SISTEM KARDIO-RESPIRASI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Linea dinding thoraks dan dr. Nina Herlina, Sp.P Stia Indra Fita, A.M,Keb
I 4
pemeriksaan foto thoraks 1
5 dr. Nina Herlina, Sp.P
07.30 – 08.20
Diskusi Pleno 3 TUTORIAL 7 KP 1.3.4.1 PA1.3.3 (klp.3) TUTORIAL 8
08.20 – 09.10
09.20 – 10.10
Belajar Mandiri PA1.3.3 (klp.6) KP 1.3.4.2 PA1.3.3 (klp.7) Belajar Mandiri
10.10 – 11.00
11.10 - 12.00 Belajar Mandiri Belajar Mandiri Belajar Mandiri Belajar Mandiri Belajar Mandiri
12.00 – 13.00 Istirahat
Istirahat
13.00 – 13.50
PA1.3.3 (klp.4) PA1.3.3 (klp.2) Belajar Mandiri PA1.3.3 (klp.8)
13.50 – 14.40
IV Ujian P.F
14.50 – 15.40 PA1.3.3 (klp.5)
MKDU
PA1.3.3 (klp.1) BAHASA Belajar Mandiri
15.40 – 16.30 INGGRIS
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Mgg
Jam
Ke 27/12/21 28/12/21 29/12/21 30/12/21 31/12/21
07.30 – 08.20
Diskusi Pleno 4 TUTORIAL 9 KP 1.3.5.1 KP 1.3.5.3 TUTORIAL 10
08.20 – 09.10
09.20 – 10.10
Belajar Mandiri Belajar Mandiri KP 1.3.5.2 KP 1.3.5.4 Belajar Mandiri
10.10 – 11.00
11.10 - 12.00 Belajar Mandiri Belajar Mandiri Belajar Mandiri Belajar Mandiri Belajar Mandiri
V 12.00 – 13.00 Istirahat
Istirahat
13.00 – 13.50
Belajar Mandiri Ujian P.A Belajar Mandiri Belajar Mandiri
13.50 – 14.40
Belajar Mandiri
14.50 – 15.40 MKDU
Ujian P.H Belajar Mandiri BAHASA Belajar Mandiri
15.40 – 16.30 INGGRIS
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Mgg
Jam
Ke 3/1/22 4/1/22 5/1/22 6/1/22 7/1/22
07.30 – 08.20 Belajar Mandiri Belajar Mandiri
Diskusi Pleno 5 Belajar Mandiri Belajar Mandiri
08.20 – 09.10
09.20 – 10.10 REMEDIAL
Belajar Mandiri Belajar Mandiri UJIAN BLOK Belajar Mandiri
10.10 – 11.00
11.10 - 12.00 Belajar Mandiri Belajar Mandiri Belajar Mandiri Belajar Mandiri Belajar Mandiri
b) Batas bawah paru menyilang kosta ke 6 pada linea midclavikula, dan menyilang
kosta ke 8 pada linea midaxilaris.
c) Pada dinding belakang, batas bawah adalah pada level prosesus spinosus vertebra
thorakalis ke 10.
d) Batas ini dapat turun sampai ke vertebra thorakalis ke 12 pada inspirasi dalam
(Gambar 5).
Tiap paru secara garis besar dibagi dua oleh fisura yang obliq, menjadi lobus superior
dan lobus inferior. Pada dinding dada posterior,. lokasi fisura obliq ini kira-kira sesuai dengan
garis obliq yang ditarik dari prosesus spinosus thorakalis ke 3 ke bawah lateral. Garis ini
berdekatan dengan batas bawah skapula ketika lengan diangkat ke atas kepala (Gambar 6 ).
Paru kanan dibagi lagi oleh fisura horisontal menjadi lobus superior dan lobus medius, Fisura
ini melintang dari linea mid axilaris kanan setinggi kosta ke 5 ke medial setinggi kosta ke 4
(Gambar 7).
Biasanya, anda harus mendeskripsikan hasil pemeriksaan dengan istilah: daerah paru atas,
tengah, atau bawah. Suatu kelainan pada daerah paru kanan atas, misalnya, berarti berasal dari
lobus kanan atas, sedangkan kelainan pada daerah paru kiri bawah berasal dari lobus inferior kiri.
Sedangkan pada pemeriksaan dinding dada sisi lateral kanan, kelainan dapat berasal dari 3 lobi paru
kanan.
Oleh karena hasil pemeriksaan toraks dipengaruhi oleh jarak antara dinding dada dengan
trakhea dan bronchi yang besar, maka lokasi dari organ-organ tersebut harus dikenali. Perhatikan bahwa
trakhea bercabang di daerah setinggi angulus strenalis (di depan) atau prosesus spinalis vertebra
thorakalis ke 4 (di belakang).
Bernafas adalah suatu aksi otomatik yang diatur oleh batang otak dan dilakukan oleh
otot-otot respirasi. Selama inspirasi, diafragma dan otot-otot interkostales berkontraksi,
membesarkan volume rongga toraks, dan memekarkan paru di dalam rongga pleura.
Dinding dada bergerak ke atas, depan, dan ke lateral. Selama diafragma bergerak turun.
Setelah inspirasi berhenti, paru mengempis, diafragma secara pasif akan naik dan dinding dada akan
relax seperti semula. Apabila nafas terpacu oleh karena olahraga atau penyakit, maka ada otot lain yang
ikut bekerja, yaitu otot trapezius, sternomastoid, dan otot scalenus di leher selama inspirasi, dan otot-
otot abdominal selama ekspirasi. Amatilah otot-otot leher anda di depan cermin pada waktu anda menarik
nafas sedalam mungkin.
Suara nafas berasal dari saluran nafas besar, yang melalui paru diteruskan ke dinding dada,
sehingga anda dapat mendengarnya dengan stetoscope. Jaringan yang dilalui oleh udara pernafasan,
meredam dan menyaring suara nafas ini. Sehingga yang anda dengar pada waktu pemeriksaan auskultasi
adalah suara lembut dengan frekuensi rendah pada waktu inspirasi, dan akan melemah dan kemudian
menghilang pada awal ekspirasi.
Ventrikel kiri, yang hanya menyusun sebagian kecil dari permukaan depan jantung, terletak di sebelah
kiri dan di belakang ventrikel kanan. Walaupun demikian ventrikel kiri ini penting secara klinis, karena
merup akan batas kiri jantung dan menentukan iktus kordis. Iktus kordis ini adalah suatu denyutan sistolis
sekilas yang biasanya ditemukan pada spatium interkosta ke- 5. 7-9 cm dari linea midsternalis (Gambar
9).
Batas kanan jantung disusun oleh atrium kanan. Atrium kiri terletak di belakang, dan tidak dapat
diperiksa secara langsung. Walaupun demikian, sebagian kecil dari atrium ini membentuk sebagian
dari batas kiri jantung dengan arteria pulmonalis dan ventrikel kiri. Di atas jantung terdapat pembuluh
darah besar, arteria pulmonalis, bercabang menjadi cabang kanan dan kiri. Aorta, melengkung ke
atas dari ventrikel kiri di daerah angulus sternalis, kemudian melengkung ke belakang dan ke
bawah. Di sebelah kanan, vena kava superior masuk ke antrium kanan (Gambar 10).
Gambar 10
Walaupun tidak digambarkan di atas, vena kava inferior juga masuk ke atrium kanan. Vena kava superior
dan inferior membawa darah venous dari bagian tubuh atas dan bawah.
PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK I
Nama Mahasiswa :
NIM :
Nilai
No Aspek Penilaian
1 2 3 4
1 Memberikan salam dan memperkenalkan diri
Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan dari pemeriksaan
2
dan minta kesediaan pasien
Total Nilai
Penilaian :
Untuk nomor 1 – 4 :
1 : Tidak dilakukan
2 : Dilakukan
Untuk nomor 5 – 9
1 : Tidak dilakukan
2 : Dilakukan dan perlu banyak perbaikan
3 : Dilakukan dan perlu sedikit perbaikan
4 : Dilakukan dengan sempurna
Lhokseumawe,
Instruktur
dr.
BALUTAN 1 : MENGHENTIKAN PERDARAHAN AKUT (TEKANAN LANGSUNG &
TEKANAN TITIK)
I. PENDAHULUAN
1.1. Definisi
Tindakan penghentian perdarahan merupakan usaha untuk mengendalikan perdarahan
pada pasien yang mengalami cidera yang mengakibatkan rusaknya pembuluh darah dan
perdarahan aktif. Pada situasi tertentu perdarahan harus dapat dihentikan segera karena dapat
mengakibatkan kematian. Perdarahan dapat terjadi internal pada organ bagian dalam, dan
dapat juga terjadi perdarahan eksternal yang dapat terlihat pada permukaan tubuh.
Terdapat beberapa teknik dalam menghentikan perdarahan eksternal seperti; mengelevasikan
sumber perdarahan, penekanan langsung, penekanan tidak langsung, tourniquet, dan pemberian
agen-agen pembekuan darah. Tiap-tiap teknik mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing, namun dapat juaga dilakukan secara bersamaan untuk mengontrol perdarahan.
Tourniquet: merupakan alat untuk menekan pembuluh darah pada ekstremitas dengan
tujuan untuk menghentikan perdarahan pada bagian distal alat.
Distal : merupakan petunjuk lokasi yang lebih jauh dari titik pedoman, pada topik ini
jantung merupakan titik sentral. Tangan merupakan distal dari sendi siku, karena
tangan lebih jauh dari jantung dibandingkan dengan siku. Distal merupakan lawan
kata dari proksimal.
IV. PRASYARAT
4.1 Menguasai anatomi pembuluh darah perifer
4.2 Mengetahui jenis-jenis luka
4.2 Mengetahui jenis jenis cidera pembuluh darah perifer
4.3 Mengetahui patifisiologi pembekuan darah
V. TEORI
BALUTAN 1 : MENGHENTIKAN PERDARAHAN AKUT (TEKANAN LANGSUNG &
TEKANAN TITIK)
Luka robek (laceration/ vulnus laceratum): disebabkan oleh benda dengan permukaan
yang tidak rata, metal atau kaca dengan pinggir yang tidak rata. Pinggir luka tidak rata atau
compang camping.
Luka tusuk (puncture/ vulnus punctum): disebabkan olah benda runcing yang
menembus jaringan. Luka seperti ini dapat mendapatkan penilaian yang keliru.
Pada permukaan terlihat kecil, namun menembus bagian tubuh dengan kedalaman
yang dapat merusak struktur penting seperti pembuluh darah, saraf, organ
pencernaan, dan lain-lain. Luka lecet (abrasion/ ekskoriasi): luka pada permukaan kulit akibat
bergesekan dengan permukaan yang kasar.
Luka memar (contusion): pada jenis luka ini terjadi kerusakan kapiler pada
epidermis dan dermis, tanpa merusak kulit. Darah keluar dari pembuluh masuk
mengisi ruang antar sel atau ruang interstisial, menyebabkan pembengkakan dan
diskolorasi.
Luka avulsi (avulsion): merupakan tipe luka yang melibatkan seluruh ketebalan
kulit (full thickness), dan sering berbentuk semisirkuler. Luka berbentuk flap yang
jika dilepaskan akan memperlihatkan jaringan bagian dalam.
b. Jenis-jenis cidera pembuluh darah :
Cidera pembuluh darah pada permukaan tubuh pada umumnya dapat dibagi berdasarkan sumber
perdarahan :
Perdarahan arteri : perdarahan berasal dari arteri, dengan karakteristik darah yang
keluar berwarna merah segar karena kaya akan oksigen, menyembur sesuai dengan
denyutan nadi, dan dapat menyebabkan kehilangan darah dengan cepat.
Perdarahan vena : perdarahan berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah
gelap karena kurang oksigen, dan alirannya lambat.
Penghentian perdarahan yang terjadi akibat trauma dapat dilakukan dengan beberapa metode :
1. Penekanan langsung (direct pressure)
Cara yang paling efektif untuk mengontrol perdarahan luar adalah dengan melakukan penekanan
langsung pada luka. Cara ini tidak hanya menghentikan perdarahan tapi juga menutup luka tanpa
merusak pembuluh darah.
2. Penekanan tidak langsung (indirect/ point pressure)
Penekanan tidak langsung merupakan tekini penghentian perdarahan dengan melakukan
penekanan pada pembuluh darah yang memberikan aliran pada luka. Penekanan dilakukan dengan
jari, jempol, atau pangkal permukaan tangan.
3. Elevasi Mempertahan kan luka lebuh tinggi dari jantung akan menurunkan tekanan darah pada
luka, yang diharapkan akan mengurangi perdarahan. Teknik ini memungkinkan
dilakukan apabila perdarahan terjadi pada tungkai atas, tungkai bawah, dan kepala.
4. Ligasi
Merupakan tindakan pengikatan pembuluh darah dengan menggunakan material penjahitan.
5. Tourniquet
Tourniquet merupakan metode penghentian perdarahan dengan melakukan pengikatan proksimal dari
sumber perdarahan. Penggunaan tourniquet dapat menghentikan seluruh aliran darah ke arah
distal. Penggunaan tourniquet terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada bagian distal
tourniquet.
V. PROSEDUR KERJA
6.1 Penekanan langsung & balut tekan
6.1.1 Tahap persiapan
(pada
keadaan
emergensi dilakukan secara simultan)
o Kassa steril
o Verban elastis
o Sarung tangan karet steril
Identifikasi lokasi dan jenis luka (sesuaikan dengan dengan teori mengenai jenis-
jenis luka). Jika ada bekuan darah yang menutup luka jangan diangkat. Jika ada
benda asing yang melekat atau menancap pada luka jangan di angkat.
Identifikasi lokasi arteri brachialis dengan menekan 2 jari diatas fossa cubiti
bagian medial, lekukan antara muskulus bicep brachii dengan muskulus
brachialis.
gunakan jari atau jempol. Lakukan penekanan tepat diatas arteri dan tulang
Pada gambar 2 dapat dilihat tempat-tempat penekanan dan lokasi perdarahan yang dapat
dikontrol. Penekanan tidak langsung ini bersifat sementara sampai tersedia alat untuk balut tekan.
Periksa efektifitas penekanan dengan melihat berhentinya aliran darah pada lokasi
luka.
Jika darah tetap mengalir, kembali lakukan identifikasi dan beri penekanan dengan
tekanan yang lebih kuat.
3. Samsuhidajat R, Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit buku Kedokteran
EGC. 2000
EVALUASI
CHECK LIST PENILAIAN SKILLS LAB
BALUTAN 1 : MENGHENTIKAN PERDARAHAN AKUT
(TEKANAN LANGSUNG & TEKANAN TITIK)
Nilai
No. Aspek Penilaian 1 2 3
1 Memberikan salam Pembuka
2 Menginformasikan ke pasien mengenai tindakan
yang akan dilakukan
3 Proteksi diri dengan menggunakan sarung tangan
karet steril.
Aplikasi penekanan langsung dan balut tekan
4 Identifikasi lokasi luka
5 Identifikasi jenis luka
6 Identifikasi sumber perdarahan
7 Persiapan kassa steril
8 Melakukan penekanan langsung dengan kassa dan tangan
9 Melakukan pemasangan balut tekan
10 Evaluasi perdarahan
11 Evaluasi bagian distal ekstremitas
Aplikasi penekanan tidak langsung/ penekanan titik
12 Identifikasi lokasi luka
13 Identifikasi jenis luka
14 Identifikasi sumber perdarahan
15 Identifikasi lokasi arteri yang mensuplai
perdarahan
16 Melakukan penekanan pada bagian proksimal arteri
17 Evaluasi perdarahan
18 Evaluasi bagian distal ekstremitas
Keterangan :
Skor 1 : tidak dilakukan
Skor 2 : dilakukan dengan adanya kesalahan Skor 3 : dilakukan dengan sempurna
Lhokseumawe,
Instruktur Mahasiswa
Nama Nama :
NIP : No. BP :