Dosen Pembimbing:
Ns. Herlina M.Kep. Sp.Kep Kom.
Disusun Oleh:
Kelompok 2 B2020
2011165369 Deva Lestiarma S
2011165360 Dwi Oktiviani
2011165358 Hilda Pratiwi
2011165366 Huriyah Isty
2011165355 Laras Sati
2011165251 Muhammad Edo Karefo
2011165348 Patri Cia Yeremia
2011165363 Renika Simamora
2011165372 Raudatul Jannah
2011165351 T. Hidayu Marizal
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Studi Kasus ini dengan
baik. Makalah studi kasus ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga. Tugas studi kasus
ini berisi tentang “Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan Anak Sekolah”
Selama proses penyusunan Makalah studi kasus ini, penulis tidak lepas
dari bimbingan, dukungan dan arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini serta perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Pembelajaran.................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep ISPA.............................................................................................4
2.1.1 Pengertian ISPA.................................................................................4
2.1.2 Etiologi ISPA.....................................................................................4
2.1.3 Manifestasi Klinis ISPA.....................................................................4
2.1.4 Patofisiologi ISPA..............................................................................5
2.1.5 Pemeriksa Penunjang.........................................................................6
2.1.6 Penatalaksanaan ISPA........................................................................6
2.1.7 Komplikasi.........................................................................................6
2.2 Konsep Keluarga.......................................................................................7
2.2.1 Definisi Keluarga...............................................................................7
2.2.2 Tipe-tipe Keluarga.............................................................................7
2.2.3 Fungsi dalam Keluarga....................................................................11
2.2.4 Tahap dan Tugas Keluarga Dengan Tumbuh Kembang Anak
UsiaSekolah.....................................................................................13
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahap Tumbuh Kembang
Usia Sekolah yang mengalami ISPA......................................................14
2.3.1 Pengkajian........................................................................................14
2.3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................27
2.3.4 Intervensi Keperawatan....................................................................31
2.3.5 Implementasi Keperawatan..............................................................34
2.3.6 Evaluasi Keperawatan......................................................................44
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................51
3.2 Saran........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................52
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih menjadi
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting untuk diperhatikan,
karena merupakan penyakit akut dan bahkan dapat menyebabkan kematian
pada balita di berbagai negara berkembang termasuk negara Indonesia.
Infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus atau bakteri.
Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala:
tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak.
(Sofia, 2017).
Indonesia sebagai daerah tropis berpotensi menjadi daerah
endemic dari beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi
ancaman bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh geografis dapat mendorong
terjadinya peningkatan kasus maupun kematian penderita akibat ISPA,
misalnya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh asap karena
kebakaran hutan, gas buangan yang berasal dari sarana transportasi dan
polusi udara dalam rumah karena asap dapur, asap rokok, perubahan iklim
global antara lain perubahan suhu udara, kelembaban, dan curah hujan
merupakan ancaman kesehatan terutama pada penyakit ISPA (Endah,
2009).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan
dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang
sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris, dapat dikatakan bahwa
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi
sangat berhubungan atau signifikan. Keluarga menempati posisi diantara
individu dan masyarakat sehingga dengan memberikan pelayanan
kesehatan kepada keluarga, perawat mendapatkan dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan
kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian
1
2
4
5
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ini yaitu asma.
Komplikasi lain yang dapat timbul yaitu:
1) Otitis media
2) Croup
3) Gagal nafas
4) Sindrom kematian bayi mendadak dan kerusakan paru residu
(Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015)
2.2.4 Tahap dan Tugas Keluarga Dengan Tumbuh Kembang Anak Usia
Sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari
masa remaja. Untuk mencapai tugas perkembangan yang optimal, keluarga
akan membutuhkan bantuan dari pihak sekolah dan kelompok sebaya
anak.
An T (9thn) An S (5tahun)
ISPA Kesulitan makan
Keterangan: Resiko cedera Resiko cedera
15
: Laki –laki
:Perempuan
:Meninggal
Penjelasan Genogram:
Bapak S merupakan anak kelima dari lima bersaudara, dan Ibu A
merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Saat ini bapak S dan
Ibu A memiliki 2 anak yaitu laki laki dan perempuan yang berumur
9 tahun dan lima tahun. Riwayat keluarga dari Bapak S memiliki
penyakit hipertensi dan meninggal sedangkan riwayat keluarga dari
Ibu A memiliki penyakit DM dan juga meninggal.
7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Bapak S adalah tipe keluarga inti. Menurut
Friedman, Bowden dan Jones (2010), keluarga inti adalah keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya.
8. Suku
Suku bangsa yang dianut oleh keluarga bapak S adalah Minang.
Dan menurut keluarga tidak ada hal pantangan—pantangan
terhadap makanan. Dan keluarga biasanya menggunakan bahasa
minang dan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
9. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah
dengan baik.
a. Status sosial
Keluarga bapak S termasuk keluarga yang sering bersosialisasi
dengan tetangga rumhanya dimana tetangga bapak S
kebanyakan berasal dari suku minang. Dan bapak S juga aktif
mengikuti gotong royong dan bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar rumahnya.
16
b. Status ekonomi
Bapak S bekerja sebagai buruh bangunan dan istrinya sebagai
penjual gorengan. Bapak S dan istinya mengatakan cukup
untuk membiayai hidup sehari-hari.
c. Aktivitas rekreasi
Ibu A mengatakan tidak ada aktivitas rekreasi rutin yang
mereka jalani setiap minggunya. Namun kadang kala di hari
libur atau tanggal merah, mereka kadang pergi jalan-jalan.
Namun mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah
menonton TV dan bermain gadget.
B. Riwayat dan Tahap Perkembanagan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan
anak sekolah. Bapak S memiliki dua orang anak, yang paling tua
berumur 9 tahun dan anak kedua berumur 5 tahun. Menurut Duvall
Miller (1985 dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003), tugas
perkembangan keluarga pada tahap keluarga anak sekolah adalah
membantu sosialisasi anak seperti tetangga, sekolah dan
lingkungan; mempertahankan keintiman pasangan; memenuhi
kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarga.
2. Tugas Perkembangan Keluarga
Menurut Ibu A, tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi saat ini adalah keluarga belum mampu memenuhi
kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, terutama
kebutuhan sehari-hari dan pembiayaan sekolah anak.
3. Riwayat Keluarga Inti
Bapak S dan Ibu A menikah pada tahun 2011. Mereka pada
awalnya bertemu di tempat kerja yang sama yaitu di sebuah pabrik.
Dan mereka mengatakan dari keluarga Bapak S memiliki riwayat
17
Ruang tamu
Kamar Gudang
tidur
Kamar Dapur
tidur
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Pola komunikasi cukup baik dimana pengambilan keputusan
melibatkan keputusan bersama dan musyawarah dan mereka jarang
mengatakan jarang bertengkar.
2. Struktur Kekuatan
Antar anggota keluarga saling menghormati dan menghargai dan
pengambilan keputusan berdasarkan keputusan bersama.
3. Struktur Peran
Bapak S berperan sebagai kepala keluarga, suami dan pencari
nafkah. Ibu A berperan sebagai ibu rumah tangga dan An. T dan
An. S berperan sebagai anak.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Bapak S menerapkan nilai dan norma keluarga yang
berlaku menurut ajaran agama Islam dan budaya yang berlaku dan
aturan yang ada di masyarakat.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Bapak S saling menyayangi dan saling pengertian satu
sama lain.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bapak S mengatakan tidak ada masalah dengan tetangga
maupun masyarakat sekitar tempat tinggal keluarga Bapak S.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Ibu A mengatakan anaknya An. S yang berumur lima tahun
sangat sulit untuk makan nasi. Ibu A mengatakan anaknya lebih
suka makan jajanan dan permen-permen. An. S kadang menangis
jika disuruh untuk makan. Namun kadang Ibu A membawa nasi
An. S sambil berjalan-jalan ke tempat tetangga agar An. S mau
makan. Namun hal tersebut juga kadang tidak berhasil membuat
20
H. Harapan Keluarga
Keluarga mengharapkan dengan adanya asuhan keperawatan
pada keluarga ini, keluarga dapat memperoleh informasi tambahan
mengenai status kesehatannya.
25
I. Analisa Data
DATA MASALAH KEPERAWATAN
DS: Ketidakefektifan manajemen
- Ibu A mengatakan beberapa hari kesehatan pada An.T keluarga Tn. S
terakhir ini An. T mengalami dengan ISPA
batuk
- Ibu A mengatakan ISPA adalah
batuk pilek
- Ibu A mengatakan akan berusaha
terlebih dahulu memberikan An. T
makanan bergizi namun jika An. T
batuk terus menerus keluarga
menggunakan obat-obatan yang
dibeli di warung seperti bodrexin
- Ibu A mengatakan kalau An. T
batuk dan pilek maka Ibu A
membeli obat seperti bodrexin
- Keluarga mengatakan belum
melakukan perubahan lingkungan
terkait pencegahan dan
penanganan ISPA karena keadaan
lingkungan rumah yang tidak
memadai
- Ibu A mengatakan belum pernah
memeriksakan kesehatan An. T ini
terkait ISPA-nya karena belum
sampai seminggu dan keluarga
masih menggunakan obat warung
seperti bodrexin
DO:
- Pemeriksaan auskultasi paru
terdengar suara nafas krekels pada
paru kanan An. T
- Berdasarkan hasil observasi An. T
tampak batuk dan terdapat sekret
- TTV An. T
26
RR: 20x/i
T: 36,6°C
DS: Risiko ketidakseimbangan nutrisi:
- Ibu A mengatakan An. S sulit kurang dari kebutuhan tubuh pada An.
makan kalau tidak diinginkan S keluarga Bapak S
- Ibu A mengatakan An. S banyak
makan jika lauknya ayam dan sulit
untuk makan sayur
- Ibu A mengatakan cemas dengan
kondisi anaknya saat ini, karena
Ibu A takut anaknya kekurangan
gizi dan lemas saat beraktivitas
- Ibu A juga bingung apa yang
dilakukan supaya anaknya
bernafsu untuk makan
- Ibu A mengatakan tidak
mengetahui mengenai masalah
kesulitan makan secara pasti.
Menurut Ibu A, tanda dan gejala
tampak kurus
- Ibu A sudah berusaha memberikan
makanan yang disukai anak seperti
ayam namun biasanya nasinya
bersisa, An. S hanya memakan
ayamnya saja
- Keluarga tidak mampu
menyebutkan cara perawatan pada
anak dengan masalah kesulitan
makan, Ibu A mengingatkan saja
karena tampak An. S tidak nafsu
untuk makan dan tidak pernah
memberi obat tradisional
- Keluarga mengatakan sudah
memberikan makanan yang
disukai pada An. S namun
keluarga belum mampu
memodifikasi cara penyajian
makanan sehingga lebih
memotivasi An. S untuk makan
- Keluarga mengatakan belum
pernah memeriksakan kesehatan
An. S terkait kasus gizinya.
27
DO:
- An. S tampak kurus
- TB: 121 cm
- BB: 19 kg
- IMT: 13,0
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada An.T keluarga Tn. S
dengan ISPA
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada
An. S keluarga Bapak S
2.3.3 Skoring
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada An.T keluarga Tn. S
dengan ISPA
NO KRITERIA PERHITUNGAN SKORING PEMBENARAN
1 Sifat masalah Masalah kesehatan
: Aktual (3) An.T sudah terjadi
dalam beberapa hari
3/3 x 1 terakhir, dan belum
1
sembuh setelah
diberikan obat yang
dibeli di warung oleh
ibu A
2 Kemungkina 1/2 x 2 1 Kondisi lingkungan
n masalah rumah yang tidak
untuk memadai untuk
diubah : dimodifikasi menjadi
Sebagian (1) salah satu faktor
memperpanjangnya
masa infeksi pada
saluran pernapasan
atas An.T, namun
masalah kesehatan ini
masih dapat
diupayakan
penyelesaiannya
28
dengan cara
membawa An.T
memeriksakan diri ke
faskes mengingat
bahwa Ibu A belum
pernah membawa
anaknya periksa dan
hanya memberi obat
yang dibeli di warung.
3 Potensial Masalah kesehatan
masalah yang dialami An.T
untuk belum termasuk dalam
dicegah : fase kronik sehingga
Cukup (2) masih bisa diupayakan
2/3 x 1 2/3
untuk diselesaikan
secara medikasi bila
diperiksakan di
fasilitas pelayanan
kesehatan.
4 Menonjolnya Masalah ini perlu
masalah : segera diselesaikan
2/2 x 1
Masalah agar tidak semakin
1
berat, harus memperburuk kondisi
segera serta prognosis
ditangani (2) penyakit An.T
Total skor 3 2/3
Keluarga mampu merawat anggota kluarga untuk Keluarga mampu untuk merawat anggota
meningkatkan kesehatan keluarga yang sakit untuk meningkatkan
kesehatan.
Jelaskan pada keluarga cara
meningkatkan nafsu makan anak:
menyajika makanan dalam bentuk yang
menarik, memberikan makanan sedikit
tapi sering, sajikan makanan yang
33
hangat.
Demontrasikan bersama keluarga cara
membuat makanan yang menarik
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Ajarkan keluarga cara memodifikasi ruang
makan yang menyenangkan bagi anak.
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan: Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
Pengetahuan tentang sumber kesehatan, perilaku kesehatan:
mencari Pendidikan kesehatan tentang macam-
macam fasilitas kesehatan yang dapat
dikunjungi untuk konsultasi masalah
kesehatan gizi pada anak.
Mendukung keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan
dengan melakukan konsultasi
kepelayanan kesehatan terdekat.
No DIAGNOSA HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI
. KEPERAWATAN TANGGAL
1. Ketidakefektifan Rabu, 01 Desember Memberikan pendidikan kesehatan kepada S : Ny. A mengatakan :
manajemen kesehatan 2021 Pukul 10.00 – keluarga Tn. S tentang ISPA: 1. “Penyakit ISPA adalah infeksi
pada An.T keluarga Tn. 11.00 Wib 1. Menjelaskan pengertian ISPA: ISPA saluran pernafasan akut atau
merupakan infeksi saluran pernafasan peradangan pada saluran
S dengan ISPA
akut atau disebut juga peradangan pernafasan“
yang menyerang satu komponen 2. “Penyebab ISPA adalah virus,
saluran pernafasan, tepatnya bakteri dan jamur”
pernafasan bagian atas 3. “Gejalanya adalah batuk, pilek
2. Menjelaskan penyebab ISPA: demam, sesak nafas”
penyebab utama ISPA adalah virus, 4. “ISPA kalau tidak diatasi akan
jamur, bakteri dan penyebab lainnya menyebabkan nafsu makan
karena tertulat penderita lain, belum turun, pneumonia, gagal nafas
imunisasi lengkap, kurang gizi, tinggal hingga kematian”
dilingkungan yang kurang sehat, 5. “untuk mengatasinya bisa
kebiasaan jajan sembarangan. dilakukan dengan istirahat yang
3. Menjelaskan tanda dan gejala ISPA: cukup, makan makanan yang
gejala umum ISPA adalah batuk, bergizi, memberikan obat sesuai
pilek, demam, nafas cepat, sesak resep dokter”
nafas, badan pegal, sakit tenggorokan,
sakit kepala O:
4. Menjelaskan dampak ISPA jika tidak 1. Ny. A tampak mengerti tentang
diatasi: nafsu makan menurun, badan apa yang dijelaskan
lesu, rewel, pertussis, pneuomonia, 2. Ny. A tampak menganggukan
bronchitis, gagal nafas hingga kepalanya saat penjelasan
kematian 3. Ny. A mampu menyebutkan 3
dari 6 penyebab ISPA
35
O:
1. Keluarga Ny. A mampu
memutuskan merawat anggota
keluarganya dengan ISPA
P:
1. Mengevaluasi terkait
kemampuan keluarga untuk
memutuskan merawat
anggota keluarga yang sakit
2. Melanjutkan implementasi
mengajarkan keluarga untuk
melakukan teknik batuk
efektif untuk pengeluaran
secret
Kamis, 02 Membantu keluarga merawat anggota S :
Desember 2021 keluarga yang sakit dan memberikan 1. Ny. A mengatakan bahwa telah
Pukul 10.00 – dukungan dalam meningkatkan status mengerti cara melakukan batuk
efektif dengan benar untuk
11.00 Wib kesehatan : mengajarkan teknik batuk efektif
pengeluaran sekret
untuk pengeluaran sekret 2. Ny. A mengatakan telah
mengetahui manfaat dari teknik
37
batuk efektif
3. An. T mengatakan bisa
melakukan teknik batuk efektif
O:
1. Ny. A tampak mengerti dan
menganggukan kepalanya
2. Ny. A mampu menjelaskan cara
batuk efektif yang benar
3. Ny. A mampu mempraktikan
cara batuk efektif
4. An. A mampu mempraktekkan
cara batuk efektif
A : Implementasi dilakukan
A: Implementasi dilakukan
P:
1. Mengevaluasi kembali
pengetahuan keluarga
2. Membuat kontrak untuk
diagnosa selanjutnya
secara teratur ke fasilitas kesehatan, dan jika dari 6 gejala Gizi kurang
7. Ny. A mampu menyebutkan 2
anak sakit segera dibawa ke fasilitas
dari 4 dampak jika Gizi kurang
kesehatan. tidak diatasi
8. Ny. A mampu menyebutkan 2
dari 3 penatalaksanaan penyakit
Gizi kurang
O:
2. Keluarga Ny. A mampu
memutuskan merawat anggota
keluarganya dengan Gizi kurang
P:
1. Mengevaluasi terkait
kemampuan keluarga untuk
memutuskan merawat anggota
keluarga yang sakit
2. Melanjutkan implementasi
mengajarkan keluarga untuk
cara pengolahan makanan dan
cara memasak yang tepat.
Selasa, 07 des 2021 Membantu keluarga merawat anggota S :
1. Ny. A mengatakan bahwa telah
Pukul 13.00–14.00 keluarga yang sakit dan memberikan
mengerti cara mengolah bahan
dukungan dalam meningkatkan status makanan
2. Ny. A mengatakan telah
kesehatan : mengajarkan keluarga cara
mengetahui manfaat dari
pengolahan makanan pengolahan makanan yang tepat
3. An. T mengatakan bisa
melakukan pengolahan
42
O:
1. Ny. A tampak mengerti dan
menganggukan kepalanya
2. Ny. A mampu menjelaskan cara
pengolahan mkanan yang benar
3. Ny. A mampu mempraktikan
cara pengolahan makanan
A : Implementasi dilakukan
A: Implementasi dilakukan
P:
1. Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
menanganagi masalah.
Intervensi 2
45
Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
mengambil keputusan untuk
mengatasi penyakit ISPA
dengan segera dan tepat.
“Ibuk masih ingat tindakan
apa yang akan dilakukan?”
Memberi reinforcement
positif atas keputusan yang
diambil:
“Bagus sekali ya buk tindakan
yang ibuk ambil.”
Intervensi 3
Mengevaluasi kemampuan
keluarga dalam merawat An.T
dengan melakukan teknik
batuk efektif.
“Bisa sekarang coba Ibuk dan
adek praktekkan bagaimana
cara batuk efektif”
Memberikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga:
”Bagus sekali, ibu masih ingat
apa yang sudah diajarkan
kemarin dan telah dilakukan”
46
Intervensi 4
Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
memodifikasi. Lingkungan
untuk penderita ISPA.
“Ibuk masih ingat bagaiman
cara memodifikasi lingkungan
yang baik bagi penderita
ISPA?”
Memberikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan:
“Bagus sekali ya ibu sudah
mengatur lingkungan ibu
dengan baik”
Intervensi 5:
Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada
di lingkungan keluarga untuk
ISPA yang diderita oleh An. T
“Ibuk ingat fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan bila
ada anggota keluarga yang
47
positif :
“bagus ya Ibuk masih ingat
dengan baik.”
Intervensi 2
Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
mengambil keputusan untuk
mengatasi gizi kurang dengan
segera dan tepat.
“Ibuk masih ingat tindakan
apa yang akan dilakukan?”
Memberi reinforcement
positif atas keputusan yang
diambil:
“Bagus sekali ya buk tindakan
yang ibuk ambil.”
Intervensi 3
Mengevaluasi kemampuan
keluarga dalam merawat An.S
dengan cara mengolah dan
menyajikan makanan dengan
tepat dan menarik .
“Bisa sekarang jelaskan
kembali bagaimana cara
menyajikan dan mengolah
49
Intervensi 4
Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan
untuk anak dengan gizi
kurang.
“Ibu masih ingat bagaimana
cara memodifikasi lingkungan
yang baik bagi anak dengan
gizi kurang?”
Memberikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan:
“Bagus sekali ya ibu sudah
mengatur lingkungan ibu
dengan baik”
Intervensi 5:
50
Mengevaluasi kembali
kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada
di lingkungan keluarga untuk
gizi kurang pada An. S
“Ibuk ingat fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan bila
ada anggota keluarga yang
sakit dan apa saja
manfaatnya?”
Memberikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan:
“Oh bagus sekali buk, ibuk asih
ingat tentang fasilitas yang bisa
digunakan ya buk.”
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungsi keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan keluarga.
Masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan akan saling
mempengaruhi antara sesama anggota keluarga. Keluarga merupakan unit
pelayanan kesehatan terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan
komunitas. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut
yang melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran
pernafasan bagian bawah. ISPA sering terjadi pada anak karena sistem
pertahanan tubuh anak masih rendah, terutama apabila dikobinasi dengan
gizi kurang dan lingkungan yang tidak hygiene. Karena itu diperlukan
fungsi perawatan keesehatan keluarga agar keluarga mampu untuk
merawat anggota keluarga dengan ISPA.
3.2 Saran
Diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang ISPA dan cara
perawatan pada anggota keluarga dengan ISPA.
52
DAFTAR PUSTAKA
Sofia. (2017). Faktor Risiko Lingkungan Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Journal
Action, Aceh nutrition journal. Mei 2017; 2(1): 43-50