Anda di halaman 1dari 192

DOKUM

HA PASI EN
DA KELUAR (HP
K EN N GA K)
DR.Dr.Sutoto,M.Kes
WAWANCARA KEPADA STAF KEPERAWATAN DAN STAF MEDIS

• APA YG ANDA LAKUKAN BILA PASIEN MINTA PENJELASAN TENGA HAK DAN
KEWAJIBAN PASIEN ? TOLONG JELASKAN

• APA ARTI DARI HAK PASIEN MENGGUGAT DAN MENUNTUT RS BILA RS


DIDUGA MEMBERIKAN PELAYANAN SESUAI STANDAR ?

• APA ARTI DARI HAK PASIEN UNTUK MENDAPATKAN PELAYANAN YANG


BERMUTU SESUAI STANDAR PROFESI DAN SPO ?

• APA YANG ANDA LAKUKAN BILA PASIEN BARU MASUK KE RAWAT INAP DIA
MEMINTA SUPAYA TAK BOLEH ADA ORANG MEMBESUK DIRINYA KECUALI
ADIKNYA SAJA ?
• APABILA ADA PASIEN YG MINTA PELAYANAN BIMBINGAN ROHANI APA
YANG ANDA LAKUKAN ?

• BAGAIMANA IMPLEMENTASI PENGHORMATAN TERHADAP AGAMA ,


KEYAKINAN DAN NILAI –NILAI PRIBADI PASIEN ?

• APABILA PASIEN RAWAT INAP MEMINTA PULANG PADAHAL DOKTER


BELUM MENGIJINKAN ?

• APA YANG ANDA LAKUKAN BILA PASIEN TB KEMUDIAN DIA MENOLAK


MEMAKAN OBAT TB DOT ?
• APA YANG ANDA LAKUKAN BILA KELUARGA PASIEN MELAKUKAN PENGAMBILAN GAMBAR
KEPADA DIRUANG RAWAT INAP

• APA YG ANDA LAKUKAN BILA PASIEN DALAM KEADAAAN TIDAK SADAR DATANG KE IGD
SEMENTARA DIA MEMAKAI PERHIASAN DAN MEMBAWA BARANG BERHARGA ?

• APA YANG ANDA LAKUKAN BILA SEORANG PASIEN IBU HAMIL AKAN PARTUS DAN DIA
DITOLONG OLEH DOKTER OBSGIN YANG BIASA MEMERIKSA DIA , SEMENTARA DOKTER JAGA
OBSGINNYA BUKAN YANG DIA MINTA ?

• APA YANG ANDA LAKUKAN BILA SEORANG PASIEN IBU HAMIL HARUS SEGERA DISEKSIO
MINTA DITOLONG OLEH DOKTER OBSGIN YANG BIASA MEMERIKSA DIA , SEMENTARA
DOKTERJAGA OBSGINNYA BUKAN YANG DIA MINTA ?
APA YANG ANDA LAKUKAN BILA PASIEN MENEKAN BEL MEMANGGIL ANDA DAN DIA MENGELUH
NYERI DADA DAN SESAK NAFAS ?

BAGAIMANA BILA MENGELUH NYERI RINGAN DI PERUT TETAPI MENYEBABKAN DIA TAK BISA
TIDUR ?

APA YANG ANDA LAKUKAN BILA SEORANG PASIEN WANITA PASKA OPERASI MELAPORKAN
BAHWA DIA MENDAPATKAN PELECEHAN SEKSUAL DARI SEORANG PERAWAT PRIA ?

APA YANG ANDA LAKUKAN BILA SEORANG PASIEN KARENA DIDIAGNOSIS Ca PAYUDARA INGIN
MEMINTA SECOND OPINION DARI DOKTER LAIN ?

(D ObsGin)LANGKAH 2 APA YANG ANDA LAKUKAN BILA MENDAPAT LAPORAN DARI DR JAGA
DIMALAM HARI ADASEORANG PASIEN DENGAN DIAGNOSIS PREEKLAMSI DAN HARUS SEGERA
DILAKUKAN SEKSIO ?

ASESMEN PRA BEDAH, MEMBERITAHU KEADAN PASIEN DIAGNOSIS PASTI DAN RENCANA
PELAYANAN.
Standar
HPK 1
Ada regulasi bahwa RS
bertanggung
dan mendukungjawab
hak pasien dan
keluarga
selama dalam
asuhan.
Elemen penilaian HPK 1 Telusur Skor
R Regulasi tentang hak pasien dan 10 TL
1. Ada regulasi tentang hak dan
keluarga - -
kewajiban pasien dan keluarga (lihat juga 0 TT

TKRS 12.1 EP 1; dan TKRS 12.2 EP 2) (R)

W Direktur 10 TL
2. Pimpinan rumah sakit memahami hak Kepala bidang/divisi 5 TS
Kepala unit pelayanan 0 TT
dan kewajiban pasien dan keluarga

sebagaimana ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan. (W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 7


SAKIT edisi 1
Elemen penilaian HPK 1 Telusur Skor
W Direktur 10 TL
3. Rumah sakit menghormati hak serta Kepala bidang/divisi 5 TS
Kepala unit pelayanan 0 TT
kewajiban pasien dan keluarga
Staf RS
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan. (W)
D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang 10 TL
4. Semua staf memperoleh edukasi dan 5 TS
hak dan kewajiban pasien
0 TT
memahami tentang hak serta kewajiban
W Kepala diklat
pasien dan keluarga, juga dapat Staf RS

menjelaskan tanggung jawabnya

melindungi hak pasien. (D,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 8


SAKIT edisi 1
Standar
HPK 1.1
RS memberikan asuhan dengan
menghargai
agama,serta
pasien keyakinan dan nilai-nilai
merespon
pribadi dengan
permintaan
berkaitan yang bimbingan
kerohanian.
Elemen penilaian HPK 1.1 Telusur Skor
D Bukti dalam RM tentang identifikasi 10 TL
1. Agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi 5 TS
agama, keyakinan dan nilai-nilai
pribadi pasien 0 TT
pasien teridentifikasi (D,W). (lihat juga MKE.8

EP 1) W Staf rekam medis


Staf klinis
Pasien/keluarga

D Bukti pelaksanaan asuhan yang 10 TL


2. Staf memberikan asuhan dengan cara 5 TS
menghormati agama, keyakinan dan
nilai-nilai pribadi pasien 0 TT
menghormati agama, keyakinan dan nilai-

nilai pribadi pasien (lihat juga MKE.8 EP 2). W Staf klinis


Pasien/keluarga
(D,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 1


SAKIT edisi 1 0
Elemen penilaian HPK 2 Telusur Skor
D 1) Bukti kerjasama dengan 10 TL
3. Rumah sakit menanggapi permintaan rohaniawan 5 TS
2) Bukti permintaan pelayanan rohani 0 TT
rutin, termasuk permintaan kompleks
3) Bukti pelaksanaan pelayanan
terkait dukungan agama atau bimbingan rohani

kerohanian. (D,W,S) Staf klinis


W
Pasien/keluarga

Peragaan dalam menanggapi


S
permintaan pelayanan rohani

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 1


SAKIT edisi 1 1
KARS
Memperoleh informasi
tentang :
• tata tertib dan peraturan yang
berlaku
• hak dan kewajiban pasien
Memperoleh layanan
kesehatan
• yang manusiawi, adil, jujur,
dan tanpa
diskriminasi
• bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
operasional
prosedur
• efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian da
mate
fisik n
ri UURS pasal 32
Mendapat informasi yang
meliputi : dan tata cara tindakan
• diagnosis
• medis,
• tujuan tindakan medis, alternatif da progno
tindakan, n sis
• resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi,
terhadap tindakan yang dilakukan
serta
perkiraan biaya pengobatan
• Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai keinginan
dengandan
yang berlaku di RS nya peraturan
• Second opinion: meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya
lain kepada dokter
yang mempunyai SIP baik di dalam

maupun di luar RS
Memberikan persetujuan atau menolak
atas tindakan KAR UURS pasal 32
S
• memperoleh keamanan dan diriny sela
keselamatan
dalam perawatan di Sak a ma
Rumah it
• mendapatkan privasi dan
kerahasiaan penyakit yang
diderita
termasuk data-data
• medisnya;

didampingi keluarga-nya
dalam keadaan kritis
• menjalankan ibadah sesuai kepercay
agama atau aan
• menolak pelayanan bimbingan rohani yang deng agama
tidak sesuai an dan
kepercayaan
KAR UURS pasal 32
S
• mengajuk pengaduan atas kualitas pelayanan

an yang didapatkan
usu sara perbaik
mengajuka l, n, an
n mengeluhkan pelayanan

Rumah Sakit
melalui media ketentuan
sesuai dengan cetak dan
elektronik
pr UUan
peraturan
perundang-und

• Menggugat dan/atau menuntut RS apabila RS diduga memberikan


pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
KAR
S
KEWAJIBAN
PASIEN
Standar
HPK 1.2
lnformasi tentang pasien adalah
rahasia danmenjaga kerahasiaan
RS diminta
informasi
pasien serta menghormati
kebutuhan
privasin
ya.
Elemen penilaian HPK 1.2 Telusur Skor
R Regulasi tentang wajib simpan rahasia 10 TL
1. Ada regulasi tentang kewajiban 5 TS
pasien dan menghormati kebutuhan
privasi pasien 0 TT
simpan rahasia pasien dan

menghormati kebutuhan privasi

pasien. (R)
D Bukti pelaksanaan tentang penjelasan 10 TL
2. Ada bukti pasien diberitahu bahwa 5 TS
kerahasiaan informasi kesehatan pasien
0 TT
segala informasi tentang kesehatan
Staf klinis
pasien adalah rahasia dan kerahasiaan W Pasien/keluarga

itu akan dijaga sesuai peraturan

perundang-undangan. (D,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 2


SAKIT edisi 1 0
Elemen penilaian HPK 1.2 Telusur Skor
D Bukti pelaksanaan permintaan 10 TL
3. Pasien diminta persetujuannya 5 TS
persetujuan pelepasan informasi kepada
pihak luar oleh pasien misalnya: 0 TT
untuk pelepasan informasi yang tidak
asuransi, BPJS, perusahaan, Dinas
tercakup dalam peraturan perundang- Kesehatan

undangan. (D,W) W Staf rekam medis


Pasien/keluarga

D 1) Bukti pelaksanaan tentang wajib simpan 10 TL


4. Rumah sakit menghormati rahasia pasien 5 TS
2) Bukti sumpah staf non klinis yang diberi 0 TT
kerahasiaan informasi kesehatan akses ke rekam medis tentang wajib
simpan informasi kesehatan
pasien. (D,W). pasien

W Staf rekam medis


STANDAR Staf klinis
STANDAR NASIONAL AK REDI TAS I
21
Elemen penilaian HPK 1.2 Telusur Skor
D Bukti pelaksanaan identifikasi harapan 10 TL
5. Staf mengidentifikasi harapan dan dan kebutuhan privasi 5 TS
0 TT
kebutuhan privasi selama pelayanan
W Staf rekam medis
dan pengobatan. (D,O,W) Staf klinis
Pasien/keluarga
O Lihat kelengkapan dan pelaksanaan 10 TL
6. Keinginan akan kebutuhan pasien 5 TS
akan privasi pada lokasi pelayanan di
ruang rawat jalan, IGD, rawat inap, dan 0 TT
untuk privasi dihormati saat
kelengkapan transfer pasien, dsb
wawancara klinis, pemeriksaan,
W Staf klinis
prosedur, pengobatan dan transfer Pasien/keluarga

pasien. (O,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 2


SAKIT edisi 1 2
RS MENJAMIN KERAHASIAAN DATA
DAN
INFORMASI TENTANG
PASIEN
RS MINTA IJIN KEPADA PASIEN DALAM
GENERAL CONSENT
• Siapa yg berhak mendapatkan
penjelasan tentang penyakit nya
• Membuka informasi medis kepada
Pihak pembayar (perusahaan,
asuransi, dll
KARS
CONTOH KALIMAT PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI (HPK 1. EP3)
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)

• Saya memahami informasi yang ada didalam diri Saya, termasuk


Diagnosis,
hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang akan di gunakan untuk
perawatan medis, akan dijamin kerahasiaannya oleh RS
• Saya memberi wewenang kepada RS untuk memberikan informasi
tentang
tentang rahasia kedokteran saya bila diperlukan untuk memproses klaim
asuransi termasuk namun tidak terbatas pada BPJS, asuransi kesehatan
lainnya , jamkesda, pihak pembayar, perusahaan dan atau lembaga
pemerintah lainnya
• Saya tidak memberikan/memberikan (coret salah satu) wewenang
kepada RS untuk memberikan tentang data dan informasi kesehatan
saya kepada keluarga terdekat saya, yaitu:
HARAPAN DAN KEBUTUHAN PRIVASI
1. PRIVASI KHUSUS :
2. PRIVASI UMUM:
1. wawancara klinis
2. pemeriksaan,
3. prosedur/pengobatan
4. transportasi

KAR
S
CONTOH KALIMAT
IDENTIFIKASI PRIVASI
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)

KEINGINAN PRIVASI
KHUSUS
• Saya menginginkan/tidak menginginkan
privasi khusus
(coret sat bil mengingin tersed formu
salah u, a kan ia lir
khusus)

Sutoto 2
KARS 6
CONTOH FORMULIR PERMINTAAN PRIVASI KHUSUS

KARS
Kebutuhan Privasi umum
saat:
1. wawancara klinis
2. pemeriksaan,
3. prosedur/pengobatan
4. transportasi

KARS
Rumah sakit wajib
menghormati
kerahasiaan informasi
kesehatan pasien.

Pastikan staf yang mendapat


akses terhadap informasi
pasien telah disosialisasi dan
disumpah/janji untuk menjaga
rahasia pasien

KAR
S
BAB II
RUANG LINGKUP RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal 3

( 1) Rahasia kedokteran mencakup data dan informasi mengenai:


a. identitas pasien;
b. kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis,
pengobatan dan/ atau tindakan kedokteran; dan
c. hal lain yang berkenaan dengan pasien.
(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat bersumber dari pasien, keluarga pasien, pengantar
pasien, surat keterangan konsultasi atau rujukan, atau sumber
lainnya. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 Tentang
SUTOTO-
KARS Rahasia Kedokteran
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
BAB III KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA
KEDOKTERAN Pasal 4

(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan data dan
tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
informasi
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

informasi
a. kesehatan
dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses terhadap data
pasien;
b. pimpinan fasilitas pelayanan
• dan
• kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan
• pelayanan kesehatan;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi
pelayanan
kesehatan pasien di fasilitas
kesehatan;
• e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas
• pelayanan kesehatan;
f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,
manajemen
perawatan, dan/atau di fasilitas pelayanan
informasi
kesehatan.
(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun
duni
pasien telah meninggal
a.

STAF DIATAS YG DALAM PENDIDIKAN BELUM MENGANGKAT


SUMPAH/JANJI SIMPAN RAHASIA PASIEN HARUS DI SUMPAH
Sutoto KARS 3
1
UU No 29 tahun 2004: pembukaan informasi yang
tidak memerlukan persetujuan pasien pada
keadaan-keadaan:
a) Untuk kepentingan kesehatan
pasien
b) Memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum,
misalnya dalam bentuk visum et repertum
c) Atas permintaan pasien sendiri
d) Berdasarkan ketentuan undang-undang,
misalnya UU Wabah dan UU
Karantina Sutoto
KARS
3
2
Standar
HPK 1.3
RS menetapkan ketentuan untuk
melindungi
harta benda milik pasien dari
pencuri
kehilangan atau
an.
Elemen penilaian HPK 1.3 Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang penyimpanan R Regulasi tentang 10 TL


- -
0 TT
barang milik pasien yang dititipkan dan penitipan barang milik
barang milik pasien dimana pasiennya pasien
tidak dapat menjaga harta miliknya.

Rumah sakit memastikan barang

tersebut aman dan menetapkan tingkat

tanggung jawabnya atas barang milik

pasien tersebut. (R)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 3


SAKIT edisi 1 4
Elemen penilaian HPK 1.3 Telusur Skor
D 1) Bukti pemberian informasi 10 T
2. Pasien menerima 5 L
tentang tanggung jawab
RS dalam menjaga barang 0 T
informasi tentang tanggung
milik pasien S
jawab rumah sakit dalam 2) Bukti pelaksanaan T
penitipan barang pasien T
menjaga barang milik W
Staf klinis
pasien. (D,W) Staf terkait
Pasien / keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 3


SAKIT edisi 1 5
KETENTUAN PENYIMPANAN BARANG PASIEN
• SPO dan formulir penyimpanan item (jenis harta,
jumlah, kondisi dan
harus
Petugasadatidak
saksi)
boleh menyerahkan orang lain bila

barang pada pasien
tidak sadar harus menunggu pasien
• sadar

Proses penyimpanan barang pasien
• namun apa bila
Formulir serah terima
ada keluarga dapatbarang
diambil alih oleh tidak
pihak rs dan di
masukan ke dalam
Untuk ODC barang dapat dititipkan ke
loker
keluarga
KAR
S
• Risk assesmen :

- Identifikasi area yang berisiko keselamatan dan keamanan

- Analisa risiko keselamatan dan keamanan

- Evaluasi risiko keselamatan dan keamanan

• Kelola Risiko Susun rencana pencegahan risiko Keselamatan & keamanan misalnya
monitoring daerah berisiko keamanan & keselamatan dng pemasangan CTTV, akses
terbatas, dll

• Lakukan edukasi ke staf.

• Terjadi insiden (misalnya : ada yg kehilangan) buat laporan insiden/kejadian

• Lakukan audit/pemeriksaan fasilitas RS utk identifikasi KPC

• Lakukan simulasi kehilangan, misalnyLaUWbI-2a1yApirihl


20 1 4
CONTOH PERNYATAAN DALAM GENERAL
CONSENT…..
• BARANG BERHARGA MILIK PRIBADI

• Saya telah memahami bahwa rumahsakit tidak bertanggung jawab


atas semua kehilangan barang-barangmilik saya dan saya secara
pribadi bertanggung jawab atas barang-barang berharga yang saya miliki
termasuk namun tidak terbatas pada uang, perhiasan, buku cek, kartu
kredit, handphone atau barang lainnya. Dan apabila saya
membutuhkan maka saya dapat menitipkan barang barang tersebut
kepada rumah sakit
• Saya juga mengerti bahwa saya harus memberitahu/ menitipkan pada
RS jika saya memiliki gigi palsu, kacamata, lensa kontak, prosthetics
atau barang lainnya yang saya butuhkan untuk diamankan
Sutoto 3
KARS 8
COJ\',OH:
FORAfULIR PE1"1'ThlPANAN BARA1'>G BERHARGA ~ULIK PASIEN

NAl\iA LENGKAP PASIEN: .....................•..•.. TGL LAHJR; • •

N01'-IER AA'·

Koa.d.WBara .. •
'
Saa t Diriripk.an Saar Diserallkan
No. JUlis Haria I &a.da Jumlah
Taa.ggal ........... - ............
Taa.g:gal .........................

1. Baik Burak Baik Burult

2.
3.
4.
5.
6.
7.
s.
9.
10.

PETUGAS Saksi,
~ l1as,raPasien

KARS
CONTOH

!f>ANDUAN
PERLINDUNGAN PASIEN TERHADAP KEKERASAN FISIK

A.DEFINISI

1. Kekerasan Fisik adalah ekspresi dari apa bfilk yang dilakukan secara tisi.k
yang mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada kebe basan a tau
martabatseseorang. Kekerasanfisik dapat dilakukan oleh perorangan atau
sekelompok orang.
2. Perlindungan Pasien Terhadap Kekerasan Fisik adalah suatu upaya
rumah sakit untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh pengunjung,
pasien lain atau staf rumah sakit.
3. Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi dalam kurun walctu satu jam
pertama kelahiran.
4. Bayi Yang Lahir Normal adalah bayiyang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2 500 gram sampai 4000 gram.
5. Anak - Anak adalah masa yang dimulai dari periode bayi sampai masa pubertas yaitu 13-14
tahun. KARS
CONTO PROSEDUR PERLINDUNGAN PENCULIKA BAY
H TERHADAP N I
PENGER TIAN Tindakan
Melindungi pasien (bayV anak) dari tindakbayi
pencegahan terhadap penculikan dan anak.di
penculikan
TU.JUAN lingfil!ngan
rumah
Bayi/anak/
sakit. /manula/ orang yang tidak dapat melindungi
KEBIJAKAN diri sendiri harus
mendapat
perlindungan khusus
1. Lakukan pemeriksaan secara berkala di ruang
rawat bayi/
anak/manula/pasien
2. Lakukan yg tidakruangan
monitoring seluruh dapat melindungi
dengan
dirinya sendiri
menggggakan
3. CCTV
Larang orang asing yang tidak berkepentingan
4. berada pada
PROSED UR
kepada semua orang yang akan
area tersebut.
meninggalkan rumah
Awasi dengan disiplin sakit
pintu keluar di ruang
dengan bayi/ anak.
5. rawat bayi/ anak
Pastikan bahwa keluarga/ orang tua bayi/
6. anakmembawa
surat serah terima bayi (SIB) sesuai identitas.
lakukan pemeriksaan terhadap seluruh area
1. rumah
SATPAM sakit, Jika
UNIT TERKAIT ada laporan
2. Semua unit teriadi penculikan bayi, segera.
pelayanan
DOKm1IEN TERKAIT Panduan Perlindunzan
KAR Terhadan Kekerasan Fisik
S
Standar
HPK 1.4
Pasien yang rentan terhadap
kekerasan
dan fisikpasien yang
kelompok
berisiko
diidentifikasi dan
dilindungi.
Maksud dan Tujuan HPK 1.4
Rumah sakit menjaga keamanan dalam tiga area
a. Are publik yang terbuka untuk umum seperti area
yaitu:
a parkir, rawat
b. jala dan penunjang pelayanan,
n
tertentu dengan
tertutup ijin
dimana khusus
pada dan
area ini pakaian
hanya tertentu
bisa dimasuki
misalnya
Area orang kamar
c. operasi,
tertentu tertutup
Area semi terbuka, pada
yaitu area saat yang lain,
yang terbuka padamisalnya
saat-saat
dan saat jam
pada rawat inap
berkunjung menjadi area terbuka
tetapi diluar jam
berkunjung menjadi area tertutup untuk itu
pengunjung diluar
jam berkunjung harus diatur, diidentifikasi dan
Elemen penilaian HPK 1.4 Telusur Skor

1. Rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang identifikasi dan 10 TL

regulasi untuk melakukan melindungi populasi pasien yang 5 TS

identifikasi populasi pasien rentan terhadap risiko kekerasan 0 TT

yang rentan terhadap risiko

kekerasan dan melindungi

semua pasien dari kekerasan

(lihat juga pp.3.1 s/d 3.9)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 4


SAKIT edisi 1 4
Elemen penilaian HPK 1.4 Telusur Skor

2. Daerah terpencil, daerah terisolasi, O Lihat pelaksanaan perlindungan pasien 10 TL

dan rawan terjadinya tindak kekerasan di daerah terpencil/terisolasi/rawan, 5 TS

di rumah sakit dimonitor. (lihat juga seperti: pengawasan berkala, CCTV 0 TT

mfk 4) (O,W) yang adekuat, pengunjung diluar jam

kunjungan memakai identitas, dsb.

W Staf terkait

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 4


SAKIT edisi 1 5
Elemen penilaian HPK 1.4 Telusur Skor

3. Staf rumah sakit memahami peran D Bukti pelaksanaan proses perlindungan 10 TL

mereka dalam tanggung jawabnya 5 TS

dalam melaksanakan proses O Lihat lokasi daerah 0 TT

perlindungan. (D,O,W) terpencil/terisolasi/rawan

W Staf terkait

Pasien / keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 4


SAKIT edisi 1 6
Penggunaan ID Card
• Seluruh karyawan harus
menggunakan ID Card
ID untuk
• Daftar diluar
pengunjung RS jam kunjungan,
(diluar jam
catat identitserta
visitor
kunjungan) visit dilu ja kunjung
an as or ar m an

KAR
S
Pembagian Daerah RS
1. Public area (open): terbuka untuk publik contoh Rawat jalan,
parkir
area
2. Semi Public area (semi open): rawat inap (saat kunjungan open,
saat
diluar jam kunjungan closed dengan ijin
3. Aseptic area (closed}: contoh Kamar OK . Closed ; harus dengan
ijin khusus dan persyaratan khusus

Diadaptasi dari Buku Pedoman Teknis Sarana Prasaran RS Kelas C , Depkes R.I. 2007
Standar
HPK 2
Rumah sakit regulasi
menetapkan dan
proses untuk
pasien dan keluargapartisipa
di
mendukung
dalam
asuh proses si
an
Elemen penilaian HPK 2 Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang rumah sakit 10 TL


R Regulasi tentang
mendorong partisipasi pasien dan - -

keluarga dalam proses asuhan dan


mendorong partisipasi 0 TT

memberi kesempatan pasien untuk pasien dan keluarga dalam


melaksanakan second opinion tanpa
proses asuhan
rasa khawatir akan mempengaruhi

proses asuhannya (lihat juga PAP.7.1

EP 6; AP.1 EP 4; ARK.2.1 EP 4 dan

MKE.9 EP 5). (R)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 5


SAKIT edisi 1 0
Elemen penilaian HPK 2 Telusur Skor

D Bukti pelaksanaan pelatihan untuk 10 TL


2. Staf dilatih dan terlatih
mendukung hak pasien dan keluarga 5 TS
melaksanakan regulasi dan perannya
termasuk pelaksanaan second opinion 0 TT
dalam mendukung hak pasien dan
W Diklat
keluarga untuk berpartisipasi dalam
Staf klinis
proses pelayanannya. (D,W,S)

S Peragaan proses untuk mendorong pasien

berpartisipasi dalam pelayanan termasuk


pelaksanaan second opinion

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 5


SAKIT edisi 1 1
PENTINGNYA SECOND OPINION
• Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan
dokter sering
terjadi di belahan dunia manapun, termasuk di Indonesia

Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati penderita
adalah
hal yang biasa terjadi, dan hal ini mungkin tidak menjadi
masalah serius
• bila tidak menimbulkan konsekuensi yang berbahaya
dan merugikan
bagi penderita
Second opinion dianjurkan bila menyangkut ancaman nyawa,
kerugian biaya atau dampak finansial
Sutoto
KARS yang besar 5
2
CONTOH PANDUAN
MEMINTA PENDAPAT LAIN ( SECOND OPINION)

A. DEFINISI

1. Opi.ni Media adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter ata
u
ahli medis t:erhadap suat:u diagnosa, t:erapi dan rekomendasi medis lain t:erhadap

penyakit: seseorang.

2. Meminta Pen.dapat Lain ( Second Opinion ) pendapat: medis yang


adalah
diberikan oleh doh.-t:er lain t:erhadap suat:u diagnos at:au terapi maupun
a
rekomendasi medis lain t: penyak:it yang diderit:a pasien. Mencari pendapat:
erhadap
lain bisa dikatakan sebagai upaya penemuan sudut: pandang lain dari dokter

kedua set:elah pasien mengunjungi at:au berkonsult:asi dengan dokter pertama.

Second opinion hanyalah ist:ilah, karena dalam realitanya di lapang;:Ln, kadang

pasien bisa jadi menemui lebih dari dua dokt:er untuk dimint:akan pendapat:

KAR
S
CONTOH PROSEDUR SECOND OPINION

1. Pasien I keluarga menginginkan Pendapat Lain


2. Siapkan formulir Permintaan Pendapat Lain I Second
opinion
3. Siapkan berkas rekam medis pasien

4. Jelaskan kepada pasien/ keluarga tentang hal yang perlu


dipertimbangkan dalam meminta
pendapat lain (terdapat dalam panduan)
5. Berikan kesempatan kepada pasien I keluarga untuk
bertanya
6. Persilahkan pasien I keluarga untuk membubuhkan
KAR
tanda tangan S
J'ERSETUJUAN PERMINTAAN PENDAPAT LAIN (SECO,VDOPINION)

Yang bertandatangan di bawah ini, saya, nama .. . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. ,


tgl lahir: .

Alam at: .

dengan ini menyatakanpermintaan unrukmendapat second opinion


atas :
Saya memahami perlunya dan manfaat second opiniontersebut sebagaimana telah dijelaskan kepada saya.
Saya telah mendapat kesempatan unruk benanya dan telah mendaparjawaban yang me.muaskan.

Saya juga menyadari bahwa oleh karena ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti dan selalu be.rkembang, maka
perbedaan pendapat ahli adalah biasa terjadi dalarn dunia kedokteran.
Say a menyadari beban biaya second opinion menjadi tanggungjawab saya,

Saksi: . . . . . . . . . tii:I .

Pasien/\Vali**)

*) Coret yang tidakperlu


* *) Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi, maka wali atau seseorang yang diberi hak untuk
menyetujui tindakan terhadap pasien tersebut,
KAR
S
Standar
HPK 2.1
Pasien diberitahu tentang
semua aspek
asuhan medis dan tindakan.
Elemen penilaian HPK 2.1 Telusur Skor
R Regulasi tentang pemberian informasi 10 TL
1. Ada regulasi tentang hak pasien -
semua aspek asuhan dan tindakan -
medis serta DPJP dan PPA yang 0 TT
untuk mendapatkan informasi tentang
memberi asuhan
kondisi, diagnosis pasti, rencana

asuhan dan dapat berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan serta

diberitahu tentang hasil asuhan

termasuk kemungkinan hasil yang

tidak terduga. (R)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 5


SAKIT edisi 1 8
Elemen penilaian HPK 2.1 Telusur Skor
D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL
2. Pasien diberi informasi tentang 5 TS
tentang kondisi medis dan diagnosis
pasti 0 TT
kondisi medis mereka dan diagnosis

pasti. (D,W) ( lihat juga MKE.9 EP 1) W DPJP


PPJA
Pasien/keluarga

D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL


3. Pasien diberi informasi tentang 5 TS
tentang rencana asuhan dan tindakan
yang akan dilakukan, sesuai MKE 9 EP 1 0 TT
rencana asuhan dan tindakan yang

akan dilakukan dan berpartisipasi W DPJP


PPJA
dalam pengambilan keputusan. (D,W) Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 5


SAKIT edisi 1 9
Elemen penilaian HPK 2.1 Telusur Skor
D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL
4. Pasien diberi tahu bilamana 5 TS
bila diperlukan persetujuan kedokteran,
sesuai MKE 9 EP 4, PAB 5.1 dan PAB 7.1 0 TT
“persetujuan tindakan” (informed

consent) diperlukan dan bagaimana DPJP


W Pasien/keluarga
proses memberikan persetujuan. (D,W)

D Bukti pelaksanaan pemberian 10 TL


5. Pasien dijelaskan dan memahami 5 TS
penjelasan tentang hasil dan proses
asuhan/pengobatan. 0 TT
tentang hasil yang diharapkan dari

proses asuhan dan pengobatan (lihat W DPJP


Pasien/keluarga
juga ARK.2.1 EP 2 dan PAP.2.4). (D,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 6


SAKIT edisi 1 0
Elemen penilaian HPK 2.1 Telusur Skor
D Bukti pelaksanaan pemberian 10 TL
6. Pasien dijelaskan dan memahami 5 TS
penjelasan tentang hasil yang tidak
terduga. 0 TT
bila terjadi kemungkinan hasil yang

tidak terduga (lihat juga PAP.2.4 EP 2). W DPJP


Pasien/keluarga
(D,W)

W DPJP 10 TL
7. Pasien dan keluarga dijelaskan dan PPJA 5 TS
Staf klinis 0 TT
memahami tentang haknya dalam
Pasien/keluarga
berpartisipasi membuat keputusan

terkait asuhan jika diinginkan (ARK.2.1

EP 4 dan MKE.9 EP 5). (W)


STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 6
SAKIT edisi 1 1
Pasien dan
keluarganya
mempunyai hak
untuk
mendapatkan
informasi tentang
rencana
pelayanan

KAR
S
Dijelaskan tentang
hasil pelayanan dan
pengobatan,
termasuk hasil yang
tidak diharapkan
dan siapa yang
akan
memberitahukan

KAR
S
HAK PASIEN DALAM PELAYANANDAN EDUKASI YANG HARUS
DIBERIKAN
OLEH DPJP
1. Penjelasan agar pasien dan keluarganya
mengetahui kapan akan
dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis
pasti
2. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan
akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan
pengobatannya
3. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui
bagaimana
proses untuk mendapatkan persetujuan dan Ketika
5. Pasien dan keluarga berhak diberi informasi
tentang hasil dari proses asesmen dan setiap
diagnosis yang telah ditetapkan apabila
diperlukan. (HPK 2.1)
6. pasien dan keluarganya diberitahu tentang
bagaimana mereka akan dijelaskan tentang
hasilpelayanan dan pengobatan, termasuk
hasilyang tidak diharapkan dan siapa yang
akan memberitahukan (HPK 2.1.1)
7. penyakit, saran pengobatan, dan para pemberi
pelayanan, shg mereka dapat membuat keputusan
ttg
CONTOH CATATAN EDUKASI TERINTEGRASI
Nama:

No.RM:
CATA TAN EDU KASI TERI N TEGRA SI
3:g.l.. I iilbi.i:· LIP
PASIENJ KELUARGA
B1•i11ogaB1e.o-ri'5.Jloik :
HAMBATAN BELAJAR:
1. D TdkAda 2. D Pandangan Terbata.s 3. Hambatan Bahasa: D Tidak ova:
4. O Kognisi Terbata.s 5. OPendengaran Terbata.s 6. O Hambatan Emosi 7. 0 Keterbata.s an Fisik
8. Pertimbangan Budaya dim perawatan: D Tidak O Ya: 9. O Tdk bisa membaca
Tanggal dan Tanda Tangan
GAYA BELAJAR YANG DI SU KAI:
DVerbal D Tertulls O~IJIQO.liltll,51 OLaln-laln:

.
1. Paslen
~,VU--.;>1

2. Pasangan <l~U1cl/:;1111ml)
.,..._,
1. Olskusi
_iuA

2. Tertulisl Ma_kalah

-- .... -
1. Pema_hama.n Seeara Verbal
2. Oemonstrasl Ulang
~"'"
3. Orang Tua 3. Butuh Penguatan
4. Sauda_r.a Kandung
3. Q~IJIQO:i.l[asi
4. Video ··
.
5. Lain-lain:

.
S. Lain-lain:

I .I.; ·:...
~
I
TQ.ll TOPIK EDUKASI
·:. .;
c
D!os;!~
DJog~oJ
D!os;!~
Dio~oJ KETERANGANJ CATA

..- -
Jam TAN
?·;; n@m~
f
... ..
ID ... .. f .
E
n@m~ e~otie~oticicirnill
E~Yls~fil
~ w ~Yls!UQC
Penjelaskan tentang kondisi ..
~
~\!Ml>..\ Pomt 1 ll:Q. 4
medis dan diagnosis pasti
Ren can a pelayanan dan
::c
.;.; Q.Q~~DPJP

pengobatannya
"i '
Proses untuk mendapatkan
p ers etujuan .
Hak Pasi@n SlAll ~eruaJ:9.1! untuk
berpartisipasi dalam keputusan
pelayananny.a

KARS
-
HPK DALAM PELAYANAN
• Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses
pelayanan melalui:
• pembuatan keputusan tentang pelayanan
• bertanya tentang pelayanan
• Menerima/menolak prosedur diagnostik dan
pengobatan.
Rumah sakit mendukung dan meningkatkan keluarganya

keterlibatan pasien dan dalam
semua aspek pelayanan dengan:
• mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan dan
• prosedur yang terkait.
Kebijakan dan prosedur mengenai hak pasien untuk mencari second opinion
/ pendapat kedua tanpa takut untuk berkompromi dalam hal pelayanan, baik
• di dalam maupun dil luar rumah sakit.
Semua staf dilatih untuk pelaksanaan kebijakan dan prosedur dalam peran
mereka mendukung hak pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi dalam
proses pelayanan. KAR
S
HAK PASIEN DALAM PELAYANAN DAN PENJELASAN APA YANG HARUS
DIBERIKAN OLEH DPJP
1. Penjelasan agar pasien dan keluarganya
mengetahui kapan akan
dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis
pasti
2. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan
akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan
pengobatannya
3. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui
bagaimana
proses untuk mendapatkan persetujuan
4. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui
Standar
HPK 2.2
Pasien dan keluarga menerima
informasirencana
penyakit, tentang tindakan, dan DPJP
serta lainnya
PPA para agar mereka dapat
memutuskan
tentang
asuhannya
Maksud dan Tujuan HPK 2.2
Anggota staf menjelaskan setiap tindakan atau prosedur yang diusulkan pasie da
kepada keluarga. n n
Informasi yang diberikan memuat elemen:
a) diagnosis (diagnosis kerja dan bandin da das diagno
diagnosis g) n ar sis
b)
kondisi pasien
c)
tindakan yang diusulkan
d)
tata cara dan tujuan tindakan
e)
manfaat dan risiko tindakan
f)
nama orang mengerjakan tindakan
g)
kemungkinan alternatif dari tindakan
h)
prognosis dari tindakan
i)
j) kemungkinan
kemungkinan
hasil yang tidak
hasil bila tidak tindakan (lihat juga
terduga
dilakukan HPK.5.2)
Elemen penilaian HPK 2.2 Telusur Skor
R 10 TL
1. Ada regulasi yang mengatur Regulasi tentang proses untuk menjawab
- -
pertanyaan kompetensi dan kewenangan 0 TT
pelaksanaan proses untuk
PPA, sesuai dengan KKS 10, KKS 12, KKS 14
menjawab pertanyaan informasi dan KKS 17

kompetensi dan kewenangan dari

PPA. (R)
D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL
2. Pasien diberi informasi tentang 5 TS
tentang a) sampai j) yang relevan dengan
kondisi pasien dan rencana tindakan 0 TT
elemen a) sampai j) yang relevan

dengan kondisi dan rencana W DPJP


PPJA
tindakan (D,W) Staf klinis
Pasien/keluarga
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 7
SAKIT edisi 1 1
Elemen penilaian HPK 2.2 Telusur Skor

3. DPJP, PPJA dan PPA lainnya W DPJP 10 TL

harus memperkenalkan diri saat PPJA 5 TS

pertama kali bertemu pasien. Staf klinis 0 TT

(W,S) Pasien/keluarga

S Peragaan cara perkenalan diri

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 7


SAKIT edisi 1 2
Standar 2.
HPK 3
Rumah memberitahu
sakit pasien
keluarganya dan hak dan
tentang
tanggung jawab
mereka yang berhubungan dengan
penolakan
atau tidak melanjutkan pengobatan
STANDAR PENJELASAN STAF KEPADA
PASIEN MINTA PULANG APS

1. Petugas harus menjelaskan pulang hak


2. APS
Petugadalah
memberitahukan pasien dan pasien
as keluarga
konsekuensi dari keputusan pulang APStentang
3. Petugas memberitahukan tentang tanggung jawab
pasien atas keputusan pulang APS
4. Petugas harus memberitahukan pasien tentang
alternative
pelayanan dan pengobatan (siapkan surat
Elemen penilaian HPK 2.3 Telusur Skor

1. Rumah sakit memberitahukan D Bukti formulir tentang penolakan/tidak 10 TL


pasien dan keluarganya tentang melanjutkan pengobatan 5 TS
hak mereka untuk menolak atau 0 TT
Bukti formulir tentang tidak melanjutkan
tidak melanjutkan pengobatan. perawatan (pulang atas permintaan sendiri)
(D,W) (lihat juga ARK.4.4, EP Bukti pelaksanaan edukasi tentang hak
untuk menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan

Staf klinis
W Pasien / keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 7


SAKIT edisi 1 5
Elemen penilaian HPK 2.3 Telusur Skor
D Bukti pelaksanaan edukasi tentang 10 TL
2. Rumah sakit memberitahukan pasien konsekuensi dari keputusan mereka 5 TS
0 TT
dan keluarganya tentang konsekuensi DPJP/PPA lainnya
W
Staf klinis
dari keputusan mereka.(D,W) (lihat juga
Pasien / keluarga
ARK 4.4, EP 2).

D Bukti pelaksanaan edukasi tentang 10 TL


3. Rumah sakit memberitahukan tanggung jawab mereka berkaitan dengan 5 TS
keputusan tersebut 0 TT
pasien dan keluarganya tentang
DPJP/PPA lainnya
tanggung jawab mereka berkaitan W
Staf klinis
dengan keputusan tersebut. (D,W) Pasien / keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 7


SAKIT edisi 1 6
Elemen penilaian HPK 2.3 Telusur Skor

4. Rumah sakit memberitahukan D Bukti pelaksanaan edukasi tentang 10 TL

pasien dan keluarganya tentang tentang alternatif pelayanan dan 5 TS

tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan 0 TT

pengobatan. (D,W)

W DPJP/PPA lainnya

Staf klinis

Pasien / keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 7


SAKIT edisi 1 7
CONTOH FORMULIR
PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI
Yang bertanda tangan dibawah ini:
• Nama pasien/keluarga:
• Tanggal lahir:
Dengan ini menyatakan permintaan untuk menghentikan perawatan /pengobatan (keduanya atau
satu)salah
coret dan meminta pulang atas
permintaan sendiri.
Sebagai pasien saya telah mendapat penjelasan dari rumah sakit tentang:
1. Hak saya untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan
2. Tentang konsekuensi dari keputusan saya untuk pulang atas permintaan
sendiri
3. Tentang tanggung jawab saya dengan keputusan tersebut.
pulang permintaan
4. Tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan untuk pengobatan
lanjutann
atas sendiri
Dan saya tidak akan menuntut pihak rumah sakit atau siapapun juga akibat dari keputusan
saya

Nama dan Tanda tangan pasien Nama dan tanda tangan Saksi
Sutoto 7
KARS 8
KAR
S
Standar
HPK 2.4
Rumah sakit menghormati keinginan
dan pilihan
pasien untuk
menunda ataumenolak
melepaspelayanan
bantuan
dasar (do
not resucitate
resusitasi,
hidup /
DNR)
Maksud dan Tujuan HPK 2.4

Rumah sakit diminta membuat


pedoman yang harus
a) rumah sakit berisi:mematuhi peraturan
perundang-
b) undangan yang terkait
rumah sakit harus memastikan sesuai dengan
c) norma agama dan budaya
mencakup situasi dimana keputusan tersebut
berubah sewaktu pelayanan sedang berjalan
Maksud dan Tujuan HPK 2.4
d) memandu PPA melalui isu hukum dan
etika dalam
melaksanakan menunda atau
melepas bantuan
hidup
e) dasar
rumah sakit mengembangkan
kebijakan dan
prosedur
banyak melalui
profesi suatu
dari proses yang
berbagai
melibatkan
f) sudut pandang
regulasi tentang identifikasi
tanggungjawab
masing masing-
pihak dan
pendokumentasiannya
rekam medis dalam
pasien
Elemen penilaian HPK 2.4 Telusur Skor

1. Ada regulasi rumah sakit pada saat R Regulasi tentang pasien yang menolak 10 TL
pasien menolak pelayanan resusitasi, pelayanan resusitasi, menunda atau 5 -
menunda atau melepas bantuan hidup melepas bantuan hidup dasar 0 TT
dasar sesuai peraturan perundang-
undangan, norma agama dan budaya
masyarakat. (R)
D Bukti pelaksanaan pasien yang menolak 10 TL
2. Pelaksanaan sesuai dengan regulasi pelayanan resusitasi, menunda atau
melepas bantuan hidup dasar 5 TS
tersebut. (D,W)
0 TT
DPJP/PPA lainnya

Staf klinis
W Pasien / keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 8


SAKIT edisi 1 3
Standar HPK.2.3
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan resusitasi atau
menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan dasar
hidup

Regulasi RS :
• Panduan penolakan
resusitasi (DNR)
• SPO penolakan resusitasi
• Formulir penolakan
resusitasi

Sutoto 8
KARS 4
REGULASI TENTANG PASIEN YANG MENOLAK PELAYANAN
RESUSITASI, MENUNDA ATAU MELEPAS BANTUAN HIDUP
DASAR

• Panduan penolakan (DN


• resusitasi R)
• SPO penolakan resusitasi
Formulir penolakan
resusitasi
Dr Lauren Jodi Van Scoy
“DNR does not mean do not treat and it does not
mean do not care. It just means do not resuscitate by
giving CPR, electric shocks or medications to restart
the heart. If things go badly, there is a role in
certain situations for letting the natural breakdown of
the body occur,"

• DNR tidak berarti tidak mengobati atau tidak


hanya berarti tidak resusitasi
peduli. DNR
melakukan dengan
jantung. Jika CPR,
memberikan situasi memburuk,
electric ada
shock atau peran
obat untuk
dalam situasi
restart
terjadi, “
tertentu untuk membiarkan kerusakan alami dari
DNR tidak mempengaruhi pengobatan ,pasien dengan DNR dapat terus
mendapatkan kemoterapi, antibiotik,tubuh
dialisis, atau perawatan lain yang sesuai.
Sutoto KARS 8
6
CONTOH
INFORMED CONSENT
SURAT PERNYATAN JANGAN DILAKUKAN
RESUSITASI (DO NOT RESUCITATE)

Yang bertanda tangan


dibawah
Nam ini
: saya:
a ………………………………………………
Taggal lahir: ……………………………………………………
…….
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya membuat keputusan/menyetujui perintah do not resuscitate (jangan di resusitasi).

Saya menyatakan bahwa Jika jantung saya berhenti berdetak atau jika saya berhenti bernapas , tidak ada prosedur medis
untuk
mengembalikan bernapas atau berfungsi kembali jantung akan dilakukan oleh staf Rumah sakit, termasuk namun tidak
terbatas pada
staf layanan medis darurat
Saya memahami bahwa keputusan ini tidak akan mencegah saya menerima pelayanan kesehatan lainnya seperti pemberian
Yang
Heimlich atau pemberian oksigenSak
maneuver dan langkah-langkah perawatanSak untuk meningkatkan kenyamanan
menyatakan
lainnya. si si
(……………………… (…………………………………
Saya memberikan izin agar (……………………………………
informasi ini diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, Saya memahami bahwa saya dapat
….)
mencabut
…….) …..)
pernyataan ini setiap saat.

Sutoto 8
KARS 7
FORMULIR DO NOT RESUCITATE (JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI)
Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis rumah sakit, agar tidak dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi
henti jantung (bila tak ada denyut nadi) dan henti nafas (tak ada pernafasan spontan).
Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau pengobatan, atau tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti
jantung atau henti pasien
Nama nafas. :

• ………………………………………………..
Tanggal lahir : ……………………………………………….
Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayanan
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan staf klinis lainnya untuk melakukan hal-hal
tertulis dibawah ini:komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi.
Usaha

• Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non invasive, mengontrol perdarahan,
memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anti nyeri.
Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan perintah
TIDAK MELAKUKAN RJP (RESUSITASI
JANTUNG PARU) bila pasien mengalami henti nafas atau henti jantung berdasarkan pada :

• Instruksi pasien sebelumny/INFORMED CONSENT DNR atau


• Keputusan dua orang dokter yang menyatakan bahwa Resusitasi jantung paru (RJP) akan mendatangkan hasil
yang tidak efektif

Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah pasien informed consent
diberikan penjelasan dan menanda tangani DNR yang
diperoleh dari salah satu:
Pasien

• Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien
• Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh
• pengadilan) Anggota keluarga pasien
TANDA TANGAN DOKTER:
………………………………………….
Sutoto KARS 8
Nama Lengkap:………………………NIP/NIK:…………………………… No Telepon: 8
DO NOT RESUSCITATE (DNR)

Nomor Dokumen: No. Revisi: Halaman:


.......................... 00 1 dari 2

STANDAR PROSED
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
UR OPERASIONAL ................ 2013 Direktur

Pengertian Suatu 12ermintaau yang datan_gnxa_ dari 12asien, di mana jik~


12asien
mengalami henti iantun_g Qfillfilfil!pa12as, tidak akan dilakukan
usaha
te~usitMi j~n!lmg-DmJl fjas& mau11uu lauj,!!t.
Tujuan ll ..~ ™astik,an )2al~
™astik,an )2al~ t!~n!lifilru!Uata
t!~n!lifilru!Uatatl ~Uhl§fill.J;!a§ien, !m!Yk
~ tindakan DoNotResuscitate (DNR)
¥¥¥¥¥¥¥
tidak
ru~awlw:Qfil1 Qencatatan
,ielas
2.~Untuk tiklIDI1iru~mt~m1~m~i,
memastikan teriadinxa yang
~i;~taud@ri§ij~i
komunikasi !~d1s!gsm.~ut!.i§~ t!
Kebijakan ~
Rumah
sakitm~ug~ai
st§i~n
~i;~taud@ri§ij~i
DNR. setiap staff I petugas
memastikan!~d1s!
mengetahui
mematuhi Keputusan
dant!st§ DKiAreRkS tur Nomor tentang
gsm.~ut!.i§~
Kebijakan
Standar
HPK 2.5
Rumah sakit mendukung hak
pasien
terhadap
yang asesmen dan
manajemen nyeri
tepat.
Elemen penilaian HPK 2.5 Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang asesmen R Regulasi tentang asesmen dan manajemen 10 TL

dan manajemen nyeri. (R) nyeri, sesuai dengan PAP 6 EP 1 - - TT

2. Rumah sakit menghormati dan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan 10 TL

mendukung hak pasien dengan asesmen dan manajemen nyeri 5 TS

melakukan asesmen dan 0 TT

manajemen nyeri yang sesuai. W DPJP/PPJA/PPA lainnya

(lihat juga PAP.7.1 EP 1). (D,W) Staf klinis keperawatan

Pasien

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 9


SAKIT edisi 1 1
Elemen penilaian HPK 2.5 Telusur Skor

3. Staf rumah sakit memahami D Bukti dalam rekam medis tentang laporan rasa 10 TL

pengaruh pribadi, budaya, sosial nyeri oleh pasien beserta asesmen dan 5 TS

dan spiritual tentang hak pasien manajemen nyeri 0 TT

untuk melaporkan rasa nyeri,

serta asesmen dan manajemen W PPJA

nyeri secara akurat. (D,W) Staf klinis keperawatan

Pasien

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 9


SAKIT edisi 1 2
~KENARIO MANAJEMEN NYERI

REGULASI STAN DAR EP CHECK


• Rumah sakit meneta12kan ~2.ela:iana1u2asien untuk PAP 6 EP 1

-~
mengatasi Q_yeri
• Regulasi tentang asesmen dan manajemen" !rifill
MKE 10 EP 4
HF
• 9 Q!:!~i~Jl
.l?.~.ITIR.~.r.i.~.O . .~9.l;I.K!:!~i
.l?.~.ITIR.~.r.i.~.O . dan ~
• RS meneta12kan regulasi 12asien diskrining, untuk rasa K~IW.9.
~9.l;I.K!:!~i .K~IW.9.
AP
HAK PASIEN
~-~[.~.9.i~~~yang~~
~-~[.~.9.i~~~yan MKE 11 EP 5
Rumah sakit menghormati dan mendukung ha~ 12asien
HF • manaiemen
~SUHAN!D.fQLtI1.~~j nveri
NYERI verba I ~ ~ DI~t~r.t t~r.tY.U?v
dengao, melakukan asesmen dan manajemen" !rifill yang
PAP 6 EP 5
sesuai
EDU KASI
•• Rum9h,
Rum9h,~a kit
rn~l~k?~nak~q,
~a rn~l~k?~nak~q,
kit
rn~.r:
~
Q~h~.tih9.Q
• Edukasi kemungkinan timbuln:¥:a"~ akibat tindakan
1~t.~?.l~~~ AP 1.5 EP 1
•••
PA Pasien,
Pasien,diskrining
diskrining untuk,
yang ter~r:i.c.a_r,9
untuk,
rasar ~ AP 1.5 EP 2
• Pasien dan keluarga diberikan" edukast tentang 8.R~.l?.[!~
8.R~.l?.[!~ gJJ.9~.'1~.iJ! pad a ~~~-
PA
k.~.~J fil@ rasa ~ ih, mendalam"
gJJ.9~.'1~.iJ!k.~. ~.m..sesual
~.r:t
2.ela~anan untuk mengatasi !rifillsesual~lata~ Q~n,gy_~_Yf.9;Q .i.nt.~rJ.
belakan agama, buda:¥:~, nilai-
g nilai
12asien,
dan
~J fil@ ~Lt!:!~ d an
k!-:1.9.U~.9.? k~.
~-~Qerca~aan keluarga
lokasl
awa~ dan
lakukanvlaman~
asesmenv ~.~~L k~.~-~[.912.
vDY~r.t ~ rn.

leb
Pasi~Q~~~~~
.9.~DSi:!D,
Q, d an
™ Q!:!§i~.
~DJf.rn.~.~~D.?.~ PAP 6 EP 2

~ ?~?~.~l fJ.~.n&.~.n k~.l?.~!~b.9.rt


AP 1.5 EP 3
• ~
8§~.~.r:n~.r:utlfilIB-
k!-:1.9.U~.9.?v
• ~ k~.rn.rasa
DY~r.t rasa ~
D~~Il oleh
dan ~ ~g~.. HPK 2.5
!tcJ§ign ? EP 3
~.r!~ g~~-~r.r..i..~. ri dan
man.ajerne.n,~ u
REGULASI TENTANG NYERI
SKRINING NYERI
• Dilakukan oleh perawat dalam pengkajian awal keperawatan
• Dilakkukan di IGD, RL,RJ
• Metode penilaian
• Mnemonic PQRST untuk Dewasa dan Wong Baker Pain Scale
anak
• Behaviour Pain Scale untuk pasien ICU dan tak sadar
• Newton Scale untuk neonatus

KAR
S
TG-JAWAB PASIEN DALAM
MANAJEMEN
Untuk berbicara dengan dokter atau
NYERI
perawat tentang:
Apa yang diharapkan

• Berbagai jenis pilihan nyeri
• Rencana penanganan nyeri untuk setiap rasa sakit yang tidak
akan
hilang

Untuk meminta untuk menghilangkan rasa sakit segera
• setelah nyeri dimulai
Untuk membantu dokter dan perawat mengukur rasa sakit
Anda.pertanyaan-pertanyaan berikut:
Menjawab
• Di mana rasa sakit itu berada?
• Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?
• Apakah Anda menggambarkan rasa sakit sebagai tajam, tumpul,
sakit,
• Berdenyut, ditusuk jarum, dll?
• Apa yang membuat rasa sakit lebih baik? Apa yang membuat
• rasa sakit lebih buruk? Sutoto 9
• Apakah rasa sakit itu menghentikan
KARS Anda dari melakukan hal-hal 7
CONTOH FORMULIR ASESMEN/ASESMEN
ULANG NYERI
IDENTITAS PASIEN:
TANGGAL/JAM ASESMEN:
• P:……………………………………………………………………………………………………………………………………
• Q:…………………………………………………………………………………………………………………………………..
• R:……………………………………………………………………………………………………………………………………
• S:……………………………………………………………………………………………………………………………………
• T:
……………………………………………………………………………………………………………………
………………
Scala
Nyeri

Keterangan:
• P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri ? Rudapaksa, benturan ?
Apa yg
• membuat lebih baik atau lebih buruk ?

• Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam, tumpul, sakit, berdenyut,
• ditusuk
• jarum, dll?
R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar kemana ?
Sutoto 9
S=Severity/Skala : seberapa berat pakai skalaKARS
0 sd 10 8
• Asesmen
nyeri
• Asesmen nyeri dapat menggunakan
Numeric Rating Scale
• Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
yang dapat menggunakan
angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.

Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
• 0 = tidak dengan
dilambangkan nyeri angka antara 0 – 10.
• 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
• 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas
• sehari-hari)
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-
hari)3
Sutoto 9
KARS 9
• Wong Baker FACES
Pain ScalePada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang
• Indikasi:
tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
• gunakan asesmen

• 0 - 1 pasien
Instruksi: = sangat bahagia
diminta untuk karena
menunjuktidak merasa
/ memilih gambar mana yang
• nyeri
paling sama
2 –sesuai sekali
= sedikit
dengan yangnyeri
ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi
• 3
nyeri = cukup nyeri
• 4– = lumayan nyeri
• 5 = sangat nyeri
• 6– = amat sangat nyeri (tak
7 10
tertahankan) Sutoto KARS
0
AMATSANGAT
BAHAGIA NVERI NVERI NVERI NVERI
NVERI (TAK
KARENA TERTAHANKAN)
TIDAK
MERASA
NVERI SAMA
SEKALI

Sutoto,KARS
Standar
HPK 2.6
Rumah sakit mendukung hak
pasien untuk
mendapatkan
dan pelayanan
penuh kasih sayang yang
pada
penuhakhir
hormat
kehidupann
ya.
Elemen penilaian HPK 2.6 Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang pelayanan R Regulasi tentang pelayanan pasien pada 10 TL


pasien pada akhir kehidupan (R) akhir kehidupan sesuai dengan PAP 7 - -
EP 1 0 TT

2. Rumah sakit mengakui dan D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL


mengidentifikasi pasien yang identifikasi pasien yang menghadapi 5 TS
menghadapi kematian dengan kematian dengan kebutuhan unik 0 TT
kebutuhan yang unik. (D,W)
W DPJP/PPJA
Staf klinis keperawatan
Keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 11


SAKIT edisi 1 0
Elemen penilaian HPK 2.6 Telusur Skor
3. Staf rumah sakit Bukti dalam rekam medis tentang
menghormati hak pasien yang D 10 T
sedang menghadapi kematian, pelaksanaan menghormati hak pasien
memiliki kebutuhan yang unik 5 L
yang sedang menghadapi kematian
dalam proses asuhan, dan
didokumentasikan. (D,W dengan kebutuhan unik 0 T
PPJA
W S
Staf klinis keperawatan

keluarga T

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 11


SAKIT edisi 1 1
REGULASI PASIEN TAHAP TERMINAL
1.Pedoman/Panduan pelayanan
pasien tahap
terminal (HPK 2.6. EP 1 dan sesuai
dengan PAP
7.1)
2.SPO pelayanan pasien tahap
terminal

KAR
S
CONTOH PANDUAN PELAYANAN PASIEN
TAHAP TERMINAL ( END of LIFE)

A. DEFINISI
1. Kondisi Terminal adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh cedera atau
penyakit dimana terjadi kerusakan organ multiple yang dengan
pengetahuandan teknologi kesehatan terkini tak mungkin lagi dapat
dilakukan perbaikan sehingga akan menyebabkan kematian dalam rentang
waktu yang singkat. Pengaplikasian terapi untuk memperpanjang/
mempertahankan hidup hanya akan berefek dan memperlama proses
penderitaan/ sekarat pasien.
2. Paaien Tahap Terminal adalah pasien dengan kondisi terminal yang makin
lama makin mem buruk
3. Paaien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik
dalam keadaan sehat maupun sakit.

4. Mati Klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas spontan) ditambah henti
sirkulasi (iantung) total dengaKnARSsemua aktivitas otak terhenti, tetapi
POKOK –POKOK PANDUAN PELAYANAN PASIEN TAHAP
TERMINAL

• Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai



kebutuhan yang unik,
Berhak mendapat pelayanan yang penuh hormat dan
kasih-sayang.
• Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien
mengarahkan
aspek semua
pelayanan pada tahap akhir kehidupan.
• Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir
Kebutuhan
kehidupannya.ini meliputi pengobatan terhadap gejala
primer dan sekunder,
manajemen nyeri (lihat juga AP.1.7, dan PP. 6);
• Melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala
sekunder
primer ataudan mencegah gejala-gejala dan komplikasi
sejauh yang(lih
diupayakan dapat
PP 7.1)
• Staf harus berespon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional,
budaya
agama danpasien dan keluarganya (lihat juga HPK.1.1;
HPK.1.1.1
Staf dan HPK.1.2)keluarga dalam
melibatkan

diminta pengambilan keputusan
pelayana
n.
KAR
S
POKOK-POKOK PADA PANDUAN PASIEN TAHAP TERMINAL
• Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua
aspek asuhan selama stadium akhir hidup. Asuhan akhir kehidupan yang diberikan
rumah sakit termasuk :
• pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien dan
keluarga
• menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organ
• menghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya
• mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan
• memberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual dan
budaya dari pasien dan keluarganya ((lihat maksud tujuan : HPK 2.5)
• Rumah sakit memastikan pemberian asuhan yang tepat bagi mereka yang
kesakitan atau
dalam proses kematian dengan cara:
• melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau
sekunder
• mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan
• melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan spiritual dari
pasien dan keluarga, menghadapi kematian dan kesedihan
• melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan
keluarga
• mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap asuhan
• (lihat maksud tujuan : PPI 7.1)
• ASUHAN PASIEN TAHAP
KEPERAWATAN TERMINAL

• ASESMEN PASIEN TAHAP TERMINAL

KAR
S
RUMAH SAKIT MEMASTIKAN PEMBERIAN ASUHAN YANG TEPAT BAGI
MEREKA YANG KESAKITAN ATAU DALAM PROSES KEMATIAN DENGAN
CARA (PP7.1)

1.
melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan
primer atau sekunder
2. gejala
mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang
3.
dapat
diupayakan
4. melakukan intervensi dalam masalah psikososial,
emosional
5. dan spiritual dari pasien dan keluarga, menghadapi
kematian
dan kesedihan
melakukan intervensi dalam masalah keagamaan
Maksud dandan
Tujuan PP.7.1.
pasien dan keluarga
budaya Sutoto
KARS
12
0
RUMAH SAKIT MENETAPKAN PROSES UNTUK
MENGELOLA ASUHAN PASIEN DALAM TAHAP TERMINAL
YANG MELIPUTI : (PAP 7.1)

• a) intervensi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri;


• b) memberikan pengobatan sesuai dengan gejala dan
mempertimbangkan keinginan pasien dan keluarga;
• c) menyampaikan secara hati-hati soal sensitif seperti autopsi
atau donasi organ;
• d) menghormati nilai, agama, serta budaya pasien dan
• keluarga;
• e) mengajak pasien dan keluarga dalam semua aspek asuhan;
buda pasien dan
f) memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual,
ya
serta keluarga
ELEMEN PENILAIAN PAP 7.1
• 7.1 1. Rumah sakit menetapkan regulasi pelayanan pasien
dalam tahap terminal
meliputi butir a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. (R)

• 2. Staf diedukasi tentang kebutuhan unik pasien dalam tahap terminal. (D,
W)

• 3. Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan gejala, kondisi,


dan kebutuhan kesehatan atas hasil asesmen. (lihat PAP 1.7 EP 1). (D, W)
• 4. Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan upaya
mengatasi rasa nyeri pasien. (lihat juga HPK 2.2). (D,W)
• 5. Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan kebutuhan
biopsikososial, emosional, budaya, dan spiritual. (D,W)
6. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam keputusan asuhan termasuk
keputusan do not resuscitate/DNR. (lihat juga HPK 2). (D,W)
KAR
S
Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan
Kematian Dan Pemanfaatan Organ Donor

Pasal 3
Ruang lingkup pengaturan
• a. penentuan mati batang otak pada yan diketah pros
meliputi:
seseorang g ui es
kematiannya di fasilitas pelayanan
• kesehatan;
• c. penundaan terapi hidup;
b. penghentian terapi bantuan
bantuan danhidup;

d. pemanfaatan organ
donor.
SUTOTO-
KARS
Pasal 7
• Penentuan kematian seseorang dapat dilakukan dengan
menggunakan Kriteria diagnosis kematian klinis/konvensional
atau
Bagian
kriteria Kedua
diagnosis kematian mati batang otak.
Penentuan Kematian Klinis/
Konvensional
Pasal 8

(1) Kriteria diagnosa kematian klinis/konvensional
sistem
dimaksud
sebagaimanajantung
dalamsirkulasi
Pasal 7dan sistem pernafasan
didasarkan pada telah
permanen.
berhentinya
terbukti secara fungsi
• (2) Proses penentuan kematian klinis/konvensional
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai standar profesi,
standar
pelayanan, dan standar operasional prosedur.

Permenkes 37 Tahun 2014 TeSnUtaTOnTgOP-KeARnSentuan Kematian Dan


Pemanfaatan Organ Donor
PENENTUAN MATI BATANG OTAK
(siapa , dimana, bagaimana)
Pasal
9
• (1) Penentuan seseorang mati batang otak hanya dapat
dilakukan
• oleh tim dokter yang terdiri atas 3 (tiga) orang dokter yang
kompeten.
• (3) Dalam hal
melibatkan
(2) Anggota timpenentuan
dokter matidimaksud
spesialis
sebagaimana batang otak
anestesi dilakukan
padadan pada
ayat dokter
(1) harus
spesialis syaraf.
calon
transplantasi.
donor organ, maka tim dokter sebagaimana dimaksud pada
• ayat (2)
(4) Masing-masing anggota tim sebagaimana dimaksud pada ayat
bukan merupakan
melakukan
(2) dokter yangsecara
pemeriksaan terlibat dalam tindakan
mandiri dan di
terpisah.
(5) Diagnosis
• (Intensive Care mati batang otak harus dibuat
ruang rawat intensif
Unit).

Permenkes 37 Tahun 2014 TeSnUtaTOnTgOP-KeARnSentuan Kematian Dan


Pemanfaatan Organ Donor
PEMERIKSAAN SESEORANG MATI BATANG OTAK DILAKUKAN
PADA PASIEN DGN DENGAN KEADAAN SBB:
a. koma unresponsive/GCS 3 atau Four Score 0
b. tidak adanya sikap tubuh yang
dekortikasi, atau
abnormal (seperti
deserebrasi);
c. dan
tidak adanya gerakan yang tidak
sentakan
terkoordinasi atau
epileptik.
•(2) Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat
dilakukan
pemeriksaan
disebabkan mati
olehbatang otak otak
kerusakan sebagaimana
struktural
gangguan
ireversibel yang
dimaksud akibatberpotensi menyebabkan mati
batang
• b. tidak otak; dan
ada penyebab koma dan henti nafas
pada ayat (1) meliputi:
•yang
a. reversibel
terdapat
antara prakondisi
lain karena berupa
obat-obatan, komagangguan
intoksikasi, dan apnea
yang
dan hipotermia.
metabolik

Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ Donor
PASAL 11
PROSEDUR PEMERIKSAAN MATI BATANG OTAK
a. memastikan arefleksia batang otak yang meliputi:

• 1. tidak adanya respons terhadap cahaya;


• 2. tidak adanya refleks kornea;
• 3. tidak adanya refleks vestibulo-okular;
• 4. tidak adanya respons motorik dalam distribusi saraf kranial
• terhadap rangsang adekuat pada area somatik; dan
• 5. tidak ada refleks muntah (gag reflex) atau refleks batuk terhadap rangsang oleh kateter
isap yang dimasukkan ke dalam trakea.
b. memastikan keadaan henti nafas yang menetap
dengan cara:
• 1. pre – oksigenisasi dengan O2 100% selama 10 menit;
• 2. memastikan pCO2 awal testing dalam batas 40-60 mmHg dengan memakai kapnograf dan atau
analisis gas darah (AGD);
• 3. melepaskan pasien dari ventilator, insuflasi trakea dengan O2 100%, 6 L/menit melalui kateter intra
trakeal melewati karina;
• 4. observasi selama 10 menit, bila pasien tetap tidak bernapas, tes dinyatakan positif atau berarti
henti napas telah menetap.
c. bila tes arefleksia batang otak dan tes henti napas sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b dinyatakan
positif, tes harus diulang sekali lagi dengan interval waktu 25 menit sampai 24 jam.
d. bila tes ulangan sebagaimana dimaksud pada huruf c tetap positif, pasien dinyatakan mati batang otak,
walaupun jantung m a si h b e rd e n yu t .
FORMULIR PENILAIAN MATI BATANG OTAK
NO Prosedur pemeriksaan mati batang otak
YA TDK
1. Memastikan arefleksia batang otak meliputi :

a. tidak adanya respons terhadap cahaya


a. tidak adanya refleks kornea
a. adanya refleks vestibulo-okular
a. adanya respons motorik dalam distribusi saraf kranial terhadap rangsang adekuat pada area somatik

a. tidak ada refleks muntah (gag reflex) atau refleks batuk terhadap rangsang oleh kateter isap yang dimasukkan ke
dalam trakea
2 Memastikan keadaan henti nafas yang menetap dengan cara :
a. pre – oksigenisasi dengan O2 100% selama 10 menit
a. memastikan pCO2 awal testing dalam batas 40-60 mmHg dengan memakai kapnograf dan atau analisis gas darah
(AGD)
a. melepaskan pasien dari ventilator, insuflasi trakea dengan O2 100%, 6 L/menit melalui kateter intra trakeal
melewati karina
a. observasi selama 10 menit, bila pasien tetap tidak bernapas, tes dinyatakan positif atau berarti henti napas telah
menetap.
KETERANGAN :
• Bila penilaian No 1 dan 2 di nyatakan positif, tes harus diulang sekali lagi dengan interval waktu 25 menit sampai 24 jam.
• Bila tes ulangan tetap positif, pasien dinyatakan mati batang otak, walaupun jantung masih berdenyut.
• Bila pada tes henti napas timbul aritmia jantung yang mengancam nyawa maka ventilator harus dipasang kembali
sehingga tidak dapat dibuat diagnosis mati batang otak.
• Pemeriksa dilakukan harus secara mandiri dan terpisah. ( dokter spesialis saraf, anestesi dan dokter lainnya).

Dokter Pemeriksa,

KAR
(………………………….) S
PENGHENTIAN ATAU PENUNDAAN TERAPI BANTUAN HIDUP
Pasal 14
• (1) Pada pasien yang berada dalam keadaan yang tidak dapat disembuhkan akibat penyakit yang
(terminal state) dan tindakan kedokteran sudah sia-sia (futile) dapat dilakukan
dideritanya
penghentian
terapi bantuan atau penundaan
hidup.
• (2) Kebijakan mengenai kriteria keadaan pasien yang terminal state dan tindakan
futile) ditetapkan
(kedokteran yang sudah sia-sia atau Kepala
oleh Direktur
Rumah Sakit.
• (3) Keputusan untuk menghentikan atau menunda terapi bantuan hidup tindakan
kedokteran terhadap
sebagaimana dimaksud pasien
pada ayat (1) dilakukan oleh tim dokter yang menangani pasien
setelah berkonsultasi
dengan tim dokter yang ditunjuk oleh Komite Medik atau
Komite Etik.
• (4) Rencana tindakan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup harus
diinformasikan
memperoleh dan
persetujuan dari keluarga pasien atau yang
mewakili pasien.
• (5) Terapi bantuan hidup yang dapat dihentikan atau ditunda hanya tindakan yang
bersifat terapeutik
perawatan dan/atau
yang bersifat luar biasa (extra-
ordinary),
• a. meliputi:
Rawat di Intensive Care Unit;
• b. Resusitasi Jantung Paru;
• c. Pengendalian disritmia;
• d. Intubasi trakeal;
• e. Ventilasi mekanis;
• f. Obat vasoaktif;
• g. Nutrisi parenteral;
• h. Organ artifisial;i. Transplantasi;
• j. Transfusi darah;
• k. Monitoring invasif;
• l. Antibiotika; dan
• m. Tindakan lain yang ditetapkan dalam standar pelayanan
kedokteran.

• (6) Terapi bantuan hidup yang tidak dapat dihentikan atau ditunda meliputi oksigen,
nutrisi enteral dan cairan
kristaloi
d. Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ Donor
H. Pengelolaan Akhir Kehidupan

• 1. Pengelolaan akhir kehidupan meliputi


hidup (withdrawing
penghentian life support) dan penundaan
bantuan
(withholding
bantuan hiduplife
support).
• 2. Keputusan withdrawing/withholding dilakukan pada pasien
yang
medis
dirawat dan
di ruang rawat intensif (ICU dan HCU). Keputusan
etis.
• penghentian atau penundaan bantuan hidup adalah keputusan
3. Keputusan untuk penghentian atau penundaan
anestesiologi atau dokter lain yang
bantuan
dan
hidup2dilakukan
memiliki(dua) orang
oleh 3dokter
kompetensi lain yang
(tiga) dokter yaitu dokter
medis
spesialisrumah
ditunjuk oleh komite
sakit. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/
Iii/2011
tg Tentang Pedoman PenyelenggaraanTerapi
Pelayanan Anestesiologi
Intensif Di Rumah Sakit
l Sutoto
Dan
KARS
13
1
• c. Tidak dilakukan tindakan-tindakan luar biasa, pada
pasien-pasien yangmemperlambat waktu
jika diterapi hanya
kematian dan bukan
memperpanjang kehidupan. Untuk pasien ini dapat
dilakukan penghentian
atau penundaan bantuan hidup. Pasien yang masih sadar
tapi tanpa
harapan, hanya dilakukan tindakan terapeutik/paliatif
• agar pasien merasa
batang otak yang ireversibel. Setelah kriteria Mati
nyaman
Batang
yang ada dan
Otak bebas
(MBO)nyeri.
terpenuhi, pasien ditentukan meninggal dan
disertifikasi
serta
d. semua
Semua MBO
terapi
bantuan dihentikan.
hidup Jikapasien
dihentikan pada dipertimbangkan
dengan kerusakan
donasi
fungsi organ,
bantuan jantung paru pasien diteruskan sampai organ
yang diperlukan
yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain
yang
telah memiliki
diambil.dokter
kompetensi, Keputusan penentuan
spesialis MBO
saraf dan dilakukan
1 (satu) dokter
lain yang
oleh komiteditunjuk
3 (tiga) medis
dokter
rumah sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


519/Menkes/Per/
Iii/2011 13
2
Standar
HPK 3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada
pasien dan
keluarganya tentang adanya proses untuk
menerima,
menanggapi dan menindaklanjuti bila ada
pasien
menyampaikan keluhan, konflik dan
perbedaan pendapat
tentang pelayanan pasien. Rumah sakit juga
Elemen penilaian HPK 3 Telusur Skor

1. Ada regulasi yang mendukung R Regulasi tentang penanganan 10 TL


konsistensi pelayanan dalam pengaduan pasien/keluarga - -
menghadapi keluhan, konflik atau beda 0 TT
pendapat. (R)

2. Pasien diberitahu tentang proses D Bukti pelaksanaan pemberitahuan 10 TL


menyampaikan keluhan, konflik atau proses menyampaikan keluhan (leaflet, 5 TS
perbedaan pendapat. (D,W) kotak pengaduan dll) 0 TT

W Staf klinis
Customer service
Pasien / keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 13


SAKIT edisi 1 4
Elemen penilaian HPK 3 Telusur Skor
D Bukti pelaksanaan tentang telaah dan 10 TL
3. Keluhan, konflik dan perbedaan
tindak lanjut pengaduan 5 TS
pendapat ditelaah dan ditindaklanjuti 0 TT
W Komite medik/komite
oleh rumah sakit serta
keperawatan/komite etik
didokumentasikan. (D,W) Customer service

Staf terkait
D Bukti tentang keikutsertaan pasien dan 10 TL
4. Pasien dan atau keluarga pasien ikut
atau keluarga dalam proses penyelesaian 5 TS
serta dalam proses penyelesaian. 0 TT
(D,W) Komite medik/komite keperawatan/
W komite etik

Customer service
Staf terkait

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 13


SAKIT edisi 1 5
Standar
HPK 4
Semua pasien diberi tahu
tentang hak
kewajiban dan metode dan
dengan
bahasa yang
mudah
dimengerti.
Elemen penilaian HPK 4 Telusur Skor

1. Ada regulasi bahwa setiap pasien dan R Regulasi tentang pemberian informasi 10 TL
keluarga mendapatkan informasi mengenai hak pasien dan keluarga - -
tentang hak dan kewajiban pasien. (R) kepada setiap pasien, sesuai HPK 1 EP 0 TT
1

2. Ada bukti bahwa informasi tentang D Bukti materi tentang informasi hak dan 10 TL
hak serta kewajiban pasien diberikan kewajiban pasien 5 TS
tertulis kepada pasien, terpampang, 0 TT
atau tersedia sepanjang waktu. (D,O,W) O Lihat ketersediaan materi informasi

W Staf rekam medis


Customer service
Pasien / keluarga
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 13
SAKIT edisi 1 7
Elemen penilaian HPK 4 Telusur Skor

3. Rumah sakit menetapkan proses W Staf rekam medis 10 TL

pemberian informasi hak dan kewajiban Customer service 5 TS

pasien jika komunikasi tidak efektif atau Pasien / keluarga 0 TT

tidak tepat. (W,S

S Peragaan tentang penyampaian

pemberian informasi HPK bila

komunikasi tertulis tidak efektif

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 13


SAKIT edisi 1 8
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENJELASAN
HPK
• Hak dan kewajiban pasien sesuai UU yang berlaku (UURS dan
201 69 thn
PMK
4)
• diberitahukan setiap
Bukti materi Informasi
.
secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab
kepada
pasien pasien
staf rumah sakit setiap
• pada
Pernyataan
saat.
daritentang
tanggung jawabnyaHPKbila
juga pada leaflet
seca atau Banner
tertulis tidak atau bisa
tida
diperoleh
komunikasi ra efektif dan k
• Tersedia prosedur untuk menjelaskan kepada pasien tentang hak dan
demonstrasi/peragaan dan
lain-lain.
sesuai.
• Dapat tersedia dalam berbagai cara komunikasi: lisan, materi tertulis,
Standar
HPK 5
Pada saat pasien diterima waktu
mendaftar
jalan rawatrawat inap, diminta
dan setiap
menandatangani
persetujuan umum (general consent),
persetujuan
umum (general consent) harus
menjelaskan cakupan
dan
batasannya.
Elemen penilaian HPK 5 Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang persetujuan R Regulasi tentang general consent 10 TL

umum dan pendokumentasiannya - -

dalam rekam medis pasien diluar 0 TT

tindakan yang membutuhkan

persetujuan khusus (informed

consent) tersendiri. (R)


D Bukti pelaksanaan tentang persetujuan 10 TL
2. Persetujuan umum (general consent) umum 5 TS
0 TT
diminta saat pertama kali pasien Staf rekam medis
W
Pasien/keluarga
masuk rawat jalan atau setiap masuk
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
STANDAR 141
rawat inap. (D,W) SAKIT edisi 1
Elemen penilaian HPK 5 Telusur Skor

3. Pasien dan atau keluarga diminta D Bukti materi tentang general consent 10 TL

untuk membaca dan kemudian yang sudah ditanda tangani 5 TS

menandatangani persetujuan umum 0 TT

(general consent). (D,W) W Staf rekam medis

Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 14


SAKIT edisi 1 2
PERSETUJUAN (CONSENT)
• General consent (persetujuan Umum)
• Persetujuan perawatan dan pegobatan (bagi semua tindakan,
prosedur, pengobatan yg berisiko rendah)

• Informed
consent
Untuk tindakan , prosedur, pengobatan berisiko tinggi, tranfusi darah
dan produk darah dan anestesi.

(Pasal 45 ayat (1) UU Praktik Kedokteran yang berbunyi:


“Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap
pasien harus mendapat persetujuan.”)
Sutoto KARS
143
Standar
HPK 5.1
Rumah sakit menetapkan regulasi
pelaksanaan
persetujuan
dapat khusus
dibantu (informed
oleh staf consent)
yang terlatih
dengan
yang bahasa
oleh DPJP
dapatdan
dimengerti sesuai peraturan
perundang-
undangan.
Elemen penilaian HPK 5.1 Telusur Skor

1. Ada regulasi yang dijabarkan R Regulasi tentang persetujuan 10 TL


dengan jelas mengenai persetujuan khusus/persetujuan tindakan 5 TS
khusus (informed consent). (R) kedokteran (informed consent) 0 TT

2. DPJP menjelaskan informasi D Bukti pemberian informasi tindakan 10 TL


tindakan yang akan diambil dan bila kedokteran yang akan dilakukan baik 5 TS
perlu dapat dibantu staf terlatih. (D,W) secara lisan maupun tertulis 0 TT

W DPJP
Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 14


SAKIT edisi 1 5
Elemen penilaian HPK 5.1 Telusur Skor

3. Pasien memahami informasi tentang D 1) Bukti pelaksanaan pemberian 10 TL

tindakan yang memerlukan informasi 5 TS

persetujuan khusus (informed 2) Bukti penolakan/persetujuan 0 TT

consent) melalui cara dan bahasa yang

dimengerti oleh pasien. Pasien dapat W DPJP

memberikan/menolak persetujuan PPJA/staf klinis

khusus (informed consent) tersebut. Pasien/keluarga

(D,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 14


SAKIT edisi 1 6
Standar
HPK 5.2
Persetujuan khusus (informed
consent) diberikan
sebelum operasi,
pemakaian darah anestesi (termasuk
dan produk darah,
tindakan
sedasi), dan
prosedur serta pengobatan lain dengan
risikoditetapkan
yang tinggi oleh regulasi
rumah sakit
Elemen penilaian HPK 5.2 Telusur Skor
R Regulasi tentang memperoleh informed 10 TL
1. Ada regulasi tentang persetujuan consent - -
0 TT
khusus (informed consent) yang harus

diperoleh sebelum operasi atau

prosedur invasif, sebelum anestesi

(termasuk sedasi), pemakaian darah

dan produk darah, serta pengobatan

risiko tinggi lainnya. (R)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 14


SAKIT edisi 1 8
Elemen penilaian HPK 5.2 Telusur Skor

2. Ada bukti pelaksanaan tentang D Bukti pelaksanaan tentang informed 10 TL


persetujuan khusus (informed consent sebelum operasi /prosedur 5 TS
consent) yang harus diperoleh invasif, sebelum anestesi (termasuk 0 TT

sebelum operasi atau prosedur invasif, sedasi), pemakaian darah dan produk
sebelum anestesi (termasuk sedasi), darah, serta pengobatan risiko tinggi
pemakaian darah dan produk darah,
serta pengobatan risiko tinggi lainnya.
(D, W) W DPJP
Dokter Anestesi
Staf klinis
Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 14


SAKIT edisi 1 9
Elemen penilaian HPK 5.2 Telusur Skor

3. Rumah sakit menyusun daftar D Bukti daftar pengobatan/tindakan/prosedur 10 TL


yang memerlukan informed consent
semua pengobatan / tindakan / 5 TS
DPJP 0 TT
prosedur yang memerlukan
persetujuan khusus (informed W Pasien/keluarga
Staf klinis
consent). (D,W)

4. Identitas DPJP dan orang yang D Bukti dalam rekam medis tentang identitas 10 TL
staf medis dan staf yang membantu
membantu memberikan informasi memberikan informasi dalam informed 5 TS
consent 0 TT
kepada pasien dan keluarga dicatat di
rekam medik pasien. (D,W) DPJP
W Dokter anestesi
Staf klinis

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 15


SAKIT edisi 1 0
DAFTAR TINDAKAN YG MEMERLUKAN INFORMED
CONSENT
• Semua tindakan pembedahan dan tindakan invaisif
• Semua tindakan anestesi & sedasi
• Semua Pemberian darah dan produk/komponen darah
• Semua pengobatan berisiko tinggi

Pemberian Darah dan


Produk
Whole Darah
blood

• Trombosit
• Wash erytrocite • Trombopheresis
• Pack red cell • Human albumin :
• Fresh frozen • Plasbumin
• Octalbin
• plasma • Albuminar
Liquid plasma •

KAR
S
CONTOH TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI YG PERLU
INFORMED CONSENT
Tindakan anestesi Semua Tindakan sedasi
• Anestesi Umum Sedasi sedang
• Anestesi Regional
• Mengunakan midazolam 0,1 mg/kbgg
• Anastesi Infiltrasi • Mengunakan ketamin 0,5 mg/kgbb
• Anastesi Blok • Mengunakan propofol 0,5 mg/kgbb
• Anastesi Spinal Sedasi dalam
• Blok Epidural • Mengunakan ketamin 3-8 mg/kgbb
intramuskuler
• Blok Pleksus Brakialis
• Mengunakan ketamin 1 mg/kgbb
• Anestesia Paravertebral intravena
• Blok Transakral (Kaudal) • Mengunakan midazolam oral 10

• Anastesi Regional Intravena mg/kgbb


• Mengunakan flunitrazepam 0,1 mg/kgbb
• Mengunakan fentanil 0,5 – 1 ug/kgbb
KAR
• Mengunakan alfentanil 3-5 ug/kgbb
S
SIAPA YG WAJIB MEMBERIKAN
PENJELASAN
(PMK Nomer 290/2008)
Pasa 10
l
(1) Penjelasa sebaqaiman dimaksu dala Pasal 9 oleh dokter dokter
n
yan merawa a pasien d sala satu m dokter
diberikan
atau atau gigi yang
gig dar ti dokte
g t
merawatny atau h dokter i i m r
a.
(2) Dala ha dokter ata dokte gigi yang merawatny berhalanga untu memberika
m l
penjelasan secar u r
langsung, a
mak pemberia penjelasan haru didelegasika
k n kepad
dokter a a
gig lain yang n n s n a
atau
dokter i kompeten.
(3) Tenag kesehata tertentu membant memberika penjelasa sesua denga
a n
kewenanganny dapat u n n i n
a.
(4) Tenag kesehata tertent sebagaiman dimaksu pada aya (3) adala tenag
a n
kesehatan iku u a pelayana
memberika d t
secar langsun h a
yang t n n kesehata a g kepada pasien.
Sutoto n 15
KARS 3
ORANG KOMPETEN MEMBERIKAN TANDA TANGAN PADA INFORMED
CONSENT
(PMK 290/2008,pasal 1 nomer 7)

1. Dewasa atau bukan anak


2. Telah/pernah menikah
3. Tidak terganggu kesadaran fisik
4. Mampu berkomunikasi secara
5. wajar
6. Tidak mengalami retardasi
mental
Tidak mengalami gangguan
mental
PEMBERI PERSETUJUAN
Persetujuan diberikan oleh individu yang (PM
kompeten
290/2008)p. 1nom 7 K
asal er

Landasan anak :
hukum
• Berdasarkan UU No 23 2002 tentang >
Tahun
18 Perlindungan
tahun dianggap sudah Anak
bukan anak-anak. =
• Berdasarkan KUHP umur >= 21 th atau telah menikah
dianggap 15
sebagai orang dewasa 5
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal
6(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk

memberikan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dap diberik
persetujuan
ole keluarga terdekat atau at an
h pengampunya

15
PMK 290/2008 teSnuttoa ersetujuan Tindakan Kedokteran 6
Sutoto KARS 15
7
Sutoto KARS 15
8
KAR
S
PERTOLONGAN DARURAT
• U.U nomer 36 Tentang
Kesehatan pasal 32

KAR
S
PERTOLONGAN
• Pasal 85 UU Kesehatan
DARURAT
• (1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun
swasta
wajib memberikan pelayanan kesehatan pada bencana bagi penyelamatan
nyawa
pasien dan pencegahan kecacatan.
• (2) Fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilarang menolak pasien dan/atau
meminta uang muka terlebih dahulu.
• UU Rumah Sakit, Pasal 29 ayat (1) huruf c UU Rumah Sakit, rumah sakit
wajib memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya.
• UU No 36 Thn 2014 tentang Tenaga Kesehatan : Pasal 59 ayat (1) UU
Tenaga
Kesehatan menyebutkan bahwa tenaga Kesehatan yang menjalankan
praktik
pada fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikan pertolongan
pertama
kepada penerima pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat
darurat dan/atau pada bencana untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
• Pasal 9
• (1) Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan tanpa persetujuan
kepentingan penegakan etik atau disiplin, serta
pasien dalam rangka
kepentingan
(2) Pembukaan umum.
rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan

penegakan etik atau disiplin
sebagaimanaEtik
Kehormatan dimaksud
Profesi pada ayat (1)Kehormatan
atau Majelis diberikan atas permintaan
Disiplin
tertulis dari Majelis
Kedokteran Indonesia.
• (3) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan tanpa membuka identitas pasien.
• (4) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada
ayata.(1) meliputi :
audit

• medis;
b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah
• penyakit menular;
c. penelitian kesehatan untuk
• kepentingan
d. pendidikannegara;
atau penggunaan informasi yang akan berguna di
masa yang
datang; danakan
e. ancaman keselamatan orang lain secara individual
atau masyarakat.
• (5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan
sebagaimana dimaksud
pada berwenang
yang ayat (4) huruf b dan
untuk huruf e, identitas
melakukan pasien
tindak lanjut dapat
sesuai dibuka kepada
ketentuan
institusi atau
peraturan
undanga pihak
perundang-
n. Sutoto 16
KARS 2
Standar
HPK 5.3
Rumah sakit menetapkan proses,
dalam konteks
peraturan perundang-undangan, siapa
pengganti
pasien yang dapat memberikan
persetujuan
dalam persetujuan khusus (informed
Elemen penilaian HPK 5.3 Telusur Skor

1. Ada regulasi sesuai dengan R Regulasi tentang penetapan individu 10 TL

peraturan perundang-undangan yang yang tanda tangan pada informed 5 TS

menetapkan proses dan siapa yang consent bila pasien tidak kompeten 0 TT

menandatangani persetujuan khusus

(informed consent) bila pasien tidak

kompeten. (R)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 16


SAKIT edisi 1 4
Elemen penilaian HPK 5.3 Telusur Skor

2. Rumah sakit menetapkan dan D Bukti pelaksanaan proses persetujuan bila 10 TL


pasien tidak kompeten tanda tangan pada
melaksanakan proses, apabila orang informed consent 5 TS
lain yang memberi persetujuan 0 TT
DPJP
khusus (informed consent). (D,W) W Dokter Anestesi
Staf klinis

Pasien/keluarga
3. Nama orang yang menggantikan D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL
pencatuman nama orang yang
pemberi persetujuan dalam menggantikan pemberian persetujuan bila 5 TS
pasien tidak kompeten 0 TT
persetujuan khusus (informed
consent) sesuai peraturan perundang- W Staf klinis
undangan, tercatat di rekam medik. Pasien/keluarga
(D,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 16


SAKIT edisi 1 5
Standar
HPK 6

Pimpinan sakit bertanggung


rumahmelindungi
untuk jawabmanusia/
pasien sebagai
subjek
penelitian.
Elemen penilaian HPK 6 Telusur Skor

1. Ada regulasi yang menetapkan R Regulasi tentang tanggung jawab 10 TL


dimana pimpinan rumah sakit pimpinan RS dalam perlindungan - -
bertanggung jawab atas perlindungan terhadap pasien yang digunakan 0 TT
terhadap pasien yang menjadi subyek sebagai subyek penelitian/uji klinis
peserta penelitian, dan
mempromosikan kode etik dan
perilaku professional serta mendorong
kepatuhan terhadap kode etik profesi
dan perilaku professional termasuk
dalam penelitian serta menyediakan
sumber daya yang layak agar program
penelitian berjalan dengan efektif (R)
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 16
SAKIT edisi 1 7
Elemen penilaian HPK 6 Telusur Skor

2. Pimpinan rumah sakit, secara lisan D Bukti pelaksanaan penyampaian 10 TL


dan tertulis, mengkomunikasikan ke informasi tentang regulasi pada HPK 6 5 TS
seluruh staf rumah sakit mengenai EP 1 0 TT
komitmen mereka untuk melindungi
manusia/pasien sebagai subjek O Lihat bukti pelaksanaan penyampaian
peserta penelitian dan mendukung informasi
perilaku yang sesuai dengan kode etik
profesi/penelitian. (D,O,W) (lihat juga W Staf peneliti
TKRS.12) Komite Etik Penelitian
Staf Diklit

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 16


SAKIT edisi 1 8
Elemen penilaian HPK 6 Telusur Skor

3. Pimpinan rumah sakit menentukan D Bukti penetapan Komite Etik Penelitian 10 TL

komite yang bertanggung jawab atas disertai uraian tugas, tanggung jawab 5 TS

kesinambungan perkembangan dan dan wewenangnya. 0 TT

kepatuhan terhadap semua peraturan

perundang-undangan serta regulasi W Staf peneliti

rumah sakit tentang penelitian yang Komite Etik Penelitian

menggunakan manusia sebagai Staf Diklit

subyek. (D,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 16


SAKIT edisi 1 9
Standar
HPK 6.1
Rumah sakit mematuhi semua
peraturan dan
persyaratan penelitian/kode etik
profesi serta
kode etik penelitian dan
menyediakan sumber
daya yang layak agar program
Elemen penilaian HPK 6.1 Telusur Skor

1. Ada regulasi dimana pimpinan R Regulasi tentang mekanisme penelitian 10 TL

rumah sakit bersama komite yang memastikan ketaatan terhadap 5 TS

memahami dan menyusun mekanisme peraturan perundang-undangan dan 0 TT

untuk memastikan ketaatan terhadap syarat profesi dalam penelitian

semua peraturan perundang-

undangan dan persyaratan profesi

yang berkaitan dengan penelitian. (R)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 17


SAKIT edisi 1 1
Elemen penilaian HPK 6.1 Telusur Skor

2. Pimpinan rumah sakit dan komite D Bukti tentang tersedianya anggaran yang 10 TL

memiliki proses penyusunan anggaran adekuat untuk program penelitian 5 TS

untuk menyediakan sumber daya yang 0 TT

adekuat agar program penelitian W Direktur

berjalan efektif. (D,W) Komite Etik Penelitian

Kepala Diklit

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 17


SAKIT edisi 1 2
Elemen penilaian HPK 6.1 Telusur Skor

3. Pimpinan rumah sakit menyediakan D Bukti jaminan asuransi yang adekuat bagi 10 TL

atau memastikan terdapat jaminan pasien bila terjadi KTD 5 TS

asuransi yang adekuat untuk 0 TT

menanggung pasien yang W Direktur

berpartisipasi dalam uji klinis yang Komite Etik Penelitian

mengalami kejadian yang tidak Kepala Diklit

diharapkan (adverse event).(D,W) Staf peneliti

Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 17


SAKIT edisi 1 3
Standar
HPK 6.2
Rumah sakit memberikan
penjelasan kepada
pasien dan keluarganya tentang
clinical trialcara
(bagaimana ) yang melibatkan
mendapatkan
manusia sebagaiakses ke penelitian /
uji klinis
subjek.
Maksud dan Tujuan HPK 6.2
Rumah sakit yang melakukan penelitian / uji klinis
(clinical trial)
yang melibatkan manusia sebagai subjek menyediakan
keterangan
kepada pasien dan keluarga nya tentang bagaimana cara
mendapatkan akses aktivitas tersebut bila relevan dengan
Bila pasien
kebutuhan diminta untuk berpartisipasi, mereka
pengobatannya.
memerlukan
penjelasan yang dapat dijadikan dasar untuk
mengambil
keputusan
Maksud dan Tujuan HPK 6.2
Informasi tersebut
meliputi:
a) manfaat yang
diharapkan.
b) kemungkinan/potensi ketidaknyamanan
dan risiko.
c) alternatif yang dapat menolong
mereka.
d) prosedur yang harus
diikuti.
Maksud dan Tujuan HPK 6.2
Pasien diberikan penjelasan bahwa mereka dapat
menolak untuk
berpartisipasi atau mengundurkan diri sewaktu-
waktu dimana
penolakan atau pengunduran diri aka menut
tersebut tidak n up
akses mereka terhadap pelayanan rumah
sakit.
Rumah sakit mempunyai kebijakan untu
dan prosedur k
memberikan informasi tentang hal ini
kepada pasien dan
Elemen penilaian HPK 6.2 Telusur Skor

1. Ada regulasi yang mengarahkan R Regulasi tentang proses pemberian 10 TL


informasi dan proses pengambilan informasi dan pengambilan keputusan - -
keputusan untuk penelitian / uji klinis untuk penelitian klinis 0 TT
(clinical trial), serta pasien dan
keluarganya yang tepat diidentifikasi
dan diberi informasi tentang
bagaimana cara mendapatkan akses ke
penelitian / uji klinis (clinical trial) yang
relevan dengan kebutuhan pengobatan
mereka (R)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 17


SAKIT edisi 1 8
Elemen penilaian HPK 6.2 Telusur Skor

2. Pasien yang diminta untuk D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL


berpartisipasi diberikan penjelasan tentang manfaat yang diharapkan dari 5 TS
tentang manfaat yang diharapkan. penelitian 0 TT
(D,W)
W Peneliti
Pasien/keluarga
3. Pasien yang diminta untuk D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL
berpartisipasi diberikan penjelasan tentang potensi ketidak nyamanan dan 5 TS
tentang potensi ketidak nyamanan dan risiko 0 TT
risiko. (D,W)
W Peneliti
Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 17


SAKIT edisi 1 9
Elemen penilaian HPK 6.2 Telusur Skor

4. Pasien yang diminta untuk D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL


berpartisipasi diberi penjelasan tentang altenatif yang dapat menolong 5 TS
tentang altenatif yang dapat menolong mereka 0 TT
mereka. (D,W) W
Peneliti
Pasien/keluarga
5. Pasien yang diminta untuk D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL
berpartisipasi, kepadanya diberikan tentang prosedur yang harus diikuti 5 TS
penjelasan tentang prosedur yang 0 TT
harus diikuti. (D,W) W Peneliti
Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 18


SAKIT edisi 1 0
Elemen penilaian HPK 6.2 Telusur Skor

6. Pasien diyakinkan bahwa penolakan D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL

untuk berpartisipasi atau pengunduran tentang penolakan/pengunduran diri 5 TS

diri dari partisipasi tidak tidak mempengaruhi akses terhadap 0 TT

mempengaruhi akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit

pelayanan rumah sakit. (D,W)

W Peneliti

Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 18


SAKIT edisi 1 1
Standar
HPK 6.3
Rumah sakit memberikan
penjelasan
pasien dan kepada
keluarganya tentang
bagaimana
pasien yang ikut
berpartisipasi dalam
penelitian/ uji klinis
(clinical trial)
mendapatkan
perlindungan.
Maksud dan Tujuan HPK 6.3
Rumah sakit yang melaksanakan penelitian / uji klinis
(clinical trial) yang
melibatkan manusia sebagai subjek penelitian,
memahami
Rumah sakitbahwamemberikan penjelasan kepada pasien
tanggungjawab
dan keluarganyautama adalah kesehatan dan
keselamatan
sebelumnya pasien. proses yang baku untuk :
mengenai
a) Menelaah protokol penelitian
b) Menimbang risiko dan manfaat yang relatif bagi para peserta
c) Mendapatkan surat persetujuan dari manusia/pasien sebagai
subjek
d) penelitian
e) Mengundurkan diri dari keikutsertaan sewaktu-waktu
Informasi ini dikomunikasikan kepada manusia/pasien dan
keluarga untuk membantu pengambilan keputusan terkait
Elemen penilaian HPK 6.3 Telusur Skor

D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL


1. Pasien dan keluarganya diberikan
tentang protokol penelitian
penjelasan tentang prosedur rumah 5 TS

Sakit untuk menelaah protokol W Peneliti 0 TT

penelitian. (D,W) Pasien/keluarga

D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL


2. Pasien dan keluarganya diberikan
tentang manfaat dan risiko penelitian
penjelasan tentang prosedur rumah 5 TS

sakit untuk menimbang manfaat dan W Peneliti 0 TT

risiko bagi peserta. (D,W) Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 18


SAKIT edisi 1 4
Elemen penilaian HPK 6.3 Telusur Skor

3. Pasien dan keluarganya diberikan D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL


penjelasan tentang prosedur rumah tentang pemberian persetujuan 5 TS
sakit untuk mendapatkan persetujuan. penelitian 0 TT
(D,W)
W Peneliti
Pasien/keluarga
4. Pasien dan keluarganya diberikan D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL
penjelasan tentang prosedur rumah tentang proses pengunduran diri dari 5 TS
sakit untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan dalam penelitian 0 TT
keikutsertaan. (D,W)
W Peneliti
Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 18


SAKIT edisi 1 5
Standar
HPK 6.4
Persetujuan khusus (informed
consent)
penelitian diperoleh sebelum
pasien
berpartisipasi dalam penelitian /
uji klinis
(clinical
trial).
Elemen penilaian HPK 6.4 Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang persetujuan R Regulasi tentang informed consent 10 TL

yang didokumentasikan dalam rekam penelitian - -

medis pasien disertai tanda tangan 0 TT

persetujuan. (R)

2. Persetujuan khusus (informed D Bukti (informed consent) penelitian 10 TL

consent) penelitian diperoleh saat 5 TS

pasien memutuskan ikut serta dalam W Peneliti 0 TT

penelitian / uji klinis (clinical trial). Pasien/keluarga

(D,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 18


SAKIT edisi 1 7
Elemen penilaian HPK 6.4 Telusur Skor

D Bukti informed consent penelitian 10 TL


3. Keputusan persetujuan khusus
5 TS
(informed consent) penelitian
W Peneliti 0 TT
didokumentasikan sesuai peraturan Pasien/keluarga

perundang-undangan. (D,W)
D Bukti dalam rekam medis tentang nama 10 TL
4. Identitas petugas yang memberikan
staf yang memberi penjelasan informed 5 TS
penjelasan untuk mendapatkan
consent penelitian 0 TT
persetujuan dicatat dalam rekam medis
W Peneliti
pasien. (D,W)
Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 18


SAKIT edisi 1 8
Standar
HPK 7
Rumah sakit mempunyai sebuah
komite etikuntuk melakukan
penelitian
pengawasan
semua atasdirumah sakit
penelitian
tersebut yang
melibatkan manusia/pasien sebagai
subjeknya.
Elemen penilaian HPK 7 Telusur Skor

1. Ada komite atau mekanisme lain R Regulasi tentang komite untuk 10 TL

yang ditetapkan oleh rumah sakit yang mengawasi seluruh kegiatan penelitian - -

melibatkan perwakilan masyarakat di rumah sakit 0 TT

untuk mengawasi seluruh kegiatan

penelitian di rumah sakit, termasuk

suatu pernyataan yang jelas mengenai

maksud dari pengawasan kegiatan. (R)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 19


SAKIT edisi 1 0
Elemen penilaian HPK 7 Telusur Skor

2. Kegiatan pengawasan tersebut D Bukti pelaksanaan pengawasan 10 TL

mencakup penelaahan prosedur. (D,W) penelaahan prosedur penelitian: 5 TS

1) Bukti pelaksanaan pengawasan 0 TT

penelitian secara menyeluruh

2) Bukti pelaksanaan penelaahan

prosedur

W Komite etik penelitian

Pengawas Lapangan

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 19


SAKIT edisi 1 1
Elemen penilaian HPK 7 Telusur Skor
D Bukti pelaksanaan pengawasan risiko dan 10 TL
3. Kegiatan pengawasan tersebut
manfaat yang relative bagi subjek pada
mencakup prosedur untuk menimbang perencanaan dan pelaksanaan penelitian 5 TS
risiko dan manfaat yang relatif bagi 0 TT
Komite etik penelitian
subyek. (D,W) W
Pengawas Lapangan
D Bukti pelaksanaan pengawasan menjaga 10 TL
4. Kegiatan pengawasan tersebut
kerahasiaan dan keamanan informasi
mencakup prosedur menjaga penelitian 5 TS
kerahasiaan dan keamanan informasi 0 TT
W Komite etik penelitian
penelitian. (D,W) Pengawas Lapangan

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 19


SAKIT edisi 1 2
Elemen penilaian HPK 7 Telusur Skor

5. Kegiatan meliputi pengawasan saat D Bukti pelaksanaan supervisi 10 TL

pelaksanaan penelitian (D,W) pelaksanaan penelitian: 5 TS

1) Bukti form ceklis 0 TT

2) Bukti pelaksanaan supervisi

Komite etik penelitian

Pengawas Lapangan

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 19


SAKIT edisi 1 3
Standar 8
HPK
Rumah memberi informasi pada
sakitkeluarga
dan pasien
tentang
bagaimana
untuk memilih organ dan
mendonorkan
jaringan
lainn
ya
Elemen penilaian HPK 8 Telusur Skor

1. Ada regulasi yang mendukung R Regulasi tentang donasi dan 10 TL


pasien dan keluarga untuk transplantasi organ atau jaringan lain - -
memberikan donasi organ atau sesuai peraturan perundang-undangan, 0 TT
jaringan lain sesuai peraturan agama serta nilai budaya setempat yang
perundang-undangan. (R) meliputi:
1) proses mendorong keluarga untuk
mendonasikan organ/jaringan lain
2) pengawasan donasi dan
transplantasi organ/jaringan lain
3) proses mendapatkan persetujuan

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 19


SAKIT edisi 1 5
Elemen penilaian HPK 8 Telusur Skor

2. Rumah sakit memberi informasi D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL


kepada pasien dan keluarga tentang tentang proses donasi 5 TS
proses donasi sesuai regulasi. (D,W) 0 TT
W DPJP/staf klinis lainnya
Pasien/keluarga
3. Rumah sakit memberi informasi D Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL
kepada pasien dan keluarga tentang tentang organisasi penyediaan organ 5 TS
organisasi penyediaan organ sesuai 0 TT
regulasi. (D,W) W DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga DPJP/staf klinis
Komite Etik RS

STANDAR
P a 196
s i e n / k e l u a rga
STANDAR NASIONAL AK REDI TAS I
Elemen penilaian HPK 8 Telusur Skor

4. Rumah sakit memastikan D Bukti pengawasan pelaksanaan donasi 10 TL


terselenggaranya pengawasan yang organ tanpa pemaksaan: 5 TS
cukup untuk mencegah pasien merasa 1) Bukti form ceklis 0 TT
dipaksa untuk donasi sesuai regulasi. 2) Bukti pelaksanaan pengawasan
(D,W)
W DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 19


SAKIT edisi 1 7
Standar
HPK 8.1
Rumah sakit menetapkan
kebijakan dan
prosedur untuk melakukan
pengawasan
jual beli organ dan
jaringan.
terhadap proses kemungkinan
terjadinya
Elemen penilaian HPK 8.1 Telusur Skor

R Sesuai dengan HPK 8 EP 1 10 TL


1. Ada regulasi yang menetapkan proses
- -
donasi organ dan jaringan dan memastikan
0 TT
bahwa proses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, agama dan nilai nilai

budaya setempat (R)


D Bukti tentang penetapan proses 10 TL
2. Rumah sakit menetapkan proses untuk
untuk mendapatkan persetujuan. 5 TS
mendapatkan persetujuan sesuai regulasi.
0 TT
(D,W) W DPJP/staf klinis
Pasien/keluarga

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 19


SAKIT edisi 1 9
Elemen penilaian HPK 8.1 Telusur Skor

3. Staf dilatih tentang isu dan masalah D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang isu 10 TL
terkini terkait donasi organ dan dan masalah terkini terkait donasi organ 5 TS
tersedianya tranplantasi (D,W) dan tersedianya tranplantasi 0 TT

W Kepala Diklat
Staf klinis
4. Rumah sakit bekerja sama dengan D MOU dengan institusi penyedia donasi 10 TL
rumah sakit lain dan perkumpulan di (misalnya : Bank mata) 5 TS
masyarakat untuk menghargai dan 0 TT
melaksanakan pilihannya melakukan W Direktur

donasi (D,W) Kepala bidang/divisi


Kepala unit pelayanan
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 20
SAKIT edisi 1 0
Standar
HPK 8.2
Rumah sakit menyediakan
pengawasan
terhadap pengambilan,
transplantasi organ
dan
jaringan.
Elemen penilaian HPK 8.2 Telusur Skor

R Sesuai dengan HPK 8 EP 1 10 TL


1. Ada regulasi yang menjadi acuan
- -
untuk pengawasan proses dalam
0 TT
mendapatkan dan mendonasi organ

atau jaringan serta proses

transplantasi. (R)
D Bukti pelaksanaan pelatihan staf 10 TL
2. Staf dilatih untuk regulasi tersebut.
tentang regulasi donasi dan 5 TS
(D,W)
transplantasi organ 0 TT

W Kepala Diklat
Staf terkait
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 20
SAKIT edisi 1 2
Elemen penilaian HPK 8.2 Telusur Skor

3. Staf dilatih mengenai isu dan D Bukti pelaksanaan pelatihan staf 10 TL


persoalan tentang donasi organ dan mengenai isu dan persoalan tentang 5 TS
ketersediaan transplan. (D,W) donasi dan transplantasi organ/jaringan 0 TT

Kepala Diklat
W Staf terkait
4. Rumah sakit mendapat persetujuan D Bukti pelaksanaan mendapat 10 TL
dari donor hidup. (D,W) persetujuan dari donor hidup 5 TS
0 TT
W DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH 20
SAKIT edisi 1 3
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai