DARURAT (IGD)
OLEH KELOMPOK 5
SISILIA HIMAM
ARIYATI PAKAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa perdarahan interstisial dalam substansi otak tanpa diikuti
kematian yang menjadi masalah kesehatan utama karena korban gawat darurat
yang menyerang sebagian orang sehat dan produktif (Sartono, 2014). Salah
satu penyebab paling sering terjadinya cedera kepala adalah kecelakaan lalu
lintas, yang mana banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita (Smeltzer,
Indonesia berada pada angka 11,9%. Berdasarkan prevalensi kejadian per tiap
(Riskesdas, 2018).
Trauma kepala atau cedera kepala baik ringan, sedang, sampai berat
dapat memberikan dampak pada fungsi otak. Dampak cedera kepala yakni
N., 2018). Proteksi otak adalah serangkaian tindakan yang harus dilakukan
untuk mencegah atau mengurangi kerusakan sel-sel otak yag diakibatkan oleh
keadaan iskemia. Iskemia otak adalah satu gangguan hemodinamik yang akan
menyebabkan penurunan aliran darah otak sampai ke suatu tingkat yang akan
diberikan dalam pengelolaan cedera kepala saat korban atau pasien telah
penelitian.
Pengelolaan yang dilakukan pada pasien dengan cedera kepala yakni
menjaga jalan napas pasien dengan salah satu cara oksigenasi. Oksigenasi
pada pasien dapat diberikan dengan cara memposisikan pasien head-up bed
30o. Menurut Bahrudin (2008), posisi head-up bed 30 o merupakan posisi untuk
menaikkan kepala dari tempat tidur dengan sudut sekitar 30o dan posisi tubuh
dalam keadaan sejajar. Posisi head-up bed 30o bertujuan untuk memenuhi
dan menjaga tekanan intrakranial tetap stabil karena dengan pemberian posisi
head-up bed 30o sesuai dengan posisi anatomis dari tubuh manusia.
yakni pemberian oksigenasi pada pasien cedera kepala dapat diberikan dengan
terapi oksigenasi nasal prong. Nasal prong adalah salah satu jenis alat yang
digunakan dalam pemberian oksigen. Alat ini adalah dua lubang “prong”
flow meter. Manfaat sistem penghantar tipe ini meliputi cara pemberian
didapatkan sebanyak 44%, peralatan ini juga lebih murah dan memudahkan
praktis.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
A. Manfaat Praktis
teori dan bahan bacaan tentang intervensi pada pasien Ccedera kepala.
2. Bagi Perawat
B. Manfaat Teoritis
keperawatan.
BAB II
yakni tahun terbit artikel, penanganan untuk pasien cedera kepala, cedera
2.2.1 Definisi
selaput otak dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan
dapat menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak (Pierce dan Nail, 2014).
Cedera otak adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
2.2.2 Klasifikasi
Glaslow Coma Scale > 12, tidak ada kelainan dalam CT-Scan,
tiada lesi operatif dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit. Trauma
otak ringan atau cedera otak ringan adalah hilangnya fungsi neurologi
hematoma, laserasi dan abrasi. Cedera otak ringan adalah cedera otak
karena tekanan atau terkena benda tumpul. Cedera otak ringan adalah
Glaslow Coma Scale < 9 dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit.
Hampir 100% cedera otak berat dan 66% cedera otak sedang
terjadinya cedera otak primer sering kali disertai cedera otak sekunder
dapat disertai dengan peningkatan titer asam laktat dalam jaringan otak
2.2.3 Etiologi
tidak bergerak
diam, seperti pada kasus jatuh atau tabrakan mobil ketika kepala
a. Disoerientasi ringan
tempat mereka berada saat itu, bahkan bisa saja tidak mengenal
dirinya sendiri.
atau koma.
c. Sakit kepala
e. Gangguan pendengaran
a. Oedema pulmonal
b. Kejang Infeksi
Herniasi otak adalah kondisi ketika jaringan otak dan cairan otak
d. Hemiparase
2.2.5 Patofisiologi
Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam atau
cedera otak yang terjadi segera setelah trauma. Cedera kepala primer dapat
Sehingga pasien akan mengeluhkan pusing serta nyeri hebat pada daerah
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan cedera otak menurut
1. Deficit neurologis
otak.
