HA PASI EN
DA KELUAR (HP
K EN N GA K)
DR.Dr.Sutoto,M.Kes
WAWANCARA KEPADA STAF KEPERAWATAN DAN STAF MEDIS
• APA YG ANDA LAKUKAN BILA PASIEN MINTA PENJELASAN TENGA HAK DAN
KEWAJIBAN PASIEN ? TOLONG JELASKAN
• APA YANG ANDA LAKUKAN BILA PASIEN BARU MASUK KE RAWAT INAP DIA
MEMINTA SUPAYA TAK BOLEH ADA ORANG MEMBESUK DIRINYA KECUALI
ADIKNYA SAJA ?
• APABILA ADA PASIEN YG MINTA PELAYANAN BIMBINGAN ROHANI APA
YANG ANDA LAKUKAN ?
• APA YG ANDA LAKUKAN BILA PASIEN DALAM KEADAAAN TIDAK SADAR DATANG KE IGD
SEMENTARA DIA MEMAKAI PERHIASAN DAN MEMBAWA BARANG BERHARGA ?
• APA YANG ANDA LAKUKAN BILA SEORANG PASIEN IBU HAMIL AKAN PARTUS DAN DIA
DITOLONG OLEH DOKTER OBSGIN YANG BIASA MEMERIKSA DIA , SEMENTARA DOKTER JAGA
OBSGINNYA BUKAN YANG DIA MINTA ?
• APA YANG ANDA LAKUKAN BILA SEORANG PASIEN IBU HAMIL HARUS SEGERA DISEKSIO
MINTA DITOLONG OLEH DOKTER OBSGIN YANG BIASA MEMERIKSA DIA , SEMENTARA
DOKTERJAGA OBSGINNYA BUKAN YANG DIA MINTA ?
APA YANG ANDA LAKUKAN BILA PASIEN MENEKAN BEL MEMANGGIL ANDA DAN DIA MENGELUH
NYERI DADA DAN SESAK NAFAS ?
BAGAIMANA BILA MENGELUH NYERI RINGAN DI PERUT TETAPI MENYEBABKAN DIA TAK BISA
TIDUR ?
APA YANG ANDA LAKUKAN BILA SEORANG PASIEN WANITA PASKA OPERASI MELAPORKAN
BAHWA DIA MENDAPATKAN PELECEHAN SEKSUAL DARI SEORANG PERAWAT PRIA ?
APA YANG ANDA LAKUKAN BILA SEORANG PASIEN KARENA DIDIAGNOSIS Ca PAYUDARA INGIN
MEMINTA SECOND OPINION DARI DOKTER LAIN ?
(D ObsGin)LANGKAH 2 APA YANG ANDA LAKUKAN BILA MENDAPAT LAPORAN DARI DR JAGA
DIMALAM HARI ADASEORANG PASIEN DENGAN DIAGNOSIS PREEKLAMSI DAN HARUS SEGERA
DILAKUKAN SEKSIO ?
ASESMEN PRA BEDAH, MEMBERITAHU KEADAN PASIEN DIAGNOSIS PASTI DAN RENCANA
PELAYANAN.
Standar
HPK 1
Ada regulasi bahwa RS
bertanggung
dan mendukungjawab
hak pasien dan
keluarga
selama dalam
asuhan.
Elemen penilaian HPK 1 Telusur Skor
R Regulasi tentang hak pasien dan 10 TL
1. Ada regulasi tentang hak dan
keluarga - -
kewajiban pasien dan keluarga (lihat juga 0 TT
W Direktur 10 TL
2. Pimpinan rumah sakit memahami hak Kepala bidang/divisi 5 TS
Kepala unit pelayanan 0 TT
dan kewajiban pasien dan keluarga
perundang-undangan. (W)
perundang-undangan. (W)
D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang 10 TL
4. Semua staf memperoleh edukasi dan 5 TS
hak dan kewajiban pasien
0 TT
memahami tentang hak serta kewajiban
W Kepala diklat
pasien dan keluarga, juga dapat Staf RS
didampingi keluarga-nya
dalam keadaan kritis
• menjalankan ibadah sesuai kepercay
agama atau aan
• menolak pelayanan bimbingan rohani yang deng agama
tidak sesuai an dan
kepercayaan
KAR UURS pasal 32
S
• mengajuk pengaduan atas kualitas pelayanan
•
an yang didapatkan
usu sara perbaik
mengajuka l, n, an
n mengeluhkan pelayanan
•
Rumah Sakit
melalui media ketentuan
sesuai dengan cetak dan
elektronik
pr UUan
peraturan
perundang-und
pasien. (R)
D Bukti pelaksanaan tentang penjelasan 10 TL
2. Ada bukti pasien diberitahu bahwa 5 TS
kerahasiaan informasi kesehatan pasien
0 TT
segala informasi tentang kesehatan
Staf klinis
pasien adalah rahasia dan kerahasiaan W Pasien/keluarga
perundang-undangan. (D,W)
pasien. (O,W)
KAR
S
CONTOH KALIMAT
IDENTIFIKASI PRIVASI
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)
KEINGINAN PRIVASI
KHUSUS
• Saya menginginkan/tidak menginginkan
privasi khusus
(coret sat bil mengingin tersed formu
salah u, a kan ia lir
khusus)
Sutoto 2
KARS 6
CONTOH FORMULIR PERMINTAAN PRIVASI KHUSUS
KARS
Kebutuhan Privasi umum
saat:
1. wawancara klinis
2. pemeriksaan,
3. prosedur/pengobatan
4. transportasi
KARS
Rumah sakit wajib
menghormati
kerahasiaan informasi
kesehatan pasien.
KAR
S
BAB II
RUANG LINGKUP RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 3
(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan data dan
tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
informasi
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
•
informasi
a. kesehatan
dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses terhadap data
pasien;
b. pimpinan fasilitas pelayanan
• dan
• kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan
• pelayanan kesehatan;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi
pelayanan
kesehatan pasien di fasilitas
kesehatan;
• e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas
• pelayanan kesehatan;
f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,
manajemen
perawatan, dan/atau di fasilitas pelayanan
informasi
kesehatan.
(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun
duni
pasien telah meninggal
a.
• Kelola Risiko Susun rencana pencegahan risiko Keselamatan & keamanan misalnya
monitoring daerah berisiko keamanan & keselamatan dng pemasangan CTTV, akses
terbatas, dll
N01'-IER AA'·
Koa.d.WBara .. •
'
Saa t Diriripk.an Saar Diserallkan
No. JUlis Haria I &a.da Jumlah
Taa.ggal ........... - ............
Taa.g:gal .........................
2.
3.
4.
5.
6.
7.
s.
9.
10.
PETUGAS Saksi,
~ l1as,raPasien
KARS
CONTOH
!f>ANDUAN
PERLINDUNGAN PASIEN TERHADAP KEKERASAN FISIK
A.DEFINISI
1. Kekerasan Fisik adalah ekspresi dari apa bfilk yang dilakukan secara tisi.k
yang mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada kebe basan a tau
martabatseseorang. Kekerasanfisik dapat dilakukan oleh perorangan atau
sekelompok orang.
2. Perlindungan Pasien Terhadap Kekerasan Fisik adalah suatu upaya
rumah sakit untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh pengunjung,
pasien lain atau staf rumah sakit.
3. Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi dalam kurun walctu satu jam
pertama kelahiran.
4. Bayi Yang Lahir Normal adalah bayiyang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2 500 gram sampai 4000 gram.
5. Anak - Anak adalah masa yang dimulai dari periode bayi sampai masa pubertas yaitu 13-14
tahun. KARS
CONTO PROSEDUR PERLINDUNGAN PENCULIKA BAY
H TERHADAP N I
PENGER TIAN Tindakan
Melindungi pasien (bayV anak) dari tindakbayi
pencegahan terhadap penculikan dan anak.di
penculikan
TU.JUAN lingfil!ngan
rumah
Bayi/anak/
sakit. /manula/ orang yang tidak dapat melindungi
KEBIJAKAN diri sendiri harus
mendapat
perlindungan khusus
1. Lakukan pemeriksaan secara berkala di ruang
rawat bayi/
anak/manula/pasien
2. Lakukan yg tidakruangan
monitoring seluruh dapat melindungi
dengan
dirinya sendiri
menggggakan
3. CCTV
Larang orang asing yang tidak berkepentingan
4. berada pada
PROSED UR
kepada semua orang yang akan
area tersebut.
meninggalkan rumah
Awasi dengan disiplin sakit
pintu keluar di ruang
dengan bayi/ anak.
5. rawat bayi/ anak
Pastikan bahwa keluarga/ orang tua bayi/
6. anakmembawa
surat serah terima bayi (SIB) sesuai identitas.
lakukan pemeriksaan terhadap seluruh area
1. rumah
SATPAM sakit, Jika
UNIT TERKAIT ada laporan
2. Semua unit teriadi penculikan bayi, segera.
pelayanan
DOKm1IEN TERKAIT Panduan Perlindunzan
KAR Terhadan Kekerasan Fisik
S
Standar
HPK 1.4
Pasien yang rentan terhadap
kekerasan
dan fisikpasien yang
kelompok
berisiko
diidentifikasi dan
dilindungi.
Maksud dan Tujuan HPK 1.4
Rumah sakit menjaga keamanan dalam tiga area
a. Are publik yang terbuka untuk umum seperti area
yaitu:
a parkir, rawat
b. jala dan penunjang pelayanan,
n
tertentu dengan
tertutup ijin
dimana khusus
pada dan
area ini pakaian
hanya tertentu
bisa dimasuki
misalnya
Area orang kamar
c. operasi,
tertentu tertutup
Area semi terbuka, pada
yaitu area saat yang lain,
yang terbuka padamisalnya
saat-saat
dan saat jam
pada rawat inap
berkunjung menjadi area terbuka
tetapi diluar jam
berkunjung menjadi area tertutup untuk itu
pengunjung diluar
jam berkunjung harus diatur, diidentifikasi dan
Elemen penilaian HPK 1.4 Telusur Skor
W Staf terkait
W Staf terkait
Pasien / keluarga
KAR
S
Pembagian Daerah RS
1. Public area (open): terbuka untuk publik contoh Rawat jalan,
parkir
area
2. Semi Public area (semi open): rawat inap (saat kunjungan open,
saat
diluar jam kunjungan closed dengan ijin
3. Aseptic area (closed}: contoh Kamar OK . Closed ; harus dengan
ijin khusus dan persyaratan khusus
Diadaptasi dari Buku Pedoman Teknis Sarana Prasaran RS Kelas C , Depkes R.I. 2007
Standar
HPK 2
Rumah sakit regulasi
menetapkan dan
proses untuk
pasien dan keluargapartisipa
di
mendukung
dalam
asuh proses si
an
Elemen penilaian HPK 2 Telusur Skor
A. DEFINISI
1. Opi.ni Media adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter ata
u
ahli medis t:erhadap suat:u diagnosa, t:erapi dan rekomendasi medis lain t:erhadap
penyakit: seseorang.
pasien bisa jadi menemui lebih dari dua dokt:er untuk dimint:akan pendapat:
KAR
S
CONTOH PROSEDUR SECOND OPINION
Alam at: .
