PERTAMA
Skripsi
Disusun oleh:
099114093
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
-Anonim-
-Anonim-
pohonnya
-Abraham Lincoln-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
masing
langkahku
Masa laluku
Masa depanku
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran self-regulated learning pada mahasiswa
tahun pertama. Self-regulated learning dalam penelitian ini dijabarkan dengan tiga fase menurut
Zimmerman yaitu fase sebelum belajar (forethought), saat belajar (performance), setelah belajar
(self-reflection). Partisipan dalam penelitian ini adalah delapan mahasiswa angkatan 2015 yang
berasal dari beberapa jurusan dan bersedia membagikan pengalaman belajarnya. Data penelitian
diperoleh dengan menggunakan metode wawancara. Analisis data dilakukan dengan analisis isi
kualitatif (AIK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fase yang paling menonjol adalah fase saat
belajar (performance), diikuti dengan fase sebelum belajar (forethought). Hal ini ditunjukkan dari
strategi-strategi yang muncul dalam respon partisipan. Sebaliknya, pada fase setelah belajar (self-
reflection) tidak banyak strategi yang dilakukan oleh partisipan. Strategi pada komponen
metakognitif dan perilaku terlihat lebih banyak dilakukan para partisipan dibandingkan dengan
strategi pada komponen motivasi. Selain itu ditemukan pula bahwa mahasiswa yang masuk jurusan
yang diinginkan cenderung menunjukkan variasi strategi self-regulated learning dan memiliki
prestasi akademik yang baik.
Kata kunci : self-regulated learning, mahasiswa tahun pertama.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This study aimed to describe self-regulated learning in first-year college student. In this
research, self-regulated learning is divided into three phases according to Zimmerman, there are
forethought phase, performance phase, andself-reflection phase. Participants in this study were
eight students from class of 2015 coming from several major and were willing to share their
learning experiences. The data were obtained using interviews. Data was analyzed using qualitative
content analysis. The results of this study indicate that the most prominent phase is the performance
phase, followed by forethought phase. It is shown on the strategies that appeared in participant
responses. By contrast, in the self-reflection phase there were not much strategy in the participant
responses. Strategies on metacognitive and behavior components have been more done by
participants compared with strategies on motivation component. This research also found that
students who enter the desired major tended to show variations in self-regulated learning strategies
and have a good academic record.
Keyword: self-regulated learning, first-year college student.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya,
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil
tanpa bimbingan, bantuan, serta dukungan yang sangat berharga dari semua pihak
yang membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis untuk
1. Tuhan Yesus yang merancang seluruh kehidupan, yang Maha Kasih dan Maha
Baik, serta Bunda Maria yang berkenan mendengarkan keluh kesah dan
menghantar permohonan-permohonanku.
proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih sekali, Pak, sungguh merupakan
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Ibu Dr. Y. Titik Kristiyani, M. Psi. yang memperkenalkan saya dengan SRL
dan berdiskusi di awal pembuatan skripsi, sekaligus menjadi dosen penguji dan
memberikan masukan pada skripsi saya. Akhirnya saya selesai juga, Bu.
8. Ibu ML. Anantasari, M. Si. selaku dosen penguji yang berkenan berdiskusi dan
memberikan masukan juga untuk skripsi saya. Terima kasih pula atas kebaikan
hati Ibu dan segala pembelajaran selama kuliah di sini. Bu Ari emang oke
banget.
9. Ibu Sylvia CMYM, M. Si. yang baik hati dan berkenan mendengarkan
10. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang berkenan
11. Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Pak Gie, Mas Dony, serta teman-teman
student staff, terima kasih atas semua bantuannya, candaannya, dan senyum
12. Para partisipan yang berkenan berbagi cerita dan beberapa yang masih kontak
sampai sekarang.
13. Adikku, Beben dan Awan yang selalu memberikan motivasi dengan caranya
sendiri. Yang selalu membuat jengkel tetapi sekaligus membuat rindu akan
14. Budhe Nova, Budhe Lusi, budhe-budhe yang selalu berbagi denganku,
menangis atau tertawa bersama. Trima kasih budheku yang paling aku sayang.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tak lupa terima kasih juga untuk semua keluarga yang nggak capek-capek
15. Teman-teman satu bimbingan dari masa ke masa: Yustia, Chacha, Mbak
Wieana, Engger, Pakdhe, Vania, Pika, Rhintan, Fitria, Maria, Ria, Tama,
Dedew, Rikjan, Mita, Gege, Gaby, dan semuanya. Semangat buat kita semua!
16. Teman-teman 2009 yang „paling setia‟ sama fakultas: Riri, Pakdhe, Ria, Deu,
Rima, Ika, Fandra, Tejo, Rezka, Adi Gandring, Kibo, Bang Yos, Julius, Firsta.
Terima kasih gaes. Tanpa kalian, aku mungkin nggak bisa sesemangat ini
untuk nyelesaiin skripsi. Makasih mau nemeni dan memberi info-info akademis
hehe…
17. Mas Abet Ucil yang selalu memberi masukan dan arahan kalau bingung bener.
Aku galau tenan tanpamu, Mas wkwk.. Bang Timo, Rere, Wita yang mau
18. Mitra Perpus yang ngehitz: Nisa, Erni, Fandra, Iwan, Yovi, Flo, Tuti, Wita,
Rere, Agnes, Mbak Her, Vinda, Ruly, Retha, Pebri, semuanya saja. Terima
19. Teman sepermainan, sepercurhatan, dan sepergosipan (haha..) Kak Evy, Rani,
20. Kakak-kakakku, Mas David, Mbak Devi, Vero, Aan. Terima kasih atas segala
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21. Pingkan, yang mau nemeni ngerjain skripsi, ditanya-tanya pas lagi asyik
nonton drama, selalu ngingetin dan nagih progress skripsi, temen fangirlingan
dan karaokean yang embuh tenan wkwk. Listya yang selalu ngingetin untuk
langit”.
22. Keluargaku, kakak-kakak dan adik-adik di Lectio Divina, Mas Guntur, Mbak
Ika, Mbak Oki, Mbak Esti, Mr Pang, Mas Tomy, Jojo, Mas Felix, Mbak Iwid,
Suly, Okta, Edgar, Eska, Mbak Lia, Tunyil, Mbak Gian, Anggi, Alma. Terima
kasih atas kehangatan dalam keluarga ini sehingga aku bisa menjadi diriku
sendiri.
23. Teman-teman SMA, geng G8 (Ikan, Pepi, Apit, Aphe, Ndez, Mama, Hmx)
yang hobi banget makan atau karaokean atau ngepump. Terima kasih atas
dorongan dan pertanyaan kapan lulus tiap kali main bareng. Many thanks!
24. Seluruh pihak, saudara, teman-teman atas bantuan yang diberikan dalam
Penulis merasa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu saya mohon maaf
atas kesalahan maupun kelalaian yang telah saya perbuat baik sikap, tutur kata
maupun tulisan. Saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Penulis
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... v
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………..xvii
A. Self-Regulated Learning.............................................................. 7
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Pembahasan ................................................................................. 67
A. Kesimpulan ................................................................................ 76
C. Saran ........................................................................................... 79
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN ........................................................................................................ 85
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mahasiswa memulai studinya di perguruan tinggi tidak lama setelah tamat dari
tinggi, di pasal 13 ayat 1 dan 2 mahasiswa diposisikan sebagai insan dewasa yang
belajarnya sendiri.
dimana siswa masih bergantung pada guru saat proses belajar mengajar. Siswa
SMA/K terbiasa memiliki jam belajar yang teratur, berpakaian sesuai dengan
Perbedaan ini menjadi kian terasa bagi para mahasiswa baru. Mahasiswa memiliki
jam perkuliahan yang tidak menentu, berpakaian bebas namun sopan, dan aturan
kehadiran di kelas tidak seketat masa SMA/K. Waktu kuliah yang tidak tentu
membuat celah bagi mahasiswa untuk belajar secara mandiri atau sebaliknya
Selain masalah pengajar dan waktu belajar, konten dari materi perkuliahan jauh
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebenarnya diberi tugas tambahan untuk mencari sumber pengetahuan lain selain
merupakan isu yang lekat dengan mahasiswa baru atau mahasiswa tahun pertama.
Apabila di sekolah yang lalu, siswa masih membutuhkan tuntunan dalam berbagai
belajarnya sendiri. Pengelolaan diri yang dilakukan supaya proses belajar menjadi
mahasiswa berperan aktif dalam belajarnya untuk mencapai tujuan belajar. Secara
lebih rinci, SRL adalah proses belajar dimana peserta didik berperan secara aktif
sendiri. Mereka akan menentukan tujuan belajar pada awal proses belajar. Setelah
yang akan dilakukan supaya proses belajar tetap terarah pada tujuan yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Forethought merupakan proses dan beliefs yang terjadi sebelum belajar dimulai,
performance adalah proses ketika belajar itu terjadi, serta self-reflection adalah
dengan dirinya pada tiap subproses tersebut sehingga belajarnya menjadi lebih
seorang pelajar adalah pemahaman materi, nilai, peringkat, atau kesempatan kerja
SRL berdampak positif terhadap prestasi akademik (Fasikhah & Fatimah, 2013;
Hidayat, 2013; Narulita, 2005; Zimmerman & Pons, 1986). Maka, penting
proses belajarnya sehingga memiliki prestasi akademik yang baik. SRL dapat
diamati dan dilatihkan pada seseorang (Zimmerman, 1989). Oleh karena itu,
kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mahasiswa tahun pertama pernah dilakukan oleh Toms (2013). Toms melakukan
mereka masih tingkat sekolah menengah. Penelitian ini memaparkan pula bahwa
terdapat beberapa peluang mahasiswa untuk melakukan SRL akan tetapi tidak
jarak jauh (tidak tatap muka) yang cenderung kurang mampu menyesuaikan diri
untuk mandiri dalam belajar, menjadi lebih mampu untuk belajar secara mandiri
bahwa mahasiswa tahun pertama pendidikan jarak jauh pun memiliki ketrampilan
SRL yang kurang. Beberapa penelitian terkait SRL juga telah dilakukan dalam
bahwa mereka telah memiliki pola belajar yang tetap (Putriansari, 2009; Fivtiari,
melalui jarak jauh serta asumsi pemilihan subjek penelitian yang sering muncul,
bahwa terdapat berbagai macam bentuk alat ukur, antara lain dengan metode skala
atau wawancara. Alat ukur SRL yang paling populer dan telah banyak versi
adaptasinya adalah alat ukur berbentuk skala, contohnya LASSI, MSLQ, serta
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
learning (SRL) pada mahasiswa tahun pertama dengan melihat proses sebelum
reflection).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
belajarnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Self-Regulated Learning
self-regulated dan learning. Menurut Kamus Inggris Indonesia (Echols & Shadily,
2000), self-regulated berarti pengaturan diri dan learning berarti belajar. Self-
regulated learning atau pengaturan diri dalam belajar ini tidak dipandang sebagai
kemampuan mental, akan tetapi lebih kepada proses terarah yang dilakukan oleh
Beberapa poin penting dan senada yang muncul dalam definisi SRL para
ahli antara lain adanya tujuan belajar serta seseorang yang diposisikan sebagai
pemegang kendali penuh atas proses belajarnya sendiri (Ormrod, 2011; Pintrich,
2004; Zimmerman, 1990; Zimmerman & Pons, 1986). Oleh karena itu, SRL dapat
dipahami sebagai suatu proses belajar dimana seseorang memiliki peran aktif dan
2002).
psikologis yang menjadi fokus pada proses regulasi dalam SRL (Pintrich, 2004;
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Strategi dalam SRL adalah tindakan dan pengkondisian yang dilakukan untuk
dengan dirinya yang bisa mengoptimalkan proses belajar dalam rangka meraih
tujuan belajarnya.
Zimmerman, 1990)..
Motivasi dipahami sebagai pemicu awal yang muncul dari diri sendiri yang
mampu membuat dirinya memulai, melakukan usaha yang luar biasa serta tekun
dan hal-hal lain yang muncul dalam diri seseorang dan mampu memotivasi
dirinya saat belajar (Wolters, Pintrich & Karabenick, 2003; Zimmerman, 1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saat proses regulasi terjadi, ketiganya dapat saling melengkapi atau saling
bertautan satu sama lain (Wolters, 2010). Sebagai contoh, seseorang yang
berdiskusi dengan temannya untuk lebih memahami suatu materi dan membuat
tahapan SRL terbagi menjadi tiga fase siklis (Zimmerman, 2002). Tiga fase siklis
SRL antara lain, proses dan belief yang terjadi sebelum belajar dimulai
berulang dalam proses belajar, oleh karena itu satu fase dapat mempengaruhi fase
yang lain.
10
motivation belief.
i. Setting goals
11
i. Self efficacy
12
13
observation.
i. Imagery
14
2003).
ii. Self-instruction
meningkatkan motivasi.
15
1990).
(Zimmerman, 1990).
dan self-experimentation.
i. Self-recording
(Zimmerman, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
ii. Self-experimentation
(Zimmerman, 2002).
dan menjadi tahu kapan mereka belajar dengan baik dan kapan
mereka tidak belajar dengan baik. Oleh karena itu, baik self-
i. Self-evaluation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(Zimmerman, 1990).
18
i. Self-satisfaction
2002).
ii. Adaptif/Defensif
19
PERFORMANCE
Self-Control
Self-Observation
FORETHOUGHT SELF-REFLECTION
Task Analysis Self-Judgement
Self-Motivation Believe Self-Reaction
SRL bukanlah sesuatu yang bersifat menetap. SRL dapat berubah bahkan
dapat dilatih pada tiap-tiap orang. Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi SRL
pada seseorang yaitu faktor personal, faktor perilaku, dan faktor lingkungan.
20
FASE
KOMPO-
SELF-
NEN FORETHOUGHT PERFORMANCE
REFLECTION
META- 1. Goal setting 1. Imagery 1. Self-evaluation
KOGNITIF 2. Strategic 2. Self-recording 2. Causal
planning 3. Self-experiment attribution
3. Reaksi adaptif
MOTIVASI 1. Self-efficacy 1. Self-satisfaction
2. Outcome
expectation
3. Intrinsic
interest
4. Learning goal
orientation
PERILAKU 1. Self-instruct
2. Attention
focusing
3. Task strategies
pencapaian bagi seseorang. Pencapaian ini tidak hanya menjadi suatu batu
peralihan ini juga tak lepas dari isu-isu pendidikan yang menghambat seseorang
Permendikbud No. 65 Tahun 2013, guru disebut memiliki peranan penting dan
21
siswa, tentu dapat membentuk kebiasaan siswa dalam belajar. Siswa menjadi
cenderung kurang mandiri dan kurang memiliki inisiatif dalam belajar. Hal yang
merugikan tentu dapat terjadi ketika guru menyajikan pembelajaran dengan suatu
metode tertentu dan terdapat siswa yang kurang cocok dengan metode tersebut.
Siswa yang terbiasa menjadi „pengikut‟, menjadi tidak berdaya untuk mengatasi
pembelajar yang mandiri, memiliki inisiatif untuk mengatasi hal tersebut dengan
mencari cara untuk tetap menguasai materi pelajaran dengan cara lain yang sesuai
dengan dirinya.
belajarnya seperti di atas merupakan salah satu bentuk pengelolaan diri dalam
menutup kemungkinan siswa untuk melakukan proses SRL sejak dini. Hal ini
dapat diamati atau nampak dan dapat dilatih. Selain itu, Flavell (dalam Santrock,
2003) menyebutkan bahwa usia siswa SMA/K yaitu 15-18 tahun merupakan
pemikir yang aktif dan konstruktif yang dapat membentuk perkembangan mereka
sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, siswa SMA/K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dan sumber belajar dalam lingkungan tertentu. Kemandirian terutama dalam hal
merupakan proses yang cukup rawan menurut peneliti. Mahasiswa baru atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, mahasiswa tahun pertama juga
inilah seseorang yang biasa melakukan SRL akan terlihat berbeda dengan mereka
yang tidak melakukan SRL. Mahasiswa yang melakukan SRL, akan dengan baik
akademik yang baik pula. Sebaliknya, mahasiswa yang tidak melakukan SRL
akan mengalami kesulitan dalam proses belajar. Hal ini dapat berakibat pada
prestasi akademis yang kurang baik hingga tidak hadir tanpa keterangan ketika
23
C. Kerangka Konseptual
adaptif (Zimmerman, 2002). Apabila dihadapkan pada situasi dan kondisi yang
kurang mendukung proses belajarnya, mereka akan mencari cara untuk mengatasi
hal tersebut sehingga proses belajar dapat berjalan sesuai dengan harapan. Oleh
karena itu, seseorang yang melakukan SRL cenderung memiliki prestasi akademik
memerlukan adanya penyesuaian diri, terutama dalam hal akademis. Siswa yang
sejak SMA/K sudah melakukan SRL seharusnya tidak banyak memiliki kendala
SMA/K yang tidak melakukan SRL akan lebih berpotensi untuk mengalami
kendala dalam menyesuaikan diri di perguruan tinggi yang dapat berdampak pada
prestasi belajarnya.
24
tersebut.SRL pada penelitian ini dijabarkan dalam 3 fase siklis yaitu sebelum
masing-masing. Pada fase forethought terdapat subproses analisis tugas dan self-
self-reaction. Melalui ketiga fase siklis tersebut, dapat diperoleh gambaran SRL
mahasiswa tahun pertama secara lebih mendalam sesuai dengan tujuan dari
penelitian ini.
Sebelum belajar
(forethough)
Self-
Proses belajar Saat belajar Regulated
Mahasiswa
di perguruan (performance) Learning
Tahun Pertama
tinggi (SRL) ?
Sesudah belajar
(self-reflection)
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dikenakan seseorang atau kelompok terhadap suatu isu penelitian. Penelitian ini
meluasnya proses penelitian. Proses penelitian yang meluas dapat ditunjukkan dengan
telah disusun. Pada penelitian kualitatif, peneliti terjun langsung untuk menggali
pengalaman atau makna dari partisipan. Hal ini memungkinkan peneliti untuk
merupakan suatu metode dalam penelitian dimana isi data yang berupa teks
ditafsirkan secara subjektif melalui proses klasifikasi sistematik berupa coding atau
pengodean dan pengidentifikasian berbagai tema atau pola (Hsieh & Shannon dalam
Supratiknya, 2015). Analisis isi kualitatif (AIK) dalam penelitian ini secara spesifik
menggunakan pendekatan deduktif yang berarti bahwa penelitian ini telah memiliki
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
teori serta hasil penelitian terdahulu dan hendak diuji kembali dalam konteks yang
baru, dalam hal ini peralihan jenjang pendidikan, serta menggunakan kelompok
subjek yang baru pula, dalam hal ini mahasiswa tahun pertama.
B. Partisipan Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah 8 mahasiswa tahun pertama yang terdiri
dari 2 putra dan 6 putri. Mahasiswa tahun pertama paling tidak telah menempuh 1
atau 2 semester sehingga memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK). Mahasiswa tahun
pertama dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2015 dengan prodi atau
fakultas yang ditentukan secara acak. Partisipan penelitian ini langsung melanjutkan
C. Peran Peneliti
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai instrumen. Peneliti terjun
lawan-satu ini, peneliti diharapkan dapat melakukan rapport yang cukup serta tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mendominasi proses wawancara. Hal ini dilakukan supaya partisipan tidak segan
untuk berbicara dan berbagi ide sehingga data yang dihasilkan dapat memadai
(Creswell, 2014).
Apabila calon partisipan bersedia untuk ambil bagian dalam penelitian ini, maka
Penelitian ini pun tak luput dari isu-isu sensitif yang mungkin muncul,
dilakukan. Selain itu, dalam penelitian ini identitas partisipan akan dirahasiakan dan
28
merupakan percakapan yang berupa tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai
pertanyaan tambahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari subjek pada
apabila rapport dapat berjalan dengan baik maka partisipan dapat leluasa untuk
bandingan atau dominasi dari partisipan lain yang melakukan wawancara disaat yang
sama. Sebaliknya, apabila rapport tidak dibangun dengan baik atau individu termasuk
seorang yang pemalu maka proses wawancara akan menjadi sulit dan menghasilkan
yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 2
Protokol Wawancara
1. Protokol Wawancara
INFORMASI PARTISIPAN
Inisial
Fakultas IPK
Tanggal Waktu
Tempat
DAFTAR PERTANYAAN
Pembuka Salam kenal. Namamu siapa? Dari fakultas mana?
1. Dulu dari SMA/K mana?
2. Apakah masuk prodi/fakultas ini adalah
Pendahuluan
keinginanmu? Kalau bukan, dulu maunya masuk
prodi/fakultas mana?
1. Waktu awal masuk kuliah, ada kesulitan nggak
Transisi
terutama dalam hal belajar? Apa itu?
Kunci
1. Biasanya apa aja yang kamu siapin sebelum
Kuliah
mengikuti kuliah? (forethought)
2. Ketika kuliah sedang berlangsung, biasanya kamu
melakukan apa aja? (performance)
3. Setelah perkuliahan selesai, bagaimana kamu
mengevaluasi perkuliahanmu sejauh ini? (self-
reflection)
Tugas 1. Sebelum mengerjakan tugas, biasanya kamu
Individu melakukan apa aja? (forethought)
2. Bagaimana kamu mengerjakan tugas itu? Coba
ceritakan (performance)
3. Ketika tugas sudah selesai kamu kerjakan, apa
yang selanjutnya kamu lakukan? (self-reflection)
1. Sebelum mulai mengerjakan tugas/proyek
Tugas
kelompok, apa yang biasa kamu lakukan?
Kelompok
(forethought)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Perekaman Data
dan catatan tulisan tangan peneliti. Data utama dalam penelitian ini berupa
transkripsi dari proses wawancara yang telah direkam. Selain itu, data tambahan
diperoleh dari catatan tulisan tangan peneliti yang merekam reaksi partisipan
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis isi kualitatif
yang bersifat lisan, tertulis, atau visual (Supratiknya, 2015). Penelitian ini
menghasilkan data berupa transkripsi dari hasil wawancara. Data-data hasil penelitian
31
suatu deskripsi yang padat terhadap suatu fenomena yang sedang diteliti
(Supratiknya, 2015).
deduktif atau analisis isi terarah. Peneliti akan melakukan pengodean terhadap
transkripsi wawancara. Skema awal pengodean didapatkan melalui teori atau hasil
penelitian terdahulu. Kode yang hendak digunakan yaitu fase sebelum belajar
(forethought), fase ketika belajar (performance), dan fase setelah belajar (self-
dalam suatu kode, maka peneliti akan membaca kembali dan menganalisis apakah
data-data tersebut hanyalah termasuk subkategori atau perlu membuat suatu kode
perilaku individu yang terjadi sebelum belajar dimulai. Fase forethought terdiri
membuat suatu perencanaan. Analisis tugas (task analysis) terdiri dari dua hal
planning):
32
ujian.
tugas atau proses belajar itu sendiri, yang dianut individu dan dapat membuat
dirinya termotivasi. Self-motivational belief terdiri dari empat hal yaitu self-
orientation:
misalnya, “Aku yakin aku pasti bisa mengerjakan ujian akhir semester
nanti.”
belajar setiap hari, aku akan dapat nilai A dimata kuliah ini.”
tertentu, bukan karena faktor dari luar, contohnya, “Aku suka hitung-
mengarah pada pemahaman suatu materi, misalnya, “Aku ingin sekali bisa
33
perilaku individu yang terjadi ketika individu sedang belajar. Fase performance
terdiri dari empat hal yaitu imagery, self-instruction, attention focusing, dan
task strategies.
menuliskannya.
disuruh terlebih dahulu oleh orang lain. Contoh lain misalnya individu
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
iii. Definisi attention focusing: usaha individu untuk dapat fokus pada
misalnya individu yang tidak dapat belajar dengan baik di tempat ramai
experimentation.
35
yang telah dilakukannya. Self-reaction terdiri dari dua hal yaitu self-
36
ii. Definisi reaksi adaptif: reaksi dari proses belajar yang ditunjukkan
37
Tabel 3
Matriks Kategorisasi
38
individu dan dapat keefektifan belajar yang contoh: “ketika aku dapat
membuat dirinya dilakukan belajar dengan baik dan
termotivasi contoh: mengamati mendapat nilai yang
contoh: “aku yakin aku pemahamannya terhadap diharapkan di ujian akhir
bisa mengerjakan tugas materi saat melakukan semester, maka aku
akhir ini dengan baik”, kerja kelompok dan kerja merasa puas, sehingga
“kalau aku belajar setiap mandiri, melakukan bersemangat untuk
hari, aku akan dapat diskusi kelompok dan menjalani perkuliahan di
nilai A dimata kuliah mengamati apakah teman- semester berikutnya”,
ini”, “aku suka hitung- teman diskusi dapat “selama kuliah satu
hitungan, maka aku suka membantu meningkatkan semester aku
kuliah matematika”, pemahaman atau tidak. menggunakan satu buku
“Aku ingin sekali bisa acuan saja yang aku
melakukan percakapan pelajari sendiri dan
bahasa Inggris secara merasa kurang cukup,
fasih” maka di semester
selanjutnya aku akan
menambah acuan dari
perpustakaan atau
bertanya pada kakak
tingkat
penelitian. Dalam penelitian ini, pengujian validitas dan reabilitas hasil penelitian
39
1. Validitas
yaitu member checking dan peer debriefing. Pada member checking, setelah data-
Selain itu, pada peer debriefing, peneliti meminta seorang sejawat untuk
peneliti memberikan print-out pada rekan tersebut untuk melakukan tinjau ulang.
hasil penelitian serta sekaligus menilai apakah tujuan penelitian ini sesuai dengan
2. Reliabilitas
yang dilakukan peneliti konsisten dengan yang diterapkan oleh peneliti lain dan
proyek penelitian yang lain (Supratiknya, 2015). Penelitian ini menggunakan dua
strategi untuk menguji reliabilitas penelitian. Strategi yang pertama adalah peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
memastikan tidak ada kesalahan yang serius saat proses transkripsi. Selain itu,
peneliti juga membandingkan data dengan kode-kode yang telah dirumuskan. Hal
BAB IV
A. Pelaksanaan Penelitian
adalah 20-30 menit. Berikut ini rangkuman waktu dan tempat diadakannya
wawancara:
Tabel 4
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mengenai penelitian dan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh partisipan.
Tiap partisipan juga telah menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
masuk ke jurusan yang memang ia ingini sejak awal. Ketika awal masuk kuliah,
AW berpikir bahwa kuliah itu lebih berat daripada SMA. Ia juga merasakan
perbedaan cara belajar dan beberapa sistem di perkuliahan. Ia merasa kaget dan
dan takut kalau jawabannya tidak sesuai yang diharapkan. Akan tetapi, setelah
beberapa pertanyaan AW nampak cukup santai kembali, hal ini nampak dari cara
berbicara agak cepat, nyaring, dan sesekali tertawa mendengar respon atau
43
sebenarnya ingin ke perguruan tinggi yang lain. AS memiliki IPK 3,1. Ketika
ketika masih SMA. Akan tetapi ia tidak merasa kesulitan dan mengaku lebih
santai. AS terlihat cukup bersemangat dan nyaman selama wawancara. Hal ini
cukup antusias dan dengan penyampaian yang agak cepat. AS juga dapat
bekerjasama dengan baik dan tidak ada halangan berarti selama proses
wawancara.
memiliki IPK 2,9. Jurusan ini sebenarnya bukan merupakan jurusan pertama yang
ia inginkan. Ia mencoba tes untuk universitas lain, tetapi tidak diterima dan tetap
sangat kaget karena perbedaan cara belajar di SMA dan di perguruan tinggi.
grogi atau ragu-ragu untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti.
44
temannya. Hampir sama dengan CL, BK juga tidak nampak grogi atau merasa
Setelah BK, BS datang di tempat yang disepakati, yaitu tempat yang sama
3,3. Jurusan ini merupakan jurusan yang disarankan oleh orang tuanya. BS
sebenarnya ingin mendalami musik akan tetapi tidak mendapatkan dukungan dari
tidak terlihat grogi selama proses wawancara. Ia cenderung terlihat percaya diri
baik selama proses wawancara. Nada bicara BS juga hampir sama dengan CL dan
perkuliahan, GD merasa masih malu dan takut karena menurutnya ketika kuliah
lebih banyak dituntut untuk menjadi aktif. GD berulang kali mengatakan bahwa ia
Ia merasa takut tidak dapat menjawab dengan baik. Maka dari itu, peneliti
45
penelitian dengan baik. Ia cukup tenang dan aktif untuk menanyakan hal-hal yang
tantangannya berasal dari dirinya sendiri. Bagi AG, kuliah lebih mandiri
dibandingkan SMA, dan hal tersebut membuatnya agak kesulitan. Selama proses
mengenakkan. Proses wawancara AG cukup lancar dan tidak ada kendala yang
cukup berarti.
ke Akuntansi akan tetapi tidak diterima dan akhirnya masuk Pendidikan Fisika
atas usulan orang tuanya. Ketika awal masuk kuliah, AY merasa kesulitan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
beberapa hal mengenai penelitian, akhirnya AY menjadi lebih tenang dan proses
berarti. Tempat yang ramai dan aktivitas partisipan yang cenderung sibuk,
tetapi, tempat ramai yang digunakan pada wawancara dengan subjek CL, BK, dan
yang sibuk, peneliti mengikuti jadwal kosong yang dimiliki partisipan. Antisipasi
ini dilakukan supaya partisipan tetap pada kondisi yang baik ketika menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
C. Hasil Penelitian
dikategorikan ke dalam dua hal yaitu analisis tugas (task analysis) dan self-
motivation belief.
hendak dilakukan dengan tujuan untuk membuat suatu perencanaan. Dari hasil
tugas. Analisis tugas sendiri dapat diidentifikasi dengan dua macam aktivitas
yaitu menentukan target atau tujuan (setting goals) dan membuat perencanaan
Oleh karena itu, partisipan yang melakukan strategi pada subfase ini berarti
atau tujuan belajarnya. Beberapa respon partisipan antara lain, “Paling jangan
sampai D,” kata AW. “Target IP..mm yang penting 3 koma deh,” kata AS. CL
dan AG juga memberikan respon yang hampir serupa, “targetnya harus, harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
ngerti paling nggak 75% dari apa yang udah diajarin,” “bikin target tugas itu
kuliah. “Sebelum kuliah atau malemnya atau setelah kuliah biasanya sama
menjelaskan, “baca materi sebelum..yang udah diajarin minggu lalu sama baca
yang hendak dia lakukan saat kuliah keesokan harinya, “besok pas kuliah aku
kayak dikebut gitu, tapi kalau dikit ya..hari ini sedikit.. sedikit.. sedikit.. kayak
gitu. Pokoknya yang penting halamannya dulu. Kalau nggak tahu halamannya,
nggak tahu target belajar perharinya. Terus habis itu kalau udah H-1 tu dari
sama temen kelompok, mau ngerjain kapan, di mana, terus bagi tugas, kamu
garap dulu bagian ini, kamu bagian ini..gitu. Terus nantinya disatuin. Biasanya
gitu. Nah untuk mempermudah komunikasi biasanya kami bikin grup chat.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hal ini serupa dengan jawaban BK, GD, AG, dan AY ketika merespon
supaya lebih nyaman, seperti respon AW, “sebelum ngerjain ya nyiapin bahan,
ngerjain,” “kalau aku udah ngerjain tugas sekarang itu harus beresin kamar
BK mengatakan, ”aku ngutamain tugas itu soalnya aku ngerti kalo aku tu pasti
persiapan yang cukup lama sebelum ujian dilaksanakan. “Jadi tu udah bener-
bener aku prepare berbulan-bulan sebelumnya aku udah harus baca,” kata CL.
“Jadi ya ntar soal-soal review itu diinget-inget terus yang pasti ya belajar terus
b. Self-Motivational Belief
yang berkaitan dengan tugas atau proses belajarnya sendiri dan dapat
50
learning goal orientation. Pada subfase ini, semua keyakinan yang tercantum
di atas merupakan hal-hal yang membuat seseorang terpacu atau dengan kata
lain termotivasi untuk belajar. Maka dari itu, partisipan yang memiliki
yakin terhadap kemampuan dirinya. Hal ini nampak dalam respon partisipan
AW,
banget.”
bayangan mereka terhadap hasil dari suatu aktivitas yang hendak dilakukan.
“Kalau aku gak belajar, IPK ku jelek, kalau IPK ku jelek aku gak bisa
“Biar segera kelar aja gitu, mbak. ya itu tadi, karena tugas bakal terus
berdatangan jadi semakin cepet kelar semakin baik. Biar bisa segera ngerjain
lainnya juga.”
minat partisipan terhadap tugas atau materi itu sendiri. AW dan AS masuk ke
lho.”(AW)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
“Kan aku masuk psikologi nih eeee karena pilihanku sendiri.” (AS)
Sedangkan AS, GD, dan AG sama-sama memiliki minat terhadap suatu materi
tertentu.
“Kalau pas materi-materinya menarik, yang aku suka gitu biasanya aku
“Ya aku emang seneng matematika sih sejak dulu jadi ya gitu deh..”
(GD)
adalah seseorang berniat untuk belajar karena ingin memahami sesuatu. AW,
materi.
“Ya aku pingin belajar dan pingin lebih baik gitu.” (AW)
“Aku habis lulus dari PBI itu aku bisa menguasai grammar bahasa
a. Self-Control
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
masuk dalam komponen perilaku pada SRL, maka partisipan yang melakukan
nampak dari beberapa respon partisipan, misalnya AW, BK, dan CL. Berikut
respon-respon mereka,
bisa lebih fokus dan berkonsentrasi ketika belajar atau mengerjakan sesuatu.
Hal ini juga termasuk dalam strategi SRL pada komponen perilaku, maka
53
“Lha waktu kuliah ini tu nggak, nggak mikirin lagi, pokoknya cari
tempat ya di depan, gitu lho. Soalnya, apa ya, ee, lebih bisa konsentrasi kalau
“Kalau bisa ngerjain sore apa siang di rumah gitu ya aku tetep ngerjain
di kamar. Soalnya ya itu tadi aku nggak bisa nggarap di tempat rame.” (AW)
“Ya kalau misalnya sama temen ni belajar trus dia ribut gitu, ya pasti
“Soalnya kan ya harus konsen dan masuk gitu jadi ya aku pindah
geter, pasti aku dah langsung (fokus sama) HP..terus nggak bisa lepas.” (AG)
“Terus kalau (aku mulai ngantuk) biasanya ke kamar mandi, cuci muka
self-control ialah mereka cenderung melakukan sesuatu pada tugas atau materi
“Sering kayak buat ringkesan kecil gitu lho jadi kayak kertas-kertas taklipet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
terus aku tulis..maksudnya ini tu teorinya ini. Jadi kayak lebih gampang untuk
“Di rumah belajarnya aku lebih kalau misalnya belajar tu nyatet aku,
“Ya aku latian ya walopun nggak terlalu dong banget yang penting aku
dah usaha.”
tugas kelompok, “Tapi ya pasti aku minta di-print terus tiap-tiap temen
kelompok itu harus baca terus entar di apa ya.. menurut kalian udah oke belum
tugasnya? Kalau misalnya menurut pendapat pribadi ada yang masih kurang
55
“Nah aku biasanya nulis dulu rumusnya, nanti ndak keburu lupa. Atau
yang bagan-bagan gitu sih juga sering aku tulis dulu, walaupun pake pensil
“Pas soalnya hitungan atau rumus kayak gitu, paling nanti kan dibagi
coret-coretan, aku nulis dulu apa rumus yang aku inget dicorat-coretan, baru
b. Self-Observation
dilakukan. Self-observation sendiri ada dua hal, yaitu self-recording dan self-
metakognitif pada SRL. Hal ini berarti bahwa seseorang yang melakukan
belajarnya.
“Kalau, apa ya, nyatetnya tu,’oh, aku ngerti,’ pokoknya aku ngerti jadi
kalau ada temen tanya aku bisa jawab dan itu bener itu menurutku udah bagus
56
“Jadi kalau sekarang tu gak usah banyak ngapalin, ngobrol sama temen
“Kalau udah paham bener sama materinya sih enak ngerjain sendiri.
Bisa lebih fokus, lebih cepet selesainya juga. Tapi kalau masih ragu-ragu tu
mending ngerjain bareng temen, biar bisa sekalian diskusi terus tanya-tanya
“Terus belajarnya suka menyendiri sih, kalau aku. Tapi kalau misalnya
bareng-bareng itu kalau hafalan. Kalau misalnya nggak hafalan nggak suka
bareng-bareng.” (GD)
“Terus aku lebih ngerti itu aku sambil ngajarin temen, jadi tu materi itu
“Aku tu lebih suka kalau belajar itu tu sama orang, tapi nggak
banyak.” (AY)
mengajar, “Gak tau kenapa kalau dengerin suara yang direkam saya bisa
ketika belajar dalam waktu yang lama, “Oh, aku tu belajar nggak bisa lama
banget. Misalkan aku satu jam tu udah bosen, nanti aku liat youtube dulu, aku
minum dulu kek, aku jalan-jalan, aku udah konsen baru aku lanjut belajar
57
a. Self-Judgement
belajarnya sendiri. Self-judgement dapat dilihat melalui dua hal yaitu self-
judgement ini termasuk dalam komponen metakognitif pada SRL. Hal ini
Secara keseluruhan tidak banyak respon yang muncul pada bagian self-
“Kalo jelek kayak yang duh gimana nih yaudahlah nggak papa lah, ya
mau gimana lagi tu lho. Ya cuma ohh brati aku belajarnya kurang.”(BK)
“Jadikan aku ada yang salah, aku nunda-nunda, males, sering maen.
Mereka udah siap buat belajar besuknya aku belum masih garap tugas.” (BS)
58
ditingkatkan lagi. Ya contohnya sih cara aku belajar. Terus habis itu cara bikin
Hal ini nampak dalam respon tiga orang partisipan yaitu AG, AY dan CL yang
“Terus habis itu juga ngelihat dulu semester satu dapet IP lumayan
sih. Kalau misalnya semester dua terus aku tiba-tiba jeblok kan malu juga.
“Nah, tapi kalau semester dua ini aku ngerasain nyaman belajar karena
kelompok tapi kelompoknya nggak banyak, paling, paling aku diajarin kakak
tingkat, kakak tingkatnya satu aku satu doang yang diajarin aku doang, kayak
“..terus jadi aku udah bisa nilai tu lho,’oh jadi cara belajarku tu kayak
gini ya, aku tu nggak bisa ndadak.’ Jadinya untuk tugas-tugas berat yang
kayak gitu aku harus bener-bener prepare itu dari jauh-jauh hari.” (CL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Self-Reaction
belajarnya. Self-reaction dapat teramati melalui dua hal juga yaitu self-
banggalah bisa mendapat nilai bagus, terus bisa ngasih tahu orang tua kalau
adalah evaluasi terhadap proses belajar ketika di SMA dan di semester yang
lalu serta perubahan cara atau metode yang dilakukan diproses belajar saat ini.
Adanya reaksi yang adaptif tersebut merupakan perwujudan dari strategi pada
“Soalnya kalau aku sistem SKS kayak SMA, itu tu nggak bakal cukup
nggak bakal cukup. Jadi yang jelas kalau kuliah ini tu, kalau mau ujian itu
60
“Tapi kayak gitu tu malah jadi kayak jadi batu loncatan tu buat aku
Selain respon-respon di atas, ada respon lain yang muncul yang tidak
masuk dalam kategori yang telah ditentukan berdasarkan fase SRL, namun
peneliti merasa bahwa respon ini penting dan masuk ke dalam strategi belajar
Respon yang pertama adalah mencari bantuan atau bertanya kepada orang
lain yang dianggap mampu dengan tujuan menambah pemahaman. Respon ini
muncul pada seluruh partisipan. Sebagian besar meminta bantuan pada teman-
teman, namun ada pula yang meminta bantuan pada kakak tingkat atau
berkonsultasi pada dosen. Selain kepada orang di sekitar, partisipan juga mencari
bantuan dengan cara menambah sumber materi dari internet atau buku di
“Sejauh ini sih yang aku lakuin ya tanya ke temen kalau masih nggak
dong.”(AW)
“Kalau bingung kudu kepiye, aku nanya temen sih, ini maksudnya
gimana.” (AS)
“Sebelum numpuk aku teliti dulu, kadang aku cocokin juga sama temen,
61
“Kalo dosennya ngomong sesuatu yang aku nggak ngerti ya aku tanya ke
temen. Kalo temenku juga nggak ngerti, aku tanya temen lain yang ngerti terus tak
“Tanya temen sih,” “Minta tolong temen gitu kan,’eh, tolong bantuin aku
“Nah aku kudu cari temen yang bener-bener dia ngerti banget, kalo enggak
ya aku nyari kakak tingkat yang dia udah ngerti tentang itu terus aku tanya-tanya
aja.” (BK)
“Ya ini, nanya, nanya ke temen udah ada yang ngerjain ini apa belum, atau
nggak nanya ke kakak tingkat, kayak gitu,” dan “Nanya ke kakak tingkat, tapi
“Kadang juga nanya ke temen lain kalau ada yang nggak bisa. Atau ke
“Misal di power point gak jelas aku tanya ke temen, kalau temen gak tau
“Terus tanya-tanya kakak tingkat, bener gini enggak sih? Terus kadang
kalau dosennya ada waktu sih konsultasi sih. Bu, bener nggak sih kayak gini?
“Pasti nyari sumber dulu, biasanya sih dari internet yang gampang tu lho
mbak.” (AW)
62
belajar atau dalam fase forethought. Apabila memperhatikan subfase dalam fase
forethought, maka strategi help-seeking ini lebih cocok masuk pada subfase self-
control karena aktivitas mencari tambahan materi atau informasi melalui orang
lain atau sumber lain termasuk dalam aktivitas atau strategi yang dilakukan saat
telah mencapai suatu target atau tujuan dengan baik. Partisipan AS mengatakan,
“Mungkin lebih menghadiahi diri sendiri ya. Emmmmm… Apa ya…. Kayak eeee
sebenernya beli apa-apa jarang sih mb. Biasanya kayak abis ujian terus aku
merasa bisa abis itu aku nonton film, terus aku jalan-jalan karena aku merasa
bahagia mb.” Pada respon partisipan di atas, strategi itu biasa disebut self-
proses belajar selesai. Artinya bahwa strategi ini termasuk dalam fase self-
63
Tabel 5
Rangkuman Hasil Wawancara Latar Belakang Partisipan
64
Tabel 6
Rangkuman Hasil Wawancara Self-Regulated Learning
Analisis Tugas [SG, SP]: Self-Control [I, SI, AF, TS, HS]: Self-Judgement [SE, CA]:
a. Membuat target batas waktu a. tetap mendengarkan dosen a. Membandingkan cara
penyelesaian tugas (SG) walaupun membosankan atau belajar ketika semester
b. membuat target nilai (SG) tidak (SI) satu dan semester dua
c. membaca materi yang lalu (SP) b. menyemangati diri supaya (SE)
d. membaca materi yang hendak jangan malas (SI) b. cara belajar harus
diajarkan (SP) c. mematikan HP saat kuliah ditingkatkan lagi (CA)
e. mempersiapkan tempat (AF) c. merasa kurang karena
pengerjaan tugas (SP) d. mengusahakan untuk tetap asal membuat jadwal
f. merancang waktu pengerjaan fokus saat kuliah ketika mulai kuliah (CA)
tugas (SP) mengantuk (AF) d. mendapat nilai jelek
g. mempersiapkan bahan/materi e. memilih tempat duduk supaya karena menganggap
(SP) lebih bisa konsentrasi (AF) sepele (CA)
h. merancang cara pengerjaan tugas f. mengerjakan tugas di suatu
(SP) tempat yang tidak ramai (AF)
i. melakukan langkah antisipasi jika g. menegur orang lain yang ramai
tidak yakin dengan hasil ujian ketika membutuhkan waktu
(SP) untuk belajar (AF)
j. merancang cara belajar (SP) h. mencatat (TS)
k. merencanakan aktivitas belajar i. meneliti hasil pekerjaan
esok hari (SP) kelompok bersama-sama (TS)
j. meringkas (TS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Self-Motivation Belief [SE, OE, II, Self-Observation [SR, SE]: Self-Reaction [SS, A, SC]:
LGO]: a. Dengan mengajari teman menjadi a. bangga bisa mendapat
a. Merasa bisa menguasai suatu tahu dirinya paham atau tidak (SR) nilai bagus (SS)
materi (SE) b. Merasa tidak belajar dengan benar b. melihat semester satu
b. Merasa tidak memiliki masalah di pada materi hafalan (SR) mendapat IP lumayan,
suatu materi (SE) c. Merasa lebih efektif jika belajar semester dua tidak
c. Tidak belajar maka IPK jelek, bersama teman (SR) boleh jeblok dan harus
IPK jelek maka susah cari kerja d. Menulis ulang materi akan dipertahankan (A)
(OE) memudahkan untuk mengingat c. Cara belajar di SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
67
D. Pembahasan
regulated learning (SRL) pada mahasiswa tahun pertama yang terjabarkan dalam
tiga fase yaitu sebelum belajar (forethought), saat belajar (performance), dan
variatif muncul pada partisipan yang masuk pada jurusan yang diinginkan yaitu
partisipan AW, AS, GD, dan AG. Hal ini dapat dilihat dari daftar strategi tiap
lainnya, mereka melakukan strategi SRL mulai dari fase sebelum belajar
(forethought), fase saat belajar (performance), hingga fase setelah belajar (self-
reflection).
menonjol dalam hal variasi strategi yang dilakukan partisipan. Para partisipan
Selain itu, pada fase sebelum belajar (forethought) subfase analisis tugas, seluruh
68
sebagian besar partisipan (lima partisipan termasuk empat partisipan yang masuk
pada jurusan yang diinginkan), yang menyusun tujuan atau target belajarnya.
partisipan, maka berbeda dengan fase terakhir yaitu fase setelah belajar (self-
menilai hasil akhir yang kurang baik merupakan dampak dari cara belajarnya yang
kurang baik pula. Hanya tiga orang partisipan nampak membandingkan proses
belajarnya saat ini dengan semester lalu atau jenjang pendidikan yang lalu. Pada
tiga partisipan muncul respon reaksi adaptasi terhadap proses belajar yang telah
dilakukannya. Hanya satu orang partisipan yang merasa puas dengan proses
belajar yang ia lakukan sendiri. Selain pada fase setelah belajar (self-reflection),
para partisipan juga kurang merespon atau muncul respon mengenai fase sebelum
AS yang nampak memiliki motivasi yang cukup kuat dalam belajar. Sedangkan
partisipan BK, BS, dan AY bahkan tidak memunculkan respon mengenai subfase
ini.
pada jurusan yang ia pilih. Kecenderungan respon yang muncul antara lain pada
belajarnya serta membuat rencana akan aktivitas belajar yang hendak dilakukan.
Selain itu juga ketertarikan terhadap materi. Pada fase saat belajar (performance),
mereka mengkondisikan situasi dan lingkungan untuk lebih fokus dan konsentrasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
selain itu mereka juga melakukan sesuatu pada materi/objek belajar dalam rangka
yang dilakukan. Selain memiliki minat serta lebih variatif dalam mengaplikasikan
strategi SRL, partisipan tersebut juga didapati memiliki IPK yang tinggi. Hal ini
Narulita, 2005; Deasyanti & Armeini R., 2007; Putriansari, 2009). Selain itu
Krapp, Schiefele & Winteler (1992) juga mengatakan bahwa minat merupakan
Ketiga fase tersebut akan dibahas secara lebih detail berikut ini:
muncul dari respon para partisipan pada fase sebelum belajar cukup
belajar yang hendak dicapai, seperti nilai minimal yang harus terpenuhi
mereka dengan mengulang materi lama dan membaca materi baru. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
yang sama sekali tidak muncul responnya. Beberapa partisipan (AW, AS,
GD, AG) mengaku tertarik dengan ilmu atau materi yang dipelajari di
dipelajari. Respon lain juga muncul pada partisipan (AS, CL) yaitu
ini, misalnya kalau tidak belajar maka IPK jelek, kalau IPK jelek maka
akan susah mencari pekerjaan. Hanya ada satu partisipan yang memiliki
partisipan tidak memilih jurusan yang sesuai dengan minat mereka yang
sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
yang terbilang baik yaitu di atas 3. Selain itu, ke-empat partisipan yang
benar minat dengan jurusan yang sedang diambil, dengan kata lain mereka
masuk bukanlah paksaan atau usulan dari orang tua atau orang lain.
Keempat partisipan itu adalah AW, AS, GD, dan AG. Hal ini sejalan
SRL, terutama jika tujuan atau target tersebut semakin spesifik. Pada
Pada fase ini banyak jenis respon dari partisipan terutama pada
72
bahwa mereka tidak dapat belajar di tempat ramai dan akan mencari atau
mengkondisikan suasana atau tempat supaya dapat lebih fokus. Hal ini
yang memiliki minat terhadap jurusannya, yaitu AW, AS, GD, dan AG.
meminta bantuan teman, kakak tingkat, dan dosen serta mencari tambahan
dalam fase belajar. Selain itu, hal ini termasuk aktivitas atau strategi yang
73
Zimmerman (2002).
misalnya merasa lebih efektif jika belajar dengan teman atau belajar
dengan cara menulis ulang. Akan tetapi kategori lain dalam self-
penelitian ini.
baik berarti karena mereka juga kurang dalam belajar. Respon lain
yang mereka lakukan setelah proses belajar selesai. Hanya satu partisipan
74
antara partisipan yang lain, yaitu GD. Reaksi adaptif juga muncul pada
tiga partisipan (AW, BS, CL). Salah satu partisipan melihat ketika mereka
SMA dan cenderung belajar sks, kini ketika kuliah ia akan mempersiapkan
jauh-jauh hari terutama ketika hendak ujian. Respon lain misalnya ketika
semester satu dapat IPK yang lumayan, maka semester selanjutnya harus
selanjutnya.
Pada fase ini respon partisipan tidak terlalu banyak dan cukup
yang ditemui pada hampir seluruh partisipan. Hal menarik lainnya adalah
dalam kategori lainnya yaitu memberikan reward pada diri yang telah
partisipan AS. Respon ini merupakan aktivitas yang terjadi setelah proses
ditemukan dalam penelitian ini sejalan dengan fase setelah belajar (self-
75
hamper seluruh partisipan penelitian (data dapat dlihat di data strategi SRL tiap
strategi pada komponen motivasi tidak cukup banyak muncul dalam respon
fase self-reflection. Terdapat lima partisipan yang merespon terkait strategi dalam
komponen motivasi ini, yaitu AW, AS, GD, AG, dan CL. Bahkan tiga partisipan
lainnya (BS, BK, dan AY) sama sekali tidak melakukan strategi pada komponen
motivasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
learning pada mahasiswa tahun pertama dengan melihat proses sebelum belajar
seluruh partisipan dalam penelitian ini melakukan aktivitas dan keyakinan belajar
atau yang disebut sebagai strategi belajar self-regulated learning (SRL). Strategi
yang paling sering muncul pada partisipan adalah perencanaan aktivitas belajar
belajar demi mencapai pemahaman serta bertanya pada orang lain supaya lebih
keyakinan (belief) yang dapat memotivasi belajar mereka, seperti minat terhadap
baik yang akan didapat jika melakukan aktivitas belajar tertentu, serta belajar
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
misalnya meringkas, memberi tanda pada kalimat yang penting. Respon partisipan
dalam melakukan sesuatu terhadap materi/ objek belajar serta mencari bantuan
orang lain untuk memahami materi ini ditemukan pada seluruh partisipan.
Sebagian partisipan (empat orang) juga mengusahakan tempat belajar yang tidak
ramai supaya lebih fokus. Beberapa partisipan juga menyemangati dirinya sendiri
serta membayangkan suatu ide untuk tugas yang hendak dilaksanakan. Hampir
evaluasi terhadap proses belajarnya, mereka merasa bahwa prestasi atau nilai jelek
yang didapatkan disebabkan karena cara atau usaha belajar mereka yang kurang.
Namun hanya tiga partisipan saja yang bereaksi untuk memperbaiki proses
belajarnya.
Fase ini disusul dengan fase forethought. Fase self-reflection menjadi fase yang
paling sedikit direspon partisipan. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa para
partisipan hanya berfokus pada saat belajar saja (fase performance) dan kurang
bersifat siklis ini, fase self-reflection tidak kalah pentingnya dengan fase yang lain
karena dapat menjadi penguat untuk fase forethought di siklus belajar berikutnya.
78
pada komponen metakognitif dan perilaku cukup banyak dilakukan oleh tiap
partisipan saja, bahkan tiga partisipan tidak menunjukkan strategi pada komponen
ini. Maka dari itu, hal ini menunjukkan bahwa strategi pada komponen motivasi
tidak menonjol dibandingkan strategi pada komponen lain, yaitu metakognitif dan
perilaku.
(empat orang) yang memiliki minat pada jurusan yang ia pilih, yaitu pada fase
aktivitas belajar, serta ketertarikan terhadap materi dan pada fase saat belajar
yang digunakan, serta meminta bantuan atau bertanya pada orang lain supaya
SRL yang lebih banyak. Selain memiliki minat pada jurusan yang dipilih dan
aktivitas belajar yang mirip, mereka juga cenderung memiliki IPK yang tinggi
B. Keterbatasan Penelitian
79
1. Penelitian SRL ini tidak berfokus pada satu matakuliah. Hal ini dapat
Karabenick, 2003)
C. Saran
penelitian ini. Maka, pada penelitian dengan topik belajar atau self-regulated
aktivitas pada fase setelah belajar (self-reflection). Mengingat fase SRL ini
80
2. Bagi Mahasiswa
dengan membuat tulisan atau catatan tentang tujuan atau target belajar dan
supaya lebih terlatih dalam menggunakan strategi yang sesuai dengan dirinya
orangtua.
dan pendidik dapat meninjau minat mahasiswa secara lebih mendalam supaya
Selain itu, hendaknya dapat melakukan evaluasi belajar yang dilakukan sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Fivtiari, M. D. (2011). Hubungan antara orientasi tujuan dalam belajar dan self
regulated learning pada mahasiswa. Skripsi yang tidak diterbitkan. Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
McWhaw, K., & Abrami, P. C. (2001). Student goal orientation and interest:
Effects on students' use of self-regulated learning strategies. Contemporary
educational psychology, 26(3), 311-329.
Pintrich, P.R., Smith, D.A.F., Garcia, T., & McKeachie, W. J. (1991). A manual
for the use of the motivated strategies for learning questionnaire (MSLQ). Ann
Arbor, MI: National Center for Research to Improve Postsecondary Teaching
and Learning. (Layanan Reproduksi Dokumen ERIC No. ED338112)
83
Weinstein, C. E., & Palmer, D. R. (1990). LASSI-HS user's manual. H & H Pub..
Dipungut 3 Maret, 2013, dari
http://www.hhpublishing.com/_assessments/LASSI-HS/LASSI-
HS_Manual.pdf
84
LAMPIRAN
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
87
88
89
(HS)
“kalau sempet cari buku dulu di
perpus”
9. Bertanya kepada orang lain
yang dirasa lebih memahami
(HS)
“Sejauh ini sih yang aku lakuin ya
tanya ke temen kalau masih nggak
dong.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
AS
IPK: 3,1 Alasan masuk jurusan: Keinginan pribadi
Forethought Performance Self-reflection
Metakog 1. Membuat target nilai (SG) 1. Merasa lebih efektif jika belajar 1. Cara belajar harus ditingkatkan
nitif “Target IP..mm yang penting 3 koma bersama teman (SR) lagi (CA)
deh,” “Jadi kalau sekarang tu gak usah “Kalau dapet nilai jelek..mm.. ya
banyak ngapalin, ngobrol sama sedih bentar. (tertawa). Ya berarti
temen aja udah cukup ngerti.” aku kurang paham sama
materinya, kurang belajar gitu.”
Motivasi 1. Tidak belajar maka IPK jelek, IPK 1. Menghadiahi diri sendiri karena
jelek maka susah cari kerja (OE) telah mencapai target dengan
“Kalau aku gak belajar, IPK ku jelek, baik (SC)
kalau IPK ku jelek aku gak bisa cari “Mungkin lebih menghadiahi diri
kerja kan gitu.” sendiri ya. Emmmmm… Apa
ya…. Kayak eeee sebenernya beli
2. Segera menyelesaikan suatu tugas
apa-apa jarang sih mb. Biasanya
supaya bisa mengerjakan yang lain
kayak abis ujian terus aku merasa
(OE)
bisa abis itu aku nonton film, terus
“Biar segera kelar aja gitu, mbak. ya
aku jalan-jalan karena aku merasa
itu tadi, karena tugas bakal terus bahagia mb.”
berdatangan jadi semakin cepet kelar
semakin baik. Biar bisa segera
ngerjain lainnya juga.”
3. Menyukai bidang/ilmu tertentu (II)
“Kan aku masuk psikologi nih eeee
karena pilihanku sendiri.”
4. Materinya menarik (II)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
92
BK
IPK: 2,88 Alasan masuk jurusan: Sebelumnya telah mendaftar dan
diterima di Pend. Bahasa Inggris kemudian gagal dalam tes
masuk universitas lain
Forethought Performance Self-reflection
Metakog 1. Mempersiapkan tempat pengerjaan 1. Cara belajar harus ditingkatkan
nitif tugas (SP) lagi (CA)
2. Merancang waktu pengerjaan “Kalo jelek kayak yang duh
tugas (SP) gimana nih yaudahlah nggak papa
3. Merancang cara pengerjaan tugas lah, ya mau gimana lagi tu lho. Ya
(SP) cuma ohh brati aku belajarnya
“Kita mau ngerjain kapan, kita mau kurang.”
pake asesoris apa, terus mau nentuin
jadwal. Kamu kelas jam brapa sampe
jam brapa, ada yang beda ada yang
apa, terus kita bener-bener nyariin
yang semuanya tu sama-sama selo tu
lho, jadi biar kita latian.”
4. Melakukan langkah antisipasi jika
tidak yakin dengan hasil ujian (SP)
”Aku ngutamain tugas itu soalnya aku
ngerti kalo aku tu pasti jeblok-jeblok
jadi ya ngutamain tugas.”
Motivasi
Perilaku 1. Menyemangati diri supaya
jangan malas (SI)
“Tapi yang ayolah BK jangan
males jangan males. Ya cuma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
94
BS
IPK: 3,3 Alasan masuk jurusan: Keinginan orangtua
Forethought Performance Self-reflection
Metakog 1. Mempersiapkan bahan/materi 1. Merasa lebih efektif jika 1. Cara belajar harus
nitif (SP) belajar menggunakan rekaman ditingkatkan lagi (CA)
“Sebelum kuliah atau malemnya dosen (SR) “Jadikan aku ada yang salah, aku
atau setelah kuliah biasanya sama “Gak tau kenapa kalau dengerin nunda-nunda, males, sering maen.
temen-temen pergi kemana hunting- suara yang direkam saya bisa Mereka udah siap buat belajar
hunting (ide) gitu,” menjawab dengan lancar.”
besuknya aku belum masih garap
tugas.”
“Untuk akunya sendiri akunya
kurang konsentrasi gara-gara lihat
temenku marah-marah sama
temenku pas lagi praktek.”
Motivasi
Perilaku 1. Bertanya kepada orang lain 1. Cara belajar di SMA dirasa
yang dirasa lebih memahami kurang cukup, maka saat
“Misal di power point gak jelas kuliah diperbaiki lebih baik lagi
aku tanya ke temen, kalau temen (A)
gak tau kemungkinan besar saya “Kalau kuliah tu beda dengan
tanya ke dosen.” SMA, mempengaruhi dapet kerja
nggak, aku mulai memperbaiki
diri untuk mulai belajar.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
CL
IPK: 2,9 Alasan masuk jurusan: keinginan orangtua
Forethought Performance Self-reflection
Metakog 1. Membuat target nilai (SG) 1. Dengan mengajari teman 1. Mendapat nilai jelek karena
nitif “targetnya harus, harus ngerti paling menjadi tahu dirinya paham menganggap sepele (CA)
nggak 75% dari apa yang udah atau tidak (SR) “Pokoknya intinya tu aku tu rada
diajarin,” “Kalau, apa ya, nyatetnya tu,’oh, nyesel karena ternyata aku masih
aku ngerti,’ pokoknya aku ngerti kurang semangatnya waktu di
jadi kalau ada temen tanya aku semester satu karena masih
bisa jawab dan itu bener itu nganggep sepele, ternyata nilainya
menurutku udah bagus buat aku.” jelek kayak gitu kan.”
2. Merasa tidak bisa belajar dalam 2. Cara belajar harus ditingkatkan
waktu yang lama dan lagi (CA)
membutuhkan waktu istirahat “..terus jadi aku udah bisa nilai tu
(SR) lho,’oh jadi cara belajarku tu
“Oh, aku tu belajar nggak bisa kayak gini ya, aku tu nggak bisa
lama banget. Misalkan aku satu ndadak.’ Jadinya untuk tugas-tugas
jam tu udah bosen, nanti aku liat berat yang kayak gitu aku harus
youtube dulu, aku minum dulu bener-bener prepare itu dari jauh-
kek, aku jalan-jalan, aku udah jauh hari.”
konsen baru aku lanjut belajar
lagi,”
Motivasi 1. Berusaha untuk memahami materi
(LGO)
“Aku habis lulus dari PBI itu aku bisa
menguasai grammar bahasa
inggrisnya dengan baik.”
Perilaku 1. Membaca materi yang lalu (SP) 3. Menyemangati diri supaya 1. Nilai jelek sebagai batu loncatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
97
GD
IPK: 3,8 Alasan masuk jurusan: Keinginan pribadi
Forethought Performance Self-reflection
Metakog 1. Merasa lebih efektif jika belajar
nitif bersama teman (SR)
“Kalau udah paham bener sama
materinya sih enak ngerjain
sendiri. Bisa lebih fokus, lebih
cepet selesainya juga. Tapi kalau
masih ragu-ragu tu mending
ngerjain bareng temen, biar bisa
sekalian diskusi terus tanya-tanya
kalau ada yang nggak
mudeng..mm.. nggak paham
maksudnya.”
2. Merasa tidak belajar dengan
benar pada materi hafalan (SR)
“Terus belajarnya suka menyendiri
sih, kalau aku. Tapi kalau
misalnya bareng-bareng itu kalau
hafalan. Kalau misalnya nggak
hafalan nggak suka bareng-
bareng.”
Motivasi 1. Menyukai bidang/ilmu tertentu 1. Bangga bisa mendapat nilai
(II) bagus (SS)
“Ya aku emang seneng matematika “Kalau nilainya bagus ya seneng,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sih sejak dulu jadi ya gitu deh..” terus merasa banggalah bisa
mendapat nilai bagus, terus bisa
ngasih tahu orang tua kalau
nilaiku tu bener-bener bagus tapi
dengan usahaku sendiri,”
Perilaku 1. Merancang cara belajar (SP) 1. Mengerjakan tugas di suatu
“tapi pertama tu ngitung jumlah tempat yang tidak ramai (AF)
halamannya kalau misalnya bacaan. “Biasanya sih ngerjainnya di
Kalau misalnya halamannya banyak kamar yang sepi, nggak terganggu
tu belajarnya kayak dikebut gitu, tapi sama suara TV.”
kalau dikit ya..hariini sedikit.. 2. Bertanya kepada orang lain
sedikit.. sedikit.. kayak gitu. yang dirasa lebih memahami
Pokoknya yang penting halamannya “Kadang juga nanya ke temen lain
dulu. Kalau nggak tahu halamannya, kalau ada yang nggak bisa. Atau
nggak tahu target belajar perharinya. ke kakak tingkat.”
Terus habis itu kalau udah H-1 tu
dari awal sampai akhir dipelajari
lagi.”
2. Merencanakan aktivitas belajar
esok hari (SP)
“besok pas kuliah aku kudu
ndengerin bener-bener biar paham
aja.”
3. Mempersiapkan tempat
pengerjaan tugas (SP)
4. Merancang waktu pengerjaan
tugas (SP)
“Ngerencanain mau nggarap dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
sama kapan.”
5. Mempersiapkan bahan/materi
(SP)
“aku nyiapin materi-materi yang
diperlukan sebelum ngerjain,”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
AG
IPK: 3,7 Alasan masuk jurusan: keinginan pribadi
Forethought Performance Self-reflection
Metakog 1. Membuat target batas waktu 1. Dengan mengajari teman 1. Cara belajar harus
nitif penyelesaian tugas (SG) menjadi tahu dirinya paham ditingkatkan lagi (CA)
“bikin target tugas itu harus selesai atau tidak (SR) 2. Merasa kurang karena asal
kapan.” “Terus aku lebih ngerti itu aku membuat jadwal kuliah (CA)
sambil ngajarin temen, jadi tu “Masih ada beberapalah yang
materi itu rasanya kayak lebih harus ditingkatkan lagi. Ya
nempel.” contohnya sih cara aku belajar.
Terus habis itu cara bikin jadwal
perkuliahanlah soalnya selama ini
tu ngawur-ngawur aja,”
3. Membandingkan cara belajar
ketika semester satu dan
semester dua (SE)
“Terus habis itu juga ngelihat
dulu semester satu dapet IP
lumayan sih. Kalau misalnya
semester dua terus aku tiba-tiba
jeblok kan malu juga. Jadi itu
kayak harus pertahanin prestasi.”
(AG)
Motivasi 1. Menyukai bidang/ilmu tertentu
(II)
“(Senengnya) Akuntansilah..itung-
itungan gitu.”
Perilaku 1. Membaca materi yang lalu (SP) 1. Mematikan HP saat kuliah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
102
103
AY
IPK: 3,27 Alasan masuk jurusan: Keinginan orangtua
Forethought Performance Self-reflection
Metakog 1. Merasa lebih efektif jika belajar 1. Membandingkan cara belajar
nitif bersama teman (SR) ketika semester satu dan
“Aku tu lebih suka kalau belajar semester dua (SE)
itu tu sama orang, tapi nggak “Nah, tapi kalau semester dua ini
banyak.” aku ngerasain nyaman belajar
karena kelompok tapi
kelompoknya nggak banyak,
paling, paling aku diajarin kakak
tingkat, kakak tingkatnya satu aku
satu doang yang diajarin aku
doang, kayak gitu, kayak privat
gitu lho.”
Motivasi
Perilaku 1. Merancang cara pengerjaan tugas 1. Mencatat (TS)
(SP) 2. Memberikan tanda pada kata-
2. Mempersiapkan tempat pengerjaan kata penting (TS)
tugas (SP) “Di rumah belajarnya aku lebih
3. Merancang waktu pengerjaan kalau misalnya belajar tu nyatet
tugas (SP) aku, kalau nggak baca buku tapi
“Kita dapet tugas apa gitu, kita mau tak stabilo.”
ngapain kalau dapet tugasnya kayak 3. Saat mengerjakan soal
gini, terus pembagian nganunya, menuliskan rumus atau bagan di
materinya kayak gimana, terus kalau kertas yang lain supaya tidak
misalnya tugasnya itu pengamatan, ya lupa (TS)
mau ngamatinnya dimana, kapan, “Pas soalnya hitungan atau rumus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104