BAB III
3.1 Hasil
teknik head up 30o terhadap peningkatan perfusi jaringan otak pada pasien
jaringan serebral subyek sebelum diberikan terapi head up 30o pada klien
28x/menit, suara nafas tidak ada sumbatan, nafas cepat dan terdapat cuping
jaringan serebral RR 27x/menit, tidak ada sumbatan suara nafas, dan nafas
cepat. Menurut Black & Hawks (2009), bahwa pasien dengan cedera kepala
perfusi jaringan serebral subyek yakni klien 1 dan 2 tidak mengalami sesak.
pada klien ke-2 nilai GCS meningkat yang sebelumnya GCS 12 (somnolen)
masker sederhana dan posisi kepala 30° merupakan tindakan yang tepat
oksigen otak dipengaruhi oleh aliran darah otak. Proteksi otak merupakan
kerusakan sel-sel otak yang diakibatkan oleh keadaan iskemia. Iskemia otak
adalah suatu gangguan hemodinamik yang akan menyebabkan penurunan
otak adalah dengan cara membebaskan jalan nafas dan oksigenasi yang
batas normal. Selain itu, posisi ini lebih efektif untuk mempertahankan
tingkat kesadaran karena sesuai dengan posisi anatomis dari tubuh manusia
dikemukakan oleh Hudak & Gallo (2010) dalam Widiyanto & Yamin
oksigen.
dengan SaO2 90% - < 95%. Setelah pemberian oksigenasi nasal prong
selama 30 menit berada dalam kondisi normal dengan saturasi oksigen 95%
deep breathing terhadap nyeri ckr di igd rumah sakit pku muhammadiyah
gombong” didapatkan bahwa didapatkan hasil uji paired sample t-test pada
pair 1 diperoleh nilai sig.(2-tailed) = 0,000, karena nilai sig < 0,05 maka
tailed) = 0,021, karena nilai sig < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini terlihat bahwa kelompok yang
merupakan keluhan yang sering terjadi, yaitu sekitar 82%. Keadaan nyeri
pasien cidera kepala ringan merasakan releks dan nyaman karena suplai
menurunkan intetitas nyeri yang terjadi pada pasien, baik nyeri ringan
terhadap nyeri kepala pada pasien cedera kepala ringan” Berdasarkan hasil
bahwa sebagian besar responden masih mengalami nyeri pada skala 7-9
dengan intensitas nyeri berat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
nyeri berat, setelah diberikan intervensi terdapat 60% yang mengalami nyeri
sedang, dalam hal ini terjadi penurunan nyeri setelah diberikan intervensi,
> t tabel dimana t hitung 34,293 dan nilai t tabel = 0,45 hasil uji t-test
menghasilkan nilai p=0,000 berarti p<0,05 Hal ini berarti ada beda rerata
Rasa nyeri bisa timbul setiap jenis tindakan operasi, bila tidak diatasi dapat
merasakan nyeri pada saat dibedah, namun setelah operasi selesai pasien
mulai sadar dan ia akan merasakan nyeri pada bagian tubuh yang
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
2.
Publishing
pada Nyeri Post Operasi Fraktur di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta,
http://v1.eprints.ums.ac.id/archive/etd/44867/6
Indonesia.
Kepala Pasca Trauma pada Pasien Cedera Kepala di Rumah Sakit PKU
Yessie dan Andra, 2013, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Cidera Otak
Sedang (Cos ) Dengan Masalah Nyeri Akut (Di Ruang High Care Unit