Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN ANAK


SEKOLAH DENGAN ANAK ISPA

Dosen Pembimbing:
Ns. Herlina M.Kep. Sp.Kep Kom.

Disusun Oleh:
Kelompok 2 B2020
2011165369 Deva Lestiarma S
2011165360 Dwi Oktiviani
2011165358 Hilda Pratiwi
2011165366 Huriyah Isty
2011165355 Laras Sati
2011165251 Muhammad Edo Karefo
2011165348 Patri Cia Yeremia
2011165363 Renika Simamora
2011165372 Raudatul Jannah
2011165351 T. Hidayu Marizal

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Studi Kasus ini dengan
baik. Makalah studi kasus ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga. Tugas studi kasus
ini berisi tentang “Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan Anak Sekolah”
Selama proses penyusunan Makalah studi kasus ini, penulis tidak lepas
dari bimbingan, dukungan dan arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini serta perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 30 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Pembelajaran.................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep ISPA.............................................................................................4
2.1.1 Pengertian ISPA.................................................................................4
2.1.2 Etiologi ISPA.....................................................................................4
2.1.3 Manifestasi Klinis ISPA.....................................................................4
2.1.4 Patofisiologi ISPA..............................................................................5
2.1.5 Pemeriksa Penunjang.........................................................................6
2.1.6 Penatalaksanaan ISPA........................................................................6
2.1.7 Komplikasi.........................................................................................6
2.2 Konsep Keluarga.......................................................................................7
2.2.1 Definisi Keluarga...............................................................................7
2.2.2 Tipe-tipe Keluarga.............................................................................7
2.2.3 Fungsi dalam Keluarga....................................................................11
2.2.4 Tahap dan Tugas Keluarga Dengan Tumbuh Kembang Anak
UsiaSekolah.....................................................................................13
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahap Tumbuh Kembang
Usia Sekolah yang mengalami ISPA......................................................14
2.3.1 Pengkajian........................................................................................14
2.3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................27
2.3.4 Intervensi Keperawatan....................................................................31
2.3.5 Implementasi Keperawatan..............................................................34
2.3.6 Evaluasi Keperawatan......................................................................44
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................51
3.2 Saran........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................52

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih menjadi
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting untuk diperhatikan,
karena merupakan penyakit akut dan bahkan dapat menyebabkan kematian
pada balita di berbagai negara berkembang termasuk negara Indonesia.
Infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus atau bakteri.
Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala:
tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak.
(Sofia, 2017).
Indonesia sebagai daerah tropis berpotensi menjadi daerah
endemic dari beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi
ancaman bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh geografis dapat mendorong
terjadinya peningkatan kasus maupun kematian penderita akibat ISPA,
misalnya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh asap karena
kebakaran hutan, gas buangan yang berasal dari sarana transportasi dan
polusi udara dalam rumah karena asap dapur, asap rokok, perubahan iklim
global antara lain perubahan suhu udara, kelembaban, dan curah hujan
merupakan ancaman kesehatan terutama pada penyakit ISPA (Endah,
2009).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan
dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang
sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris, dapat dikatakan bahwa
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi
sangat berhubungan atau signifikan. Keluarga menempati posisi diantara
individu dan masyarakat sehingga dengan memberikan pelayanan
kesehatan kepada keluarga, perawat mendapatkan dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan
kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian

1
2

pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya


yang ada pada keluarga sehingga dalam pelaksanaan kehadiran perawat
dapat diterima oleh keluarga (Sulistyo Andarmoyo, 2012).
Menurut Friedman, dalam Komang Ayu Henny Achjar, 2012 salah
satu fungsi keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan keluarga. Masalah
kesehatan keluarga saling berkaitan dan akan saling mempengaruhi antara
sesama anggota keluarga. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan
terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Oleh karena
itu peran keluarga sangat mendukung dalam mencapai keberhasilan
perawatan klien.
Dalam ilmu kesehatan, ada beberapa tahap perkembangan keluarga
salah satunya adalah keluarga dengan tahapan perkembangan anak usia
sekolah. Tahap ini dimulai sejak anak berusia 6-13 tahun. Dalam tahap ini
keluarga mempunyai tugas perkembangan diantaranya mensosialisasikan
anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan dan memnuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga. Berdasarkan uraian latar belakang maka penulis tertarik
membuat asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan masalahnya
adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Dengan Anak
Usia Sekolah”?

1.3 Tujuan Pembelajaran


Mahasiswa/i mengetahui dan memahami tentang Asuhan
Keperawatan Pada Keluarga dengan Anak Usia Sekolah.

1.4 Manfaat Penulisan


1) Bagi mahasiswa/i
3

Mahasiswa/i dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan dan


pembelajaran tentang Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Dengan
Anak Usia Sekolah.
2) Bagi institusi
Sebagai sarana pengembangan dan pemahaman ilmu pengetahuan
untuk menunjang proses pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep ISPA
2.1.1 Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan
bagian bawah. Inveksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA
akan menyerang host, apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun.
Penyakit ISPA ini paling banyak di temukan pada anak di bawah lima
tahun karena pada kelompok usia ini adalah kelompok yang memiliki
sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit.
(Karundeng Y.M, et al. 2016).

2.1.2 Etiologi ISPA


Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur.
Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya
bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara
bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas
yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut
menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya
lemah atau belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan
juga menimbulkan risiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang
diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah
rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
lingkungan.

2.1.3 Manifestasi Klinis ISPA


Gambaran klinis secara umum yang sering didapat adalah rinitis,
nyeri tenggorokan, batuk dengan dahak kuning/ putih kental, nyeri
retrosternal dan konjungtivitis. Suhu badan meningkat antara 4-7 hari
disertai malaise, mialgia, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah dan

4
5

insomnia. Bila peningkatan suhu berlangsung lama biasanya menunjukkan


adanya penyulit.
2.1.4 Patofisiologi ISPA
Menurut (Amalia Nurin, dkk, 2014) Perjalanan alamiah penyakit
ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1) Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan
reaksi apa-apa.
2) Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa.
Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan
sebelumnya rendah.
3) Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul
gejala demam dan batuk.
4) Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal
akibat pneumonia.
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia
luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan
yang efektif dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi
maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga
unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel
mukosa dan gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi.
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel
mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-
hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia
adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara),
sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau
lebih). Makrofag banyak terdapat di alveoli dan akan dimobilisasi ke
tempat lain bila terjadi infeksi. Asap rokok dapat menurunkan kemampuan
makrofag membunuh bakteri, sedangkan alkohol akan menurunkan
mobilitas sel-sel ini. Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig
A. Antibodi ini banyak ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi ini
akan memudahkan terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi
6

pada anak. Penderita yang rentan (imunokompkromis) mudah terkena


infeksi ini seperti pada pasien keganasan yang mendapat terapi sitostatika
atau radiasi.Penyebaran infeksi pada ISPA dapat melalui jalan hematogen,
limfogen, perkontinuitatum dan udara nafas.

2.1.5 Pemeriksa Penunjang


Menurut (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015) Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan:
1) Pemeriksaan Darah Rutin
2) Analisa Gas darah (AGD)
3) Foto rontgen toraks
4) Kultur virus dilakukan untuk menemukan RSV

2.1.6 Penatalaksanaan ISPA


1) Keperawatan
Penatalaksanaan meliputi pencegahan, penatalaksanaan keperawatan
meliputi:
a) Istrirahat Total
b) Peningkatan intake cairan
c) Memberikan penyuluhan sesuai penyakit
d) Memberikan kompres hangat bila demam
e) Pencegahan infeksi lebih lanjut
2) Medis
Penatalaksanaan medis meliputi :
a) Sistomatik
b) Obat kumur
c) Antihistamin
d) Vitamin C
e) Espektoran
f) Vaksinasi (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015)
7

2.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ini yaitu asma.
Komplikasi lain yang dapat timbul yaitu:
1) Otitis media
2) Croup
3) Gagal nafas
4) Sindrom kematian bayi mendadak dan kerusakan paru residu
(Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015)

2.2 Konsep Keluarga


2.2.1 Definisi Keluarga
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari individu-individu yang ada di dalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketegantungan untuk mencapai
tujuan bersama (Friedman dalam Komang Ayu Henny Achjar, 2012).
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari individu-
individu yang bergabung dan berinteraksi secara teratur antara satu dengan
yang lain diwujudkan dengan adanya saling ketergantungan dan
berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,
kakak dan nenek (Sulistyo Andarmo, 2011).

2.2.2 Tipe-tipe Keluarga


Secara umum, tipe keluarga dibagi menjadi dua yaitu keluarga
tradisional dan keluarga modern (non tradisional). Keluarga tradisional
memilki anggota keluarga seperti umumnya yaitu kedua orangtua dan
anak. Akan tetapi, struktur keluarga ini tidak serta merta terdapat pada
pola keluarga modern.
8

1) Tipe keluarga tradisional


Tipe keluarga tradisional menunjukkan sifat-sifat homogen,
yaitu keluarga yang memilki struktur tetap dan utuh. Tipe keluarga ini
merupakan yang paling umum kita temui dimana saja, terutama di
negara-negara Timur yang menjunjung tinggi norma-norma. Adapun
tipe keluarga tradisional adalah sebagai berikut:
a) Keluarga inti (Nuclear Family)
Keluarga inti merupakan keluarga kecil dalam satu rumah.
Dalam keseharian, anggota keluarga inti ini hidup dan saling
menjaga. Mereka adalah ayah, ibu, dan anak-anak.
b) Keluarga besar (Exstented Family)
Keluarga besar cenderung tidak hidup bersama-sama dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena keluarga besar
merupakan gabungan dari beberapa keluarga inti yang bersumbu
dari satu kelurga inti. Satu keluarga memiliki beberapa anak, lalu
anak-anaknya menikah lagi dan memilki anak pula.
Seperti pohon yang bercabang, keluarga besar memiliki
kehidupannya masing-masing mengikuti rantingnya. Anggota
keluarga besar ini, semakin lama akan semakin besar mengikuti
perkembangan keluarganya. Anggota keluarga besar misalnya
kakek, nenek, paman, tante, keponakan, cucu dan lain sebagainya.
c) Keluarga tanpa anak (Dyad Family)
Tipe keluarga ini biasanya terjadi pada sepasang suami istri
yang baru menikah. Mereka telah membina hubungan rumah
tangga tetapi belum dikaruniai anak atau keduanya bersepakat
untuk tidak memiliki anak lebih dahulu.
d) Keluarga Single Parent
Single parent adalah kondisi seseorang yang tidak memiliki
pasangan lagi. Hal ini disebabkan karena perceraian atau
meninggal dunia. Akan tetapi, single parent mensyaratkan adanya
anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
e) Keluarga Single Adult
9

Rumah tangga yang terdiri dari seorang dewasa saja.


2) Tipe keluarga modern (nontradisonal)
Keberadaan keluarga modern merupakan bagian dari
perkembangan sosial di masyarakat. Banyak faktor yang
melatarbelakangi alasan muncul keluarga modern. Salah satu faktor
tersebut adalah munculnya kebutuhan berbagi dan berkeluarga tidak
hanya sebatas keluarga inti. Relasi sosial yang sangat luas membuat
manusia yang berinteraksi saling terikat dan terkait. Mereka kemudian
bersepakat hidup bersama baik secara legal maupun tidak. Berikut ini
adalah beberapa tipe keluarga modern.
a) The Unmarriedteenege Mother
Belakangan ini, hubungan seks tanpa pernikahan sering
terjadi di masyarakat kita. Meski pada akhirnya, beberapa
pasangan itu menikah, namun banyak pula yang kemudian memilih
hidup sendiri, misalnya pada akhirnya si perempuan memilih
merawat anaknya sendirian. Kehidupan seorang ibu bersama
anaknya tanpa pernikahan inilah yang kemudian masuk dalam
kategori keluarga.
b) Reconstituded Nuclear
Sebuah keluarga yang tadinya berpisah, kemudian kembali
membentuk keluarga inti melalui perkawinan kembali. Mereka
tinggal serta hidup bersama anak-anaknya baik dari pernikahan
sebelumnya, maupun hasil dari perkawinan baru.
c) The Stepparent Family
Dengan berbagai alasan, dewasa ini kita temui seorang
anak diadopsi oleh sepasang suami istri, baik yang memilki anak
maupun belum. Kehidupan anak dengan orangtua tirinya inilah
yang dimaksud dengan the stepparent family.
d) Commune Family
Tipe keluarga ini biasanya hidup di dalam penampungan
atau memang memilki kesepakatan bersama untuk hidup satu atap.
Hal ini berlangsung dalam waktu singkat sampai dengan waktu
10

yang lama. Mereka tidak memiliki hubungan darah namun


memutuskan hidup bersama dalam satu rumah, satu fasilitas, dan
pengalaman yang sama.
e) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Tanpa ikatan pernikahan, seseorang memutuskan untuk
hidup bersama dengan pasangannya. Namun dalam waktu yang
relatif singkat, seseorang itu kemudian berganti pasangan lagi dan
tetap tanpa hubungan perkawinan.
f) Gay and Lesbian Family
Seseorang yang berjenis kelamin yang sama menyatakan
hidup bersama dengan pasangannya (marital partners).
g) Cohabiting Couple
Misalnya dalam perantauan, karena merasa satu negara atau
suatu daerah, kemudian dua atau lebih orang bersepakatan untuk
tinggal bersama tanpa ikatan pernikahan. Kehidupan mereka sudah
seperti kehidupan keluarga. Alasan untuk hidup bersama ini bisa
beragam.
h) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama dan mereka merasa sudah menikah sehingga
berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anaknya
bersama.
i) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau nilai-nilai
hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya, dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
j) Foster Family
Seorang anak kehilangan orangtuannya, lalu ada sebuah
keluarga yang bersedia menampungnya dalam kurun waktu
tertentu. Hal ini dilakukan hingga anak tersebut bisa bertemu
dengan orangtua kandungnya. Dalam kasus lain, bisa jadi orangtua
11

si anak menitipkan kepada seseorang dalam waktu tertentu


sehingga ia kembali mengambil anaknya.
k) Institusional
Anak atau orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti.
l) Homeless Famiy
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.

2.2.3 Fungsi dalam Keluarga


Friedman dalam Maria H. Bakri (2017) mengelompokkan fungsi
pokok keluarga dalam lima poin yaitu:
1) Fungsi reproduksi keluarga
Sebuah peradaban dimulai dari rumah yaitu dari hubungan
suami-istri terkait pola reproduksi. Sehingga adanya fungsi ini ialah
untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan sebuah
keluarga.
2) Fungsi sosial keluarga
Ialah fungsi yang mengembangkan dan melatih anak untuk
hidup bersosial sebelum meninggalkan rumah dan berhubungan
dengan orang lain. Dalam hal ini, anggota keluarga belajar displin,
norma-norma, budaya dan perilaku melalui interaksi dengan anggota
keluarganya sendiri.
3) Fungsi afektif keluarga
Fungsi ini hanya bisa diperoleh dalam keluarga, tidak dari
pihak luar. Maka komponen yang diperlukan dalam melaksanakan
fungsi afektif yaitu saling mendukung, menghormati, dan saling asuh.
Intinya, antara anggota keluarga satu dengan anggota yang lain
berhubungan baik secara dekat. Dengan cara inilah, seorang anggota
keluarga merasa mendapatkan perhatian, kasih sayang, dihormati,
kehangatan dan lain sebagainya. Pengalaman di dalam keluarga ini
12

akan mampu membentuk perkembangan individu dan psikologis


anggota keluarga.
4) Fungsi ekonomi keluarga
Fungsi ekonomi keluarga meliputi keputusan rumah tangga,
pengelolaaan keuangan, pilihan asuransi, jumlah uang yang digunakan
perencanaan pensiun dan tabungan. Kemampuan keluarga untuk
memilki penghasilan yang baik dan mengelola finansialnya dengan
bijak merupakan faktor kritis untuk kesejaterahan ekonomi.
5) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi ini penting untuk mempertahankan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memilki produktivitas tinggi. Adapun tugas
keluarga dibidang kesehatan yaitu:
a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
Tidak satu pun keluarga yang diperbolehkan menyepelekan
masalah keluarga. Zaman yang semakin maju dan berkembang
juga mendukung hadirnya berbagai penyakit yang dulu tidak
ditemukan. Untuk itu, keluarga harus semakin waspada, tetapi
tidak dalam bentuk mengekang sehingga melarang berbagai hal
untuk anggota keluarganya.
b) Kemampuan keluarga memutuskan tindakan yang tepat bagi
keluarga
Mencari pertolongan untuk anggota keluarga yang sakit merupakan
salah satu peran keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan
yang tepat. Kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan
lembaga kesehatan profesional ataupun praktisi lokal
(dukun/pengobatan alternatif) dan sangat bergantung pada:
(1) Sakit apa yang dirasakan?
(2) Apakah keluarga tidak mampu menanganinya?
(3) Apakah ada kekhawatiran akibat terapi-terapi yang akan
dilakukan?
(4) Apakah keluarga percaya kepada petugas kesehatan?
13

c) Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap keluarga


yang sakit
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dapat dikaitkan dengan
pertanyaan berikut:
(1) Apakah keluarga aktif dalam merawat pasien?
(2) Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang
perawatan yang diperlukan pasien?
d) Kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan keluarga
untuk menjamin kesehatan keluarga
Yang dimaksud di sini adalah bagaimana keluarga menjaga
lingkungan agar bisa dijadikan sebagai pendukung kesehatan
keluarga. Untuk itu keluarga perlu mengetahui tentang sumber
yang dimiliki sekitar lingkungan rumah. Jika memungkinkan untuk
menanam pohon, sebaiknya hal ini dilakukan karena akan
membantu sirkulasi udara dan lain sebagainya.
e) Kemampuan keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan
Pada masyarakat tradisional, keluarga yang sakit memiliki
kecenderungan untuk enggan pergi ke pusat pelayanan kesehatan
yang sudah disediakan pemerintah. Alasan biaya biasanya menjadi
masalah. Akan tetapi belakangan ini, pemerintah telah membuat
program penjaminan kesehatan masyarakat sehingga masalah biaya
bisa diatasi.

2.2.4 Tahap dan Tugas Keluarga Dengan Tumbuh Kembang Anak Usia
Sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari
masa remaja. Untuk mencapai tugas perkembangan yang optimal, keluarga
akan membutuhkan bantuan dari pihak sekolah dan kelompok sebaya
anak.

Tugas-tugas perkembangan keluarga yaitu:


14

1) Menyosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah


dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahap Tumbuh


Kembang Usia Sekolah yang mengalami ISPA
2.3.1 Pengkajian
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bapak S
2. Umur : 38 tahun
3. Alamat dan telepon : Jl Mekar Sari RT 01/RW 03
4. Pekerjaan Kepala Keluarga : buruh bangunan
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
6. Komposisi Keluarga dan Genogram
1. Jenis Hub Pendidikan Imunisasi
2.Nama Kelamin dengan Umur terakhir
KK

1. Ibu A Perempuan Istri 35 thn SMP


2. An.T Laki-Laki Anak 9 thn SD
3. An. S Perempuan Anak 5 thn TK
Hipertensi DM

An T (9thn) An S (5tahun)
ISPA Kesulitan makan
Keterangan: Resiko cedera Resiko cedera
15

: Laki –laki

:Perempuan
:Meninggal

Penjelasan Genogram:
Bapak S merupakan anak kelima dari lima bersaudara, dan Ibu A
merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Saat ini bapak S dan
Ibu A memiliki 2 anak yaitu laki laki dan perempuan yang berumur
9 tahun dan lima tahun. Riwayat keluarga dari Bapak S memiliki
penyakit hipertensi dan meninggal sedangkan riwayat keluarga dari
Ibu A memiliki penyakit DM dan juga meninggal.
7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Bapak S adalah tipe keluarga inti. Menurut
Friedman, Bowden dan Jones (2010), keluarga inti adalah keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya.
8. Suku
Suku bangsa yang dianut oleh keluarga bapak S adalah Minang.
Dan menurut keluarga tidak ada hal pantangan—pantangan
terhadap makanan. Dan keluarga biasanya menggunakan bahasa
minang dan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
9. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah
dengan baik.
a. Status sosial
Keluarga bapak S termasuk keluarga yang sering bersosialisasi
dengan tetangga rumhanya dimana tetangga bapak S
kebanyakan berasal dari suku minang. Dan bapak S juga aktif
mengikuti gotong royong dan bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar rumahnya.
16

b. Status ekonomi
Bapak S bekerja sebagai buruh bangunan dan istrinya sebagai
penjual gorengan. Bapak S dan istinya mengatakan cukup
untuk membiayai hidup sehari-hari.
c. Aktivitas rekreasi
Ibu A mengatakan tidak ada aktivitas rekreasi rutin yang
mereka jalani setiap minggunya. Namun kadang kala di hari
libur atau tanggal merah, mereka kadang pergi jalan-jalan.
Namun mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah
menonton TV dan bermain gadget.
B. Riwayat dan Tahap Perkembanagan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan
anak sekolah. Bapak S memiliki dua orang anak, yang paling tua
berumur 9 tahun dan anak kedua berumur 5 tahun. Menurut Duvall
Miller (1985 dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003), tugas
perkembangan keluarga pada tahap keluarga anak sekolah adalah
membantu sosialisasi anak seperti tetangga, sekolah dan
lingkungan; mempertahankan keintiman pasangan; memenuhi
kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarga.
2. Tugas Perkembangan Keluarga
Menurut Ibu A, tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi saat ini adalah keluarga belum mampu memenuhi
kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, terutama
kebutuhan sehari-hari dan pembiayaan sekolah anak.
3. Riwayat Keluarga Inti
Bapak S dan Ibu A menikah pada tahun 2011. Mereka pada
awalnya bertemu di tempat kerja yang sama yaitu di sebuah pabrik.
Dan mereka mengatakan dari keluarga Bapak S memiliki riwayat
17

keluarga dengan hipertensi sedangkan Ibu A memiliki riwayat


keluarga dengan DM.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Orangtua dari keluarga Bapak S dan Ibu A sudah meninggal
karena penyakit hipertensi dan DM.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Bapak S adalah rumah permanen, lantai keramik dengan
luas 10x 14 m dengan atap menggunakan seng. Ada 3 kamar dalam
rumah Bapak S, 1 kamar utama dan 2 lagi kamar anak-anak. Ada 1
dapur dan 1 kamar mandi. Ada jamban di dalam kamar mandi,
dapur, gudang, dan ruang tamu. Saluran pembuangan dialirkan ke
tempat pembuangan septi tank. Jarak antara sumur dengan septi
tank kurang lebih 10 meter.
Rumah Bapak S mendapat cukup cahaya matahari dan ventilasi
karena jendela rumah sering terbuka. Penerangan di rumah
menggunakan listrik. Keluarga mempunyai pembuangan sampah
terbuka, biasanya sampah-sampah rumah tangga akan dibuang ke
plastik hitam dan akan dibuang ke tempat pembuangan sampah
jika sudah penuh. Air yang digunakan untuk makan, minum dan
mandi sehari-hari adalah air sumur. Terdapat fasilitas kesehatan di
lingkungan rumah yaitu posyandu, rumah bidan, praktek dokter,
dan puskesmas. Fasilitas kesehatan tersebut dapat dijangkau
dengan menggunakan motor dan berjalan kaki.
18

