian - Rp 800.000,00
31 Persediaan Barang Dagang Rp16.000.000,00 -
Retur Pembelian Rp 2.000.000,00 -
Potongan Pembelian Rp 600.000,00 -
Harga Pokok Pembelian Rp18.600.000,00

3. Beban yang Masih Harus Dibayar (Utang Beban)


Pada akhir periode akuntansi, sering terdapat beban yang sebenarnya
sudah dimanfaatkan oleh perusahaan, tetapi belum dibayar. Sehingga
timbullah hutang beban, seperti sebagian gaji karyawan belum dibayar,
bunga yang masih harus dibayar, dan pajak yang masih harus dibayar (pos
antisipasi kredit).

70 Ekonomi SMA Kelas XII


Untuk beban yang masih harus dibayar tersebut, perlu dibuat jurnal
penyesuaian:

Tanggal Uraian Debit Kredit


Des 31 Beban ... xxx -
Utang .... - xxx

Contoh
PD Agus Jaya membayar gaji karyawannya seminggu sekali setiap
hari Sabtu Rp3.000.000,00. Hari Sabtu pada akhir bulan Desember 2002
berada pada tanggal 28. Buatlah jurnal penyesuaiannya!

Jawab:
Jurnal penyesuaian

Tanggal Uraian Debit Kredit

Des 31 Beban Gaji Rp1.000.000,00 -


Utang Gaji - Rp1.000.000,00

Gaji karyawan yang sudah dibayar pada akhir 2002 yaitu sampai
dengan tangga1 28 Desember 2002, artinya gaji untuk tangga1 30 dan
31 Desember 2002 belum dibayar, karena baru akan dibayar pada hari
Sabtu berikutnya (4 Januari 2003). Tutup buku dilakukan pada akhir tahun
2002, maka sampai dengan tanggal 31 Desember 2002 terdapat utang gaji
2 hari = 2/6 hari 5 Rp3.000.000,00 = Rpl.000.000,00. (Catatan: tanggal
29 Desember 2002 adalah hari Minggu)

4. Beban Dibayar di Muka


Beban dibayar di muka adalah beban yang belum seluruhnya menjadi
kewajiban perusahaan, tetapi sudah dibayar lebih dulu, seperti sewa toko
atau kantor, asuransi, dan iklan (pos antisipasi debit).

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 71


Berikut ini adalah contoh penyesuaiannya.

Contoh
Pada tanggal 2 Mei 2004 dibayar sewa toko untuk satu tahun
Rp6.000.000,00. Dalam hal ini, sampai dengan tutup buku/akhir periode
akuntansi (31 Desember 2004), sewa yang sudah benar-benar menjadi
kewajiban perusahaan tahun 2004 adalah baru 8 bulan (bulan Mei sampai
dengan Desember 2004) sedang selebihnya (4 bulan/Januari sampai dengan
April 2005) belum menjadi kewajiban tahun 2004. Jumlah beban 4 bulan
inilah yang disebut beban/sewa dibayar di muka.
Untuk memisahkan jumlah yang sudah menjadi beban dan yang belum
tersebut perlu dibuat jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian yang dibuat
tergantung pencatatannya pada saat pembayaran sewa tersebut, karena
ada dua cara pencatatan pada saat pembayaran sewa, yaitu:
a. Pendekatan Harta/Neraca.
b. Pendekatan Beban/Laba Rugi.
Dari transaksi tanggal 2 Mei di atas dapat dicatat dan dibuat jurnal
penyesuaian seperti berikut ini.

Jawab:
a. Pendekatan Harta/Neraca
1. Pencatatan pada saat membayar sewa
Tanggal Uraian Debit Kredit
Mei 2 Sewa Dibayar di Muka Rp6.000.000,00 -
Kas - Rp6.000.000,00

2. Jurnal penyesuaian 31 Desember 2004

Tanggal Uraian Debit Kredit


Mei 31 Beban Sewa Rp4.000.000,00 -
Sewa Dibayar di Muka - Rp4.000.000,00

Penjelasan:
Pada saat membayar dicatat pada akun sewa dibayar di muka
sehingga sampai dengan akhir periode sewa dibayar di muka bersaldo
debit Rp6.000.000,00. Sampai 31 Desember 2004, sewa yang sudah
menjadi beban = 8/12 x Rp6.000.000,00 = Rp4.000.000,00. Jumlah
tersebut harus dimunculkan sebagai beban tahun 2004 dengan

72 Ekonomi SMA Kelas XII


mendebit akun beban sewa dan mengkredit akun sewa dibayar di
muka (sejumlah yang sudah menjadi beban).

b. Pendekatan Beban/Laba Rugi


1. Pencatatan pada saat membayar sewa
Tanggal Uraian Debit Kredit

Mei 2 Beban Sewa Rp6.000.000,00 -


Kas - Rp6.000.000,00

2. Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2004


Tanggal Uraian Debit Kredit
Mei 2 Sewa Dibayar di Muka Rp2.000.000,00 -
Beban Sewa - Rp2.000.000,00

Penjelasan:
Pada saat membayar dicatat pada akun beban sewa sehingga
sampai dengan akhir periode akuntansi (31 Desember 2004), akun
beban sewa bersaldo debit Rp6.000.000,00. Padahal sewa yang benar-
benar sudah menjadi kewajiban (beban) tahun 2004 baru
Rp4.000.000,00. Berarti selebihnya (Rp2.000.000,00) belum menjadi
kewajiban/beban. Dengan demikian harus dibuat jurnal penyesuaian,
dengan mendebit akun sewa dibayar di muka dan mengkredit akun
beban sewa (sejumlah yang belum menjadi beban).

5. Pendapatan yang Belum Diterima (Piutang Pendapatan)


Pada akhir periode akuntansi sering terdapat pendapatan yang
sebenarnya sudah menjadi hak perusahaan, tetapi belum diterima
pembayarannya. Berarti perusahaan mempunyai piutang pendapatan,
seperti jasa servis yang masih harus diterima, bunga deposito, dan komisi
yang masih harus diterima.

Contoh
PD Agus Jaya mempunyai simpanan deposito di BNI sebesar
Rp10.000.000,00. Dana tersebut mulai disimpan tanggal 1 November 2004,
suku bunga 18%, dan bunga dibayar setiap 3 bulan. Berarti bunga deposito
pertama yang baru akan diterima 3 bulan berikutnya (1 Februari 2005),
sedangkan buku sudah ditutup 31 Desember 2004. Jadi, sampai dengan

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 73


31 Desember 2004 tersebut terdapat bunga yang masih harus diterima
(piutang bunga selama 2 bulan yaitu bulan November dan Desember 2004)
= Rp10.000.000,00 5 2/12 5 18/ 100 = Rp300.000,00.
Jurnal penyesuaiannya adalah:

Tanggal Uraian Debit Kredit

Des 31 Piutang Bunga Rp300.000,00 -


Pendapatan Bunga - Rp300.000,00

6. Pendapatan Laba Rugi


Pendapatan diterima di muka (pos transitoris kredit) adalah pendapatan
yang sebenarnya belum menjadi hak perusahaan, tetapi sudah diterima lebih
dulu. Misalnya, jasa cetak diterima di muka, sewa diterima di muka, dan
jasa asuransi diterima di muka. Untuk lebih jelasnya tentang penyesuaian
akun ini, simaklah contoh berikut. Tanggal 10 Desember 2004 diterima jasa
dari Tabloid Wawasan Rp5.000.000,00 untuk 1.000 eksemplar. Sampai dengan
31 Desember baru diselesaikan 700 eksemplar. Dari jumlah Rp5.000.000,00
tersebut sebenarnya yang sudah menjadi hak perusahaan adalah
Rp3.500.000,00 (700/1000 5 Rp5.000.000,00), sedang selebihnya
(Rp1.500.000,00) belum menjadi hak perusahaan, karena pekerjaannya belum
diselesaikan.
Untuk memisahkan jumlah yang sudah menjadi hak perusahaan dan
yang belum menjadi hak perusahaan tersebut perlu dibuat jurnal
penyesuaian. Jurnal penyesuaian yang dibuat tergantung pencatatannya
pada saat menerima jasa cetak tersebut karena ada dua cara mencatat pada
saat menerima jasa, yaitu:
1. pendekatan utang/neraca, dan
2. pendekatan pendapatan laba rugi.
Dari transaksi tanggal 10 Desember 2004 di atas, dapat dicatat dan dibuat
jurnal penyesuaian seperti berikut ini.
a. Pendekatan Utang/Neraca
1. Pencatatan pada saat menerima jasa cetak (jurnal umum)

Tanggal Uraian Debit Kredit


Des 2 Kas Rp5.000.000,00 -
Jasa Cetak Diterima di Muka - Rp5.000.000,00

74 Ekonomi SMA Kelas XII


2.

Jurnal penyesuaian 31 Desember 2004


Tanggal Uraian Debit Kredit

Des 2 Jasa Cetak Diterima di Muka Rp3.500.000,00 -


Pendapatan Jasa Cetak - Rp3.500.000,00

Penjelasan:
Pada saat menerima pendapatan (kas) dicatat pada akun jasa cetak
diterima di muka sehingga sampai dengan akhir periode, jasa cetak
diterima di muka bersaldo kredit Rp5.000.000,00 dan pendapatan jasa
cetak belum ada, padahal sampai dengan 31 Desember 2004 sudah
Rp3.500.000,00 yang menjadi hak perusahaan maka jumlah tersebut
harus dimunculkan sebagai pendapatan, dengan mendebit akun jasa
cetak diterima di muka dan mengkredit akun pendapatan jasa cetak
(sejumlah yang sudah menjadi hak).

b. Pendekatan Pendapatan/Laba Rugi


1. Pencatatan pada saat menerima jasa cetak (jurnal umum)
Tanggal Uraian Debit Kredit
Des 31 Kas Rp5.000.000,00 -
Pendapatan Jasa Cetak - Rp5.000.000,00

2. Penyesuaian 31 Desember 2004


Tanggal Uraian Debit Kredit

Des 31 Pendapatan Jasa Cetak Rp1.500.000,00 -


Jasa Cetak Diterima di Muka - Rp1.500.000,00

Penjelasan:
Pada saat menerima pendapatan dicatat pada akun pendapatan jasa
cetak sehingga sampai dengan akhir periode akuntansi (31 Desember
2004) akun pendapatan jasa cetak bersaldo Rp5.000.000,00 padahal
jasa cetak yang sudah benar-benar menjadi hak tahun 2004 baru
Rp3.500.000,00. Selebihnya (Rp1.500.000,00) harus dipindahkan ke
akun jasa cetak diterima di muka dengan mendebit akun pendapatan
jasa cetak dan mengkredit jasa cetak diterima di muka sejumlah yang
belum menjadi hak).

7. Penyusutan Aktiva Tetap


Aktiva tetap adalah aktiva yang dapat dipakai berulang-ulang dalam
jangka panjang seperti gedung, mesin, dan kendaraan. Walaupun termasuk
kelompok aktiva tetap, tetapi tidak abadi selamanya. Aktiva tetap

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 75


mempunyai umur ekonomis tertentu, misalnya, gedung; lama kelamaan
gedung akan rusak, oleh karena itu nilainya harus dikurangi atau disusutkan.
Untuk mencatat pengurangan nilai atau penyusutan tersebut dilakukan
dengan mendebit akun beban penyusutan dan mengkredit akumulasi
penyusutan, sedangkan aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya.

Contoh
Gedung dibeli oleh PD Agus Jaya untuk perluasan usaha pada tanggal
5 Juli 2004 seharga Rp120.000.000,00. Biaya balik nama Rp9.000.000,00.
Gedung tersebut diperkirakan dapat dipakai selama 25 tahun dengan nilai
sisa Rp4.000.000,00.
Ditanyakan:
Buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2004!

Jawab:
Harga perolehan gedung:
Rp120.000.000,00 + Rp9.000.000,00 = Rp129.000.000,00
Beban penyusutan tiap tahun
Rp129.000.000, 00 – Rp4.000.000, 00
= Rp5.000.000,00
25
Beban penyusutan tahun 2004:
0,5 5 Rp5.000.000,00 = Rp2.500.000,00
Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2004

Tanggal Uraian Debit Kredit

Des 31 Beban Penyusutan Gedung Rp2.000.000,00 -


Akumulasi Penyusutan Gedung - Rp2.000.000,00

8. Penghapusan Piutang (Piutang Tak Tertagih)


Di dunia bisnis mungkin saja terjadi piutang yang tidak dapat ditagih
karena usahanya sedang jatuh pailit atau bahkan sengaja tidak membayar.
Untuk piutang yang tidak dapat ditagih tersebut perlu dihapuskan.
Ada dua cara menghapuskan piutang yang tidak dapat ditagih, yaitu
seperti berikut ini.

76 Ekonomi SMA Kelas XII


a.

Metode Langsung
b. Dalam metode ini setiap terjadi piutang yang sudah pasti tidak
akan dibayar, langsung dihapus dengan cara mendebit akun beban
penghapusan piutang atau rugi piutang tak tertagih dan mengkredit
akun piutang dagang.
Metode Penyisihan (Pencadangan)
Dalam metode ini, setiap akhir periode diadakan pengecekan
terhadap seluruh piutang, mungkinkah ada piutang yang tidak akan
dapat ditagih atau diterima pembayarannya. Untuk piutang yang
diperkirakan tidak akan dapat ditagih/diterima, dicatat pada akun
cadangan kerugian piutang tak tertagih (beban penyusutan piutang)
dengan cara mendebit akun kerugian piutang tak tertagih (cadangan
penghapusan piutang) dan mengkredit akun cadangan piutang tak
tertagih. Pada waktu terjadi adanya piutang yang benar-benar tidak dapat
ditagih, piutang tersebut harus dihapuskan, dengan mendebit akun
cadangan piutang tak tertagih dan mengkredit akun piutang dagang.
Untuk lebih jelas, perhatikan tabel di bawah ini!
Metode Langsung Metode Penyisihan

Penjualan kredit Penjualan kredit


Piutang Usaha xxx Piutang Usaha xxx
Penjualan xxx Penjualan xxx

Penghapusan piutang Pada akhir periode akuntansi,


Beban Piutang Tak Tertagih xxx perusahaan mencadangkan piutang
tak tertagih
Piutang Usaha xxx
Beban Piutang Tak Tertagih xxx
Penyisihan piutang xxx
Ragu-ragu
Penghapusan piutang
Penyisihan piutang
xxx
Ragu-ragu
Piutang Usaha
xxx

9. Penyesuaian Saldo Kas


Pengertian kas adalah uang tunai yang disimpan di brankas atau di kantor
dan simpanan di bank yang berbentuk rekening giro atau simpanan/tabungan
lain yang dapat diambil setiap saat. Keluar masuknya uang tunai di kantor
dapat dipantau setiap saat oleh petugas bagian keuangan, tetapi simpanan di
bank tidak demikian karena mungkin bank memberikan jasa (bunga),
memperhitungkan biaya administrasi, dan bahkan tidak jarang debitur melunasi

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 77


utangnya melalui rekening di bank. Oleh sebab itu saldo kas yang ada menurut
catatan perusahaan tidak selalu sama dengan keadaan yang sebenarnya.
Agar saldo kas menurut perusahaan sesuai dengan keadaan kas yang
sebenarnya perlu dibuat jurnal penyesuaian.

Contoh
Saldo kas PD Agus Jaya pada tanggal 31 Desember 2004 menunjukkan
jumlah Rp17.450.000,00 ternyata saldo menurut rekening koran yang
diterima dari BNI Rp17.675.000,00 perbedaan tersebut karena bank
mendebit Rp75.000,00 untuk biaya administrasi dan mengkredit
Rp300.000,00 untuk jasa giro (pendapatan bunga).
Ditanyakan:
Berdasarkan data di atas, buatlah jurnal penyesuaiannya!

Jawab:
Jurnal penyesuaian 31 Desember 2004
Tanggal Uraian Debit Kredit

Des 31 Kas Rp225.000,00 -


Beban Administrasi Rp 75.000,00
Pendapatan Bunga - Rp300.000,00

Penjelasan:
a. Bank mendebit biaya administrasi, artinya bank membebani PD Agus
Jaya biaya administrasi. Bank mencatat piutang kepada PD Agus Jaya
bertambah atau saldo kas PD Agus Jaya berkurang, sedangkan bagi
PD Agus Jaya utangnya kepada bank bertambah atau simpanan saldo
kasnya berkurang karena adanya biaya administrasi. Sehingga bagi
PD Agus Jaya, jurnalnya adalah sebagai berikut.
Biaya Administrasi Rp75.000,00
Kas Rp75.000,00
b. Bank mengkredit jasa giro, artinya memberikan jasa giro kepada
PD Agus Jaya, sehingga bank mencatat utang kepada PD Agus Jaya
bertambah atau saldo kas PD Agus Jaya bertambah, sedangkan bagi
PD Agus Jaya, dengan adanya jasa giro tersebut berarti simpanan atau
kasnya bertambah sehingga PD Agus Jaya dapat dijurnal mencatat
dalam jurnalnya
Kas Rp300.000,00
Pendapatan Bunga Rp300.000,00

78 Ekonomi SMA Kelas XII


Apabila kedua jurnal (a dan b) tersebut digabungkan, hasilnya sama
dengan contoh.

Catatan
Bagi perusahaan yang sebagian besar transaksi penerimaan dan
pembayaran dilakukan melalui bank. Penyesuaian dilakukan dengan
cara membuat rekonsiliasi bank, baru dibuat jurnal penyesuaian.

10. Pembetulan Kesalahan


Dimana pun kesalahan bisa saja terjadi. Begitu pula dalam akuntansi
kesalahan mencatat mungkin saja terjadi, seperti kesalahan mencatat jumlah,
terlalu besar atau terlalu kecil dari jumlah sebenarnya, kesalahan mencatat
nama atau kode akun dan mungkin lupa mencatat.
Untuk transaksi/kejadian yang lupa mencatatnya, tinggal dicatat saja
sesuai dengan yang seharusnya, sedang untuk kesalahan yang terjadi harus
dibetulkan melalui jurnal penyesuaian.

Contoh
PD Agus Jaya pada tahun 2004 menemukan terjadinya kesalahan
pencatatan seperti berikut ini.
a. Pembayaran utang kepada PT Jalatunda Rp7.500.000,00 dicatat
Rp5.700.000,00.
b. Pembelian barang dagang secara kredit dari PT Bumi Pertiwi
Rpl.500.000,00 tercatat Rp15.000.000,00.
c. Penerimaan tagihan dari Toko Mawar Rp3.000.000,00 dicatat sebagai
pelunasan utang kepada Toko Mawar Rp2.000.000,00.
d. Pembelian bahan habis pakai secara kredit dari Toko Serba Ada
Rp900.000,00 belum dicatat.
Ditanyakan:
Buatlah jurnal penyesuaian untuk membetulkan kesalahan-kesalahan
tersebut!

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 79


Jawab:
Jurnal penyesuaian 31 Desember 2004

Tanggal Uraian Debit Kredit

Des 31 Utang Dagang Rp 1.800.000,00 -


Kas - Rp 1.800.000,00
Utang Dagang Rp13.500.000,00 -
Pembelian - Rp13.500.000,00
31 Kas Rp 5.000.000,00 -
Piutang Dagang - Rp 3.000.000,00
Utang Dagang - Rp 2.000.000,00
Bahan Habis Pakai Rp 900.000,00 -
Harga Pokok Pembelian - Rp 900.000,00

Penjelasan:
a. Terlalu rendah mencatat jumlah pembayaran utang, pembetulannya
dijurnal sama dengan yang seharusnya, sebesar kekurangannya.
(Rp7.300.000,00 = Rp5.700.000,00)
b. Terlalu tinggi mencatat jumlah pembelian, pembetulannya dijurnal
kebalikannya sebesar kelebihannya (Rp1.500.000,00 = Rp1.500.000,00).
c. Kesalahan mencatat akun dibetulkan dengan cara pencatatan yang
salah dibalik kemudian digabung dengan yang seharusnya.
Yang salah:
Utang Dagang Rp2.000.000,00
Kas Rp2.000.000,00
Dibalik:
Kas Rp2.000.000,00
Utang Dagang Rp2.000.000,00
Seharusnya:
Kas Rp3.000.000,00
Piutang Dagang Rp3.000.000,00
Pembetulan/jurnal penyesuaian = gabungan:
Kas Rp5.000.000,00
Utang Dagang Rp2.000.000,00
Piutang Dagang Rp3.000.000,00
d. Bila lupa mencatat, dijurnal sesuai dengan yang seharusnya.

80 Ekonomi SMA Kelas XII


Perhatikan contoh berikut ini!

Contoh
Perusahaan Dagang PD Agus Jaya mempunyai data keuangan berupa
neraca saldo dan data penyesuaian berikut ini.
a. Neraca saldo 31 Desember 2004

Nomor Nama Akun Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)


Akun

101 Kas 18.900.000 -


102 Piutang dagang 24.000.000 -
103 Sewa dibayar di muka 6.000.000 -
104 Persediaan barang dagang 27.500.000 -
105 Perlengkapan kantor 2.700.000 -
121 Peralatan toko 4.000.000 -
122 Akumulasi penyusutan peralatan - 800.000
123 Tanah 120.000.000 -
201 Utang dagang - 21.500.000
202 Utang wesel - 5.000.000
221 Utang hipotek - 30.000.000
301 Modal Agus - 125.000.000
302 Prive Agus 2.500.000 -
401 Penjualan 100.100.000
402 Retur penjualan dan pengurangan 3.000.000 -
harga
403 Potongan penjualan 1.300.000 -
501 Pembelian 63.600.000 -
502 Retur pembelian dan pengurangan - 2.700.000
harga
503 Potongan pembelian - 900.000
504 Beban angkut pembelian 2 800.000 -
511 Beban gaji 7.700.000 -
512 Beban iklan 2.000.000 -
286.000.000 286.000.000

b. Data penyesuaian 31 Desember 2004


1. Rekening koran dari bank menyebutkan saldo kas Rp18.980.000,00
karena bank membebani biaya administrasi Rp40.000,00 dan
mengkredit jasa giro (pendapatan bunga) Rp120.000,00.
2. Berdasarkan hasil inventarisasi secara fisik (stock opname), nilai
persediaan barang Rp25.900.000,00.

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 81


3.

4.
5.
6.
Sewa toko dibayar untuk 1 tahun terhitung tanggal 2 Oktober 2004
7. sampai dengan 1 Oktober 2005.
Perlengkapan kantor yang tersisa seharga Rp400.000,00.
Peralatan toko disusutkan 10%.
Gaji karyawan bulan Desember yang belum dibayar Rp600.000,00.
Iklan dibayar pada bulan November untuk 5 kali penerbitan,
sampai dengan 31 Desember 2004 baru terbit 2 kali.
Ditanyakan:
Buatlah jurnal penyesuaian per 31 Desember 2004 apabila jurnal:
a. Pendekatan ikhtisar laba rugi
b. Pendekatan harga pokok penjualan

Jawab:
a. Jurnal penyesuaian pendekatan ikhtisar laba rugi

Tanggal Uraian Debit Kredit

Des 31 a. Beban Administrasi Rp 40.000,00 -


Kas Rp 80.000,00 -
Pendapatan Bunga - Rp 120.000,00
b. Ikhtisar Laba Rugi Rp27.500.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp27.500.000,00
Persediaan Barang Dagang Rp25.900.000,00 -
Ikhtisar Laba Rugi - Rp25.900.000,00
c. Beban Sewa Toko Rp 1.500.000,00 -
Sewa Dibayar di Muka - Rp 1.500.000,00
d. Beban Perlengkapan Kantor Rp 2.300.000,00 -
Perlengkapan Kantor - Rp 2.300.000,00
e. Beban Penyusutan Peralatan Rp 400.000,00 -
Akumulasi Penyusutan - Rp 400.000,00
Peralatan
f. Beban Gaji Rp 600.000,00 -
Utang Gaji - Rp 600.000,00
g. Iklan Dibayar di Muka Rp 1.200.000,00 -
Beban Iklan - Rp 1.200.000,00
Rp59.520.000,00 Rp59.520.000,00

Penjelasan:
1. Saldo kas bertambah Rp120.000,00 (jasa giro/bunga), berkurang
Rp40.000,00 (biaya administrasi), dan bertambah Rp80.000,00.

82 Ekonomi SMA Kelas XII


2.
ediaan barang dagang (awal) yaitu persediaan yang ada

a. Pers
di neraca saldo dihapus (dicatat di sisi kredit) dan akun
ikhtisar laba rugi dicatat di sisi debit sejumlah itu.
b. Persediaan barang dagang (akhir) yaitu sesuai dengan data
penyesuaian, harus dimunculkan dengan mencatat di sisi
debit dan akun ikhtisar laba rugi di kredit sejumlah itu.
3. Sewa toko Rp600.000,00 yang sudah dilalui dan menjadi beban
Oktober sampai dengan Desember:
3 bulan = 3/12 5 Rp6.000.000,00 = Rp1.500.000,00.
Selebihnya (Rp4.500.000,00) belum menjadi beban.
4. Perlengkapan kantor yang tersisa Rp400.000,00 berarti selebihnya
(Rp2.700.000,00 – Rp400.000,00 = Rp2.300.000,00) sudah menjadi
beban sewa.
5. Penyusutan 10% 5 Rp4.000.000,00 = Rp400.000,00.
6. Gaji yang belum dibayar, berarti masih mempunyai utang gaji
Rp600.000,00.
7. Beban iklan Rp2.000.000,00. Iklan yang sudah diterbitkan baru 2
kali. Berarti yang benar-benar menjadi beban tahun 2004 hanyalah:
2/5 5 Rp2.000.000,00 = Rp800.000,00. Sedang selebihnya
(Rp2.000.000,00 – Rp800.000,00 = Rp1.200.000,00) belum menjadi
beban, berarti merupakan iklan dibayar di muka.
b. Jurnal penyesuaian dengan pendekatan Harga Pokok Penjualan.
Tanggal Uraian Debit Kredit

Des 31 a. Beban Administrasi Rp 40.000,00 -


Kas Rp 80.000,00 -
Pendapatan Bunga - Rp 120.000,00
b. Harga Pokok Penjualan Rp 93.900.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp 27.500.000,00
Pembelian - Rp 63.600.000,00
Beban Angkut Pembelian - Rp 2.800.000,00
Retur Pembelian dan Rp 2.700.000,00 -
Potongan Harga
Potongan Pembelian Rp 900.000,00 -
Persediaan Barang Dagang Rp 25.900.000,00 -
Harga Pokok Pembelian - Rp 29.500.000,00
c. Beban Sewa Toko Rp 1.500.000,00 -
Sewa Dibayar di Muka - Rp 1.500.000,00

Jumlah dipindahkan Rp125.020.000,00 Rp125.020.000,00

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 83


Tangg
al
Uraian

Debit Kredit

Jumlah pindahan Rp125.020.000,00 Rp125.020.000,00


31 d. Beban Perlengkapan Kantor Rp 2.300.000,00 -
Perlengkapan Kantor - Rp 2.300.000,00
e. Beban Penyusutan Peralatan Rp 400.000,00 -
Akumulasi Penyusutan - Rp 400.000,00
Peralatan
f. Beban Gaji Rp 600.000,00 -
Utang Gaji - Rp 600.000,00
g. Iklan Dibayar di Muka Rp 1.200.000,00 -
Beban Iklan - Rp 1.200.000,00
Rp129.520.000,00 Rp129.520.000,00

Penjelasan:
1. Unsur harga pokok penjualan yang bersaldo debit (persediaan barang
dagang awal), pembelian dan beban angkut pembelian, dipindah ke
akun harga pokok penjualan dengan mengkredit akun unsur-unsur
harga pokok penjualan tersebut dan mendebit akun harga pokok
penjualan.
2. Unsur harga pokok penjualan yang bersaldo kredit (retur pembelian
dan pengurangan harga, dan potongan pembelian), dipindahkan ke
akun harga pokok penjualan dengan mendebit akun unsur harga
pokok penjualan tersebut serta memunculkan persediaan barang
dagang (akhir) dan mengkredit akun harga pokok penjualan.

Langkah b sampai dengan f, sama dengan cara pendekatan ikhtisar


laba rugi.
Buatlah kelompok belajar yang beranggotakan 2 sampai 4 orang.
Kemudian kunjungilah toko atau warung yang berada di sekitar wilayahmu!
Catatlah:
a. Jumlah persediaan awal.
b. Pembelian selama 1 minggu.
c. Penjualan selama 1 minggu.
d. Catatlah pembelian dan penjualan dalam jurnal umum.
e. Catatlah persediaan barang dagang awal dan akhir pada jurnal
penyesuaian.
Buatlah jurnal umum untuk pembelian bahan habis pakai dan jurnal
penyesusaian untuk pemakaian bahan habis pakai (jika ada).

84 Ekonomi SMA Kelas XII


C

Kertas Kerja Perusahaan Dagang


Tujuan akhir akuntansi keuangan adalah menyajikan laporan keuangan yang
baik dan benar kepada para pemakai, baik pihak internal maupun eksternal.
Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan yang baik dan benar
tersebut, perlu dibuat konsep terlebih dulu. Konsep penyusunan laporan
keuangan itulah yang disebut kertas kerja atau worksheet.
Bentuk dari kertas kerja berupa kolom atau berlajur-lajur. Oleh karena itu,
kertas kerja sering disebut neraca lajur.
Pada Bab 5 telah dibahas kertas kerja perusahaan jasa. Apabila Anda sudah
memahaminya, maka untuk mempelajari kertas kerja perusahaan dagang
tidaklah susah karena hampir sama.
Seperti halnya pada jurnal penyesuaian, yang membedakan antara kertas
kerja perusahaan dagang dan kertas kerja perusahaan jasa terletak pada akun-
akun yang hanya terdapat pada perusahaan dagang, seperti persediaan barang
dagang, pembelian, dan penjualan. Cara menyusun kertas kerja pada perusahaan
dagang ada dua cara/pendekatan, yaitu pendekatan ikhtisar laba rugi dan
pendekatan harga pokok penjualan.

1. Penyusunan Kertas Kerja dengan Pendekatan Ikhtisar


Laba Rugi
Seperti halnya pada perusahaan jasa, berdasarkan neraca saldo dan data
penyesuaian dibuat jurnal penyesuaian yang dicatat di kertas kerja.
Berdasarkan neraca saldo dan jurnal penyesuaian, kolom neraca saldo
disesuaikan dapat diisi, kemudian dari neraca saldo disesuaikan dipindah
ke lajur laba rugi atau neraca, seperti berikut ini.
a. Saldo akun persediaan barang dagang dipindah ke kolom neraca.
b. Saldo akun pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan beban
angkut pembelian dipindahkan ke kolom laba rugi.
c. Saldo akun penjualan, retur penjualan, dan potongan penjualan
dipindahkan ke kolom laba rugi.
d. Akun ikhtisar rugi laba, dari kolom penyesuaian dipindah ke kolom
Neraca Saldo disesuaikan dan ke kolom laba rugi tanpa diselisihkan.
e. Akun-akun yang lain, seperti pada perusahaan jasa, yaitu
a. akun-akun riil (harta, utang, modal) dipindah ke kolom neraca;
b. akun-akun nominal (pendapatan dan beban) dipindah ke kolom
laba rugi.

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 85


2. Penyusunan Kertas Kerja dengan Pendekatan Harga
Pokok Penjualan
Apabila digunakan metode ini, maka hal-hal berikut harus diperhatikan.
a. Saldo akun persediaan barang dagang dari neraca saldo disesuaikan,
dipindahkan ke kolom neraca.
b. Akun pembelian, retur pembelian, potongan pembelian dan beban
angkut pembelian pada neraca saldo disesuaikan tidak bersaldo, karena
sudah dipindahkan ke akun harga pokok penjualan.
c. Saldo akun penjualan, retur penjualan, dan potongan penjualan
dipindahkan ke kolom laba rugi.
d. Akun harga pokok penjualan diselisihkan kemudian dipindah ke kolom
neraca saldo disesuaikan dan kolom laba rugi.
e. Akun-akun yang lain seperti pada perusahaan jasa maupun pada cara
1 (pendekatan ikhtisar laba rugi).

Contoh
Berdasarkan contoh 12, diketahui neraca saldo PD Agus Jaya per
31 Desember 2004 adalah sebagai berikut.

Nomor Nama Akun Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)


Akun

101 Kas 18.900.000 -


102 Piutang dagang 24.000.000 -
103 Sewa dibayar di muka 6.000.000 -
104 Persediaan barang dagang 27.500.000 -
105 Perlengkapan kantor 2.700.000 -
121 Peralatan toko 4.000.000 -
122 Akumulasi penyusutan peralatan - 800.000
123 Tanah 120.000.000 -
201 Utang dagang - 21.500.000
202 Utang wesel - 5.000.000
221 Utang hipotek - 30.000.000
301 Modal Agus - 125.000.000
302 Prive Agus 2.500.000 -
401 Penjualan - 100.100.000
402 Retur penjualan dan pengurangan harga 3.000.000 -
403 Potongan penjualan 1.300.000 -

86 Ekonomi SMA Kelas XII

Nomor
Akun
Nama Akun Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

501 Pembelian 63.600.000 -


502 Retur pembelian dan pengurangan harga - 2.700.000
503 Potongan pembelian - 900.000
504 Beban angkut pembelian 2.800.000 -
511 Beban gaji 7.700.000 -
512 Beban iklan 2.000.000

Data penyesuaiannya adalah sebagai berikut.


1. Rekening koran dari bank menyebutkan saldo kas Rp1.898.000,00 karena
bank membebani biaya administrasi Rp40.000,00 dan mengkredit jasa
giro Rp120.000,00.
2. Berdasarkan hasil inventarisasi secara fisik (stock opname), nilai
persediaan barang Rp25.900.000,00.
3. Sewa toko dibayar untuk 1 tahun terhitung tanggal 2 Oktober 2004
sampai dengan 12 Oktober 2005.
4. Bahan habis pakai kantor yang tersisa seharga Rp400.000,00.
5. Peralatan toko disusutkan 10%.
6. Gaji karyawan bulan Desember yang belum dibayar Rp600.000,00.
7. Iklan dibayar pada bulan November untuk 5 kali penerbitan, sampai
dengan 31 Desember 2004 baru terbit 2 kali.
Bila menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi, maka penyesuaiannya
adalah sebagai berikut.

Tanggal Uraian Debit Kredit


Des 31 Ikhtisar Laba Rugi Rp27.500.000,00 -
Persediaan Barang Dagang Rp27.500.000,00
31 Persediaan Barang Dagang Rp25.900.000,00 -
Ikhtisar Laba Rugi - Rp25.900.000,00
31 Beban Sewa Toko Rp 1.500.000,00 -
Sewa Dibayar di Muka - Rp 1.500.000,00
31 Beban Perlengkapan Kantor Rp 2.300.000,00 -
Perlengakapan Kantor - Rp 2.300.000,00
31 Beban Penyusutan Peralatan Rp 400.000,00 -
Akumulasi Penyusutan Peralatan - Rp 400.000,00

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 87

Tangg Uraian
al
Debit Kredit

Des 31 Beban Gaji Rp 600.000,00 -


Utang Gaji - Rp 600.000,00
31 Iklan Dibayar di Muka Rp 5.000.000,00 -
Beban Iklan - Rp 5.000.000,00
31 Biaya Administrasi Rp 40.000,00 -
Kas Rp 80.000,00 -
Pendapatan Bunga - Rp 120.000,00

Sedangkan bila menggunakan pendekatan harga pokok penjualan,


maka terdapat perbedaan pada jurnal penyesuaian PD Agus Jaya. Berikut
ini jurnal penyesuaian unsur-unsur harga pokok penjualan dengan
menggunakan pendekatan harga pokok penjualan:

Tanggal Uraian Debit Kredit


Des 31 Harga Pokok Penjualan Rp93.900.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp27.500.000,00
Pembelian - Rp63.600.000,00
Beban Angkut Pembelian - Rp 2.800.000,00
31 Retur Pembelian dan Pot. Harga Rp 2.700.000,00 -
Potongan pembelian Rp 900.000,00 -
Persediaan Barang Dagang Rp25.900.000,00 -
Harga Pokok Pembelian - Rp29.500.000,00

Berikut ini merupakan kertas kerja PD Agus Jaya tanggal 31 Desember 2004
dengan menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi dan pendekatan harga
pokok penjualan.
Data penyesuaiannya adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil inventarisasi secara fisik (stock opname), nilai
persediaan barang Rp25.900.000,00.
2. Sewa toko dibayar untuk 1 tahun terhitung tanggal 2 Oktober 2004
sampai dengan 1 Oktober 2005.
3. Bahan habis pakai kantor yang tersisa seharga Rp400.000,00.
4. Peralatan toko disusutkan 10%.
5. Gaji karyawan bulan Desember yang belum dibayar Rp600.000,00.
6. Iklan dibayar pada bulan November untuk 5 kali penerbitan, sampai
dengan 31 Desember 2002 baru terbit 2 kali.

88 Ekonomi SMA Kelas XII


Jika menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi, maka penyesuaiannya
adalah sebagai berikut.
1. Ikhtisar Laba Rugi Rp27.500.000,00 -
Persediaan Barang Dagang - Rp27.500.000,00
Persediaan barang dagang Rp25.900.000,00 -
Ikhtisar Laba Rugi - Rp25.900.000,00
2. Beban Sewa Toko Rp 1.500.000,00 -
Sewa Dibayar di Muka - Rp 1.500.000,00
3. Beban Perlengkapan Kantor Rp 2.300.000,00 -
Perlengkapan Kantor - Rp 2.300.000,00
4. Beban Penyusutan Peralatan Rp 400.000,00 -
Akumulasi Penyusutan Peralatan - Rp 400.000,00
5. Beban Gaji Rp 600.000,00 -
Utang Gaji - Rp 600.000,00
6. Iklan Dibayar di Muka Rp 1.200.000,00 -
Beban Iklan - Rp 1.200.000,00
Sedangkan jika menggunakan pendekatan Harga Pokok Penjualan
maka terdapat perbedaan pada jurnal penyesuaian PD Agus Jaya. Perbedaan
tersebut hanya pada akun yang merupakan unsur-unsur harga pokok
penjualan. Sedangkan pada akun-akun lainnya sama. Berikut ini catatan
penyesuaian unsur-unsur harga pokok penjualan dengan menggunakan
pendekatan harga pokok penjualan.

1) Harga Pokok Penjualan Rp 93.900.000,00


Persediaan Barang Dagang - Rp 27.500.000,00
Pembelian - Rp 63.600.000,00
Beban Angkut Pembelian - Rp 2.800.000,00
2) Retur Pembelian dan Potongan Harga Rp 2.700.000,00 -
Potongan Pembelian Rp 900.000,00 -
Persediaan Barang Dagang Rp 25.900.000,00 -
Harga Pokok Penjualan - Rp 29.500.000,00

Berikut ini merupakan kertas kerja PD Agus Jaya tanggal


31 Desember 2004 dengan menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi dan
pendekatan harga pokok penjualan.
Berdasarkan neraca saldo dan jurnal penyesuaian PD Agus Jaya di
muka, penyelesaian pada kertas kerja tampak seperti berikut.

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 89


1. Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi
PD AGUS JAYA

90
KERTAS KERJA
31-Des-04 (Dalam Ribuan)
Ayat Jurnal Neraca Saldo
No. Neraca Saldo Laba/Rugi Neraca
Penyesuaian Disesuaikan
Akun Nama Akun
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00)
101 Kas 18.900 - 80 - 18.980 - - - 18.980 -
102 Piutang dagang 24.000 - - - 24.000 - - - 24.000 -
103 Sewa dibayar di muka 6.000 - - 1.500 4.500 - - - 4.500 -

Ekonomi SMA Kelas XII


104 Persediaan barang dagang27.500 - 25.900 27.500 25.900 - - - 25.900 -
105 Perlengkapan kantor 2.700 - - 2.300 400 - - - 400 -
121 Peralatan toko 4.000 - - - 4.000 - - - 4.000 -
122 Akumulasi peny. peralatan - 800 - 400 - 1.200 - - - 1.200
123 Tanah 120.000 - - - 120.000 - - - 120.000 -
201 Utang dagang - 21.500 - - - 21.500 - - - 21.500
202 Utang wesel - 5.000 - - - 5.000 - - - 5.000
221 Utang hipotek - 30.000 - - - 30.000 - - - 30.000
301 Modal Agus - 125.000 - - 125.000 - 125.000
302 Prive Agus 2.500 - - - 2.500 - - - 2.500 -
401 Penjualan - 100.100 - - - 100.100 - 100.100 - -
402 Retur penjualan 3.000 - - 3.000 - 3.000 - - -
403 Potongan penjualan 1.300 - - 1.300 - 1.300 - - -
501 Pembelian 63.600 - - - 63.600 - 63.600 - - -
502 Retur pembelian - 2.700 - - - 2.700 - 2.700 - -
503 Potongan penjualan - 900 - - - 900 - 900 - -
504 Beban angkut pembelian 2.800 - - - 2.800 - 2.800 - - -
511 Beban gaji 7.700 - 600 - 8.300 - 8.300 - - -
512 Beban iklan 2.000 - - 1.200 800 - 800 - - -
286.000 286.000 - - - - - - - -
411 Pendapatan bunga - - - 120 - 120 - 120 - -
513 Beban administrasi - - 40 - 40 - 40 - - -
303 Ikhtisar laba rugi - - 27.500 25.900 27.500 25.900 27.500 25.900 - -
513 Beban sewa toko - - 1.500 - 1.500 - 1.500 - - -
514 Beban perlengkapan kantor - - 2.300 - 2.300 - 2.300 - - -
515 Beban peny. peralatan toko - - 400 - 400 - 400 - - -
203 Utang gaji - - - 600 - 600 - - - 600
106 Iklan dibayar di muka - - 1.200 - 1.200 - - - 1.200 -
Laba Bersih - - 59.520 59.520 313.020 313.020 111.540 129.720 201.480 183.300
18.180 18.180
129.720 129.720 201.480 201.480
PD AGUS JAYA
KERTAS KERJA
31-Des-04 (Dalam Ribuan)
Ayat Jurnal Neraca Saldo
No. Neraca Saldo Laba/Rugi Neraca
Penyesuaian Disesuaikan
Akun Nama Akun
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00) (Rp,00)
101 Kas 18.900 - 80 - 18.980 - - - 18.980 -
102 Piutang dagang 24.000 - - - 24.000 - - - 24.000 -
103 Sewa dibayar di muka 6.000 - - 1.500 4.500 - - - 4.500 -
104 Persediaan barang dagang27.500 - 25.900 27.500 25.900 - - - 25.900 -
105 Perlengkapan kantor 2.700 - - 2.300 400 - - - 400 -
121 Peralatan toko 4.000 - - - 4.000 - - - 4.000 -
122 Akumulasi peny. peralatan - 800 - 400 - 1.200 - - - 1.200
123 Tanah 120.000 - - - 120.000 - - - 120.000 -
201 Utang dagang - 21.500 - - - 21.500 - - - 21.500
202 Utang wesel - 5.000 - - - 5.000 - - - 5.000
221 Utang hipotek - 30.000 - - - 30.000 - - - 30.000
301 Modal Agus - 125.000 - - 125.000 - 125.000
302 Prive Agus 2.500 - - - 2.500 - - - 2.500 -
401 Penjualan - 100.100 - - - 100.100 - 100.100 - -
402 Retur penjualan 3.000 - - 3.000 - 3.000 - - -
403 Potongan penjualan 1.300 - - 1.300 - 1.300 - - -
501 Pembelian 63.600 - - 63.600 - - - - - -
502 Retur pembelian - 2.700 2.700 - - - - - - -
503 Potongan penjualan - 900 900 - - - - - - -
504 Beban angkut pembelian 2.800 - - 2.800 - - - - - -
511 Beban gaji 7.700 - 600 - 8.300 - 8.300 - - -
512 Beban iklan 2.000 - - 1.200 800 - 800 - - -
286.000 286.000 - - - - - - - -
411 Pendapatan bunga - - - 120 - 120 - 120 - -
513 Beban administrasi - - 40 - 40 - 40 - - -
505 Harga pokok penjualan - - 93.900 29.500 64.400 - 64.400

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang


513 Beban sewa toko - - 1.500 - 1.500 - 1.500 - - -
514 Beban perlengkapan kantor - - 2.300 - 2.300 - 2.300 - - -
515 Beban peny. peralatan
toko - - 400 - 400 - 400 - - -
203 Utang gaji - - - 600 - 600 - - - 600
106 Iklan dibayar di muka - - 1.200 - 1.200 - - - 1.200 -
Laba Bersih - - 129.520 129.520 283.520 283.520 82.040 100.220 201.480 183.300

91
18.180 18.180
100.220 100.220 201.480 201.480
Catatan:
Jumlah debit dan kredit pada kolom laba rugi tidak harus sama,
karena selisih tersebut menunjukkan keuntungan atau kerugian yang
diperoleh perusahaan. Bila jumlah debit kolom laba rugi lebih kecil
daripada jumlah kredit, maka selisih tersebut menunjukkan laba
perusahaan. Sebaliknya, bila jumlah kredit lebih kecil daripada jumlah
debit, maka menunjukkan perusahaan mengalami kerugian.
Demikian pula pada kolom neraca, jumlah debit dan kredit akan
seimbang bila ditambahkan dengan selisih pada kolom laba rugi. Laba
bersih yang terletak pada sisi debit kolom laba rugi dipindahkan pada
sisi kredit kolom neraca.

D Menutup Buku Besar


Menutup buku besar adalah memindahkan saldo akun nominal atau
sementara ke akun ekuitas/modal, sehingga saldo akun nominal menjadi nol (tidak
bersaldo) dan akun ekuitas/modal menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Secara teknis akuntansi, pemindahan tersebut dilakukan dengan membuat
jurnal yang disebut jurnal penutup, kemudian di– posting atau dipindahkan ke akun
buku besar. Setelah buku besar ditutup, dibuatlah neraca saldo setelah penutupan.
1. Tujuan menutup buku, antara lain:
a. memisahkan pendapatan dan beban periode yang bersangkutan dengan
periode berikutnya,
b. mendapatkan neraca akhir atau neraca saldo setelah penutupan yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan akan digunakan sebagai
neraca awal periode berikutnya, serta
c. memisahkan perangkat pencatatan (buku) periode yang baru lalu
dengan periode berikutnya sehingga memudahkan pemeriksaan.
2. Langkah-langkah penutupan:
a. menyusun jurnal penutup,
b. memindahbukukan jurnal penyesuaian ke akun buku besar, dan
c. memindahkan jurnal penutup ke akun buku besar.

1. Menyusun Jurnal Penutup


Penyusunan jurnal penutup pada perusahaan dagang yang
menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi berbeda dengan mengguna-
kan pendekatan harga pokok penjualan.

92 Ekonomi SMA Kelas XII


Apabila menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi, akun ikhtisar laba
rugi yang ada dalam kertas kerja tidak dibuatkan jurnal penutup, agar tidak
memungkinkan terjadi pembukuan ganda.
Langkah-langkah penyusunan jurnal penutup sebagai berikut.
a. Memindahkan saldo pendapatan (akun nominal yang bersaldo kredit)
ke akun ikhtisar laba rugi, dengan mendebit akun yang bersaldo kredit
tersebut dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi.
b. Memindahkan saldo beban (akun nominal yang bersaldo debit) ke akun
ikhtisar laba rugi, dengan mengkredit akun yang bersaldo debit tersebut
dan mendebit akun ikhtisar laba rugi.
c. Memindahkan saldo rugi atau laba ke akun modal dengan cara:
1. jika laba, akun ikhtisar laba rugi di debit dan akun modal di kredit;
2. jika rugi, akun ikhtisar laba rugi di kredit dan akun modal di debit.
d. Memindahkan saldo prive ke modal, dengan mengkredit akun prive
dan mendebit akun modal.

Contoh
Berdasarkan kertas kerja PD Agus Jaya pada contoh yang lalu dibuat
jurnal penutup seperti berikut ini.
Tanggal Uraian Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Penjualan 100.100.000 -


Retur Pembelian 2.700.000 -
Potongan Pembelian 900.000 -
Pendapatan Bunga 120.000 -
Ikhtisar Laba Rugi - 103.820.000
Ikhtisar Laba Rugi 84.040.000 -
Retur Penjualan - 3.000.000
Potongan Penjualan - 1.300.000
Pembelian - 63.600.000
Beban Angkut Pembelian - 2.800.000
Beban Gaji - 8.300.000
Beban Iklan - 800.000
Beban Administrasi - 40.000
Beban sewa toko - 1.500.000
Beban perlengkapan kantor - 2.300.000
Beban peny. peralatan toko - 400.000

Jumlah dipindahkan 187.860.000 187.860.000

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 93


gal

Ta
ng
Uraian Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Jumlah pindahan 187.860.000 187.860.000


Ikhtisar Laba Rugi 18.180.000 -
Modal Agus - 18.180.000
Modal Agus 2.500.000 -
Prive Agus - 2.500.000
208.540.000 208.540.000

Apabila PD Agus Jaya pada waktu menyusun kertas kerja


menggunakan pendekatan Harga Pokok Penjualan, maka jurnal penutup
yang dibuat akan tampak seperti berikut ini.

Tanggal Uraian Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Penjualan 100.100.000 -


Pendapatan Bunga 120.000 -
Ikhtisar Laba Rugi - 100.220.000
Ikhtisar Laba Rugi 82.040.000 -
Retur Penjualan - 3.000.000
Potongan Penjualan - 1.300.000
Beban Gaji - 8.300.000
Beban Iklan - 800.000
Beban Administrasi - 40.000
Harga Pokok Penjualan - 64.400.000
Beban Sewa Toko - 1.500.000
Beban Perlengkapan Kantor - 2.300.000
Beban Peny. Peralatan Toko - 400.000
Ikhtisar Laba Rugi 18.180.000 -
Modal Agus - 18.180.000
Modal Agus 2.500.000 -
Prive Agus - 2.500.000

2. Memindahbukukan Jurnal Penyesuaian dan Jurnal


Penutup ke Buku Besar
Dalam praktik, buku besar yang dibuat/diisi sepanjang periode
akuntansi ditutup pada akhir periode.
Setelah jurnal penyesuaian dan jurnal penutup di–posting ke buku besar,
maka buku besar PD Agus Jaya akan tampak seperti berikut ini.

94 Ekonomi SMA Kelas XII


Contoh
Nama Akun : Kas 101
Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 18.900.000 -


31 Jurnal penyesuaian 80.000 - 18.980.000 -

Nama Akun : Piutang Dagang 102


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 24.000.000 -

Nama Akun : Sewa Dibayar di Muka 103


Saldo
Tanggal Uraian Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 6.000.000 -


31 Jurnal penyesuaian - 1.500.000 4.500.000 -

Nama Akun : Persediaan Barang 104


Saldo
Tanggal Uraian Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 27.500.000 -


31 Jurnal penyesuaian - 27.500.000 - -
31 Jurnal penyesuaian 25.900.000 25.900.000 - -

Nama Akun : Perlengkapan Kantor 105


Saldo
Tanggal Uraian Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 2.700.000 -


31 Jurnal penyesuaian - 2.300.000 400.000 -

Nama Akun : Iklan Dibayar di Muka 106


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Jurnal penyesuaian 1.200.000 - 1.200.000 -

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 95


Nama Akun : Peralatan Toko

121
Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 4.000.000 -

Nama Akun : Akumulasi Penyusutan Peralatan 122


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - - 800.000


31 Jurnal penyesuaian - 400.000 - 1.200.000

Nama Akun : Tanah 123


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 120.000.000 -

Nama Akun : Utang Dagang 201


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - - 21.500.000

Nama Akun : Utang Wesel 202


Saldo
Tanggal Uraian Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - - 5.000.000

Nama Akun : Utang Gaji 203


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Jurnal penyesuaian - 600.000 - 600.000

Nama Akun : Utang Hipotek 221


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - - 30.000.000

96 Ekonomi SMA Kelas XII


Nama Akun : Modal Agus

301
Saldo
Tanggal Uraian Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - - 125.000.000


31 Jurnal penutup - 18.180.000 - 143.180.000
31 Jurnal penutup 2.500.000 - - 140.680.000

Nama Akun : Prive Agus 302


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 2.500.000 -


31 Jurnal penutup - 2.500.000 - -

Nama Akun : Ikhtisar Laba Rugi 303


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Jurnal penyesuaian 27.500.000 - 27.500.000 -


31 Jurnal penyesuaian - 25.900.000 1.600.000 -
31 Jurnal penutup - 103.820.000 - 102.220.000
31 Jurnal penutup 84.040.000 - - 18.180.000

Nama Akun : Penjualan (dalam ribuan) 401


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - - 100.100.000


31 Jurnal penutup 100.100.000 - - -

Nama Akun : Retur Penjualan 402


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 3.000.000 -


31 Jurnal penutup - 3.000.000 - -

Nama Akun : Potongan Penjualan 403


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 1.300.000 -


31 Jurnal penutup - 1.300.000 - -

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 97


Nama Akun : Pendapatan Bunga

411
Saldo
Tanggal Uraian Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - - 120.000


31 Jurnal penutup 120.000 - - -

Nama Akun : Pembelian 501

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 63.600.000 -


31 Jurnal penutup - 63.600.000 - -

Nama Akun : Retur Pembelian 502


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - - 2.700.000


31 Jurnal penutup 2.700.000 - - -

Nama Akun : Potongan Pembelian 503

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - - 900.000


31 Jurnal penutup 900.000 - - -

Nama Akun : Beban Angkut Pembelian 504

Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo


(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 2.800.000 -


31 Jurnal penutup - 2.800.000 - -

Nama Akun : Beban Gaji 511


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 7.700.000 -


31 Jurnal penyesuaian 600.000 - 8.300.000 -
31 Jurnal penutup - 8.300.000 - -

98 Ekonomi SMA Kelas XII


Nama Akun : Beban Iklan

512
Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Saldo - - 2.000.000 -


31 Jurnal penyesuaian - 1.200.000 800.000 -
31 Jurnal penutup - 800.000 - -

Nama Akun : Beban Administrasi 513


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Jurnal penyesuaian 40.000 - 40.000 -


31 Jurnal penutup - 40.000 - -

Nama Akun : Beban Sewa Toko 514


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Jurnal penyesuaian 1.500.000 - 1.500.000 -


31 Jurnal penutup - 1.500.000 - -

Nama Akun : Beban Perlengkapan Kantor 515


Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Jurnal penyesuaian 2.300.000 - 2.300.000 -


31 Jurnal penutup - 2.300.000 - -

Nama Akun : Beban Penyusutan Peralatan Toko 516


Saldo
Tanggal Uraian Debit Kredit
(Rp,00) (Rp,00) Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Jurnal penyesuaian 400.000 - 400.000 -


31 Jurnal penutup - 400.000 - -

E Neraca Saldo Setelah Penutupan


Setelah akun buku besar ditutup, disusunlah neraca saldo setelah penutupan.
Tujuannya untuk mengontrol atau memastikan bahwa sebelum pencatatan data
akuntansi periode berikutnya dimulai, akun buku besar dalam keadaan seimbang
(balance).

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 99


Neraca saldo setelah penutupan disusun berdasarkan buku besar yang sudah
ditutup, yaitu akun buku besar yang masih mempunyai saldo (akun riil).
Untuk mudahnya, dalam praktik penyusunan neraca saldo setelah
penutupan tersebut dapat saja mengambil data kertas kerja lajur neraca, dengan
perubahan:
1. akun prive tidak dimasukkan, karena sudah dipindahkan ke neraca;
2. akun modal adalah modal akhir, yaitu modal awal (yang ada pada lajur
neraca saldo laba atau rugi–prive).

Contoh
Berdasarkan kertas kerja PD Agus Jaya maupun buku besarnya, dapat
disusun neraca saldo setelah penutupan seperti berikut ini.
Neraca Saldo Setelah Penutupan, 31 Desember 2004

Nomor Nama Akun Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)


Akun

101 Kas 18.980.000 -


102 Piutang dagang 24.000.000 -
103 Sewa dibayar di muka 4.500.000 -
104 Persediaan barang dagang 25.900.000 -
105 Perlengkapan kantor 400.000 -
106 Iklan dibayar di muka 1.200.000 -
121 Peralatan toko 4.000.000 -
122 Akumulasi penyusutan peralatan - 1.200.000
123 Tanah 120.000.000 -
201 Utang dagang - 21.500.000
202 Utang wesel - 5.000.000
203 Utang gaji - 600.000
221 Utang hipotek - 30.000.000
301 Modal Agus - 140.680.000
198.980.000 198.980.000

F Jurnal Pembalik
Dengan adanya jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi, muncullah
akun yang selama periode akuntansi tidak pernah digunakan. Setelah diadakan
penutupan buku besar, semua akun nominal menjadi nol, walaupun sebenarnya
akun yang bersangkutan digunakan sepanjang tahun. Akun riil digunakan untuk

100 Ekonomi SMA Kelas XII


melanjutkan siklus akuntansi ke periode berikutnya, meskipun ada sebagian akun
yang hanya muncul pada akhir periode akuntansi.
Untuk menjaga konsistensi dan menghindari timbulnya kesalahan
pencatatan, akun riil yang hanya muncul pada akhir periode akuntansi (seperti
gaji dibayar di muka, utang gaji, dan lain-lain), pada awal periode berikutnya
perlu dikembalikan atau dipindahkan ke akun nominal yang berkaitan.
Pengembalian atau pemindahan dari akun riil ke akun nominal tersebut dilakukan
melalui jurnal yang disebut jurnal pembalik ( reversing entries atau readjustment).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jurnal pembalik atau
penyesuaian kembali adalah jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi
untuk memunculkan kembali akun nominal yang biasa digunakan dan
menghapus atau menghabiskan saldo akun riil sebagai akibat adanya jurnal
penyesuaian. Dalam menyusun jurnal pembalik tidak semua jurnal penyesuaian
dibalik, tetapi hanya jurnal penyesuaian yang menimbulkan akun riil baru yang
jarang digunakan selama periode akuntansi.
Lebih terinci, akun yang dibuat jurnal pembaliknya adalah
1. semua pos antisipasi, baik debit maupun kredit (pendapatan yang akan
diterima dan beban yang akan dibayar);
2. pos transitoris aktif (beban dibayar di muka), yang pada saat membayar
dicatat sebagai beban;
3. pos transitoris pasif (pendapatan diterima di muka), yang pada saat
menerima dicatat pada akun pendapatan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.

Contoh
Berdasarkan kertas kerja dan jurnal penyesuaian PD Agus Jaya dapat
dibuat jurnal pembalik sebagai berikut.
Jurnal Pembalik, 1 Januari 2005

Tanggal Uraian Debit (Rp,00) Kredit (Rp,00)

Des 31 Utang Gaji 600.000 -


Beban Gaji - 600.000,00
Beban Iklan 1.200.000 -
Iklan Dibayar di Muka - 1.200.000
1.800.000 1.800.000

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 101


Rangkuman

1. Sesuai dengan sistem akuntansi, di akhir periode setelah disusun neraca


saldo/neraca sisa dibuatlah jurnal penyesuaian karena saldo yang ada
pada neraca saldo belum tentu menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Hal ini juga berlaku bagi perusahaan dagang yang setidaknya
memerlukan sepuluh akun penyesuaian.
2. Seperti juga pada perusahaan jasa untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan diperlukan alat bantu berupa kertas kerja yang untuk
perusahaan dagang bentuknya hampir sama seperti di perusahaan jasa.
Penyusunan kertas kerja bisa memakai pendekatan ikhtisar laba rugi
atau pendekatan harga pokok penjualan.
3. Di akhir siklus diperlukan pola jurnal penutup dan jurnal pembalik
untuk menjaga konsistensi dan menghindari timbulnya kesalahan
pencatatan.
4. Harga penjualan pokok adalah harga atau nilai barang dagang yang
telah terjual.
5. Beban dibayar di muka adalah beban yang belum seluruhnya menjadi
kewajiban perusahaan, tetapi sudah dibayar lebih dulu.
6. Kas adalah uang tunai yang disimpan di brankas atau di kantor dan
disimpan di bank yang berbentuk rekening giro atau simpanan/
tabungan lain yang dapat diambil setiap saat.
7. Tujuan akhir akuntansi keuangan adalah menyajikan laporan keuangan
yang baik dan benar kepada para pemakai, baik pihak internal maupun
eksternal.

102 Ekonomi SMA Kelas XII


Evaluasi Bab III

I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Di neraca saldo terdapat barang dagang menurut stock opname seharga
Rp88.700.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat ....
(1) Ikhtisar Laba Rugi Rp8.700.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp8.700.000,00
(2) Persediaan Barang Dagangan Rp7.200.000,00
Ikhtisar Laba Rugi Rp7.200.000,00
(3) Persediaan Barang Dagangan Rp8.700.000,00
Ikhtisar Laba Rugi Rp8.700.000,00
(4) Persediaan Barang Dagangan Rp1.500.000,00
Ikhtisar Laba Rugi Rp1.500.000,00
(5) Ikhtisar Laba Rugi Rp7.200.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp7.200.000,00
Apabila digunakan pendekatan ikhtisar laba rugi, jurnal penyesuaian
yang benar adalah ....
a. (1) dan (2) d. (3) dan (4)
b. (1) dan (3) e. (3) dan (5)
c. (2) dan (4)
2. Perhatikan akun berikut ini.
(1) Persediaan barang dagang awal
(2) Pembelian
(3) Retur pembelian
(4) Potongan pembelian
(5) Beban angkut pembelian
Apabila digunakan pendekatan Ikhtisar Laba Rugi, akun yang dicatat
di sisi kredit jurnal penyesuaian adalah ....
a. (1) dan (2) d. (1) saja
b. (2) dan (5) e. (5) saja
c. (3) dan (4)
3. Perhatikan matriks berikut ini!
1
1. Persediaan barang dagang
2. Pembelian
3. Penjualan

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 103


2
1. Retur pembelian
2. Retur penjualan
3. Beban angkut pembelian
3
1. Potongan Pembelian
2. Potongan Penjualan
3. Beban angkut penjualan
Dari matriks di atas, yang merupakan komponen harga pokok
penjualan ....
a. (1.1), (1.2), (1.3), (2.1)
b. (1.1), (1.2), (2.1), (2.3)
c. (1.1), (1.3), (2.2), (3.1)
d. (1.2), (2.1), (2.3), (3.2)
e. (1.3), (2.2), (3.1), (3.3)
4. Pada neraca saldo terdapat piutang Rp45.000.000,00. Dari jumlah
tersebut harus dihapuskan Rp8.000.000,00. Jurnal penyesuaian
adalah ....
a. Rugi Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
b. Rugi Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
Piutang Dagang Rp8.000.000,00
c. Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
Rugi Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
d. Piutang Dagang Rp8.000.000,00
Penghapusan Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
e. Rugi Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
Penghapusan Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
5. Pembelian tunai barang dagang Rp7.800.000,00 dicatat Rp8.700.000,00.
Pembetulannya dalam jurnal penyesuaian adalah ....
a. Pembelian Rp 900.000,00
Utang Dagang Rp 900.000,00
b. Utang Dagang Rp 900.000,00
Pembelian Rp 900.000,00
c. Utang Dagang Rp l.800.000,00
Pembelian Rp l.800.000,00

104 Ekonomi SMA Kelas XII


d. Utang
Dagang
Piut
ang Dagang
e. Utang Dagang
Piutang Dagang

Rp1.800.000,00
Rp1.800.000,00
Rp 900.000,00
Rp 900.000,00
6. Kertas kerja merupakan ....
a. rangkaian kegiatan akuntansi yang wajib dibuat
b. bagian siklus akuntansi tahap pelaporan
c. konsep untuk membuat laporan keuangan
d. laporan rinci tentang kondisi perusahaan
e. laporan terbuka dan terperinci tentang keadaan perusahan
7. Perhatikan kelompok akun berikut ini.
1. Harta 4. Pendapatan
2. Utang 5. Beban
3. Modal
Dalam penyelesaian kertas kerja, akun yang dipindah ke lajur rugi laba
adalah ....
a. 1 dan 2 d. 3 dan 5
b. 1 dan 3 e. 4 dan 5
c. 3 dan 4
8. Perhatikan akun berikut ini.
(1) Persediaan barang dagang (4) Penjualan
(2) Pembelian (5) Potongan/diskon penjualan
(3) Retur pembelian
Dalam menutup buku besar, akun yang dipindahkan ke akun ikhtisar
laba rugi debit adalah ....
a. (1) dan (2) d. (3) dan (5)
b. (2) dan (3) e. (4) dan (5)
c. (3) dan (4)
9. Dalam menutup buku besar, akun berikut yang dipindahkan ke modal
adalah ....
a. pendapatan dan beban
b. prive dan ikhtisar laba rugi
c. ikhtisar laba rugi dan harga perolehan
d. prive dan beban
e. pendapatan dan saldo rugi

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 105


10. Tujuan pembuatan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk ....
a. memindahkan akun beban ke ikhtisar laba rugi
b. memindahkan akun prive ke modal
c. menutup akun pendapatan dan akun beban
d. memastikan bahwa jumlah saldo debit dan kredit dalam buku besar
dalam keadaan balance (seimbang)
e. menjaga konsistensi dan menghindari kesalahan pencatatan pada
akhir periode
11. Tujuan penyusunan jurnal pembalik adalah ....
a. membalik jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode
b. membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan akun riil baru
c. memindahkan akun nominal ke modal
d. menjaga konsistensi dan menghindari terjadinya kesalahan
mencatat akun nominal pada awal periode akuntansi
e. mengontrol dan memastikan bahwa jumlah saldo akun buku besar
dalam keadaan balance
12. Cara membuat jurnal pembalik adalah ....
a. membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan akun riil baru
yang jarang digunakan selama periode akuntansi
b. membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan akun nominal
baru yang jarang terjadi pada periode akuntansi
c. membalik seluruh jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir
periode
d. membalik jurnal penyesuaian yang berkaitan dengan akun modal
e. membalik jurnal penutup untuk periode akuntansi berikutnya
13. Akun yang tidak memerlukan jurnal pembalik adalah ....
a. biaya yang masih harus dibayar
b. biaya diterima di muka
c. asuransi dibayar tunai
d. pendapatan yang masih harus diterima
e. pendapatan diterima di muka
14. Perhatikan kembali matriks yang ada pada soal nomor 3 sebelumnya!
Dari matriks tersebut, yang merupakan komponen penjualan
adalah ....
a. (1.1), (1.2), (1.3), (2.1) d. (1.3), (2.2), (3.2), (3.3)
b. (1.1), (1.2), (2.1), (2.3) e. (1.3), (2.2), (3.1), (3.2)
c. (1.2), (2.1), (2.3), (3.2)

106 Ekonomi SMA Kelas XII


15. Pembelian tunai barang dagang Rp9.950.000,00 dicatat Rp9.900.000,00.
Pembetulannya di jurnal penyesuaian ....
a. Pembelian Rp50.000,00
Utang Dagang Rp50.000,00
b. Utang Dagang Rp50.000,00
Pembelian Rp50.000,00
c. Utang Dagang Rp50.000,00
Piutang Dagang Rp50.000,00
d. Pembelian Rp50.000,00
Piutang Dagang Rp50.000,00
e. Piutang Dagang Rp50.000,00
Pembelian Rp50.000,00

II. Selesaikanlah soal-soal berikut ini!


1. Jelaskan mengenai fungsi kertas kerja?
2. Jelaskan perbedaan pendekatan ikhtisar laba rugi dengan pendekatan
harga pokok penjualan dalam penyusunan kertas kerja perusahaan
dagang!
3. Bagaimana penyelesaian akun ikhtisar laba rugi pada kertas kerja?
4. Bagaimana penyelesaian akun harga pokok penjualan pada kertas
kerja?
5. Bagaimana penyelesaian akun pembelian, retur pembelian, potongan
pembelian, dan beban angkut pembelian pada kertas kerja apabila:
a. digunakan pendekatan ikhtisar laba rugi?
b. digunakan pendekatan harga pokok penjualan?
6. Saldo kas PD Sinar Sentosa pada tanggal 31 Desember 2006
menunjukkan jumlah Rp150.875.000,00. Ternyata, saldo menurut
rekening koran di bank adalah Rp151.000.000,00. Perbedaan tersebut
dikarenakan bank mengenakan biaya administrasi Rp75.000,00 dan
memberi pendapatan bunga Rp200.000,00. Buatlah jurnal
penyesuaiannya!
7. Toko yang dibeli oleh PD Sinar Sentosa pada tanggal 1 Juli 2006
memakan biaya Rp500.000.000,00, selain itu PD Sinar Sentosa harus
membayar biaya balik nama sebesar Rp25.000.000,00. Toko tersebut
diperkirakan memiliki usia ekonomis 20 tahun dengan nilai sisa
Rp75.000.000,00. Buatlah jurnal penyesuaian untuk penyusutan toko
tersebut pada tanggal 31 Desember 2006!

