Anda di halaman 1dari 41

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 1 - Struktur Atom Dan Sistem Periodik Unsur)

Judul Modul Struktur Atom Dan Sistem Periodik Unsur


Judul Kegiatan 1. Perkembangan Teori Atom
Belajar (KB) 2. Atom, Molekul, dan Ion
3. Sistem Periodik Unsur
4. Sifat Keperiodikan Unsur
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Daftar peta KB 1 : Perkembangan Teori Atom
konsep 1. Model Atom Dalton menyatakan atom merupakan partikel terkecil dari suatu materi
(istilah dan berbentuk seperti bola pejal yang tidak dapat dibagi lagi serta tidak dapat diciptakan
dan dimusnahkan.
definisi) di
2. Kelemahan Model Atom Dalton :
modul ini a) Atom terbentuk dari partikel dasar (yang lebih kecil dari atom) yakni elektron,
proton dan neutron.
b) Dengan reaksi nuklir suatu atom dapat diubah menjadi atom unsur lain.
c) Ditemukan isotop yaitu atom unsur yang sama tetapi massanya berbeda.
d) Ditemukan senyawa dengan perbandingan yang tidak sederhana.
3. Model Atom Thomson menyatakan atom merupakan sebuah bola kecil bermuatan
positif dan di permukaannya tersebar elektron yang bermuatan negatif.
4. Kelemahan Teori Atom Thomson adalah tidak menjelaskan susunan muatan positif
dan negatif dalam atom.
5. Model Atom Rutherford menyatakan atom terdiri dari inti bermuatan positif (terdiri
dari proton dan neutron) dan terdapat elektron yang mengelilingi inti tersebut dalam
ruang hampa.
6. Kelemahan model atom Rutherford adalah tidak dapat menjelaskan mengapa
elektron tidak jatuh ke dalam inti saat bergerak mengelilingi inti.
7. Model Atom Bohr menyatakan atom terdiri atas inti bermuatan positif, elektron
bergerak mengelilingi inti atom dalam lintasan atau orbit tertentu.
8. Kulit atom adalah lintasan/orbit tempat elektron berada. (K, L, M,… dimana K kulit
pertama (n = 1), L kulit kedua (n
= 2), dan seterusnya)
9. Kelemahan atom Bohr adalah tidak dapat menjelaskan spektrum pancar atom-atom
yang mengandung lebih dari satu elektron, tidak dapat menjelaskan munculnya garis-
garis tambahan dalam spektrum pancar hidrogen bila diberi medan magnet.
10. Menurut model atom mekanika gelombang, elektron dalam atom memiliki sifat
partikel dan sifat gelombang sehingga elektron memiliki sifat dualistik. Elektron
berputar mengeliling inti membentuk gelombang bukan berupa garis lingkaran.
Akibatnya kedudukan elektron di sekitar inti tidak diketahui dengan pasti, yang
diketahui hanya daerah kebolehjadian atau orbital.
11. Orbital adalah daerah dengan tingkat kebolehjadian terbesar terdapat elektron.
12. Bilangan Kuantum digunakan untuk menggambarkan posisi elektron dalam suatu
atom berdasarkan model atom mekanika gelombang. Ada empat jenis bilangan
kuantum yaitu:
1) Bilangan kuantum utama (n): menunjukan kulit dengan bilangan bulat positif (1,
2, 3, 4,…)
2) Bilangan kuantum azimuth (l): menyatakan bentuk orbital (Penandaan subkulit
dinyatakan dengan s, p, d, f, dan seterusnya, masing-masing untuk nilai l = 0, 1,
2, 3 dan seterusnya subkulits,p, d,f)
3) Bilangan kuantum magnetik (m): menyatakan arah orientasi elektron alam
ruang atau orbital (m = -l s/d +l)
4) Bilangan kuantum spin (s): enyatakan arah rotasi
13. Konfigurasi elektron adalah sebaran/susunan elektron dalam suatu atom.
14. Prinsip Aufbau menyatakan elektron-elektron dalam atom sedapat mungkin
memiliki energi terendah.
15. Larangan Pauli menyatakan tidak ada elektron-elektron dalam satu atom yang
mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama.
16. Aturan Hund menyatakan susunan elektron yang paling stabil dalam sub kulit
adalah susunan dengan jumlah spin paralel terbanyak.

KB 2 : Atom, Molekul, dan Ion


1. Partikel penyusun atom yaitu Elektron (bermuatan negatif), Proton (bermuatan
positif) dan Neutron (tidak bermuatan/netral)
2. Nomor atom adalah jumlah proton dalam inti setiap atom suatu unsur
3. Nomor massa adalah jumlah neutron dan proton yang ada dalam inti atom suatu
unsur
4. Molekul adalah suatu agregat (kumpulan) yang terdiri dari sedikitnya dua atom
dalam susunan tertentu yang terkait bersama oleh gaya-gaya kimia (ikatan kimia)
5. Ion adalah sebuah atom atau sekelompok atom yang mempunyai muatan total positif
atau negatif
6. Rumus empiris merupakan rumus kimia paling sederhana untuk menunjukkan
unsur-unsur yang ada dengan perbandingan bilangan bulat paling sederhana dari
atom- atomnya
7. Isotop adalah atom-atom dari unsur yang sama yang mempunyai jumlah proton yang
sama tetapi berbeda nomor massanya
8. Isobar adalah sejumlah unsur yang mempunyai nomor massa sama namun nomor
atom berbeda
9. Isoton adalah sejumlah unsur yang mempunyai jumlah neutron yang sama tetapi
proton berbeda
10. Isoelektron adalah atom atau ion yang memiliki jumlah elektron yang sama sehingga
konfigurasi elektronnya sama
11. Tata nama senyawa terdiri dari :
a. Tatanama senyawa ionik (biner, tersier, logam transisi)
b. Senyawa molekuler (tersusun dari senyawa non logam)
c. Senyawa asam dan basa
PARTIKEL
MATERI

ATOM MOLEKUL ION

Partikel
Nomor atom dan Isotop, isobar, Molekul Molekul ion
Penyusun ion
Nomor massa isoton diatomik poliatomik diatomik
Atom poliatomik

proton
Rumus
molekul Senyawa ionik
elektron

neutron
Rumus
empiris

KB 3 : Sistem Periodik Unsur


1. Perkembangan Sistem Periodik Unsur terbagi menjadi:
a. Sistem Periodik Dobereiner (Triad)
Suatu triade adalah tiga unsur yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom
relatif (Ar)-nya, sehingga Ar unsur kedua kira-kira sama dengan rata- rata Ar
unsur pertama dan ketiga.
b. Sistem Periodik Newlands (Hukum Oktaf Newland)
Unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, maka pada unsur
kedelapan sifatnya mirip dengan unsur yang pertama, dan unsur yang kesembilan
dengan unsur yang kedua, dan seterusnya.
c. Sistem Periodik Mendeleev
Unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya
d. Sistem Periodik Moseley
Jika unsur diurutkan berdasarkan kenaikan naomor atomnya maka sifat-sifat
unsur akan berulang secara periodik
e. Sistem Periodik Modern
Keperiodikan sifat fisika dan kimia unsur disusun berdasarkan nomor atomnya
berdasarkan konfigurasi elektron unsur.
2. Penggolongan Periodik Unsur :
a. Unsur golongan utama (Blok S dan P) Golongan I –VIII A atau Golongan
1,2 dan 13-18
b. Unsur transisi (Blok d ) Golongan I – VIII B atau golongan 3 – 12
c. Transisi bagian dalam (Blok F) Golongan Lantanida dan aktanida

3. Hubungan Konfigurasi Elektron dan Sistem Periodik


a. Elektron Valensi (elektron valensi yang sama menentukan kemiripan sifat kimia
diantara unsur- unsur setiap golongan)
b. Jumlah Kulit (menentukan periode)