Denah Rumah Keluarga Bapak S


Kamar Kamar
tidur mandi

Ruang tamu

Kamar Gudang
tidur
Kamar Dapur
tidur

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Ibu A mengikuti kegiatan arisan,, kerja bakti di lingkungan rumah.
Hubungan bersama antar tetangga terjalin baik, saling
menghormati dan kerukunan terjalin.
3. Mobilitas Geografi
Bapak S Lahir di Padang Panjang dan dibesarkan di Padang
Panjang namun semenjak menikah dengan Ibu A mereka pindah
dan menetap di Pekanbaru sampai sekarang.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Perkumpulan anggota keluarga biasanya dilaksanakan pada malam
hari sewaktu makan malam. Dan kegiatan yang ada di
lingkungannya juga sering keluarga Bapak S mengikutinya.
19

D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Pola komunikasi cukup baik dimana pengambilan keputusan
melibatkan keputusan bersama dan musyawarah dan mereka jarang
mengatakan jarang bertengkar.
2. Struktur Kekuatan
Antar anggota keluarga saling menghormati dan menghargai dan
pengambilan keputusan berdasarkan keputusan bersama.
3. Struktur Peran
Bapak S berperan sebagai kepala keluarga, suami dan pencari
nafkah. Ibu A berperan sebagai ibu rumah tangga dan An. T dan
An. S berperan sebagai anak.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Bapak S menerapkan nilai dan norma keluarga yang
berlaku menurut ajaran agama Islam dan budaya yang berlaku dan
aturan yang ada di masyarakat.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Bapak S saling menyayangi dan saling pengertian satu
sama lain.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bapak S mengatakan tidak ada masalah dengan tetangga
maupun masyarakat sekitar tempat tinggal keluarga Bapak S.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Ibu A mengatakan anaknya An. S yang berumur lima tahun
sangat sulit untuk makan nasi. Ibu A mengatakan anaknya lebih
suka makan jajanan dan permen-permen. An. S kadang menangis
jika disuruh untuk makan. Namun kadang Ibu A membawa nasi
An. S sambil berjalan-jalan ke tempat tetangga agar An. S mau
makan. Namun hal tersebut juga kadang tidak berhasil membuat
20

An. S mau makan, sehingga Ibu A takut anaknya bertambah kurus


dan lemas.
Ibu A juga mengeluhkan anaknya An. T yang saat ini
mengalami pilek dan batuk, menurut Ibu A , An. T yang pulang
sekolah bermain hujan menjadi penyebab pilek dan batuk. Menurut
ibu A, An. T sudah diberikan obat batuk dari warung namun
hingga saat ini An. T masih terlihat batuk dan pilek, ibu A juga
tidak mengetahui tentang ISPA, yang diketahui ibu A yaitu batuk
dan pilek.
Ibu A juga mengkhawatirkan anaknya mengalami cedera
karena rumahnya dekat dengan jalan umum. Sehingga ibu A
khawatir jika anaknya mengalami cedera akibat rumahnya dekat
dengan jalanan umum.
4. Fungsi Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga Bapak S
menggunakan penghasilan yang diperoleh untuk kebutuhan.

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek
Menurut Ibu A yang menjadi beban pikirannya sekarang adalah
bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi biaya
pendidikan anaknya yang semakin besar. Ibu A menyatakan bahwa
ia hanya berharap semua keperluan dan kebutuhan anak-anaknya
dapat terpenuhi tanpa harus berhutang dan meminjam pada orang
lain.
2. Stressor jangka panjang
Menurut Ibu A yang menjadi beban pikirannya adalah bagaimana
memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama biaya pendidikan
anaknya yang semakin meningkat, biaya kesehatan jika ada yang
sakit sehingga keluarganya dapat berobat dengan cara yang terbaik
tanpa harus terhalang karena biaya. Ibu A juga mengeluhkan
21

bahwa suaminya adalah buruh bangunan yang berpenghasilan tidak


menentu.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Menurut Ibu A, jika ada masalah di keluarganya maka Bapak S
akan mencari dan menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah
dan melibatkan Ibu A dalam mengambil keputusan. Jika masalah
mengenai biaya, Ibu A biasanya selalu menabung walaupun sedikit
demi sedikit dan ketika benar-benar dibutuhkan maka tabungan
tersebut akan dipakai.
4. Strategi koping yang digunakan
Menurut Ibu A, jika ada masalah yang membebani pikirannya, Ibu
A selalu membicarakannya dengan Bapak S. Begitu juga dengan
Bapak S. Bapak S selalu berusaha menyelesaikan apapun masalah
yang dihadapi keluarga, Bapak S tidak pernah mencoba meminta
bantuan keluarga besar atau tetangganya untuk menyelesaikan
masalahnya. Ibu A juga selalu berdoa agar diberi kemudahan dan
jalan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
5. Strategi adaptasi fungsional
Adaptasi disfungsional yang terkadang dilakukan Ibu L adalah
marah kepada anaknya jika anaknya terlalu nakal dan tidak mau
mendengarkan nasehat ibu.
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Bapak S Ibu A An. T An. S
Fisik
Umum Sehat Sehat ISPA Kurus
1. Penampilan
umum
Kesadaran CM CM CM CM
Cara berpakaian Rapi Rapi Rapi Rapi
Kebersihan Bersih Bersih Bersih Bersih
personal
Postur dan cara Postur tubuh Postur tubuh Postur tubuh Postur tubuh
berjalan tegak, tegak, tegak, tegak,
simetris dan simetris dan simetris dan simetris dan
22

berjalan berjalan berjalan berjalan


tanpa tanpa tanpa tanpa
bantuan bantuan bantuan bantuan
Bentuk dan Terlihat Proporsional, Terlihat Terlihat
ukuran tubuh gemuk sesuai gemuk sedikit kurus
dengan tinggi
badan
TB: 155 cm TB: 155 cm TB: 149 cm TB: 121 cm
BB: 61 kg BB: 55 kg BB: 42 kg BB: 19 kg
TTV TD: 130/80 TD: 120/80 TD: - TD: -
HR: 88x/i HR: 78x/i HR: 98x/i HR: 102x/i
RR: 18x/i RR: 20x/i RR: 26x/i RR: 28x/i
T: 36,3°C T: 36,4°C T: 36,2°C T: 36,8°C
2. Status
mental dan
cara
berbicara
Status emosi Stabil Stabil Stabil Stabil
Orientasi Dapat Dapat Dapat Dapat
mengenal mengenal mengenal mengenal
waktu, waktu, waktu, waktu,
tempat dan tempat dan tempat dan tempat dan
orang orang orang orang
Gaya bicara Bicara Bicara Bicara Bicara
dengan dengan dengan dengan
gerakan dan gerakan dan gerakan dan gerakan dan
lancer lancar lancer lancar
Pemeriksaan Kulit terlihat Kulit terlihat Kulit terlihat Kulit terlihat
kulit bersih, bebas bersih, bebas bersih, bebas bersih, bebas
dari bau dari bau dari bau dari bau
badan, warna badan, warna badan, warna badan, warna
sawo matang, kuning sawo matang, kuning
tidak ada lesi langsat, tidak tidak ada lesi langsat, tidak
ada lesi ada lesi
Kuku Kuku bersih Kuku bersih Kuku bersih Kuku bersih
terawat, rata, terawat, rata, terawat, rata, terawat, rata,
CPR < 3 CPR < 3 CPR < 3 CPR < 3
detik detik detik detik
Pemeriksaan
Kepala
Bentuk dan Muka Muka Muka Muka
sensori simetris, simetris, simetris, simetris,
gerakan pipi, gerakan pipi, gerakan pipi, gerakan pipi,
23

rahang, alis rahang, alis rahang, alis rahang, alis


simetris simetris simetris simetris
Rambut Rambut Rambut Rambut Rambut
pendek, pendek, pendek, pendek,
rambut rambut rambut rambut
bersih, dan bersih, dan bersih, dan bersih, dan
penyebaran penyebaran penyebaran penyebaran
rambut rambut rambut rambut
merata merata merata merata
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
sklera tidak sklera tidak sklera tidak sklera tidak
ikterik, klien iketrik, reflek iketrik, reflek iketrik, reflek
mengalami pupil normal, pupil normal, pupil normal,
Strabisnus, klien tidak klien tidak klien tidak
klien tidak menggunaka menggunaka menggunaka
menggunaka n kacamata, n kacamata, n kacamata,
n kacamata, mata masih mata masih mata masih
mata masih dapat melihat dapat melihat dapat melihat
dapat melihat dengan jelas. dengan jelas. dengan jelas.
dengan jelas
Hidung Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
simetris, simetris, simetris, simetris,
warna kulit warna kulit warna kulit warna kulit
sama dengan sama dengan sama dengan sama dengan
kulit kulit kulit kulit
sekitarnya, sekitarnya, sekitarnya, sekitarnya,
jalan nafas jalan nafas jalan nafas jalan nafas
paten, tidak paten, tidak paten, tidak paten, tidak
terdapat lesi. terdapat lesi terdapat lesi terdapat lesi
Telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga
simetris kiri simetris kiri simetris kiri simetris kiri
dan kanan, dan kanan, dan kanan, dan kanan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
klien masih klien masih klien masih klien masih
dapat dapat dapat dapat
mendengar mendengar mendengar mendengar
dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik
Mulut Bibir Bibir Bibir Bibir
simetris, simetris, simetris, simetris,
mukosa agak mukosa agak mukosa agak mukosa agak
24

lembab dan lembab dan lembab dan lembab dan


tidak pucat tidak pucat tidak pucat tidak pucat
dan gigi dan gigi dan gigi dan gigi
tampak tampak tampak tampak
bersih bersih bersih bersih
Leher Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
warna sama warna sama warna sama warna sama
dengan kulit, dengan kulit, dengan kulit, dengan kulit,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
tiroid dan tiroid dan tiroid dan tiroid dan
getah bening getah bening getah bening getah bening
Dada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
(cardiovaskular suara suara suara suara
) tambahan tambahan tambahan tambahan
Perut Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
sedikit buncit sedikit buncit sedikit buncit sedikit buncit
Palpasi: tidak Palpasi: tidak Palpasi: tidak Palpasi: tidak
ada teraba ada teraba ada teraba ada teraba
massa massa massa massa
Perkusi: Perkusi: Perkusi: Perkusi:
terdengar terdengar terdengar terdengar
timpani timpani timpani timpani
Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi:
BU: 7x/i BU: 7x/i BU: 7x/i BU: 7x/i
Genitalia dan Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
anus
Ekstremitas
Ekstremitas Bahu Bahu Bahu Bahu
atas dan bawah simetris, simetris, simetris, simetris,
dapat dapat dapat dapat
mengangkat mengangkat mengangkat mengangkat
beban dengan beban dengan beban dengan beban dengan
baik baik baik baik

H. Harapan Keluarga
Keluarga mengharapkan dengan adanya asuhan keperawatan
pada keluarga ini, keluarga dapat memperoleh informasi tambahan
mengenai status kesehatannya.
25

I. Analisa Data
DATA MASALAH KEPERAWATAN
DS: Ketidakefektifan manajemen
- Ibu A mengatakan beberapa hari kesehatan pada An.T keluarga Tn. S
terakhir ini An. T mengalami dengan ISPA
batuk
- Ibu A mengatakan ISPA adalah
batuk pilek
- Ibu A mengatakan akan berusaha
terlebih dahulu memberikan An. T
makanan bergizi namun jika An. T
batuk terus menerus keluarga
menggunakan obat-obatan yang
dibeli di warung seperti bodrexin
- Ibu A mengatakan kalau An. T
batuk dan pilek maka Ibu A
membeli obat seperti bodrexin
- Keluarga mengatakan belum
melakukan perubahan lingkungan
terkait pencegahan dan
penanganan ISPA karena keadaan
lingkungan rumah yang tidak
memadai
- Ibu A mengatakan belum pernah
memeriksakan kesehatan An. T ini
terkait ISPA-nya karena belum
sampai seminggu dan keluarga
masih menggunakan obat warung
seperti bodrexin

DO:
- Pemeriksaan auskultasi paru
terdengar suara nafas krekels pada
paru kanan An. T
- Berdasarkan hasil observasi An. T
tampak batuk dan terdapat sekret
- TTV An. T
26

RR: 20x/i
T: 36,6°C
DS: Risiko ketidakseimbangan nutrisi:
- Ibu A mengatakan An. S sulit kurang dari kebutuhan tubuh pada An.
makan kalau tidak diinginkan S keluarga Bapak S
- Ibu A mengatakan An. S banyak
makan jika lauknya ayam dan sulit
untuk makan sayur
- Ibu A mengatakan cemas dengan
kondisi anaknya saat ini, karena
Ibu A takut anaknya kekurangan
gizi dan lemas saat beraktivitas
- Ibu A juga bingung apa yang
dilakukan supaya anaknya
bernafsu untuk makan
- Ibu A mengatakan tidak
mengetahui mengenai masalah
kesulitan makan secara pasti.
Menurut Ibu A, tanda dan gejala
tampak kurus
- Ibu A sudah berusaha memberikan
makanan yang disukai anak seperti
ayam namun biasanya nasinya
bersisa, An. S hanya memakan
ayamnya saja
- Keluarga tidak mampu
menyebutkan cara perawatan pada
anak dengan masalah kesulitan
makan, Ibu A mengingatkan saja
karena tampak An. S tidak nafsu
untuk makan dan tidak pernah
memberi obat tradisional
- Keluarga mengatakan sudah
memberikan makanan yang
disukai pada An. S namun
keluarga belum mampu
memodifikasi cara penyajian
makanan sehingga lebih
memotivasi An. S untuk makan
- Keluarga mengatakan belum
pernah memeriksakan kesehatan
An. S terkait kasus gizinya.
27

DO:
- An. S tampak kurus
- TB: 121 cm
- BB: 19 kg
- IMT: 13,0
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada An.T keluarga Tn. S
dengan ISPA
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada
An. S keluarga Bapak S

2.3.3 Skoring
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada An.T keluarga Tn. S
dengan ISPA
NO KRITERIA PERHITUNGAN SKORING PEMBENARAN
1 Sifat masalah Masalah kesehatan
: Aktual (3) An.T sudah terjadi
dalam beberapa hari
3/3 x 1 terakhir, dan belum
1
sembuh setelah
diberikan obat yang
dibeli di warung oleh
ibu A
2 Kemungkina 1/2 x 2 1 Kondisi lingkungan
n masalah rumah yang tidak
untuk memadai untuk
diubah : dimodifikasi menjadi
Sebagian (1) salah satu faktor
memperpanjangnya
masa infeksi pada
saluran pernapasan
atas An.T, namun
masalah kesehatan ini
masih dapat
diupayakan
penyelesaiannya
28

dengan cara
membawa An.T
memeriksakan diri ke
faskes mengingat
bahwa Ibu A belum
pernah membawa
anaknya periksa dan
hanya memberi obat
yang dibeli di warung.
3 Potensial Masalah kesehatan
masalah yang dialami An.T
untuk belum termasuk dalam
dicegah : fase kronik sehingga
Cukup (2) masih bisa diupayakan
2/3 x 1 2/3
untuk diselesaikan
secara medikasi bila
diperiksakan di
fasilitas pelayanan
kesehatan.
4 Menonjolnya Masalah ini perlu
masalah : segera diselesaikan
2/2 x 1
Masalah agar tidak semakin
1
berat, harus memperburuk kondisi
segera serta prognosis
ditangani (2) penyakit An.T
Total skor 3 2/3

2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada


An. S keluarga Bapak S
NO KRITERIA PERHITUNGAN SKORING PEMBENARAN
1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah yang terjadi
: Resiko (2) pada An.S bisa
mengakibatkan terjadi
nya kurang gizi
29

karena An.S yang


susah untuk makan
dan hanya mau makan
jika lauk nya ayam
dan sulit makan sayur
serta terlihat kondisi
An.S tampak kurus
2 Kemungkina Pengetahuan yang
n masalah dimiliki keluarga
untuk mengenai cara
diubah : perawatan pada anak
Sebagian (1) dengan masalah
kesulitan makan
masih terlihat kurang
dan ibu A belum
mampu untuk
memodifikasi
1/2 x 2
makanan agar An.S
1
memiliki nafsu makan
yang baik. Namun
masalah kesehatan ini
masih dapat diatasi
dengan pemberian
penkes dan
menganjurkan ibu.A
untuk memeriksakan
kesehatan gizi An.S di
fasilitas kesehatan
yang ada.
3 Potensial 2/3 x 1 2/3 Masalah yang terjadi
masalah pada An. S masih bisa
untuk diatasi yaitu dengan
dicegah : melakukan pemberian
30

Cukup (2) penkes kepada


keluarga dan tetap
menganjurkan ibu A
untuk membawa anak
An.S ke fasilitas
kesehatan untuk
memeriksa kesehatan
An.S
4 Menonjolnya Penanganan masalah
masalah : yang terjadi tidak
Ada masalah dikategorikan berat
tetapi tidak dan cukup dilakukan
perlu pemberian penkes
1/2 x 1
ditangani (1) kepada ibu A agar
1/2
mampu mengetahui
cara memodifikasi
makanan dan
mengetahui penyebab
An. S mengalami
tidak nafsu makan.
Total skor 2 5/6

Berdasarkan hasil perhitungan skoring, maka diagnosa keperawatan yang


muncul pada keluarga Tn. E berdasarkan urutan prioritas adalah:
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada An.T keluarga Tn. S dengan
ISPA
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S
keluarga Tn. S
31

2.3.4 Intervensi Keperawatan

DIAGNOASA TUJUAN INTERVENSI


No
KEPERAWATAN DAN KRITERIA HASIL (NOC) KEPERAWATAN (NIC)
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukannya tindakan keperawatan, Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
manajemen kesehatan pada keluarga mampu mengenal masalah tentang dengan memberikan pendidikan kesehatan
An.T keluarga Tn. S dengan penyakit ISPA tentang ISPA : Pengertian, etiologi, tanda dan
ISPA gejala, dampak dan cara penatalaksanaanya.
Keluarga mampu memutuskan untuk merawat, Keluarga mampu memutuskan untuk merawat
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan dengan anggota keluarga yang sakit dengan ISPA
berpartisipasi dalam memutuskan perawatan
kesehatan untuk anggota keluarga dengan masalah
ISPA
Keluarga mampu merawat anggota keluarga untuk Keluarga mampu merawat anggota keluarga
meningkatkan kesehatan yang sakit dan memberikan dukungan dalam
meningkatkan status kesehatan dengan:
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
perawatan pada penyakit ISPA
2. Demosntrasikan teknik batuk efektif untuk
pengeluaran sekret
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan: kontrol Keluarga mampu memodifikasi lingkungan:
risiko, keamanan dan kenyamanan dan kontrol memodifikasi lingkungan rumah yang aman
lingkungan untuk menciptakan suasana yang dan nyaman
nyaman

Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan: Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas


32

pengetahuan tentang sumber kesehatan, perilaku kesehatan: mengunjungi fasilitas kesehatan


mencari pelayanan kesehatan, partisipasi keluarga untuk melakukan pengobatan dan konseling.
dalam perawatan keluarga.
2 Risiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi keperawatan, keluarga Keluarga mampu mengenal masalah tentang
nutrisi: kurang dari mampu mengenal tentang gizi kurang gizi kurang :
kebutuhan tubuh pada An. S  Pendidikan kesehatan tentang gizi kurang:
keluarga Bapak S pengertian, pnyebab, tanda dan gejala,
klasifikasi, dampak yang ditimbulkan
Keluarga mampu memutuskan masalah untuk Keluarga mampu memutuskan untuk merawat,
merawat, meningkatkan atau memperbaiki meningkatkan atau memperbaiki kesehatan:
kesehatan dengan berpartisipasi dalam memutuskan  Jelaskan pada keluarga mengenai
perawatan kesehatan tindakan yang harus dilakukan saat anak
menderita kekurangan gizi.
 Bimbing dan motivasi keluarga untuk
mengambil keputusan menangani
masalah gizi kurang

Keluarga mampu merawat anggota kluarga untuk Keluarga mampu untuk merawat anggota
meningkatkan kesehatan keluarga yang sakit untuk meningkatkan
kesehatan.
 Jelaskan pada keluarga cara
meningkatkan nafsu makan anak:
menyajika makanan dalam bentuk yang
menarik, memberikan makanan sedikit
tapi sering, sajikan makanan yang
33

hangat.
 Demontrasikan bersama keluarga cara
membuat makanan yang menarik
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan keluarga mampu memodifikasi lingkungan
 Ajarkan keluarga cara memodifikasi ruang
makan yang menyenangkan bagi anak.
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan: Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
Pengetahuan tentang sumber kesehatan, perilaku kesehatan:
mencari  Pendidikan kesehatan tentang macam-
macam fasilitas kesehatan yang dapat
dikunjungi untuk konsultasi masalah
kesehatan gizi pada anak.
 Mendukung keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan
dengan melakukan konsultasi
kepelayanan kesehatan terdekat.

2.3.5 Implementasi Keperawatan


34

No DIAGNOSA HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI
. KEPERAWATAN TANGGAL
1. Ketidakefektifan Rabu, 01 Desember Memberikan pendidikan kesehatan kepada S : Ny. A mengatakan :
manajemen kesehatan 2021 Pukul 10.00 – keluarga Tn. S tentang ISPA: 1. “Penyakit ISPA adalah infeksi
pada An.T keluarga Tn. 11.00 Wib 1. Menjelaskan pengertian ISPA: ISPA saluran pernafasan akut atau
merupakan infeksi saluran pernafasan peradangan pada saluran
S dengan ISPA
akut atau disebut juga peradangan pernafasan“
yang menyerang satu komponen 2. “Penyebab ISPA adalah virus,
saluran pernafasan, tepatnya bakteri dan jamur”
pernafasan bagian atas 3. “Gejalanya adalah batuk, pilek
2. Menjelaskan penyebab ISPA: demam, sesak nafas”
penyebab utama ISPA adalah virus, 4. “ISPA kalau tidak diatasi akan
jamur, bakteri dan penyebab lainnya menyebabkan nafsu makan
karena tertulat penderita lain, belum turun, pneumonia, gagal nafas
imunisasi lengkap, kurang gizi, tinggal hingga kematian”
dilingkungan yang kurang sehat, 5. “untuk mengatasinya bisa
kebiasaan jajan sembarangan. dilakukan dengan istirahat yang
3. Menjelaskan tanda dan gejala ISPA: cukup, makan makanan yang
gejala umum ISPA adalah batuk, bergizi, memberikan obat sesuai
pilek, demam, nafas cepat, sesak resep dokter”
nafas, badan pegal, sakit tenggorokan,
sakit kepala O:
4. Menjelaskan dampak ISPA jika tidak 1. Ny. A tampak mengerti tentang
diatasi: nafsu makan menurun, badan apa yang dijelaskan
lesu, rewel, pertussis, pneuomonia, 2. Ny. A tampak menganggukan
bronchitis, gagal nafas hingga kepalanya saat penjelasan
kematian 3. Ny. A mampu menyebutkan 3
dari 6 penyebab ISPA
35

5. Menjelaskan penatalaksanaan ISPA : 4. Ny. A mampu menyebutkan 4


istirahat yang cukup, jika demam dari 7 gejala ISPA
berikan penurun panas, berikan anak 5. Ny. A mampu menyebutkan 4
makanan yang sehat dan bergizi, dari 7 dampak jika ISPA tidak
berikan obat batuk dan pilek sesuai diatasi
anjuran dokter 6. Ny. A mampu menyebutkan 3
dari 4 penatalaksanaan penyakit
ISPA

A: Masalah sudah diatasi,


Implementasi telah dilakukan
P:
1. Mengevaluasi pengetahuan Ny.
A terkait pengertian, penyebab,
gejala, dampak dan
penatalaksanaan penyakit ISPA
2. Melanjutkan implementasi
Membantu keluarga untuk
memutuskan merawat anggota
keluarga yang sakit
Rabu, 01 Desember Membantu keluarga untuk memutuskan S : Ny. A mengatakan :
2021 Pukul 14.00 – merawat anggota keluarga yang sakit: 1. Ny. A menyebutkan tentang
15.00 Wib mengarahkan keluarga untuk mengambil pengambilan keputusan segera
keputusan jika sakit untuk segera membawa untuk mengatasi penyakit ISPA
kepelayanan kesehatan terdekat pada anaknya adalah: “jika
penyakit anaknya kambuh atau
tidak berkurang maka keluarga
perlu mengambil tindakan
36

segera untuk membawa ke


pelayanan kesehatan terdekat”

O:
1. Keluarga Ny. A mampu
memutuskan merawat anggota
keluarganya dengan ISPA

A: Masalah sudah diatasi,


Implementasi telah dilakukan

P:
1. Mengevaluasi terkait
kemampuan keluarga untuk
memutuskan merawat
anggota keluarga yang sakit
2. Melanjutkan implementasi
mengajarkan keluarga untuk
melakukan teknik batuk
efektif untuk pengeluaran
secret
Kamis, 02 Membantu keluarga merawat anggota S :
Desember 2021 keluarga yang sakit dan memberikan 1. Ny. A mengatakan bahwa telah
Pukul 10.00 – dukungan dalam meningkatkan status mengerti cara melakukan batuk
efektif dengan benar untuk
11.00 Wib kesehatan : mengajarkan teknik batuk efektif
pengeluaran sekret
untuk pengeluaran sekret 2. Ny. A mengatakan telah
mengetahui manfaat dari teknik
37

batuk efektif
3. An. T mengatakan bisa
melakukan teknik batuk efektif

O:
1. Ny. A tampak mengerti dan
menganggukan kepalanya
2. Ny. A mampu menjelaskan cara
batuk efektif yang benar
3. Ny. A mampu mempraktikan
cara batuk efektif
4. An. A mampu mempraktekkan
cara batuk efektif

A : Implementasi dilakukan

P: Mengajarkan keluarga tentang


modifikasi lingkungan dan pemanfaatan
fasilitas kesehatan

Jumat, 04 Membantu keluarga untuk memodifikasi S :


Desember 2021 lingkungan dalam hal: rumah bersih, rapi dan 1. Ny. A mengatakan “bahwa
Pukul 10.00 – tenang, pencahayaan yang bagus serta modifikasi lingkungan yang
ventilasi yang baik. dapat dilakukan adalah rumah
11.00 Wib
yang rapi, pencahayaan yang
Membantu memanfaatkan fasilitas kesehatan: baik dan ventilasi”
2. Ny. A mengatakan bahwa jika
puskesmas, klinik/praktik dokter dan rumah
38

sakit sakit dapat memanfaatkan


fasilitas kesehatan seperti
puskesmas dan klinik
3. Ny. A mengatakan sudah punya
kartu BPJS dan kalau berobat
kepuskesmas dan rumah sakit
O:
1. Ny. A tampak mengerti dan
menganggukan kepalanya
2. Ny. A terlihat memahami apa
yang disampaikan
3. Ny. A mampu menyebutkan 3
dari 4 cara modifikasi
lingkungan untuk penyakit ISPA

A: Implementasi dilakukan

P:
1. Mengevaluasi kembali
pengetahuan keluarga
2. Membuat kontrak untuk
diagnosa selanjutnya

2. Risiko Senin, 06 desember Memberikan pendidikan kesehatan kepada S : Ny. A mengatakan :


ketidakseimbangan keluarga Tn. S tentang gizi kurang : 1. “Penyakit Gizi kurang adalah
2021 Pukul 15.00 –
nutrisi: kurang dari 1. Menjelaskan pengertian GIZI kurang: tubuh tidak mendapatkan zat-zat
16.00 gizi kurang merupakan zat-zat gizi gizi yang dibutuhkan sehingga
kebutuhan tubuh pada
yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga terjadi perubahan tubuh seperti
An. S keluarga Bapak S
39

terjadi perubahan tubuh (kurus, kurus, lemah, pucat.”


lemah,pucat) 2. “Penyebab gizi kurang adalah
2. Menjelaskan penyebab Gizi kurang : kurang makan, makanan tidak
penyebab utama Gizi kurang adalah seimbang, salah dalam
kurang makan, makanan yang tidak mengelola makanan”
seimbang, makanan yang tidak teratur, 3. “Gejalanya adalah badan kurus,
salah dalam mengelola makanan. kulit kering kusam, lemas dan
3. Menjelaskan tanda dan gejala kurang pucat”
Gizi : Badan kurus, kulit kering 4. “gizi kurang kalau tidak diatasi
kusam, lemas dan pucat, mata akan menyebabkan tumbuh
bengkak, kaki dan tangan bengkak, kembang anak menjadi
pertumbuhan lambat. terhambat, anak mudah sakit”
4. Menjelaskan dampak kurang Gizi jika 5. “untuk mengatasinya bisa
tidak diatasi: tumbuh kembang anak dilakukan dengan memberikan
menjadi terhambat, anak mudah sakit, makan tiga sampai empat kali
perkembangan IQ anak terhambat, sehari, memvariasikan makanan
meninggal dalam usia Dini. sehari- hari dengan menu
seimbang dan mengandung
Menjelaskan penatalaksanaan Gizi kurang : kalori ”
Memberikan makan tiga sampai empat kali
O:
sehari, makanan untuk anak tidak 1. Ny. A tampak mengerti tentang
menggunakan bumbu perangsang apa yang dijelaskan
2. Ny. A tampak menganggukan
(asam/pedas), memvariasikan makanan kepalanya saat penjelasan
sehari-hari dengan menu yang seimbang dan 3. Ny. A mampu menyebutkan 3
dari 5 penyebab Gizi kurang
mengandung kalori dan protein, penimbangan 4. Ny. A mampu menyebutkan 3
40

secara teratur ke fasilitas kesehatan, dan jika dari 6 gejala Gizi kurang
7. Ny. A mampu menyebutkan 2
anak sakit segera dibawa ke fasilitas
dari 4 dampak jika Gizi kurang
kesehatan. tidak diatasi
8. Ny. A mampu menyebutkan 2
dari 3 penatalaksanaan penyakit
Gizi kurang

A: Masalah sudah diatasi,


Implementasi telah dilakukan
P:
1. Mengevaluasi pengetahuan Ny.
A terkait pengertian, penyebab,
gejala, dampak dan
penatalaksanaan Gizi kurang
2. Melanjutkan implementasi
Membantu keluarga untuk
memutuskan merawat anggota
keluarga yang sakit
Senin, 06 desember Membantu keluarga untuk memutuskan S : Ny. A mengatakan :
2. Ny. A menyebutkan tentang
2021, Pukul 16.00- merawat anggota keluarga yang sakit:
pengambilan keputusan segera
17.00 mengarahkan keluarga untuk mengambil untuk mengatasi Gizi kurang
pada anaknya adalah: “jika
keputusan jika sakit untuk segera membawa
penyakit anaknya kambuh atau
kepelayanan kesehatan terdekat tidak berkurang maka keluarga
perlu mengambil tindakan
segera untuk membawa ke
41

pelayanan kesehatan terdekat”

O:
2. Keluarga Ny. A mampu
memutuskan merawat anggota
keluarganya dengan Gizi kurang

A: Masalah sudah diatasi,


Implementasi telah dilakukan

P:
1. Mengevaluasi terkait
kemampuan keluarga untuk
memutuskan merawat anggota
keluarga yang sakit
2. Melanjutkan implementasi
mengajarkan keluarga untuk
cara pengolahan makanan dan
cara memasak yang tepat.
Selasa, 07 des 2021 Membantu keluarga merawat anggota S :
1. Ny. A mengatakan bahwa telah
Pukul 13.00–14.00 keluarga yang sakit dan memberikan
mengerti cara mengolah bahan
dukungan dalam meningkatkan status makanan
2. Ny. A mengatakan telah
kesehatan : mengajarkan keluarga cara
mengetahui manfaat dari
pengolahan makanan pengolahan makanan yang tepat
3. An. T mengatakan bisa
melakukan pengolahan
42

makanan yang tepat

O:
1. Ny. A tampak mengerti dan
menganggukan kepalanya
2. Ny. A mampu menjelaskan cara
pengolahan mkanan yang benar
3. Ny. A mampu mempraktikan
cara pengolahan makanan

A : Implementasi dilakukan

P: Mengajarkan keluarga tentang


modifikasi lingkungan dan pemanfaatan
fasilitas kesehatan

Rabu, 07 Des 2021 Membantu keluarga untuk memodifikasi S :


lingkungan dalam hal: ruang makan yang 1. Ny. A mengatakan “bahwa
Pukul 15.00- 16.00
bersih, dan menyenangkan bagi anak, modifikasi lingkungan yang
pencahayaan yang bagus serta ventilasi yang dapat dilakukan adalah ruang
baik, dan memberikan makan sambil bermain makan yang bersih,
dan bercerita. menyenangkan bagi anak,
pencahayaan dan ventilasi yang
Membantu memanfaatkan fasilitas kesehatan: baik”
2. Ny. A mengatakan bahwa jika
puskesmas, klinik/praktik dokter dan rumah
sakit dapat memanfaatkan
sakit fasilitas kesehatan seperti
43

puskesmas dan klinik


3. Ny. A mengatakan sudah punya
kartu BPJS dan kalau berobat
kepuskesmas dan rumah sakit
O:
1. Ny. A tampak mengerti dan
menganggukan kepalanya
2. Ny. A terlihat memahami apa
yang disampaikan
3. Ny. A mampu menyebutkan 3
dari 4 cara modifikasi
lingkungan untuk Gizi kurang

A: Implementasi dilakukan

P:
1. Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
menanganagi masalah.

2.3.6 Evaluasi Keperawatan


No Diagnosa Ket RTL
Hari/tanggal Evaluasi
Keperawatan Ya Tidak
44

1 Ketidakefektifan Kamis  Mengucapkan salam.  Motivasi


manajemen kesehatan 08 Desember  Memvalidasi keadaan An. keluarga
pada An.T keluarga 2021 pukul T untuk
11.00-12.00  Mengingatkan kontrak menjaga
Tn. S dengan ISPA
WIB sebelumnya. kesehatan
 Mengevaluasi kembali  Optimalisasi
Intervensi 1 s/d Intervensi 5 kemampuan
untuk diagnosa ISPA keluarga
dalam
Intervensi 1  merawat
 Mengevaluasi kembali anggota
kemampuan keluarga untuk keluarga
menyebutkan pengertian, dengan
penyebab, tanda dan gejala ISPA
serta akibat dari penyakit
Arthritis:
“Apakah Ibu masih ingat apa
yang kita diskusikan kemarin,
seperti apa yang dimasksud
penyakit ISPA, penyebab,
serta tanda dan gejala dari
penyakit tersebut buk?”
 Memberi reinforcement
positif :
“bagus ya Ibuk masih ingat
dengan baik.”

Intervensi 2 
45

 Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
mengambil keputusan untuk
mengatasi penyakit ISPA
dengan segera dan tepat.
“Ibuk masih ingat tindakan
apa yang akan dilakukan?”
 Memberi reinforcement
positif atas keputusan yang
diambil:
“Bagus sekali ya buk tindakan
yang ibuk ambil.”


Intervensi 3
 Mengevaluasi kemampuan
keluarga dalam merawat An.T
dengan melakukan teknik
batuk efektif.
“Bisa sekarang coba Ibuk dan
adek praktekkan bagaimana
cara batuk efektif”
 Memberikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga:
”Bagus sekali, ibu masih ingat
apa yang sudah diajarkan
kemarin dan telah dilakukan”
46


Intervensi 4
 Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
memodifikasi. Lingkungan
untuk penderita ISPA.
“Ibuk masih ingat bagaiman
cara memodifikasi lingkungan
yang baik bagi penderita
ISPA?”
 Memberikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan:
“Bagus sekali ya ibu sudah
mengatur lingkungan ibu
dengan baik”


Intervensi 5:
 Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada
di lingkungan keluarga untuk
ISPA yang diderita oleh An. T
“Ibuk ingat fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan bila
ada anggota keluarga yang
47

sakit dan apa saja


manfaatnya?”
 Memberikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan:
“Oh bagus sekali buk, ibuk
asih ingat tentang fasilitas
yang bisa digunakan ya buk.”
2 Risiko Kamis  Mengevaluasi kembali  Motivasi
08 Desember Intervensi 1 s/d Intervensi 5 keluarga
ketidakseimbangan
2021 pukul untuk diagnose terkait Gizi untuk
nutrisi: kurang dari 11.00-12.00 kurang. menjaga
WIB  kesehatan
kebutuhan tubuh pada
Intervensi 1  Optimalisasi
An. S keluarga Bapak  Mengevaluasi kembali kemampuan
S kemampuan keluarga untuk keluarga
menyebutkan pengertian, dalam
penyebab, tanda dan gejala merawat
serta akibat dari penyakit Gizi anggota
kurang: keluarga
“Apakah Ibu masih ingat apa dengan gizi
yang kita diskusikan kemarin, kurang
seperti apa yang dimasksud
penyakit Gizi kurang,
penyebab, serta tanda dan
gejala dari penyakit tersebut
buk?”
 Memberi reinforcement
48

positif :
“bagus ya Ibuk masih ingat
dengan baik.”

Intervensi 2
 Mengevaluasi kembali 
kemampuan keluarga dalam
mengambil keputusan untuk
mengatasi gizi kurang dengan
segera dan tepat.
“Ibuk masih ingat tindakan
apa yang akan dilakukan?”
 Memberi reinforcement
positif atas keputusan yang
diambil:
“Bagus sekali ya buk tindakan
yang ibuk ambil.”

Intervensi 3
 Mengevaluasi kemampuan 
keluarga dalam merawat An.S
dengan cara mengolah dan
menyajikan makanan dengan
tepat dan menarik .
“Bisa sekarang jelaskan
kembali bagaimana cara
menyajikan dan mengolah
49

makanan yang tepat dan


menarik yang telah kita
praktekkan dahulu”
 Memberikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga:
”Bagus sekali, ibu masih ingat
apa yang sudah diajarkan
kemarin dan telah dilakukan”

Intervensi 4
 Mengevaluasi kembali 
kemampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan
untuk anak dengan gizi
kurang.
“Ibu masih ingat bagaimana
cara memodifikasi lingkungan
yang baik bagi anak dengan
gizi kurang?”
 Memberikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan:
“Bagus sekali ya ibu sudah
mengatur lingkungan ibu
dengan baik”

Intervensi 5:
50

 Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada
di lingkungan keluarga untuk 
gizi kurang pada An. S
“Ibuk ingat fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan bila
ada anggota keluarga yang
sakit dan apa saja
manfaatnya?”
 Memberikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan:
“Oh bagus sekali buk, ibuk asih
ingat tentang fasilitas yang bisa
digunakan ya buk.”
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungsi keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan keluarga.
Masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan akan saling
mempengaruhi antara sesama anggota keluarga. Keluarga merupakan unit
pelayanan kesehatan terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan
komunitas. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut
yang melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran
pernafasan bagian bawah. ISPA sering terjadi pada anak karena sistem
pertahanan tubuh anak masih rendah, terutama apabila dikobinasi dengan
gizi kurang dan lingkungan yang tidak hygiene. Karena itu diperlukan
fungsi perawatan keesehatan keluarga agar keluarga mampu untuk
merawat anggota keluarga dengan ISPA.

3.2 Saran
Diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang ISPA dan cara
perawatan pada anggota keluarga dengan ISPA.
52

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Denpasar:


Sagung Seto.

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga. Ponorogo: Graha Ilmu.

Bakri, Maria H. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka


Mahardika.

Sofia. (2017). Faktor Risiko Lingkungan Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Journal
Action, Aceh nutrition journal. Mei 2017; 2(1): 43-50

Wulandari D & Purnamasari L. (2015). Kajian Asuhan Keperawatan Pada Anak


Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Indonesian Journal On Medican
Science. Vol: 2 No:2

Anda mungkin juga menyukai