Saya juga menyadari bahwa oleh karena ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti dan selalu be.rkembang, maka
perbedaan pendapat ahli adalah biasa terjadi dalarn dunia kedokteran.
Say a menyadari beban biaya second opinion menjadi tanggungjawab saya,
Saksi: . . . . . . . . . tii:I .
Pasien/\Vali**)
W DPJP 10 TL
7. Pasien dan keluarga dijelaskan dan PPJA 5 TS
Staf klinis 0 TT
memahami tentang haknya dalam
Pasien/keluarga
berpartisipasi membuat keputusan
KAR
S
Dijelaskan tentang
hasil pelayanan dan
pengobatan,
termasuk hasil yang
tidak diharapkan
dan siapa yang
akan
memberitahukan
KAR
S
HAK PASIEN DALAM PELAYANANDAN EDUKASI YANG HARUS
DIBERIKAN
OLEH DPJP
1. Penjelasan agar pasien dan keluarganya
mengetahui kapan akan
dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis
pasti
2. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan
akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan
pengobatannya
3. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui
bagaimana
proses untuk mendapatkan persetujuan dan Ketika
5. Pasien dan keluarga berhak diberi informasi
tentang hasil dari proses asesmen dan setiap
diagnosis yang telah ditetapkan apabila
diperlukan. (HPK 2.1)
6. pasien dan keluarganya diberitahu tentang
bagaimana mereka akan dijelaskan tentang
hasilpelayanan dan pengobatan, termasuk
hasilyang tidak diharapkan dan siapa yang
akan memberitahukan (HPK 2.1.1)
7. penyakit, saran pengobatan, dan para pemberi
pelayanan, shg mereka dapat membuat keputusan
ttg
CONTOH CATATAN EDUKASI TERINTEGRASI
Nama:
No.RM:
CATA TAN EDU KASI TERI N TEGRA SI
3:g.l.. I iilbi.i:· LIP
PASIENJ KELUARGA
B1•i11ogaB1e.o-ri'5.Jloik :
HAMBATAN BELAJAR:
1. D TdkAda 2. D Pandangan Terbata.s 3. Hambatan Bahasa: D Tidak ova:
4. O Kognisi Terbata.s 5. OPendengaran Terbata.s 6. O Hambatan Emosi 7. 0 Keterbata.s an Fisik
8. Pertimbangan Budaya dim perawatan: D Tidak O Ya: 9. O Tdk bisa membaca
Tanggal dan Tanda Tangan
GAYA BELAJAR YANG DI SU KAI:
DVerbal D Tertulls O~IJIQO.liltll,51 OLaln-laln:
.
1. Paslen
~,VU--.;>1
2. Pasangan <l~U1cl/:;1111ml)
.,..._,
1. Olskusi
_iuA
2. Tertulisl Ma_kalah
•
-- .... -
1. Pema_hama.n Seeara Verbal
2. Oemonstrasl Ulang
~"'"
3. Orang Tua 3. Butuh Penguatan
4. Sauda_r.a Kandung
3. Q~IJIQO:i.l[asi
4. Video ··
.
5. Lain-lain:
.
S. Lain-lain:
I .I.; ·:...
~
I
TQ.ll TOPIK EDUKASI
·:. .;
c
D!os;!~
DJog~oJ
D!os;!~
Dio~oJ KETERANGANJ CATA
..- -
Jam TAN
?·;; n@m~
f
... ..
ID ... .. f .
E
n@m~ e~otie~oticicirnill
E~Yls~fil
~ w ~Yls!UQC
Penjelaskan tentang kondisi ..
~
~\!Ml>..\ Pomt 1 ll:Q. 4
medis dan diagnosis pasti
Ren can a pelayanan dan
::c
.;.; Q.Q~~DPJP
pengobatannya
"i '
Proses untuk mendapatkan
p ers etujuan .
Hak Pasi@n SlAll ~eruaJ:9.1! untuk
berpartisipasi dalam keputusan
pelayananny.a
KARS
-
HPK DALAM PELAYANAN
• Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses
pelayanan melalui:
• pembuatan keputusan tentang pelayanan
• bertanya tentang pelayanan
• Menerima/menolak prosedur diagnostik dan
pengobatan.
Rumah sakit mendukung dan meningkatkan keluarganya
•
keterlibatan pasien dan dalam
semua aspek pelayanan dengan:
• mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan dan
• prosedur yang terkait.
Kebijakan dan prosedur mengenai hak pasien untuk mencari second opinion
/ pendapat kedua tanpa takut untuk berkompromi dalam hal pelayanan, baik
• di dalam maupun dil luar rumah sakit.
Semua staf dilatih untuk pelaksanaan kebijakan dan prosedur dalam peran
mereka mendukung hak pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi dalam
proses pelayanan. KAR
S
HAK PASIEN DALAM PELAYANAN DAN PENJELASAN APA YANG HARUS
DIBERIKAN OLEH DPJP
1. Penjelasan agar pasien dan keluarganya
mengetahui kapan akan
dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis
pasti
2. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan
akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan
pengobatannya
3. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui
bagaimana
proses untuk mendapatkan persetujuan
4. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui
Standar
HPK 2.2
Pasien dan keluarga menerima
informasirencana
penyakit, tentang tindakan, dan DPJP
serta lainnya
PPA para agar mereka dapat
memutuskan
tentang
asuhannya
Maksud dan Tujuan HPK 2.2
Anggota staf menjelaskan setiap tindakan atau prosedur yang diusulkan pasie da
kepada keluarga. n n
Informasi yang diberikan memuat elemen:
a) diagnosis (diagnosis kerja dan bandin da das diagno
diagnosis g) n ar sis
b)
kondisi pasien
c)
tindakan yang diusulkan
d)
tata cara dan tujuan tindakan
e)
manfaat dan risiko tindakan
f)
nama orang mengerjakan tindakan
g)
kemungkinan alternatif dari tindakan
h)
prognosis dari tindakan
i)
j) kemungkinan
kemungkinan
hasil yang tidak
hasil bila tidak tindakan (lihat juga
terduga
dilakukan HPK.5.2)
Elemen penilaian HPK 2.2 Telusur Skor
R 10 TL
1. Ada regulasi yang mengatur Regulasi tentang proses untuk menjawab
- -
pertanyaan kompetensi dan kewenangan 0 TT
pelaksanaan proses untuk
PPA, sesuai dengan KKS 10, KKS 12, KKS 14
menjawab pertanyaan informasi dan KKS 17
PPA. (R)
D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL
2. Pasien diberi informasi tentang 5 TS
tentang a) sampai j) yang relevan dengan
kondisi pasien dan rencana tindakan 0 TT
elemen a) sampai j) yang relevan
(W,S) Pasien/keluarga
Staf klinis
W Pasien / keluarga
pengobatan. (D,W)
W DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Pasien / keluarga
Nama dan Tanda tangan pasien Nama dan tanda tangan Saksi
Sutoto 7
KARS 8
KAR
S
Standar
HPK 2.4
Rumah sakit menghormati keinginan
dan pilihan
pasien untuk
menunda ataumenolak
melepaspelayanan
bantuan
dasar (do
not resucitate
resusitasi,
hidup /
DNR)
Maksud dan Tujuan HPK 2.4
1. Ada regulasi rumah sakit pada saat R Regulasi tentang pasien yang menolak 10 TL
pasien menolak pelayanan resusitasi, pelayanan resusitasi, menunda atau 5 -
menunda atau melepas bantuan hidup melepas bantuan hidup dasar 0 TT
dasar sesuai peraturan perundang-
undangan, norma agama dan budaya
masyarakat. (R)
D Bukti pelaksanaan pasien yang menolak 10 TL
2. Pelaksanaan sesuai dengan regulasi pelayanan resusitasi, menunda atau
melepas bantuan hidup dasar 5 TS
tersebut. (D,W)
0 TT
DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
W Pasien / keluarga
Regulasi RS :
• Panduan penolakan
resusitasi (DNR)
• SPO penolakan resusitasi
• Formulir penolakan
resusitasi
Sutoto 8
KARS 4
REGULASI TENTANG PASIEN YANG MENOLAK PELAYANAN
RESUSITASI, MENUNDA ATAU MELEPAS BANTUAN HIDUP
DASAR
Saya menyatakan bahwa Jika jantung saya berhenti berdetak atau jika saya berhenti bernapas , tidak ada prosedur medis
untuk
mengembalikan bernapas atau berfungsi kembali jantung akan dilakukan oleh staf Rumah sakit, termasuk namun tidak
terbatas pada
staf layanan medis darurat
Saya memahami bahwa keputusan ini tidak akan mencegah saya menerima pelayanan kesehatan lainnya seperti pemberian
Yang
Heimlich atau pemberian oksigenSak
maneuver dan langkah-langkah perawatanSak untuk meningkatkan kenyamanan
menyatakan
lainnya. si si
(……………………… (…………………………………
Saya memberikan izin agar (……………………………………
informasi ini diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, Saya memahami bahwa saya dapat
….)
mencabut
…….) …..)
pernyataan ini setiap saat.
Sutoto 8
KARS 7
FORMULIR DO NOT RESUCITATE (JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI)
Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis rumah sakit, agar tidak dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi
henti jantung (bila tak ada denyut nadi) dan henti nafas (tak ada pernafasan spontan).
Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau pengobatan, atau tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti
jantung atau henti pasien
Nama nafas. :
•
• ………………………………………………..
Tanggal lahir : ……………………………………………….
Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayanan
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan staf klinis lainnya untuk melakukan hal-hal
tertulis dibawah ini:komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi.
Usaha
•
• Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non invasive, mengontrol perdarahan,
memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anti nyeri.
Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan perintah
TIDAK MELAKUKAN RJP (RESUSITASI
JANTUNG PARU) bila pasien mengalami henti nafas atau henti jantung berdasarkan pada :
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah pasien informed consent
diberikan penjelasan dan menanda tangani DNR yang
diperoleh dari salah satu:
Pasien
•
• Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien
• Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh
• pengadilan) Anggota keluarga pasien
TANDA TANGAN DOKTER:
………………………………………….
Sutoto KARS 8
Nama Lengkap:………………………NIP/NIK:…………………………… No Telepon: 8
DO NOT RESUSCITATE (DNR)
STANDAR PROSED
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
UR OPERASIONAL ................ 2013 Direktur
2. Rumah sakit menghormati dan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan 10 TL
Pasien
3. Staf rumah sakit memahami D Bukti dalam rekam medis tentang laporan rasa 10 TL
pengaruh pribadi, budaya, sosial nyeri oleh pasien beserta asesmen dan 5 TS
Pasien
-~
mengatasi Q_yeri
• Regulasi tentang asesmen dan manajemen" !rifill
MKE 10 EP 4
HF
• 9 Q!:!~i~Jl
.l?.~.ITIR.~.r.i.~.O . .~9.l;I.K!:!~i
.l?.~.ITIR.~.r.i.~.O . dan ~
• RS meneta12kan regulasi 12asien diskrining, untuk rasa K~IW.9.
~9.l;I.K!:!~i .K~IW.9.
AP
HAK PASIEN
~-~[.~.9.i~~~yang~~
~-~[.~.9.i~~~yan MKE 11 EP 5
Rumah sakit menghormati dan mendukung ha~ 12asien
HF • manaiemen
~SUHAN!D.fQLtI1.~~j nveri
NYERI verba I ~ ~ DI~t~r.t t~r.tY.U?v
dengao, melakukan asesmen dan manajemen" !rifill yang
PAP 6 EP 5
sesuai
EDU KASI
•• Rum9h,
Rum9h,~a kit
rn~l~k?~nak~q,
~a rn~l~k?~nak~q,
kit
rn~.r:
~
Q~h~.tih9.Q
• Edukasi kemungkinan timbuln:¥:a"~ akibat tindakan
1~t.~?.l~~~ AP 1.5 EP 1
•••
PA Pasien,
Pasien,diskrining
diskrining untuk,
yang ter~r:i.c.a_r,9
untuk,
rasar ~ AP 1.5 EP 2
• Pasien dan keluarga diberikan" edukast tentang 8.R~.l?.[!~
8.R~.l?.[!~ gJJ.9~.'1~.iJ! pad a ~~~-
PA
k.~.~J fil@ rasa ~ ih, mendalam"
gJJ.9~.'1~.iJ!k.~. ~.m..sesual
~.r:t
2.ela~anan untuk mengatasi !rifillsesual~lata~ Q~n,gy_~_Yf.9;Q .i.nt.~rJ.
belakan agama, buda:¥:~, nilai-
g nilai
12asien,
dan
~J fil@ ~Lt!:!~ d an
k!-:1.9.U~.9.? k~.
~-~Qerca~aan keluarga
lokasl
awa~ dan
lakukanvlaman~
asesmenv ~.~~L k~.~-~[.912.
vDY~r.t ~ rn.
•
leb
Pasi~Q~~~~~
.9.~DSi:!D,
Q, d an
™ Q!:!§i~.
~DJf.rn.~.~~D.?.~ PAP 6 EP 2
KAR
S
TG-JAWAB PASIEN DALAM
MANAJEMEN
Untuk berbicara dengan dokter atau
NYERI
perawat tentang:
Apa yang diharapkan
•
• Berbagai jenis pilihan nyeri
• Rencana penanganan nyeri untuk setiap rasa sakit yang tidak
akan
hilang
•
Untuk meminta untuk menghilangkan rasa sakit segera
• setelah nyeri dimulai
Untuk membantu dokter dan perawat mengukur rasa sakit
Anda.pertanyaan-pertanyaan berikut:
Menjawab
• Di mana rasa sakit itu berada?
• Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?
• Apakah Anda menggambarkan rasa sakit sebagai tajam, tumpul,
sakit,
• Berdenyut, ditusuk jarum, dll?
• Apa yang membuat rasa sakit lebih baik? Apa yang membuat
• rasa sakit lebih buruk? Sutoto 9
• Apakah rasa sakit itu menghentikan
KARS Anda dari melakukan hal-hal 7
CONTOH FORMULIR ASESMEN/ASESMEN
ULANG NYERI
IDENTITAS PASIEN:
TANGGAL/JAM ASESMEN:
• P:……………………………………………………………………………………………………………………………………
• Q:…………………………………………………………………………………………………………………………………..
• R:……………………………………………………………………………………………………………………………………
• S:……………………………………………………………………………………………………………………………………
• T:
……………………………………………………………………………………………………………………
………………
Scala
Nyeri
Keterangan:
• P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri ? Rudapaksa, benturan ?
Apa yg
• membuat lebih baik atau lebih buruk ?
• Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam, tumpul, sakit, berdenyut,
• ditusuk
• jarum, dll?
R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar kemana ?
Sutoto 9
S=Severity/Skala : seberapa berat pakai skalaKARS
0 sd 10 8
• Asesmen
nyeri
• Asesmen nyeri dapat menggunakan
Numeric Rating Scale
• Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
yang dapat menggunakan
angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
•
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
• 0 = tidak dengan
dilambangkan nyeri angka antara 0 – 10.
• 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
• 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas
• sehari-hari)
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-
hari)3
Sutoto 9
KARS 9
• Wong Baker FACES
Pain ScalePada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang
• Indikasi:
tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
• gunakan asesmen
• 0 - 1 pasien
Instruksi: = sangat bahagia
diminta untuk karena
menunjuktidak merasa
/ memilih gambar mana yang
• nyeri
paling sama
2 –sesuai sekali
= sedikit
dengan yangnyeri
ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi
• 3
nyeri = cukup nyeri
• 4– = lumayan nyeri
• 5 = sangat nyeri
• 6– = amat sangat nyeri (tak
7 10
tertahankan) Sutoto KARS
0
AMATSANGAT
BAHAGIA NVERI NVERI NVERI NVERI
NVERI (TAK
KARENA TERTAHANKAN)
TIDAK
MERASA
NVERI SAMA
SEKALI
Sutoto,KARS
Standar
HPK 2.6
Rumah sakit mendukung hak
pasien untuk
mendapatkan
dan pelayanan
penuh kasih sayang yang
pada
penuhakhir
hormat
kehidupann
ya.
Elemen penilaian HPK 2.6 Telusur Skor
keluarga T
A. DEFINISI
1. Kondisi Terminal adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh cedera atau
penyakit dimana terjadi kerusakan organ multiple yang dengan
pengetahuandan teknologi kesehatan terkini tak mungkin lagi dapat
dilakukan perbaikan sehingga akan menyebabkan kematian dalam rentang
waktu yang singkat. Pengaplikasian terapi untuk memperpanjang/
mempertahankan hidup hanya akan berefek dan memperlama proses
penderitaan/ sekarat pasien.
2. Paaien Tahap Terminal adalah pasien dengan kondisi terminal yang makin
lama makin mem buruk
3. Paaien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik
dalam keadaan sehat maupun sakit.
4. Mati Klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas spontan) ditambah henti
sirkulasi (iantung) total dengaKnARSsemua aktivitas otak terhenti, tetapi
POKOK –POKOK PANDUAN PELAYANAN PASIEN TAHAP
TERMINAL
KAR
S
RUMAH SAKIT MEMASTIKAN PEMBERIAN ASUHAN YANG TEPAT BAGI
MEREKA YANG KESAKITAN ATAU DALAM PROSES KEMATIAN DENGAN
CARA (PP7.1)
1.
melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan
primer atau sekunder
2. gejala
mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang
3.
dapat
diupayakan
4. melakukan intervensi dalam masalah psikososial,
emosional
5. dan spiritual dari pasien dan keluarga, menghadapi
kematian
dan kesedihan
melakukan intervensi dalam masalah keagamaan
Maksud dandan
Tujuan PP.7.1.
pasien dan keluarga
budaya Sutoto
KARS
12
0
RUMAH SAKIT MENETAPKAN PROSES UNTUK
MENGELOLA ASUHAN PASIEN DALAM TAHAP TERMINAL
YANG MELIPUTI : (PAP 7.1)
Pasal 3
Ruang lingkup pengaturan
• a. penentuan mati batang otak pada yan diketah pros
meliputi:
seseorang g ui es
kematiannya di fasilitas pelayanan
• kesehatan;
• c. penundaan terapi hidup;
b. penghentian terapi bantuan
bantuan danhidup;
•
d. pemanfaatan organ
donor.
SUTOTO-
KARS
Pasal 7
• Penentuan kematian seseorang dapat dilakukan dengan
menggunakan Kriteria diagnosis kematian klinis/konvensional
atau
Bagian
kriteria Kedua
diagnosis kematian mati batang otak.
Penentuan Kematian Klinis/
Konvensional
Pasal 8
•
(1) Kriteria diagnosa kematian klinis/konvensional
sistem
dimaksud
sebagaimanajantung
dalamsirkulasi
Pasal 7dan sistem pernafasan
didasarkan pada telah
permanen.
berhentinya
terbukti secara fungsi
• (2) Proses penentuan kematian klinis/konvensional
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai standar profesi,
standar
pelayanan, dan standar operasional prosedur.
Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ Donor
PASAL 11
PROSEDUR PEMERIKSAAN MATI BATANG OTAK
a. memastikan arefleksia batang otak yang meliputi:
a. tidak ada refleks muntah (gag reflex) atau refleks batuk terhadap rangsang oleh kateter isap yang dimasukkan ke
dalam trakea
2 Memastikan keadaan henti nafas yang menetap dengan cara :
a. pre – oksigenisasi dengan O2 100% selama 10 menit
a. memastikan pCO2 awal testing dalam batas 40-60 mmHg dengan memakai kapnograf dan atau analisis gas darah
(AGD)
a. melepaskan pasien dari ventilator, insuflasi trakea dengan O2 100%, 6 L/menit melalui kateter intra trakeal
melewati karina
a. observasi selama 10 menit, bila pasien tetap tidak bernapas, tes dinyatakan positif atau berarti henti napas telah
menetap.
KETERANGAN :
• Bila penilaian No 1 dan 2 di nyatakan positif, tes harus diulang sekali lagi dengan interval waktu 25 menit sampai 24 jam.
• Bila tes ulangan tetap positif, pasien dinyatakan mati batang otak, walaupun jantung masih berdenyut.
• Bila pada tes henti napas timbul aritmia jantung yang mengancam nyawa maka ventilator harus dipasang kembali
sehingga tidak dapat dibuat diagnosis mati batang otak.
• Pemeriksa dilakukan harus secara mandiri dan terpisah. ( dokter spesialis saraf, anestesi dan dokter lainnya).
Dokter Pemeriksa,
KAR
(………………………….) S
PENGHENTIAN ATAU PENUNDAAN TERAPI BANTUAN HIDUP
Pasal 14
• (1) Pada pasien yang berada dalam keadaan yang tidak dapat disembuhkan akibat penyakit yang
(terminal state) dan tindakan kedokteran sudah sia-sia (futile) dapat dilakukan
dideritanya
penghentian
terapi bantuan atau penundaan
hidup.
• (2) Kebijakan mengenai kriteria keadaan pasien yang terminal state dan tindakan
futile) ditetapkan
(kedokteran yang sudah sia-sia atau Kepala
oleh Direktur
Rumah Sakit.
• (3) Keputusan untuk menghentikan atau menunda terapi bantuan hidup tindakan
kedokteran terhadap
sebagaimana dimaksud pasien
pada ayat (1) dilakukan oleh tim dokter yang menangani pasien
setelah berkonsultasi
dengan tim dokter yang ditunjuk oleh Komite Medik atau
Komite Etik.
• (4) Rencana tindakan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup harus
diinformasikan
memperoleh dan
persetujuan dari keluarga pasien atau yang
mewakili pasien.
• (5) Terapi bantuan hidup yang dapat dihentikan atau ditunda hanya tindakan yang
bersifat terapeutik
perawatan dan/atau
yang bersifat luar biasa (extra-
ordinary),
• a. meliputi:
Rawat di Intensive Care Unit;
• b. Resusitasi Jantung Paru;
• c. Pengendalian disritmia;
• d. Intubasi trakeal;
• e. Ventilasi mekanis;
• f. Obat vasoaktif;
• g. Nutrisi parenteral;
• h. Organ artifisial;i. Transplantasi;
• j. Transfusi darah;
• k. Monitoring invasif;
• l. Antibiotika; dan
• m. Tindakan lain yang ditetapkan dalam standar pelayanan
kedokteran.
• (6) Terapi bantuan hidup yang tidak dapat dihentikan atau ditunda meliputi oksigen,
nutrisi enteral dan cairan
kristaloi
d. Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ Donor
H. Pengelolaan Akhir Kehidupan
W Staf klinis
Customer service
Pasien / keluarga
Staf terkait
D Bukti tentang keikutsertaan pasien dan 10 TL
4. Pasien dan atau keluarga pasien ikut
atau keluarga dalam proses penyelesaian 5 TS
serta dalam proses penyelesaian. 0 TT
(D,W) Komite medik/komite keperawatan/
W komite etik
Customer service
Staf terkait
1. Ada regulasi bahwa setiap pasien dan R Regulasi tentang pemberian informasi 10 TL
keluarga mendapatkan informasi mengenai hak pasien dan keluarga - -
tentang hak dan kewajiban pasien. (R) kepada setiap pasien, sesuai HPK 1 EP 0 TT
1
2. Ada bukti bahwa informasi tentang D Bukti materi tentang informasi hak dan 10 TL
hak serta kewajiban pasien diberikan kewajiban pasien 5 TS
tertulis kepada pasien, terpampang, 0 TT
atau tersedia sepanjang waktu. (D,O,W) O Lihat ketersediaan materi informasi
3. Pasien dan atau keluarga diminta D Bukti materi tentang general consent 10 TL
Pasien/keluarga
• Informed
consent
Untuk tindakan , prosedur, pengobatan berisiko tinggi, tranfusi darah
dan produk darah dan anestesi.
W DPJP
Pasien/keluarga
(D,W)
sebelum operasi atau prosedur invasif, sedasi), pemakaian darah dan produk
sebelum anestesi (termasuk sedasi), darah, serta pengobatan risiko tinggi
pemakaian darah dan produk darah,
serta pengobatan risiko tinggi lainnya.
(D, W) W DPJP
Dokter Anestesi
Staf klinis
Pasien/keluarga
4. Identitas DPJP dan orang yang D Bukti dalam rekam medis tentang identitas 10 TL
staf medis dan staf yang membantu
membantu memberikan informasi memberikan informasi dalam informed 5 TS
consent 0 TT
kepada pasien dan keluarga dicatat di
rekam medik pasien. (D,W) DPJP
W Dokter anestesi
Staf klinis
KAR
S
CONTOH TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI YG PERLU
INFORMED CONSENT
Tindakan anestesi Semua Tindakan sedasi
• Anestesi Umum Sedasi sedang
• Anestesi Regional
• Mengunakan midazolam 0,1 mg/kbgg
• Anastesi Infiltrasi • Mengunakan ketamin 0,5 mg/kgbb
• Anastesi Blok • Mengunakan propofol 0,5 mg/kgbb
• Anastesi Spinal Sedasi dalam
• Blok Epidural • Mengunakan ketamin 3-8 mg/kgbb
intramuskuler
• Blok Pleksus Brakialis
• Mengunakan ketamin 1 mg/kgbb
• Anestesia Paravertebral intravena
• Blok Transakral (Kaudal) • Mengunakan midazolam oral 10
Landasan anak :
hukum
• Berdasarkan UU No 23 2002 tentang >
Tahun
18 Perlindungan
tahun dianggap sudah Anak
bukan anak-anak. =
• Berdasarkan KUHP umur >= 21 th atau telah menikah
dianggap 15
sebagai orang dewasa 5
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal
6(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk
•
memberikan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dap diberik
persetujuan
ole keluarga terdekat atau at an
h pengampunya
15
PMK 290/2008 teSnuttoa ersetujuan Tindakan Kedokteran 6
Sutoto KARS 15
7
Sutoto KARS 15
8
KAR
S
PERTOLONGAN DARURAT
• U.U nomer 36 Tentang
Kesehatan pasal 32
KAR
S
PERTOLONGAN
• Pasal 85 UU Kesehatan
DARURAT
• (1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun
swasta
wajib memberikan pelayanan kesehatan pada bencana bagi penyelamatan
nyawa
pasien dan pencegahan kecacatan.