4. Ion dibagi menjadi dua kelompok


a. Ion yang dihasilkan dari unsur golongan utama
• Kation (Pada pembentukan kation dari atom netral unsur golongan utama,
satu elektron atau lebih dikeluarkan dari n terluar yang masih terisi)
• Anion (satu elektron atau lebih ditambahkan ke kulit n terluar yang terisi
sebagian)
b. Kation yang dihasilkan dari logam transisi
Kation terbentuk dari atom logam transisi, elektron yang dilepaskan pertama
selalu dari orbital ns dan kemudian baru dari orbital (n-1) d
KB 4 : Sifat Keperiodikan Unsur
1. Jari-jari atom adalah setengah jarak inti dua atom yang sama dalam ikatan tunggal
2. Ukuran ion negatif lebih besar dari atom unsur
3. Ukuran ion positif lebih kecil dari atom unsurnya
4. Kecenderungan jari-jari atom:
a. Satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil.
b. Satu golongan dari atas ke bawah semakin besar.
5. Energi Ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu
elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi energi ionisasi : Jari-jari atom, muatan inti.
7. Kecenderungan energi ionisasi:
a. Satu periode energi ionisasi pertama bertambah dari kiri ke kanan.
b. Satu golongan energi ionisasi pertama bertambah dari atas ke bawah.
8. Afinitas Elektron adalah besarnya energi yang dilepaskan atau diserap oleh suatu
atom dalam wujud gas untuk membentuk anion.
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi afinitas elektron : Ukuran atom dan Muatan Inti.
10. Kecenderungan Afinitas elektron:
a. Satu periode afinitas elektron bertambah dari kiri ke kanan.
b. Satu golongan afinitas golongan afinitas elektron bertambah dari atas ke bawah.
11. Kelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan kecenderungan
relatif suatu unsur menarik elektron ke pihaknya dalam suatu ikatan kimia.
12. Kecenderungan keelektronegatifan
a. Satu periode keelektronegatifan bertambah dari kiri ke kanan.
b. Satu golongan keelektronegatifan bertambah dari atas ke bawah
2 Daftar KB 1.
materi yang Spektrum atom hidrogen
sulit KB 2.
dipahami di Penamaan senyawa ionik yang mengandung unsur logam transisi
modul ini KB 3.
Penentuan golongan transisi (Lantanida dan Aktinida) berdasarkan konfigurasi elektron
KB 4.
Energi Ionisasi dan Afinitas elektron pada golongan II A dan VIII A
3 Daftar KB 1.
materi yang Penulisan jumlah elektron pada konfigurasi elektron Mekanika kuantum.
sering KB 2.
mengalami Menentukan pasangan atom yang isoelektron
KB 3.
miskonsepsi
Konfigurasi elektron kation dan anion
KB 4.
Konsep Energi Ionisasi, Afinitas elektron, dan Keelektronegatifan
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 2 - Ikatan Kimia)

Judul Modul Ikatan kimia


Judul Kegiatan 5. Ikatan Ion
Belajar (KB) 6. Ikatan kovalen
7. Gaya antar molekul
8. Pengaruh struktur molekul terhadap sifat zat
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Daftar peta KB 1 : Ikatan Ion
konsep
(istilah dan - Ikatan kimia terdiri dari :
definisi) di a. Ikatan ion
b. Ikatan kovalen
modul ini
c. Ikatan hidrogen
d. ikatan logam
e. Gaya Van der Waals

- Proses pembentukan ikatan ion :


Atom unsur dengan energi ionisasi rendah cenderung membentuk kation,
sedangkan yang memiliki afinitas elektron tinggi cenderung membentuk anion

- Energi kisi menunjukkan kekuatan interaksi ionik, yang mempengaruhi titik


lebur, kekerasan, kelarutan, dan sifat lainnya.

- Energi kisi berpengaruh terhadap ukuran ion dan muatan ion.

- Siklus Born-Haber, menghubungkan energi kisi senyawa ion dengan energi


ionisasi, afinitas elektron, dan sifat-sifat atom dan molekul lainnya.
KB 2 : Ikatan Kovalen

- Ikatan kovalen : Ikatan kimia yang mengikat atom satu sama lain dalam
molekul dengan cara berbagi elektron antar atom yang berinteraksi terdiri dari
3 jenis ikatan :
a. ikatan kovalen tunggal (orde 1)
b. ikatan kovalen rangkap 2 (orde 2)
c. ikatan kovalen rangkap 3 (orde 3)
- Keelektronegatifan dapat membantu dalam membedakan jenis ikatan apakah
ikatan ion, kovalen nonpolar, atau ikatan kovalen polar

- Struktur Lewis dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana atom berbagi


elektron dalam ikatan kimia dengan menentukan orde ikatan dan menghitung
muatan formal masing masing atom yang berikatan

- Struktur resonansi adalah salah satu dari dua atau lebih struktur Lewis untuk
satu molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya
menggunakan satu struktur Lewis saja

- Jenis ikatan di mana kedua elektron dari pasangan bersama berasal dari salah
satu dari dua atom, yang disebut Ikatan kovalen koordinat

- Geometri molekul merupakan susunan atom dalam bentuk tiga dimensi dalam
suatu molekul.

- Model VSEPR menjelaskan bentuk molekul dengan mengasumsikan bahwa


kelompok elektron meminimalkan tolakannya, dan dengan demikian
menempati ruang seluas mungkin sekitar atom pusat namun model ini tidak
membantu menjelaskan sifat magnetik dan spektral molekul.

- Hibridisasi (hybridization) adalah istilah yang digunakan untuk


pencampuran orbital-orbital atom (atom pusat) untuk menghasilkan
sekumpulan orbital hibrida

KB 3 : Gaya antar molekul

- Gaya tarik diantara molekul molekul disebut gaya antarmolekul


(intermolecular forces)
- Gaya intramolekul (intramolecular forces) mengikat atom atom dalam
molekul (ikatan kimia)

- Gaya intramolekul menstabilkan molekul, berhubungan dengan sifat kimia


materi, sedangkan gaya antarmolekul berhubungan dengan sifat fisika materi
seperti titik didih dan titik leleh

- Gaya antarmolekul terdiri dari 2 yaitu Gaya Van der Walls (gaya dipol-dipol,
gaya dipole-dipol terinduksi, gaya ion-dipole terinduksi, gaya disperse atau
gaya London), gaya ion-dipol dan ikatan hidrogen

- Gaya dipol-dipol merupakan gaya yang bekerja antara molekul-molekul


polar, yaitu antara molekulmolekul yang memiliki momen dipol.

- Gaya ion-dipol adalah hasil interaksi elektrostatik antara ion (bisa kation atau
anion) dan muatan parsial pada suatu molekul polar

- Atraksi dipol-dipol sesaat juga disebut gaya dispersi London

- Besarnya gaya dispersi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain


polarisasi awan elektron (ukuran atom atau molekul), jumlah atom dalam
molekul, dan bentuk molekul

- Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara atom
hidrogen yang terikat dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F)

GAYA
ELEKTROSTATIK

GAYA ANTAR MOLEKUL


GAYA INTERMOLEKUL

Ikatan Ikatan Ikatan Gaya Vander Waals Ikatan Hidrogen Gaya ion Dipol
ion Kovalen Logam

Dipol-dipol

Dipol-dipol
terinduksi

Gaya dispersi/
Gaya London

KB 4 : Pengaruh struktur molekul terhadap sifat zat

- Cairan mempunyai kepadatan yang tinggi dan mengambil bentuk wadahnya


karena atom atau molekul yang menyusunnya bebas mengalir

- Padatan memiliki bentuk yang pasti karena, berbeda dengan cairan atau gas,
molekul atau atom yang menyusun padatan tetap pada tempatnya
- Sifat cairan dan padatan ini dipengaruhi kekuatan antarmolekul. yang
dipengaruhi komposisi kimia dan struktur molekul

- Kompresibilitas suatu zat adalah ukuran kemampuannya untuk dipaksa


menjadi volume yang lebih kecil. Gas sangat kompresibel dibanding padat dan
cairan

- Cairan cenderung meminimalkan jumlah molekul di permukaan, yang


menghasilkan tegangan permukaan

- semakin kuat gaya antara partikel dalam cairan, semakin besar tegangan
permukaan

- aksi kapiler pada cairan disebabkan oleh 2 kekuatan yakni oleh kohesi, yang
merupakan tarikan antar molekul sejenis (dalam kasus ini, molekul air).
Kekuatan kedua, yang disebut adhesi, adalah daya tarik antara molekul yang
berbeda, seperti yang ada pada air dan sisi tabung gelas (silika).

- Hambatan cairan mengalir disebut viskositas. Lebih besar viskositas cairan,


semakin lambat mengalir

- Cairan yang memiliki kekuatan antarmolekul yang kuat memiliki viskositas


yang lebih tinggi dari pada yang memiliki gaya antarmolekul lemah

- cairan yang mengandung molekul yang lebih panjang memiliki viskositas


yang lebih tinggi

- Viskositas juga dipengaruhi oleh suhu. Viskositas berkurang dengan


pemanasan. Ketika molekul bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi,
mereka dapat mengatasi gaya antarmolekul dengan lebih mudah, sehingga
hambatan untuk mengalir berkurang

- Sifat unik air antara lain, untuk meningkatkan suhu air kita harus memutus
banyak ikatan hidrogen antar molekul air sehingga dapat menyerap sejumlah
besar panas sementara suhunya naik sedikit. Sebaliknya Air juga bisa
mengeluarkan banyak panas hanya dengan sedikit penurunan suhu

- Jenis padatan, yaitu kristalin dan amorf. Padatan kristalin adalah padatan yang
terdiri dari atom, ion, atau molekul yang memiliki susunan memanjang
berurutan dalam rentang yang panjang. padatan amorf adalah partikel yang
konstituennya tersusun secara acak dan tidak memiliki struktur jangka panjang
yang teratur

