Anda di halaman 1dari 15

MATRIKS Sifat-sifat Determinan Matriks :

1. det ( AB )=detA . detB


MATEMATIKA - 01 1
2. det A−1=
detA
3. detA =det A t
 PENGERTIAN : 4. detk A mxm=k m detA
Susunan bilangan,simbol atau ekspresi yang 5.
n n
det A =( detA )
disusun berdasarkan baris dan kolom.

Ordo matriks : baris x kolom


 JENIS MATRIKS
a a Baris -1 A. Matriks Identitas ( I )
(
A2 x2= 11 12
a 21 a22 ) Baris -2
I 2 x 2= ( 10 01)
Kolom-1 Kolom-2
1 0 0
 DETERMINAN MATRIKS
A. Ordo 2 x 2
(
I 3 x 3= 0 1 0
0 0 1 )
A2 x2= (ac bd ) B. Matriks Transpose ( At )
Baris Kolom
Det A = | A|= |ac db|=ad−bc A2 x3 = a
d ( b c
e f )
B. Ordo 3 x 3 a d
a b c
( )
A3 x3 = d e f ,dengan aturan SARRUS
At3 x2 = b
c ( ) e
f
g h _i _ _  OPERASI MATRIKS
A. Penjumlahan dan Pengurangan
Syarat : ordo matriks harus sama

Det A =
a b c
+ + +
( ac db )± ( ge hf )=(ca±± ge b±f
d ±h )
d e f a b ¿d e ¿ g h ¿ B. Perkalian Skalar
g h i
k (ac bd)=( kakc kbkd)
C. Perkalian matriks dengan matriks
Det A = aei+bfg+cdh−gec−hfa−idb Syarat :

Matriks Singular (Matriks yang tidak


mempunyai invers) Amxn B pxq=C mxq

Adalah matriks yang determinannya = 0 Dapat dikalikan apabila n= p

( ac db )( eg fh)=( ae+ bg
ce +dg
af + bh
cf +dh )
x+ y yang memenuhi persamaan
 INVERS MATRIKS AB−2 B=C adalah.
Invers matriks A disimbolkan dengan A−1 (A) 10
(B) 8
1 (C) 6
A−1= ( Adj A )
det A (D) 2
(E) 0
Invers matriks 2 x 2

1
A2 x2= a b A−1= d −b
( )
c d ad−bc −c a ( )
2. Jika konstanta k memenuhi persamaan :
Invers matriks 3 x 3

a b c
(1k 10)( x−1
y −1 ) =( 0)
k
, maka x + y=¿

(
A3 x3 = d e f
g h i ) (A)
(B)
(C)
( 2+k )( 1+k )
( 2−k ) (1+ k )
( 2−k ) (1−k )
M 11 M 12 M 13 t (D) ( 1−k )( 1+ k )
A =
−1 1
detA (
M 21 M 22 M 23
M 31 M 32 M 33 ) 3.
(E) ( 1−k )( 2+ k )

Transpose dari matriks Q ditulis Qt . Jika


i+ j
M ij =(−1 ) K ij

Contoh :
Q= ( 1p −11 ) dan det ( 2Q−Q t ) =0,
maka p =
(A) – 1
M 11=(−1) K 11 =
2
|he fi|=ei −hf (B) – 1 atau – 2
(C) – 2½ atau – 1
SIFAT-SIFAT INVERS MATRIKS (D) – 2½ atau – 1½
(E) – 1½ atau – 1
−1
 ( A−1 ) = A
 A . A−1=I 4. Jika I matriks satuan dan matriks
 ( AB )−1=B−1 . A−1
 A . X=BX = A−1 . B A= 2 1 , sehingga
( ) A2= pA +qI ,
−4 3
 X . A=BX=B . A−1 maka p+q=¿
(A) – 10
(B) –5
SOAL PENGANTAR
(C) 5
(D) 10
(E) 15
1. Diketahui matriks A= x 1 , ( )
−1 y
B= 3 2 1 0 5. Matriks K ordo 2x2 yang memenuhi
( )
1 0
dan C=
−1 −2 (
. Nilai ) persamaan :
K 1 −1 = −7 −14 adalah
( )( ) sin 2 x −cosx π
3 4 16 19 8. Bila A= ( √ 3 sinx 1
,0≤x ≤)2
−2 −3 dan determinan A = 1, maka x adalah.
(A) (
−1 5 ) (A)
π
dan
π
−2 3 6 2
(B) (
1 5 ) (B)
π
2 −3 3
(C) (
1 −5 ) (C)
π
2 −3 4
(D) (
1 5 ) (D)
π
6
2 3
(E) (
1 5 ) (E) 0

U 1 U3
6. Diketahui matriks A=
(
U 2 U4
dan U n
) 9. Jika P= (12 −1
−1)
dan ( 10 01)
I= , maka
adalah suku ke-n barisan aritmatika. Jika
U 6 =18 dan U 10=30 , maka determinan −P4 + 2 P3 +3 P2+ 4 I =¿
matriks A = (A) –P
(A) – 30 (B) P
(B) – 18 (C) 2P
(C) – 12 (D) – 2P
(D) 12 (E) I
(E) 18
10. Jika M adalah matriks sehingga
7. Hasil kali matriks ( BA ) ( B+ A−1 ) B−1=¿
M a b = a b
(A)
(B)
AB+ A
A−1+ B
c d( )(
a−c b−d
, ) maka

determinan matriks M adalah.


(C) A+ B−1 (A) – 1
(D) BA+ I (B) 0
(E) AB+ I (C) 1
(D) 2
(E) 3
A. 1
KAJI ULANG MATRIKS
B. 2
C. 4
MATEMATIKA - 02 D. 16
E. 81

2. Diketahui matriks A berukuran 2 x 2 dan B =

1. Diketahui matriks B = (15 −4


−2 )
dan berlaku
(−10 32 ) . Jika B - A = (11 −10 ) maka det

persamaan A2 + B = ( 34 −2
−1)
determinan
(2A-1) adalah .....
A. -4
B. -2
matriks A4 adalah ...
C. -1
D. 1
E. 2 7. Jika (−12 −11 ) p (01)=(12 ) dan

3. Diketahui matriks A berukuran 2 x 2 dan B =


5
(−12 −11 ) p (11 )=(21) , maka det(P) = .......

(−3
−1 2 )
dan C = ( 42 53) . Jika B.A = C A.
B.
-3
-2
maka det (2A-1) adalah ..... C. 1
A. -2 D. 2
B. -1 E. 3
C. -1/2
A= 2 −2 dan B
D. ½
E. 2
8. Diketahui matriks
[
2 2 ]
adalah matriks dengan entri-entri bernilai real
2 −1
4. Diketahui matriks B =
−3 2 (dan C = ) sedemikian sehingga AB = BA. Nilai terkecil
untuk determinan B adalah …
A. -2
(−70 24) . Jik amatriks A berukuran 2 x 2 dan B. -1
C. 0
berlaku persamaan A3 + B = C, maka D. 1
determinan 3A-1 adalah ... E. 2
A. -3
B. -2 9. Misal
C. -1
D. 1 A= 1 2 , D= 0 0 , dan P= a b
( ) ( ) ( )
E. 2 2 4 0 5 b −a
dengan a , b adalah bilangan-bilangan real,

5. Jika (ba 12 ) , B=(a1 10) ,


A= dan sedemikian sehingga A=PDP T , maka
pernyataan berikut adalah benar, KECUALI

A B=( 10 a ) , maka nilai ab adalah ... A. PT =P−1
14 b
A. 9 B. det A=det D
B. 10 C. a 2+b 2=1
C. 12 D. det P=det A
D. 14 E. P−1=P
E. 16
6. Misalkan AT adalah transpos matriks A. Jika
0 1 5
A= ( )
1 2
a 1
0 b dan
B=
1 2
( ) T
2 4 sehingga A B
10. Jika
[ ]
A= 0 0 1 , maka A2016 =…
0 0 0
¿(
5 10 )
. 0 0 0
A.
B.
1
2
Maka nilai a+ b adalah ....
A.
[ ]
0 0 0
0 0 0
C. 3 0 1 0
D.
E.
4
5
B.
[ ]
0 0 1
0 0 0
0 1 5
C.
[ ]
0 0 1
0 0 0
0 2016 5
D.
[
0
0 ]
0
0
2016
0
TRANSGEOMETRI 1 e. Pencerminan terhadap garis
y=mx
cos 2θ sin 2 θ
MATEMATIKA - 03
M P= (
sin 2θ −cos 2 θ )
f. Pencerminan terhadap garis
 PENGANTAR y=mx+c
'
Bayangan = MTransformasi .Benda x cos 2θ sin 2 θ x + 0
()(
y ' =
sin 2θ −cos 2θ y −c c )( ) ( )
x'  ROTASI / PERPUTARAN
=M T x
() () a. Pusat Rotasi ( 0,0 )
y' y
x ' =M x
 PENCERMINAN / REFLEKSI
o Pusat Pencerminan ( 0,0 )
( ) ()
y' R
y
b. Pusat Rotasi ( a , b )
x'
=M P x
() () x'−a =M x−a
y' y ( ) ( )
y '−b R
y−b
o Pusat Pencerminan ( a , b ) θ0
c. Matriks Rotasi dengan sudut

x ' −a M R = cos θ −sin θ


( )
( ) ( )
' =M P x−a sin θ cos θ
y −b y−b
Jika arah putaran berlawanan arah jarum
o Matriks Pencerminan jam, maka sudut θ (positif), jika searah
a. Pencerminan terhadap sumbu x θ
jarum jam sudut (Negatif).
1 0
( 0 −1 )  PERKALIAN / DILATASI

b. Pencerminan terhadap sumbu y Faktor dilatasi [ (a, b),k ] , dimana pusat


dilatasi (a,b) dan k (skalar) besar dilatasi.
(−10 01 )  x'a   x  a
   k  
c. Pencerminan terhadap garis  y 'b   y  b
y=x
0 1  PERGESERAN / TRANSLASI
( ) 1 0 Jika titik ( x , y ) di translasi dengan ( a , b ),
maka berlaku hubungan
d. Pencerminan terhadap garis
y=−x x ' = x +a
( 0 −1
−1 0 ) ( )( )
y ' y +b
SOAL PENGANTAR
1. Matriks (−10 −10 ) bersesuaian dengan 5. Persamaan bayangan kurva
transformasi... y=3 x 2 +2 x −1 oleh pencerminan
(A) Pencerminan terhadap sumbu x terhadap sumbu x dilanjutkan dengan
(B) Pencerminan terhadap sumbu y pencerminan terhadap sumbu y adalah...
(C) Pencerminan terhadap y=x (A) y=−3 x 2−2 x−1
(D) Pencerminan terhadap y=−x (B) y=−3 x 2 +2 x+1
(E) Pencerminan terhadap titik O( 0,0 ) (C) y=−3 x 2 +2 x−1
(D) y=3 x 2 +2 x +1
2. Persamaan bayangan garis 2 x+3 y + 4=0 (E) y=3 x 2−2 x+ 1
oleh pencerminan terhadap garis x=4
adalah... 6. Transformasi T merupakan komposisi
(A) 3 x−2 y=18 pencerminan terhadap garis y=5 x
(B) 3 x+ 2 y =18 dilanjutkan pencerminan terhadap garis
(C) 2 x+3 y =16 −1
(D) 2 x+3 y =20 y= x . Matriks penyajian T adalah...
5
(E) 2 x−3 y=20 −1 0
3. Lingkaran : 2 2
x + y −6 x+ 4 y =0 diputar
(A) ( )
0 −1
1 0
90 0 terhadap titik O( 0,0 ) searah jarum jam.
Persamaan bayangan lingkaran tersebut
(B) ( )
0 −1
1 0
adalah...
(A) x 2+ y 2+ 4 x +6 y=0
(C) ( )
0 1
(B) x 2+ y 2+ 4 x−6 y =0 −1 0
(C) x 2+ y 2−4 x +6 y =0
(D) ( )
0 1
(D) x 2+ y 2+ 6 x −4 y =0 0 1
(E) x 2+ y 2−6 x−4 y=0
(E) ( )
−1 0

4. Persamaan bayangan dari garis y=3 x +2 7. Jika grafik fungsi y=x 2− ( 9+a ) x+ 9 a
oleh transformasi yang bersesuaian dengan diperoleh dari grafik fungsi y=x 2−2 x−3

matriks (10 21) dilanjutkan dengan rotasi


melalui pencerminan terhadap garis x=4,
maka a=…
pusat O ( 0,0 ) sebesar 90 0 adalah... (A) 7
−7 2 (B) 5
(A) y= x− (C) 3
3 3
(D) –5
−7 2
(B) y= x+ (E) –7
3 3
7 2
(C) y= x+ 8. Jika pencerminan titik P ( s ,t ) terhadap garis
3 3 x=a dan dilanjutkan dengan pencerminan
−3 2 terhadap garis y=b, menghasilkan dilatasi
(D) y= x+
7 3 sebesar 3 kali, maka ab=…
3 2 (A) st
(E) y= x−
7 3 (B) 2 st
(C) 3 st (D) 2
(D) 4 st (E) 4
(E) 5 st
10. A (−2,6 )
Oleh dilatasi [ P; 4 ], bayangan titik
'
adalah A (−17,30 ). Koordinat titik P
9. Jika garis y=x +2 ditranslasi dengan (12) adalah...
dan kemudian dicerminkan terhadap sumbu x (A) (−3,2 )
, maka petanya adalah garis y=ax+ b, nilai (B) (−3 ,−2 )
a+ b=… (C) ( 3 ,−2 )
(A) –5 (D) ( 2 ,−2 )
(B) –4 (E) ( 2 ,−3 )
(C) –2

dilanjutkan transformasi bersesuaian matriks


TRANSGEO 2 2:

MATEMATIKA - 4
3) Reflkesi (Rf2 o Rf1)
 KOMPOSISI TRANSFORMASI Rotasi (R2 o R1)
GEOMETRI Rotasi 1 pada pusat P sejauh α dilanjut rotasi
 TABEL TRANSFORMASI 2 pada pusat P sejauh β adalah rotasi dengan
1. Komposisi Transformasi Geometri pusat P sejauh (α + β).
Komposisi transformasi (o) adalah kejadian
dimana suatu titik atau kurva P mengalami
Transformasi A sehingga menghasilkan P’, dan
dilanjutkan oleh transformasi B sehingga
menghasilkan P”
2. Tabel Transformasi

 Penulisan komposisi transformasi :


B o A dibaca transformasi A dilanjutkan
transformasi B
 Bayangan akhir dicari dengan
mentransformasikan titik atau kurva secara
bertahap, atau dengan komposisi
transformasi istimewa
 Komposisi transformasi istimewa :
1) Translasi (T2 o T1)
Matriks bersesuaian untuk komposisi
translasi 1 dilanjutkan translasi 2

2) Transformasi (M2 o M1)


Matriks berseuaian untuk komposisi
transformasi bersesuaian matriks 1
potong antara garis singgung lingkaran
dengan garis hasil transformasi adalah ....
(A) 7/2
(B) 18/5
(C) 4
SOAL PENGANTAR (D) 24/5
(E) 5
1. Parabola y= x2 − 6x + 8 digeser ke kanan
sejauh 2 satuan searah dengan sumbu-X dan
5. Jika y=2x+1 digeser sejauh a satuan ke kanan
digeser ke bawah sejauh 3 satuan searah
dan sejauh b satuan ke bawah, kemudian
sumbu-Y. Jika parabola hasil pergeseran ini
dicerminkan terhadap sumbu-X, bayangannya
memotong sumbu-X di x1 dan x2 , maka nilai
menjadi y=ax−b. Nilai a+b=⋯
x1 + x2=⋯
(A) -1/2
(A) 7
(B) -3
(B) 8
(C) 4
(C) 9
(D) 3
(D) 10
(E) ½
(E) 11
6. Jika kurva y=e√ x dicerminkan terhadap
2. Jika setiap titik pada grafik y= √ x
dicerminkan terhadap y = x, maka grafik yang garis y = x kemudian ditanslasikan dengan
dihasilkan adalah ...
(A) y = x2 , x > 0
vektor translasi (−11) . Maka kurva yang

(B) y=−√ x , x > 0 dihasilkan adalah ..


2 (A) y = ln (x2 – 1)
(C) y=−x , x < 0
(D) y= √−x , x ≤ 0 (B) y = ln (x2 + 1)
(C) y = -1 + ln2 (x + 1)
(E) y=−√−x , x ≤ 0 (D) y = 1 + ln2 (x + 1)
(E) y = 1 + ln2 (x- 1)
3. Bayangan kurva y = sin x oleh refleksi
terhadap sumbu x dilanjutkan dengan dilatasi 7. Garis y = 2x+1 dirotasi searah jarum jam
berpusat di O(0,0) dan faktor skala ½ adalah sebesar 90o terhadap titik asal, kemudian
kurva .... digeser ke atas sejauh b satuan dan ke kiri
(A) y = sin 2x sejauh a satuan, bayangannya menjadi x – ay
= b. Nilai a + b=⋯
(B) y = ½ sin x
(A) 5
(C) y = sinx.cos x (B) 2
(D) y = - sinx.cos x (C) 0
(E) y = - sin 2x (D) -2
(E) -5
4. Misalkan g adalah garis singgung lingkaran x 2
+ y2 = 25 di titik A(3,4). Jika garis singgung 8. Diketahui gradien garis yang melalui titik
tersebut ditransformasikan dengan matriks O(0,0) dan P(a,b) adalah -2. Jika P
dicerminkan terhadap sumbu x kemudian
2 4 digeser 5 satuan ke bawah dan 1 satuan ke

rotasi
( )
5
−4
5
5
3
5
, maka absis dari titik
kiri, maka gradien garis yang melalui P’ dan
O(0,0) adalah 3. Titik P adalah ...
(A) (-2,4)
(B) (-1,2)
(C) (1,-2)
(D) (2,-4)
(E) (3,-6)

9. Transformasi yang bersesuaian dengan

matriks A= 0 a memetakan titik (1,2) ke


( )
b 0
titik (4,2). Jika transformasi yang sama
memetakan titik (x,y) ke titik (12,6), maka
nilai x – y adalah ...
(A) -9
(B) -3
(C) 0
(D) 3
(E) 9

x1
10. Jika vektor ⃗x =
()
x2
diputar mengelilingi

pusat koordinat O sejauh 90o dalam arah


berlawanan dengan perputaran jarum jam.
Hasilnya dicerminkan terhadap sumbu x,
y1
menghasilkan ⃗y=
( )
y2
x = A ⃗y maka
. Jika ⃗

A = ...

(A) (01 10)


(B) (−10 −10 )
(C) (01 −10 )
(D) (10 01)
(E) (−10 −10 )
OPERASI (+), (-), (x) FUNGSI 2. Jika sinx+sin 2 x+sin 3 x=0 untuk
TRIGONOMETRI π
< x < π , maka tan2 x=…
2
MATEMATIKA - 5 (A) −√ 3 −1
(C) √3
(B) −1 3
1
(D) √3
1. Pemjumlahan 3
dan Pengurangan Fungsi 3. Diketahui sistem persamaan :
4

sin A+sin B=2 sin



( A+2 B )cos ( A−B
2 ) {cos ( a−b ) = sin(a+ b)
5
sin 2 a+sin 2 b=
9
10
Nilai dari sin (a + b) = ....
A+ B A−B 5 2 3
sin A−sin B=2 cos
2 (sin
2 ) ( ) (A)
7
(C)
5
(E)
5
 7 3
(B) (D)
cos A+ cos B=2 cos ( A+2 B )cos ( A−B
2 )
10 4

 π 3
4. Jika α + β= dan cos α cos β= , maka
6 4
cos A−cos B=−2sin ( A+2 B )sin ( A−B
2 ) cos ( α−β ) =¿
1 √3
(A) +
9 2
2. Perkalian
Fungsi 3 √3
(B) +
 2 2
2 sin A cos B=sin ( A+ B ) +sin ( A−B ) 3 √3
(C) +
 4 2
2 cos A sin B=sin ( A+ B )−sin ( A−B ) 3 √3
(D) −
 2 cos A cos B = cos(A + B) + cos(A – B) 2 2
 -2sin A sin B = cos(A + B) – cos(A – B)
(E)
√3
2
SOAL PENGANTAR

1. Untuk suatu sudut dan berlaku:


3
sin 2 x+ cos2 y= a 5. Segitiga PQR siku-siku di R dan
2
3 tan P
2 2 3 2 sin P cos Q= . Maka =¿
cos x +sin y= a 5 tan Q
2
Jumlah semua nilai a yang mungkin untuk
sistem persamaan di atas adalah … (A) 3
(A) -5 (C) -3 (E) 4 1
(B) 1
(B) -4 (D) 3 2
(C) 1
1 √3
(D) (E)
2 2
1 10. Jika A+ B+C=3600 , maka
(E)
3 A
sin
2
=¿
6. −4 sin 450 sin 150=¿ ¿ B+ C
(A)
(B)
1+ √ 3 sin (
2 )
√ 3−1 A
1 (A) tan (D) 1
(C) ( 1− √3 ) 2
2 A
1 (B) cot
(D) ( 1+ √ 3 ) 2
2
B+C
(E) 1− √ 3 (C) sec
2 ( ) (E) 0

7. Jika sin 3o = a , maka ...


1) Sin 3o – 2 sin 63o = √ 3−3 a 2
2) 2 Sin 63 + sin 3 = 2 a+ √ 3−3 a2
o o

3) 2 Sin 3 – 4 sin 63 = −2 √ 3−3 a2


o o

4) 3 Sin 3o – 2 sin 63o = a− √ 3−3 a 2


8
8. Diketahui sin ∝cos ∝=¿ ¿. Nilai
25
1 1
− =¿
sin ∝ cos ∝
(A) 3/25
(B) 9/25
(C) 5/8
(D) 3/5
(E) 15/8

π 3
9. Jika α + β= dan cos α cos β= , maka
6 4
cos ( α−β ) =¿
1 √3
(A) +
9 2
3 √3
(B) +
2 2
3 √3
(C) +
4 2
3 √3
(D) −
2 2
PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI
2. UMB ’13 Kode 172
x
Grafik fungsi y=2−cos
MATEMATIKA - 6 2
(A) Terletak di bawah sumbu x
(B) Terletak di atas sumbu x
 Metode PTS Trigonometri (C) Memotong sb x di banyak
Pertidaksamaan trigonometri bisa diselesaikan titik
(D) tidak memotong sb y
dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
(E) Menyinggung sb x dibanyak
grafik fungsi trigonometri dan dengan cara
titik
menggunakan garis bilangan.
1. Menggunakan grafik fungsi trigonometri. 3. SNMPTN ’08 Kode 526
Langkah-langkah: Himpunan penyelesaian pertidaksamaan
a. Sederhanakan pertidaksamaan 2−sin θ cos θ π
menjadi bentuk paling sederhana. ≤ untuk 0≤θ≤
cos θ sin θ 2
b. Gambarkan sketsa grafik fungsi
adalah .....
trigonometri yang sudah
disederhanakan. π
c. Tandai grafik sesuai dengan (A) 0≤θ≤
6
pertidaksamaan. 3π
2. Menggunakan garis bilangan. (B) 0≤θ≤
2
Langkah-langkah: 3π
a. Ubah bentuk pertidaksamaan ke (C) −π ≤θ ≤
2
dalam bentuk persamaan dan
−π 3π
tentukan akar-akarnya. (D) ≤θ ≤
b. Plot akar-akar tersebut pada garis 2 2
bilangan dan tentukan tanda positif π
(E) −π ≤θ ≤
dan tanda negatif. 2

4. SNMPTN ’08 Kode 302


SOAL PENGANTAR Untuk 0 ≤ x ≤ 12, maka nilai x yang
πx 1
1. SNMPTN ’08 Kode 301 memenuhi pertaksamaan cos ≥
Solusi pertidaksamaan 6 2
2 sin x cos x – sinx + 2 cos x – 1 > 0 , adalah ....
−π ≤ x ≤ π adalah .... (A) {0≤ x ≤ 4 }
(A) −π ≤ x ≤ π (B) {4 ≤ x ≤ 8 }{4 ≤ x ≤ 8 }
π π (C) {0≤ x ≤ 4 }
(B) ≤x ≤ (D) {0≤ x ≤ 2 ∨10 ≤ x ≤12 }
3 2
π π (E) {0≤ x ≤ 4 ∨8 ≤ x ≤12 }
(C) −π ≤ x ≤− atau ≤ x ≤ π
3 3
5. SPMB ’06 MIPA
−π π
(D) ≤x ≤ Jika 0 ≤ x ≤ π , maka himpunan penyelesaian
3 3 pertaksamaan cos x – sin 2x < 0 adalah .....
π π
(E) −π ≤ x ≤− atau ≤ x ≤ π
6 6
(A) {x| π6 < x < π2 } (D) (t ϵ R|π2 ≤ t ≤ 34π )
(B) {x| π6 < x < π2 } {x|53π < x < π }
atau (E) (t ϵ R|34π ≤ t ≤ π )
(C) {x| π6 < x < π2 } {x|56π < x < π }
atau 8. SNMPTN ’08 Kode 302
Diketahui segitiga ABC dengan AB = 1 cm,
(D) {x| π4 < x < π3 } BC = 2 cm, dan AC = k cm. Jika α adalah
sudut ACB, maka nilai k yang memenuhi

(E) {x| π6 < x < π3 } {x|56π < x < π }


atau
7
cos α < adalah ....
8
6. SPMB ’07 MIPA (A) {1 ≤ k ≤2 }
Himpunan penyelesaian dar 3
(B) { ≤ k ≤ 2}
cos x . sinx 2
≥0 pada 0≤ x≤π
cos2 x−sin 2 x 3
(C) {1 ≤ k ≤ }
adalah .... 2
3 7
(A) {|
x 0< x<
π
4 } atau {| x
π
2
<x<

4}
(D) {1≤ k ≤ ∨5 ≤ k <
2 2 }
3
(B) {|
x 0≤ x ≤
π
4 } atau {| π
x ≤ x≤
2

4 }
(E) {2
≤ k ≤ 3 ∨5 ≤ k <8 }
π 3π 9. UM UGM ’10 Kode 531
(C) {|
x 0≤ x <
4 } atau {| x
4 }
<x ≤ π
Nilai x yang memenuhi cos 3 x >
1
untuk
π π 3π 2
(D) {|
x <x ≤
4 2 } atau {| x
4 }
<x ≤ π 0 ° ≤ x ≤180 ° adalah .....
π π 3π
(E) {|
x ≤ x≤
4 2 } atau {| x
4
≤ x≤π} (A)
(B)
0 ° < x <20 ° atau 90 ° < x <140°
0 ° < x <20 ° atau 100 ° < x <140°
(C) 0 ° < x <20 ° atau 120 ° < x<140 °
7. SIMAK UI ’09 Kode 951 (D) 20 ° < x< 100° atau 140 ° < x <180°
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan (E) 30 ° < x< 100° atau 140 ° < x<180 °
1+ ( 1− √2 ) sin t−√ 2sin 2 t ≤ 0 dengan
10. UM UGM 2009 Kode 211
π
<t <π adalah .... Nilai x yang memenuhi sin x−cos x >0 ,
2
0 ≤ x ≤ 2 π adalah ...
π π
(A) ( |
tϵR
2
<t< π ) (A)

π
0≤ x≤
2

3π (B) ≤x≤
(B) ( |
tϵR
4
<t < π ) 4

4

π 3π (C) ≤x≤
(C) ( |
t ϵ R <t ≤
2 4 ) (D)
π
4
≤x ≤

2

2 2
(E) π ≤ x ≤2 π

Anda mungkin juga menyukai