Anda di halaman 1dari 45

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

PENERAPAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA
PADA SISWA KELAS 1
SD INPRES BUON
KECAMATAN LUWUK UTARA
KABUPATEN BANGGAI
2020

OLEH
NAMA: ROSNAWATI, S.Pd
NIM: 209022495220

PPG ANGKATAN IV
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Lahirnya Undang-undang No. 20 Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan
Nasional telah membawa dampak positif bagi pembelajaran Bahasa Indonesia.
Hal ini mencerminkan dengan diangkatkannya membaca, menulis dan berhitung
sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan berkesinambungan
menjadi perhatian dan kegiatan di sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah dari
kelas I.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu
peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Dengan
pendekatan komunikatif ini siswa harus diberi kesempatan untuk melakukan
komunikasi Baik secara lisan maupun tulisan. Supaya siswa mampu
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka
siswa perlu dilatih sebanyak-banyaknya atau diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk melakukan kegiatan berkomunikasi. Dengan mempertimbangkan
karakteristik anak yang lebih memperhatikan terhadap sesuatu yang menarik
perhatian mereka, membangkitkan minat dan motivasi belajar serta melatih
imajinasi anak, maka penerapan media gambar dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak dapat
dilakukan secara optimal.
Proses belajar tidak akan bisa dilepaskan dari kehidupan setiap manusia.
Karena belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang Sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi
antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja. salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin
disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,keterampilan,
atau sikapnya.

Kegiatan yang menarik dan menyenangkan merupakan suatu bagian


penting dalam mendorong perkembangan bahasa, karena anak harus mampu
mengungkapkan dan menggunakan kata-kata, untuk mendorong anak agar mampu
mengungkapkan diri dengan kata-kata, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah
melalui permainan bahasa dalam bentuk permainan berbicara atau permainan
deskriptif. Permainan deskriptif adalah permainan yang menuntut anak–anak
untuk menguraikan benda dengan mendorong anak untuk mencari kata-kata dan
membantu mereka berbicara serta berpikir dengan lebih jelas, salah satu
contohnya permainan pemberian gambar.
Salah satu fokus pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar yang memegang
peranan penting ialah pembelajaran membaca, tanpa memiliki kemampuan
membaca yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar
dikemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja
pembelajaran bahasa sendiri, tetapi juga bagi pembelajaran mata pelajaran lain.
Dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat
bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial dan emosional.

Peranan guru kelas I memegang peranan penting dalam bidang pengajaran


Bahasa Indonesia khususnya membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca
yang memadai sejak dini maka anak akan mengalami kesulitan belajar di
kemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar yang utama tidak saja bagi
pengajaran Bahasa Indonesia sendiri, akan tetapi juga bagi pengajaran mata
pelajaran lain.
Saat ini masih banyak guru yang belum melakukan fungsinya sebagai guru
yang profesional. Masih banyak yang melalaikan tugas sebagai guru. Guru hanya
bertugas menyelesaikan target materi dalam kurikulum setiap akhir semester atau
setiap tahun. Namun, tidak memperhatikan masih terdapat ketidakseimbangan
antara target kurikulum dengan daya serap yang dicapai peserta didik. Guru
kurang mengenal siswa secara menyeluruh sehingga tidak bisa membedakan
antara siswa yang lemah dengan siswa yang pandai dalam menerima pelajaran.
Pembagian tugas mengajar kelas harus betul-betul sesuai kemampuan guru,
khususnya guru kelas I harus guru yang bisa mengenal siswa secara keseluruhan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan di sekolah belum


memanfaatkan media pembelajaran sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian perlu pemanfaatan media pembelajaran agar siswa mudah
menangkap dan mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu media pembelajaran
yang dapat digunakan adalah media gambar. Media gambar ini menarik bagi
siswa karena dari media tersebut banyak tema yang dapat dipilih untuk
dikembangkan dan semua siswa memperoleh kesempatan yang sama selain itu
mereka mendapatkan pengalaman yang berharga dan secara tidak langsung dapat
meningkatkan minat mereka terhadap pembelajaran membaca.

Penggunaan metode permainan akan lebih efektif apabila didukung


dengan adanya media sebagai alat bantu pembelajaran. Penggunaan alat bantu
sebagai media pembelajaran diharapkan mampu membantu proses belajar seperti
yang dikemukanan oleh Hamalik (dalam Arsyad, 2006), bahwa pemakaian media
dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat,
membangkitkan motivasi, memberikan rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh psikologis siswa. Media dapat menarik minat belajar dan
konsentrasi anak untuk memahami pelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melaksanakan Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) dengan judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membaca Menggunakan Media Permainan Kartu Bergarmbar melalui model
pembelajaran project based learning pada Siswa Kelas 1 SD INPRES BUON.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa dalam membaca permulaan masih kurang.
2. Guru kurang memperhatikan media yang digunakan dalam pembelajaran.

3. Guru hanya mengejar target materi yang sesuai kurikulum tanpa


memperhatikan daya serap yang dicapai oleh siswa.

C. Analisis masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini
difokuskan pada Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
menggunakan Media Pembalajaran Kartu Bergambar melalui model
pembelajaran project based learning Pada Siswa Kelas 1 SD INPRES BUON.

D. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan

sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan media pembelajaran kartu


bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa
kelas 1 SD INPRES BUON ?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan kemampuan membaca
melalui penggunaan media pembelajaran kartu bergambar pada siswa kelas 1
SD INPRES BUON.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Bagi siswa, Agar prestasi belajar siswa menjadi baik, sehingga


kemampuan dalam pelajaran Bahasa Indonesia meningkat.
2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru SD, bahwa dengan menggunakan media
gambar dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa sehingga tujuan
pendidikan tercapai.
3. Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam memfasilitasi penggunaan


media di SD INPRES BUON
4. Bagi peneliti

Sebagai pedoman pada saat menjadi guru bahwa dengan menggunakan


media gambar dapat menarik minat anak untuk belajar dan meningkatkan
kemampuan siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian tindakan kelas


a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Salah satu cara untuk dapat menemukan solusi atas permasalahan di kelas
adalah dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK terdiri atas
tiga kata yakni penelitian, tindakan dan kelas. Lalu apa pengertian dari
penelitian tindakan kelas?

Ketiga kata dari rangkaian PTK dapat diartikan sebagai berikut:


• Penelitian. Kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan
metodologi tertentu, tujuannya untuk mendapatkan data dan informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
• Tindakan. Sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam PTK berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
• Kelas. Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam penelitian PTK kelas bukan
“ruangan tempat guru mengajar” tetapi sekelompok peserta didik yang
sedang belajar.

Berdasarkan ketiga pengertian kata tersebut dapat ditarik kesimpulan


bahwa Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap
kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas (Prof. DR.
Suharsimi Arikunto). Tentunya kegiatan yang dimaksud adalah akibat dari
permasalahan yang timbul di dalam kelas yang telah mempengaruhi hasil
belajar siswa.
b. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Langkah- langkah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


adalah sebagai berikut;
1) Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan yang dapat memberi
penugasan pada siswa untuk melakukan suatu aktivitas. Topik hendaknya
sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai dengan investigasi mendalam ;
2) Merencanakan proyek, Perencanaan dilakukan secara bersamasama
antara guru dengan siswa sehingga siswa diharapakan akan merasa memiliki
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta
menginformasikan alat dan bahan yang akan digunakan untuk menyelesaikan
proyek;
3) Menyusun jadwal aktivitas, Guru bersama dengan siswa menyusun
jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek
harus jelas, dan siswa diberi arahan untuk mengelola waktu yang ada. Siswa
mencoba menggali sesuatu yang baru, akan tetapi guru juga harus tetap
mengingatkan apabila kegiatan siswa melenceng dari tujuan proyek.
Mengawasi jalannya proyek,Guru akan melakukan monitor terhadap aktivitas
siswa selama menyelesaikan proyek.Monitoring dilakukan dengan cara
memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain, guru berperan
sebagai mentor bagi aktivitas siswa.

2. Pengertian Media Gambar


Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Di bawah ini
beberapa pengertian media gambar, diantaranya :

 Menurut Hamalik (1994:95) mengemukakan bahwa media gambar adalah :


Segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk-bentuk
dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti
lukisan, potret, slide, film, opaque proyektor.

 Menurut Arief S. Sadiman (2006:29) media gambar adalah : Media yang


paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti
dan dinikmati di mana saja.

 Menurut Soelarko (1980:3) media gambar adalah : merupakan penurunan dari


benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif
terhadap lingkungan.

Berpijak dari beberapa pengertian di atas maka kami simpulkan bahwa


media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa
lebih menyukai gambar, apalagi jika dibuat gambar yang berwarna-warni dan
disajikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak didik. Tentu media gambar
tersebut akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Media Gambar
Media gambar adalah penyajian visual 2 dimensi yang dibuat berdasarkan
unsur dan prinsip rancangan gambar, yang berisi unsur kehidupan sehari-hari
tentang manusia, benda-benda, binatang, peristiwa, tempat dan lain sebagainya
(Rachmat, 1994).

Gambar banyak digunakan guru sebagai media dalam proses belajar


mengajar, sebab mudah diperoleh, tidak mahal, dan efektif. Di dalam buku-buku,
majalah, dan surat kabar, banyak gambar yang pada suatu saat dapat digunakan
dan dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang diguinakan guru untuk menyampaikan pesan pembelajaran yang
dapat merangsang, menarik perhatian dan memudahkan anak didik sehingga
terjadi proses belajar yang menyenangkan. Dengan demikian di samping
berfungsi sebagai sarana yang digunakan untuk menyalurkan pesan, media
pembelajaran juga berfungsi mempermudah anak didik untuk belajar.
 Jenis-Jenis Media Gambar
Dalam buku media pengajaran, media gambar/visual dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :

 Gambar datar
Media gambar datar seperti foto, gambar ilustrasi, flash card (kartu
bergambar), gambar pilihan dan potongan gambar. Disamping mudah didapat
dan murah harganya, media ini juga mudah dimengerti dan dinikmati di mana-
mana. Media ini dapat digunakan untuk memperkuat impresi, menambah fakta
baru dan memberi arti dari suatu abstraksi.

 Media proyeksi diam


Dalam media proyeksi diam, gambar yang mengandung pesan yang
akan disampaikan ke penerima harus diproyeksikan terlebih dahulu dengan
proyektor agar dapat dilihat oleh penerima pesan. Ada kelasnya media ini
hanya visual sifatnya, tapi ada pula yang disertai rekaman audio. Media
proyeksi diam dapat digunakan guru-guru untuk mengajar berbagai mata
pelajaran di semua tingkatan. Media ini bertujuan memberi informasi faktual,
memberi persepsi yang benar dan cepat terutama dalam pengembangan
keterampilan, merangsang apresiasi terhadap seni, gejala alam, orang dan
sebagainya.

 Media Grafis
Grafis merupakan media yang paling mudah ditemui dan banyak
digunakan sebagai halnya media lain, media grafis berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesannya dinyatakan
dalam symbol kata-kata, gambar dan menggunakan ciri grafis yaitu garis
Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 2001: 35-60

4. Hakikat Kemampuan Membaca


a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan membaca merupakan hal yang sangat urgen dalam
mempelajari segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu
berkembang.membaca merupakan kemampuan yang sangat kompleks.
Membaca tidak sekadar kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis
semata, bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seseorang pembaca
agar ia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar
lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang
bermakna baginya.

Kemampuan (Chaplin,2000:1) dapat diartikan sebagai kecakapan,


ketangkasan, bakat, kesanggupan; tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan
sesuatu perbuatan. Sedangkan menurut Sternberg (1994: 3) kemampuan
adalah suatu kekuatan untuk menunjukkan suatu tindakan khusus atau tugas
khusus, baik secara fisik maupun mental. Senada dengan pendapat Sternberg,
Warren (1994: 1) mengemukakan bahwa kemampuan adalah kekuatan siswa
dalam menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan
terkoordinasi yang bersifat kompleks dan pemecahan problem mental.
Lain halnya dengan pendapat Gagne dan Briggs (1997: 57)
kemampuan adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu
proses belajar-mengajar. Selaras dengan itu, Eysenck, Arnold, dan Meili
(1995: 5) mengemukakan bahwa kemampuan adalah suatu pertimbangan
konseptual. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa kemampuan berarti semua
kondisi psikologi yang diperlukan siswa untuk menunjukkan suatu aktivitas.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan adalah suatu kecakapan atau kesanggupan yang sangat
diperlukan siswa untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas.
b. Pengertian Membaca
Ada beberapa ahli memberikan definisi tentang membaca, baik
membaca sebagai suatu aktivitas umum bagi kebanyakan orang dan sebagai
aspek yang digunakan dalam pembelajaran bahasa. Menurut Heilman, dalam
suwaryono Wiryodijoyo (1989: 1), Membaca ialah pengucapan kata-kata dan
perolehan arti dari barang cetakan. Kegiatan itu melibatkan analisis, dan
pengorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks. Termasuk di
dalamnya pelajaran, pemikiran, pertimbangan, perpaduan, pemecahan
masalah, yang berati menimbulkan kejelasan informasi bagi pembaca. Senada
dengan pendapat Davis (1995: xi-1) menyatakan: Reading is a complex which,
since the turne of the century, has been extensively studied across a wide
range of different disciplines. Lebih jauh dikatakan: Reading is privet. It is a
mental, or cognitive, process whicen involves a reader in trying to follow and
respond to a massage from a writer who is distant in space and time.

Horby, (1995; 699) mengemukakan, Reading is a look and understand


something written or printed. Senada dengan pendapat Harris (1971: 13)
bahwa, Reading is a meaningfull interpretation of printed or written verbal
symbols. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa membaca adalah melihat dan
mengetahui sesuatu yang berupa tulisan atau cetakan. Membaca adalah suatu
penafsiran yang bermakna dari cetakan atau simbol verbal tulisan.

Lain halnya menurut Martinus Yamin (2006: 106) membaca adalah


suatu cara untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan
merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil peneliti para ahli
untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa. Sementara Ngalim Purwanto
(1997: 27) menyebutkan bahwa membaca ialah menangkap pikiran dan
perasaan orang lain dengan tulisan (gambar dari bahasa yang dilisankan).

Membaca merupakan suatu proses sensoris, membaca dimulai dari


melihat. Stimulus masuk lewat indra penglihatan atau mata. Kelemahan
penglihatan yang umum diderita anak adalah kekeliruan kesiapan (refractive
error), yang berarti tidak lain dari kondisi mata yang tidak terpusat. Kesiapan
membaca dimulai dengan mendengarkan. Persiapan auditoris anak dimulai
dari rumah dalam bentuk pembinaan kosakata, menyimak efektif dan
keterampilan membedakan.

Membaca sebagai proses perkembangan, ini dapat dilihat bahwa


kemajuan kemampuan membaca pada umumnya bergerak teratur, anak yang
tidak dapat membaca karena belum cukup matang , mereka akan meminta
kesabaran guru untuk menanti dia sampai pada tingkat kematangannya.
Kesiapan anak didik itu harus dikembangkan pada setiap taraf perkembangan
kemampuannya. Oleh karena itu, guru harus betul-betul menyiapkan kesiapan
anak tersebut pada taraf sebelumnya. Ada dua hal yang harus diperhatikan
guru dalam proses perkembangan membaca anak. Yang pertama adalah guru
harus selalu sadar bahwa membaca merupakan sesuatu yang diajarkan dan
bukan sesuatu yang terjadi secara insidental, tidak ada seorang anak yang
dapat membaca dengan jalan menonton orang lain membaca dan yang kedua
membaca bukanlah sesuatu subjek melainkan suatu proses.
5. Tujuan utama dalam membaca
Tujuan Utama membaca adalah mencari dan memperoleh informasi
yang terkandung dalam suatu bacaan. Makna yang terkandung dalam suatu
bacaan erat sekali berhubungan dengan maksud dan tujuan dalam membaca.
Menurut Anderson (1972: 214) mengemukakan beberapa tujuan penting
dalam membaca :

1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading


for details or facts);
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas);

3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita


(reading for sequence or organization);
4) Membaca untuk menyimpulkan (reading for inference);
5) Membaca untuk mengklasifikasikan (reading for classify);
6) Membaca menilai, membaca untuk evaluasi (reading for evaluate);

7) Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to


compare or contrast).

Menurut Ngalim Purwanto (1997: 27) bahwa, tujuan membaca ialah


menangkap bahasa yang tertulis dengan tepat dan teratur. Menangkap bahasa
yang tertulis yang dimaksudkan adalah memahami isi bacaan yang merupakan
buah pikiran penulisnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yaitu siswa kelas 1 SD INPRES BUON berjumlah 14 siswa
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di kelas 1 SD INPRES BUON pada Semester I
Tahun pelajaran 2020/2021
3. Deskripsi Per Siklus
Langkah – langkah Penelitian Tindakan Kelas
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian ini berdasarkan pada siklus, satu siklus dilaksanankan dua kali
pertemuan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 3 tahap, yaitu:
1) tahap perencanaan tindakan (Planning) 2) tahap pelaksanaan tindakan
(Action) dan obervasi (observation), serta 3) tahap refleksi.
Tekhnik Analisis Data
Tekhnik Analisis data penelitian ini dilakukan dengan pengolahan data secara
kualitatif. Data diambil dari hasil aktivitas guru dan siswa yang diperoleh melalui
lembar observasi dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk presentase yang dihitung
dengan menggunakan rumus:

Dimana DSI = Daya Serap Indiviu

Dimana KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal

Siswa dikatakan tuntas klasikal jika lebih dari atau sama dengan 70%
siswa telah tuntas (Depdiknas, 2004).

Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan bagi peneliti pada
pembelajaran membaca kelas I dengan menggunakan media kartu bergambar
dengan daya serap individu minimal dan ketuntasan belajar klasikal minimal
70% dari jumlah siswa yang ada. Ketuntasan ini sesuai dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu > 70 yang diberlakukan di SD INPRES
BUON.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. HASIL PENELITIAN

Hasil Tes Awal


Penelitian ini dilakukan di kelas I SD INPRES BUON kecamatan Luwuk
Utara Kabupaten Banggai Tahun Pelajaran 2020/2021. Pelaksanaan tindakan
kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus meliputi empat tahapan yakni
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum
pelaksanaan tindakan kelas, dilakukan tes kemampuan awal untuk mengetahui
kemampuan awal siswa tentang membaca. Berdasarkan hasil teskemampuan
awal diketahui bahwa kemampuan membaca siswa masih rendah. Hasil Tes
kemampuan membaca permulaan pada kondisi awal sebelum pelaksanaan
tindakan dengan nilai rata-rata perolehan 61 dan ketuntasan belajar klasikal 24%.
Siklus I
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I yakni menyusun perangkat
pembelajaran, merencanakan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan
ajar serta instrument penelitian yang meliputi evaluasi akhir tindakan, lembar
observasi kegiatan guru dan siswa, dengan tujuan meningkatkan kemampuan
membaca siswa kelas 1 melalui media kartu bergambar. Pada kegiatan
pembelajaran masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan
asyik bermain dengan teman sebangku sehingga menggangu teman yang lain.
Hal ini berakibat kurangnya konsentrasi teman yang lain dalam kegiatan
pembelajaran. Pelaporan hasil atau presentasi masih ada beberapa siswa kurang
berani mengeluarkan pendapat sehingga untuk mengatasi hal ini guru harus
selalu memberi semangat agar dapat membangkitkan keberanian siswa
Hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa
Hasil pengamatan aktivitas guru di siklus I berada pada kategori sangat
baik dengan presentase nilai rata-rata 90%. Aspek yang masih perlu ditingkatkan
oleh guru dalam proses pembelajaran pada siklus I adalah selalu memberi
semangat kepada siswa agar dapat meningkatkan keberanian siswa dalam
menggunakan media pembelajaran kartu huruf. Hal ini disebabkan karena siswa
belum terbiasa menggunakan media atau alat peraga dalam kegiatan
pembelajaran.

Hasil pengamatan aktivitas siswa di siklus I berada pada kategori cukup dengan
presentase nilai rata-rata 43%. Hal itu disebabkan karena pada siklus I siswa
belum terbiasa menggunakan alat/media pembelajaran. Siswa juga belum terlalu
baik dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, membaca dan
mengeja kata-kata, memperhatikan penjelasan materi dan masih bingung dalam
menyimpulkan materi. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Untuk menindaklanjuti pembelajaran pada siklus
II pembelajaran.

Hasil Analisis Tindakan Siklus 1


Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus I melalui
pembelajaran membaca siswa menggunakan media kartu bergambar, kegiatan
selanjutnya adalah pemberian evaluasi akhir tindakan kegiatan siswa kelas I SD
INPRES BUON. Secara ringkas hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada tabel
1.
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa (Tes Akhir Siklus I)

Aspek Penilaian
Skor KKM
No A B C Penilaian
Nama Siswa DSI
Lafal Intonasi Kelancaran
T TT
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

111 1 √ √
Sa Sabina Anabelle Andula 10 83,33
√ √ √ √

√ 9 75 √
2 Sa Ainun Apong
√ √ √ √
√ 8 66,67√
33 3Sa Muh. Fatir M. Sudur
√ √ √ √
√ 5 41,67 √ √
4 Sa Daniel Siloan
√ √ √
√ 5 41,67√ √
5 Sa Relvan Yapole
√ √ √
√ 10 83,33 √
6 Sa Clairin Natania
√ √ √ √
√ 8 66,67 √
7 Sa Afrisal Katumek
√ √ √ √
√ 6 50 √
8 Sa Nolfan Luma
√ √ √ √
√ 9 75 √
9 Sa Anggra Butung
√ √ √ √
√ 9 75 √
10Sa Sulistiawati
√ √ √ √
√ 8 66,67 √
11Sa Zakaria Singgano
√ √ √ √
√ 8 66,67 √
12Sa Abraham Dekon
√ √ √ √

Albert Nego Wellem √ 7 58,33 √


13 13 √ √ √ √
13
√ 9 75
14Sa Kaila
√ √ √
Rata-rata 66

Hasil Analisis yang diperoleh


6
Ketuntasan Belajar Klasikal adalah 6 siswa atau 𝑥100 % = 43 %
14

Dari 14 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I terdapat 8 orang yang
memperoleh nilai kurang dan 6 orang yang memperoleh nilai baik dengan nilai
rata-rata 66. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca belum
memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Dengan demikian pada tes akhir siklus I
ini pembelajaran membaca dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang
diharapkan. Hasil ini memberikan pengertian bahwa ketuntasan belajar masih
belum terpenuhi karena hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila mencapai 70
dan presentase ketuntasan klasikal mencapai 70%.
Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dapat diketahui bahwa masih
ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk
menindaklanjuti pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa
mengenai perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran siklus I masih ada beberapa siswa yang ragu-
ragu menggunakan alat peraga/media, hal ini karena siswa belum terbiasa
menggunakan peraga/media dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi hal
ini pada siklus II, guru berusaha untuk meningkatkan keberanian siswa melalui
alat peraga terutama untuk menarik perhatian digunakan kartu bergambar
berwarna yang disertai dengan gambar.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I,
yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan alat dan
bahan ajar serta instrument penelitian yang meliputi evaluasi akhir tindakan,
lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
Hasil Observasi Aktifitas Guru dan Siswa Siklus II
Hasil observasi pada siklus II dapat dideskripsikan bahwa siswa telah
aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga terlihat adanya peningkatan.
Semua siswa semakin antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran pada siklus II, kegiatan guru telah menunjukkan semua
aspek berada pada kategori sangat baik. Begitu pula pada aktivitas siswa siklus
II berada pada kategori baik dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti taraf
keberhasilan aktivitas siswa menurut pengamat pada tiap pertemuan mengalami
peningkatan.
Berdasarkan perolehan pada siklus II kegiatan observasi yang dilakukan
oleh observer dengan menggunakan alat peraga/media kartu bergambar dalam
kegiatan membaca siswa telah mencapai 93% berada pada kategori sangat baik.
Hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran siklus II telah berada pada
kategori baik dengan presentase nilai rata-rata 80%. Berdasarkan data hasil
analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 14 siswa terdapat 13 siswa yang
memperoleh nilai standar ketuntasan di atas atau sama dengan 70, sedangkan
yang memperoleh nilai di bawah 70 adalah sejumlah 1 siswa, dengan rata-rata
hasil belajar secara keseluruhan sebesar 93%. Artinya, hasil belajar siswa sudah
mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal
siswa dikatakan berhasil belajar apabila 70% dari jumlah siswa.
Hasil Analisis Tindakan Siklus II
Pembelajaran pada siklus ini adalah menggabungkan dan membaca huruf
menjadi kata dan kalimat sederhana.. Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran

tindakan siklus II melalui pembelajaran membaca permulaan siswa


menggunakan media kartu bergambar, kegiatan selanjutnya adalah pemberian
evaluasi akhir tindakan kegiatan siswa kelas I SD INPRES BUON. Secara
ringkas hasil analisis tes siklus II dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa (Tes Akhir Siklus II)

Aspek Penilaian
Skor KKM
No A B C Penilaian
Nama Siswa DSI
Lafal Intonasi Kelancaran
T TT
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

111 1 √ √
Sa Sabina Anabelle Andula 11 91,67
√ √ √ √

√ 11 91,67√
2 Sa Ainun Apong
√ √ √ √
√ 10 100 √
33 3Sa Muh. Fatir M. Sudur
√ √ √ √
√ 7 58,33 √ √
4 Sa Daniel Siloan
√ √ √
√ 10 83,33√
5 Sa Relvan Yapole
√ √ √ √
√ 12 83,33 √
6 Sa Clairin Natania
√ √ √ √
√ 9 75 √
7 Sa Afrisal Katumek
√ √ √ √
√ 9 75 √ ¥
8 Sa Nolfan Luma
√ √ √ √
√ 9 75 √
9 Sa Anggra Butung
√ √ √ √
√ 9 75 √
10Sa Sulistiawati
√ √ √ √
√ 9 75 √
11Sa Zakaria Singgano
√ √ √ √
√ 9 75 √
12Sa Abraham Dekon
√ √ √ √

Albert Nego Wellem √ 9 75 √


13 13 √ √ √ √
13
√ 10 83,33
14Sa Kaila
√ √ √
Rata-rata 80

Hasil Analisis yang diperoleh


13
Ketuntasan Belajar Klasikal adalah 13 siswa atau 14 𝑥100 % = 93 %

Dari hasil pelaksanaan tindakan di siklus II dapat diketahui bahwa dari 14


siswa yang mengikuti tes akhir terdapat 13 siswa yang telah mencapai batas
tuntas yang telah ditetapkan dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah
yaitu 58,33. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca permulaan
sudah memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Berdasarkan hasil tersebut dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata maupun ketuntasan klasikal tes kemampuan
membaca yang dicapai siswa telah memenuhi indikator kinerja.
Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil dari evaluasi/tes akhir, lembar observasi guru dan siswa
pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan telah
maksimal. Siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
karena dengan penerapan media yang menarik anak tidak merasa bosan dalan
kegiatan pembelajaran seperti kegiatan bermain. Sebagian besar siswa sudah
dapat membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana dengan lancar
serta` penggunaan lafal yang benar. Siswa semakin tertarik untuk belajar
membaca karena mereka menyadari bahwa pembelajaran membaca merupakan
hal yang sangat penting. Siswa telah mengetahui bahwa untuk dapat mempelajari
mata pelajaran yang lain terlebih dahulu harus mampu membaca. Untuk itu siswa
selalu didorong untuk rajin belajar membaca, agar mereka mampu dan gemar
membaca.

2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian kurang maksimalnya aktivitas guru maupun siswa


dalam proses belajar mengajar sangat terlihat pada hasil belajar siswa. Hasil
belajar merupakan salah satu ukuran berhasil tidaknya seseorang setelah
menempuh kegiatan belajar di sekolah dengan menggunakan penilaian berupa
tes. Hasil belajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan siswa dalam upaya kegiatan pembelajaran selesai dilakukan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, dapat dikatakan bahwa
penelitian ini belum berhasil karena masih ada 8 siswa yang belum mencapai
batas ketuntasan. Hasil rata-rata tes kemampuan membaca permulaan siswa pada
siklus I sebesar 66 dan ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 43%. Hasil ini
belum memenuhi batas minimal indikator kinerja yang ditetapkan.
Hasil rata-rata tes kemampuan membaca permulaan siswa pada siklus II
sebesar 80. Dilihat dari nilai batas minimal sesuai dengan indikator kinerja, nilai
rata-rata siswa tersebut sudah memenuhi kriteria. Secara individual, dari hasil tes
pada siklus II dari siswa yang berjumlah 14 orang yang telah mencapai nilai lebih
besar atau sama dengan 70 sebanyak 13 siswa. Sementara 1 siswa mendapatkan
nilai di bawah 70. Jadi, nilai tes kemampuan membaca siswa pada siklus II telah
mencapai batas tuntas yang telah ditetapkan dengan tingkat ketuntasan belajar
secara klasikal sebesar 93%.
Peningkatan aktivitas selama kegiatan pembelajaran dapat dilihat
berdasarkan hasil observasi yang meliputi kegiatan-kegiatan: aktivitas siswa
dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengajukan dan menjawab
pertanyaan, rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat, kreativitas dan
inisiatif siswa meningkat serta aktif mengerjakan tugas.
Kemampuan siswa bertambah meningkat dari siklus I, dan siklus II
karena siswa pada saat pembelajaran menggunakan alat peraga/media merasa
terangsang untuk mempelajari, mengamati, dan mencoba apa yang dilihat dan
mudah untuk diketahuinya, anak lebih terfokus karena siswa merasa apa yang
dilihat itu memudahkan untuk diikuti, mudah untuk meniru dan melakukan
sesuai dengan petunjuk guru.
Hasil penelitian tindakan kelas tentang pembelajaran membaca melalui
penerapan media kartu bergambar yang dilakukan sebanyak dua siklus selalu
mengalami peningkatan dan telah dapat mencapai batas tuntas sesuai dengan
indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dengan demikian, penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yakni dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta kemampuan membaca siswa.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian ini maka kesimpulan yang diperoleh,