- Jenis kristal : ionik, kovalen, molekul, dan logam


2 Daftar KB 1.
materi yang Pada siklus Born-Haber masih kesulitan menghubungkan energi kisi senyawa ion
sulit terhadap energi ionisasi, afinitas elektron dan sifat-sifat atom
dipahami di KB 2.
- Konsep hibridisasi untuk menentukan bentuk geometri molekul
modul ini
- Konsep resonansi
KB 3.
Membedakan gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terinduksi, gaya ion-
dipol terinduksi, gaya dispersi atau gaya London
KB 4.
Sifat zat cair berdasarkan struktur molekul
3 Daftar KB 1.
materi yang Energi kisi
sering KB 2.
mengalami - Cara memprediksi struktur Lewis yang lebih stabil dengan menentukan orde
ikatan
miskonsepsi
- Menghitung muatan formal
KB 3.
- Menentukan hubungan sifat fisika dengan jenis-jenis Gaya Van der Walls
- Gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terinduksi, gaya ion-dipol terinduksi, gaya
dispersi atau gaya London)
KB 4.
- Kapilaritas
- Viskositas
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 3 - Stoikiometri)

Judul Modul Stoikiometri


Judul Kegiatan 9. Metoda ilmiah dan faktor konversi
Belajar (KB) 10. Materi dan Hukum-hukum Dasar kimia
11. Massa atom, Massa molar dan Rumus senyawa
12. Persamaan Reaksi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta KB. 1 : Metoda ilmiah dan faktor konversi
konsep (istilah 1. Kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur, komposisi dan sifat
dan definisi) di materi serta perubahan yang menyertai materi tersebut.
modul ini
2. Metoda Ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan para
ilmuwan dalam memecahkan atau mencari jawaban atas masalah-
masalah yang dihadapi dalam penelitian.

3. Ilmuwan adalah makhluk yang keingintahuannya pada alam ini besar,


sehigga membuat ilmu pengetahuan alam ini berkembang dengan cepat.

4. Data adalah hasil pengamatan yang dilakukan pada saat melakukan


eksperimen

5. Kesimpulan pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan


pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah di lakukan
eksperimen.

6. Hipotesis anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah


yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya

7. Teori adalah penjelasan yang teruji dari tingkah laku dari alam.

8. Cara Faktor Label merupakan cara penyelesaian soal yang selalu


menuliskan angka yang diikuti dengan satuannya.

9. Faktor konversi merupakan hubungan yang tepat antara dua kuantitas


yang dinyatakan sebagai pecahan

10. Tetapan Avogadro dapat didefenisikan sebagai jumlah partikel dalam 1


mol zat.

11. Massa Molar adalah perbandingan antara massa 1 atom unsur itu dengan
1/12 massa atom C-12.

12. Volume Molar Gas Berdasaskan hukum Avogadro dan tetapan


Avogadro, dapat dikatakan bahwa volume 1 mol gas (volume molar gas)
apa saja pada tekanan dan suhu yang tetap adalah sama.

13. Cara Rumus Pada cara rumus digunakan satu atau lebih rumus. Tiap
rumus merupakan persamaan aljabar yang menghubungkan beberapa
variabel. Sebuah rumus dapat berasal dari induksi data kuantitatif atau
deduksi matematika dari dua atau lebih rumus.
KB. 2 : Materi dan Hukum-hukum Dasar kimia
1. Kimia adalah ilmu yang mempelajari komposisi, struktur dan sifat materi
serta perubahan yang menyertai materi tersebut

2. Zat/materi adalah semua benda di sekitar kita.

3. Massa adalah seberapa banyak materi yang ada di objek tertentu

4. Berat mengacu pada gaya objek tertarik gravitasi

5. Unsur adalah bentuk yang paling sederhana dari zat, atau zat yang tidak
dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana

6. Senyawa adalah zat yang terbentuk dari dua atau lebih unsur yang
berbeda dimana unsur tersebut selalu bergabung dan bereaksi dalam
perbandingan massa unsur yang tetap

7. Campuran merupakan gabungan atau pencampuran dua zat atau lebih


yang berbeda
a. Campuran homogen adalah campuran memiliki sifat yang sama
diseluruh campuran tersebut, disebut juga dengan larutan
b. Campuran heterogen adalah campuran yang terdiri dari dua atau
lebih fase yang berbeda sifatnya

8. Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat yang
masih mempertahankan sifat aslinya
9. Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru
ditandai dengan adanya perubahan warna, terbentuknya gas atau
terjadinya endapan.

10. Hukum-hukum dasar kimia:


a. Hukum kekekalan massa (Hukum lavoisier)
Pada setiap reaksi kimia, massa zat-zat yang bereaksi adalah sama
dengan massa zat-zat hasil reaksi
b. Hukum perbandingan tetap (Hukum Proust)
Setiap senyawa tersusun dari unsur-unsur dengan perbandingan
tetap
c. Hukum perbandingan berganda (Hukum dalton)
Setiap kali dua unsur membentuk lebih dari satu senyawa, massa
yang berbeda satu unsur yang bergabung dengan massa yang sama
dari unsur lainnya dengan perbandingan bulat yang kecil
d. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)
Pada temperatur dan tekanan tetap, perbandingan volume gas-gas
yang terlibat dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi
masing-masing gas tersebut
e. Hukum Avogadro
Pada temperature dan tekanan yang sama, semua gas pada volum
yang sama mengandung jumlah molekul sama pula

11. Teori atom Dalton


- Setiap unsur disusun oleh partikel kecil yang dinamakan atom
- Atom tidak dapat dibuat dan dihancurkan
- Semua atom dalam suatu unsur adalah identik
- Senyawa dibentuk ketika atom-atom dari unsur bergabung

12. Pemisahan Campuran:


a. Penyaringan adalah tekhnik pemisahan campuran heterogen
dengan menggunakan alat penyaring/filter
b. Destilasi adalah pemisahan komponen campuran yang homogen
berdasarkan perbedaan titik didih komponen penyusun campuran
tersebut
c. Kromotografi adalah tekhnik pemisahan molekul berdasarkan
perbedaan pola pergerakan fase derak
KB. 3 : Massa atom, massa molar dan rumus senyawa
1. Massa atom adalah massa dari atom dalam satuan “atomic mass unit”
(amu). Satu amu didefinisikan sebagai massa dari seperduabelas massa
satu atom Carbon-12.

2. Massa atom relatif (Ar) adalah massa rata-rata atom unsur


dibandingkan dengan massa 1/12 isotop C-12

3. Massa molar adalah massa 1 mol unsur atau 1 mol senyawa

4. Massa molekul adalah jumlah massa atom pada molekul tersebut.

5. Massa molar molekul merupakan massa 1 mol molekul tersebut.

6. Rumus empiris adalah rumus kimia paling sederhana yang


menunjukkan jumlah dan tipe atom dalam senyawa dengan
perbandingan terendah dan bilangan bulat

7. Rumus molekul adalah rumus yang memberitahu kita jumlah dan jenis
atom yang sesungguhnya terikat pada suatu molekul.
8. Rumus senyawa ionik merupakan rumus paling sederhana yang dikenal
dengan rumus empiris.

9. Persen komposisi suatu unsur pada suatu senyawa adalah persen


massa dari setiap unsur pada senyawa tersebut.

KB. 4 : Persamaan Reaksi


1. Reaksi kimia adalah suatu proses di mana suatu zat diubah menjadi satu
atau lebih zat baru.

2. Persamaan reaksi dikenal juga sebagai persamaan kimia. Persamaan


kimia menggunakan rumus kimia untuk memperlihatkan apa yang terjadi
selama reaksi kimia.

3. Reaksi kombinasi adalah reaksi ketika dua atau lebih unsur bergabung
membentuk senyawa tunggal

4. Reaksi dekomposisi atau penguraian adalah reaksi ketika suatu


senyawa terurai menghasilkan dua atau lebih senyawa lain

5. Reaksi pembakaran adalah reaksi yang cepat menghasilkan nyala.


Reaksi yang melibatkan reaksi antara bahan yang mudah terbakar dan
pengoksidasi untuk membentuk produk yang teroksidasi.
6. Reaktan atau disebut pula Pereaksi merupakan zat atau senyawa atau
spesi yang mengalami reaksi kimia. Rumus kimia zat di kiri tanda panah

7. Produk adalah zat yang ada setelah reaksi, produk terbentuk selama
perubahan kimia. Terletak di kanan tanda panah.

8. Koefisien Reaksi Merupakan angka di depan rumus kimia, yang


menunjukkan jumlah relatif molekul yang terlibat dalam reaksi

9. Pereaksi Pembatas adalah pereaksi yang terdapat dalam jumlah yang


relatif terkecil (dalam hubungan stoikiometrisnya).

10. Hasil teoritis (theoretical yield) merupakan Perhitungan jumlah


produk yang terbentuk ketika semua reaktan pembatas habis bereaksi.

11. Hasil sesungguhnya (actual yield) adalah jumlah produk


sesungguhnya, yang hampir selalu kurang dan tidak akan pernah lebih
besar dari hasil teoritis.
2 Daftar materi KB 1.
yang sulit Faktor Konversi
dipahami di KB 2.
modul ini 1. Hukum perbandingan tetap
2. Hukum kelipatan berganda
KB 3.
Menghitung stoikiometri dengan faktor konversi
KB 4.
Faktor konversi stoikiometri
3 Daftar materi KB 1.
yang sering Faktor Konversi
mengalami KB 2.
miskonsepsi 1. Hukum perbandingan tetap
2. Hukum kelipatan berganda
KB 3.
1. Bilangan Avogadro dan Massa Molar mengunakan faktor konversi
2. Subscript pada rumus formula senyawa ion
KB 4.
1. Faktor konversi stoikiometri
2. Hasil teoritis, hasil sesungguhnya dan presentasi hasil
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 4- Kinetika)

Judul Modul Kinetika


Judul Kegiatan 13. Laju Reaksi
Belajar (KB) 14. Kesetimbangan kimia
15. Energitika
16. Redoks dan Elektrokimia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta KB 1 : Laju Reaksi
konsep (istilah
dan definisi) di 1. Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
dinamika reaksi yang meliputi laju reaksi, orde reaksi yang diperoleh dari
modul ini
hasil percobaan, hukum atau persamaan laju, konstanta laju dan
mekanisme reaksi

2. Laju reaksi adalah laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau


laju bertambahnya konsentrasi suatu produk per satuan waktu

3. Hukum laju merupakan persamaan yang menghubungkan laju reaksi


dengan konsentrasi pereaktan

4. Orde reaksi adalah jumlah dari pangkat-pangkat konsentrasi reaktan


yang ada dalam hukum laju
a. Orde nol apabila konsentrasi dari reaktan tidak mempengaruhi laju
reaksi
b. Orde satu
c. Orde dua
d. Orde tiga

5. Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan oleh reaktan untuk bereaksi
sehingga konsentrasi pereaksi menjadi sentengah.
a. Waktu paro orde nol
b. Waktu paro orde satu
c. Waktu paro orde dua

6. Persamaan laju adalah persamaan yang menghubungkan laju reaksi


dengan konsentrasi/tekanan spesi yang terlibat dalam reaksi (pereaksi,
hasil reaksi dan katalis)

7. Konstanta laju adalah suatu konstanta pada laju reaksi, dimana laju
reaksi apabila semua konsentrasi pereaksi 1 molar

8. Katalisator didefinisikan sebagai substansi yang dapat mengubah laju


suatu reaksi tanpa terdapat sebagai produk pada akhir reaksi.
KB 2 : Kesetimbangan Kimia
1. Pengertian kesetimbangan kimia
- Kesetimbangan dinamis
- Kesetimbangan homogen merupakan kesetimbangan yang hanya
terdapat satu fasa yaitu gas
- Kesetimbangan heterogen merupakan kesetimbangan lebih dari satu
fasa yaitu solid (s) dan gas (g)
- Hukum kesetimbangan atau disebut Tetapan kesetimbangan

2. Tetapan kesetimbangan kimia


- Tetapan kesetimbangan dan stoikiometri reaksi
- Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc)
- Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial (Kp)
- Hubungan Kc dan Kp

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia


- Pengaruh konsentrasi
- Pengaruh suhu
- Pengaruh volume dan tekanan

4. Penerapan prinsip kesetimbangan


- Proses Haber – Bosch merupakan reaksi pembentukan amonia dari
N2 dan H2 pada suhu 1000oC dalam keadaaan eksoterm
- Proses kontak merupakan proses pembuatan asam sulfat dalam
jumlah yg cukup besar melalui proses industri

KB 3 : Energetika

1. Termodinamika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari


tentang perubahan energi yang menyertai proses kimia.

2. Energi dapat berpindah dari sistem kelingkungan atau dari lingkungan ke


sistem melalui batas sistem berupa dinding diatermal dan adiatermal.

3. Sistem adalah Bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian
atau yang akan kita pelajari
a. Terbuka : terjadi perpindahan kalor dan materi dari sistem ke
lingkungan dan sebaliknya
b. Tertutup : terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan dan
sebaliknya
c. Terisolasi : tidak terjadi perpindahan kalor maupun materi dari sistem
ke lingkungan dan sebaliknya
4. Lingkungan adalah Suatu yang berada diluar sistem

5. Kalor adalah energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem, akibat


perbedaan suhu sistem dan lingkungan

6. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja.

7. Hukum kekakalan energi/Hukum pertama termodinamika


menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan hanya bisa dirubah dari suatu bentuk ke bentuk lain.
Hukum kekekalan energi ini disebut juga Hukum pertama
termodinamika yang dinyatan dalam bentuk perubahan energi dalam
(∆E). ∆E = q + w

8. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang pada saat berlangsung disertai


pelepasan kalor atau sistem melepaskan kalor ke lingkungan. Kalor
reaksi ditulis dengan tanda negatif.

9. Reaksi endoterm adalah reaksi yang pada saat berlangsung disertai


penyerapan kalor atau sistem menyerap kalor dari lingkungan. Kalor
reaksi ditulis dengan tanda positif.

10. Jenis-jenis perubahan entalpi:


a. Entalpi reaksi (∆Hr)
b. Entalpi pembentukan standar (∆Hfo)
c. Entalpi penguraian standar (∆Hdo)
d. Entalpi pembakaran standar (∆Hco)

11. Penentuan Kalor Reaksi:


a. Kalorimetri adalah metode untuk menentukan ∆H dengan
menggunakan alat kalorimeter bom
q sistem = - q lingkungan q reaksi = - (qair + qkalorimeter)

b. Hukum Hess dinyatakan dalam diagram entalpi, manipulasi


persamaan termikimia, dan mengggunakan entalpi pembentukan
standar (∆Hfo)

c. Energi Ikatan adalah energi yang terlibat dalam pembentukan atau


pemutusan ikatan ∆H = ∑ (energi ikat pereaksi) - ∑ (energi ikat
produk)

d. Penentuan Δ𝐻 reaksi berdasarkan entalpi pembentukan standar


ΔHreaksi = Σ ΔH°fproduk ─ Σ ΔHof reaktan
KB 4 : Redoks dan Elektrokimia

1. Konsep reaksi redoks dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :


a. Reaksi zat dengan oksigen dinamakan reaksi oksidasi dan reaksi
yang melepaskan oksigen dinamakan reduksi.
b. Reaksi yang melepaskan elektron dinamakan oksidasi dan reaksi
yang menerima elektron dinamakan reduksi
c. Reaksi dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi dinamakan reaksi
oksidasi dan reaksi dimana terjadi penurunan bilangan oksidasi
dinamakan reaksi reduksi.

2. Oksidator adalah zat yang dapat mengoksidasi zat lain. Oksidator akan
mengalami reduksi.

3. Reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain. Reduktor akan mengalami
oksidasi.

4. Persamaan reaksi redoks dapat disetarakan dengan dua cara yaitu:


dengan setengah reaksi dan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks
dapat berlangsung dalam suasana asam dan suasana basa.
5. Reaksi disproporsionasi atau autoredoks adalah reaksi redoks yang
terjadi simultan oleh suatu spesi. Reaksi ini terjadi pada unsur yang
mempunyai biloks lebih dari dua, biloks tertinggi dan terendah saling
bereaksi.

6. Elektrokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari


hubungan antara energi listrik dan reaksi kimia. Sel elektrokimia terdiri
dari dua jenis yaitu : sel volta/sel galvani dan sel elektrolisis.

7. Sel Volta/ sel galvani adalah sel elektrokimia di mana energi kimia dari
reaksi redoks spontan diubah kedalam energi listrik. Komponen dari sel
Volta terdiri dari: anoda sebagai elektroda negatif dan katoda sebagai
elektroda positif, larutan elektrolit dan jembatan garam yang
menghubungkan kedua elektroda.

8. Potensial sel pada keadaan standar dapat ditentukan dengan


menentukan selisih E katoda dengan E anoda.
E0 sel = E0katoda - E0anoda.

Sel Volta banyak ditemukan dalam kehidupan kita, seperti: sel


penyimpan timbal (aki), baterai kering, baterai nikel cadmium.

9. Sel volta dalam kehidupan sehari-hari:


a. Sel primer (reaksinya satu arah, setelah digunakan tidak dapat
sipakai kembali)
b. Sel sekunder
c. Korosi

10. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta yaitu sel
elektrokimia dimana arus listrik (dua arah) digunakan untuk
melangsungkan reaksi redoks tidak spontan.

11. Sel elektrolisis terdiri dari dua elektroda yaitu: elektroda negatif
(katoda) yaitu tempat berlangsungnya reaksi reduksi dan elektroda
positif (anoda) yaitu tempat berlangsunga reaksi oksidasi.

Reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda tergantung pada beberapa
faktor yaitu:
a. jenis kation dan anion dalam sel
b. keadaan ion, apakah fasa cair (lelehan) atau larutan
c. jenis elektroda ( elektroda inert atau elektroda aktif)
d. potensial listrik

12. Kegunaan elektrolisis :


a. Produksi hidrogen
b. Pembuatan klor dan natrium
c. Pembuatan NaOH
d. Pembuatan aluminium, magnesium dan tembaga
e. Penyepuhan listrik
2 Daftar materi KB 1.
yang sulit 1. Membedakan kurva orde satu, dua dan tiga
dipahami di 2. Laju Sesaat
modul ini KB 2.
1. Hubungan Kc dan Kp
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia
KB 3.
1. Entropi
2. Energi bebas Gibbs
KB 4.
1. Sel elektrolisis
2. Persamaan Nerst
3 Daftar materi KB 1.
yang sering Menentukan kurva orde reaksi
mengalami KB 2.
miskonsepsi Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) dan tetapan
kesetimbangan tekanan parsial (Kp)
KB 3.
1. Entalpi reaksi (∆Hr)
2. Entalpi pembentukan standar (∆Hfo)
3. Entalpi penguraian standar (∆Hdo)
4. Entalpi pembakaran standar (∆Hco)
KB 4.
1. Penyetaraan reaksi redoks
2. Reaksi pada sel elektrolisis menggunakan elektroda aktif
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 5 - Larutan dan Sistem Koloid)

Judul Modul Larutan dan Sistem Koloid


Judul Kegiatan 17. Asam, Basa, pH dan Indikator
Belajar (KB) 18. Reaksi Asam Basa dan Ksp
19. Sifat Koligatif larutan
20. Sistem Koloid
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta KB 1 Asam, Basa, pH dan indikator
konsep (istilah
dan definisi) di 1. Larutan merupakan campuran homogen (satu fasa) antara dua zat
tunggal (unsur dan senyawa) atau lebih
modul ini
2. Homogen menyatakan bahwa zat terlarut menyebar merata dalam pelarut
sehingga komposisi dan sifat larutan diseluruh bagian volume larutan
tersebut sama.

3. Pelarut adalah zat yang jumlahnya lebih banyak

4. Zat terlarut adalah zat yang jumlahnya lebih sedikit.

5. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang mengandung sejumlah


maksimum zat yang dapat larut di dalam pelarut pada suhu tertentu.

6. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung lebih banyak zat
terlarut dibandingkan larutan jenuh.

7. Larutan belum jenuh adalah larutan yang mengandung lebih sedikit zat
terlarutdibandingkan larutan jenuh.

8. Konsentrasi Larutan menyatakan jumlah zat terlarut yang terdapat


dalam setiap satuan pelarut atau larutan.

9. Sifat Umum Asam dan Basa


a. Sifat asam : memiliki rasa asam dan korosif terhadap besi
b. Sifat Basa : memiliki rasa pahit, terasa licin dan dapat melarutkan
lemak.

10. Teori Asam Basa Arrhenius


a. Asam : suatu jenis zat yang dalam air melepaskan ion
Hidrogen (H+)
b. Basa : suatu jenis zat yang dalam air menghasilkan ion hidrosida
(OH-)

11. Teori Asam Basa Bronsted Lowry


a. Asam : spesi yang memberi (donor) proton.
b. Basa : spesi yang menerima (akseptor) ptoton.

12. Teori Asam Basa Menurut Lewis


a. Asam : suatu senyawa yang mampu menerima pasangan elektron
(akseptor elektron)
b. Basa : suatu senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron
(donor proton)

13. Indikator asam basa adalah zat warna yang mampu menunjukkan
warna-warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa.

14. Trayek perubahan warna adalah batas pH dimana indikator mengalami


perubahan warna

15. Kesetimbangan Asam Basa Dari Air


Air bersifat amfoter : kemampuan air berperansebagai asam dan basa
sekaligus.
Kw =[H+] [OH- ] =10-7 × 10-7 =10-14 16.

16. pH Larutan Asam dan Basa


a. pH merupakan cara untuk menentukan tingkat keasaman larutan
karena menggambarkan jumlah ion H+
pH = -Log[H+] H+=10−𝑝𝐻

b. pOH digunakan untuk menyatakan kekuatan basa


pOH =-log[OH- ] OH- = 10−𝑝𝑂𝐻
Kw = 10−14 maka pKw= 14 pKw =pH + pOH
pH= 14-pOH

c. Skala pH 1 sampai 14
1) H+ = OH- maka pH larutan =7 bersifat netral.
2) H+ < OH- maka pH larutan >7 bersifat basa.
3) H+ > OH- maka pH larutan

17. Kekuatan larutan asam dan Basa


a. Asam kuat : senyawa jika dilarutkan terionisasi sempurna.
[H+] = valensi asam × [asam]

b. Asam Lemah : senyawa yang dalam larutannya hanya sedikit


terionisasi menjadi ion-ionnya.
[H+] = √Ka [HA] atau
[H+] =[HA] × α

c. Basa kuat
[OH-] = valensi basa × [basa]

d. Basa lemah
[OH-] =√Kb [M(OH)] atau
[OH-] = [M(OH)] × α

18. Titrasi Asam dan Basa


a. Titrasi adalah salah satu teknik analisis kuantitatif untuk mengetahui
konsentrasi suatu larutan berdasarkan volume larutan standar yang
telah diketahui konsentrasinya.
b. Titran adalah larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya.
c. Titik ekivalen adalah saat jumlah basa tepat habis bereaksi dengan
sejumlah asam.
d. Titik akhir titrasi adalah saat berakhirnya titrasi yaitu ditandai
dengan perubahan warna dari larutan yang dititrasi
KB 2 Reaksi Asam Basa dan Ksp
1. Reaksi asam basa:
● Reaksi asam-basa kuat terionisasi sempurna.
● Asam lemah dan basa lemah terionisasi sebagian jika dilarutkan
dalam air sehingga reaksi ionisasi membentuk reaksi kesetimbangan
(reaksi dua arah).

2. Teori Brønsted-Lowry sifat asam atau basa ditentukan oleh kemampuan


senyawa melepas atau menerima proton (ion H+).

3. Reaksi Penetralan adalah reaksi antara asam dan basa dimana jumlah
ion H+ dan ion OH- sama.

4. Larutan Penyangga adalah larutan yang pH nya relatif tidak berubah


apabila ditambah sedikit asam atau basa.

Larutan penyangga dibuat dengan dua cara:


• Asam lemah dengan garamnya atau suatu basa lemah dengan
garamnya.
• Asam lemah dan basa kuat dengan jumlah asam lemah yang
berlebih atau mencampurkan basa lemah dan asam kuat dengan
jumlah basa lemah berlebih.

5. Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti
peruraian.

6. Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi asam dan basa,
kation dari basa akan bereaksi dengan anion dari asam

7. Berdasarkan kekuatan asam dan basa pembentuknya maka garam


dibagi :
a. Garam yag berasal dari asam kuat dan basa kuat
b. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
c. Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah
d. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
8. Kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat terlarut
yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu.

9. Jumlah zat terlarut yang terdapat dalam pelarut, dikenal 3 macam larutan
yaitu larutan belum jenuh, tepat jenuh, dan lewat jenuh

10. Faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu suhu, jenis pelarut, jenis
zat terlarut, pH dan Ion sejenis

11. Nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dinyatakan sebagai fungsi
dari kelarutan zat terlarut

KB 3. Sifat Koligatif Larutan

1. Sifat Koligatif adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut.

2. Sifat koligatif larutan terbagi empat yaitu penurunan tekanan uap


larutan, kenaikan titik didih larutan, penurunan titik beku larutan, dan
tekanan osmosis.

3. Penurunan tekanan uap (ΔP) adalah turunnya tekanan uap jenuh suatu
larutan (P) relatif terhadap tekanan uap pelarut murninya (Po ) karena
adanya zat terlarut non volatile

4. Kenaikan titik didih larutan (ΔTb) adalah selisih antara titik didih
larutan (Tb larutan) dengan titik didih pelarut murni (Tb larutan).

5. Penurunan titik beku (ΔTf) larutan adalah turunnya titik beku larutan
(Tb larutan) dibanding titik beku pelarut murni (Tf pelarut)karena
terdapatnya sejumlah zat terlarut.

6. Tekanan osmosis (π) adalah tekanan yang diberikan untuk mencegah


peristiwa osmosis.

7. Sifat koligatif larutan non elektrolit dan non elektrolit :


a. Konsentrasi : larutan elektrolit > larutan non elektrolit
b. Jumlah partikel (ion molekul) : larutan elektrolit > larutan non
elektrolit

8. Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar
dibandingkan sifat koligatif larutan non elektrolit.
KB 4. SISTEM KOLOID

1. Koloid : suatu campuran zat heterogen (2 fasa) antara 2 zat atau lebih
dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid 1-1000nm (fase
terdispersi/ yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain
(medium pendispersi/pemecah).

2. Larutan : campuran homogen (1 fasa) berukuran < 1nm.

3. Suspensi : campuran heterogen (2 fasa) berukuran > 1000nm.

4. Jenis Sistem Koloid


Sistem koloid terdiri dari 2 fase yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi
Berdasarkan fase terdispersi koloid dibedakan:

A. Sol (fase terdispersi padat)


• Sol padat (padat dalam padat)
• Sol cair (padat dalam cair)
• Sol gas (padat dalam gas)
B. Emulsi (fase terdispersi cair)
• Emulsi padat/ gel (cair dalam padat)
• Emulsi cair (cair dalam cair)
• Emulsi gas/ aerosol cair (cair dalam gas)
C. Buih (fase terdispersi gas)
• Buih padat (gas dalam padat)
• Buih cair (gas dalam cair)

5. Koloid liofob adalah koloid yang tidak suka dengan medium pendispersi
(gaya tarik menarik antara fase terdispersi dan medium pendispersi)

6. Koloid liofil adalah koloid yang suka dengan medium pendispersinya


(terdapat gaya tarik menarik yang cukup kuat antara fasa terdispersi
dengan medium pendispersi, sehingga sulit dipisahkan atau sangat stabil)

7. Sifat Koloid
a. Efek Tyndall adalah penghamburan berkas sinar oleh partikel koloid.
b. Gerak Brown adalah gerak zig-zag (bergerak lurus dan patah-patah)
pada partikel koloid.
c. Adsorbsi adalah partikel koloid dapat menyerap (mengadsorbsi)
partikel lain (ion atau molekul lain) dipermukaannya.
d. Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan
listrik.

8. Cara Pembuatan Sistem Koloid


• Kondensasi
Dilakukan dengan mengelompokkan (agregasi) partikel larutan
menjadi partikel yang lebih besar atau berukuran koloid.
a. Reaksi hidrolisis (reaksi penguraian dengan air) :
menghidrolisis senyawa ion sehingga terbentuk senyawa yang
sukar larut (koloid).
b. Reaksi redoks (reaksi yang disertai perubahan biloks).
c. Pergantian pelarut : dilakukan dengan mengganti pelarut dari
suatu larutan atau menambahkan pelarut lain yang zat terlarutnya
lebih sukar larut dalm pelarut pengganti.
d. Dekomposisi rangkap metatesis yaitu dengan penukaran ion
sehingga terbentuk koloid.

• Dispersi
Dilakukan dengan cara menghaluskan partikel kasar menjadi partikel
kecil berukuran koloid.

a. Cara mekanik : dilakukan dengan menggerus partikel kasar


menggunakan lumpang atau penggiling koloid sampai diperoleh
partikel berukuran tertentu kemudian partikel diaduk dengan
medium pendispersi.
b. Cara peptisasi : dilakukan dengan memecah partikel kasar
menjadi partikel halus berukuran koloid dengan menambahkan
zat pemeptisasi (pemecah).
Cara Busur Bredig (Loncatan bunga api) merupakan gabungan
cara kondensasi dan cara dispersi. Logam dijadikan elektrode
dan dicelupkan dalam medium pendispersi, kedua ujung
dihubungkan dengan listrik tegangan tinggi sehingga atom-atom
lepas dari elektrode dan larut dalam air lalu mengalami
kondensasi membentuk koloid.

9. Koagulasi adalah Pengumpalan partikel koloid akibat pengaruh gravitasi


ketika muatan listik hilang.
Cara melakukan koagulasi :
• Cara elektrolisis
• Cara pemanasan
• Penambahan elektrolit
• Mencampur 2 macam koloid
2 Daftar materi KB 1.
yang sulit 3. Teori asam basa menurut Lewis
dipahami di 4. Kekuatan larutan asam dan basa berdasarkan Ka dan Kb
modul ini KB 2.
3. Meramalkan larutan yang tepat jenuh,belum jenuh dan lewat jenuh
4. Penambahan ion senama terhadap kelarutan
KB 3.
Menganalisis diagram p-t untuk menafsirkan penurunan tekanan uap,
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan
KB 4.
Membedakan contoh koloid berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi
3 Daftar materi KB 1.
yang sering Perhitungan pH asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah
mengalami KB 2.
miskonsepsi 1. Membedakan larutan penyangga dan hidrolisis garam
2. Perhitungan pH pada larutan penyangga dan hidrolisis garam.
3. Menghitung kelarutan suatu zat
KB 3.
5. Membandingkan penurunan titik beku larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit pada konsentrasi yang sama.
6. Membandingkan penurunan titik didih larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit pada konsentrasi yang sama.
7. Membandingkan penurunan tekanan uap larutan elektrolit dengan
penurunan tekanan uap larutan non elektrolit pada konsentrasi yang
sama
8. Membandingkan kenaikan titik didih larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit pada konsentrasi yang sama
KB 4.
Membedakan pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 6- Kimia Organik dan Polimer)

Judul Modul Kimia Organik dan Polimer


Judul Kegiatan 21. Hidrokarbon
Belajar (KB) 22. Reaksi Senyawa Organik
23. Biomolekul & Polimer
24. Penerapan Kimia Dalam Industri & Lingkungan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta KB 1. HIDROKARBON
konsep (istilah
dan definisi) di 1. Kekhasan atom karbon dikarenakan karbon memiliki 4 elektron valensi
modul ini sehingga mampu membentuk ikatan tunggal, rangkap dua dan rangkap
tiga dengan atom lain serta membentuk senyawa dengan rantai yang
sangat panjang dan bercabang

2. Struktur Lewis adalah struktur elektron valensi yang disimbolkan dengan


titik

3. Struktur Kekule adalah struktur penggambaran dengan sebuah garis di


antara dua atom yang menunjukkan dua elektron berikatan kovalen

4. Hibridisasi sp3 terjadi pada metana yang memiliki empat ikatan kovalen
terhadap atom hidrogen. Hibridisasi ini dihasilkan dari keempat orbital
atom (2s dan 2p). Satu elektron pada orbital 2s tereksitasi ke orbital 2p.

5. Hibridisasi sp2 terjadi pada etilena yang memiliki ikatan rangkap dua.
Satu orbital 2s dan dua orbital 2p terhibridisasi sedangkan satu orbital 2p
tidak terhibridisasi.

6. Hibridisasi sp adalah terjadi pada etuna yang memiliki ikatan rangkap


tiga. Satu orbital 2s dan satu orbital 2p terhibridisasi sedangkan dua orbital
2p tidak terhibridisasi

7. Alkana adalah hidrokarbon jenuh dan tidak memiliki gugus fungsional.


Alkena dan alkuna adalah hidrokarbon tidak jenuh yang berikatan
rangkap dua dan rangkap tiga

8. Gugus fungsi adalah bagian dari molekul senyawa organik yang


merupakan pusat kereaktifan dan sifat molekul

9. Isomer rangka adalah dua senyawa yang memiliki rumus molekul sama,
tetapi bentuk rangka berbeda (boleh bercabang atau lurus)

10. Isomer posisi adalah dua senyawa yang memiliki rumus molekul dan
gugus fungsi sama, tetapi posisi gugus fungsi berbeda.
11. Isomer fungsional adalah dua senyawa yang memiliki rumus molekul
sama, tetapi gugus fungsi berbeda

12. Isomer geometri adalah dua senyawa yang memiliki rumus molekul,
gugus fungsi dan posisi sama tetapi bentuk geometri berbeda.

KB 2. REAKSI SENYAWA ORGANIK

1. Nukleofil: spesi (ion/molekul) yang tertarik kuat ke sebuah daerah yang


bermuatan positif. Dapat berupa ion negative/berperilaku sebagai basa
Lewis.

2. Reaksi Substitusi Nukleofilik : suatu kelompok dasar reaksi substitusi,


di mana sebuah nukleofil yang "kaya" elektron, secara selektif berikatan
dengan atau menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia atau
atom yang disebut gugus lepas (leaving group).

3. Reaksi Substitusi Nukleofilik Bimolekuler (SN2) : merupakan reaksi


dalam satu langkah, dimana serangan nukleofilik terhadap substrat
bersamaan dengan proses substitusi

4. Karbon alfa (Cα) : Atom Cyang terikat langsung dengan gugus


pergi/karbon pertama yang melekat pada sebuah gugus fungsi.

5. Inversi konfigurasi/inversi Walden: suatu reaksi yang menghasilkan


senyawa dengan konfigurasi yang berlawanan dengan konfigurasi
reaktan/adalah pembalikan pusat kiral dalam molekul dalam reaksi
kimia.

6. Reaksi Substitusi Nukleofilik Unimolekuler (SN1) : reaksi dengan dua


tahap dimana tahap pertama substrat akan terurai membentuk
karbokation dan tahap kedua produk dihasilkan.

7. Karbokation: karbon yang yang bermuatan positif

8. Elektrofilik : adalah atom yang menyandang muatan positif (misalnya


sebuah atom karbon karbokation).
9. Reaksi substitusi elektrofilik (SE): adalah reaksi kimia di mana suatu
elektrofil menggantikan sebuah gugus fungsional dalam suatu senyawa,
yang biasanya, tapi tidak selalu, merupakan atom merupakan suatu
reaksi yang ditandai dengan adanya pergantian satu atau lebih atom
hidrogen pada cincin senyawa aromatis (benzena) dengan satu atau lebih
substituen.

10. Gugus pengaktivasi merupakan gugus yang menstabilkan zat antara


kationik yang terbentuk saat substitusi dengan menyumbangkan elektron
ke dalam sistem cincin, baik oleh efek induktif atau efek resonansi.
Contoh cincin aromatik teraktivasi adalah toluena, anilina dan fenol.

11. Reaksi Eliminasi: yaitu reaksi penghilangan dua substituen dari suatu
molekul. Reaksi eliminasi biasanya ditandai dengan berubahnya ikatan
tunggal menjadi ikatan rangkap melalui terlepasnya molekul kecil
seperti air, HCl, atau HBr.

12. Reaksi eliminasi Bimolekuler (E2): Mekanisme reaksi eliminasi yang


berlangsung satutahap/serentak.

13. Reaksi Eliminasi Unimolekuler (E1): Mekanisme reaksi eliminasi


yang berlangsung dua-tahap.

14. Reaksi Adisi: reaksi yang menghasilkan produk dengan suatu tambahan
gugus atau substituen tanpa adanya gugus pergi yang diusir seperti pada
reaksi substitusi. Biasanya terjadi pada senyawa tidak jenuh atau
berikatan rangkap dua ataupun tiga.

15. Aturan Markovnikov: aturan yang menyatakan jika suatu alkena


direaksikan dengan asam halida (HX), maka atom H dari HX akan
masuk pada atom C rangkap yang mengikat H lebih banyak”.

16. Anti-Markovnikov: aturan yang hanya berlaku pada reaksi alkena


dengan HBr yang dibantu oleh kehadiran suatu peroksida, dimana terjadi
pembentukan radikan Br yang akan masuk pada posisi karbon yang
terikat pada atom hydrogen yang lebih banyak.

17. Reaksi oksidasi pada senyawa organic: molekul memperoleh oksigen


atau kehilangan hydrogen

18. Reaksi reduksi pada senyawa organic: molekuil memperoleh


hydrogen atau kehilangan oksigen
KB 3. BIOMOLEKUL & POLIMER

1. Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana, dengan


rumus molekul (CH2O)n.

2. Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul


monosakarida yang jumlahnya antara 2 (dua) sampai dengan 8
(delapan) molekul monosakarida.

3. Polisakarida merupakan karbohidrat yang ditemukan di alam dengan


massa molekul yang besar. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam
atau enzim yang spesifik yang dapat menghasilkan monosakarida atau
senyawa turunannya.

4. Selulosa merupakan karbohidrat struktural utama pada tumbuhan


berkayu dan berserat

5. Pati merupakan suatu campuran dari dua jenis polimer glukosa, yaitu
amilosa dan amilopektin

6. Glikogen merupakan polimer dari glukosa dengan struktur yang mirip


dengan amilopektin, dengan cabang yang banyak (setiap 8 residu) dan
lebih pendek

7. Kitin merupakan suatu polisakarida yang juga terdapat di alam seperti


pada kulit udang dan kepiting yang tersusun atas N-asetil-D-
glukosamina (2-asetamido-2-deoksi-D-glukosa)

8. Uji Molisch adalah suatu uji untuk mengidentifikasi keberadaan


karbohidrat, yang prinsipnya berdasarkan dehidrasi karbohidrat oleh
asam sulfat atau asam klorida untuk menghasilkan aldehida. Hasil
Reaksi positif ditunjukkan dengan munculnya cincin merah ungu di
tengah-tengah larutan.

9. Fehling digunakan untuk menguji kandungan gula tereduksi


(monosakarida atau disakarida) dalam suatu sampel. Pengujian secara
kualitatif yang berdasarkan keberadaan gugus aldehid atau keton yang
bebas. Larutan Fehling dibagi atas dua macam yaitu larutan Fehling A
[tembaga(II) sulfat atau CuSO4] dan larutan Fehling B (KOH dan
natrium kalium tartarat). Ketika larutan basa dari Cu(OH)2 dipanaskan
dalam sampel yang mengandung gula tereduksi, hasil yang didapatkan
adalah warna kuning yang tidak larut atau warna merah bata yang
berasal dari CuO.

10. Benedict digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi dalam


suatu sampel. Prinsip pengujiannya sama dengan uji menggunakan
larutan Fehling. Gula pereduksi yang dapat diuji berupa monosakarida,
disakarida kecuali sukrosa. Larutan Benedict akan mengidentifikasi
keberadaan gugus aldehid dan keton pada gula aldosa dan ketosa.

11. Uji Tollens digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dari


golongan aldosa dan ketosa. Sampel yang ditambahkan dengan reagen
Tollens, akan terbentuk endapan cermin perak jika sampel tersebut
mengandung aldosa, sedangkan dengan ketosa tidak bereaksi.

12. Uji iodin dilakukan untuk mengidentifikasi adanya amilum, selulosa,


dan glikogen dalam sampel. Jika warna biru-ungu sampel mengandung
amilum, warna merah kecoklatan sampel mengandung glikogen dan
pati, dan jika berwarna merah anggur sampel mengandung dekstrin.

13. Asam amino merupakan unit penyusun protein. Gugus amino


penyusun protein terikat pada kedudukan atom C-𝞪. Asam amino yang
paling sederhana adalah asam amino glisin. Di dalam sel, dibawah
kondisi psikologis normal, gugus amino bermuatan positif (NH3 +) dan
gugus karboksil dalam bentuk ion COO-.

14. Asam amino standar adalah 20 macam asam amino yang berikatan
secara kovalen sebagai penyusun protein

15. Asam amino polar ditandai dengan adanya gugus R yang tidak
bermuatan.

16. Asam amino dengan gugus R aromatik. Fenilalanin, tirosin dan


triptofan termasuk asam amino dengan gugus R aromatik yang bersifat
relatif non polar, sehingga bersifat hidrofobik

17. Asam amino dengan gugus R terionisasi. Lisin, arginin, dan histidin
mempunyai gugus yang bersifat basa pada rantai sampingnya. Asam
amino ini bersifat polar sehingga apabila berada di permukaan protein
dapat mengikat air. Histidin mempunyai muatan mendekati netral (pada
gugus imidazol) dibanding lisin dan arginin.

18. Asam Amino Alifatis. Golongan asam amino alifatik adalah asam-
asam amino dengan gugus R mengutup dan tidak bermuatan. Asam-
asam amino alifatik tersebut adalah; Glisin, Alanin, Valin, Leusin,
Isoleusin, dan Prolin.

19. Asam amino nonstandar merupakan asam amino diluar dari ke 20


macam asam amino standar. Asam amino nonstandard terbentuk karena
adanya modifikasi setelah suatu asam amino standar menjadi protein.
Kurang lebih 300 asam amino yang diketahui terdapat dalam bentuk
bebas atau terikat di dalam beberapa sel dan jaringan, tetapi tidak
merupakan satuan pembentuk protein, dengan kata lain asam amino
tersebut merupakan asam amino nonstandar.

20. Reaksi ninhidrin dapat digunakan untuk penentuan kuantitatif asam


amino. Dengan melakukan proses pemanasan campuran asam amino
dengan larutan ninhidrin, campuran tersebut akan berubah menjadi
warna biru.

21. Reaksi Sanger merupakan reaksi antara gugus α-amino dengan reagen
1- fluoro-2,4-dinitrobenzen (FDNB). Dalam suasana basa lemah,
FDNB bereaksi dengan gugus α- amino, sehingga membentuk derivat
2,4- dinitrofenil. Pereaksi Sanger ini khusus untuk penentuan asam
amino N-ujung suatu rantai polipeptida.

22. Reaksi Dansil Khlorida adalah reaksi antara gugus amino dengan 1-
dimetilamino naftalen-5- sulfonil klorida. Gugus Dansil mempunyai
sifat fluoresensi yang tinggi, sehingga derivat dansil asam amino dapat
ditentukan dengan cara fluoromer.

23. Reaksi Edman merupakan reaksi antara gugus α-asam amino dengan
fenilsotiosianat, yang menghasilkan derivat asam amino
feniltiokarbamil. Reaksi Edman ini juga digunakan untuk penentuan
asam amino N-ujung suatu rantai polipeptida.

24. Reaksi basa Schiff adalah tipe reaksi yang bersifat reversibel antara
gugus 𝞪- asam amino dengan gugus aldehid. Basa Schiff biasanya
terjadi sebagai senyawa antara dalam reaksi enzim antara 𝞪- asam
amino dengan substrat.

25. Reaksi dengan Gugus R . Gugus sulfhidril pada sistein bereaksi


dengan ion logam seperti ion Ag+, dan Hg2+ akan menghasilkan
merkaptan. Sedangkan reaksi oksidasi sistein dengan ion Fe3+ akan
memberikan hasil senyawa disulfida dan sistin.

26. Protein merupakan polimer yang disusun oleh minimal 20 macam


asam amino. Masing-masing monomer (asam amino) berikat dengan
asam amino lain dengan membentuk ikatan peptida.

27. Protein Sederhana, sering juga disebut dengan protein tunggal karena
apabila dihidrolisis sempurna akan menghasilkan asam-asam amino
saja. Protein yang termasuk ke dalam protein sederhana adalah
albumin, glutelin, prolamin, albuminoid dan histon.

28. Protein Majemuk, sering juga disebut dengan nama protein konjugasi.
Protein majemuk ini apabila dihidrolisis sempurna, tidak saja
menghasilkan asam-asam amino saja, tetapi juga menghasilkan
senyawa-senyawa bukan asam amino. Protein yang tergolong ke dalam
proteinmajemuk yaitu kromoprotein, nukleoprotein, glukoprotein,
fosoprotein, lipoprotein, dan metalo protein.

29. Denaturasi adalah pemecahan struktur protein tersier dari molekul


protein yang terjadi pada akibat bagian yang melipat, akibat putusnya
interaksi-interaksi yang mempertahankan struktur molekul protein
tersebut.

30. Protein mempunyai daya serap air yang sangat besar, sehingga apabila
dengan garam, protein akan mampu menarik air. Peristiwa ini disebut
dengan salting out

31. Struktur Protein. Struktur tiga dimensi protein dapat dijelaskan


dengan mempelajari tingkat organisasi struktur, yaitu struktur protein
primer, struktur protein sekunder, struktur protein tersier, dan struktur
protein kuarterner

32. Struktur protein primer ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu
asam amino yang berurutan yang membentuk ikatan peptida. Struktur
primer protein dapat digambarkan sebagai rumus bangun yang biasa
ditulis untuk senyawa organik.

33. Struktur protein sekunder terjadi karena ikatan hidrogen antara atom
O dari gugus karbonil (C=O) dengan atom H dari gugus amino (NH2)
dalam satu rantai polipeptida.

34. Struktur protein tersier terbentuk karena terjadinya pelipatan


(folding) rantai α-heliks, konformasi β, maupun gulungan rambang
suatu polipeptida membentuk protein globular, yang struktur 3
dimensinya lebih rumit jika diabndingkan dengan struktur protein
sekunder. Struktur tersier protein merupakan bentuk tiga dimensi dari
suatu protein, seperti mioglobin.

35. Struktur protein kuarterner terdiri ats beberapa rantai polipeptida


yang saling terpisah. Rantai polipeptida (disebut juga dengan protomer)
ini saling berinteraksi

36. Uji Biuret. Reaksi ini umum untuk suatu peptida atau protein. Reaksi
akan positif jika terbentuk warna ungu, yaitu terbentuknya kompleks
senyawa yang terjadi antara Cu /tembaga dengan N /nitrogen dari
molekul ikatan peptida.

37. Uji Xantoprotein. Uji ini positif ditandai dengan terbentuknya warna
kuning setelah penambahan HNO3 pekat ke dalam sampel dan
kemudian dipanaskan. Reaksi ini terjadi karena proses nitrasi inti
benzena.

38. Uji Ninhidrin. Jika ke dalam larutan ditambahkan perekasi ninhidrin


dan dipanaskan beberapa saat, komplek berwarna ungu/lembayung
akan terbentuk. Komplek ini terjadi akibat adanya oksidasi, sehingga
NH3 dan CO2 akan dilepaskan. NH3 yang dilepaskan akan bereaksi
dengan hidratin membentuk kompleks berwarna lembayung / ungu.

39. Uji Millon Nasse. Reaksi akan positif, karena terjadi reaksi antara Hg
dengan gugus hidroksi fenil. Dengan demikian reaksi ini positif untuk
protein yang mengandung tirosin. Peraksi Millon terdiri dari campuran
merkuronitro dalam asam nitrat. Reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya endapan merah.

40. Uji Belerang dilakukan karena protein yang mengandung sulfur seperti
sistein akan menghasilkan endapan hitam dari PbS ketika dipanaskan
dengan Pb(asetat) dalam keadaan basa.

41. Polimer adalah makromolekul yang terdiri atas unit struktural yang
disebut sebagai monomer. Polimer dapat dibuat dari ribuan monomer.

42. Homopolimer merupakan polimer terbentuk dari reaksi polimerisasi


dari monomer-monomer yang sama.

43. Kopolimer merupakan polimer terbentuk dari reaksi polimerisasi dari


monomer monomer yang berbeda.

44. Polimer alami adalah polimer yang telah tersedia di alam. Polimer
alami memainkan peranan penting dalam kehidupan organisme

45. Polimer sintetis merupakan polimer yang dihasilkan dari reaksi


polimerisasi yang dibuat di pabrik

46. Polimerisasi Adisi adalah penambahan satu monomer ke monomer lain


untuk membentuk polimer rantai panjang. Proses ini tidak
menghasilkan produk sampingan.

47. Polimerisasi kondensasi adalah proses pembentukan polimer melalui


penggabungan molekul-molekul kecil melalui reaksi yang melibatkan
gugus fungsi, dengan atau tanpa diikuti lepasnya molekul kecil.
Polimerisasi kondensasi hanya dilangsungkan oleh monomer yang
mempunyai gugus fungsional
KB.4 PENERAPAN KIMIA DALAM INDUSTRI & LINGKUNGAN

1. Biofuel adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan organik


dengan kelebihan menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca dan
memiliki kemurnian yang cukup tinggi seperti bahan bakar petroleum
(Luque, Campelo, dan Clark, 2011)

2. Bio-etanol adalah etanol yang diproduksi dari tumbuhan yang


mengandung pati atau karbohidrat dilakukan melalui proses konversi
karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air.

3. Biodeisel atau biosolar adalah senyawa organik yang dapat digunakan


sebagai bahan bakar diesel, yang dihasilkan dari minyak nabati, lemak
hewani atau minyak bekas.

4. Biogas adalah campuran gas (metana dan karbondioksida) yang dapat


dibakar yang terbentuk dari dekomposisi senyawa organik oleh bakteri
anaerob

5. Saponifikasi atau hidrolisa basa adalah proses pembuatan sabun dari


trigliserida (ester) dengan basa kuat (KOH atau NaOH)

6. Fermentasi alkohol merupakan proses produksi alkohol dari glukosa


yang diubah menjadi piruvat (melalui glikolisis) diubah menjadi
etanol menggunakan enzim piruvat dekarboksilase dan alkohol
dehydrogenase (kondisi anaerob)

7. Nata de coco adalah selulosa bakteri yang dihasilkan oleh Acetobacter


xylinum (Jagannath, 2008).

8. Metalurgi merupakan ilmu dan teknologi mengekstrak logam-logam


dari bijihnya atau senyawa amalgamnya serta persiapan untuk aspek
kegunaannya

9. Pyrometalurgi adalah proses pengolahan logam menggunakan suhu


tinggi

10. Kalsinasi adalah pemanasan bijih pada suhu tinggi sehingga bijih
terdekomposisi dengan melepaskan produk gas

11. Hidrometalurgi adalah proses ekstraksi logam dari bijihnya


menggunakan reaksi air

12. Hujan asam merupakan salah satu akibat pencemaran udara oleh gas
NOx dan SO2, yang dapat berwujud butiran air, kabut, hujan es, salju
bahkan gas dan debu yang mengandung asam.

13. Logam berat merupakan logam yang beratnya melebihi 5 g/cm3, dapat
larut dalam air, bersifat racun dan karsinogenik.
2 Daftar materi KB 1.
yang sulit 5. Ikatan phi (π)
dipahami di 6. Ikatan sigma (σ)
modul ini KB 2.
5. Reaksi substitusi senyawa aromatic kedua dan ketiga
6. Reaksi 1,2 dan adisi 1,4 diena terkonjugasi
7. Reaksi pembentukan amina melalui senyawa karbonil
KB 3.
1. Mekanisme pembentukan ikatan glikosida pada maltose
2. Asam amino non standar
3. Reaksi-reaksi warna terhadap protein
KB 4.
1. Fermentasi Nata de coco
2. Jalur biosintesis pembentukan selulosa oleh A. xylinum
3. Reaksi kimia dalam pengolahan logam
3 Daftar materi KB 1.
yang sering Hibridisasi sp2 dan sp
mengalami KB 2.
miskonsepsi 4. Aturan Markovnikov dan Anti-Markovnikov
5. Reaksi reduksi dan oksidasi pada senyawa organik
KB 3.
Reaksi warna terhadap protein
KB 4.
Reaksi Kimia dalam pengolahan logam

Anda mungkin juga menyukai