Siklus Penyesuaian Akuntansi Perusahaan Dagang 107


8. PD Sinar Sentosa memiliki deposito di bank senilai Rp100.000.000,00
semenjak 1 Desember 2006 dengan suku bunga 12% dan bunga dibayar
setiap 6 bulan.
Buatlah jurnal penyesuaian untuk pendapatan bunga pada tanggal 31
Desember 2006!
9. PD Sinar Sentosa membayar gaji karyawannya seminggu sekali setiap
hari sabtu sebesar Rp6.000.000,00. Ternyata hari Sabtu terakhir di bulan
Desember 2005 jatuh pada tanggal 27. Artinya gaji tanggal 30 dan 31
Desember 2003 belum terbayar. Buatlah jurnal penyesuaian untuk
beban gaji pada tanggal 31 Desember 2006!
10. Jelaskan mengenai metode penghapusan piutang tak tertagih dalam
akuntansi!

Unjuk Sikap
Perhatikan kembali artikel pada Warta Ekonomi di bagian awal bab ini.
Restrukturisasi hutang di PT Garuda Indonesia telah membuat posisi
hutangnya berkurang. Diskusikan bagaimana pembuatan jurnal penyesuaian
dalam kasus hutang PT Garuda Indonesia ini!

Unjuk Kerja
Perhatikan kembali contoh neraca saldo (trial balance) PD Agus Jaya pada
halaman 80!
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mendiskusikannya bersama
kelompok!
1. Apakah cukup dengan data neraca saldo suatu perusahaan membuat
pengikhtisaran akuntansi?
2. Laporan apa sajakah yang harus dibuat dalam pengikhtisaran akuntansi
perusahaan dagang?
3. Apa perbedaan dasar pengikhtisaran akuntansi perusahaan jasa dan
perusahaan dagang?
4. Carilah data baik dari media cetak maupun elektronik mengenai laporan
penyesuaian (adjusting report) dan lembar kertas kerja (work sheet) dan
buatlah analisis laporan laba ruginya!

108 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab
IV Peta Konsep

Laporan Keuangan
Perusahaan Dagang

Harga Pokok Penjualan Laporan Perubahan Analisis


(Cost of Goods Sold) Modal (Ekuitas) Laporan Keuangan

Laporan
Neraca
Laba Rugi

Pengertian Analisis
Laporan Keuangan

Metode dan Teknik


Analisis

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 109


Kata Kunci
Harga perolehan Modal
Harga pokok Neraca
Kredibilitas Retur pembelian
Likuiditas Prive

Tujuan Pembelajaran
1. Memahami proses perhitungan harga pokok penjualan.
2. Memahami penyusunan laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, dan neraca untuk perusahaan dagang.
3. Memahami proses analisis laporan keuangan.

110 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab Laporan Keuangan
IV Perusahaan Dagang

Warta Ekonomi

PT. Kalbe Farma Tbk. Membukukan Kenaikan Laba Bersih 27,1%


Di Semester Pertama 2006
PT Kalbe Farma Tbk. (Perseroan) membukukan laba bersih sebesar
Rp398.000.000.000,00 untuk periode enam bulan pertama tahun 2006, atau
bertumbuh sebesar 27,1% dari pencapaian periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar Rp313.000.000.000,00. Laba usaha mencapai
Rp589.000.000.000,00 atau meningkat sebesar 1,1% dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp576.000.000.000,00. Rasio
laba usaha terhadap penjualan bersih untuk periode enam bulan pertama
tahun 2006 ini sebesar 19,7%, sedikit menurun dibandingkan dengan rasio
pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 20,1%. Peningkatan
beban operasi ini masih berjalan dalam tingkat yang wajar dan terkendali
karena Perseroan telah berusaha menekan peningkatan beban penjualan.
Seiring dengan pertumbuhan penjualan bersih, laba kotor Perseroan
juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,3% atau mencapai
Rp1.500.000.000.000,00. Rasio laba kotor terhadap penjualan bersih untuk
periode enam bulan pertama tahun 2006 ini sebesar 50,5%.

Kalbefarma - Press Release No. 012/KFCP-DIR/PR/VII/06, Tanggal 28 Juli 2006

Dari artikel tersebut diatas jawablah pertanyaan berikut. Mengapa


perusahaan dagang perlu menentukan laba bersih? Apa tujuan laba bersih
penjualan?

A Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)


Harga perolehan adalah harga pokok dari barang yang dijual selama periode
tertentu.

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 111


Untuk menentukan harga pokok barang yang dijual tersebut tidak sekadar
membandingkan persediaan barang dagang awal dengan persediaan barang
dagang akhir periode, karena selama periode yang bersangkutan sudah terjadi
pembelian dan penjualan (pemasukan dan pengeluaran barang dagang) yang
berulang-ulang. Untuk menentukan harga pokok penjualan atau harga perolehan
tersebut harus menghitung jumlah barang yang siap dijual. Jumlahnya diketahui
dari persediaan awal ditambah pembelian bersih, baru kemudian menghitung
harga perolehan dengan cara mengurangkan barang yang siap dijual dengan
persediaan akhir.
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan seperti berikut ini.
1. HPP = Persediaan barang tersedia dijual – Persediaan akhir.
2. Persediaan tersedia untuk dijual = Persediaan awal + Pembelian bersih.
3. Pembelian bersih = Pembelian + Beban angkut pembelian – (Retur pembelian
+ Potongan pembelian).

HPP = Persediaan awal + Pembelian bersih – Persediaan akhir

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini.


Harga Pokok Penjualan atau HPP (Cost of Goods Sold atau COGS)
Persediaan barang dagang (awal) xxx
Pembelian xxx
Beban angkut pembelian xxx
xxx +
Retur pembelian xxx
Potongan pembelian xxx
+ xxx

Pembelian bersih xxx
Barang dagang tersedia untuk dijual xxx +
Persediaan barang dagang (akhir) xxx

Harga Pokok Penjualan xxx

Contoh
PD Agus Jaya mempunyai data yang berkaitan dengan persediaan
barang dagang seperti berikut ini :
Persediaan barang dagang pada tanggal 1 April 2004 Rp 7.500.000,00
Pembelian selama bulan April Rp40.000.000,00

112 Ekonomi SMA Kelas XII


Penjualan
Retur pembelian
Potongan pembelian
Beban angkut pembelian
Persediaan barang dagang pada tanggal 30 April 2004 Rp55.000.000,00
Rp 2.000.000,00
Ditanyakan:
Rp 600.000,00
Hitunglah Harga Pokok Penjualan bulan April tersebut!
Rp 800.000,00
Jawab: Rp 9.000.000,00
Persediaan barang dagang (awal) Rp 7.500.000,00
Pembelian Rp40.000.000,00
Beban angkut pembelian Rp 800.000,00
+
Rp40.800.000,00
Retur pembelian Rp2.000.000,00
Potongan pembelian Rp 600.000,00
+
Rp 2.600.000,00

Pembelian bersih Rp38.200.000,00
+
Barang dagang tersedia untuk dijual Rp45.700.000,00
Persediaan barang dagang (akhir) Rp 9.000.000,00

Harga Pokok Penjualan Rp36.700.000,00

B
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan atau
penghasilan dan biaya-biaya yang terjadi pada suatu perusahaan selama periode
tertentu. Dengan membaca dan memahami laporan laba rugi dapat diketahui
rentabilitas perusahaan, yang mencerminkan keberhasilan (kemajuan) ataupun
kemunduran perusahaan.
Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang dagang untuk
dijual kembali tanpa mengubah bentuk. Namun demikian, untuk mengetahui
rugi laba usaha tidak sekadar membandingkan antara hasil penjualan dengan
pembeliannya, karena masih banyak komponen yang harus dipertimbangkan.

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 113


Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Laba bersih operasi adalah laba bruto dikurangi beban operasi perusahaan.
2. Laba bruto (kotor) atas penjualan merupakan selisih antara penjualan bersih
dengan harga pokok penjualan.
3. Penjualan bersih adalah jumlah seluruh penjualan dikurangi dengan retur
penjualan dan potongan penjualan.
4. Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) adalah harga perolehan barang
yang dijual, yaitu persediaan barang dagang awal ditambah pembelian
bersih dikurangi persediaan barang dagang akhir.

HPP = Persediaan awal + Pembelian bersih – Persediaan akhir

5. Pembelian bersih adalah pembelian ditambah beban angkut pembelian


dikurangi retur pembelian dikurangi potongan pembelian.

Pembelian bersih = (Pembelian + Beban angkut pembelian) –


(Retur pembelian + Potongan pembelian)

6. Beban operasi perusahaan terdiri dari beban yang dikeluarkan sehubungan


dengan kegiatan pokok perusahaan. Beban operasi dikelompokkan menjadi
dua, yaitu beban penjualan dan beban administrasi dan umum.
a. Beban penjualan, meliputi beban yang berkaitan langsung dengan
kegiatan penjualan barang dagang, seperti beban sewa toko, beban gaji
bagian penjualan, beban perlengkapan toko, beban penyusutan
peralatan toko, dan lain-lain.
b. Beban administrasi dan umum, meliputi beban operasi yang tidak
berhubungan langsung dengan penjualan barang dagang, seperti beban
penyusutan gedung kantor, beban sewa kantor, beban gaji bagian kantor,
beban perlengkapan kantor, dan lain-lain.
7. Pendapatan dan beban di luar usaha pokok atau di luar operasi perusahaan
adalah pendapatan yang diperoleh dan beban yang dikeluarkan, tetapi tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan pokok perusahaan.
Contoh:
a. Pendapatan bunga (bagi perusahaan nonbank), pendapatan komisi, dan
pendapatan sewa.
b. Beban bunga, beban penghapusan piutang, rugi penjualan aktiva tetap,
dan lain-lain.
8. Laba bersih sebelum pajak adalah laba bersih operasi ditambah atau
dikurangi dengan pendapatan dan beban di luar usaha pokok perusahaan.

114 Ekonomi SMA Kelas XII


9.

Laba bersih setelah pajak adalah penghasilan bersih perusahaan setelah


dikurangi pajak. Dengan kata lain merupakan pendapatan atas seluruh biaya
dalam satu periode (1 tahun) kemudian dikurangi dengan pajak yang
disetorkan pada negara. Istilah lain dari laba bersih setelah pajak adalah
EAT (Earnings After Tax).
Secara lengkap, laporan laba rugi perusahaan dagang dapat digambarkan
dengan bagan berikut ini.
Nama Perusahaan
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember ....

Penjualan xxx
Retur penjualan xxx
Potongan penjualan xxx
+
xxx

Penjualan bersih xxx
Harga Pokok Penjualan
(Cost of Goods Sold)
Persediaan barang dagang (awal) xxx
Pembelian xxx
Beban angkut pembelian xxx
+
xxx
Retur pembelian xxx
Potongan pembelian xxx
+
Pembelian bersih xxx

xxx
+
Barang dagang tersedia untuk dijual xxx
Persediaan barang dagang (akhir) xxx

Harga Pokok Penjualan (OGS) xxx

Laba bruto atas penjualan xxx
Beban operasi perusahaan:
Beban penjualan
Beban gaji bagian penjualan xxx
Beban sewa toko xxx
Beban angkut penjualan xxx
Beban iklan xxx
Beban asuransi toko xxx
Beban perlengkapan toko xxx
Beban penyusutan peralatan toko xxx
Beban penjualan lain-lain xxx
+
xxx

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 115


Beban administrasi dan umum:
Beban gaji bagian kantor xxx
Beban penyusutan gedung kantor xxx
Beban penyusutan peralatan kantor xxx
Beban perlengkapan kantor xxx
Beban listrik dan telepon xxx
Beban sewa kantor xxx
Beban umum rupa-rupa xxx
+ xxx
+
Jumlah beban operasi xxx

Laba bersih operasi xxx
Pendapatan dan beban di luar operasi
Pendapatan di luar usaha pokok
Pendapatan komisi xxx
Pendapatan sewa xxx
+
Pendapatan bunga xxx
xxx
Beban di luar usaha pokok
Beban bunga xxx
Beban penghapusan piutang xxx
+
Penjualan aktiva tetap xxx
xxx

Laba rugi di luar operasi xxx
+/–
Laba bersih sebelum pajak xxx
Pajak penghasilan xxx

Laba bersih setelah pajak xxx

116 Ekonomi SMA Kelas XII


Contoh
Berdasarkan kertas kerja PD Agus Jaya pada bab sebelumnya, dapat dibuat
laporan laba rugi seperti berikut ini.

PD AGUS JAYA
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember .... (Rp)
Penjualan 100.100.000,00
Retur penjualan 3.000.000,00
Potongan penjualan 1.300.000,00
+
4.300.000,00

Penjualan bersih 95.800.000,00
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
Persediaan barang dagang (awal) 27.500.000,00
Pembelian 63.600.000,00
Beban angkut pembelian 2.800.000,00
+
66.400.000,00
Retur pembelian 2.700.000,00
Potongan pembelian 900.000,00
+
3.600.000,00

Pembelian bersih 62.800.000,00
+
Barang dagang tersedia untuk dijual 90.300.000,00
Persediaan barang dagang (akhir) 25.900.000,00 –
Harga Pokok Penjualan (COGS) 64.400.000,00

Laba bruto atas penjualan 31.400.000,00
Beban operasi perusahaan:
Beban penjualan
Beban gaji bagian penjualan 8.300.000,00
Beban sewa toko 1.500.000,00
Beban angkut penjualan 800.000,00
Beban penyusutan peralatan toko 400.000,00 +
11.000.000,00
Beban administrasi dan umum:
Beban perlengkapan kantor 2.300.000,00
Beban administrasi 40.000,00 +
2.340.000,00
+
Jumlah beban operasi perusahaan 13.340.000,00
Laba bersih operasi 18.060.000,00 –
Pendapatan dan beban nonoperasional:
Pendapatan bunga 120.000,00 +
Laba bersih 18.180.000,00

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 117


C

Laporan Perubahan Modal (Ekuitas)


Seperti pada perusahaan jasa, unsur laporan perubahan modal terdiri dari:
a. modal awal,
b. laba atau rugi bersih, dan
c. setoran atau pengambilan prive.

Contoh
Berdasarkan kertas kerja PD Agus Jaya, dibuat laporan laba rugi seperti
berikut ini,
PD AGUS JAYA
Laporan Perubahan Modal
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2004
Modal Agus 1 Januari 2004 Rp125.000.000
Laba bersih Rp 18.180.000
Pengambilan prive (Rp 2.500.000)
Penambahan modal Rp 15.680.000
+
Modal Agus 31 Desember 2004 Rp140.680.000

D. Neraca
Neraca adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
perusahaan pada kurun waktu tertentu. Dengan membaca dan memahami neraca
suatu perusahaan dapat diketahui kredibilitas perusahaan tersebut, likuiditas
maupun solvabilitasnya.
Cara menyusun neraca perusahaan dagang sama dengan menyusun neraca
perusahaan jasa, dapat dibuat dalam bentuk skontro (bentuk huruf T-account)
atau sebelah-menyebelah dapat pula dibuat dalam bentuk laporan ( staffel).
Unsur-unsur neraca terdiri dari harta, utang, dan modal. Apabila sumber
data terdiri dari buku besar, maka tinggal mengelompokkan saldo akun harta,
utang, dan modal. Apabila sumber data berupa kertas kerja maka untuk
menyusun neraca diambil dari akun yang jumlah saldonya ada pada lajur neraca,
dengan catatan:
1. modal diambil dari laporan perubahan modal (modal awal ditambah atau
dikurangi laba/rugi bersih dikurangi prive);

118 Ekonomi SMA Kelas XII


2.

akun prive tidak dimasukkan dalam neraca, karena sudah dipindahkan ke


modal.

Contoh
Berdasarkan kertas kerja PD Agus Jaya pada bab sebelumnya, disusun
neraca berikut ini.
PD AGUS JAYA
Neraca
31 Desember 2004
Aktiva
Aktiva lancar
Kas Rp 18.980.000
Piutang dagang Rp 24.000.000
Sewa dibayar di muka Rp 4.500.000
Persediaan barang dagang Rp 25.900.000
Perlengkapan kantor Rp 400.000
Iklan dibayar di muka Rp 1.200.000
+
Jumlah aktiva lancar Rp 74.980.000
Aktiva tetap
Peralatan toko Rp 4.000.000
Akumulasi peny. peralatan toko Rp 1.200.000

Rp 2.800.000
Tanah Rp120.000.000
+
Jumlah aktiva tetap Rp 122.800.000
+
Jumlah aktiva Rp197.780.000
Pasiva
Utang
Utang lancar
Utang dagang Rp 21.500.000
Utang wesel Rp 5.000.000
Utang gaji Rp 600.000
+
Jumlah utang lancar Rp 27.100.000
Utang jangka panjang
Utang hipotek Rp 30.000.000
Jumlah utang lancar +
Rp 57.100.000
Ekuitas
Modal Agus Rp 140.680.000
Jumlah Utang dan Modal Rp197.780.000 +

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 119


E

Analisis Laporan Keuangan


1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pimpinan atau
pengurus kepada pemiliknya selain itu juga sebagai informasi ekonomi yang
sangat penting bagi pihak-pihak yang memerlukan dalam pengambilan
keputusan. Laporan keuangan tidak dapat dimanfaatkan secara optimal
tanpa pemahaman yang baik. Oleh karena itu, agar laporan keuangan dapat
dimanfaatkan dengan baik harus dianalisis terlebih dahulu dengan cara
mempelajari atau menelaah hubungan dan tendensi atau kecenderungan
(trend) antara pos yang satu dengan lainnya, atau antara periode yang satu
dengan yang lain.
Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk menyederhanakan
data sehingga dapat lebih dimengerti, dipahami, dan dimanfaatkan.

2. Metode dan Teknik Analisis


Terdapat dua metode analisis yang digunakan dalam menganalisis
laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal.
Analisis horizontal yang disebut pula analisis dinamis adalah analisis
dengan membandingkan antara laporan untuk beberapa periode atau waktu,
sehingga akan diketahui perkembangannya.
Analisis vertikal yang disebut juga analisis statis adalah analisis dengan
membandingkan antara pos satu dengan pos lainnya dari laporan keuangan
dalam satu periode sehingga akan diketahui keadaan keuangan periode
tertentu, yang dinyatakan dalam rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
a. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek. Perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan likuid.
Perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat
waktu apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atau
aktiva lancar yang lebih besar daripada kewajiban lancarnya/hutang
jangka pendek.
Berdasarkan uraian di atas maka pengertian dari rasio likuiditas
adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Apabila aktiva lancar lebih besar dari kewajiban lancar berarti
likuid dan apabila aktiva lancar lebih kecil dari kewajiban lancar berarti
tidak likuid.

120 Ekonomi SMA Kelas XII


Rasio-rasio likuiditas antara lain:
1. Current ratio, yaitu rasio antara aktiva lancar dengan utang lancar;
2. Cash ratio, yaitu rasio antara kas perusahaan dan kas yang ada di
Bank setelah penyesuaian (rekonsiliasi) dengan utang lancar;
3. Quick ratio, yaitu rasio antara aktiva lancar dikurangi persediaan
dengan utang lancar;
4. Inventory to working capital, yaitu rasio antara persediaan dengan
aktiva lancar dikurangi utang lancar atau rasio antara persediaan
dengan modal.
b. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang.
Rasio ini bertujuan untuk menilai posisi perusahaan terhadap
seluruh kewajibannya kepada pihak lain, menilai kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap serta
menilai keseimbangan antara nilai aktiva dengan modal. Rasio leverage
antara lain yang tertera di bawah ini.
1. Debt to equity ratio, yaitu rasio antara total utang dengan modal
sendiri. Rasio ini menunjukkan beberapa bagian dari modal sendiri
yang dijadikan jaminan utang. Bagi perusahaan makin besar rasio
maka semakin menguntungkan, tetapi bagi pihak bank ini
merupakan rasio dengan tingkat risiko yang tinggi.
2. Current liabilities to net worth, yaitu rasio antara utang lancar dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan bahwa dana-dana pinjaman
yang segera akan ditagih dapat ditanggulangi oleh modal sendiri.
3. Tangible assets debt coverage, yaitu rasio antara aktiva tetap berwujud
dengan utang jangka panjang. Rasio ini menunjukkan besarnya
aktiva tetap yang dipergunakan untuk menjamin utang jangka
panjang.
4. Long-term debt to equity ratio, yaitu rasio antara modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang.
5. Debt service, rasio antara laba usaha dengan angsuran kredit dan
bunga.
c. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keunggulan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi atau
ditutup. Perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar seluruh
utang-piutang.

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 121


Berdasarkan uraian di atas maka pengertian dari rasio solvabilitas
adalah perbandingan antara total aktiva dan total utang. Apabila jumlah
seluruh aktiva lebih besar daripada jumlah seluruh utangnya.
Berarti perusahaan tersebut solvabel, sebaliknya apabila jumlah
seluruh aktiva lebih kecil dari jumlah utangnya berarti insolvabel.
d. Rasio Rentabilitas
Rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu
perusahaan diukur dengan kesuksesan dan kemampuan menggunakan
aktiva secara produktif. Dengan demikian, rasio rentabilitas suatu
perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang
diperoleh dalam suatu periode dan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut.
1. Perbandingan antara laba usaha dan seluruh modal yang
digunakan (modal sendiri dan modal asing) disebut rentabilitas
ekonomis.
2. Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan
dan jumlah modal sendiri dibuat rentabilitas modal sendiri atau
rentabilitas usaha.
Rasio rentabilitas antara lain berikut ini.
1. Profit margin (margin keuntungan), yaitu rasio antara profit margin
dengan penjualan.
2. Return on investment (imbalan dari investasi), yaitu rasio antara laba
operasional dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan
produktivitas dari seluruh dana perusahaan (modal asing dan
modal sendiri). Makin tinggi rasio makin baik perusahaan.
3. Return on equity, yaitu rasio antara laba bersih setelah pajak dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari dana-dana
pemilik perusahaan. Makin tinggi rasio semakin baik posisi modal
pemilik akan semakin kuat, rasio ini menunjukkan rentabilitas dan
efisiensi modal sendiri.
4. Earning per share (laba per lembar saham), yaitu rasio antara laba
dengan lembar saham yang beredar. Rasio ini memberikan
gambaran kepada pemegang saham tentang keuntungan yang
diperoleh.
e. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atas penjualan, penagihan
piutang, pemanfaatan aktiva yang dimiliki.

122 Ekonomi SMA Kelas XII


Rasio aktivitas antara lain berikut ini.
1. Inventory turn over (perputaran persediaan), yaitu rasio antara
penjualan dengan rata-rata persediaan yang dinilai berdasarkan
harga jual atau perbandingan harga pokok penjualan dengan rata-
rata persediaan. Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang
ditanam dalam persediaan berputar dalam satu periode. Makin
besar perputaran berarti semakin baik aktivitas perusahaan.
2. Average collection periode, yaitu rasio antara piutang dengan
penjualan netto per hari secara kredit. Rasio ini menunjukkan
beberapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar
dalam satu periode. Makin kecil rasio makin baik.
3. Fixed asset turn over (perputaran aktiva tetap), yaitu rasio antara
penjualan netto dengan aktiva tetap. Rasio ini menunjukkan berapa
kali dana yang ditanamkan dalam aktiva berputar dalam satu
periode.
4. Working capital turn over (perputaran modal kerja), yaitu rasio antara
penjualan netto dengan modal kerja. Rasio ini menunjukkan berapa
kali dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dalam satu
periode.

Contoh
Berdasarkan laporan keuangan PD Agus Jaya (laporan laba rugi dan
neraca) dapat disebut analisis laporan keuangan seperti berikut ini.
a. Rasio Likuiditas
AL(Aktiva Lancar)
1. Likuiditas = UL (Kewajiban Lancar) 100%

Rp74.980.000,00
= Rp27.100.000,00 100% = 276,67%
Dengan current rasio 276,67% berarti perusahaan tersebut dapat
memenuhi kewajiban jangka pendek setiap saat.
Kas + Kas di Bank
2. Cash Ratio =  100%
Utang Lancar

Rp42.980.000
= Rp27.100.000 100% = 158,59%
Cash ratio diatas menunjukkan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban berupa utang lancar sebesar 158,59%.

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 123

3.
Persediaan
Utang Lancar

Quick Ratio =
Aktiva Lancar –
 100%
Rp42.980.000 – Rp25.900.000
=  100% = 63,02%
Rp27.100.000
Quick ratio di atas menunjukkan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban berupa utang lancar sebesar 12,14%.
Persediaan
4. Inventary to Working Capital =  100%
Modal
Rp25.900.000
=  100% = 18,41%
Rp140.680.000
Inventary to working capital di atas menunjukkan perputaran modal
perusahaan sebesar 18,41% ini menunjukkan rendahnya
peruputaran modal yang ditanam dalam persediaan barang atau
tidak tersedianya modal kerja yang cukup, biasa disebabkan
besarnya nilai modal dan rendahnya tingkat perputaran
persediaan.
b. Rasio Leverage
Total Utang
1. Debt to Equity Ratio =  100%
Modal Sendiri
Rp57.100.000

= Rp140.680.000 100% = 40,58%


Debt to equity ratio menunjukkan 40,58% modal sendiri dapat
dijadikan jaminan utang.
Utang Lancar
2. Current Liabilities to Net Worth =  100%
Modal Sendiri
Rp27.100.000

= Rp140.680.000 100% = 19,26%


Curret liabilities to net worth sebesar 19,26% menunjukkan bahwa
dana-dana pinjaman yang segera akan ditagih dapat
ditanggulangi oleh modal sendiri.
Aktiva Berwujud
3.
Tangible Assets Debt Coverage = Utang Jangka Panjang 100%
Rp122.800.000

= Rp30.000.000 100% = 409,3%


Tangible assets debt coverage sebesar 409,3% menunjukkan besarnya
aktiva tetap yang dipergunakan untuk menjamin utang jangka

124 Ekonomi SMA Kelas XII


panjang artinya dengan aktiva tetap sebesar 4 kali lipat dari utang
jangka panjang dapat menjamin utang jangka panjang dalam 1
periode.
Modal Sendiri
4. Long-Term Debt to Equity Ratio = Utang Jangka Panjang 100%

Rp140.680.000
= Rp30.000.000 100% = 468,93%
Long-term debt to equity ratio sebesar 468,93% menunjukkan
besarnya modal sendiri yang dipergunakan untuk menjamin
utang jangka panjang artinya dengan modal sendiri sebesar 4,6
kali lipat dari utang jangka panjang dapat menjamin utang jangka
panjang dalam 1 periode.
Laba Usaha
5. Debt Service = Angsuran Kredit + Bunga 100%
Rp18.180.000
= Rp5.000.000 100% = 363,6%
Debt service sebesar 363,6% menunjukkan besarnya laba usaha
yang dipergunakan untuk menjamin angsuran kredit beserta
bunga dalam 1 periode.
Total Aktiva
c. Solvabilitas = Total Kewajiban 100%

Rp197.780.000,00
= Rp57.100.000,00 100% = 346,37%
Dengan rasio solvabilitas 346,98% berarti perusahaan mampu
memiliki seluruh kewajibannya, jika sewaktu-waktu ditutup.
Laba Bersih
d. Rentabilitas =  100%
Modal
Rp18.180.000,00
= Rp125.000.000,00 100% = 14,54%
Rasio rentabilitas = 14,54% berarti keberhasilan perusahaan cukup
baik, karena rentabilitas berada sedikit di atas suku bunga bank
(dengan asumsi bunga bank paling tinggi 11% per tahun)
Catatan: dalam menghitung rentabilitas digunakan modal awal,
karena laba yang diperoleh dan hasil usaha yang menggunakan modal
awal dan modal akhir baru akan digunakan pada periode berikutnya.

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 125


Rasio rentabilitas antara lain:
Profit Margin
1. Profit Margin =  100%
Penjualan
Rp18.180.000
=  100% = 18,97%
Rp95.800.000
Rasio profit margin = 18,97% berarti keberhasilan perusahaan
cukup baik, rasio diatas suku bunga bank.
Profit Margin
2. Return on Investment =  100%
Total Aktiva
Rp18.180.000
= Rp197.780.000 100% = 9,19%
Rasio return on investment (ROI) = 9,19% berarti keberhasilan
perusahaan cukup baik, rasio di atas suku bunga bank.
Laba Bersih setelah Pajak
3. Return on Equity =  100%
Modal Sendiri
Rp18.180.000
= Rp140.680.000 100% = 12,9%
Rasio return on equity = 12,9% berarti keberhasilan perusahaan
cukup baik, rasio diatas suku bunga bank.
Laba Bersih
4. Earning per Share =  100%
Saham Beredar
Karena dari data neraca tidak tercantum jumlah laba beredar dan
tidak diketahui rasio earning per share (EPS)-nya. Rasio ini
memberikan gambaran kepada pemegang saham tentang
keuntungan yang diperoleh.
e. Rasio Aktivitas
Harga Pokok Penjualan
1. Inventory Turn Over =  100%
Persediaan
Rp64.400.000
= Rp25.900.000 100% = 248,64%
Aktivitas perusahaan berjalan 2 kali lipat lebih efektif dengan rasio
sebesar 248,64%.
Piutang
2. Average Collection Periode = Penjualan Kredit 100%
Rp24.000.000
=  100% = 100%
-

126 Ekonomi SMA Kelas XII


Aktivitas perusahaan berjalan normal (100%) karena tidak ada
penjualan secara kredit.
Penjualan Netto
3. Fixed Asset Turn Over =  100%
Aktiva Tetap
Rp95.800.000
= Rp122.800.000 100% = 78%
Pencapaian penjualan efektif dengan rasio 68,09% berarti hanya
setengah penjualan netto yang diperoleh dari sumber daya aktiva
tetap yang dimiliki.
Penjualan Netto
4. Working Capital Turn Over =  100%
Modal
Rp95.800.000
= Rp140.680.000 100% = 68,09%
Pencapaian perputaran modal cukup efektif dilihat dari rasio 68%
berarti lebih dari setengah modal netto dapat menghasilkan
penjualan netto dalam 1 periode.

Rangkuman

1. Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan


untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.
2. Dalam, laporan laba rugi perusahaan dagang harus mempertimbang-
kan banyak komponen dalam penyusunannya, diantaranya mengenai
perhitungan harga pokok penjualan.
3. Sama seperti perusahaan jasa, pada perusahaan dagang laporan
perubahan modal memiliki tiga unsur yaitu modal awal, laba/rugi bersih
dan setoran atau pengambilan prive. Cara menyusun neraca juga
demikian sama seperti perusahaan jasa.
4. Laporan keuangan khusus dianalisis untuk dapat lebih dimengerti,
dipahami, dan dimanfaatkan. Terdapat beberapa metode dan teknik
yang dapat digunakan untuk analisis laporan keuangan.

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 127


Evaluasi Bab IV

I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Perhatikan istilah akuntansi berikut ini.
(1) Income statement
(2) Finance statement
(3) Profit and loss statement
(4) Balance sheet
Istilah laporan keuangan adalah ....
a. (1) dan (2) d. (2)
b. (1) dan (3) e. (4)
c. (2) dan (4)
2. Unsur laporan laba rugi adalah ....
a. harta, utang, dan modal
b. pendapatan dan beban
c. pendapatan, beban, dan prive
d. laba rugi bersih, prive, dan modal awal
e. laba rugi bersih, modal awal, modal akhir, dan prive
3. Dalam perusahaan dagang, laba usaha pokok diperoleh dari ....
a. laba bruto – beban usaha pokok
b. laba bruto – beban usaha pokok pendapatan/beban nonoperasional
c. laba bruto – beban usaha pokok – pajak penghasilan
d. laba bersih – pajak penghasilan
e. laba bersih – beban operasional
4. Laba bruto adalah ....
a. laba penjualan barang dagang – beban usaha pokok
b. laba bersih sebelum pajak
c. penjualan bersih – harga pokok penjualan
d. penjualan bersih – pembelian bersih
e. penjualan bersih – pembelian bersih – beban usaha pokok
5. Penjualan bersih adalah ....
a. penjualan – retur penjualan – potongan penjualan
b. penjualan + beban angkut penjualan – retur penjualan – potongan
penjualan

128 Ekonomi SMA Kelas XII


c.

penjualan + beban penjualan – retur penjualan – potongan penjualan


d. penjualan – beban penjualan – retur penjualan – potongan penjualan
e. penjualan + beban penjualan – retur penjualan + potongan
penjualan
6. Harga pokok penjualan adalah ....
a. persediaan barang awal + pembeli – penjualan
b. persediaan awal + pembelian bersih – penjualan bersih
c. persediaan awal + pembelian bersih – persediaan akhir
d. persediaan awal – pembelian bersih + persediaan akhir
e. persediaan awal + pembelian bersih – penjualan – persediaan akhir
7. Pembelian bersih adalah ....
a. pembelian + beban angkut pembelian – retur pembelian – potongan
pembelian.
b. pembelian – beban angkut pembelian – retur pembelian – potongan
pembelian
c. pembelian + beban angkut pembelian + retur pembelian – potongan
pembelian
d. pembelian – beban angkut pembelian + retur pembelian – potongan
pembelian
e. pembelian + beban angkut pembelian + persediaan akhir
8. Perhatikan matriks berikut ini!
(C) (B) (A)
1. Beban gaji kantor 1. Beban asuransi 1. Beban asuransi
2. Beban iklan 2. Rugi penjualan aktiva 2. Beban bunga
3. Beban umum rupa-rupa 3. Sewa dibayar di muka 3. Beban sewa kantor
Dari matriks di atas, yang termasuk beban non operasional adalah ....
a. (A2), (B2), dan (B3) d. (A2) dan (B3)
b. (A2), (B2), dan (C3) e. (B2) dan (C3)
c. (A2) dan (B2)
9. Modal akhir Rp19.000.000,00
Laba bersih Rp 4.000.000,00
Pengambilan Rp 1.000.000,00
Modal awal adalah ....
a. Rp24.000.000,00 d. Rp15.000.000,00
b. Rp22.000.000,00 e. Rp14.000.000,00
c. Rp16.000.000,00

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 129


10. Perhatikan daftar akun berikut ini.
(1) Marketable securities (4) Notes receivable
(2) Notes payable (5) Supplies
(3) Account receivable (6) Account payable
Dari data di atas, yang termasuk utang jangka pendek adalah ....
a. (1) dan (2) d. (2) dan (5)
b. (2) dan (3) e. (2) dan (6)
c. (2) dan (5)
11. Penjualan bersih Rp150.000.000,00
Potongan penjualan Rp 5.000.000,00
Retur penjualan Rp 10.000.000,00
Nilai penjualan adalah ....
a. Rp145.000.000,00 d. Rp165.000.000,00
b. Rp100.000.000,00 e. Rp140.000.000,00
c. Rp135.000.000,00
12. Pembelian bersih Rp200.000.000,00
Persediaan barang dagangan awal Rp 50.000.000,00
Persediaan barang dagangan akhir Rp 75.000.000,00
Nilai harga pokok penjualan adalah ....
a. Rp250.000.000,00 d. Rp150.000.000,00
b. Rp275.000.000,00 e. Rp125.000.000,00
c. Rp175.000.000,00
13. Laba bersih Rp150.000.000,00
Laba bruto Rp350.000.000,00
Laba bersih operasi Rp200.000.000,00
Nilai beban operasi perusahaan adalah ....
a. Rp150.000.000,00 d. Rp200.000.000,00
b. Rp 50.000.000,00 e. Rp250.000.000,00.
c. Rp100.000.000,00
14. Berikut ini yang bukan termasuk dalam beban penjualan adalah ....
a. beban gaji bagian penjualan
b. beban sewa toko
c. beban administrasi
d. beban angket penjualan
e. beban penyusutan peralatan toko

130 Ekonomi SMA Kelas XII


15. Analisis solvabilitas dihitung dengan rumus ....
Aktiva lancar
a.  100%
Kewajiban lancar

Laba bersih
b.  100%
Modal
Modal
c.  100%
Laba bersih
Total kewajiban
d.  100%
Total aktiva
Total aktiva
e.  100%
Total kewajiban

II. Selesaikanlah soal-soal berikut!


1. Apakah yang dimaksud dengan laba bruto?
2. Apakah yang dimaksud harga pokok penjualan?
3. Sebutkan unsur-unsur harga pokok penjualan!
4. Jelaskan perbedaan antara pendapatan usaha pokok dengan
pendapatan di luar usaha pokok. Berikan contohnya!
5. Jelaskan perbedaan antara beban operasional dengan beban
nonoperasional. Berikan contohnya!
6. Jelaskan perbedaan antara beban penjualan dengan beban administrasi
dan umum!
7. Sebutkan unsur-unsur laporan perubahan modal!
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis laporan keuangan!
9. Jelaskan yang dimaksud dengan analisis rasio likuiditas, lengkap
dengan contohnya!
10. Jelaskan mengenai analisis rasio solvabilitas dan rentabilitas lengkap
dengan contohnya!

Unjuk Sikap
Perhatikan kembali artikel pada Warta Ekonomi dibagian awal bab ini. Carilah
laporan laba rugi PT Kalbe Farma dari media massa atau internet.
Bagaimanakah Kalbe Farma menghitung laba bersih, laba kotor, beban operasi
dan beban penjualan?

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 131


Unjuk Kerja
Cermati artikel di bawah ini kemudian analisislah dalam diskusi kelompok!

CMNP Buy Back Obligasi dua puluh empat miliar rupiah


JAKARTA—MIOL: PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) Tbk
melakukan pembelian kembali (buy back) obligasi senilai Rp24 miliar,
25 September 2006. Hal itu dimaksudkan untuk pelunasan utang obligasi
tersebut. Demikian dikatakan Direktur CMNP I Ketut Mardjana, di Jakarta
Kamis (29/9). Selain buy back obligasi, perseroan juga melakukan pelunasan
obligasi CMNP II tahun 1997 dengan nilai portofolio setelah amortisasi
sebesar sepuluh koma empat ratus sembilas belas miliar rupiah. Berdasarkan
data KSEI, perseroan memiliki kewajiban pembayaran amortisasi ke-11
sebesar dua belas koma enam miliar rupiah yang jatuh tempo pada
20 September 2006. Setelah dilakukan pembayaran amortisasi, nilai nominal
obligasi berkurang menjadi delapan puluh delapan koma dua miliar rupiah.
Pada RUPO Citra Marga akhir Juli 2006, para pemegang obligasi setuju
merestrukturisasi obligasi CMNP II senilai dua ratus tujuh puluh lima miliar
rupiah. Dalam restrukturisasi tersebut, jangka waktu pembayaran obligasi
diperpanjang dari 5 Maret 2004 menjadi 31 Desember 2007. ( Sopia Siregar)
EKONOMI, Kamis 28 September 2006

Berdasarkan artikel di atas, isilah bagan berikut dari hasil diskusi kelompok
dalam bentuk tabel pengamatan.

Tabel Pengamatan

No. Daftar Pertanyaan Hasil Pengamatan

1. Apa alasan utama PT CMNP melakukan


pembelian kembali (buy back) obligasi, dan
bagaimana dampaknya terhadap laporan
perubahan modal?
2. Perubahan apakah yang terjadi terhadap
proses restrukturisasi obligasi CMNP II
terhadap jangka waktu pembayaran
obligasi bagi para investor?
3. Jelaskan bagaimana efek amortisasi
pembelian kembali obligasi terhadap
laporan keuangan PT CMNP!

132 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab
V Peta Konsep

Manajemen Badan Usaha dalam


Perekonomian Nasional

Manajemen Badan Usaha Fungsi Manajemen Peran Badan Usaha


dalam Pengelolaan dalam Perekonomian
Badan Usaha Indonesia

Perencanaan
(Planning)

Pengorganisasian
(Organizing)

Penggerakan
(Actuating)

Pengendalian atau
Pengawasan
(Controlling)

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 133


Kata Kunci
Badan usaha Operasional
Manajemen Renumerasi
Manajer Sentralisasi

Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan unsur-unsur manajemen.
2. Menjelaskan fungsi manajemen dalam pengelolaan badan
usaha.
3. Mendeskripsikan peran badan usaha dalam perekonomian
nasional.
4. Mengidentifikasi bentuk-bentuk badan usaha swasta.

134 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab Manajemen Badan Usaha
V dalam Perekonomian
Nasional

Warta Ekonomi

Perlu Berani Bertindak Cepat dan Tidak Populis


Dengan berani, manajemen PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang
dipimpin Edwin Sudarmo melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)
terhadap sekitar 6.000 karyawan perusahaan milik negara itu dan
menyisakan sekitar 3.000 karyawan yang terus bisa bekerja di sana. Direksi
PT DI berani melakukan tindakan tidak populer alias tindakan nonpopulis
dengan terpaksa karena menghadapi pilihan: melakukan PHK atau mati
bersama, dalam arti perusahaan gulung tikar. Tentangan dari para
karyawan yang di-PHK, yang melakukan unjuk rasa berkali-kali,
dihadapinya. Segala pemecahan lain tanpa PHK, yang diusulkan berbagai
pihak, termasuk menyerahkan PT DI kepada TNI, diabaikannya. Sebab,
secara ekonomi dan bisnis, PT DI tidak akan bisa hidup tanpa suntikan
dana dari pemerintah dalam jumlah besar, sementara pemerintah yang
masih belum selesai dalam memulihkan ekonomi tidak punya uang. Untuk
mem-PHK 6.000 karyawannya saja PT DI tidak punya uang, sehingga
pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
terpaksa harus menyediakan uangnya.

Sumber: Harian Umum Pikiran Rakyat

A Manajemen
Istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris lama, management, yang berarti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen berkembang hampir seumur
dengan manusia menghuni bumi ini. Beberapa penulis melacak pengembangan
manajemen sejauh perdagangan di Sumeria dan pembangunan piramid di Mesir.
Banyak catatan membuktikan bahwa manajemen sudah diterapkan sejak zaman
kuno. Penafsiran tulisan kuno di Mesir yang diperkirakan ditulis 1300 tahun

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 135


Sebelum Masehi menunjukkan bahwa organisasi dan administrasi negara telah
ditetapkan oleh pelaksana negara pada zaman kuno. Selain itu, catatan
peninggalan Yunani membuktikan adanya persemakmuran di Athena, lengkap
dengan dewan-dewan, pengadilan, dewan jendral, dan perangkat lainnya yang
mengisyaratkan penerapan fungsi manajemen. Manajemen mengalami
perkembangan yang sangat luar biasa dengan dimulainya revolusi industri, yang
mengakibatkan perusahaan semakin besar. Perkembangan perusahaan menuntut
adanya pemanfaatan biaya secara efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula
pengelolaan perusahaan yang lebih profesional. Pelopor-pelopor manajemen
pada saat itu di antaranya Robert Owen, Charles Babbage, Frederick W. Taylor,
dan Henry Fayol.
Tonggak awal manajemen ilmiah diawali oleh Frederick W. Taylor
(1856–1915), sehingga ia dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah. Gagasan
ilmiah lahir karena adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas. Pada
tahun 1886, Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study
dengan teori ban berjalan, yang melahirkan konsep teori efisiensi dan efektivitas,
yang kemudian dituliskannya dalam buku yang berjudul The Principle of Scientific
Management (1911). Dari sinilah manajemen berkembang sebagai ilmu. IImu
manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Ilmu manajemen sebagai
ilmu pengetahuan mempunyai unsur-unsur sebagai berikut.
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang
atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.
3. Adanya kegiatan proses/usaha.
4. Adanya tujuan.
Selanjutnya ilmu manajemen berkembang mempelajari dan melihat
manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem yang merupakan gejala
sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi. Ilmu manajemen terus
berkembang hingga saat ini.
Pengertian
Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang definisi manajemen dan
masing-masing pendapat tersebut berbeda antara satu dengan lainnya. Tidak
ada definisi manajemen yang diterima secara universal sehingga manajemen sulit
didefinisikan. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan cara pandang
dalam melihat tentang manajemen itu sendiri. Setidaknya ada tiga cara dalam
melihat pengertian manajemen, yaitu sebagai berikut.
1. Manajemen dilihat sebagai seni
Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai
tugas yang mungkin dilakukan. Mengartikan manajemen sebagai seni

136 Ekonomi SMA Kelas XII


mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau keterampilan
pribadi. Tokoh yang mengemukakan adalah Mary Parker Follet (1868–1933).
2. Manajemen dilihat sebagai ilmu pengetahuan
Manajemen adalah bidang pengetahuan yang berusaha secara sistematis
untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Tokoh yang
mengemukakan adalah Luther Gulick. (1865–1918)
3. Manajemen dilihat sebagai proses
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen didefinisikan sebagai
proses karena semua manajer tanpa harus memperhatikan kecakapan atau
keterampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling
berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Tokoh yang
mengemukakan adalah James A.F. Stoner.

Manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk


menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan
(controlling).

Tingkatan Manajemen dan Manajer


Organisasi atau badan usaha umumnya memiliki tiga jenjang manajemen,
yaitu manajemen tingkat atas, manajemen tingkat menengah, dan manajemen
tingkat bawah.

Manajemen
Tingkat Atas

Manajemen Tingkat Menengah

Manajemen Tingkat Bawah

Menggambarkan arah garis komando


Menggambarkan arah pertanggungjawaban
Gambar 5.1 Jenjang manajemen

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 137


1.

Manajemen tingkat atas (top management)


Manajemen tingkat atas atau manajemen puncak merupakan jenjang
manajemen tertinggi. Manajemen puncak bertugas menetapkan kebijakan
operasional dan membimbing interaksi organisasi dengan lingkungannya.
2. Manajemen puncak bertanggungjawab pada rapat umum pemegang saham
(pemilik perusahaan). Pada gambar di atas, manajemen puncak berada pada
puncak segitiga, yang menggambarkan bahwa hanya sedikit orang yang
dapat menduduki jabatan tersebut.
Manajemen tingkat menengah (middle management)
Manajemen tingkat menengah biasanya memimpin suatu divisi atau
pimpinan pabrik. Manajemen menengah bertugas mengembangkan
rencana-rencana operasi dan menjalankan tugas-tugas yang ditetapkan
manajemen puncak. Manajemen menengah bertanggung jawab pada
3. manajemen puncak. Pada gambar di atas, manajemen menengah berada
pada tengah segitiga, yang menggambarkan bahwa mereka menjembatani
perencanaan manajemen puncak dengan manajemen pelaksana, jumlah
manajemen menengah tidak sebanyak manajemen pelaksana.
Manajemen tingkat bawah (supervisory management)
Manajemen tingkat bawah atau manajemen pelaksana memiliki tugas
menjalankan rencana-rencana yang dibuat manajemen menengah dan
mengawasi para pekerja. Manajemen pelaksana bertanggung jawab pada
manajemen menengah. Pada gambar di atas, manajemen pelaksana berada
pada bawah segitiga, yang menggambarkan bahwa jumlah mereka lebih
banyak.
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga
golongan, adalah sebagai berikut.
1. Manajer lini pertama, merupakan tingkat yang paling rendah dalam suatu
organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.
2. Manajer menengah, dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu
organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan
kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan
operasional.
3. Manajer puncak, biasanya terdiri atas dewan direktur dan direksi utama.
Dewan direksi memiliki tugas memutuskan hal-hal yang sangat penting
sifatnya bagi kelangsungan hidup perusahaan. Manajer puncak bertanggung
jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.

138 Ekonomi SMA Kelas XII


Tabel Manajemen dan Tingkat Kecakapan
Kecakapan
Tingkatan Manajer
Manajemen Manajemen Manajemen Administrasi Teknis
Operasional
Top management Manajer puncak 50% 40% 10%
Middle Manajer 45% 40% 15%
management menengah
Supervisory Manajer lini 30% 25% 45%
management pertama

Prinsip-prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip manajemen merupakan petunjuk-petunjuk mengenai
tindakan manajerial yang membantu pihak manajer memutuskan apa yang harus
dilakukannya dalam situasi tertentu. Sebagian besar prinsip-prinsip manajemen
berasal dari pengalaman puluhan tahun para pemimpin melalui observasi
terhadap tindakan-tindakan yang menyebabkan timbulnya masalah atau yang
menghasilkan kesuksesan tertentu. Prinsip-prinsip manajemen yang paling
popular dikemukakan oleh Henry Fayol (1841–1925) yang dituliskannya dalam
buku yang berjudul Administration Industrielle et Generale (1916). Berikut ini adalah
14 prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Henry Fayol.
1. Pembagian kerja (division of labour), dengan manusia semakin mengkhusus
dalam pekerjaannya, maka semakin efisien kerjanya.
2. Otoritas dan tanggung jawab (authority and responsibility) diperoleh melalui
perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang
formal. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat memaksa kepatuhan
orang lain.
3. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap
aturan dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting untuk
menciptakan kepatuhan para bawahan, juga kesepakatan yang adil seperti
penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil
terhadap yang menyimpang.
4. Kesatuan komando (unity of command), artinya setiap karyawan hanya
menerima perintah kerja dari satu orang karena jika perintah datangnya
dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan
kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction), artinya sekelompok kegiatan yang
mempunyai tujuan yang sama harus dipimpin oleh seorang manajer dengan
satu rencana kerja.

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 139


6.

7.
Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
(subordination of individual interest to general interest ), hendaknya pada setiap
8. organisasi, kepentingan organisasi secara keseluruhan harus lebih penting
dibanding kepentingan perorangan.
Renumerasi (renumeration of personnel), artinya pemberian balas jasa harus
adil baik untuk karyawan maupun perusahaan.
9.
Sentralisasi (centralization), yaitu pengambilan keputusan yang banyak
menggunakan pertimbangan atasan dan tanggung jawab akhir terletak pada
atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan
10. sesuai kebutuhan sehingga memungkinkan adanya desentralisasi.
Rantai skalar (scalar chain), adanya garis kewenangan yang tersusun dari
11. tingkat teratas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan
organisasi.
12. Tata tertib (order), dengan menempatkan barang dan orang pada tempat
dan waktu yang tepat.
13. Keadilan (equity), hendaknya para manajer bersahabat dan adil terhadap
semua bawahannya.
Stabilitas masa jabatan (stability of personnel) dalam arti tidak banyak
14. pergantian karyawan yang keluar masuk organisasi.
Inisiatif (initiative), dengan memberikan kebebasan kepada bawahan untuk
berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun dapat saja terjadi
kesalahan-kesalahan.
Semangat korps (esprit de corps), dengan meningkatkan semangat
berkelompok dan bersatu. Hal ini dapat dilakukan melalui lebih banyak
menggunakan komunikasi langsung daripada komunikasi formal dan
tertulis.

Fungsi-fungsi Manajemen
Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka para manajer
harus menerapkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi ini diarahkan
sedemikian rupa sehingga terjadi kesatuan dalam mencapai tujuan. Mengenai
fungsi-fungsi manajemen ini terdapat banyak sekali pandangan para ahli yang
berbeda antara satu sama lain, seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa ahli.

No. Ahli yang Mengemukakan Fungsi-fungsi Manajemen

1. George R. Terry 1. Planning


2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling

140 Ekonomi SMA Kelas XII


No.
Mengemukakan

Ahli yang Fungsi-fungsi Manajemen

2. Henry Fayol 1. Planning


2. Organizing
3. Commanding
4. Coordinating
3. Luther Gulick 1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Coordinating
5. Reporting
6. Budgeting
4. Koontz & O’Donnel 1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Controlling
5. Ernest Dale 1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
5. Innovating
6. Representing
7. Controlling
6. William Newman 1. Planning
2. Organizing
3. Assembling of resources
4. Directing
5. Controlling
7. John F. Mee 1. Planning
2. Organizing
3. Motivating
4. Controlling
8. L.F. Urwick 1. Forecasting
2. Planning
3. Organizing
4. Commanding
5. Coordinating
6. Controlling
9. Millet 1. Directing
2. Facilitating

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 141


No.
Mengemukakan

Ahli yang Fungsi-fungsi Manajemen

10. Sondang P. Siagian 1. Planning


2. Organizing
3. Motivating
4. Controlling
5. Evaluating

1. Perencanaan (Planning)
Pengertian
Pada urutan pekerjaan, perencanaan merupakan awal kegiatan sehingga
perencanaan dikatakan sebagai fungsi manajemen yang paling utama. Fungsi
yang lain akan bekerja setelah diberi arahan oleh bagian perencanaan.
Perencanaan merupakan proses dasar manajemen untuk mencapai tujuan
dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai.

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan


penentuan secara matang dalam hal-hal yang akan dikerjakan di masa
yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.

Tingkatan
Dilihat dari jenjang manajemen, maka perencanaan dapat dibagi
menjadi tiga tingkat perencanaan, yaitu sebagai berikut.
1. Perencanaan tingkat atas (top level)
Perencanaan pada tingkat ini dilakukan oleh manajemen puncak.
Perencanaan berupa perencanaan kebijakan (policy planning).
Perencanaan lebih bersifat strategis yaitu memberi petunjuk umum,
merumuskan tujuan, mengambil keputusan, dan memberi petunjuk
pola penyelesaiannya dan bersifat menyeluruh. Perencanaan tingkat
atas lebih ditekankan pada tujuan jangka panjang dari perusahaan.
2. Perencanaan tingkat menengah (middle level)
Perencanaan pada tingkat ini dilakukan oleh manajemen tingkat
menengah. Perencanaan berupa perencanaan program (program
planning). Perencanaan bersifat administratif yaitu menyangkut cara-
cara menempuh dan bagaimana tujuan dari perencanaan itu dapat
dilaksanakan.

142 Ekonomi SMA Kelas XII


3.

Perencanaan tingkat bawah (low level)


Perencanaan pada tingkat ini dilakukan oleh manajemen tingkat bawah.
Perencanaan berupa perencanaan operasional ( operational planning).
Perencanaan lebih memfokuskan untuk menghasilkan sehingga
perencanaannya mengarah pada pelaksanaan atau operasional.

Manfaat
Dengan membuat suatu perencanaan pada awal suatu kegiatan akan
memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Pelaksanaan pekerjaan akan tepat dan kegiatan setiap unit akan
terorganisir menuju arah yang sama.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
3. Memudahkan pelaksanaan pengawasan, karena perencanaan memuat
standar-standar tindakan atau biaya yang dapat digunakan.
4. Dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terjadi
karena rencana sudah disusun berdasarkan hasil penelitian dan ramalan
yang kuat.

Membuat Perencanaan
Dalam membuat suatu perencanaan, biasanya seorang manajer
menggunakan pertanyaan-pertanyaan dasar berikut.
1. What – Apa yang hendak dicapai? Manajer harus dapat merumuskan
suatu tujuan tertentu.
2. Why – Mengapa hal tersebut menjadi tujuan, bukan yang lainnya?
Manajer harus dapat memberikan alasan memilih tujuan tersebut
berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.
3. Where – Di manakah lokasi perusahaan yang tepat? Manajer harus dapat
menentukan lokasi perusahaan yang tepat dilihat dari aspek ekonomis,
sosial, dan teknis,serta mampu mempertanggung jawabkan pilihan
lokasi tersebut.
4. When – Kapan pekerjaan tersebut harus dimulai dan diselesaikan?
Manajer harus dapat dengan tepat menentukan jadwal suatu pekerjaan
dimulai dan harus diselesaikan.
5. Who – Siapakah orang-orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut?
Manajer harus dapat menentukan orang-orang yang tepat
melaksanakan pekerjaan tersebut dan mempertanggungjawabkan
mengapa orang-orang itu dipilih untuk melaksanakannya, bukan orang
lain.
6. How – Bagaimana cara melaksanakan pekerjaan tersebut? Manajer harus
membuat job description suatu pekerjaan, sedangkan bimbingan teknik
untuk pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan oleh staf manajer.

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 143


Perencanaan yang baik memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1. Perencanaan harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah
ditentukan. Tujuan dirumuskan dengan jelas sehingga pelaksanaan
tugas menjadi lebih mudah dan terarah.
2. Perencanaan yang baik harus memiliki sifat-sifat berikut.
a. Rasional, perencanaan harus dibuat berdasarkan pemikiran dan
perhitungan yang matang yang berkaitan dengan tujuan, kepastian
organisasi, factor lingkungan, dan kemungkinan-kemungkinan
yang mungkin timbul di masa datang sehingga perencanaan yang
dibuat memungkinkan untuk direalisasikan.
b. Fleksibel, perencanaan yang dibuat sekarang dalam pelaksanaan-
nya pada waktu yang akan datang harus dengan mudah disesuai-
kan dengan tempat, waktu dan keadaan yang bagaimanapun,
sehingga perencanaan yang disusun akan efisien.
c. Kontinu, perencanaan harus dibuat secara terus-menerus dan
disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi, misalnya seperti
perencanaan pembangunan nasional di negara kita setiap lima
tahun sekali ditinjau kembali proses dan hasilnya, untuk kemudian
diikuti dengan tahapan selanjutnya.
3. Perencanaan harus disertai dengan pedoman-pedoman pelaksanaan,
sehingga pelaksanaan tugas menjadi lebih mudah dan terarah.
4. Perencanaan harus memiliki keseimbangan kedalam dan keluar,
keseimbangan kedalam menyangkut keserasian antar bagian dalam
perusahaan, sedangkan keseimbangan keluar adalah adanya
keseimbangan antara tujuan dan syarat-syaratnya.
5. Perencanaan harus dibuat oleh orang-orang yang memahami tujuan
organisasi dengan baik dan orang-orang yang mendalami teknik-teknik
perencanaan.
6. Perencanaan tidak terlepas sama sekali dari pemikiran para pelaksana,
dengan cara para perencana menghimpun informasi, data, dan
pendapat dari orang-orang yang nantinya bertanggung jawab dalam
pelaksanaannya.
7. Perencanaan harus merupakan peramalan atas keadaan yang mungkin
dihadapi di masa yang akan datang.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengertian
Pengorganisasian merupakan langkah kedua dari fungsi manajemen.
Hasil pengorganisasian adalah suatu situasi dimana organisasi dapat
digerakkan menjadi satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.

144 Ekonomi SMA Kelas XII


Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan
orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kesatuan yang dapat
digerakkan dalam rangka mencapai tujuan.

Fungsi dan Manfaat Pengorganisasian


Pengorganisasian memiliki fungsi antara lain:
1. adanya pendelegasian wewenang dari manajemen tingkat atas kepada
manajemen tingkat bawah;
2. adanya pembagian tugas secara jelas;
3. memiliki manajer tingkat atas yang profesional untuk meng-
koordinasikan seluruh kegiatan.
Dengan melaksanakan perorganisasian akan memberikan manfaat antara
lain:
1. memungkinkan pembagian tugas sesuai dengan keadaan perusahaan;
2. mengakibatkan adanya spesialisasi dalam melaksanakan tugas;
3. anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan dikerjakan dalam
rangka mencapai tujuan.
Unsur Organisasi
Organisasi sebagai wadah dari manajemen dan saling pengaruh
mempengaruhi terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut.
1. Himpunan orang-orang yang diarahkan untuk bekerja sama.
2. Melakukan kegiatan yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.

Bentuk Organisasi
Ada beberapa bentuk organisasi yang biasanya digunakan oleh
perusahaan-perusahaan baik itu perusahaan-perusahaan kecil maupun
besar.
1. Organisasi Lini
Merupakan suatu bentuk organisasi di mana pimpinan dipandang
sebagai sumber wewenang tunggal (dalam membuat keputusan
ataupun kebijakan) yang langsung ditujukan kepada bawahan, dan
bawahan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan. Organisasi
lini cocok diterapkan pada organisasi yang sederhana dengan jumlah
pekerja sedikit dan belum ada spesialisasi.

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 145


Pimpinan

Ciri-ciri:
1. pimpinan organisasi seorang tunggal;
2. garis komando ke bawah kuat.
Kebaikan:
1. adanya kesatuan komando;
2. pengambilan keputusan lebih cepat;
3. koordinasi relatif lebih mudah dilaksanakan;
4. pengawasan secara ketat terhadap kegiatan para bawahan dapat
dilaksanakan dengan mudah;
5. membentuk disiplin yang kuat.
Kelemahan:
1. maju mundurnya organisasi berada pada tangan satu orang yaitu
pimpinan;
2. perluasan organisasi akan dapat menambah beban dan tanggung
jawab pimpinan sehingga dapat melemahkan pengawasan
terhadap bawahan;
3. kecenderungan pimpinan bertindak otoriter cukup besar karena
pimpinan sendiri yang merencanakan, memberi komando, dan
mengawasi;
4. bawahan tidak memiliki kesempatan untuk berkembang.
2. Organisasi Staf
Merupakan suatu bentuk organisasi yang hanya mempunyai hubungan
dengan pucuk pimpinan dan memiliki fungsi memberikan bantuan,
baik berupa pemikiran atau lainnya untuk kelancaran tugas pimpinan
dalam upaya mencapai tujuan secara keseluruhan.

Pimpinan

Staf Staf

146 Ekonomi SMA Kelas XII


3.

Organisasi Lini dan Staf


Merupakan suatu bentuk organisasi yang memberikan wewenang
kepada pimpinan untuk memberi komando pada bawahan dan
pimpinan dibantu oleh staf didalam pelaksanaan tugasnya.

Pimpinan

Staf

Ciri-ciri:
1. adanya kesatuan komando;
2. pimpinan dibantu oleh staf;
3. staf memiliki wewenang fungsional untuk memberikan petunjuk
kepada pimpinan.
Kebaikan:
1. pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf, dan pelaksana;
2. pengambilan keputusan lebih rasional;
3. koordinasi dapat berjalan dengan baik;
4. spesialisasi dalam masing-masing bidang dapat dikembangkan;
5. prinsip ”the right man on the right place” lebih mudah dilaksanakan;
6. dapat digunakan untuk organisasi yang besar dan rumit;
7. disiplin dapat ditegakkan.
Kelemahan:
1. kurangnya rasa solidaritas dan kurang saling mengenal satu
dengan lainnya karena luasnya cakupan organisasi;
2. membingungkan pelaksana dalam membedakan antara nasihat
dengan perintah, sebab pada organisasi yang besar ada staf yang
diberikan wewenang untuk memberikan perintah;
3. sering menimbulkan perselisihan antara pegawai lini dan pegawai
staf sehingga menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 147


4.

Organisasi Fungsional
Merupakan suatu bentuk organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan
berbagai fungsi yang harus dilaksanakan.

Pimpinan

Kepala Proyek

Ciri-ciri:
1. terdapat pemisahan yang tegas dalam pemberian tugas;
2. pelaksanaan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi karena
pembagian tugas yang sudah jelas, koordinasi dilaksanakan pada
manajemen tingkat atas;
3. pembagian unit organisasi didasarkan atas spesialisasi tugas;
4. pimpinan memiliki wewenang komando kepada unit-unit yang
berada di bawahnya.
Kebaikan:
1. tanggung jawab atas fungsinya terjamin;
2. bidang pekerjaan khusus dipegang oleh orang yang memang ahli
di bidangnya;
3. dapat meningkatkan produktivitas karena adanya spesialisasi.
Kelemahan:
1. sulit mengadakan mutasi tanpa terlebih dahulu mengadakan
pelatihan;
2. sulit melaksanakan koordinasi secara menyeluruh;
3. adanya pengkotak-kotakan dalam tubuh organisasi karena
perbedaan tugas;
4. dapat menimbulkan dispersonalisasi.
5. Bentuk panitia
Merupakan suatu bentuk organisasi dimana pimpinan berbentuk
kolektif, terdiri atas beberapa orang dan segala keputusan diambil dalam
suatu kuorum dan menjadi tanggung jawab bersama.

148 Ekonomi SMA Kelas XII


Kebaikan:
1. adanya informasi,
2. adanya konsolidasi wewenang, dan
3. adanya musyawarah.
Kelemahan:
1. memakan banyak waktu dan biaya;
2. menimbulkan kesenjangan antara mayoritas dan minoritas;
3. adanya tendensi untuk mengingkari tanggung jawab.

3. Penggerakan (Actuating)
Pengertian
Penggerakan memiliki peran yang sangat penting, sebab walaupun
perencanaan telah dilakukan dan pengorganisasian telah sesuai dengan
prinsip-prinsipnya, namun bergeraknya organisasi ke arah yang ditentukan
belum terjamin manakala fungsi ketiga dari manajemen ini belum dilaksana-
kan sehingga tujuan yang telah ditetapkan pun belum tentu tercapai.

Penggerakan merupakan suatu fungsi manajemen untuk


menggerakkan orang-orang untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.

Penggerakkan merupakan usaha untuk menjadikan para pegawai sadar


akan tugas yang dipikulnya dan melaksanakannya dengan rasa tanggung
jawab. Menggerakkan orang-orang agar mau bekerja bukanlah hal yang
mudah karena masing-masing orang memiliki keinginan dan kemauan yang
berbeda-beda. Untuk itu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.
1. Dari segi organisasi
a. Adanya peraturan-peraturan.
b. Tersedianya fasilitas-fasilitas.
c. Tersedianya sarana komunikasi yang memadai.
d. Terdapat pemimpin-pemimpin.
2. Dari segi pemimpin
a. Wewenang
1. Wewenang dilaksanakan untuk pelaksanaan tugas, bukan
untuk disalahgunakan.
2. Wewenang dipertanggungjawabkan kepada jalur organisasi
tertentu.

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 149


b.

c.
Memiliki kelebihan-kelebihan dalam bidang tertentu dari orang-
orang di sekitarnya sehingga menjadi pemimpin dalam bidang
tersebut.
Memiliki sifat-sifat kepemimpinan
d. 1. Sifat pokok, seperti adil, suka melindungi, penuh inisiatif,
penuh daya tarik, dan percaya diri.
2. Sifat khusus karena pengaruh tempat.
3. Sifat khusus karena pengaruh dari golongan pemimpin.
Memahami teknik-teknik kepemimpinan
1. Teknik kepemimpinan pokok, yaitu teknik kepemimpinan
sebagai dasar pokok yang dapat digunakan untuk berbagai
macam teknik kepemimpinan, meliputi teknik menyiapkan
orang-orang supaya bersedia menjadi pengikut, teknik human
relation, dan teknik menjadi teladan.
2. Teknik kepemimpinan khusus, yaitu teknik kepemimpinan
untuk menggerakkan orang-orang supaya suka dan dapat
bekerja, meliputi teknik persuasi dan dalam memberi perintah,
teknik menggunakan sistem komunikasi yang cocok, dan
teknik memberi fasilitas-fasilitas.
3. Dari segi pegawai
a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai.
b. Memiliki pandangan bahwa pengabdiannya adalah untuk
organisasi, bukan untuk pimpinan.
c. Bersedia dipimpin.
d. Dapat bekerja dengan tim.

4. Pengendalian atau Pengawasan (Controlling)


a. Pengertian
Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen memiliki peran
yang penting dalam suatu organisasi. Pengawasan dimaksudkan untuk
mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak-
sesuaian, dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang
yang telah ditentukan.

Pengawasan adalah tindakan meneliti apakah segala


sesuatunya telah tercapai atau berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.

150 Ekonomi SMA Kelas XII


Pengawasan yang dilakukan berpedoman pada:
a. tujuan yang telah ditentukan;
b. perencanaan yang telah dibuat;
c. perintah terhadap pelaksanaan pekerjaan;
d. kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Tujuan
Secara umum tujuan dari dilakukannya pengawasan adalah
menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan rencana secara berdaya
guna (efisien) dan berhasil guna (efektif). Selain itu pengawasan
bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan, menciptakan kondisi
agar karyawan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas,
mengadakan pencegahan dan koreksi atas kegagalan yang timbul, dan
memberi jalan keluar dari kesalahan.
c. Fungsi
1. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap tugas dan wewenang
yang telah diberikan dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Mendidik untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan.
3. Mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, dan
kelalaian sehingga dapat menghindari kerugian yang tidak
diinginkan.
4. Untuk memperbaiki kesalahan yang telah terjadi, agar tidak
menghambat pelaksanaan pekerjaan lebih lanjut dan menghindari
pemborosan yang besar.
d. Macam-macam Pengawasan
1. Pengawasan dari dalam organisasi (internal control)
Pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan
yang dibentuk dalam organisasi itu sendiri, yang bertindak atas
nama pimpinan organisasi.
2. Pengawasan dari luar organisasi (external control)
Pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan
dari luar organisasi yang bersangkutan, yang bertindak atas nama
pimpinan organisasi.
3. Pengawasan preventif
Pengawasan yang dilakukan sebelum suatu rencana dilaksanakan,
yang dimasudkan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
pelaksanaan.

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 151


4.

Pengawasan represif
Pengawasan yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan
pekerjaan, yang dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan
pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
e. Metode Pengawasan
1. Pengawasan langsung, manakala aparat atau unit pengawasan
melakukan pemeriksaan langsung pada tempat pelaksanaan
pekerjaan, baik dengan sistem inspektif, verifikatif, maupun
investigatif.
2. Pengawasan tidak langsung, manakala aparat atau unit
pengawasan melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan
hanya melalui laporan-laporan yang masuk secara lisan maupun
tertulis.
3. Pengawasan formal, yaitu pengawasan yang secara formal
dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan yang bertindak atas
nama pimpinan organisasi.
4. Pengawasan informal, yaitu pengawasan yang tidak melalui
prosedur yang telah ditentukan, seperti kunjungan yang tidak
resmi, yang dimaksudkan untuk menghindari kekakuan dalam
hubungan antara pimpinan dan bawahan.
5. Pengawasan administratif, yaitu pengawasan yang meliputi bidang
keuangan, kepegawaian, dan material.
6. Pengawasan teknis, yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang
bersifat fisik, misalnya pemeriksaan terhadap pembangunan
gedung sekolah.
f. Prinsip
1. Berorientasi kepada tujuan organisasi.
2. Dilakukan secara objektif dan jujur, dengan mendahulukan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
3. Berorientasi terhadap kebenaran menurut peraturan yang berlaku,
berorientasi terhadap kebenaran berdasarkan prosedur yang telah
ditetapkan, dan berorientasi terhadap tujuan dari pelaksanaan
pekerjaan.
4. Menjamin daya dan hasil guna pekerjaan.
5. Didasarkan atas standar yang objektif, teliti, dan akurat.
6. Dilakukan terus-menerus.
7. Hasil pengawasan memberikan umpan balik terhadap perbaikan
dan penyempurnaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
kebijakan di masa yang akan datang.

152 Ekonomi SMA Kelas XII


g.

Bidang-bidang Manajemen
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu
manajemen juga turut berkembang, dimana bagian-bagian dari
manajemen semakin mengkhususkan diri untuk mencapai tujuan
masing-masing. Mungkin nanti di antara kalian ada yang berminat
mendalami dan menjadi pakar dalam salah satu dari bidang manajemen
tersebut. Di antara bidang manajemen yang kita kenal adalah.
1. Manajemen produksi, rangkaian kegiatan yang terencana dan
terkendali dalam rangka mengubah input menjadi output dan
melakukan evaluasi terhadap output melalui umpan balik.
2. Manajemen pemasaran, kegiatan pengaturan secara optimal dari
fungsi pemasaran agar kegiatan pertukaran atau menyampaikan
barang dari produsen ke konsumen dapat berjalan lancar dan
memuaskan melalui riset pasar, promosi, pengaturan organisasi
pemasaran, sistem distribusi, dan bagaimana memuaskan
pelanggan.
3. Manajemen keuangan, manajemen yang berhubungan dengan
langkah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan dan
bagaimana penggunaannya dalam rangka mencapai tujuan. Hal-
hal yang berkaitan dengan manajemen keuangan antara lain
manajemen sumber dana, manajemen penggunaan dana, dan
pengawasan penggunaan dana.
4. Manajemen sumber daya manusia, perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan
pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk
mencapai sasaran perorangan.
5. Manajemen administrasi, manajemen yang berkaitan dengan
pengadministrasian kegiatan, pemakaian alat kantor, pemeliharaan
organisasi, penyediaan informasi, dan pengarsipan.
Selain bidang-bidang manajemen di atas, masih banyak lagi
bidang-bidang manajemen lainnya antara lain, yaitu:
1. manajemen strategi,
2. manajemen informasi dan teknologi,
3. manajemen komunikasi,
4. manajemen krisis,
5. manajemen pengetahuan,
6. manajemen proyek, serta
7. manajemen risiko, dan lain-lain.

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 153


B

Badan Usaha
Seperti diketahui dalam kehidupannya manusia memiliki keinginan yang
tidak terbatas. Untuk dapat memenuhinya maka manusia harus memiliki
pendapatan, yang hanya akan dapat diperoleh dengan melakukan suatu
pekerjaan, seperti halnya yang orangtua kalian lakukan untuk memenuhi
kebutuhan kalian dan keluarga. Ada yang menciptakan pekerjaan sendiri atau
berwirausaha, dan banyak juga yang bekerja pada badan usaha-badan usaha
yang ada. Bentuk-bentuk badan usaha yang dapat kita jumpai di Indonesia
sekarang ini demikian beragam. Sebagian besar dari bentuk-bentuk badan usaha
tersebut merupakan peninggalan masa pemerintahan Belanda.
Pengertian
Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor
produksi yang bertujuan mencari laba atau memberi pelayanan kepada
masyarakat.
1. Kesatuan yuridis: badan usaha umumnya memiliki badan hukum.
2. Kesatuan ekonomis: badan usaha kegiatannya mengombinasikan berbagai
faktor produksi untuk mendapatkan laba atau memberikan pelayanan
kepada masyarakat.

No. Aspek Badan Usaha Perusahaan


1. Tujuan Mencari laba atau memberikan Menghasilkan barang dan jasa
pelayanan
2. Fungsi Kesatuan organisasi (badan) Alat badan usaha untuk mencapai
untuk mengurus perusahaan tujuan
3. Bentuk Secara yuridis: PT, CV, Firma Unit produksi, pabrik

Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian orang menyamakan pengertian


antara badan usaha dan perusahaan. Memang badan usaha dan perusahaan
merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan kegiatan, namun antara keduanya
terdapat perbedaan. Perusahaan merupakan kesatuan teknis dalam produksi
yang tujuannya menghasilkan barang dan jasa. Dengan demikian perusahaan
merupakan bagian dari badan usaha yang tugasnya menghasilkan barang dan
jasa.
Pengelompokan Badan Usaha
Berbagai badan usaha yang ada dapat dikelompokkan dalam tiga hal, yaitu
1. berdasarkan kegiatan yang dilakukan;
2. berdasarkan kepemilikan modal;
3. berdasarkan wilayah negara.

154 Ekonomi SMA Kelas XII


Badan usaha

Menurut kegiatan Menurut Menurut wilayah


yang dilakukan kepemilikan modal negara
Badan usaha
Ekstraktif Penanaman
milik swasta
modal dalam
Agraris negeri
Swasta dalam
negeri
Penanaman
Industri
Swasta asing modal asing

Perdagangan Badan usaha milik negara

Jasa Badan usaha campuran

Gambar 5.2 Skema pengelompokan badan usaha

Di banyak negara pada umumnya bentuk-bentuk kegiatan usaha


dikelompokkan ke dalam dua sektor, yaitu usaha yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan usaha yang diselenggarakan oleh swasta. Di Indonesia sendiri
kegiatan usaha terdiri atas berikut ini.
1. Sektor swasta
a. Perusahaan perorangan.
b. Persekutuan, terdiri atas persekutuan firma (Fa) dan persekutuan
komanditer (CV).
c. Perseroan terbatas (PT).
d. Kartel.
e. Trust.
f. Holding company.
2. Sektor pemerintah
a. Perusahaan negara.
b. Perusahaan daerah.

1. Perusahaan perorangan
Perusahaan perorangan adalah suatu bentuk badan usaha yang dimiliki,
dikelola, dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh
terhadap resiko dan kegiatan perusahaan. Pada umumnya perusahaan
perorangan memiliki modal yang terbatas sehingga umumnya tergolong

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 155


pada usaha kecil, misalnya toko-toko kecil, warung-warung, dan sebagainya.
Dengan modal yang terbatas, perusahaan perorangan tidak mengenal
adanya pemisahan antara kekayaan perusahaan dan kekayaan pribadi.
Semua harta kekayaan pemilik menjamin semua hutang-hutang perusahaan,
sebaliknya keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan seluruhnya
menjadi hak pemilik. Di Indonesia, pendirian perusahaan perorangan tidak
memiliki aturan khusus, tetapi untuk beberapa lapangan kegiatan usaha
diperlukan izin dari pemerintah.
2. Persekutuan Firma (Fa)
Firma adalah suatu persekutuan antara dua orang lebih untuk
menjalankan usaha atas nama bersama. Tanggung jawab masing-masing
anggota firma tidak terbatas hanya pada modal yang ditanam, tetapi juga
kekayaan dari anggota firma. Begitu pula jika firma menderita kerugian,
semua anggota ikut menanggung dengan rasio tertentu menurut perjanjian
di antara para anggotanya. Sebaliknya laba usaha yang diperoleh dibagi
berdasarkan modal yang ditanam masing-masing anggota dalam
perusahaan itu.
3. Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer atau Commanditair Venootschap, biasa disingkat
CV, adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha antara mereka
yang bersedia menjalankan, memimpin dan bertanggung jawab penuh
dengan kekayaan pribadinya dengan mereka yang memberikan pinjaman,
tetapi tidak bersedia memimpin perusahaan dan bertanggung jawab terbatas
pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut. Dengan
demikian CV terdiri dari dua pesero yaitu pesero pengurus dan pesero
komanditer. Pesero pengurus adalah pesero yang melakukan pengurusan
perseroan dan mempunyai tanggung jawab yang saling menanggung
(tanggung jawab), sedangkan pesero komanditer tidak turut campur dalam
pengurusan perseroan, tetapi hanya memberikan modal. Tanggung jawab
pesero komanditer adalah terbatas, yaitu tidak akan memiliki kerugian yang
melebihi jumlah modal yang dimasukkan dalam CV.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang diberi
hak dan diakui oleh hukum untuk berusaha dan atau untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Pendirian PT harus didukung oleh akta resmi dari notaris
dan disahkan oleh Menteri Kehakiman. Akta yang telah disahkan
selanjutnya harus didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negeri dan
kemudian diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia.
Perangkat organisasi PT terdiri atas:
a. rapat umum pemegang saham (RUPS);
b. dewan komisaris;
c. direksi.

156 Ekonomi SMA Kelas XII


Modal usaha dari PT terdiri atas saham-saham dari pemegang saham.
Ada tiga jenis modal dalam PT, yaitu:
a. modal dasar, yaitu jumlah modal yang dicantumkan dalam akta
pendirian dan merupakan jumlah maksimum di mana perusahaan
tersebut diperkenankan mengeluarkan surat-surat saham;
b. modal yang ditempatkan, yaitu modal yang sanggup dimasukkan dan
pada waktu pendiriannya merupakan jumlah keiikutsertaan para
pendiri perusahaan;
c. modal yang disetor, yaitu modal yang benar-benar telah diserahkan
kepada perusahaan.
Sedangkan jenis saham yang ada dalam PT, dapat dibedakan menjadi
enam macam, yaitu:
a. saham biasa, yaitu saham dimana dividen hanya diberikan jika
perusahaan memperoleh keuntungan;
b. saham prioritas atau preferen, yaitu saham yang memiliki hak utama
dalam pembagian keuntungan atau pada saat terjadi likuidasi;
c. saham preferen kumulatif, yaitu saham di mana dividennya akan
dibayar secara kumulatif pada saat perusahaan memperoleh
keuntungan;
d. saham bonus, yaitu saham yang diberikan secara cuma-cuma kepada
para pemegang saham biasa, jika jumlah cadangan yang dihimpun
terlalu besar sehingga perlu dikurangi dan diwujudkan dalam saham;
e. saham pendiri, yaitu saham yang diberikan pada para pendiri
perusahaan sebagai imbal jasa;
f. saham kosong, yaitu saham yang dibeli kembali oleh perusahaan dari
pemegang saham dan disimpan sehingga tidak diikutsertakan lagi
dalam peredaran.
5. Kartel
Kartel merupakan gabungan dari beberapa badan usaha untuk tujuan
tertentu, seperti untuk keseragaman harga, jumlah produksi, dan pembagian
daerah pemasaran. Badan usaha yang tergabung dalam kartel tetap memiliki
kebebasan seperti sebelumnya, namun terikat dengan beberapa kesepakatan
yang telah disetujui. Ada beberapa jenis kartel, yaitu:
a. kartel harga, badan usaha-badan usaha yang bergabung sepakat untuk
menetapkan harga minimum sehingga badan usaha yang tergabung
tidak boleh menjual di bawah harga minimum yang telah disepakati;
b. kartel produksi, badan usaha-badan usaha yang bergabung sepakat
untuk menetapkan kuota produksi masing-masing badan usaha yang
tergabung, hal ini dilakukan untuk menghindari overproduksi yang
akan mempengaruhi harga;

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 157


c.

d.
kartel daerah, badan usaha-badan usaha yang bergabung sepakat untuk
membagi daerah pemasaran atau daerah yang menjadi sumber bahan
baku produksi;
e.
kartel kondisi, badan usaha-badan usaha yang bergabung membuat
kesepakatan mengenai harga, syarat pembayaran, dan syarat
penyerahan; tujuan kesepakatan untuk menyeragamkan harga, syarat
pembayaran, dan syarat penyerahan;
kartel pembagian keuntungan, badan usaha-badan usaha yang
bergabung sepakat untuk menetapkan besarnya keuntungan dari tiap
anggota.
6. Trust
Trust merupakan gabungan dari beberapa badan usaha yang dilebur
dan disatukan menjadi badan usaha yang baru yang lebih besar dan kuat.
Misalnya Bank Mandiri yang merupakan gabungan dari Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Ekspor
Impor.
7. Holding Company
Holding company merupakan gabungan badan usaha dengan badan
usaha lainnya dengan cara membeli sebagian besar saham sehingga dapat
mempengaruhi perusahaan di bidang keuangan dan pemasaran. Adapun
kebebasan dari perusahaan yang dibeli dan membeli saham masih tetap
seperti semula.
8. Perusahaan negara
Perusahaan negara atau lebih dikenal dengan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) adalah badan usaha dan anak perusahaan BUMN yang
seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Badan usaha yang sebagian
sahamnya dimiliki oleh negara tetapi statusnya disamakan dengan BUMN
yaitu:
a. BUMN patungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah;
b. BUMN patungan antara pemerintah dan BUMN lain;
c. badan usaha patungan BUMN dengan swasta nasional atau swasta
asing di mana negara memiliki saham mayoritas (minimal 51%);
d. kekayaan negara pada BUMN yang dipisahkan berdasarkan peraturan
pemerintah.
BUMN memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Didirikan berdasarkan undang-undang yang berlaku dan dimiliki serta
dikelola oleh pemerintah.
b. Didirikan dengan tujuan untuk melindungi keselamatan dan
kesejahteraan masyarakat.
c. Dibentuk untuk melaksanakan kebijakan pemerintah.

158 Ekonomi SMA Kelas XII


d.

e.

Pada umumnya bergerak pada usaha yang bersifat memberikan


pelayanan kepada masyarakat.
Di samping usaha yang bersifat komersial, BUMN menghasilkan
produk berupa barang atau jasa untuk pemerintah yang karena sifat
kerahasiaannya atau menyangkut keamanan tidak diserahkan kepada
perusahaan swasta.
Saat ini perusahaan yang dimiliki negara kita ada yang berbentuk
perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum), dan persero.
a. Perjan adalah perusahaan milik negara yang merupakan bagian dari
sebuah departemen.
b. Perum adalah perusahaan milik negara yang tujuan utamanya melayani
kepentingan umum.
c. Persero adalah perusahaan milik negara yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) dan bertujuan untuk memperoleh laba.
Adapun bidang usaha dari BUMN yang ada di Indonesia, meliputi:
1. jasa keuangan, jasa konstruksi, dan jasa lainnya;
2. logistik dan pariwisata;
3. agro industri, kehutanan, kertas, percetakan, dan penerbitan;
4. pertambangan, industri strategis, energi dan telekomunikasi;
5. perusahaan patungan minoritas.

Bidang Usaha BUMN

Jasa Perbankan PT Bank Ekspor Indonesia; PT Bank Mandiri Tbk;


keuangan, PT Bank Negara Indonesia Tbk; PT Bank Rakyat
jasa Indonesia Tbk; PT Bank Tabungan Negara.
konstruksi, PT ASABRI; PT Asuransi Ekspor Indonesia;
Asuransi
dan jasa
PT Asuransi Jasa Indonesia; PT Asuransi Jasa
lainnya
Raharja; PT Asuransi Jiwasraya; PT Asuransi
Kesehatan Indonesia; PT Jamsostek; PT Reasuransi
Umum Indonesia; PT Taspen.
Jasa Perum Pegadaian; Perum Sarana Pengembangan
pembiayaan Usaha; PT Danareksa; PT Kliring Berjangka
Indonesia; PT PANN Multi Finance; PT Permodalan
Nasional Madani.
Jasa Perum Pengembangan Perumahan Nasional;
konstruksi PT Adhi Karya Tbk; PT Brantas Abipraya;
PT Hutama Karya; PT Istaka Karya; PT Nindya
Karya; PT Pembangunan Perumahan; PT Waskita
Karya; PT Wijaya Karya.
Konsultan PT Bina Karya; PT Indah Karya; PT Indra Karya;
konstruksi PT Virama Karya; PT Yodya Karya.

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 159


Bidang Usaha

Penunjang
konstruksi
Jasa penilai
BUMN

PT Amarta Karya; PT Jasa Marga.

PT Biro Klasifikasi Indonesia; PT Sucofindo;


PT Survai Udara Penas; PT Surveyor Indonesia.
Jasa lainnya Perum Jasa Tirta I; Perum Jasa Tirta II;
PT Perusahaan Pengelola Aset.
Perjan RS AB Harapan Kita; RS Cipto Mangunkusumo;
RS Dr. Wahidin; RS Fatmawati; RS Hasan Sadikin;
RS Jantung Harapan Kita; RS Kanker Dharmais;
RS Kariadi; RS M. Djamil; RS M. Husein;
RS Persahabatan; RS Sanglah; RS Sardjito.
Film Perum Produksi Film Negara (PPFN).
Logistik dan Pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia I; PT Pelabuhan
Pariwisata Indonesia II;PT Pelabuhan Indonesia III;
PT Pelabuhan Indonesia IV.
Pelayaran PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan
(ASDB); PT Bahtera Adhiguna; PT Djakarta Lloyd;
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).
K e b a n d a r - PT Angkasa Pura I; PT Angkasa Pura II.
udaraan
Angkutan Perum DAMRI; Perum PPD; PT Kereta Api
Indonesia.
Logistik Perum Bulog; PT Bhanda Ghara Reksa; PT Pos
Indonesia; PT Varuna Tirta Prakasya.
Perdagangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia; PT PP
Berdikari; PT Sarinah.
Pengerukan PT Pengerukan Indonesia.
Industri PT Biofarma; PT Indofarma Tbk; PT Kimia Farma Tbk.
farmasi
Pariwisata PT Bali Tourism & Development Corp.; PT Hotel
Indonesia Natour; PT TWC Borobudur, Prambanan
dan Ratu Boko.
Kawasan PT Kawasan Berikat Nusantara; PT Kawasan
industri Industri Makasar; PT Kawasan Industri Medan;
PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma; PT PDI
Pulau Batam.
Usaha PT Garuda Indonesia; PT Merpati Nusantara
penerbangan Airlines.

160 Ekonomi SMA Kelas XII


Bidang Usaha

Dok dan
perkapalan

BUMN

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari; PT Dok dan


Perkapalan Surabaya; PT Industri Kapal Indonesia.
Agro Perkebunan PT Perkebunan Nusantara I; PT Perkebunan
industri, Nusantara II; PT Perkebunan Nusantara III;
kehutanan, PT Perkebunan Nusantara IV; PT Perkebunan
kertas, Nusantara V; PT Perkebunan Nusantara VI;
percetakan, PT Perkebunan Nusantara VII; PT Perkebunan
dan Nusantara VIII; PT Perkebunan Nusantara IX;
penerbitan PT Perkebunan Nusantara X; PT Perkebunan
Nusantara XI; PT Perkebunan Nusantara XII;
PT Perkebunan Nusantara XIII; PT Perkebunan
Nusantara XIV; PT Rajawali Nusantara Indonesia.
Pertanian PT Pertani; PT Sang Hyang Seri.
Perikanan Perum Prasarana Perikanan Samudra; PT Perikanan
Samodra Besar; PT Perikani; PT Tirta Raya Mina;
PT Usaha Mina.
Pupuk PT Asean Aceh Fertilizer; PT Pupuk Sriwidjaja
kehutanan Perum Perhutani; PT Inhutani I; PT Inhutani II;
PT Inhutani III; PT Inhutani IV; PT Inhutani V.
Kertas PT Kertas Kraft Aceh; PT Kertas Leces.
Percetakan Perum Percetakan Negara Indonesia; Perum
dan Percetakan Uang RI; PT Balai Pustaka;
penerbitan PT Pradnya Paramita.
Pertambangan, Dok dan PT PAL.
industri perkapalan
strategis,
Pertambangan PT Antam Tbk; PT Pertamina; PT Sarana Karya;
engergi, dan
PT Timah Tbk.
telekomunikasi
Energi PT Koneba; PT Perusahaan Gas Negara Tbk;
PT PLN; PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
Industri PT Batan Teknologi; PT Inka; PT Inti; PT LEN.
berbasis
teknologi
Industri PT Barata Indonesia; PT Boma Bisma Indra;
baja dan PT Krakatau Steel.
konstruksi
baja
Telekomunikasi Perjan RRI; PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Industri PT DAHANA; PT PINDAD.
pertahanan

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 161


Bidang Usaha

Semen
Industri
sandang
Aneka BUMN
industri
PT Semen Baturaja; PT Semen Gresik Tbk.
PT Cambrics Primissima; PT Ind. Sandang
Nusantara.
PT Garam; PT Iglas; PT Industri Soda Indonesia.
Perusahaan Asuransi PT Asuransi Kredit Indonesia.
patungan Kawasan PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung;
minoritas
industri PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.
Industri PT Dirgantara Indonesia.
berbasis
teknologi
Telekomunikasi PT Indosat Tbk.
Semen PT Semen Kupang.

9. Perusahaan daerah
Perusahaan daerah didirikan dengan suatu peraturan daerah dan telah
mendapat pengesahan dari instansi atasannya, yaitu Menteri Dalam Negeri
untuk Daerah Tingkat I, dan gubernur untuk Daerah Tingkat II, khusus
untuk Provinsi DKI Jakarta harus mendapat pengesahan dari Presiden.

C Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Badan


Usaha

Pada bagian sebelumnya kalian telah memahami tentang manajemen dan


badan usaha. Dengan memahami keduanya, selanjutnya kita akan melihat fungsi
manajemen dalam pengelolaan badan usaha. Seperti diketahui badan usaha
merupakan perpaduan sumber daya alam, tenaga, dan modal yang dikendalikan
oleh manusia dengan menerapkan manajemen untuk mencapai tujuannya. Dari
pengertian di atas sangat jelas bahwa manajemen memiliki fungsi yang sangat
penting dan strategis dalam pengelolaan badan usaha, baik badan usaha milik
pemerintah maupun badan usaha milik swasta.
Suatu badan usaha untuk dapat mencapai tujuannya baik itu untuk
memperoleh keuntungan dan atau memberikan pelayanan kepada masyarakat
harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Keberhasilan pengelolaan suatu badan
usaha banyak ditentukan oleh peran para manajer dalam mengambil langkah-
langkah yang diperlukan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen. Untuk itu

162 Ekonomi SMA Kelas XII


seorang manajer dituntut mempelajari dan memahami fungsi-fungsi manajemen
yang dikemukakan oleh berbagai aliran. Dengan pemahaman yang luas manajer
tersebut akan dapat memilih teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi
tertentu. Di samping itu seorang manajer akan dapat menggabungkan dan
memanfaatkan teori yang paling cocok untuk pendekatan dalam menghadapi
masalah baik yang sederhana maupun yang kompleks.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengelolaan badan usaha berkaitan
dengan beberapa fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan.
1. Fungsi perencanaan, setiap jenjang manajemen membuat perencanaan
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Selain itu manajer harus
menentukan apa yang akan dikerjakan, strategi yang akan digunakan, dan
memilih arah tindakan.
2. Fungsi pengorganisasian, diarahkan pada pembagian pekerjaan, penentuan
wewenang, pemberian tugas, dan tanggung jawab sehingga setiap anggota
organisasi merupakan satu kesatuan yang dapat digerakkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Fungsi pengarahan, dengan menciptakan suatu kondisi dinamis yang
bertujuan agar perangkat organisasi bekerja secara maksimal untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi pengawasan, seorang manajer dituntut harus memiliki kemampuan
mengendalikan jalannya usaha. Hal ini dimaksudkan untuk meneliti apakah
hasil yang dicapai telah sesuai dengan yang direncanakan. Apabila terjadi
kesalahan atau penyimpangan, maka harus segera dilakukan pembenaran.
Keseluruhan fungsi manajemen dalam pengelolaan badan usaha dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Perencanaan

Pengendalian Pengorganisasian

Pengarahan

Gambar 5.3 Alur pengelolaan badan usaha

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 163


D

Peran Badan Usaha dalam Perekonomian


Indonesia
Badan usaha memiliki peran yang sangat strategis dalam perekonomian
suatu negara. Bahkan di beberapa negara pengaruh badan usaha telah
diperhitungkan dalam pengambilan berbagai keputusan, misalnya di Amerika
Serikat, suara dari perwakilan pengusaha didengar dan dapat memengaruhi
keputusan kongres. Demikian juga di negara kita, sejak lama badan usaha
memiliki peran yang penting dalam perekonomian nasional, bahkan berjalannya
kembali roda perekonomian nasional sekarang ini, akibat krisis moneter yang
melanda negara kita pada pertengahan tahun 1997, tidak terlepas dari peran
berbagai badan usaha baik milik pemerintah maupun swasta.
Peran badan usaha dalam perekonomian nasional tercermin dari fungsi-
fungsi yang dimiliki oleh badan usaha, yaitu fungsi pembangunan ekonomi,
fungsi komersial, dan fungsi sosial.
1. Fungsi pembangunan ekonomi
Badan usaha menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan
perekonomian nasional. Berbagai indikator yang digunakan dalam
mengukur perekonomian nasional, yaitu tingkat suku bunga, kurs rupiah,
indeks harga saham gabungan (IHSG), harga minyak, cadangan devisa,
tingkat inflasi, dan ekspor impor, sangat terkait dengan kinerja badan usaha.
Misalnya, badan usaha dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan
ekspor, badan usaha dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat
mengurangi jumlah pengangguran, dan pajak yang dipungut pemerintah
dari badan usaha dapat digunakan untuk berbagai pembangunan dan
pemerataan pendapatan.
2. Fungsi komersial
Pada umumnya tujuan dari badan usaha adalah untuk memperoleh
keuntungan. Untuk memperoleh keuntungan secara optimal maka badan
usaha harus mengelola sumber daya produksi yang tersedia secara efektif
dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga bersaing ataupun
pelayanan yang memuaskan. Produk yang berkualitas akan mampu bersaing
di pasar domestik maupun pasar internasional sehingga akan menghasilkan
devisa yang dibutuhkan dalam pembangunan perekonomian nasional.
3. Fungsi sosial
Baik secara langsung maupun tidak langsung, badan usaha memberikan
berbagai manfaat bagi kehidupan masyarakat. Semakin banyak tenaga kerja
yang diserap oleh badan usaha, berarti akan meningkatkan pendapatan
masyarakat sehingga mengangkat mereka dari garis kemiskinan karena

164 Ekonomi SMA Kelas XII


kemiskinan memiliki dampak yang multidimensi terhadap kehidupan
manusia.
Fungsi sosial lainnya dari keberadaan badan usaha adalah terjadinya
proses alih teknologi dan ilmu pengetahuan pada para pekerja. Bekal
pengetahuan dan keterampilan teknis yang diperoleh dapat berguna pada
saat masih bekerja ataupun setelah keluar bekerja.

Rangkuman

1. Manajemen berkembang hampir seumur dengan manusia menghuni


bumi ini. Namun, tonggak awal perkembangan manajemen sebagai
suatu bidang ilmu diawali oleh Frederick W. Taylor pada awal abad ke-
20.
2. Setidaknya terdapat tiga cara dalam melihat pengertian manajemen,
yaitu dari sudut pandang sebagai seni, sebagai ilmu pengetahuan
ataupun sebagai proses. Tiap organisasi umumnya memiliki tiga jenjang
manajemen yang menuntut kecakapan yang berbeda.
3. Manajemen memiliki beberapa prinsip dan fungsi. Namun, secara umum
dapat dikatakan manajemen memiliki empat fungsi dasar, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/penggerakan, dan
pengendalian/pengawasan.
4. Di Indonesia terdapat beberapa jenis badan usaha baik dari segi kegiatan
usaha, kepemilikan modal maupun wilayah usaha. Dan prinsip-prinsip
manajemen harus diterapkan dalam pengelolaan badan usaha.
5. Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor
produksi yang bertujuan mencari laba atau memberi pelayanan kepada
masyarakat.
6. Peran badan usaha dalam perekonomian nasional tercermin dari fungsi-
fungsi yang dimiliki oleh badan usaha, yaitu fungsi pembangunan
ekonomi, fungsi komersial, dan fungsi sosial.

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 165


Evaluasi Bab V

I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Manajemen adalah seni menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang
lain. Pendapat tersebut dikemukakan oleh ....
a. Luther Gulick
b. Mary Parker Foller
c. James A.F. Stoner
d. Frederick W. Taylor
e. Peter F. Drucker
2. Istilah ”manajemen” berasal dari bahasa ....
a. Yunani
b. Prancis
c. Inggris
d. Romawi
e. Latin
3. Tokoh yang dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah ....
a. Robert Owen
b. Charles Babbage
c. Frederick W. Taylor
d. Henry Fayol
e. Michael Porter
4. Menetapkan kebijakan operasional dan membimbing interaksi
organisasi dengan lingkungannya merupakan tugas ....
a. manajemen tingkat bawah
b. manajemen tingkat atas
c. pelaksana
d. manajemen tingkat menengah
e. supervisor
5. Yang bukan merupakan prinsip-prinsip manajemen adalah ....
a. disiplin dan patuh
b. kesatuan perintah dan tertib
c. keadilan dan kebebasan
d. pemusatan dan kekuasaan
e. otoritas dan tanggung jawab

166 Ekonomi SMA Kelas XII


6. Menurut Henry Fayol, fungsi manajemen terdiri atas ....
a. Planning, Organizing, Actuating, Controlling
b. Planning, Organizing, Commanding, Coordinating
c. Planning, Organizing, Staffing, Controlling
d. Planning, Organizing, Motivating, Controlling
e. Planning, Organizing, Coordinating, Motivating
7. Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dalam
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan disebut ....
a. perencanaan
b. pengorganisasian
c. penggerakan
d. pengendalian
e. pelaksanaan
8. Salah satu kelemahan dari penerapan bentuk organisasi lini dan staf
adalah ....
a. dapat digunakan pada organisasi yang besar
b. pengambilan keputusan melibatkan staf
c. pelaksanaan sering bingung membedakan antara perintah dan
nasihat
d. asas ”the right man on the right place” dapat dilaksanakan
e. adanya pembagian wewenang yang jelas
9. Tujuan utama dari pelaksanaan fungsi pengawasan adalah ....
a. untuk melatih pegawai supaya lebih terampil
b. untuk meningkatkan produktivitas pekerja
c. agar kegiatan kerja sesuai dengan rencana
d. untuk mengetahui kemampuan kerja pegawai
e. untuk membuat langkah kedepan
10. Di bawah ini adalah badan-badan usaha.
(1) PT Bank Negara Indonesia Tbk
(2) PT Bank BCA
(3) PT Biro Klasifikasi Indonesia
(4) PT Bali Tourism and Development Corp.
(5) PT Gudang Garam
(6) PT Indofood

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 167


Yang termasuk Badan Usaha Milik Negara adalah ....
a. (1), (3), (4)
b. (1), (2), (3)
c. (2), (4), (5)
d. (2), (5), (6)
e. (2), (3), (4)
11. Kesatuan teknis dan tempat yang bertujuan menghasilkan barang dan
jasa disebut ....
a. wirausaha
b. pengusaha
c. badan usaha
d. perusahaan
e. usaha
12. Modal badan usaha terdiri atas saham-saham dan tanggung jawab
pemegang saham hanya sebatas jumlah nilai saham. Badan usaha yang
dimaksud adalah ....
a. firma
b. perseroan komanditer
c. perseroan terbatas
d. perusahaan perseorangan
e. koperasi
13. Beberapa badan usaha yang digabung menjadi satu menjadi badan
usaha yang baru, besar, dan kuat disebut ....
a. trust
b. kartel
c. holding company
d. konglomerasi
e. koperasi
14. Dalam mengelola suatu badan usaha, manajer dituntut untuk
menciptakan suatu kondisi dinamis agar perangkat organisasi bekerja
secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal
ini mencerminkan penerapan fungsi ....
a. perencanaan
b. pengorganisasian
c. penggerakan
d. pengendalian
e. pelaksanaan

168 Ekonomi SMA Kelas XII


15. Salah satu peran badan usaha dalam perekonomian nasional adalah
menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan perekonomian
nasional. Dengan demikian badan usaha menjalankan fungsi ....
a. fungsi pembangunan ekonomi
b. fungsi sosial
c. fungsi komersial
d. fungsi kerja sama
e. fungsi ekonomi

II. Selesaikanlah soal-soal berikut ini!


1. Mengapa manajemen dapat dipandang sebagai seni, ilmu pengetahuan,
dan proses?
2. Kemukakan prinsip-prinsip manajemen menurut Henry Fayol!
3. Tunjukkan perbedaan manfaat dari masing-masing fungsi manajemen
dalam pengelolaan suatu organisasi atau badan usaha!
4. Gambarkan bentuk-bentuk organisasi yang kalian ketahui!
5. Jelaskan kelebihan dan kelemahan badan usaha yang dikelola oleh
sektor pemerintah dan sektor swasta!
6. Jelaskan perbedaan antara BUMN dan BUMD!
7. Jelaskan jenis-jenis saham yang ada di dalam PT!
8. Jelaskan perbedaan antara Persekutuan Firma dan Persekutuan
Komanditer!
9. Jelaskan fungsi dari pengawasan dalam manajemen!
10. Apa saja syarat dari sebuah perencanaan yang baik?

Manajemen Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional 169


Unjuk Sikap
Perhatikan kembali artikel pada Warta Ekonomi di bagian awal bab ini.
Menurut pendapatmu, apakah manajemen PT Dirgantara Indonesia sudah
menjalankan fungsi dan peranannya dengan baik? Diskusikan pendapatmu
di kelas!

Unjuk Kerja
Wawancarailah seorang manajer yang ada di lingkungan sekitarmu. Cari tahu
apa fungsi mereka dalam perusahaan tempat mereka bekerja, dan bagaimana
mereka menerapkan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian/pengawasan dalam pekerjaan mereka!

170 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab
VI Peta Konsep

Koperasi dan Kewirausahaan

Koperasi Perhitungan
Koperasi Sekolah Kewirausahaan
Sisa Hasil Usaha
(SHU)

Koperasi dan Kewirausahaan 171


Kata Kunci
Alokasi Likuiditas
Kewirausahaan Rentabilitas
Koperasi Solvabilitas

Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan cara pengembangan koperasi dan
koperasi sekolah.
2. Menghitung pembagian sisa hasil usaha.
3. Mendeskripsikan peran dan jiwa kewirausahaan.

172 Ekonomi SMA Kelas XII


Bab Koperasi dan
VI Kewirausahaan

Warta Ekonomi

83% Mahasiswa BiNus ingin menjadi Entrepreneur


Dalam sebuah survei kecil-kecilan yang dilakukan oleh Center for
Entrepreneurship (CfE) Universitas Bina Nusantara pada akhir Oktober 2005,
terungkap bahwa ternyata sekitar 83% mahasiswa BiNus berminat menjadi
entrepreneur, sedangkan sisanya dapat disimpulkan memilih sebagai kaum
profesional (pekerja). Responden yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mahasiswa BiNus yang sedang mengikuti mata kuliah
Entrepreneurship. Dalam kuesioner memang tidak ditanyakan, apakah minat
mereka menjadi wirausahawan langsung setelah lulus kuliah atau bekerja
dahulu baru kemudian membangun bisnis. Hal yang dapat ditangkap dari
hasil survei tersebut adalah ”adanya” keinginan untuk mempunyai usaha
sendiri itu cukup besar, walau memang keinginan saja tidaklah cukup,
perlu beberapa faktor lainnya untuk merealisasikan keinginan tersebut.
Namun, jika keinginan saja sudah tidak ada, tentu kita tidak dapat
melanjutkan ke langkah berikutnya.

Hampir di seluruh dunia orang mengenal koperasi. Di Indonesia, koperasi


juga telah dikenal sejak lama, bahkan koperasi menjadi amanat konstitusi
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945. Amanat yang sangat
mulia diemban oleh koperasi sebagai salah satu pelaku perekonomian nasional
yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur baik materiil maupun
spiritual. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut tentunya keberadaan
koperasi di Indonesia harus terus menerus ditumbuhkembangkan.
Namun bagaimana keadaan koperasi di Indonesia saat ini? Koperasi
Indonesia belum berkembang sebagaimana yang diharapkan, wajah koperasi
Indonesia masih terlihat suram karena diliputi oleh berbagai masalah, seperti (1)
masih rendahnya partisipasi anggota yang ditunjukkan dengan rendahnya nilai
perputaran koperasi per anggota dan rendahnya simpanan anggota, (2) masih

Koperasi dan Kewirausahaan 173


rendahnya efisiensi usaha koperasi, (3) masih rendahnya tingkat profitabilitas
koperasi, (4) citra masyarakat terhadap koperasi yang menganggap sebagai badan
usaha kecil dan terbatas, serta bergantung pada program pemerintah, (5)
kompetensi SDM koperasi yang relatif masih rendah, dan (6) kurang optimalnya
koperasi mewujudkan skala usaha yang ekonomis akibat belum optimalnya kerja
sama antarkoperasi dan kerja sama koperasi dengan badan usaha lainnya.
Agar wajah koperasi Indonesia berubah cerah seperti pelaku ekonomi
lainnya di negeri tercinta ini tentunya harus didukung oleh seluruh komponen
bangsa ini, termasuk kamu. Apakah kamu telah menjadi anggota koperasi?
Apakah kamu telah turut mengembangkan koperasi di sekolah?

A Koperasi
Karakteristik
Tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan dalam demokrasi ekonomi terdiri atas tiga unsur penting
yaitu sektor pemerintah, sektor swasta, dan koperasi. Agar perekonomian
nasional kuat dan mantap maka ketiga sector tersebut harus dikembangkan secara
serasi dan mantap.
Koperasi di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan koperasi
yang ada di negara lain. Hal ini dapat dilihat dari pengertian, landasan, asas,
tujuan, fungsi, peran, dan prinsip koperasi yang digunakan di negara kita.
Pengertian
Banyak pendapat yang mengemukakan pengertian koperasi yang pengertian
tersebut terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Dalam hal ini
kita akan melihat pengertian koperasi dengan mengacu pada Undang-Undang
Koperasi yang pernah ada di Indonesia.
1. Undang-Undang Koperasi No. 14 Tahun 1965
Koperasi adalah organisasi ekonomi dan alat revolusi yang berfungsi sebagai
tempat persemaian insan masyarakat serta wahana menuju sosialisme
Indonesia berdasarkan Pancasila.
2. Undang-Undang Koperasi No. 12 Tahun 1967
Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan
tata susunan ekonomi sebagai usaha-usaha bersama berdasar atas
kekeluargaan.
3. Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

174 Ekonomi SMA Kelas XII


Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.

Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk


membela keperluan hdupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan
ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi
didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Mohammad Hatta,
1954).

Landasan
Landasan koperasi Indonesia menjadi pedoman dalam menentukan arah,
tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya.
Dalam Undang-Undang Koperasi yang saat ini digunakan di Indonesia yaitu
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 dinyatakan koperasi di Indonesia
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
1. Pancasila menjadi landasan Koperasi Indonesia didasarkan atas
pertimbangan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi
bangsa Indonesia, yang menjadi jiwa dan semangat bangsa Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta merupakan nilai-nilai luhur yang
ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
2. UUD 1945 menjadi landasan koperasi Indonesia karena di dalamnya
terdapat berbagai ketentuan yang mengatur berbagai aspek kehidupan
bangsa Indonesia dalam bernegara, termasuk dalam aspek ekonomi yang
diatur dalam pasal 33 di mana kehidupan perekonomian bangsa Indonesia
dalam gerak pelaksanaannya didasarkan pada prinsip demokrasi ekonomi,
artinya usaha pemenuhan kebutuhan ekonomi warga negara Indonesia
harus dilakukan melalui usaha bersama di antara para anggota masyarakat
untuk mencapai kemakmuran masyarakat yang sebesar-besarnya.
Asas
Koperasi Indonesia dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan. Semangat
kekeluargaan ini yang membedakan koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya
di negara kita. Asas kekeluargaan ini didasarkan pada kodrat manusia sebagai
makhluk pribadi tidak akan dapat berkembang dengan baik apabila tidak
melakukan kerja sama dengan anggota masyarakat lainnya. Asas ini juga sesuai
dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Mengacu pada asas kekeluargaan
ini maka dalam menjalankan koperasi segala sesuatunya harus dikerjakan secara
bersama-sama dan terus-menerus, dengan terencana dan berkesinambungan dan
ditujukan untuk kepentingan bersama.

Koperasi dan Kewirausahaan 175


Tujuan
Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Selain itu koperasi juga diharapkan
dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Bahkan sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi diharapkan dapat turut serta
menjalankan roda perekonomian nasional, dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan nasional. Tujuan-tujuan tersebut di atas dengan tegas digariskan
dalam UU No. 25 Tahun 1992, bahwa tujuan koperasi Indonesia adalah
1. untuk memajukan kesejahteraan anggotanya;
2. untuk memajukan kesejahteraan masyarakat;
3. turut serta membangun tata perekonomian nasional.
Fungsi dan Peran
Fungsi dan peran diperlukan untuk memberikan arah yang jelas bagi
pengembangan koperasi di Indonesia dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Adapun fungsi dan peran koperasi Indonesia adalah
1. membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
2. berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat;
3. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya;
4. berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Dengan fungsi dan peran yang demikian besar maka koperasi sebagai salah
satu pelaku ekonomi dalam menjalankan usahanya harus bersungguh-sungguh
sehingga menjadi usaha yang sehat dan tangguh serta mampu bersaing dengan
pelaku ekonomi lainnya. Usaha koperasi yang sehat dan tangguh akan
memberikan dampak pada banyak hal, di antaranya:
1. dapat mengurangi tingkat pengangguran;
2. dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat;
3. dapat berperan serta dalam meningkatkan pendidikan masyarakat, terutama
pendidikan perkoperasian dan dunia usaha;
4. dapat berperan sebagai alat perjuangan ekonomi;
5. dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi;
Prinsip
Salah satu perbedaan koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya terletak pada
prinsip-prinsip pengelolaan organisasi dan usahanya. Prinsip-prinsip koperasi

176 Ekonomi SMA Kelas XII


Indonesia merupakan penjabaran lebih lanjut dari asas kekeluargaan. Prinsip-
prinsip tersebut mengatur antara lain:
1. hubungan koperasi dengan para anggotanya;
2. hubungan antarsesama anggota koperasi;
3. pola kepengurusan organisasi koperasi;
4. pola pengelolaan usaha koperasi, meliputi pola kepemilikan modal koperasi
dan pola pembagian sisa hasil usaha koperasi;
5. tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi.
Berikut ini prinsip-prinsip koperasi di Indonesia yang tercantum dalam UU
No. 25 Tahun 1992.
1. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut.
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
2. Dalam mengembangkan koperasi maka koperasi melaksanakan pula prinsip
koperasi sebagai berikut.
a. Pendidikan perkoperasian.
b. Kerja sama antarkoperasi.
Pendirian
Untuk mendirikan koperasi, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah
1. mengadakan pertemuan pendahuluan di antara orang-orang yang ingin
mendirikan koperasi;
2. mengadakan penelitian mengenai lingkungan daerah kerja koperasi;
3. mengadakan hubungan dengan Departemen Koperasi setempat;
4. membentuk panitia pendirian koperasi yang bertugas mempersiapkan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi yang akan didirikan;
5. mengadakan rapat pembentukan koperasi, di antaranya:
a. memilih pengurus,
b. memilih pengawas, dan
c. menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
6. mengajukan permohonan status badan hukum koperasi dengan
melampirkan petikan berita acara rapat pembentukan koperasi serta daftar
nama anggota pengurus dan pengawas.

Koperasi dan Kewirausahaan 177


Manajemen
Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi, termasuk
koperasi. Untuk mencapai tujuan koperasi maka koperasi harus dikelola dengan
baik, dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan,
fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi pengawasan pada
semua aspek kegiatannya.
Aspek-aspek manajemen koperasi di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Manajemen organisasi, manajemen yang berkaitan dengan pengadministrasian
keanggotaan, kepengurusan, rapat-rapat anggota dan rapat-rapat pengurus.
Anggota Koperasi

Rapat Anggota

Penasehat Pengurus
Pengawas
Manajer

Kepala Bagian I Kepala Bagian II Kepala Bagian III

Karyawan Karyawan Karyawan

Gambar 6.1 Struktur internal organisasi koperasi


Keterangan bagan:
Garis perintah (komando)
Garis pertanggungjawaban

Koperasi Induk

Koperasi Gabungan Koperasi Gabungan Koperasi Gabungan

Koperasi Pusat Koperasi Pusat Koperasi Pusat

Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi


Primer Primer Primer Primer Primer

Anggota Koperasi Primer


Gambar 6.2 Struktur eksternal organisasi koperasi

178 Ekonomi SMA Kelas XII


2.

Manajemen operasi, yaitu salah satu aspek dari manajemen koperasi yang
memusatkan perhatiannya terhadap pengelolaan variabel-variabel kunci
3.
yang menentukan tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan utama
koperasi secara optimal, meliputi lingkungan internal dan eksternal
koperasi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut sumber daya
manusia.
Manajemen keuangan, yaitu manajemen yang berhubungan dengan
pengelolaan berbagai aspek keuangan koperasi, agar tercapai keseimbangan
antara kebutuhan dana dan penggunaannya, untuk menjamin dapat
dijalankannya berbagai kegiatan koperasi dengan lancar, serta dapat
dipenuhinya semua kewajiban tanpa menimbulkan masalah keuangan.
Koperasi yang sehat dapat dilihat dari segi likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas.
a. Likuiditas adalah kemampuan untuk menyediakan dana dalam jumlah
yang cukup untuk membiayai semua transaksi usaha koperasi.
b. Solvabilitas adalah kemampuan dalam memenuhi semua kewajiban
keuangan kepada pihak ketiga, baik utang jangka pendek maupun
utang jangka panjang.
c. Rentabilitas adalah kemampuan dalam menghasilkan keuntungan baik
dengan menggunakan dana eksternal maupun dengan menggunakan
dana internal.
4. Manajemen pemasaran, yaitu manajemen yang berkaitan dengan upaya
memenuhi kepuasan pelanggan koperasi melalui perencanaan yang cermat
mengenai produk, distribusi produk, dan penetapan harga jual.
Cara Pengembangan
Pembangunan koperasi di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup
mengembirakan pada periode 2000–2003. Hal ini dari jumlah koperasi, jumlah
anggota, aktiva dan volume usaha. Pertumbuhan jumlah koperasi meningkat
dari 103.077 unit pada tahun 2000 menjadi 123.162 unit pada tahun 2003, atau
meningkat 19,49%. Jumlah koperasi yang telah melaksanakan rapat anggota
tahunan (RAT) mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah
koperasi. Jumlah koperasi yang melaksanakan RAT pada tahun 2000 sebanyak
36.283 unit meningkat menjadi 44.647 unit. Jumlah anggota koperasi pada tahun
2003 sebanyak 27,28 juta orang, meningkat 4,42 juta atau 19,35% dari tahun 2000
sebanyak 22,85 juta orang.
Dilihat dari pertambahan jumlah anggota koperasi pada periode 2002-2003
relatif lebih besar yaitu meningkat lebih dari 3,279 juta orang. Hal ini diduga
akibat meningkatnya kemampuan koperasi memberikan layanan, terutama
kegiatan simpan pinjam dengan efektifnya dana bergulir untuk koperasi. Koperasi
bahkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 226.954 orang yang terdiri dari
25.493 orang manajer dan 201.461 orang karyawan pada tahun 2003 atau tumbuh
3,37% dari 219.559 orang pada tahun 2000.

Koperasi dan Kewirausahaan 179


Dilihat dari volume usaha koperasi, pada tahun 2003 mengalami peningkatan
sebesar 37,02% menjadi Rp31.682,95 miliar dari volume usaha koperasi pada
tahun 2000 sebesar Rp23.122,15 miliar. Volume usaha koperasi ini setara dengan
7% dari volume usaha menengah di Indonesia. Modal sendiri koperasi mengalami
peningkatan yang sangat signifikan (38,12%) selama periode 2000–2003,
sedangkan modal luar mengalami peningkatan yang pesat sebesar 20,71% selama
periode yang sama. Peningkatan modal luar ini diduga sebagian berasal dari
dana bergulir yang difasilitasi oleh pemerintah (MAP, subsidi BBM dan lain-
lain). Stimulan dana bergulir ini terbukti mampu meningkatkan partisipasi
anggota untuk bertransaksi dengan koperasi dan meningkatkan partisipasi
anggota dalam permodalan koperasi.
Agar koperasi Indonesia dapat lebih berkembang dan berperan sebagaimana
yang diharapkan maka perlu terus menerus dilakukan pengembangan pada
berbagai aspek koperasi, di antaranya sebagai berikut.
1. Pengembangan usaha
Pengembangan usaha koperasi lebih ditekankan pada upaya peningkatan
kemampuan koperasi dalam menciptakan lapangan usaha dan
memanfaatkan peluang usaha yang ada. Hal ini akan memberikan dampak
pada meningkatnya skala usaha koperasi, daya saing koperasi terhadap
pelaku ekonomi lainnya, dan meningkatkan akses pasar dan pangsa pasar
sehingga koperasi akan memberikan manfaat yang lebih besar kepada
anggotanya. Pengembangan usaha juga meliputi peningkatan kemampuan
di bidang organisasi dan manajemen, peningkatan kemampuan
permodalan, peningkatan jaringan usaha dan pemasaran.
2. Pengembangan sumber daya manusia
Tantangan utama dari pengembangan koperasi terkait dengan
pengembangan sumber daya manusianya, meliputi anggota, pengurus, dan
pengawas, serta masyarakat luas. Bagaimana membentuk mereka untuk
memiliki kecintaan, komitmen dan tanggung jawab terhadap
keberlangsungan kehidupan koperasi.
Pengembangan koperasi seperti telah disampaikan di atas, di antaranya
dilakukan dengan cara berikut.
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengurus
Pengurus koperasi merupakan penggerak dari usaha koperasi yang akan
membawa koperasi pada kemajuan atau bahkan sebaliknya pada kegagalan.
Untuk itu bagi para pengurus perlu diberikan pendidikan dan latihan yang
benar-benar dibutuhkan dan secara terus menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola koperasi.
2. Memperkuat permodalan koperasi
Masalah yang seringkali membuat koperasi tidak dapat tumbuh dan
berkembang sebagaimana yang diharapkan terkait dengan kekurangan

180 Ekonomi SMA Kelas XII


modal. Masalah kekurangan modal ini sebenarnya dapat diatasi misalnya
dengan melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan yang ada. Disini
diperlukan kearifan dari pihak lembaga keuangan untuk memperlakukan
koperasi sama dengan badan usaha lainnya.
3. Memberikan penyuluhan tentang koperasi
Kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap koperasi sangat dibutuhkan
dalam upaya lebih mengembangkan lagi koperasi di masa depan. Sampai
saat ini kesadaran dan kecintaan masyarakat kita terhadap Koperasi
dirasakan masih rendah yang disebabkan oleh banyak faktor. Untuk itu
diperlukan penyuluhan-penyuluhan yang realistik dan terencana dengan
baik dengan menggunakan metode-metode yang menarik, serta dilakukan
oleh elemen-elemen yang memang dipercaya oleh masyarakat untuk
menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap koperasi.
4. Kerja sama internasional
Kerja sama internasional yang dapat dilakukan sehubungan dengan upaya
mengembangkan koperasi di Indonesia dapat dilakukan dengan cara antara
lain:
a. melakukan pertukaran tenaga ahli koperasi dengan negara-negara lain
yang telah lebih maju koperasinya, seperti tenaga ahli dalam bidang
manajemen koperasi, pendidikan dan latihan dan sebagainya;
b. melakukan studi banding ke negara-negara yang telah maju
koperasinya;
c. melakukan pertukaran studi.
5. Peran pemerintah
Pemerintah sebagai pengatur dan penentu kebijakan kehidupan
perekonomian di negara kita diharapkan memiliki komitmen yang kuat
terkait dengan keberadaan dan pengembangan koperasi dan meng-
implementasikan kebijakan yang dibuat untuk mengembangkan koperasi
tersebut secara nyata dan bersungguh-sungguh.
a. Menempatkan dan memperlakukan koperasi sama dan sejajar dengan
pelaku ekonomi lainnya di negeri ini sehingga memiliki kesempatan
yang sama dalam perekonomian nasional, untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional secara bersama-sama.
b. Melakukan pembinaan dan pengembangan koperasi secara terpadu
antarberbagai instansi terkait.
c. Memberikan teladan dengan memiliki koperasi-koperasi milik
pemerintah yang maju dan berkembang sehingga masyarakat melihat
manfaat nyata dari koperasi.
Salah satu program dari Kementerian Koperasi dan UKM saat ini adalah
program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi. Tujuan dari program

Koperasi dan Kewirausahaan 181


ini adalah untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan organisasi
koperasi, agar koperasi mampu tumbuh dan berkembang secara sehat sesuai
dengan jati dirinya menjadi wadah kepentingan bersama bagi anggotanya,
untuk memperoleh efisiensi kolektif sehingga citra koperasi menjadi semakin
baik. Dengan demikian diharapkan kelembagaan dan organisasi koperasi
di tingkat primer dan sekunder akan tertata dan berfungsi dengan baik;
infrastruktur pendukung pengembangan koperasi semakin lengkap dan
berkualitas; lembaga gerakan koperasi semakin berfungsi efektif dan
mandiri; serta praktik berkoperasi yang baik ( best practices) semakin
berkembang di kalangan masyarakat luas.
Menteri yang pernah menjabat

No. Menteri Kabinet Periode


1. Sarbini Pembangunan-I 06 Juni 1968–28 Maret 1973
2. Prof. Dr. Subroto Pembangunan-II 28 Maret 1973–28 Maret 1978
3. Drs. Radius Prawiro Pembangunan-III 29 Maret 1978–19 Maret 1983
4. Bustanil Arifin Pembangunan-IV 19 Maret 1988–21 Maret 1988
5. Bustanil Arifin Pembangunan-V 21 Maret 1988–17 Maret 1993
6. Drs. Subiakto Pembangunan-VI 17 Maret 1993–16 Maret 1998
Tjakrawerdaya
7. Drs. Subiakto Pembangunan-VII 16 Maret 1998–21 Mei 1998
Tjakrawerdaya
8. Adi Sasono Reformasi 23 Mei 1998–
Pembangunan 20 Oktober 1999
9. Drs. Zarkasih Nur Persatuan 23 Oktober 1999–
Nasional 09 Agustus 2001
10. H. Alimarwan Hanan, S.H Gotong Royong 09 Agustus 2001–
21 Oktober 2004
11. Suryadharma Ali Indonesia Bersatu 21 Oktober 2004–saat ini

B Koperasi Sekolah
Pengertian
Koperasi sekolah atau sering disebut koperasi siswa adalah koperasi yang
anggotanya para siswa/murid dari suatu sekolah yang berfungsi sebagai wadah
untuk mendidik tumbuhnya kesadaran berkoperasi di kalangan siswa. Pengertian
tersebut mengacu kepada keputusan bersama antara Menteri Perdagangan dan
Koperasi dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 719/Kpb/XII/79 dan

182 Ekonomi SMA Kelas XII


No. 282a/P/1979 tentang pendirian koperasi sekolah, universitas, dan lain-lain
di lembaga pendidikan di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dengan demikian, koperasi sekolah memiliki ciri-ciri antara lain:
1. koperasi sekolah didirikan dalam rangka kegiatan belajar mengajar para
siswa sekolah;
2. anggota koperasi sekolah adalah kalangan siswa/murid sekolah yang
bersangkutan;
3. koperasi sekolah tidak disyaratkan menjadi badan hukum karena
pendiriannya berkaitan untuk kepentingan belajar mengajar;
4. koperasi sekolah berfungsi sebagai laboratorium pengajaran koperasi di
sekolah.
Dasar Hukum
Dasar hukum dari pendirian koperasi sekolah adalah sebagai berikut.
1. Dasar hukum yang bersifat umum, meliputi:
a. Pancasila,
b. UUD 1945,
c. UU No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, dan
d. GBHN.
2. Dasar hukum yang bersifat khusus.
a. SKB antara Menteri Transmigrasi dan Koperasi dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 275/KPTS/Mentranskop/72 tentang pemberian
kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan koperasi sekolah
sebagai salah satu sarana pendidikan siswa.
b. SK Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi No.637/KTPS/
MPN/74 yang memberikan kuasa dan menunjuk Dirjen Koperasi untuk
memberikan pengakuan kepada koperasi-koperasi sekolah.
c. SE Dirjen Koperasi No. 717/DK/S/VI/74 tentang ketentuan-ketentuan
koperasi sekolah.
d. SKB No. 51/M/SKB/III/84 dan No. 158/P/84 tentang pola dasar
pendidikan perkoperasian.
e. SKB antara Menteri Koperasi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
dan Menteri Dalam Negeri No. 125/DK/KPTS/X/84; No. 0047a/U/
1984; dan No. 71/1984 tentang pembinaan dan pengembangan koperasi
sekolah.
f. SKB antara Menteri Perindustrian, Menteri Koperasi, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri No. 331/M/
SK/10/1984 dan No. 72/1984 tentang penyediaan dan penggunaan alat-
alat sekolah bagi murid Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
melalui Koperasi sekolah.

Koperasi dan Kewirausahaan 183


Asas
Asas koperasi sekolah adalah kekeluargaan, artinya koperasi sekolah
merupakan lembaga ekonomi yang berwatak sosial.
Tujuan
Tujuan dari didirikannya koperasi sekolah adalah:
1. mendidik dan menanamkan kesadaran hidup bergotong-royong dan
memupuk rasa setia kawan di kalangan siswa;
2. memupuk rasa cinta pada sekolah dan menanamkan sifat disiplin di
kalangan siswa;
3. menanamkan rasa tanggung jawab di kalangan siswa dan membiasakan
hidup bergotong royong dalam masyarakat;
4. memelihara hubungan baik dan kekeluargaan di kalangan siswa;
5. mengembangkan dan mempertinggi pengetahuan dan keterampilan siswa
dalam berkoperasi;
6. meningkatkan kesejahteraan ekonomi siswa;
7. memperkaya pengalaman siswa dalam berkoperasi;
8. mendorong hidup berhemat dan gemar menabung;
9. menunjang pendidikan yang dilakukan di dalam kelas dengan berbagai
tindakan praktek yang berhubungan dengan kegiatan koperasi;
10. menggantikan pertentangan dan persaingan dengan sikap saling membantu
yang lambat laun akan mempertebal sifat-sifat tidak mementingkan diri
sendiri;
11. mengajarkan kepada siswa akan pentingnya hak dan kewajiban serta
mendidik mereka ke arah kedewasaan;
12. mendidik siswa untuk mengatur sendiri urusan peralatan sekolah dan
kebutuhan hidup lainnya;
13. menunjang program pemerintah di sektor perkoperasian melalui program
pendidikan
14. menanamkan kesamaan derajat dan harga diri kepada siswa;
15. meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berkoperasi di kalangan siswa
agar nanti dapat mengimplementasikannya di masyarakat;
16. menumbuhkan jiwa demokratis dan sikap berani mengemukakan pendapat;
17. menumbuhkan minat dan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa agar
nantinya mampu berperan serta dalam pembangunan ekonomi nasional;
18. menghindarkan terjadinya pertentangan kepentingan di kalangan
pembimbing yang ingin mencari keuntungan pribadi dari kegiatan usaha
koperasi.

184 Ekonomi SMA Kelas XII


Fungsi dan Peran
1. Turut menciptakan kegiatan ekonomi yang dapat membantu kegiatan usaha
dalam memenuhi kebutuhan siswa disekolah.
2. Mempersiapkan siswa dalam kegiatan pembangunan nasional terutama di
sektor ekonomi.
3. Bertindak sebagai pendorong bagi pembangunan yang sedang dilaksanakan
oleh pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia.
4. Mewujudkan dan membina kelangsungan serta perkembangan demokrasi
ekonomi.
5. Mempertinggi taraf hidup siswa dari segi materiil dan spiritual.
6. Membentuk siswa yang bermoral tinggi dan cerdas.
7. Sebagai tempat latihan dan praktik berkoperasi bagi siswa.
8. Melatih siswa bekerja dan disiplin dengan bertugas secara bergantian.
9. Sebagai tempat latihan menyelenggarakan kegiatan ekonomi, gotong royong
dan saling membantu dalam mengatasi kesulitan ekonomi di sekolah.
10. Menyediakan kebutuhan peralatan sekolah siswa sehingga dapat
menunjang kegiatan belajar mengajar.
11. Sebagai wahana pembinaan mental di kalangan siswa.
12. Menjadi forum untuk saling bertemu dan bertukar pendapat.
13. Sebagai alat membina siswa untuk memperkokoh kedudukan ekonomi
bangsa Indonesia serta bersatu dalam menjalankan roda perekonomian
nasional.
14. Membimbing siswa menuju pembentukan manusia yang mampu bertindak
sendiri, berpikir ke arah kemajuan dan modernisasi sehingga mampu
menolong diri sendiri.
15. Mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi, daya kreasi dan daya
usahanya agar kegiatan koperasi dapat berjalan lebih efisien sehingga
meningkatkan pendapatan.
16. Mengajarkan pada siswa bagaimana membuat rencana, mengatur keuangan,
dan menjalankan usaha dengan seefisien mungkin agar memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya.
17. Mengajarkan para siswa untuk memiliki cita-cita tinggi yang realistis.
18. Mengajarkan pada siswa untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang
merugikan orang lain.
Pendirian
Untuk mendirikan koperasi sekolah tidak berbeda dengan tata cara pendirian
koperasi pada umumnya, yaitu meliputi tahap-tahap sebagai berikut.

Koperasi dan Kewirausahaan 185


1.

Tahap Persiapan
Pada tahap ini siswa, pengurus osis, guru dan kepala sekolah pada satu
sekolah mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membicarakan dan
merumuskan maksud dan tujuan mendirikan koperasi sekolah. Untuk itu,
dibentuk panitia pembentukan koperasi sekolah yang diberikan tugas antara
lain:
a. mengumpulkan informasi tentang pemahaman dan pengertian koperasi
sekolah dan mengadakan konsultasi ke kantor koperasi setempat;
b. menetapkan waktu, tempat, dan acara pelaksanaan rapat pembentukan
koperasi sekolah;
c. menyiapkan administrasi rapat pembentukan koperasi sekolah, antara
lain daftar hadir undangan atau peserta rapat, notulen rapat
pembentukan, tata tertib rapat pembentukan, dan akta pendirian
koperasi;
Undangan ditujukan antara lain kepada:
1. kepala sekolah,
2. komite sekolah,
3. wakil Departemen Koperasi setempat,
4. wakil Departemen Pendidikan setempat,
5. guru-guru,
6. pengurus OSIS, dan
7. siswa calon anggota koperasi sekolah.
d. membuat rancangan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
koperasi sekolah;
e. membuat proposal dan mencari sumber pendanaan rapat pem-
bentukan koperasi sekolah;
f. mempersiapkan sistem pemilihan pengurus dan pelantikan pengurus
terpilih;
2. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini diadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh siswa, guru,
kepala sekolah, wakil dari Departemen Pendidikan Nasional, dan wakil dari
Departemen Koperasi setempat. Rapat pembentukan dipimpin oleh yang
memprakarsai pendirian koperasi. Pada tahap ini di antaranya dilakukan:
a. laporan panitia pembentukan koperasi tentang maksud dan tujuan
pendirian koperasi sekolah;
b. penjelasan dan pengarahan tentang pembentukan koperasi sekolah dari
utusan/pejabat kantor koperasi;
c. pemilihan ketua koperasi.

186 Ekonomi SMA Kelas XII


3.

Tahap Rapat Koperasi


Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah
a. membacakan tata tertib rapat pembentukan dan pemilihan pengurus
koperasi;
b. menyetujui rapat tentang pembentukan koperasi sekolah;
c. membahas dan menetapkan AD dan ART koperasi sekolah;
d. membuat rencana kerja dan rencana anggaran belanja koperasi sekolah;
e. memilih pengurus dan pengawas koperasi sekolah;
f. menetapkan pihak-pihak yang akan menandatangani naskah akta
pendirian koperasi atas nama pendiri;
g. menerima usulan-usulan dari peserta;
h. mengambil sumpah atau janji pengurus dan pengawas koperasi sekolah
yang telah terpilih.
4. Tahap Pengajuan Pengakuan Koperasi Sekolah
Pengajuan pengakuan ditujukan kepada kantor koperasi setempat, dengan
dilengkapi:
a. anggaran dasar atau akta pendirian koperasi sebanyak dua lembar, satu
diantaranya dibubuhi materai;
b. berita acara pembentukan koperasi;
c. neraca awal yang merupakan kekayaan awal koperasi.
Pengesahan paling lambat diberikan enam bulan setelah surat permohonan
pengakuan koperasi sekolah diajukan.

Tahapan Persiapan: Tahapan Tahapan Rapat: Tahapan


- Pengumpulan Pembentukan: - Pembentukan Pengajuan
informasi - Laporan panitia kepengurusan Pengakuan
- Persiapan rapat - Penjelasan dan - Penetapan AD/
pembentukan pengarahan ART
- Persiapan AD/ - Pemilihan ketua - Penetapan
ART rencana kerja
- Persiapan dan anggaran
pendanaan belanja
- Persiapan sistem - Penetapan akta
kepengurusan pendirian

Gambar 6.3 Tahap-tahap pendirian koperasi sekolah

Koperasi dan Kewirausahaan 187


Manajemen
Pengelolaan koperasi sekolah juga membutuhkan manajemen yang baik,
agar tujuan koperasi sekolah dapat tercapai. Manajemen koperasi sekolah di
antaranya berikut ini.
1. Manajemen yang berkaitan dengan struktur organisasi koperasi sekolah
Koperasi sekolah harus mengelola dengan baik unsur-unsur yang terkait
dengan organisasinya, di antaranya:
a. anggota,
b. pengurus,
c. pengawas,
d. badan penasihat,
e. pembina dan pelindung, dan
f. administrasi.
2. Manajemen yang berkaitan dengan modal koperasi sekolah
Koperasi sekolah harus mengelola dengan baik modal yang ada dalam
koperasi sekolah, antara lain sebagai berikut.
a. Simpanan pokok, yaitu sejumlah dana yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan menjadi anggota.
b. Simpanan wajib, yaitu sejumlah dana tertentu yang tidak harus sama
yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan menjadi anggota.
c. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan
SHU yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi apabila diperlukan.
d. Hibah, yaitu sejumlah dana yang diperoleh koperasi yang berasal dari
pemberian sukarela perorangan, kolektif ataupun lembaga.
e. Modal pinjaman, yaitu sejumlah dana dari pihak ketiga yang digunakan
untuk menambah modal usaha koperasi. Modal pinjaman dapat
bersumber dari:
1. anggota;
2. koperasi lainnya;
3. bank dan lembaga keuangan;
4. penerbitan obligasi dan surat utang lainnya;
5. sumber lain yang sah.

188 Ekonomi SMA Kelas XII


3.

Manajemen yang berkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan


Koperasi sekolah harus mengelola dengan baik usaha-usaha yang dapat
dilaksanakan oleh koperasi sekolah, di antaranya:
a. usaha simpan pinjam;
b. usaha pengadaan buku dan alat tulis;
4. c. usaha kantin;
d. usaha fotokopi dan penjilidan;
e. usaha telekomunikasi (wartel);
f. berbagai usaha lain yang diperbolehkan.
Manajemen yang berkaitan dengan sarana dan prasarana
Koperasi sekolah harus mengelola dengan baik sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah. Sarana adalah sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam
melaksanakan kegiatan, sedangkan prasarana yaitu sesuatu yang
merupakan alat penunjang dalam memperlancar kegiatan. Koperasi sekolah
juga harus mengelola dengan baik dukungan dari pihak-pihak lain bagi
pengembangan usaha koperasi.
Cara Pengembangan
Sekolah sebagai sebuah lembaga yang memiliki jumlah anggota yang besar
diharapkan secara terus menerus dapat mengembangkan koperasi sehingga
mampu meningkatkan potensi yang dimiliki siswa dan memberikan mereka life
skill untuk menghadapi kehidupan di masyarakat luas. Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan koperasi sekolah adalah sebagai berikut.
1. Melakukan pembinaan untuk membentuk kesadaran berkoperasi
Hal ini dapat dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan guru di dalam
kelas (proses belajar mengajar) maupun dengan mengadakan kegiatan-
kegiatan tertentu (ekstrakurikuler).
2. Meningkatkan pengetahuan tentang koperasi
Pengetahuan yang lebih luas dan dalam akan menumbuhkan kecintaan
terhadap koperasi, untuk itu dapat dilakukan dengan mengadakan
pendidikan dan latihan tentang perkoperasian, yang meliputi aspek
pengetahuan tentang koperasi, sikap berkoperasi, dan keterampilan
berkoperasi.
3. Dukungan penuh dari pemerintah
Mengingat koperasi merupakan amanat konstitusi maka sudah seharusnya
pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap usaha-usaha
pengembangan koperasi, di antaranya dengan sejak dini menumbuhkan
rasa kecintaan siswa terhadap koperasi. Di antaranya pemerintah telah sejak
lama memasukkan materi koperasi ini dalam kurikulum baik pada jenjang
pendidikan dasar maupun pendidikan menengah.

Koperasi dan Kewirausahaan 189


Adapun unsur-unsur yang terlibat dalam pengembangan koperasi sekolah
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Faktor Internal

- Mental
Prasarana Tenaga
- Kreativitas dan
Siswa Tenaga Tenaga inovasi
Proses

Unsur
lingkungan
Kondisi - Pengetahuan
Ekonomi
Peranan
- Kesejahteraan
pemerintah

Faktor Eksternal

Gambar 6.4 Unsur pengembangan koperasi sekolah

C Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU)


Pada periode 2000–2003, pertumbuhan sisa hasil usaha koperasi di Indonesia
sebesar 168,59%. Angka ini tentu menggembirakan, hal ini mengakibatkan
profitabilitas koperasi yang diukur dengan rasio profitabilitas modal sendiri
meningkat dari 10,18% menjadi 19,79% pada tahun 2003. Hal ini menunjukkan
fasilitasi dan dukungan pemerintah dapat meningkatkan produktivitas dan
profitabilitasnya serta meningkatkan layanan koperasi kepada anggotanya.
Sisa Hasil Usaha, biasa disingkat SHU menurut UU No. 25 Tahun 1992
tentang pokok-pokok perkoperasian adalah pendapatan koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban
lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Alokasi dari SHU ditentukan dalam keputusan rapat anggota. Dalam UU
No.25/1992 SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota
dengan koperasi. Selain itu SHU juga digunakan untuk keperluan pendidikan
perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan rapat
anggota. Berikut contoh alokasi SHU dari sebuah koperasi.
1. Sisa hasil usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk
anggota dibagi sebagai berikut.
a. 40% untuk cadangan.
b. 40% untuk anggota.

190 Ekonomi SMA Kelas XII


c.
d.
e.
f.
g. 5% untuk dana pengurus.
5% untuk dana kesejahteraan pegawai.
5% untuk dana pendidikan koperasi.
2,5% untuk dana pembangunan daerah kerja.
2,5% untuk dana sosial.
2. Sisa hasil usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk
pihak bukan anggota dibagi sebagai berikut.
a. 75% untuk cadangan.
b. 5% untuk dana pengurus.
c. 5% untuk dana kesejahteraan pegawai/karyawan.
d. 10% untuk dana pendidikan koperasi.
e. 2,5% untuk dana pembangunan daerah kerja.
f. 2,5% untuk dana sosial.

Perhitungan Sisa Hasil Usaha


Koperasi ......................................
Per Tanggal: 31 Desember 200....

I. Pendapatan
- Penjualan barang xxx
- Pendapatan jasa xxx
+
Jumlah Pendapatan xxx
II. Harga Pokok Penjualan
- Persediaan awal xxx
- Pembelian xxx
+
xxx
- Persediaan akhir xxx

Jumlah Harga Pokok Penjualan xxx

III. Laba Kotor xxx
IV. Beban Operasional
- Beban usaha xxx
- Beban administrasi dan umum xxx
+
xxx

Jumlah Beban Operasional xxx

Koperasi dan Kewirausahaan 191

V.
Laba Operasional xxx
VI. Pendapatan dan Beban Operasional
- Pendapatan Non Operasional xxx
- Beban Non Operasional xxx
+
Jumlah Pendapatan Operasional xxx
+
VII. Laba Sebelum Pajak xxx
VIII.Pajak Penghasilan (PPh) xxx

IX. Sisa Hasil Usaha xxx

D
Kewirausahaan
Pada hakikatnya setiap manusia memiliki kesempatan untuk mengubah
nasibnya asalkan manusia tersebut mau berusaha dengan keras. Manusia
dikarunia banyak potensi dan kelebihan oleh Sang Maha Pencipta. Dengan
kemauan yang keras untuk menggali segala potensi yang dimilikinya semaksimal
mungkin, sebenarnya setiap manusia di muka bumi ini akan dapat hidup dengan
layak dan tidak menjadi beban bagi orang lain bahkan negara.
Pada bagian ini kita akan membahas tentang kewirausahaan. Setiap orang
termasuk Anda sebenarnya berpotensi memiliki jiwa, sikap dan perilaku
kewirausahaan, hanya saja tinggal kemauan dari Anda untuk menggali dan
melaksanakannya. Mengingat sebentar lagi Anda akan segera lulus dari sekolah
lanjutan tingkat atas. Apakah Anda akan melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi? Atau akan langsung bekerja? Ataukah Anda akan membuka usaha sendiri?
Apa pun yang akan Anda pilih dan lakukan akan membawa kepada kehidupan
yang lebih baik manakala Anda telah memiliki jiwa, sikap dan perilaku
kewirausahaan.
Pengertian
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam
bahasa Inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berasal dari bahasa
Prancis, yaitu ’entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha.
Istilah tersebut diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon (1755), seorang
ahli ekonomi Prancis keturunan Irlandia, dalam karyanya yang berjudul Essai
Sur La Nature Du Commerc en General. Istilah ini semakin popular setelah
digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803) untuk menggambarkan para
pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya–sumber daya ekonomis
dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan
menghasilkan lebih banyak lagi.

192 Ekonomi SMA Kelas XII


Untuk lebih memahami tentang kewirausahaan ini, berikut pengertian
kewirausahaan menurut beberapa ahli.
1. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (Peter F. Drucker, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah
di pasar melalui proses kombinasi antara sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda agar dapat bersaing (Thomas W. Zimmerer, 1996). Nilai
tambah diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut.
a. Pengembangan teknologi baru.
b. Penemuan pengetahuan baru.
c. Perbaikan produk dan jasa yang sudah ada.
d. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa
yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit.
3. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).
4. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif ( create new
and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan
untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan
keberanian menghadapi risiko (Surayana, 2003).
5. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto
Prawiro, 1997).

Creativity is the ability to develop new ideas and to discover new ways of
looking at problems and opportunities.
Innovation is the ability to apply creative solutions to those problems and
opportunities to enhance or to enrich people’s live.

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari suatu nilai,
perilaku dan kemampuan manusia dalam menghadapi tantangan untuk
memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Objek
studi kewirausahaan menurut Soeparman Soemahamidjaja (1997) adalah nilai-
nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku,
meliputi:
1. kemampuan untuk merumuskan tujuan hidup atau tujuan usaha;
2. kemampuan untuk memotivasi diri;
3. kemampuan untuk berinisiatif;

Koperasi dan Kewirausahaan 193


4.
5.
6.
7.
8. kemampuan untuk melakukan inovasi;
kemampuan untuk membentuk modal uang atau modal barang;
kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri;
kemampuan mental yang dilandasi dengan agama;
kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah.
Motivasi Berprestasi
Selama ini kebanyakan orang memandang wirausahawan hanya terbatas
pada para pengusaha atau pelaku bisnis. Padahal kewirausahaan tidak selalu
identik dengan watak atau ciri pengusaha semata, karena sifat ini dimiliki juga
oleh bukan pengusaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan baik sebagai
karyawan swasta maupun pemerintah. Jiwa, sikap dan perilaku kewirausahaan
ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif dan kreatif dan pada setiap
orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan.
Pada dasarnya setiap manusia, kekuatan yang menjadi pendorong
terbentuknya perilaku kewirausahaan adalah motivasi berprestasi. Hal ini
berdasar pada Teori Motivasi Berprestasi dari David C. McClelland yang dimuat
dalam karya tulisnya yang berjudul The Achieving Society. Menurut David. C.
McClelland, motivasi manusia didorong oleh tiga kebutuhan dasar, yaitu.
1. motif berprestasi (need for achievement atau nAch) motif untuk berkompetisi
baik dengan dirinya atau dengan orang lain dalam mencapai prestasi yang
tertinggi;
2. motif berkuasa (need for power atau nPow) motif untuk mencari dan memiliki
kekuasaan dan pengaruh terhadap orang lain;
3. motif membentuk ikatan ( need for affiliation atau nAff) motif untuk mengikat
diri dalam kelompok, membentuk keluarga, organisasi, ataupun
persahabatan.
Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi
semangat kerja seseorang dan mendorongnya untuk mengembangkan kreativitas
dan mengerahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi
mencapai prestasi kerja optimal. Menurut Wahjosumidjo (1994:191). Orang yang
mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, secara umum memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
1. Mereka menjadi bersemangat sekali apabila unggul.
2. Menentukan tujuan secara realistik dan mengambil risiko.
3. Mereka mau bertanggung jawab sendiri mengenai hasilnya.
4. Mereka bertindak sebagai wirausaha, memilih tugas yang menantang, dan
menunjukkan perilaku yang lebih berinisiatif daripada kebanyakan orang.
5. Mereka menghendaki umpan balik kongkrit yang cepat terhadap prestasi
mereka.

194 Ekonomi SMA Kelas XII


6.

7.
Mereka bekerja tidak terutama untuk mendapatkan uang atau kekuasaan,
mereka memerlukan pekerjaan yang membuat mereka puas, otonomi,
umpan balik terhadap sukses dan kegagalan, peluang untuk tumbuh dan
tantangan.
Mereka dapat diandalkan sebagai tulang punggung organisasi.
Ciri-ciri Kepribadian Wirausaha
Banyak ahli yang mengemukakan tentang ciri-ciri kewirausahaan, seperti
yang dikemukakan oleh Vernon A. Musselman (1989), Geoffrey G. Meredith
(1989), dan Wasty Sumanto (1989) berikut ini.
1. Percaya diri dengan memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan
yang dimiliki dan selalu optimis untuk berhasil.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil.
3. Pengambilan risiko dan menyukai tantangan.
4. Kepemimpinan.
5. Keorisinilan.
6. Berorientasi pada masa depan.
7. Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
8. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan kegagalan.
9. Memotivasi diri sendiri.
10. Semangat untuk bersaing.
11. Dorongan untuk berprestasi.
12. Memiliki energi yang tinggi.
13. Tegas.
14. Tidak menyukai uluran tangan dari pemerintah atau pihak lain.
15. Tidak tergantung pada alam dan berusaha untuk tidak menyerah pada alam.
16. Memiliki rasa tanggung jawab baik dalam mengendalikan sumber daya
yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan
berwirausaha.
17. Selalu berambisi untuk mencari peluang.
18. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk mengetahui hasil dari
pekerjaannya.
19. Memiliki kemampuan memimpin.

Koperasi dan Kewirausahaan 195


Proses Kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996), proses
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, yang dipicu oleh faktor pribadi,
lingkungan dan lingkungan sosial.
1. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan diantaranya pencapaian locus
of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan,
pengalaman, ketidakpuasan, pendidikan, usia, dan komitmen.
2. Faktor lingkungan yang memicu kewirausahaan diantaranya peluang,
model peranan, aktivitas, kompetisi, sumber daya, inkubator, dan kebijakan
pemerintah.
3. Faktor lingkungan sosial yang memicu kewirausahaan di antaranya jaringan
kelompok, orang tua, keluarga, dan model peranan.
Pada tahap pertumbuhan, kewirausahaan sangat tergantung pada
kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan.
1. Faktor pribadi yang memengaruhi pertumbuhan kewirausahaan antara lain
komitmen, visi, kepimpinan, dan kemampuan manajerial.
2. Faktor organisasi yang memengaruhi pertumbuhan kewirausahaan antara
lain kelompok, strategi, struktur, budaya,dan produk.
3. Faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan kewirausahaan antara
lain pesaing, pelanggan, pemasok, investor, dan bankir.

Pribadi: Pribadi: Sosiologi: Pribadi: Organisasi:


- Pencapaian - Pengambil risiko - Jaringan - Wirausahan - Kelompok
locus of control - Ketidakpuasan kelompok - Pemimpin - Strategi
- Toleransi - Pendidikan - Orang tua - Manajer - Struktur
- Pengambil risiko - Usia - Keluarga - Komitmen - Budaya
- Nilai-nilai pribadi - Komitmen - Model peranan - Visi - Produk
- Pendidikan
- Pengalaman

Inovasi Kejadian Pemicu Implementasi Pertumbuhan

Lingkungan: Lingkungan:
Lingkungan:
- Kompetisi - Pesaing
- Peluang - Sumber daya - Pelanggan
- Model peranan
- Inkubator - Pemasok
- Aktivitas - Kebijakan - Investor, Bankir
pemerintah
Gambar 6.5 Model Proses Kewirausahaan

196 Ekonomi SMA Kelas XII


Asas Kewirausahaan
1. Kemampuan untuk bekerja dengan tekun, teliti dan produktif.
2. Kemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian.
3. Kemampuan untuk berpikir dan bertindak dengan kreatif dan inovatif.
4. Kemampuan untuk memecahkan masalah.
5. Kemampuan untuk membuat keputusan secara sistematis, dengan risiko
yang mungkin dihadapi.
6. Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan etika yang
berlaku.
Tujuan Kewirausahaan
Tujuan yang ingin dicapai dengan menumbuhkan jiwa, sikap dan perilaku
kewirausahaan pada masyarakat luas, baik secara formal melalui proses belajar
mengajar di sekolah maupun secara informal melalui berbagai pendidikan dan
latihan adalah untuk:
1. meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas;
2. meningkatkan kemampuan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3. membudayakan jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan di kalangan
masyarakat;
4. menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang
tangguh dan kuat terhadap masyarakat.
Sasaran
Pada dasarnya sasaran kewirausahaan adalah seluruh anggota masyarakat
suatu negara, meliputi di antaranya:
1. instansi pemerintah;
2. organisasi profesi;
3. organisasi masyarakat;
4. para pelaku ekonomi baik besar, menengah, maupun kecil;
5. para generasi muda, termasuk mereka yang putus sekolah;
6. fungsi dan model peran wirausaha dalam perekonomian nasional.
Perilaku kewirasuhaan harus ditumbuhkan dalam semua kelompok umur,
dalam keluarga, sekolah, masyarakat, organisasi-organisasi sosial, bisnis, maupun
pemerintah, dalam berbagai pekerjaan yang berbeda-beda. Perilaku
kewirausahaan ditumbuhkan melalui pendidikan seumur hidup (long life
education). Sosialisasi berlangsung terus dalam semua kelompok usia dalam
berbagai ragam pekerjaan.

Koperasi dan Kewirausahaan 197


Jenis-jenis Kewirausahaan
Menurut Clarence Danhof, kewirausahaan dapat dibagi menjadi empat jenis,
sebagai berikut.
1. Innovating Entrepreneuship
Ciri kewirausahaan ini adalah mengumpulkan informasi secara agresif serta
analisis tentang hasil-hasil yang dicapai dari kombinasi-kombinasi baru faktor-
faktor produksi. Mereka umumnya bereksperimen secara agresif, dan terampil
mempraktekkan transformasi-transformasi kemungkinan-kemungkinan.
2. Imitative Entrepreneurship
Ciri dari kewirausahaan ini adalah kesediaan mereka untuk menerapkan
inovasi-inovasi yang berhasil diterapkan oleh kelompok para innovating
entrepreneur.
3. Fabian Entrepreneurship
Ciri dari kewirausahaan ini adalah sikap yang sangat berhati-hati dan sikap
skeptis, kemudian dengan segera melaksanakan peniruan-peniruan, karena
apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi
relatif di dalam industri yang bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship
Ciri dari kewirausahaan ini adalah menolak untuk memanfaatkan peluang-
peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi,
sekalipun hal tersebut akan mengakibatkan mereka merugi dibandingkan
dengan produsen lainnya.
Bidang Usaha
Bidang usaha yang dapat dimasuki oleh para wirausaha sangat variatif.
Namun demikian, para wirausaha harus benar-benar memikirkan dengan masak
bidang usaha apa yang akan dimasukinya. Beberapa pertimbangan yang harus
dipikirkan berkaitan dengan:
1. peluang dari usaha yang akan dimasuki;
2. pemahaman yang mendalam mengenai seluk beluk usaha yang akan
digeluti;
3. informasi yang akurat mengenai pesaing dan calon pesaing pada usaha
yang sama;
4. perkiraan pasar yang akan dimasuki dan kesempatan untuk memasukinya;
5. kemungkinan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan;
6. pemahaman tentang tenaga kerja yang sesuai untuk kebutuhan usaha yang
akan dilakukan;
7. penentuan lokasi usaha dengan pertimbangan yang rasional dari berbagai
aspek dan dapat dipertanggungjawabkan;
8. memahami lingkungan sekitar tempat usaha.

198 Ekonomi SMA Kelas XII


Adapun bidang-bidang usaha yang dapat dimasuki oleh para wirausaha
secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu bidang usaha formal
dan bidang usaha informal.
1. Bidang usaha formal
Usaha formal adalah usaha yang membutuhkan syarat-syarat tertentu agar
dapat melakukan kegiatan usaha, seperti izin usaha, jumlah modal, proposal
kegiatan, dan susunan pengurus. Bidang usaha formal memiliki ciri-ciri
antara lain:
1. usahanya harus memiliki izin;
2. usahanya membutuhkan modal yang relatif besar;
3. adanya keharusan membayar pajak;
4. secara umum keuntungan yang diperoleh besar;
5. pembukuan dilakukan secara teratur karena melibatkan transaksi yang
banyak dan besar, serta untuk keperluan analisa;
6. kegiatannya lebih banyak dilakukan di daerah perkotaan.
2. Bidang usaha informal
Usaha informal adalah suatu usaha perekonomian masyarakat yang
omsetnya tidak trelalu besar, kebanyakan tidak memiliki izin, dan masih
banyak yang belum membayar pajak. Bidang usaha informal memiliki ciri-
ciri antara lain:
1. tidak memerlukan modal besar;
2. kebanyakan tidak memiliki izin usaha;
3. peralatan yang digunakan biasanya masih sederhana;
4. tidak membayar pajak;
5. barang-barang yang dihasilkan relatif murah;
6. pembukuan yang dilakukan masih sangat sederhana.

Koperasi dan Kewirausahaan 199


Rangkuman

1. Koperasi di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan


koperasi yang ada di negara lain. Hal ini membuat koperasi Indonesia
memiliki definisi pengertian, landasan, asas, tujuan, fungsi, peran dan
prinsip yang berbeda dari negara lain.
2. Untuk mendirikan koperasi diperlukan beberapa prasyarat dari langkah-
langkah yang harus ditempuh. Penerapan aspek manajemen merupakan
hal mutlak bagi koperasi untuk bisa meraih sukses.
3. Nilai dan kemampuan kewirausahaan harus dimiliki oleh seseorang
yang ingin sukses dalam membangun dan mengembangkan bisnisnya
sendiri.
4. Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Selain itu, untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
5. Tujuan dari program UKM adalah untuk meningkatkan kualitas
kelembagaan dan organisasi koperasi agar mampu tumbuh dan
berkembang secara sehat sesuai dengan jati dirinya menjadi wadah
kepentingan bersama bagi anggotanya untuk memperoleh efisiensi
kolektif sehingga citra koperasi menjadi semakin baik.

200 Ekonomi SMA Kelas XII


Evaluasi Bab VI

I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Pelaku ekonomi yang menggunakan asas kekeluargaan menurut
penjelasan UUD 1945 adalah ....
a. semua badan usaha yang ada di Indonesia
b. koperasi
c. koperasi dan BUMN
d. koperasi dan BUMS
e. BUMN dan BUMS
2. Koperasi harus berperan sebagai agen pertumbuhan sebab koperasi
sebagai ....
a. gerakan politik dan ekonomi d. wahana ekonomi
b. sokoguru ekonomi e. badan usaha ekonomi
c. tulang punggung ekonomi
3. Koperasi sebagai wahana pendemokrasian ekonomi masyarakat,
mengandung makna ....
a. keadilan sosial
b. pemerataan
c. kesejahteraan sosial
d. peningkatan peran serta masyarakat dalam kegiatan ekonomi
e. semua benar
4. Agar koperasi berperan sebagai soko guru maka koperasi harus ....
a. Tut Wuri Handayani
b. harus mandiri dan berperan sebagai sistem ekonomi
c. mengajarkan yang baik pada pelaku ekonomi
d. memberi contoh cara memproduksi barang dan jasa
e. mencari keuntungan secara maksimal
5. Kemajuan koperai pada PJP I baru merupakan kemajuan yang
bersifat ....
a. kuantitatif
b. kualitatif
c. kuantitatif dan kualitatif
d. kuantitatif dan kualitatif yang semua
e. semua

Koperasi dan Kewirausahaan 201


6. Tujuan didirikannya koperasi sekolah adalah ....
a. untuk memenuhi kebutuhan siswa sehari-hari
b. untuk mengisi ekstra kurikuler siswa
c. untuk mencari keuntungan
d. untuk menunjang program pembangunan pemerintah
e. untuk membentuk badan usaha di sekolah
7. Yang dapat menjadi anggota koperasi sekolah adalah ...
a. siswa sekolah
b. siswa, guru, dan karyawan sekolah
c. guru dan kepala sekolah
d. siswa, guru, dan kepala sekolah
e. guru dan karyawan sekolah
8. Pemegang kekuasaan tertinggi pada koperasi sekolah adalah ....
a. rapat anggota
b. rapat pengurus
c. rapat pengawas
d. rapat sekolah
e. guru
9. Berikut yang bukan penyebab berakhirnya keanggotaan koperasi siswa
dan guru adalah ....
a. meninggal
b. banyak berutang pada koperasi
c. lulus dari sekolah
d. pindah sekolah
e. dikeluarkan dari sekolah
10. Di bawah ini yang bukan ciri-ciri koperasi sekolah adalah ....
a. berfungsi sebagai laboratorium pengajaran koperasi
b. pengurus harus dari kalangan guru
c. anggotanya adalah para siswa
d. tidak disyaratkan berbedan hukum
e. berfungsi sebagai sarana pendidikan siswa
11. Berikut ini yang bukan contoh kegiatan anggota yang sangat peduli
terhadap perkembangan koperasi adalah ....
a. sering berbelanja di koperasi
b. mendirikan usaha tandingan untuk meramaikan sekolah
c. tidak pernah menunggak dalam hal simpanan anggota

202 Ekonomi SMA Kelas XII


d. selalu memberi kritik dan saran membangun jika ada kesempatan
e. berperan aktif memajukan koperasi
12. Tujuan kewirausahaan di antaranya adalah ....
a. untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
b. membudayakan sikap dan perilaku kewirausahaan di kalangan
masyarakat
c. untuk memajukan kesejahteraan anggota
d. memiliki kemampuan memimpin
e. memakmurkan masyarakat
13. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan antara lain ....
a. nilai-nilai pribadi
b. peluang
c. model peranan
d. aktivitas
e. dorongan pemerintah
14. Kewirausahaan merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda dikemukakan oleh ....
a. Thomas W. Zimmerer
b. Peter F. Drucker
c. Savary
d. Robin
e. Frederick W. Taylor
15. Pendidikan kewirausahaan mempunyai peran penting dalam
menghasilkan manusia bermutu, untuk itu pendidikan kewirausahaan
diberikan kepada ....
a. para pelajar
b. mahasiswa
c. pengangguran
d. masyarakat
e. semuanya betul

II. Selesaikanlah soal-soal berikut ini!


1. Kemukakan perbedaan antara koperasi dan koperasi sekolah
berdasarkan ciri-cirinya!
2. Berikan contoh kegiatan yang mencerminkan kepedulian anggota
terhadap koperasi sekolah!

Koperasi dan Kewirausahaan 203


3. Bagaimanakah cara pembagian SHU menurut UU No. 25/1992?
Setujukah kalian dengan cara pembagian yang demikian, berikan
alasannya?
4. Mengapa setiap orang diharapkan memiliki sikap dan perilaku
kewirausahaan? Apa manfaatnya bagi pembangunan suatu negara?
5. Jelaskan perbedaan antara kreativitas dan inovasi!
6. Jelaskan mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam kewirausahaan!
7. Jelaskan perbedaan antara bidang usaha formal dan informal!
8. Jelaskan bagaimana cara mengembangkan koperasi di sekolah!
9. Apa saja yang menjadi dasar hukum pendirian koperasi sekolah?
10. Jelaskan fungsi dan peran koperasi di Indonesia!

Unjuk Sikap
Perhatikan kembali artikel pada Warta Ekonomi di bagian awal bab ini,
menurut pendapat Anda, apa saja yang diperlukan oleh para mahasiswa
BiNus agar dapat menjadi entrepreneur yang berhasil?

Unjuk Kerja
Wawancarailah pengusaha kecil atau menengah yang ada di lingkungan
sekitar Anda. Cari tahu bagaimana kisah perjalanan mereka dalam mendirikan
usaha. Hambatan apa saja yang mereka temui dan bagaimana mereka
mengatasi hambatan tersebut. Kerjakan tugas ini secara berkelompok!

204 Ekonomi SMA Kelas XII


Evaluasi Akhir

I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Kegiatan utama perusahaan dagang antara lain seperti berikut ini.
1) Menjual jasa
2) Membeli barang dagang
3) Menjual barang dagang
4) Membayar gaji karyawan
Dari kegiatan di atas yang merupakan kegiatan usaha pokok
perusahaan dagang adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (1) dan (4)
d. (2), (3), dan (4)
e. (2) dan (4)
2. Perhatikan akun berikut ini.
(1) Persediaan barang dagang awal
(2) Pembelian
(3) Retur pembelian
(4) Potongan pembelian
(5) Beban angkut pembelian
Apabila digunakan pendekatan Ikhtisar Laba Rugi, akun yang dicatat
di sisi kredit jurnal penyesuaian adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (5)
c. (3) dan (4)
d. (1) saja
e. (5) saja
3. Tujuan didirikannya koperasi sekolah adalah ....
a. untuk memenuhi kebutuhan siswa sehari-hari
b. untuk mengisi ekstra kurikuler siswa
c. untuk mencari keuntungan
d. untuk menunjang program pembangunan pemerintah
e. untuk membentuk badan usaha di sekolah

Evaluasi Akhir 205


4. Modal akhir Rp19.000.000,00
Laba bersih Rp 4.000.000,00
Pengambilan Rp 1.000.000,00
Modal awal adalah ....
a. Rp24.000.000,00 d. Rp15.000.000,00
b. Rp22.000.000,00 e. Rp14.000.000,00
c. Rp16.000.000,00
5. Apabila digunakan metode perpetual, pengiriman kembali sebagian
barang yang dibeli dijurnal ....
a. Utang Dagang
Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
b. Utang Dagang
Harga Perolehan
c. Utang Dagang
Persediaan Barang Dagang
d. Harga Perolehan
Utang Dagang
e. Harga Perolehan
Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
6. Unsur laporan laba rugi adalah ....
a. harta, utang, dan modal
b. pendapatan dan beban
c. pendapatan, beban, dan prive
d. laba rugi bersih, prive, dan modal awal
e. laba rugi bersih, modal awal, modal akhir, dan prive
7. Usaha Dagang Rahmat memiliki transaksi berikut.
(1) Penjualan tunai barang dagang
(2) Penjualan tunai mesin bekas
(3) Penjualan kredit barang dagang
(4) Penerimaan tagihan
(5) Penerimaan kembali barang yang dijual
Jurnal penjualan adalah ....
a. (1) dan (3) d. (3) saja
b. (1) dan (5) e. (5) saja
c. (3) dan (5)

206 Ekonomi SMA Kelas XII


8. Pelaku ekonomi yang menggunakan asas kekeluargaan menurut
penjelasan UUD 1945 adalah ....
a. semua badan usaha yang ada di Indonesia
b. koperasi
c. koperasi dan BUMN
d. koperasi dan BUMS
e. BUMN dan BUMS
9. Manajemen adalah seni menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang
lain. Pendapat tersebut dikemukakan oleh ....
a. Luther Gulick
b. Mary Parker Foller
c. James A.F. Stoner
d. Frederick W. Taylor
e. Peter F. Drucker
10. FOB Destination Point, artinya perjanjian jual beli menyatakan ....
a. penyerahan barang dilakukan di gudang penjual dan biaya
pengangkutan dari gudang penjual ke gudang pembeli ditanggung
pembeli
b. penyerahan barang dilakukan di gudang penjual dengan biaya
pengangkutan ditanggung penjual
c. penyerahan barang dilakukan di gudang pembeli dengan biaya
pengangkutan ditanggung penjual
d. penyerahan barang dilakukan di gudang pembeli dengan biaya
pengangkutan ditanggung pembeli
e. penyerahan barang dilakukan di gudang pembeli dengan biaya
pengangkutan ditanggung bersama
11. Perhatikan kelompok akun berikut ini:
1. Harta
2. Utang
3. Modal
4. Pendapatan
5. Beban
Dalam penyelesaian kertas kerja, akun yang dipindah ke lajur rugi laba
adalah ....
a. 1 dan 2 d. 3 dan 5
b. 1 dan 3 e. 4 dan 5
c. 3 dan 4

Evaluasi Akhir 207


12. Tujuan utama dari pelaksanaan fungsi pengawasan adalah ....
a. untuk melatih pegawai supaya lebih terampil
b. untuk meningkatkan produktivitas pekerja
c. agar kegiatan kerja sesuai dengan rencana
d. untuk mengetahui kemampuan kerja pegawai
e. untuk membuat langkah ke depan
13. Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat
transaksi ....
a. sejenis yang sering terjadi
b. penerimaan dan pengeluaran uang
c. pembelian barang dagang secara kredit
d. yang jarang terjadi
e. pembelian dan penjualan kredit
14. Yang tidak termasuk contoh kegiatan anggota yang sangat peduli
terhadap perkembangan koperasi adalah ....
a. sering berbelanja di koperasi
b. mendirikan usaha tandingan untuk meramaikan sekolah
c. tidak pernah menunggak dalam hal simpanan anggota
d. selalu memberi kritik dan saran membangun jika ada kesempatan
e. berperan aktif memajukan koperasi
15. Di bawah ini yang tidak termasuk akun yang memerlukan jurnal
pembalik adalah ....
a. biaya yang masih harus dibayar
b. biaya diterima di muka
c. asuransi dibayar tunai
d. pendapatan yang masih harus diterima
e. pendapatan diterima di muka
16. Dalam menutup buku besar, akun berikut yang dipindahkan ke modal
adalah ....
a. pendapatan dan beban
b. prive dan ikhtisar laba rugi
c. ikhtisar laba rugi dan harga perolehan
d. prive dan beban
e. pendapatan dan saldo rugi

208 Ekonomi SMA Kelas XII


17. Tujuan kewirausahaan di antaranya adalah ....
a. untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
b. membudayakan sikap dan perilaku kewirausahaan di kalangan
masyarakat
c. untuk memajukan kesejahteraan anggota
d. memiliki kemampuan memimpin
e. memakmurkan masyarakat
18. Penjualan bersih adalah ....
a. penjualan – retur penjualan – potongan penjualan
b. penjualan + beban angkut penjualan – retur penjualan – potongan
penjualan
c. penjualan + beban penjualan – retur penjualan – potongan penjualan
d. penjualan – beban penjualan – retur penjualan – potongan penjualan
e. penjualan + beban penjualan – retur penjualan + potongan
penjualan
19. Diterima hasil penjualan tunai barang dagangan Rp13.000.000,00.
Transaksi ini jurnal penerimaan kas, lajur ....
a. Kas (D) Rp 14.700.000,00
Potongan Penjualan (D) Rp 300.000,00
Piutang (K) Rp15.000.000,00
b. Kas (D) Rp 14.700.000,00
Piutang (K) Rp14.700.000,00
c. Kas (D) Rp 13.000.000,00
Penjualan (K) Rp13.000.000,00
d. Kas (D) Rp 12.740.000,00
Potongan Penjualan (D) Rp 260.000,00
Penjualan (K) Rp13.000.000,00
e. Kas (D) Rp12.740.000,00
Potongan Penjualan (D) Rp 260.000,00
Piutang (K) Rp13.000.000,00
20. PD Bunda Sayang mengirimkan kembali sebagian barang dagangan
yang mutunya kurang baik kepada CV Purnama seharga Rp300.000,00.
Jika digunakan metode periodik oleh PT Bunda Sayang maka
dijurnal ....
a. Retur Pembelian Rp300.000,00
Utang Dagang Rp300.000,00

Evaluasi Akhir 209


b.
Utang Dagang Rp300.000,00
Retur Pembelian Rp300.000,00
c. Utang Dagang Rp300.000,00
Persediaan Barang Dagang Rp300.000,00
d. Utang Dagang Rp300.000,00
Harga Perolehan Rp300.000,00
e. Harga Perolehan Rp300.000,00
Persediaan Barang Dagang Rp300.000,00
21. Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dalam
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan disebut ....
a. perencanaan
b. pengorganisasian
c. penggerakan
d. pengendalian
e. pelaksanaan
22. Pada neraca saldo terdapat piutang Rp45.000.000,00. Dari jumlah
tersebut harus dihapuskan Rp8.000.000,00. Jurnal penyesuaian
adalah ....
a. Rugi Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
b. Rugi Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
Piutang Dagang Rp8.000.000,00
c. Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
Rugi Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
d. Piutang Dagang Rp8.000.000,00
Penghapusan Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
e. Rugi Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
Penghapusan Piutang Tak Tertagih Rp8.000.000,00
23. Menetapkan kebijakan operasional dan membimbing interaksi
organisasi dengan lingkungannya merupakan tugas ....
a. manajemen tingkat bawah
b. manajemen tingkat atas
c. pelaksana
d. manajemen tingkat menengah
e. supervisor

210 Ekonomi SMA Kelas XII


24. Harga pokok penjualan adalah ....
a. persediaan barang awal + pembeli – penjualan
b. persediaan awal + pembelian bersih – penjualan bersih
c. persediaan awal + pembelian bersih – persediaan akhir
d. persediaan awal – pembelian bersih + persediaan akhir
e. persediaan awal + pembelian bersih – penjualan – persediaan akhir
25. H. Ali di Jakarta membeli barang dari PT Jaya Steel di Surabaya secara
seharga Rp24.000.000,00 dengan pengangkutan Rpl.500.000,00. Syarat
penyerahan FOB Shipping Point. Jumlah yang dibayar oleh H. Ali
adalah ....
a. Rp22.500.000,00
b. Rp23.250.000,00
c. Rp24.000.000,00
d. Rp24.750.000,00
e. Rp25.500.000,00
26. Agar koperasi berperan sebagai soko guru maka koperasi harus ....
a. Tut Wuri Handayani
b. mandiri dan berperan sebagai sistem ekonomi
c. mengajarkan yang baik pada pelaku ekonomi
d. memberi contoh cara memproduksi barang dan jasa
e. mencari keuntungan secara maksimal
27. Menurut Henry Fayol fungsi manajemen terdiri atas ....
a. Planning, Organizing, Actuating, Controlling
b. Planning, Organizing, Commanding, Coordinating
c. Planning, Organizing, Staffing, Controlling
d. Planning, Organizing, Motivating, Controlling
e. Planning, Organizing, Coordinating, Motivating
28. Dijual tunai, barang dagang Rp3.000.000,00 rabat 10% kepada Toko
Laris. Transaksi tersebut dicatat pada jurnal penerimaan kas, lajur ....
a. Kas (D) Rp3.000.000,00
Penjualan (K) Rp3.000.000,00
b. Kas (D) Rp3.000.000,00
Potongan Penjualan (K) Rp 300.000,00
Penjualan (K) Rp2.700.000,00
c. Kas (D) Rp2.700.000,00
Penjualan (K) Rp2.700.000,00

Evaluasi Akhir 211


d. Kas
Poton
gan Penjualan
Penjualan
e. Kas
Piutang
(D) Rp2.700.000,00
(D) Rp 300.000,00
(K) Rp3.000.000,00
(D) Rp2.700.000,00
(K) Rp2.700.000,00
29. Perhatikan matriks berikut ini!
(C) (B) (A)
1. Beban gaji kantor 1. Beban asuransi 1. Beban asuransi
2. Beban iklan 2. Rugi penjualan aktiva 2. Beban bunga
3. Beban umum rupa-rupa 3. Sewa dibayar dimuka 3. Beban sewa kantor
Dari matriks di atas, yang termasuk beban non operasional adalah ....
a. (A2), (B2), dan (B3)
b. (A2), (B2), dan (C3)
c. (A2) dan (B2)
d. (A2) dan (B3)
e. (B2) dan (C3)
30. Fungsi daftar sisa adalah untuk ....
a. mengetahui keseimbangan jumlah debit dan kredit seluruh akun
b. pencatat akun-akun yang tidak terdapat dalam jurnal khusus
c. menyiapkan rekapitulasi ke buku besar
d. penghitungan laba rugi
e. mengetahui harga pokok penjualan barang dagang

II. Selesaikanlah soal-soal berikut ini!


1. Sebutkan ciri-ciri yang sama antara perusahaan jasa dan perusahaan
dagang!
2. Apakah fungsi kertas kerja? Jelaskan!
3. Bagaimanakah cara pembagian SHU menurut UU No. 25/1992?
Setujukah kalian dengan cara pembagian yang demikian, berikan
alasannya?
4. Jelaskan perbedaan antara beban penjualan dengan beban administrasi
dan umum!
5. Jelaskan perbedaan antara buku besar utama dengan buku besar
pembantu!
6. Mengapa manajemen dapat dipandang sebagai seni, ilmu pengetahuan,
dan proses?
7. Bagaimana cara menghitung pendapatan pada perusahaan dagang?

212 Ekonomi SMA Kelas XII


8. Jelaskan perbedaan antara pendapatan usaha pokok dengan
pendapatan di luar usaha pokok. Berikan contohnya!
9. Mengapa setiap orang diharapkan memiliki sikap dan perilaku
kewirausahaan? Apa manfaatnya bagi pembangunan suatu negara?
10. Jelaskan fungsi buku besar pembantu piutang, buku besar pembantu
utang dan buku besar pembantu persediaan!
11. Kapankah dilakukan pencatatan pada buku besar pembantu?
12. Jelaskan perbedaan antara kreativitas dan inovasi!
13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis laporan keuangan!
14. Sebutkan syarat-syarat pembayaran sering terjadi pada perusahaan
dagang!
15. Jelaskan kelebihan dan kelemahan badan usaha yang dikelola oleh
sektor pemerintah dan sektor swasta?
16. Jelaskan perbedaan pendekatan ikhtisar laba rugi dengan pendekatan
harga pokok penjualan dalam penyusunan kertas kerja perusahaan
dagang!
17. Tunjukkan perbedaan manfaat dari masing-masing fungsi manajemen
dalam pengelolaan suatu organisasi atau badan usaha!
18. Sebutkan fungsi daftar sisa piutang dan utang!
19. Sebutkan unsur-unsur laporan perubahan modal!
20. Bagaimanakah penyelesaian akun pembelian, retur pembelian,
potongan pembelian dan beban angkut pembelian pada kertas kerja
apabila:
a. digunakan pendekatan ikhtisar laba rugi?
b. digunakan pendekatan harga pokok penjualan?

Evaluasi Akhir 213


214

Ekonomi SMA Kelas XII


Daftar Pustaka

Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting, edisi ke-7. Yogyakarta: BPFE


Estes, Ralp, dkk. 1996. Kamus Akuntansi. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1996. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Mulyadi 1997. Sistem Akuntansi, Edisi ke-3. Yogyakarta: STIE YPKP
Mulyadi Kanaka Puradireja. 1998. Auditing Buku Satu, Edisi 5. Jakarta:
Salemba Empat.
Munawir, S. 1995. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
SR, Soemarno. 1990. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Suwarjono. 1989. Akuntansi Pengantar.Jakarta: PT. Aksara Persada.
Warren, James M, dkk. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21. Jakarta: Salemb
Empat.
Internet
www.lucapacioli.com
www.kompas.com
www.pikiran-rakyat.com
www.mediaindo.co.id
www.kalbe.co.id
www.edukasi.net

Daftar Pustaka 215


Glosarium

analisis horizontal analisis dinamis dengan membandingkan antara


laporan keuangan untuk beberapa periode waktu
analisis vertikal analisis statis dengan membandingkan antara
pos/akun satu dengan pos/akun lain dari laporan
keuangan di satu periode
badan usaha kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor
produksi yang bertujuan mencari laba atau
memberi pelayanan kepada masyarakat
buku besar pembantu himpunan akun rincian dari buku besar utama
FIFO First In First Out, artinya barang yang masuk
pertama akan keluar/dijual pertama pula
FOB Destination Point penyerahan barang dilakukan di tempat pembeli
sehingga seluruh biaya dan risiko yang timbul
dari tempat penjual sampai ke tempat pembeli
ditanggung oleh penjual
FOB Shipping Point penyerahan barang dilakukan di tempat penjual
sehingga seluruh biaya dan risiko yang muncul
dari tempat penjual ke tempat pembeli
ditanggung oleh pembeli
jurnal khusus jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi
sejenis yang sering terjadi berulang-ulang
jurnal pembalik pengembalian/pemindahan dari akun riil ke
akun nominal
kewirausahaan nilai, perilaku, dan kemampuan manusia dalam
menghadapi tantang untuk memperoleh peluag
dengan berbagai risiko yang mungkin
dihadapinya
koperasi badan usaha yang beranggotakan perorangan
atau badan hukum koperasi yang melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan
laporan laba rugi laporan yang menunjukkan pendapat atau
penghasilan dan biaya yang terjadi di suatu
perusahaan selama periode tertentu

216 Ekonomi SMA Kelas XII


LIF

LIFO Last, Insurance, and Freight, artinya penjual


bertanggung jawab atas biaya pengiriman dan
likuiditas asuransi barang yang dikirim sampai tempat
pembeli
manajemen Last In First Out, artinya barang yang masuk
terakhir akan keluar/dijual pertama
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek
kerjasama orang-orang dalam menentukan,
pengarahan menginterpretasikan dan mencapai tujuan
organisasi dengan melaksanakan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan pengawasan
penggerakan, menggerakkan orang-orang untuk
bekerja sesuai dengan tujuan yang telah
perencanaan ditetapkan
meneliti apakah segala sesuatunya telah tercapai
atau berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan
pengorganisasian keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang tentang apa yang akan dikerjakan
di masa datang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
perusahaan dagang keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas, tanggung jawab dan wewenang
untuk menciptakan suatu kesatuan yang dapat
digerakkan dalam rangka mencapai tujuan
rentabilitas badan usaha yang melakukan jual beli barang
dagangan tanpa mengubah bentuk barang
tersebut dengan harapan mendapat laba/
solvabilitas keuntungan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu dengan meng-
gunakan aktiva secara produktif
kemampuan perusahaan memenuhi seluruh
kewajiban apabila perusahaan tersebut dilikuidasi
atau ditutup

Glosarium 217
Indeks

A 159, 191, 193, 194, 199


beban 9, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 36, 38, 43,
administrasi 4, 77, 78, 79, 81, 82, 83, 87,
45, 63, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 73,
89, 90, 91, 93, 95, 114, 116, 117, 136,
76, 77, 79, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87,
139, 153, 186, 188, 191
89, 90, 91, 92, 93, 95, 98, 99, 101, 102,
agro industri 159, 161 112, 113, 114, 115, 116, 117, 146, 191,
aktiva 63, 64, 66, 75, 76, 114, 116, 119, 120, 192
121, 122, 123, 124, 125, 127, 179 biaya 4, 8, 9, 12, 14, 18, 22, 25, 29, 35, 65,
akumulasi 76, 77, 81, 82, 84, 87, 89, 90, 76, 77, 78, 81, 82, 87, 106, 107, 113, 115,
91, 96, 119 136, 143, 149, 190
akun 4, 5, 12, 19, 25, 30, 31, 32, 34, 36, 38, bruto 4, 114, 115, 117
40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 49, 50, 60, 66, buku besar 27, 29, 32, 37, 44, 45, 46, 47,
67, 68, 69, 70, 72, 73, 74, 75, 81, 83, 84, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 60, 62, 92,
87, 90, 91, 101, 119, 118 94, 99, 100, 118
akuntansi 1, 2, 3, 19, 26, 27, 28, 29, 38, 44, buku besar pembantu 27, 28, 45, 46, 47,
55, 60, 63, 64, 65, 66, 70, 72, 73, 75, 77, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 60, 62
79, 85, 92, 94, 99, 100, 101, 102, 105
BUMN 65, 158, 159, 160, 161, 162
alokasi 172, 190
analisis 26, 62, 108, 109, 110, 120, 123, 127,
C
198 Cantillon, Richard 192
analisis horizontal 120 CIF 1, 9
analisis vertikal 120
D
anggaran dasar 177, 186, 187
daftar sisa 44
anggaran rumah tangga 177, 186
dagang 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
anggota 137, 139, 145, 156, 158, 163, 173,
16, 17, 18, 19, 28, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
174, 175, 176, 177, 178, 179, 180, 183,
37, 38, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 49, 50, 51,
186, 188, 189, 190, 191, 197
55, 61, 63, 64, 65, 66, 68, 69, 70, 71, 77,
antisipasi 70, 71, 101 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 89, 90,
asas 174, 175, 176, 177, 184, 197, 200 93, 95, 96, 101, 102, 108, 111, 112, 113,
asuransi 9, 71, 74, 115, 159, 162 114, 115, 117, 118, 119, 127, 158
dasar hukum 183, 204
B
debit 9, 30, 31, 34, 37, 38, 41, 42, 43, 44,
Babbage, Charles 136 45, 46, 50, 52, 54, 68, 69, 71, 73, 75, 82,
badan penasihat 188 83, 84, 87, 91, 92, 93, 94, 96, 98, 101
badan usaha 4, 65, 133, 134, 135, 137, 153, demokrasi 174, 175, 176, 185
154, 155, 157, 158, 162, 163, 164, 165, discount 10, 11
174, 181
bank 77, 78, 79, 81, 87, 102, 107, 121, 125,
E
126, 158, 159 efektivitas 136, 179
barang 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, efisiensi 28, 122, 136, 174, 179, 182
14, 17, 18, 19, 25, 26, 111, 112, 113, 114, ekonomi 3, 29, 62, 65, 108, 111, 120, 131,
115, 117, 119, 124, 127, 140, 153, 154, 132, 135, 164, 165, 170, 173, 174, 175,
176, 180, 181, 184, 185, 192, 197, 200

218 Ekonomi SMA Kelas XII

F
F. Drucker, Peter 193
Fayol, Henry 136, 139
FIFO 5, 6, 7, 19
firma 32, 155, 156
fleksibel 144 jurnal pengeluaran kas 30, 31, 35, 36, 37,
FOB 8, 9, 39, 41, 42, 43, 44
formal 139, 140, 152, 197, 199 jurnal penjualan 30, 31, 33, 37, 40, 41, 42

G jurnal umum 9, 11, 12, 15, 19, 28, 30, 32,


33, 35, 36, 37, 38, 41, 42, 43, 60, 74, 75,
gudang 3, 8, 9 84
Gulick, Luther 137
K
H kartel 155, 157, 158
harga perolehan 4, 5, 12, 13, 15, 17, 18, kas 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 30, 31,
25, 66, 68, 76, 110, 111, 114 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43,
harga pokok penjualan 4, 63, 68, 69, 70, 44, 45, 57, 63, 66, 73, 75, 77, 78, 79, 80,
71, 82, 83, 85, 84, 86, 88, 89, 91, 93, 94, 81, 82, 87, 89, 90, 91, 95, 102, 107, 121
95, 102, 107, 109, 110, 111, 112, 113, kertas kerja 63, 64, 85, 86, 88, 89, 90, 91,
114, 115, 117, 123, 127, 191 93, 94, 100, 101, 102, 108, 117, 118, 119
hibah 188 keuangan 10, 44, 51, 52, 60, 65, 69, 77,
holding company 155, 158 81, 85, 102, 109, 110, 111, 118, 120, 123,
127, 132, 152, 153, 158, 159, 179, 181,
I 185
identifikasi 6, 7, 19 kewirausahaan 171, 172, 173, 192, 193,
ikhtisar 63, 68, 69, 70, 71, 82, 83, 84, 85, 194, 195, 196, 197, 198, 200
86, 87, 88, 89, 90, 93, 95, 97, 102, 103, kolom 30, 32, 37, 44, 48, 85, 86, 92
105, 106, 107 komanditer 155, 156
industri 29, 136, 155, 159, 160, 161, 162, komersial 164, 165
198
konstruksi 159, 160, 161
informal 152, 197, 199
konsumen 153
inventarisasi 67, 81, 87, 88
Koontz & O’Donnel 141
J koperasi 171, 172, 173, 174, 175, 176, 177,
jasa 4, 8, 37, 55, 66, 73, 74, 75, 77, 78, 81, 178, 179, 180, 181, 182, 183, 184, 185,
82, 85, 86, 87, 102, 108, 118, 127, 140, 186, 187, 188, 189, 190, 191, 200
154, 155, 157, 159, 160, 168, 177, 190, kredit 3, 9, 10, 12, 15, 17, 30, 31, 32, 35,
193, 201 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47,
jurnal khusus 28, 27, 29, 30, 37, 38, 44, 48, 50, 52, 62, 67, 69, 71, 73, 75, 77, 79,
46, 49, 55, 62 81, 83, 84, 87, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95,
96, 98, 101, 106, 162, 121, 125
jurnal pembalik 63, 64, 100, 101, 102
jurnal pembelian 28, 30, 31, 35, 36, 37, L
40, 41, 42, 44 laba 3, 4, 24, 63, 68, 69, 70, 71, 72, 74,
jurnal penerimaan kas 30, 32, 33, 34, 37, 82, 83, 85, 86, 87, 89, 90, 91, 92, 93, 95,
38, 41, 42, 45, 57 100, 109, 110, 111, 113, 114, 115, 116,
117, 118, 121, 122, 123, 125, 126, 127,
131
lajur 30, 34, 37, 44, 48, 57, 85, 100, 118
landasan 174, 175, 200
laporan 44, 49, 60, 62, 65, 85, 102, 108,
109, 110, 113, 115, 118, 120, 123, 127,
132, 152, 186

Indeks 219
LIFO 6, 7, 19
likuiditas 110, 118, 120, 121, 123, 131, 172,
179
lini 138, 145, 147
logistik 159, 160
pemasaran 153, 157, 158, 179, 180
M pembayaran 3, 8, 10, 11,12, 14, 18, 24, 30,
manajemen 2, 29, 133, 134, 135, 136, 137, 31, 32, 33, 35, 41, 51, 52, 58, 62, 72, 79,
138, 139, 140, 142, 143, 145, 148, 152, 80, 120, 132, 158
153, 162, 163, 165, 166, 178, 179, 180, pembeli 8, 9, 10, 11, 36, 40
188, 189
pembelian 3, 4, 5, 6, 7,8, 9, 10, 11, 12, 15,
metode 1, 2, 4, 5, 6, 7, 12, 17, 19, 76, 77, 16, 17, 18, 19, 28, 29, 30, 31, 35, 36, 37,
108, 109, 120 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 52, 54,
Millet 141 56, 62, 66, 68, 69, 70, 71, 79, 80, 81, 83,
modal 42, 81, 85, 87, 91, 92, 93, 95, 97,100, 84, 85, 86, 87, 89, 93, 98, 103, 110, 112,
101, 109, 110, 118, 119, 121, 122, 123, 113, 114, 115, 117, 132, 19147, 48, 53,
124, 125, 127, 154, 155, 156, 157, 162, 54, 66, 68, 69, 70, 79, 80, 81, 83, 84,
177, 180, 188, 190, 199 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 93, 98, 112,
113, 114, 115, 117, 187
N pembina 188
neraca 27, 38, 44, 45, 49, 50, 52, 55, 60, pemimpin 139, 149, 150
64, 65, 66, 68, 72, 74, 81, 83, 85, 86, 89,
pencatatan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 12, 19, 25, 26,
90, 91, 92, 99, 100, 102, 103, 109, 110,
32, 44, 48, 49, 55, 62, 65, 66, 68, 72, 73,
118, 119, 126
74, 75, 79, 80, 92, 99, 102, 106
neraca saldo 27, 28, 38, 44, 45, 50, 51, 54,
pendapatan 4, 25, 45, 63, 66, 73, 74, 75,
55, 60, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 81, 85, 86,
78, 79, 81, 93, 101, 105, 113, 114, 116,
91, 92, 99, 100, 102, 106
117, 164, 185, 192
Newman, William 141
pengarahan 137, 139, 153, 163, 165, 186,
nilai 4, 5, 6, 7, 48, 67, 68, 76, 81, 87, 88, 187
121, 173, 175, 193, 196
pengawasan 46, 137, 143, 146, 150, 151,
nominal 34, 44, 85, 92, 93, 100, 101 152, 153, 163, 165, 167, 178
O pengendalian 133, 150, 153, 163, 165, 167
operasional 29, 65, 122, 138, 139, 143, 191, pengorganisasian 133, 137, 144, 145, 149,
192 153, 163, 165, 167, 168, 178
organisasi 136, 137, 138, 139, 140, 144, pengurus 120, 156, 177, 178, 180, 186,
145, 146, 147, 148, 149, 150, 151, 152, 187, 188, 191, 199, 202
153, 154, 163, 165, 166, 174, 176, 177, penjual 8, 9, 10, 22
178, 182, 194, 195, 196, 197 penjualan 3, 4, 5, 6, 9, 12, 13, 15, 16, 17,
Owen, Robert 136 18, 19, 25, 26, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37,
38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 52,
P 54, 56, 63, 66, 68, 69, 70, 71, 77, 81, 82,
P. Siagian, Sondang 142 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 91, 93, 94, 95,
pajak 70, 114, 115, 122, 164, 190, 192, 199 97, 102, 103, 104
Parker Follet, Mary 137 penyusutan 66, 75, 76, 77, 81, 82, 83, 84,
87, 89, 96, 99, 101, 107, 114, 115, 116,
pasif 101
117, 130, 190
peralatan 34, 36, 38, 40, 42, 45, 56, 59, 60,
81, 82, 84, 87, 88, 89, 90, 91, 95, 96, 99,
101, 114, 115, 116, 117, 119, 130, 184,
185, 199
perbankan 135, 159

220 Ekonomi SMA Kelas XII

perdagangan 3, 8, 10, 135, 155, 160,


182
perencanaan 137, 138, 142, 143, 144, 149,
151, 152, 153, 163, 165, 167, 168, 178,
179
periode 2, 4, 5, 12, 15, 19, 20, 66, 67, 68
perjanjian 8, 22, 23, 156 referensi 32, 37
perkiraan 198 rekening koran 78, 81, 87, 107
perpetual 4, 5, 6, 12, 15, 17 rentabilitas 113, 120, 122, 125, 126, 131,
persediaan 2, 4, 5, 6, 7, 17, 18, 19, 47, 48, 172, 179
54, 55, 59, 60, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 81, renumerasi 134, 140
82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 95, 101, represif 151
103, 112, 114, 113, 115, 117, 119, 121, restrukturisasi 65, 132
123, 124, 129, 191
retur 4, 5, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 26, 30,
perseroan terbatas 155, 156, 159, 168
34, 36, 38, 40, 43, 45, 69, 71, 81, 83, 84,
perusahaan 3, 4, 12, 19, 25, 28, 30, 35, 37, 85, 86, 87, 89, 93, 95, 97, 98, 103, 104,
46, 55, 62, 63, 64, 65, 66, 69, 71, 73, 74, 112, 113, 114, 115, 117, 128
77, 79, 85, 86, 92, 102, 105, 107, 111, riil 44, 85, 100, 101, 106
113, 114, 115, 117, 118, 120, 121, 122,
123, 124, 125, 126, 127, 135, 136, 138, risiko 8, 121, 153, 193, 194, 195, 196, 197
140, 142, 143, 144, 145, 154, 155, 156, rugi 63, 67, 68, 69, 70, 71, 73, 74, 75, 77,
157, 158, 159, 160, 161, 162, 168, 170 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 92, 93,
perusahaan daerah 155, 162 95, 97, 100, 102, 103, 113, 114, 115, 116,
117, 118, 123, 127, 128
perusahaan negara 155, 158
PHK 135 S
piutang 13, 16, 17, 18, 19, 21, 34, 38, 45, saham 122, 126, 138, 156, 157, 158, 164,
46, 47, 48, 49, 51, 54, 57, 63, 64, 73, 76, 168
77, 81, 87, 91, 119, 104, 114, 116, 122 saldo 16, 17, 19, 28, 37, 38, 41, 42, 43, 44,
piutang tak tertagih 66, 76, 77, 104 45, 46, 47, 48, 50, 51, 52, 54, 55, 60
posting 27, 28, 29, 37, 44, 60, 92, 94 Sanusi, Ahmad 193
preventif 151 Say, J.B. 192
primer 178, 182 seimbang 50, 92, 99, 106
prive 4, 5, 93, 95, 97, 100, 105, 118, 119, setoran 118, 127
127, 128 SHU 188, 190, 204
produktif 122, 197 siklus 1, 3, 66, 101, 102
produktivitas 122, 136, 148, 190, 192 skontro 28, 37, 48, 49, 118
produsen 153, 198 solvabilitas 120, 121, 122, 125, 131, 172,
proyek 148, 153 179
sosial 136, 143, 164, 165, 174, 184, 191,
R
196, 197
R. Terry, George 140
staf 143, 146, 147
rabat 2, 16, 10, 11, 14, 32, 33, 34, 35, 51,
staffel 28, 37, 48, 49, 118
57
Stoner, A.F. 137, 166
rapat anggota 178, 179, 190
strategi 153, 163, 196
rasional 144, 147, 198
sumber daya 127, 137, 153, 162, 164, 179,
rata-rata 6, 7, 19, 123
180, 192, 193

T
transaksi 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 15, 19,
26, 29, 32, 35, 37, 47, 48, 49, 51, 55, 56,
60, 62, 72, 74, 79, 179, 199

Indeks 221
transitoris 74, 101
trust 155, 158
tunai 9, 10, 11, 12, 13, 14, 33, 35, 36, 38,
48, 77, 102
U
Urwick, L.F. 137
usaha 4, 20, 65, 76, 77, 111, 113, 114, 116,
121, 122, 125, 128, 133, 134, 136, 137,
149, 153, 154, 155, 156, 157, 158, 159,
160, 161, 162, 163, 164, 165, 167, 168,
171, 172, 173, 174, 175, 176, 177, 179,
180, 181, 184, 185, 188, 189, 190, 191,
192, 193, 198, 199, 201
utang 5, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
31, 36, 38, 40, 42, 45, 46, 47, 48, 51, 52,
53, 55, 57, 63, 65, 66, 70, 71, 74, 78, 79,
80, 81, 82, 83, 84, 85, 87, 89, 90, 91, 96,
101, 104, 118, 119, 121, 122, 123, 124,
125, 128, 130, 188

W
W. Taylor, Frederick 136, 165
W. Zimmerer, Thomas 193
wesel bayar 36, 38
wesel tagih 34, 38, 41

222 Ekonomi SMA Kelas XII

Anda mungkin juga menyukai