sebagai berikut:
Hasil belajar siswa pada siklus I dalam peningkatan kemampuan membaca siswa
memperoleh nilai rata-rata sebesar 66 dengan ketuntasan belajar secara klasikal
43% dan hasil belajar siswa pada siklus II dalam peningkatan kegiatan membaca
siswa dengan menggunakan media kartu bergambar mengalami peningkatan
dengan memperoleh nilai rata-rata 80 dan ketuntasan belajar secara klasikal
sebesar 93% dan telah memenuhi batas pencapaian indikator keberhasilan.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka saran yang dapat
diberikan sebagai berikut.

1. Bagi Siswa
Setelah mengetahui hasil kemampuan membaca siswa kelas 1 diharapakan
siswa meningkatkan kemampuan, minat, dan keberanian dalam membaca.
2. Bagi Guru
Setelah mengetahui hasil kemampuan membaca siswa ini diharapkan guru:
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memaksimalkan media dan
metode pembelajaran yang ada.
b. Meningkatkan motivasi, minat dan rasa percaya diri siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri Inpres Buon Kabupaten
Banggai.
4. Bagi Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian ini, masyarakat terutama wali murid siswa kelas
dan wali murid SD Negeri Inpres Buon pada umumnya, diharapkan dapat
mengembangkan minat dan motivasi siswa untuk terus berusaha dan pantang
menyerah dalam belajar.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
.
Abdurahman. 1999. Kesulitan Siswa Membaca Permulaan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmad Djauzak. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Asep Herry Hernawan. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdiknas. 2000. Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Depdiknas.
Djago Tarigan. 2006. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Djamarah, Bahri Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasan Wallinomo. 1991. Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas I, II di SD.
Jakarta: Dekdikbud.
LAMPIRAN I
1. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SD INPRES BUON

Kelas / Semester : 1/I

Tema : 4. Keluargaku

Sub Tema : 2. Kegiatan Keluargaku

Pembelajaran ke- : 2

Alokasi waktu : 5 x 30 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PEMBELAJARAN

PJOK

3.1 Memahami gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha,
dan keterhubungan dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau
tradisional.
4.1 Mempraktikkan gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep tubuh, ruang,
usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau
tradisional.
Indikator :
3.1.1 Mengidentifikasi gerak lokomotor yang benar saat mengikuti kegiatan lomba
lari.
4.1.1 Mempraktikkan gerak lokomotor pada kegiatan lomba lari.

BAHASA INDONESIA
3.8. Mengenal ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan
pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, dan petunjuk kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat
dibantu dengan kosakata bahasa daerah.
4.8. Mempraktikkan ungkapan terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan
pemberian pujian, dengan menggunakan bahasa yang santun kepada orang
lain secara lisan dan tulisan.

Indikator :
3.8.3 Menyebutkan ungkapan terima kasih lisan atau tulisan dengan tepat.
3.8.4 Menyebutkan ungkapan permintaan tolong secara lisan dengan baik.
4.8.1 Menggunakan ungkapan terima kasih lisan atau tulisan dengan tepat.
4.8.3 Menggunakan ungkapan permintaan tolong lisan atau tulisan dengan tepat.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mendengarkan cerita guru, siswa dapat menjelaskan kegiatan yang biasa
dilakukan keluarga dengan benar.
2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menunjukkan ungkapan
tolong dan terima kasih dengan tepat.
3. Dengan melakukan simulasi percakapan, siswa dapat menggunakan ungkapan
permintaan tolong dan terima kasih dengan santun.
4. Dengan menyimak penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan prosedur gerakan
berlari satu arah dengan percaya diri.
5. Melalui permainan ayam dan elang, siswa mampu mempraktikkan prosedur
gerakan berlari satu arah dengan percaya diri.

D. MATERI
1. Ungkapan tolong dan terima kasih.
2. Gerakan berlari satu arah melalui permainan ayam dan elang.

E. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN


Pendekatan : Scientific

Model : Discovery Based Learning

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan 1. Pembelajaran dimulai dengan salam dan menanyakan kabar. 15


2. Pembelajaran dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa. menit
Pendahulua (Religius)
n 3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat
dan manfaatnya bagi tercapainya cita-cita. (Motivasi)
4. Guru mengecek kehadiran siswa.
5. Guru memberikan Ice Breaking ”tepuk putih, hijau, kuning, merah”
Prosedurnya :

- Jika guru mengucapkan putih, siswa tepuk tangan 1 kali.


- Jika Kuning siswa tepuk tangan 2 kali
- Jika Hijau tepuk tangan 3 kali
- Jika Merah tidak bertepuk tangan
- Variasikan pengucapan putih, kuning, hijau dan merah.
6. Siswa menyanyikan lagu nasional secara bersama-sama.
7. Guru menyampaikan tema pembelajaran yang akan diajarkan.
8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan aktivitas
yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran. (Memberi Acuan)
9. Guru mengingatkan siswa tentang pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan pembelajaran yang akan disampaikan. (Apersepsi)
Kegiatan 1. Guru membagikan buku siswa. 120
2. Siswa membaca teks tentang kegiatan keluarga Beni (buku siswa halaman
Inti 53). (Literasi) menit
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan olahraga bersama
keluarga.
4. Siswa diarahkan untuk saling bertanya jawab tentang kegiatan olahraga
yang dilakukan keluarga masing-masing.
5. Siswa secara individu menceritakan tentang kegiatan olahraga bersama
keluarga di depan kelas. (Creative)
6. Siswa menyimak penjelasan guru tentang prosedur gerakan berlari satu
arah :
 Posisi badan agak condong ke depan
 Pandangan mata ke depan.
 Berlari dengan koordinasi gerakan tangan dan kaki sesuai.
 Arah berlari lurus (tidak menyamping) menuju satu arah.
7. Siswa menyimak penjelasan guru, tentang gerakan lari yang bukan satu
arah, misalnya dengan zig-zag dan memutar.
8. Guru menyiapkan lintasan sederhana. Berupa lintasan lurus dari titik A ke
titik B. Jarak titik A ke titik B kurang lebih 10 meter.
9. Guru menyiapkan kartu kalimat pada titik A dan memasang papan
percakapan pada titik B.
10. Guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok
beranggotakan 4 orang dan masing-masing berperan sebagai siswa 1,
siswa 2, siswa 3, dan siswa 4. (Collaborative)
11. Siswa melakukan langkah-langkah gerakan berlari satu arah sesuai
instruksi guru :
a. Dimulai pada kelompok 1, 4 siswa berkumpul di titik A. Siswa
membentuk barisan dari depan ke belakang.
b. Siswa 1 mengambil kartu kalimat dan berlari dari titik A ke titik B
c. Sampai dititik B siswa 1 memasang kalimat sesuai dengan gambar
yang ada pada papan percakapan dan kembali ke titik A. (Critical
Thinking)
d. Sesampai di titik A. Siswa 1 menuju posisi paling belakang.
Selanjutnya siswa 2 melakukan hal yang sama.
e. Guru memberikan arahan jika ada prosedur gerakan yang kurang tepat.
Kegiatan diteruskan sampai semua siswa melakukan gerakan berlari.
12. Siswa beristirahat sejenak. Siswa bertanya jawab tentang kegiatan
gerakan berlari satu arah.
13. Siswa menyimak penjelasan guru bahwa kemampuan berlari yang baik
akan membantu melakukan banyak kegiatan, misalnya melakukan
permainan yang menyenangkan.
14. Siswa melakukan permainan “Ayam dan Elang”
15. Siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok secara heterogen.
(Collaborative)
16. Setiap kelompok, ada yang berperan menjadi elang, induk ayam, dan
sisanya menjadi anak ayam. Elang bertugas menangkap anak ayam,
sedangkan induk ayam bertugas menjaga anak ayam dari serangan elang.
17. Setiap kelompok membentuk barisan, induk ayam berada pada barisan
paling depan. Elang berada di luar barisan berhadapan dengan induk
ayam. (Critical Thinking)
18. Kelompok 1 melakukan permainan terlebih dahulu. Kelompok 2
memberikan semangat.
19. Setelah kelompok 1, maka kelompok 2 melakukan permainan dan
kelompok 1 memberikan semangat.
20. Setelah selesai, siswa beristirahat sejenak.
21. Siswa menceritakan kembali dan memberikan pendapat tentang
permainan. (Communicative)
22. Siswa menyimak cerita guru bahwa Udin dan teman-teman sangat
senang bermain ayam dan elang. Pak guru menyampaikan terima kasih
karena para siswa telah bekerja sama dengan baik.
23. Siswa secara berpasangan memeragakan percakapan antara Udin dan
Edo.
24. Siswa memberikan contoh percakapan yang lain.
25. Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok
26. Siswa mengerjakan LKPD secara kelompok dengan arahan dan
bimbingan dari guru.
27. Guru memberi apresiasi pada siswa yang mampu menyelesaikan tugas
kelompok dengan cepat dan tepat.
28. Perwakilan siswa membacakan hasil kerja LKPD di hadapan siswa lain.
(Communicative)
29. Siswa mengerjakan evaluasi.
Kegiatan 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi : 15 menit
a. Materi apa saja yang telah dipahami?
Penutup b. Materi apa saja yang belum dipahami?
c. Adakah hal-hal yang ingin diketahui oleh siswa lebih lanjut?
d. Bagaimana perasaan selama pembelajaran berlangsung?
2. Guru menyampaikan penguatan atas materi yang telah disampaikan .
3. Bersama siswa, guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
4. Guru menyampaikan apresiasi atas kerjasama dan semangat siswa dalam
belajar.
5. Siswa diingatkan akan pentingnya sikap syukur dan percaya diri.
6. Kegiatan diakhiri dengan merapikan pakaian, peralatan belajar,
kebersihan kelas, yel-yel kelas dan doa bersama.
G. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
Teknik : Observasi

Bentuk Instrumen : Daftar cek

2. Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tes Tulis

Bentuk Instrumen : Isian

3. Penilaian Keterampilan
Teknik : Tes Praktik

Bentuk Instrumen : Daftar cek

H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Sumber :
1. Buku Pedoman Guru Tema 4 Kelas 1 dan Buku Siswa Tema 4 Kelas 1 Revisi
2017 (Buku Tematik Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
2. Media :
1. Video gerakan berlari satu arah dan berbagai arah
2. Papan percakapan
3. Kartu kalimat

Buon, ........................2020

Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Kelas 1 ,

Dena Lamato, S.Pd,M.Pd Rosnawati, S.Pd


NIP. 19680126 198804 2 002 NIP. 19830906 201503 2 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SD INPRES BUON


Kelas / Semester : I (Satu)
Semester : I (Satu)
Tema 4 : Keluargaku
Sub Tema 2 : Kegiatan Keluargaku
Pembelajaran : 3
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (5 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia
3.8 Merinciungkapanpenyampaianterimakasih, permintaanmaaf, tolong,
danpemberianpujian, ajakan, pemberitahuan,perintah,
danpetunjukkepada orang lain denganmenggunakanbahasa
yangsantunsecaralisandantulisanyang
dapatdibantudengankosakatabahasadaerah.
4.8 Mempraktikanungkapanterimakasih, permintaanmaaf,tolong,
danpemberianpujian,denganmenggunakanbahasayang santunkepada
orang lainsecaralisandantulis.

PKN
1.2 Menerima aturan yang berlakudalamkehidupansehari-
haridirumahsebagaianugerahTuhanYang MahaEsa
2.2 Menerima aturan yang berlakudalamkehidupansehari-haridirumah
3.2 Mengidentifikasiaturan yangberlakudalamkehidupansehari- hari
dirumah.
4.2 Menceritakankegiatansesuaidenganaturan yang
berlakudalamkehidupansehari-hari dirumah.

