Anda di halaman 1dari 28

REFERAT

TEKNIK OPERASI MASTEKTOMI

Oleh :
Isma Rachmawati

Pembimbing :
Monty Priosodewo S, dr., Sp.B(K)Onk

SUB-BAGIAN BEDAH ONKOLOGI


BAGIAN/SMF ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD
RS DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
2021

1
TEKNIK OPERASI MASTEKTOMI

Anatomi Payudara
Untuk dapat mengenal perjalanan penyakit kanker payudara dan memahami
dasar-dasar tindakan bedah pada kanker payudara maka sangat penting
mengetahui anatomi payudara itu sendiri.

Payudara terletak pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas sebagai
berikut :
1. Batas-batas payudara yang tampak dari luar :
- superior : iga II atau III
- inferior : iga VI atau VII
- medial : tepi sternum
- lateral : garis aksilaris anterior atau linea mid axillaris
2. Batas-batas payudara yang sesungguhnya :
- superior : hampir sampai ke klavikula
- medial : garis tengah
- lateral : M. latissimus dorsi

Lebih kurang 2/3 bagian payudara terletak pada m.pektoralis mayor, dan
1/3 nya pada m. latissimus dorsi. Pada sekitar 95% wanita, terdapat perpanjangan
batas kuadran lateral atas payudara sampai ke axilla, yaitu “axillary tail of
spence”. Pada daerah ini jaringan payudara memasuki suatu rongga pada fascia
axillaris yang disebut “Foramen of Langer”; sehingga payudara pada daerah ini
terletak dibawah fascia axillaris, dan bukan superfisial dari fascia axillaris.

2
Struktur Payudara
Payudara terdiri dari berbagai struktur :
- parenkhim epitelial
- lemak, pembuluh darah, saraf, dan saluran getah bening
- otot dan fascia
Parenkhim epitelial dibentuk oleh kurang lebih 15 – 20 lobus, yang masing-
masing mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan produknya, dan
bermuara pada putting susu. Tiap lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang
masing-masing terdiri dari 10 – 100 asini grup.Lobulus-lobulus ini merupakan
struktur dasar dari glandula mamma.

3
Payudara dibungkus oleh fasia pektoralis superfisialis dimana permukaan
anterior dan posterior dihubungkan oleh ligamentum Cooper.Ligamentum
“suspensory” Cooper ini bekerja sebagai jaringan penunjang yang kuat diantara
lobus dan parenkim, dan diantara dermis kulit dengan bagian dalam fascia
pektoralis superfisilais.
Pada invasi keganasan, bagian ligamen ini dapat terkontraksi, membentuk
fiksasi dan retraksi kulit.

Papilla mammae dan areola mammae


Epidermis pada puting susu dan areola adalah daerah berpigmen; yang
dilapisi epitel gepeng berlapis berkeratin. Pada pubertas, puting semakin
berpigmen dan menonjol.
Terdapat kumpulan serabut otot polos yang radier dan sirkumferensial, serta
longitudinal pada daerah duktus laktiferus.
Pada daerah areola terdapat kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan
kelenjar areola asesorius. Kelenjar asesori ini membentuk penonjolan-penonjolan
kecil padapermukaan areola yang disebut glandula areola “Montgomery
tubercles”
Pada puncak puting terdapat banyak akhiran sel-sel saraf dan Meissner’s
Corpuscles pada dermis puting.Areola mengandung sedikit sitruktur ini.
Pada keadaan normal, komponen glandular tampak renggang;
mengandung banyak elemen duktus.Pada awal siklus menstruasi, duktulus tampak
seperti tali dengan lumen yang sempit. Pada saat ovulasi, dengan stimulasi
estrogen, lumen membesar, dan terdapat penumpukan sekresi kelenjar; sehingga
cairan dan lemak tertimbun di jaringan penunjang. Jika proses stimulasi ini
berhenti, komponen glandular ini akan kembali regresi.

Vaskularisasi Payudara
1. Arteri

4
Payudara mendapat pendarahan terutama dari dua sumber utama, yaitu
cabang-cabang perforantes anterior arteri mamaria interna dan arteri
thorakalis lateralis:
a. Cabang-cabang perforantes a. mammaria interna. Cabang-cabang I, II,
III, dan IV dari a. mammaria interna menembus dinding dada dekat
pinggir sternum pada interkostal yang sesuai, menembus m. pertoralis
mayor dan memberi pendarahan tepi medial glandula mamma.
b. Arteri thorakalis lateralis
Pembuluh darah ini jalan turun menyusuri tepi lateral m. pektoralis
mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara
Selain itu, pembuluh darah lain yang berhubungan dan penting adalah
cabang-cabang dari A. axillaris:
1. Rami pectoralis a. thorako-akromialis
Arteri ini berjalan turun diantara m. pektoralis minor dan
m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m.
pektoralis mayor. Setelah menembus m. pektoralis mayor, arteri ini
akan mendarahi glandula mamma bagian dalam (deep surface).
2. Arteri thorako-dorsalis
Pembuluh darah ini merupakan cabang dari a.
subskapularis.Arteri ini mendarahi m. latissimus dorsi dan m.
serratus magnus.Walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan
pada glandula mamma, tetapi sangat penting artinya.Karena pada
tindakan radikal mastektomi, perdarahan yang terjadi akibat
putusnya arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan
“the bloody angle”.

5
2. Vena
Pada daerah payudara, terdapat tiga grup vena :
a. Cabang-cabang perforantes V. mammaria interna
Vena ini merupakan vena terbesar yang mengalirkan darah dari
payudara.Vena ini bermuara pada v. mammaria interna yang
kemudian bermuara pada v. innominata.
b. Cabang-cabang v. aksilaris yang terdiri dari v. thorako-akromialis, v.
thorakalis lateralis dan v. thorako dorsalis
c. Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis.
Vena interkostalis bermuara pada v. vertebralis, kemudian bermuara
pada v. azygos (melalui vena-vena ini metastase dapat langsung
terjadi di paru).

6
Persarafan
Persarafan kulit payudara bersifat segmental dan berasal dari segmen
dermatom T2 sampai T6. Sela iga pertama terutama dipersarafi oleh saraf ke
musculus subclavius. Segmen dermatom area ini bisa didenervasi total atau
sebagian setelah elevasi flap kulit untuk mastektomi radikal atau modifikasi.
Dengan pemotongan flap kulit dalam axilla, maka suatu cabang utama nervus
intercostobrachiales bisa dikenali dan dikorbankan. Saraf ini terutama terdiri dari
serabut dari cabang cutaneus lateralis nervi intercostales kedua dan ketiga serta
berjalan tegak lurus dan anterior terhadap musculus latissimus dorsi.

Nervus thoracodorsalis
Nervus thoracodorsalis terdapat pada m. subscapularis, mempersarafi m.
latissimus dorsi dan muncul dari fasciculus posterior plexus branchialis (C5, C6,
dan C7). Ia lewat di belakang fasciculus medialis dan pembuluh axillaries untuk
berjalan lateral terhadap nervus thoracicus longus dan memasuki batas anterior
musculus latissimus dorsi.

7
Bila terpotong, rotasi interna dan abduksi akan melemah, walaupun tidak
mengakibatkan deformitas. Gangguan fungsionalnya adalah oposisi kuat lengan
atas ke dinding dada lateral, terutama bila penderita perlu membawa sesuatu yang
dijepit diantara lengan atas dan dinding dadanya.

Nervus thoracalis longus


Nervus thoracalis longus terdapat pada m. serratus anterior
mempersarafinya. Cedera pada nervus ini menyebabkan morbiditas fungsional
yang jauh lebih besar akibat kelemahan bahu dan menimbulkan deformitas
‘winged scapula’

Nervus pectoralis lateralis


Nervus pectoralis lateralis berasal dari fasciculus lateral plexus branchialis
untuk mempersarafi m. pectoralis mayor dan minor. Saraf ini berjalan medial
terhadap m.pectoralis minor dan harus dilindungi sewaktu melakukan modifikasi
mastektomi radikal untuk mencegah atrofi musculus pectoralis mayor.

Nervus pectoralis medialis


Dalam pembedahan, nervus pectoralis medialis yang berasal dari fasciculus
medialis plexus brachialis, berjalan lateral terhadap musculus pectoralis minor dan
mensarafi musculus pectoralis mayor dan minor. Saraf ini biasanya dikorbankan
sewaktu membuang musculus pectoralis minor sebagai bagian modifikasi
mastektomi radikal. Jika nervus pektoralis lateralis dilindungi, maka musculus
pectoralis major tidak akan atrofi dan setelah operasi bentuk dinding dada akan
sesuai dengan m. pectoralis mayor dan tidak dengan rongga thoraks.

8
Sistem Limfatik Payudara
Pengaliran pembuluh limfatik terutama bersifat searah, kecuali di daerah
subareolar dan daerah sentral payudara, atau pada keadaan dimana terjadinya
obstruksi limfatik menyebabkan terjadinya aliran balik menjadi dua arah. Hal ini
dapat terjadi karena pembuluh limfe tidak berkatup; sehingga aliran balik ini
memungkinkan terjadinya metastasis.

Pengaliran limfatik dibagi 3 bagian:


1. Drainase Kulit
Mengalirkan pembuluh limfe dari kulit sekitarnya, dan tidak termasuk areola
dan papilla. Terdapat komunikasi antara pembuluh dermis dengan pembuluh
dermis pada payudara kontralateral, sehingga memungkinkan terjadinya
penyebaran tumor ke KGB dan payudara kontralateral
2. Drainase Areolar
Yaitu pleksus subareolar dari Sappey; selanjutnya akan bergabung dengan
KGB aksilla.
3. Drainase Aksiler
Terdapat enam grup kelenjar getah bening aksila :

9
1. KGB mammaria eksterna. Untaian kelenjar ini terletak di bawah tepi
lateral m. pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksila. Grup ini dibagi
dalam dua kelompok :
- Kelompok superior. Kelompok KGB ini terletak setinggi
interkostal II-III
- Kelompok imferior. Kelompok KGB ini terletak setinggi
interkostal IV-V-VI
2. KGB Skapula
KGB terletak sepanjang vasa subskapularis dan thorako-dorsalis, mulai
dari percabangan v. aksilaris menjadi v. subskapuralis, sampai ke tempat
masuknya v. thorako-dorsalis ke dalam m. latissimus dorsi.
3. KGB sentral (central nodes)
KGB ini terletak di dalam jaringan lemak di pusat ketiak. Kadang-kadang
beberapa diantaranya terletak sangat superficial, di bawah kulit dan fasia
pada pusat ketiak, kira-kira pada pertengahan lipat ketiak depan dan
belakang. KGB ini adalah kelenjar yang relatif paling mudah diraba.Dan
merupakan kelenjar aksila yang terbesar dan terbanyak jumlahnya.
4. KGB interpektoral (Rotter’s nodes)
KGB ini terletak diantara m. pektoralis mayor dan minor, sepanjang rami
pektoralis v. thorako-akromialis.Jumlah satu sampai empat.
5. KGB v. aksilaris
Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v. aksilaris bagian lateral, mulai
dari white tendon m. latissimus dorsi sampai ke sedikit medial dari
percabangan v. aksilaris – v. thorako-akromialis
6. KGB subklavikula
Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v. aksilaris, mulai dari sedikit
medial percabangan v. aksilaris – v. thorako-akromialis sampai di mana v.
aksilaris menghilang di bawah tendo m. subklavius.Kelenjar ini
merupakan kelenjar aksila yang tertinggi dan termedial letaknya.Semua
getah bening yang berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening aksila masuk

10
ke dalam kelenjar ini. Seluruh KGB aksila ini terletak di bawah fasia
kostokorakoid

Kelompok kelenjar ini kemudian dibagi lagi dalam 3 level atau tingkat,
berdasarkan hubungannya dengan m. pectoralis minor.
a. Level I
Terletak lateral / dibawah batas bawah M. pectoralis minor. Termasuk:
- KGB mamaria eksterna
- KGB vena aksilaris
- KGB grup scapular
b. Level II
Terletak di dalam (profunda) atau dibelakang dari M. pectoralis minor; yaitu
grup sentral.
c. Level III
Terletak medial atau diatas dari batas atas M. pectoralis minor; yaitu grup
subclavicular.