• (2) Fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilarang menolak pasien dan/atau
meminta uang muka terlebih dahulu.
• UU Rumah Sakit, Pasal 29 ayat (1) huruf c UU Rumah Sakit, rumah sakit
wajib memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya.
• UU No 36 Thn 2014 tentang Tenaga Kesehatan : Pasal 59 ayat (1) UU
Tenaga
Kesehatan menyebutkan bahwa tenaga Kesehatan yang menjalankan
praktik
pada fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikan pertolongan
pertama
kepada penerima pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat
darurat dan/atau pada bencana untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
• Pasal 9
• (1) Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan tanpa persetujuan
kepentingan penegakan etik atau disiplin, serta
pasien dalam rangka
kepentingan
(2) Pembukaan umum.
rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan
•
penegakan etik atau disiplin
sebagaimanaEtik
Kehormatan dimaksud
Profesi pada ayat (1)Kehormatan
atau Majelis diberikan atas permintaan
Disiplin
tertulis dari Majelis
Kedokteran Indonesia.
• (3) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan tanpa membuka identitas pasien.
• (4) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada
ayata.(1) meliputi :
audit
•
• medis;
b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah
• penyakit menular;
c. penelitian kesehatan untuk
• kepentingan
d. pendidikannegara;
atau penggunaan informasi yang akan berguna di
masa yang
datang; danakan
e. ancaman keselamatan orang lain secara individual
atau masyarakat.
• (5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan
sebagaimana dimaksud
pada berwenang
yang ayat (4) huruf b dan
untuk huruf e, identitas
melakukan pasien
tindak lanjut dapat
sesuai dibuka kepada
ketentuan
institusi atau
peraturan
undanga pihak
perundang-
n. Sutoto 16
KARS 2
Standar
HPK 5.3
Rumah sakit menetapkan proses,
dalam konteks
peraturan perundang-undangan, siapa
pengganti
pasien yang dapat memberikan
persetujuan
dalam persetujuan khusus (informed
Elemen penilaian HPK 5.3 Telusur Skor
menetapkan proses dan siapa yang consent bila pasien tidak kompeten 0 TT
kompeten. (R)
Pasien/keluarga
3. Nama orang yang menggantikan D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL
pencatuman nama orang yang
pemberi persetujuan dalam menggantikan pemberian persetujuan bila 5 TS
pasien tidak kompeten 0 TT
persetujuan khusus (informed
consent) sesuai peraturan perundang- W Staf klinis
undangan, tercatat di rekam medik. Pasien/keluarga
(D,W)
komite yang bertanggung jawab atas disertai uraian tugas, tanggung jawab 5 TS
subyek. (D,W)
2. Pimpinan rumah sakit dan komite D Bukti tentang tersedianya anggaran yang 10 TL
Kepala Diklit
3. Pimpinan rumah sakit menyediakan D Bukti jaminan asuransi yang adekuat bagi 10 TL
Pasien/keluarga
W Peneliti
Pasien/keluarga
persetujuan. (R)
(D,W)
perundang-undangan. (D,W)
D Bukti dalam rekam medis tentang nama 10 TL
4. Identitas petugas yang memberikan
staf yang memberi penjelasan informed 5 TS
penjelasan untuk mendapatkan
consent penelitian 0 TT
persetujuan dicatat dalam rekam medis
W Peneliti
pasien. (D,W)
Pasien/keluarga
yang ditetapkan oleh rumah sakit yang mengawasi seluruh kegiatan penelitian - -
prosedur
Pengawas Lapangan
Pengawas Lapangan
STANDAR
P a 196
s i e n / k e l u a rga
STANDAR NASIONAL AK REDI TAS I
Elemen penilaian HPK 8 Telusur Skor
3. Staf dilatih tentang isu dan masalah D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang isu 10 TL
terkini terkait donasi organ dan dan masalah terkini terkait donasi organ 5 TS
tersedianya tranplantasi (D,W) dan tersedianya tranplantasi 0 TT
W Kepala Diklat
Staf klinis
4. Rumah sakit bekerja sama dengan D MOU dengan institusi penyedia donasi 10 TL
rumah sakit lain dan perkumpulan di (misalnya : Bank mata) 5 TS
masyarakat untuk menghargai dan 0 TT
melaksanakan pilihannya melakukan W Direktur
transplantasi. (R)
D Bukti pelaksanaan pelatihan staf 10 TL
2. Staf dilatih untuk regulasi tersebut.
tentang regulasi donasi dan 5 TS
(D,W)
transplantasi organ 0 TT
W Kepala Diklat
Staf terkait
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 20
SAKIT edisi 1 2
Elemen penilaian HPK 8.2 Telusur Skor
Kepala Diklat
W Staf terkait
4. Rumah sakit mendapat persetujuan D Bukti pelaksanaan mendapat 10 TL
dari donor hidup. (D,W) persetujuan dari donor hidup 5 TS
0 TT
W DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 20
SAKIT edisi 1 3
TERIMA
KASIH