Anda di halaman 1dari 4

Tugas Belajar Lanjut: Proyek Belajar Pancasila sebagai Dasar Nilai

Pengembangan Ilmu Anda dipersilahkan untuk menggali sumber dan


informasi terkait dengan hal-hal berikut:

1. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu yang terbentuk


dalam sikap inklusif, toleran dan gotong royong dalam keragaman
agama dan budaya .
2. Beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu yang memperlihatkan sikap
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil berdasar pada
prinsip musyawarah dan mufakat dalam kehidupan ilmiah.
3. Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter
keilmuan Indonesia.
4. Beberapa ilustrasi tentang karakter keilmuan berdasar Pancasila.
5. Menggambarkan model pemimpin, warganegara dan ilmuwan yang
Pancasilais di lingkungan sekitarAnda.
Jawaban
1. Setiap warganegara hakekatnya dituntut untuk dapat hidup berguna
dan bermakna bagi negara dan bangsanya. Untuk itu diperlukan
bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) yang ber-
landaskan pada  nilai-nilai agama, moral dan budaya bangsa.
Fungsinya adalah sebagai panduan dan pegangan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam konteks Pendidikan
Kewarganegaraan nilai budaya bangsa menjadi pijakan utama,
karena  tujuan pembelajaran ialah untuk menumbuhkan wawasan
dan kesadaran bernegara, juga sikap dan perilaku cinta tanah air
yang bersendikan budaya bangsa. 
Setiap penduduk Indonesia harus memandang bahwa perbedaan
tradisi, bahasa, dan adat-istiadat antara satu etnis dengan etnis lain
sebagai, antara satu agama dengan agama lain, sebagai aset bangsa
yang harus dihargai dan dilestarikan. Pandangan semacam ini akan
menumbuhkan rasa saling menghormati, menyuburkan semangat
kerukunan, serta menyuburkan jiwa toleransi dalam diri setiap
individu.
Bila setiap warga negara memahami makna Bhinneka Tunggal Ika,
meyakini akan ketepatannya bagi landasan kehidupan berbangsa dan
bernegara, serta mau dan mampu mengimplementasikan secara
tepat dan benar, Negara Indonesia akan tetap kokoh dan bersatu
selamanya.
Bhineka Tunggal Ika pada era Glablisasi saat ini, Indonesia pada saat
ini banyak mengalami kemunduran persatuan dan kesatuan.
Penyebabnya adalah adanya ketimpangan sosial, kesenjangan
ekonomi, belum stabilnya kondisi politik pemerintahan di Indonesia
menjadikan rakyat tumbuh menjadi rakyat yang apatis terhadap
pemerintah. Dampak  buruk globalisasi yang membawa kebudayaan-
kebudayaan baru menjadikan komposisi kebudayaan masyarakat
Indonesia menjadi lebih kompleks atau rumit. Karena banyaknya
kebudayaan baru yang datang dan diterima begitu saja,
menyebabkan terjadinya penyimpangan kebudayaan di masyarakat.
Belum lagi masalah klasik yang sepele namun berdampak serius
seperti perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan yang semakin
memecah belah kesatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Melihat
kondisi seperti ini tentu kita semua tidak boleh pesimis dan patah
semangat, Semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
berbeda-beda tetapi tetap satu jua, selamanya akan tetap relevan
untuk mengiringi kehidupan bernegara di negeri yang multikultural
ini, karena komposisi kehidupan rakyat Indonesia akan terus
beragam sampai kapanpun. Ketimpangan sosial, kesenjangan
ekonomi, perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan di antara
kita janganlah dijadikan pembeda. Perkembangan jaman yang cepat
dan masuknya budaya baru biarkanlah berlalu, karena pada
dasarnya kita semua satu, satu bangsa, Bangsa Indonesia. Satu tanah
air, Tanah air Indonesia. Satu bahasa, bahasa Indonesia. Bhinneka
Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua. Indonesia satu!

2. Dalam rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman


diterapkan pendekatan “musyawa-rah untuk mencapai mufakat.”
Bukan pendapat sendiri yang harus dijadikan kesepakatan bersama,
tetapi common denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih sebagai
kesepakatan bersama. Hal ini hanya akan tercapai dengan proses
musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan cara ini segala
gagasan yang timbul diakomodasi dalam kesepa-katan. Tidak ada
yang menang tidak ada yang kalah. Inilah yang biasa disebut
sebagai win win solution.

3. Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter


keilmuan Indonesia yaitu di sisi ilmu itu sendiri, pancasila sudah
mencakup dari semua segi aspek kehidupan , mulai dari  sila pertama
yang mencakup segi ketuhanan dalam menuntut ilmu yaitu dalam
menuntut ilmu utamakan lah ilmu yang bermanfaat dan bisa dibagi
dan diberikan kepada orang lain, sampai keadilan sosisal yang
mengajarkan kita menuntut ilmu dengan seadil-adilnya dan saya
artikan , dalam menunttut ilmu juga harus adil , yaitu dalam
menuntut ilmu , jangan hanya satu ilmu yang dipelajari , juga harus
menguasai ilmu yang lain , dalam penguasaan ilmu, jangan hanya
ilmu di dunia, tapi kuasai juga ilmu sebagai bekal di akhirat.
Di segi penuntut ilmu, sebagai penuntut akan ilmu, dalam pancasila
juga diajarkan harus adanya sifat kemanusia’an yang terdapat pada
sila ke dua , yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab , sebagai
penuntut kita harus mengedepankan sisi kemanusiaan dalam
mencari ilmu, maksudnya , jangan memaksakan suatu ilmu hingga
mengorbankan orang lain dalam mencapai tujuan tsb.

4. Dari beberapa ilustrasi tersebut, secara bertahap, nilai-nilai pancasila


akan benar-benar menginternalisasi dan membumi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Revitalisasi nilai-nilai
pancasila bisa dimulai dengan menjadikan dasar negara ini kembali
sebagai pembicaraan publik, sehingga masyarakat merasakan bahwa
pancasila masih ada, dan masih dibutuhkan bagi bangsa Indonesia.
Revitalisasi nilai-nilai juga dapat dilakukan dengan cara manifestasi
identitas nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai wawasan,
antara lain; spiritual yang berlandaskan etik, estetika, dan religiusitas
sebagai dasar dan arah pengembangan profesi.
Dalam konteks perguruan tinggi, revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa
dilakukan dengan menyiapkan sumber daya manusia yang
profesional dan handal untuk pembangunan nasional yang
menumbuhkan kesadaran nasionalisme serta menemukan jati diri
bangsa yang mampu beradaptasi dengan perubahan, mampu
menangkap tantangan sebagai peluang dan mampu mengatasi segala

5. menurut pengamatan saya seorang pemimpin yang pancasilais


dilingkungan saya adalah sorang ketua RT , khususnya dilingkungan
saya , bagaimana bias saya mengatakan seperti itu? , saya
berpendapat bahwa ketua RT dilingkungan saya memiliki standar
pancasilais yang cukup tinggi, karena , bias dilihat dari prilaku ,
setiap pekerjaan dan setiap program yang dikerjakan beliau.
Kelurahan dilingkungan saya menjadi lebih baik dari sebelumnya ,
beliau tak segan turun dan ikut bekerja bergotong royong membantu
penyelesaian mushola , membuat piket ronda setiap malamnya , dan
juga membuat sarana olahraga bagi para pemuda di sekitar , setiap
malam beliau mengontrol piket ronda , sesuai atukah masih banyak
yang perlu diperbaiki, dari peristiwa yang saya alami , beliau
memiliki sifat keadilan sosial yang tinggi, dan ketuhanan yang cukup
baik.
--Warganegara  yang pancasilais dilingkungan saya , saya dapat
menyebutkan satu nama , yaitu , bapak ustad dilingkungan saya ,
meskipun beliau bukan merupakan orang jambi asli , beliau selalu
memberikan yang terbaik untuk membuat jambi lebih baik ,
membantu pembangunan nya , salah satunya membangun mushola ,
serta mendidik anak anak disekitar untuk belajar mengaji, secara
geratis , disini saya menenmukan sifat  keadilan social yang adil dan
bradab pada sosok ustad dilingkungan saya.
--Dan yang terakhir yaitu ilmuan yang pancasilais , di lingkungan
saya yaitu semua guru yang mengajari saya selama ini, tak mudah
memberikan ilmu kepada orang lain, seseorang harus menabahkan
hatinya demi itu, tetapi guru guru saya , mengajari saya dengan tanpa
kenal lelah , dan itu tercantum dalam kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat dalam permusyawaratan perwakilan.

Anda mungkin juga menyukai