Panggabean
Kelas : 1.1 Farmasi
Nim : 200205013
Tugas Biokimia
Protein
1. Penumpukan keton dan bau mulut
Mengganti asupan makanan berkarbohidrat, seperti nasi, dengan
mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi dapat
menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis.
Kondisi ini bisa mambuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh,
sehingga menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga
dapat membahayakan ginjal.
3. Kerusakan ginjal
Di dalam tubuh, protein akan diolah menjadi asam amino. Sisa
metabolisme protein menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu
disaring dan dibuang oleh ginjal melalui urine.
Inilah alasan mengapa asupan protein yang tinggi dapat membuat ginjal
bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit
ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau mengurangi asupan
protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah.
4. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging
berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan
kolesterol.
Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi
yang bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya
penyakit kardiovaskular dan stroke.
5. Kehilangan kalsium
Asupan tinggi protein bisa menyebabkan tubuh lebih banyak membuang
kalsium. Berkurangnya jumlah kalsium dalam tubuh terbukti dapat
membuat tulang keropos dan meningkatkan risiko terjadinya
osteoporosis.
Karbohidrat
Apabila terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat maka akan semakin
banyak jumlah lemak yang disimpan di jaringan lemak pada tubuh
sehingga akan meningkatkan resiko penyakit seperti jantung koroner,
obesitas, dan diabetes melitus tipe 2
Protein
1. Hipoproteinemia
Hipoproteinemia merupakan kondisi dimana tingkat protein yang sangat rendah dalam
darah. Kondisi ini bisa disebabkan karena penyakit seerti penyakit ginjal, hati, celiac,
dan radang usus.
Gejala hipoproteinemia pada anak yang kekurangan protein bisa berat dan ringan,
yaitu:
3. Marasmus
Masalah kesehatan seperti marasmus juga bisa terjadi apabila anak kekurangan
protein. Ia akan kehilangan lemak dan otot tubuh, sehingga tidak mungkin tumbuh
seperti anak normal lainnya.
Gejala utama penyakit marasmus adalah hilangnya lemak di jaringan tubuh dan wajah,
sehingga tulang pipi menjadi lebih timbul ke permukaan kulit. Lalu kulit mulai
mengendur dan mata menjadi cekung.
Karbohidrat
Dalam jangka pendek, kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan
ketosis, yaitu suatu kondisi ketika tubuh memanfaatkan lemak sebagai
sumber energi. Gejala ketosis antara lain adalah sakit kepala, lemas,
dehidrasi, mual, pusing, dan mudah emosi. Ketosis dapat menyebabkan
penumpukan senyawa keton dalam tubuh.