11
SEJARAH OPERASI PAYUDARA
Pada abad ke-2 sesudah masehi, Galen mendeskripsikan teorinya
mengenai tumor payudara yang tumbuh menyerupai seekor kepiting (cancer).
Morgagni memulai reseksi payudara, termasuk tindakan mastektomi dan diseksi
aksila. Pada abad ke-18 le Dran mengataka bahwa kanker payudara merupakan
suatu penyakit lokal yang menyebar melalui sistem limfatik di KGB aksila,
sehingga pada setiap operasi kanker payudara, le Dran selalu mengangkat KGB
aksila yang membesar.
Pada abad ke-19 teori le Dran didukung oleh Moore (London) yang
melakukan reseksi komplit payudara yang terkena kanker disertai pengangkatan
seluruh KGB yang teraba membesar. Tahun 1894 Halsted dan Meyer melaporkan
tindakan operasi mereka untuk kanker payudara berupa radikal mastektomi,
dengan melakukan reseksi radikal dan kontrol lokoregional berupa diseksi KGB
aksila level I, II, dan III.
Pada tahun 1948 Patey dan Dyson (London) mengemukakan suatu teknik
mastektomi radikal modifikasi (MRM), dengan melalukan pegangkatan seluruh
jaringan payudara dan KGB aksila dengan preservasi otot pektoralis mayor.
Menurut Patey otot pektoralis minor diangkat untuk memberikan akses ke KGB
aksila level I dan II. Madden memberikan teknik modifikasi dari MRM Patey, di

12
mana otot pektoralis mayor dan minor dipreservasi. Teknik ini meninggalkan
KGB aksila bagian apikal (level III).

INDIKASI MASTEKTOMI
Pasien dengan early invasive breast cancer (Stadium I, IIa, IIb) dilakukan
lumpektomi atau mastektomi. Dilaporkan perbandingan mastektomi dengan
lumpektomi (dengan atau tanpa radiasi) setelah follow-up 12 dan 20 tahun untuk
angka bebas penyakit, angka bebas penyebaran jauh, dan angka harapan hidup
keseluruhan tidak jauh berbeda. Namun kejadian rekurensi pada payudara
ipsilateral lebih tinggi pada tindakan lumpektomi tanpa disertai radiasi. Tindakan
yang direkomendasi untuk early invasive breast cancer berupa :
 Konservasi payudara (lumpektomi dan terapi radiasi dengan biopsi KGB
sentinel atau diseksi KGB aksila) atau
 Mastektomi dengan biopsi KGB sentinel atau diseksi KGB aksila
Pasien dengan advanced locoregional breast cancer (Stadium IIIa dan
IIIb) tindakan dilakukan adalah mastektomi dengan kemoterapi (adjuvan maupun
neoadjuvan) ditambah dengan radiasi. Tindakan ini tergantung pada operabilitas
kanker payudara.

JENIS MASTEKTOMI
 Mastektomi simpel  Pengangkatan seluruh jaringan payudara, disertai
kompleks puting dan areola.
 Mastektomi simpel yang diperluas  Pengangkatan seluruh jaringan
payudara, kompleks puting dan areola disertai pengangkatan KGB aksila
level I.
 Mastektomi radikal modifikasi  Pengangkatan seluruh jaringan
payudara, kompleks puting dan areola disertai pengangkatan KGB aksila
level I dan II.
 Mastektomi radikal  Pengangkatan seluruh jaringan payudara, kompleks
puting dan areola, otot pektoralis mayor dan minor, disertai pengangkatan
KGB aksila level I, II dan III.

13
TEKNIK OPERASI
MODIFIED RADICAL MASTECTOMY

Modified radical mastectomy mempreservasi kedua m. pectoralis major


dan pectoralis minor, sehingga hanya dapat dilakukan pengangkatan KGB aksila
level I dan level II tanpa level III (apical). Modifikasi Patey mengangkat m.
pectoralis minor sehingga dapat dilakukan diseksi komplit dari KGB aksila level
III. Modified radical mastectomy memberikan kesempatan untuk preservasi dari
n. Pectoralis medialis (thoracalis anterior), yang berjalan pada kumpulan lateral
neurovascular aksila dan biasanya menebus m. pectoralis minor untuk
mempesarafi batas lateral dari m. pectoralis major. Batasan anatomis dari
modified radical mastectomy adalah margin anterior dari m. latissimus dorsi di
lateral, garis midline sternum di medial, m. subclavius di superior, dan ekstensi
kaudal dari payudara 2 - 3 cm inferior dari lipatan inframammaria di inferior.
Tebal flap kulit bervariasi dengan ukuran tubuh, tetapi idealnya adalah 7 - 8 mm
kulit dan jaringan subcutis. Setelah flap kulit dibuat, fascia dari m. pectoralis
major dan jaringan payudara diatasnya diangkat dari otot, dan dilakukan
pengangkatan komplit dari jaringan payudara.

Modified radical mastectomy: elevation of skin flaps. Skin flaps are 7 to 8 mm in thickness, inclusive of the
skin and tela subcutanea. Inset depicts the limits of the modified radical mastectomy.

(Reproduced with permission from Bland et al,170 p 905. Copyright Elsevier.)

14
Modified radical mastectomy: resection of breast tissue. The pectoralis major muscle is cleared of its fascia as
the overlying breast is elevated. The latissimus dorsi muscle is the lateral boundary of the dissection.

(Reproduced with permission from Bland et al,170 p 906. Copyright Elsevier.)

Modified radical mastectomy (Patey): axillary lymph node dissection. The dissection proceeds from lateral to
medial, with complete visualization of the anterior and inferior aspects of the axillary vein. Loose areolar
tissue at the junction of the axillary vein and the anterior margin of the latissimus dorsi muscle is swept
inferomedially inclusive of the lateral (axillary) lymph node group (level I). Care is taken to preserve the
thoracodorsal artery, vein, and nerve in the deep axillary space. The lateral lymph node group is resected in
continuity with the subscapular lymph node group (level I) and the external mammary lymph node group
(level I). Dissection anterior to the axillary vein allows removal of the central lymph node group (level II) and
the apical (subclavicular) lymph node group (level III). The superomedial limit of this dissection is the
clavipectoral fascia (Halsted's ligament). Inset depicts division of the insertion of the pectoralis minor muscle
at the coracoid process. The surgeon's finger shields the underlying brachial plexus.

(Reproduced with permission from Bland et al,170 p 908.)

15
Modified radical mastectomy (Patey): completed dissection. The completed dissection includes the pectoralis
minor muscle from its insertion to its origin from the second to fifth ribs. Rotter's lymph nodes (level I) are
left attached to the pectoralis minor muscle as it is removed. Both medial and lateral pectoral nerves are
preserved to ensure innervation of the lateral and medial heads (respectively) of the pectoralis major muscle.
Inset depicts the positioning of closed-suction catheters, which are brought out through the inferior flap. The
lateral catheter is placed 2 cm inferior to the axillary vein. The medial catheter is positioned anterior to the
pectoralis major muscle.

(Reproduced with permission from Bland et al,170 p 909. Copyright Elsevier.)

Setelahnya, dilakukan diseksi KGB aksila.Bagian paling lateral dari v.


Aksilaris diidentifikasi dan jaringan areolar dari ruang aksilaris lateral diangkat
sehingga vena dapat dibersihkan pada permukaan anterior dan
inferiornya.Jaringan areolar pada batas dari vena aksilaris dan ujung anterior dari
m. latissimus dorsi, yang termasuk grup KGB lateral dan subscapular (level I),
dibersihkan dengan arah inferomedial.Harus dilakukan preservasi dari n.
thoracodorsalis.Diseksi kemudian diteruskan medial dengan membersihkan grup
KGB aksila central (level II). N. Thoracalis longus dari Bell diidentifikasi dan
dipreservasi pada perjalanannya menembus fascia dari m. serratus anterior. Harus
diusahakan untuk melakukan preservasi saraf ini, karena putusnya saraf ini dapat

16
menyebabkan terjadinya kerusakan permanen winged scapula dan kelemahan
bahu setelah terjadi denervasi dari m. serratus anterior. Bila terdapat
limfadenopati yang terpalpasi pada apeks dari aksila, porsi tendineus dari m.
pectoralis minor dipisahkan dekat dari insersinya pada processus coracoid, yang
memberikan akses untuk diseksi dari v. Aksilaris medial dari ligamentum
costoclavicular (Halsted).Akhirnya, payudara dan isi aksila diangkat dalam satu
kesatuan untuk dikirim ke bagian PA.Modifikasi dari Patey termasuk
pengangkatan dari m. pectoralis minor.Tetapi, beberapa ahli bedah sekarang
memisahkan hanya tendon dari m. pectoralis minor dari insersinya pada processus
coracoid dan meninggalkan seluruh otot intak.

Seromas dibawah flap kulit atau dalam aksila merupakan komplikasi yang
paling sering dari mastektomi dan diseksi KGB aksila, yang dilaporkan pada 30%
kasus. Penggunaan closed-system suction drainage menurunkan terjadinya
komplikasi ini.Drain dipertahankan pada luka sampai produksi <30 mL per hari.
Infeksi luka jarang terjadi setelah mastektomi dan kebanyakan adalah akibat
nekrosis dari flap kulit. Dilakukan pengambilan sampel dari infeksi luka untuk
dilakukan kultur aerob dan anaerob. Debridemen dan terapi antibiotik adalah
managemen yang efektif. Perdarahan moderate atau severe pada post operasi
jarang terjadi dan sebaiknya ditangani dengan eksplorasi luka dini untuk kontrol
perdarahan dan penggunaan closed-system suction drainage. Insidensi terjadinya
limfedema signifikan setelah mastektomi radikal adalah 10 - 20%.Diseksi KGb
aksila yang ekstensif, dilakukannya radioterapi, adanya KGB patologis, dan
obesitas adalah faktor predisposisi.Penggunaan kompresif dressing dengan perban
elastik secara intermiten mungkin diperlukan.

A. Mastektomi Radikal
1. Indikasi
• Karsinoma payudara yang menempel ke otot pektoralis major
• Karsinoma payudara yang operabel secara onkologis :
- STADIUM I ( T 1 N0 M0 )

17
- STADIUM II ( T0 N1 M0, T1 N1 M0, T2 N0 M0, T2 N1 M0,
T3 N0 M0 )
- T3 N1 M0
2. Kontra Indikasi
 Kanker payudara tipe inflamasi ( T4d )
 Edema lengan sisi yang sama
 Metastasis jauh (M1)
 Nodul satelit
 Edema ekstesif kulit mammae (T4b)
 Tanda karsinoma stadium lanjut dua atau lebih :
 Metastasis ke kgb aksila yang sudah terfiksasi
(N2a )
 Menginfiltrasi ke dinding dada (T4a )
 Ulserasi kulit (T4b )
 Edema kulit mammae terbatas (< 1/3 )
 Adanya kontra indikasi terhadap pembiusan
3. Teknik Operasi
a. Posisi pasien:
 Supine, dekat dengan batas meja operasi
 Posisi lengan pada 90º dan tidak digantung, diletakkan pada
sandaran tangan (armboard)
 Lengan harus mudah di fleksi dan di ekstensikan tanpa tegangan
b. Scrubbing dan Drapping
 Dilakukan scrubbing dengan cairan antiseptik; meliputi sekitar
payudara, fossa supraclavicula, bahu, sampai ke lengan.
 Lengan di bungkus dengan kain steril, sehingga mempermudah
mobilisasi
 Posisi asisten I adalah cephal dari armboard, diatas bahu.
c. Insisi
 Jenis insisi dapat menggunakan insisi klasik stewart atau orr

18
 Insisi sesuai pola insisi yang telah ditetapkan; sayatan harus dibuat
mencakup daerah bebas tumor, 3-5 cm, untuk mencegah rekurensi
tumor
 Diseksi dilakukan dengan menggunakan elektrokauter untuk
mengurangi perdarahan
Jenis insisi tergantung dari letak tumor
- Halsted

- Stewart

- Orr

19
20
- Lazi S

Gambar. Macam-macam teknik insisi

d. Flap
Dilakukan pembuatan flap, tepat di daerah fascia superficialis yang
avaskular, kira-kira setebal ½ subkutis sehingga tidak terlalu tipis dan
mencegah nekrosis flap, dan tidak terlalu tebal. Batas-batasnya:
o Batas superior flap : Batas inferior clavicula
o Batas lateral flap : Tepi anterior m. latissimus dorsi
o Batas medial flap : Garis tengah sternum
o Batas inferior flap : Inframammary fold