Matematika
3.5 Mengenalpolabilangan
yangberkaitandengankumpulanbenda/gambar/gerakanataulainnya
4.5 Memprediksidanmembuatpolabilangan yang
berkaitandengankumpulanbenda/gambar/gerakanataulainnya.

C. INDIKATOR
Bahasa Indonesia
3.8.1 Menyebutkanungkapanterimakasihlisanatautulisandengantepat.
3.8.2 Menyebutkanungkapanpermintaantolong.
4.8.1 Menggunakan ungkapan terima kasih dan tolong lisan atau tulisan dengan
tepat.
4.8.2 Memeragakan cara berpamitan pergi ke sekolah dan pulang sekolah, serta
mencium tangan orang tua.

PPKn
3.2.1 Menggaliinformasitentanghal-hal yang
harusdilakukandalamhubungandenganorangtua di rumah.
4.2.1 Memintaizin orang tuajikahendakbermain di luarrumah.

Matematika
3.5.1 Menyebutkanbarisbilanganberdasarkanpolatertentu.
4.5.1 Membuatpolabilangan
yangberkaitandengankumpulanbenda/gambar/gerakanataulainnya.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan menyimak penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan hal-hal
yang harus dilakukan dalam hubungan dengan orang tua di rumah
dengan tepat.
2. Dengan membaca teks, siswa mampu menjelaska nungkapan tolong dan
terima kasih dengan santun.
3. Dengan mempraktikkan percakapan, siswa mampu menggunakan
ungkapan tolong dan terima kasih dengan santun dan percaya diri.
4. Dengan mengamati kumpulan benda, siswa mampu mengurutkan baris
bilangan berdasarkan pola tertentu dengan tepat.
5. Dengan mengamati kumpulan benda, siswa mampu membuat pola
bilangan dengan teliti.
6. Dengan menyimak teks dan bercerita, siswa mampu mempraktikkan
cara meminta izin orang tua jika hendak bermain diluar rumah dengan
benar.

E. MATERI PENGAJARAN
Bahasa Indonesia : Ungkapan menyampaikan terima kaih, permohonan
maaf, permintaan tolong, ajakan, perintah dan
kesantunan kepada orang tua
PPKn : Aturan di rumah
SBDP : Baris bilangan

F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Pembelajaran Discovery Based Learning
3. Metode :Pemberian Informasi, diskusi, penugasan

Kegiatan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
DeskripsiKegiatan
Waktu
Awal  Pembelajaran dimulai dengan salam, menanyakan 15menit
kabar siswa, memeriksa kerapian pakaian, kebersihan
kelas dan berdoa bersama.
 Mengecek kehadiran siswa
 Guru melakukan apersepsi
- Menanyakan tentang pembelajaran sebelumnya
- Menyanyikan lagu “sayang semuanya”
- Memberi nasehat tentang menyayangi
keluarga.
 Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
Inti  Siswa menyimak cerita guru tentang Dayu yang 145 menit
senangmembantu ayahdanibu di rumah.
 Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab tentang
kegiatan yang bisa dilakukan dalam hubungan dengan
orang tua di rumah.
 Siswa menemukan aktivitas membantu orangtua yang
pernah mereka lakukan, dengan mengisi tabel ‘Aku
Senang Membantu Orang Tua’, dengan memberikan
tanda ceklis pada kolom sering, kadang-kadang atau
Alokasi
DeskripsiKegiatan
Waktu
tidak pernah.
 Perwakilan siswa menceritakan tabel yang telah diisi.
 Siswa bersama-sama membaca teks “Memasak
Bersama Keluarga”.
 Siswa menyimak percakapan Dayu dan Ibu dalam
menggunakan kata tolong dan terima kasih.
 Siswa dibimbing guru untuk membuat contoh seperti
percakapan di atas. Perwakilan siswa memeragakan di
depan kelas.
 Siswa menyimak percakapan Ayah dan Dayu tentang
jumlah apel.
 Siswa memperhatikan penjelasan guru untuk
menghitung dan menuliskan banyak buah dan sayur,
peralatan makan dan bumbu dapur dalam gambar.
 Dari data tersebut, siswa diminta membuat baris
bilangan yang memiliki pola tertentu.
 Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang.
 Pada setiap kelompok, siswa mengumpulkan alat tulis
yang dimiliki, misalnya pensil, pensil warna atau
crayon, buku, penghapus atau penggaris.
 Siswa mengamati baris bilangan
 Siswa menyusun pola bilangan dari kumpulan alat
tulis yang mereka miliki.
 Siswa dibimbing menyusun alat tulis berdasarkan pola
yang berbeda.
 Siswa menyimak contoh percakapan Dayu dan Ibu
yang meminta izin ke luar rumah untuk bermain di
rumah Siti.
 Siswa diminta memeragakan percakapan tersebut.
 Siswa diminta menceritakan pengalaman meminta izin
sebelum bermaindi luar rumah.
 Guru memberikan evaluasi.
Akhir  Guru 15 menit
bersamasiswamenyimpulkankegiatanpembelajaran.
 Kegiatandiakhiridenganmerapikanpakaian,
peralatanbelajar.
 Guru dan siswa bersama-sama menyanyikan lagu
“selamat siang”
 Mengajak semua siswa berdo’a menutup kegiatan
pembelajaran menurut agama dankeyakinan masing-
Alokasi
DeskripsiKegiatan
Waktu
masing

H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap / Afektif : observasi
2. Penilaian Pengetahuan / Kognitif : lisan dan tulisan
3. Penilaian Keterampilan / Psikomotorik : unjuk kerja

I. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Pedoman Guru Tema : Keluargaku Kelas 1 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
 BukuSiswa Tema : Keluargaku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
 Lembar pengamatan pada buku siswa.

Buon, ........................2020
Mengetahui Guru Kelas 1 ,
Kepala Sekolah,

Dena Lamato, S.Pd Rosnawati, S.Pd


NIP.19680126 198804 2 002 NIP. 19830906 201503 2 003
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Instrumen Penilaian Siklus I (Satu)


Instrumen Penilaian Siklus II (Dua)

Anda mungkin juga menyukai