OLEH :
NADIA RIZKY NADILA
NIM : 146STYC19
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PRODI S.1 KEPERAWATAN TRANSFER
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliahKeperawatan
medikal bedah dengan bahan kajian Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan.
Tidak lupa saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
pembuatan makalah ini, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Saya
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing saya
untuk menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah saya masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu saya sangat menerima kritik dan saran dari pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
a. Untuk memahami pengertian dari Sistem Perkemihan
b. Untuk mengetahui anatomi sistem perkemihan
c. Untuk memahami proses fisiologi sistem perkemihan
d. Untuk memahami pengaturan asam basa pada sistem perkemihan
e. Untuk memahami proses pembentukan urine
f. Untuk memahami pengakajian sistem perkemihan
g. Untuk memahami terapi diet pada sistem perkemihan
1.4. Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan pembaca dapat
menambah pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi Sistem
Perkemihan pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler
berbentuk bola yang berasal
dari arteriol afferent yang
kemudian bersatu menuju
arteriol efferent, Berfungsi
sebagai tempat filtrasi sebagian
air dan zat yang terlarut dari
darah yang melewatinya.
B. Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang
melingkupi glomerolus untuk
mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.
C. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Tubulus proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan
dari cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan
tubuli.
b. Ansa Henle
Ansa henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari
pars descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks
ke medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke
korteks. Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding
yang sangat tipis sehingga disebut segmen tipis, sedangkan
bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan
tubulus dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain
itu, berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.
c. Tubulus distal
Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan
nefron yang berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke
dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam
pelvis ginjal.
3. Persarafan ginjal.
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf
ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam
ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang
masuk ke ginjal.
4. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos.
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
d. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic
yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
6. Uretra.
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
a. Urethra pars Prostatica
b. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c. Urethra pars spongiosa.
Pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan
vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
1) Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika
urinaria mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter
urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
2) Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh
darah dan saraf.
3) Lapisan mukosa.
Pemeriksaan diagnostik
Urinalisis, Tes untuk memeriksa keberadaan protein, glukosa, sel-sel
darah dan badan keton dalam urine
1. Pemeriksaan fungsi ginjal
a. Pemeriksaan klirens kreatinin : Menunjukkan kemampuan filtrasi
glomerulus, mengukur volume darah dengan kreatinin yang telah
dibersihkan dalam 1 menit. Indikator yang pekat untuk penyakit
ginjal dini
b. Pemeriksaan kadar kreatinin serum :
Pemeriksaan fungsi ginjal yang mencerminkan keseimbangan atar
produksi dan filtrasi oleh glomerulus
2. Pemeriksaan kadar ureum (Blood urea Nitrogen):
Menilai fungsi ginjal. Kadar ureum serum bergantung pada produksi
ureum tubuh dan aliran urin.
3. USG Ginjal/Foto polos Abdomen
Untuk menentukan ukuran, bentuk ginjal, gerakan ginjal dan hubungan
ginjal dengan jaringan sekitarnya seperti adrenal gland, mendeteksi
massa, batu ginjal, kista, atau obstruksi dan kelainan lainnya.
Juga untuk melihat renal masses, untuk membedakan
apakah cystic atau solid mass dan ukuran dari mass tersebut
4. BNO-IVP
BNO/ KUB (Kidney Ureter Blader) dan IVP (intravenous pyelography)
adalah salah satu pemeriksaan radiologi untuk melihat saluran kemih.
IVP : Penyuntikan medium kontras intravena. setelah foto polos
abdomen . Medium kontras bersirkulasi melalui aliran darah dan
jantung menuju ginjal dimana medium diekskresikan
5. Analisa Batu
Untuk mengetahui jenis batu dan mencegah rekurensi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Anatomi Sistem Perkemihan
1. Ginjal (Ren)
2. Ureter
3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih).
4. Uretra.
Fisiologi Sistem Perkemihan
Pada saat vesica urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa
meningkatkan tekanannya (biasanya pada saat volume urine kira-kira
300 ml)makam reseptor pada dinding vesika urinaria akan memulai
kontraksi musculus detrussor. Pada bayi, berkemih terjadi secara
involunter dan dengan segera.
Tahap tahap Pembentukan Urine
a. Proses filtrasi, darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari
b. Proses reabsorpsi
c. Augmentasi (Pengumpulan)
B. Saran
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun tentang Anatomi Fisiologi dalam konteks pelayanan
kebidanan khususnya konsep Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan .
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.7. Tujuan
h. Untuk memahami pengertian dari Sistem Perkemihan
i. Untuk mengetahui anatomi sistem perkemihan
j. Untuk memahami proses fisiologi sistem perkemihan
k. Untuk memahami pengaturan asam basa pada sistem perkemihan
l. Untuk memahami proses pembentukan urine
m. Untuk memahami pengakajian sistem perkemihan
n. Untuk memahami terapi diet pada sistem perkemihan
1.8. Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan pembaca dapat
menambah pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi Sistem
Perkemihan pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
F. Pengertian Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah
suatu sistem kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan
keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk
membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan banyak
fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang
menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika
urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin
dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
9. Struktur ginjal.
Setiap ginjal terbungkus oleh
selaput tipis yang disebut kapsula
fibrosa, terdapat cortex renalis di
bagian luar, yang berwarna cokelat
gelap, dan medulla renalis di bagian
dalam yang berwarna cokelat lebih
terang dibandingkan cortex. Bagian
medulla berbentuk kerucut yang
disebut pyramides renalis, puncak
kerucut tadi menghadap kaliks yang
terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu
masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis
renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi
menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan
bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit
fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron
terdiri dari :
D. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol
afferent yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi
sebagai tempat filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut dari darah
yang melewatinya.
E. Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan
cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.
F. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:
e. Tubulus proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan
dari cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan
tubuli.
f. Ansa Henle
Ansa henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari
pars descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks
ke medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke
korteks. Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding
yang sangat tipis sehingga disebut segmen tipis, sedangkan
bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan
tubulus dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain
itu, berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.
g. Tubulus distal
Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
h. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan
nefron yang berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke
dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam
pelvis ginjal.
13. Uretra.
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
d. Urethra pars Prostatica
e. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
f. Urethra pars spongiosa.
Pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan
vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
4) Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika
urinaria mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter
urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
5) Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh
darah dan saraf.
6) Lapisan mukosa.
Pemeriksaan diagnostik
Urinalisis, Tes untuk memeriksa keberadaan protein, glukosa, sel-sel
darah dan badan keton dalam urine
6. Pemeriksaan fungsi ginjal
c. Pemeriksaan klirens kreatinin : Menunjukkan kemampuan filtrasi
glomerulus, mengukur volume darah dengan kreatinin yang telah
dibersihkan dalam 1 menit. Indikator yang pekat untuk penyakit
ginjal dini
d. Pemeriksaan kadar kreatinin serum :
Pemeriksaan fungsi ginjal yang mencerminkan keseimbangan atar
produksi dan filtrasi oleh glomerulus
7. Pemeriksaan kadar ureum (Blood urea Nitrogen):
Menilai fungsi ginjal. Kadar ureum serum bergantung pada produksi
ureum tubuh dan aliran urin.
8. USG Ginjal/Foto polos Abdomen
Untuk menentukan ukuran, bentuk ginjal, gerakan ginjal dan hubungan
ginjal dengan jaringan sekitarnya seperti adrenal gland, mendeteksi
massa, batu ginjal, kista, atau obstruksi dan kelainan lainnya.
Juga untuk melihat renal masses, untuk membedakan
apakah cystic atau solid mass dan ukuran dari mass tersebut
9. BNO-IVP
BNO/ KUB (Kidney Ureter Blader) dan IVP (intravenous pyelography)
adalah salah satu pemeriksaan radiologi untuk melihat saluran kemih.
IVP : Penyuntikan medium kontras intravena. setelah foto polos
abdomen . Medium kontras bersirkulasi melalui aliran darah dan
jantung menuju ginjal dimana medium diekskresikan
10. Analisa Batu
Untuk mengetahui jenis batu dan mencegah rekurensi
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Anatomi Sistem Perkemihan
5. Ginjal (Ren)
6. Ureter
7. Vesika Urinaria (Kandung Kemih).
8. Uretra.
Fisiologi Sistem Perkemihan
Pada saat vesica urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa
meningkatkan tekanannya (biasanya pada saat volume urine kira-kira
300 ml)makam reseptor pada dinding vesika urinaria akan memulai
kontraksi musculus detrussor. Pada bayi, berkemih terjadi secara
involunter dan dengan segera.
Tahap tahap Pembentukan Urine
a. Proses filtrasi, darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari
d. Proses reabsorpsi
e. Augmentasi (Pengumpulan)
D. Saran
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun tentang Anatomi Fisiologi dalam konteks pelayanan
kebidanan khususnya konsep Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan .
DAFTAR PUSTAKA