21
Gambar Pembuatan Flap

e. Diseksi Mamae
Dilakukan diseksi kelenjar mamae mnengikuti batas flap yang telah
dibuat

22
Gambar. Diseksi mamae

Untuk Radikal Mastektomy dilakukan diseksi m.pectoralis mayor dan minor


Diseksi m. pectoralis
 Dilakukan identifikasi batas lateral dari m. pectoralis mayor, kemudian
dibebaskan dengan diseksi tajam.
 Otot didiseksi sedekat mungkin dengan humerus
 Dilakukan identifikasi vena cephalica, dibebaskan sehingga tidak
cedera pada eksisi lebih jauh m. pectoralis
 Ujung m. pectoralis mayor yang telah dipotong dipegang dengan klem,
kemudian m. pectoralis yang menempel pada clavicula dibebaskan
sedekat mungkin dengan clavicula.
 Jika terdapat arteri thoracoacromial dan venanya, lakukan ligasi.
 M. pectoralis mayor yang telah didiseksi di tarik kebawah, untuk
mengidentifikasi m. pectoralis minor
 Fascia tipis diatas m .pectoralis minor diinsisi, kemudian dicari
perlekatan m. pectoralis minor dengan prosesus coracoid
 Dilakukan insisi sedekat mungkin dengan prosesus coracoid
 M. pectorallis mayor dan m. pectoralis minor kemudian ditarik
kebawah, untuk mencari pembuluh dan kelenjar aksila.

23
Gambar. Diseksi m. pectoralis

f. Diseksi Aksila
 Membrana costocoracoid dibawah clavicula diangkat; kemudian fascia
di atas vena aksilaris diinsisi secara hati-hati
 Jaringan diatas dan dibawah vena aksilaris di pisahkan secara tajam
dengan hati-hati, beberapa cabang pembuluh kemudian diligasi
 Bagian dari plexus brachialis dan arteri aksilaris akan tampak diatas
vena brachialis
 Dilakukan diseksi kelenjar
 Dilakukan identifikasi n. throracalis longus; terletak parale a.
thoracalis lateralis
 N. thoracalis dorsalis diidentifikasi dan dilindungi dari cedera
 Setelah dilakukan diseksi kelenjar aksila, otot-otot pectoralis mayor
dan minor dipisahkan dari origonya, kemudian otot dan mamma ditarik
kebawah, dibebaskan dari perlekatan dengan costa; m. serratus anterior
tidak ikut didiseksi
 Arteri-arteri perforantes dari intercostal space diligasi
 Setelah jaringan mamma dibebaskan, dilakukan kompres luka dengan
cairan hipotonis (aquabides) atau cetrimide 1% untuk mencegah
rekurensi lokal

24
Gambar. Diseksi Aksila

Gambar. Diseksi Aksila

25
Gambar. Pengangkatan hasil diseksi

Gambar. Pemasangan drain

g. Penutupan Luka

Dilakukan penggantian alat operasi dan sarung tangan, disertai


penggantian drapping
 Dilakukan pemasangan drain suction (closed suction drain)
 Dilakukan penjahitan luka, secara interupted pada subcutis dengan
benang absorbable, kemudian kulit dengan non absorbable
 Dilakukan pemasangan elastic bandage

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Beenken, Copeland. The Breast. In Schwartz’s Principle of surgery,


8thed. McGrawHill, 2005.
2. Netter’s Atlas of Human Anatomy.
3. Zollinger RM, Zollinger RM jr. Modified radical mastectomy. In :
Atlas of surgical operations.8th ed. McGraw-Hill. NewYork. 2000.
4. Michael Sabel, Surgical foundations : Essential of breast surgery,
Mosby Elsevier, Philadelpia. 1st e, 2009.

27
5. Skandalakis, John, Panajoitis and Lee. Breast. In: Surgical Anatomy
and Technique. 2006 The McGraw-Hill Companies

28

Anda mungkin juga menyukai