Anda di halaman 1dari 3

Nama : Desi M. V.

Panggabean
Kelas : 1.1 Farmasi
Nim : 200205013

Tugas Biokimia

1. Jelaskan penyakit yang disebabkan jika mengkonsumsi lemak, protein


dan  karbohidrat dalam jumlah yang berlebih
Jawab :
 Lemak
Ketika lemak tubuh meningkat, otomatis darah juga dipenuhi
dengan lemak. Hasilnya akan muncul penyakit hipertensi atau tekanan
darah tinggi. Lemak yang menumpuk terutama disekitar perut akan
meningkatkan kadar gula darah dan menghambat kerja insulin yang
pada akhirnya akan menyebabkan diabetes.

 Protein
1. Penumpukan keton dan bau mulut
Mengganti asupan makanan berkarbohidrat, seperti nasi, dengan
mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi dapat
menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis.
Kondisi ini bisa mambuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh,
sehingga menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga
dapat membahayakan ginjal.

2. Peningkatan berat badan


Pola makan tinggi protein memang dapat membantu mengurangi berat
badan dalam waktu singkat. Namun, efek jangka panjang dari pola
makan ini justru bisa meningkatkan berat badan karena protein berlebih
tersebut akan disimpan sebagai jaringan lemak.
Hal ini lebih mungkin terjadi jika Anda mengonsumsi makanan
berprotein tinggi yang juga banyak mengandung lemak, seperti daging
merah atau daging berlemak. Sementara itu, bagi atlet atau orang yang
rutin melatih otot, pola makan tinggi protein dapat membuat massa otot
bertambah, sehingga berat badan juga ikut bertambah.

3. Kerusakan ginjal
Di dalam tubuh, protein akan diolah menjadi asam amino. Sisa
metabolisme protein menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu
disaring dan dibuang oleh ginjal melalui urine.
Inilah alasan mengapa asupan protein yang tinggi dapat membuat ginjal
bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit
ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau mengurangi asupan
protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah.
4. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging
berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan
kolesterol.
Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi
yang bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya
penyakit kardiovaskular dan stroke.

5. Kehilangan kalsium
Asupan tinggi protein bisa menyebabkan tubuh lebih banyak membuang
kalsium. Berkurangnya jumlah kalsium dalam tubuh terbukti dapat
membuat tulang keropos dan meningkatkan risiko terjadinya
osteoporosis.

 Karbohidrat
Apabila terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat maka akan semakin
banyak jumlah lemak yang disimpan di jaringan lemak pada tubuh
sehingga akan meningkatkan resiko penyakit seperti jantung koroner,
obesitas, dan diabetes melitus tipe 2

2. Jelaskan penyakit yang disebabkan jika kekurangan mengkonsumsi


lemak, protein dan  karbohidrat.
Jawab :
 Lemak
Selain itu, kurangnya asupan lemak dapat mengganggu sistem saraf dan
penglihatan. Meskipun lemak selalu dituding sebagai penyebab
dari penyakit jantung, uniknya salah satu akibat kekurangan
lemak adalah meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner.

 Protein
1. Hipoproteinemia
Hipoproteinemia merupakan kondisi dimana tingkat protein yang sangat rendah dalam
darah. Kondisi ini bisa disebabkan karena penyakit seerti penyakit ginjal, hati, celiac,
dan radang usus.
Gejala hipoproteinemia pada anak yang kekurangan protein bisa berat dan ringan,
yaitu:

 Mudah sakit dan infeksi


 Kulit kering dan mudah mengelupas
 Kelelahan yang ekstrem
 Rambut menipis, kering dan rontok
2. Kwashiorkor
Mungkin Parents masih sangat asing dengan Kwashiorkor. Padahal Kwashiorkor
merupakan kondisi parah akibat tubuh kekurangan protein atau kalori dalam tubuh.
Penyakit ini terjadi akibat sel tubuh tertentu tidak mendapatkan protein. Akhirnya
menyebabkan fungsi normal sel mati dan tidak berkembang dengan normal. Beberapa
kondisi yang terjadi bila anak mengalami kwashiorkor ialah:

 Stunting: Karena protein sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan anak,


stunting bisa dialami. Stunting adalah dampak yang paling umum dialami
anak yang kekurangan protein. Anak dengan kondisi ini biasanya memiliki
tubuh yang pendek. Yang terjadi ialah kolagen (jenis protein fibrosa)
membantu menjaga masa otot dan pertumbuhan tulang tidak cukup.
 Masalah pada kulit, kuku dan rambut: Protein jenis kolagen dan keratin
berfungsi untuk menyusun kulit, rambut dan kuku. Bila anak kekurangan
protein ini, kuku mungkin cenderung lebih kering, mudah mengelupas dan
berubah warna.
 Terjadi pembengkakan pada tubuh: Di dalam darah terdapat protein
albumin atau disebut dengan plasma darah. Ia berfungsi untuk
mempertahankan tekanan onkotik (kemampuan untuk menarik cairan ke
dalam siklus darah). Bila asupan protein kurang, tekanan onkotik akan
berkurang. Sehingga mengakibatkan cairan menumpuk di jaringan dan
menyebabkan edema (pembengkakan). Edema terjadi di rongga perut yang
membuat anak memiliki perut yang buncit dengan tubuh yang kurus.

3. Marasmus

Masalah kesehatan seperti marasmus juga bisa terjadi apabila anak kekurangan
protein. Ia akan kehilangan lemak dan otot tubuh, sehingga tidak mungkin tumbuh
seperti anak normal lainnya.

Gejala utama penyakit marasmus adalah hilangnya lemak di jaringan tubuh dan wajah,
sehingga tulang pipi menjadi lebih timbul ke permukaan kulit. Lalu kulit mulai
mengendur dan mata menjadi cekung.

 Karbohidrat
Dalam jangka pendek, kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan
ketosis, yaitu suatu kondisi ketika tubuh memanfaatkan lemak sebagai
sumber energi. Gejala ketosis antara lain adalah sakit kepala, lemas,
dehidrasi, mual, pusing, dan mudah emosi. Ketosis dapat menyebabkan
penumpukan senyawa keton dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai