Pembebasan bersyarat, bukan hanya sekedar bebas

Pada saat ini, banyak masyarakat yang mengira bahwa narapidana yg mendapatkan pembebasan
bersyarat, hanya karena narapidana tersebut berkelakuan baik pada saat menjalani masa pidananya.
namun masyarakat tidak mengetahui secara terperinci bahwa untuk.mendapatkan program
pembebasan bersyarat, narapidana tersebut harus memenuhi banyak syarat yg tertuang didalam
PERMENKUMHAM Nomor 3 tahun 2018 tentang SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN REMISI,
ASIMILASI, CUTI MENGUNJUNGI KELUARGA, PEMBEBASAN BERSYARAT, CUTI MENJELANG BEBAS, DAN
CUTI BERSYARAT

Menurut PERMENKUMHAM Nomor 3 tahun 2018 Pasal 1 poin nomor 6 "Pembebasan Bersyarat, Cuti
Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat adalah program pembinaan untuk mengintegrasikan Narapidana
dan Anak ke dalam kehidupan masyarakat setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan" 

Penjelasan Pasal 14 ayat (1) huruf k Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,
Pembebasan Bersyarat adalah bebasnya Narapidana setelah menjalani sekurang-kurangnya dua pertiga
masa pidananya dengan ketentuan dua pertiga tersebut tidak kurang dari 9 (sembilan) bulan.

Menurut data dari Bapas kelas II tanjungpinang, sejak awal tahun 2018 hingga bulan Oktober 2020
sebanyak 1337 (klien laki-laki 1241 orang dan klien perempuan 96 orang) narapidana mendapatkan
pembebasan bersyarat dan saat ini berada dalam pengawasan dan pembimbingan petugas pembimbing
kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan yg selanjutnya disebut klien Bapas.

Selain mendapatkan kebebasan setelah menjalani masa pidananya, klien bapas juga turut mendapatkan
bimbingan kepribadian yg berfungsi untuk mendekatkan diri dan meningkatkan iman kepada sang
pencipta, serta mendapatkan bimbingan kemandirian agar klien bapas mendapatkan keahlian untuk
mencari pekerjaan dan memperbaiki ekonomi mereka. Bimbingan kepribadian dan bimbingan
kemadnirian tersebut wajib diikuti oleh klien Bapas tersebut karena salah satu syarat untuk
mendapatkan pembebasan bersyarat tersebut adalah mereka wajib mengikuti program pembimbingan
yang diadakan oleh pihak Bapas.

Klien Bapas juga bertanggung jawab untuk melakukan wajib lapor diri setiap bulannya kepada petugas
Bapas agar petugas bapas dapat mengontrol, mengawasi, melakukan pembimbingan dan mengetahui
keberadaan klien Bapas. Dan apabila klien tersebut pindah rumah atau lokasi tempat tinggal, mereka
wajib melapor kepada petugas Bapas agar kemudian didata dan dialih bimbingan kepada Bapas
didaerah dimana mereka akan tinggal.
Analisa Poin 1

Pembebasan bersayarat dapat diberikan kepada narapidana yang telah memenuhi syarat-syarat berikut
ini :

1. Telah menjalani masa pidana paling singkat 2/3 (dua per tiga), dengan ketentuan 2/3 (dua per
tiga) masa pidana tersebut paling sedikit 9 (sembilan) bulan.
2. Berkelakuan baik selama menjalani masa pidana paling singkat 9 (sembilan) bulan terakhir
dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa pidana.
3. Telah mengikuti program pembinaan (asimilasi) yang diterima oleh masyarakat seperti kegiatan
pendidikan, latihan keterampilan, atau kerja sosial pada lembaga sosial dengan baik, tekun, dan
bersemangat.
4. Bagi narapidana terkait terorisme, korupsi, narkotika, kejahatan kemanan negara, kejahatan
HAM berat, dan kejahatan transnasional harus telah menjalani asimilasi paling sedikit 1/2 (satu
per dua) dari sisa masa pidana yang wajib dijalani.
5. Bagi narapidana terkait terorisme, korupsi, narkotika, kejahatan kemanan negara, kejahatan
HAM berat, dan kejahatan transnasional, harus bersedia bekerja sama dengan penegak hukum
untuk membantu membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya.
6. Bagi narapidana terorisme, harus menyatakan secara tertulis ikrar kesetiaan kepada NKRI atau
tidak akan mengulangi perbuatannya bagi Narapidana WNA.
7. Bagi narapidana terorisme, harus telah mengikuti Program Deradikalisasi yang diselenggarakan
oleh Lapas dan/atau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
8. Bagi Narapidana korupsi, harus telah membayar lunas denda dan/atau uang pengganti sesuai
dengan putusan pengadilan.