Det A =
a b c
+ + +
( ac db )± ( ge hf )=(ca±± ge b±f
d ±h )
d e f a b ¿d e ¿ g h ¿ B. Perkalian Skalar
g h i
k (ac bd)=( kakc kbkd)
C. Perkalian matriks dengan matriks
Det A = aei+bfg+cdh−gec−hfa−idb Syarat :
( ac db )( eg fh)=( ae+ bg
ce +dg
af + bh
cf +dh )
x+ y yang memenuhi persamaan
INVERS MATRIKS AB−2 B=C adalah.
Invers matriks A disimbolkan dengan A−1 (A) 10
(B) 8
1 (C) 6
A−1= ( Adj A )
det A (D) 2
(E) 0
Invers matriks 2 x 2
1
A2 x2= a b A−1= d −b
( )
c d ad−bc −c a ( )
2. Jika konstanta k memenuhi persamaan :
Invers matriks 3 x 3
a b c
(1k 10)( x−1
y −1 ) =( 0)
k
, maka x + y=¿
(
A3 x3 = d e f
g h i ) (A)
(B)
(C)
( 2+k )( 1+k )
( 2−k ) (1+ k )
( 2−k ) (1−k )
M 11 M 12 M 13 t (D) ( 1−k )( 1+ k )
A =
−1 1
detA (
M 21 M 22 M 23
M 31 M 32 M 33 ) 3.
(E) ( 1−k )( 2+ k )
Contoh :
Q= ( 1p −11 ) dan det ( 2Q−Q t ) =0,
maka p =
(A) – 1
M 11=(−1) K 11 =
2
|he fi|=ei −hf (B) – 1 atau – 2
(C) – 2½ atau – 1
SIFAT-SIFAT INVERS MATRIKS (D) – 2½ atau – 1½
(E) – 1½ atau – 1
−1
( A−1 ) = A
A . A−1=I 4. Jika I matriks satuan dan matriks
( AB )−1=B−1 . A−1
A . X=BX = A−1 . B A= 2 1 , sehingga
( ) A2= pA +qI ,
−4 3
X . A=BX=B . A−1 maka p+q=¿
(A) – 10
(B) –5
SOAL PENGANTAR
(C) 5
(D) 10
(E) 15
1. Diketahui matriks A= x 1 , ( )
−1 y
B= 3 2 1 0 5. Matriks K ordo 2x2 yang memenuhi
( )
1 0
dan C=
−1 −2 (
. Nilai ) persamaan :
K 1 −1 = −7 −14 adalah
( )( ) sin 2 x −cosx π
3 4 16 19 8. Bila A= ( √ 3 sinx 1
,0≤x ≤)2
−2 −3 dan determinan A = 1, maka x adalah.
(A) (
−1 5 ) (A)
π
dan
π
−2 3 6 2
(B) (
1 5 ) (B)
π
2 −3 3
(C) (
1 −5 ) (C)
π
2 −3 4
(D) (
1 5 ) (D)
π
6
2 3
(E) (
1 5 ) (E) 0
U 1 U3
6. Diketahui matriks A=
(
U 2 U4
dan U n
) 9. Jika P= (12 −1
−1)
dan ( 10 01)
I= , maka
adalah suku ke-n barisan aritmatika. Jika
U 6 =18 dan U 10=30 , maka determinan −P4 + 2 P3 +3 P2+ 4 I =¿
matriks A = (A) –P
(A) – 30 (B) P
(B) – 18 (C) 2P
(C) – 12 (D) – 2P
(D) 12 (E) I
(E) 18
10. Jika M adalah matriks sehingga
7. Hasil kali matriks ( BA ) ( B+ A−1 ) B−1=¿
M a b = a b
(A)
(B)
AB+ A
A−1+ B
c d( )(
a−c b−d
, ) maka
persamaan A2 + B = ( 34 −2
−1)
determinan
(2A-1) adalah .....
A. -4
B. -2
matriks A4 adalah ...
C. -1
D. 1
E. 2 7. Jika (−12 −11 ) p (01)=(12 ) dan
(−3
−1 2 )
dan C = ( 42 53) . Jika B.A = C A.
B.
-3
-2
maka det (2A-1) adalah ..... C. 1
A. -2 D. 2
B. -1 E. 3
C. -1/2
A= 2 −2 dan B
D. ½
E. 2
8. Diketahui matriks
[
2 2 ]
adalah matriks dengan entri-entri bernilai real
2 −1
4. Diketahui matriks B =
−3 2 (dan C = ) sedemikian sehingga AB = BA. Nilai terkecil
untuk determinan B adalah …
A. -2
(−70 24) . Jik amatriks A berukuran 2 x 2 dan B. -1
C. 0
berlaku persamaan A3 + B = C, maka D. 1
determinan 3A-1 adalah ... E. 2
A. -3
B. -2 9. Misal
C. -1
D. 1 A= 1 2 , D= 0 0 , dan P= a b
( ) ( ) ( )
E. 2 2 4 0 5 b −a
dengan a , b adalah bilangan-bilangan real,
4. Persamaan bayangan dari garis y=3 x +2 7. Jika grafik fungsi y=x 2− ( 9+a ) x+ 9 a
oleh transformasi yang bersesuaian dengan diperoleh dari grafik fungsi y=x 2−2 x−3
MATEMATIKA - 4
3) Reflkesi (Rf2 o Rf1)
KOMPOSISI TRANSFORMASI Rotasi (R2 o R1)
GEOMETRI Rotasi 1 pada pusat P sejauh α dilanjut rotasi
TABEL TRANSFORMASI 2 pada pusat P sejauh β adalah rotasi dengan
1. Komposisi Transformasi Geometri pusat P sejauh (α + β).
Komposisi transformasi (o) adalah kejadian
dimana suatu titik atau kurva P mengalami
Transformasi A sehingga menghasilkan P’, dan
dilanjutkan oleh transformasi B sehingga
menghasilkan P”
2. Tabel Transformasi
rotasi
( )
5
−4
5
5
3
5
, maka absis dari titik
kiri, maka gradien garis yang melalui P’ dan
O(0,0) adalah 3. Titik P adalah ...
(A) (-2,4)
(B) (-1,2)
(C) (1,-2)
(D) (2,-4)
(E) (3,-6)
x1
10. Jika vektor ⃗x =
()
x2
diputar mengelilingi
A = ...
π 3
4. Jika α + β= dan cos α cos β= , maka
6 4
cos A−cos B=−2sin ( A+2 B )sin ( A−B
2 ) cos ( α−β ) =¿
1 √3
(A) +
9 2
2. Perkalian
Fungsi 3 √3
(B) +
2 2
2 sin A cos B=sin ( A+ B ) +sin ( A−B ) 3 √3
(C) +
4 2
2 cos A sin B=sin ( A+ B )−sin ( A−B ) 3 √3
(D) −
2 cos A cos B = cos(A + B) + cos(A – B) 2 2
-2sin A sin B = cos(A + B) – cos(A – B)
(E)
√3
2
SOAL PENGANTAR
π 3
9. Jika α + β= dan cos α cos β= , maka
6 4
cos ( α−β ) =¿
1 √3
(A) +
9 2
3 √3
(B) +
2 2
3 √3
(C) +
4 2
3 √3
(D) −
2 2
PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI
2. UMB ’13 Kode 172
x
Grafik fungsi y=2−cos
MATEMATIKA - 6 2
(A) Terletak di bawah sumbu x
(B) Terletak di atas sumbu x
Metode PTS Trigonometri (C) Memotong sb x di banyak
Pertidaksamaan trigonometri bisa diselesaikan titik
(D) tidak memotong sb y
dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
(E) Menyinggung sb x dibanyak
grafik fungsi trigonometri dan dengan cara
titik
menggunakan garis bilangan.
1. Menggunakan grafik fungsi trigonometri. 3. SNMPTN ’08 Kode 526
Langkah-langkah: Himpunan penyelesaian pertidaksamaan
a. Sederhanakan pertidaksamaan 2−sin θ cos θ π
menjadi bentuk paling sederhana. ≤ untuk 0≤θ≤
cos θ sin θ 2
b. Gambarkan sketsa grafik fungsi
adalah .....
trigonometri yang sudah
disederhanakan. π
c. Tandai grafik sesuai dengan (A) 0≤θ≤
6
pertidaksamaan. 3π
2. Menggunakan garis bilangan. (B) 0≤θ≤
2
Langkah-langkah: 3π
a. Ubah bentuk pertidaksamaan ke (C) −π ≤θ ≤
2
dalam bentuk persamaan dan
−π 3π
tentukan akar-akarnya. (D) ≤θ ≤
b. Plot akar-akar tersebut pada garis 2 2
bilangan dan tentukan tanda positif π
(E) −π ≤θ ≤
dan tanda negatif. 2
π
0≤ x≤
2
5π
3π (B) ≤x≤
(B) ( |
tϵR
4
<t < π ) 4
3π
4
3π
π 3π (C) ≤x≤
(C) ( |
t ϵ R <t ≤
2 4 ) (D)
π
4
≤x ≤
3π
2
2 2
(E) π ≤ x ≤2 π