Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SARANA DAN PRASARANA PADA MADRASAH DAN SEKOLAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan
dengan dosen pengampu : Bapak Ahmad Muthohar, M.SI.

Disusun oleh

Kelompok 6 :

Nur Fajar Robiatun Nisa 1911101047

Nur Azizah 1911101104

Ilham Widitya 1911101346

Annisa 1911101355

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( S1 )

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. karena atas taufik dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah “ Kapita Selekta Pendidikan “ dengan tema “
Sarana dan Prasarana Pada Madrasah dan Sekolah“.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan dari suri tauladan seluruh umat
manusia hingga akhir zaman, yakni Rasulullah Muhammad Saw yang telah membawa kita dari
zaman Jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah turut serta dalam
membantu terselesaikannya tugas ini. Dengan lapang hati kami menerima kritik dan saran atas
kekurangan dari makalah ini.

Terima kasih semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Samarinda, 4 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 4

A. LATAR BELAKANG 4

B. RUMUSAN MASALAH 4

C. TUJUAN PENULISAN 5

BAB II PEMBAHASAN 6

A. PENGERTIAN SARANA DAN PRASARANA 6

B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA 7

C. PROBLEM DALAN SARANA DAN PRASARANA 8

D. SOLUSI DARI PROBLEM SARANA DAN PRASARANA 9

BAB III PENUTUP 14

A. KESIMPULAN 14

A. SARAN 14

DAFTAR PUSTAKA 15

3
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sarana dan prasarana sekolah merupakan salah satu penunjang dalam pencapaian keberhasilan,
kelancaran, dan kemudahan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Sarana dan prasarana yang
ada di sekolah sangat mempengaruhi hasil, prestasi dan keaktifitas belajar peserta didik. Dengan
demikian, untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran di sekolah, maka keberadaan sarana
dan prasarana pendidikan tidak dapat diabaikan, melainkan harus dipikirkan untuk meningkatkan
kualitas dan mutu suatu sekolah.

Problem dan hambatan sarana dan prasarana juga sangat penting untuk diperhatikan. Apabila
sarana dan prasarana yang disediakan kurang, maka dapat mempengaruhi minat siswa untuk
mengikuti proses belajar mengajar. Jika siswa memiliki minat dalam mengikuti proses belajar
mengajar maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu peran manajemen sarana dan
prasarana disini juga penting untuk mengelola sarana dan prasarana yang ada layak untuk
dimanfaatkan oleh guru ataupun peserta didik yang lain seperti perencanaan, pengadaan,
pemeliharaan, penyimpanan, pengawasan, penganggaran, inventarisasi, dan penghapusan sarana dan
prasarana. Sarana prasarana sekolah harus memenuhi standar minimum dalam hal ini dapat dilihat
dari PERMENDIKNAS No.24 tahun 2007 pasal 1 menyebutkan bahwa standar sarana prasarana
untuk sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah
(SMP/MTS), dan sekolah menenggah atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria
minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.1

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah, sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari sarana dan prasarana madrasah dan sekolah ?
2. Apa saja standar bagi sarana dan prasarana yang ada di madrasah dan sekolah?
3. Apa saja problem yang muncul dalam sarana dan prasarana yang ada di madrasah dan
sekolah?
4. Bagaimanakah solusi yang diterapkan untuk mengatasi problem yang muncul?

1
Jahar Ahlian Prestysa, “Standarisasi sarana dan prasarana dalam pengembangan sekolah”, dalam Jurnal
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017.
4
C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas, kita dapat melihat tujuan penulisan dari makalah ini adalah,
sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dari sarana dan prasarana di madrasah dan sekolah.


2. Mengetahui standar bagi sarana dan prasarana yang dibutuhkan di madrasah dan sekolah.
3. Mengetahui problem yang muncul dalam sarana dan prasaran di madrasah dan sekolah.
4. Memahami solusi guna memecahkan problem yang muncul dalam sarana dan prasarana di
madrasah dan sekolah.

5
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Sarana dan Prasarana di Madrasah dan Sekolah

Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan, misalnya : lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan
sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya : Ruangan, Buku,
Perpustakaan, Laboratorium dan sebagainya.2

Menurut Mulyasa dalam suharsimi arikunto, sarana pendidikan adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya
proses belajar mengajar, seperti papan tulis, spidol, penghapus, alat tulis, buku, dan media
pengajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara
tidak langsung menunjang jalannya suatu proses pendidikan atau pengajaran disuatu lembaga
pendidikan, seperti gedung, ruang kelas, halaman, kebun sekolah, jalan menuju sekolah, dan
sebagainya. namun, apabila prasarana tersebut digunakan secara langsung untuk kegiatan belajar
mengajar, misalnya kebun sekolah digunakan untuk kegiatan belajar biologi maka kebun sekolah
menjadi sarana pendidikan.3

Menurut KBBI, sarana berupa alat yang dipakai untuk membantu mencapai suatu tujuan.
Sedangkan, Prasarana yaitu perlengkapan sebagai peunjang utama dalam penyelnggaraan kegiatan/
suatu proses. Menurut Ibrahim Bafadal, sarana pendidikan adalah fasilitas, perabot sekolah, atau
peralatan sekolah yang membantu proses pembelajaran yang secara langsung digunakan. Sedangkan
prasarana pendidikan perangkat kelengkapan dasar atau perlengkapan yang menunjang pelaksanaan
pembelajaran.

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat dan perlengkapan yang menunjang untuk proses
belajar dalam melakukan pelayanan publik untuk mencapai tujuan dari pendidikan tersebut. Bila
saranan dan prasarana tidak tersedia dengan baik, maka tujuan dan proses pembelajaran tidak
tercapai dengan maksimal.4

Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing,
yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian/mempelajari materi pelajaran,”
sedangkan prasarana pendidikan untuk “memudahkan penyelenggaraan pendidikan.” Dalam makna
inilah sebutan “digunakan langsung” dan “digunakan tidak langsung” dalam proses pendidikan
seperti telah disinggung di muka dimaksudkan. Jelasnya, disebut “langsung” itu terkait dengan
penyampaian materi (mengajarkan materi pelajaran), atau mempelajari pelajaran. Papan tulis,
misalnya, digunakan langsung ketika guru mengajar (di papan tulis itu guru menuliskan pelajaran).
Meja murid tentu tidak digunakan murid untuk menulis pelajaran, melainkan untuk “alas” murid
menuliskan pelajaran (yang dituliskan di buku tulis; buku tulis itulah yang digunakan langsung).

2
Prasetyawan, “Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan”, dalam Jurnal Al-Hikmah Studi Keislaman edisi
no. 1, Vol. 06, 2016.
3
Nurmadiah, “Manajemen Sarana dan Prasarana”, dalam Jurnal Al-Afkar edisi No. 1, Vol. VI, 2018.
4
Mona Novita, “Sarana dan Prasarana yang Baik Menjadi Bagian Ujung Tombak Keberhasilan Lembaga
Pendidikan Islam”, dalam Jurnal Nur El-Islam, edisi No. 2, Vol 4, 2017.
6
B. Standar Sarana dan Prasarana di Madrasah dan Sekolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), standar adalah ukuran yang dipakai sebagai
patokan.5 Jadi, standar sarana dan prasarana di sekolah adalah standar atau patokan dalam pendidikan
yang telah dibuat secara nasional yang berkaitan dengan minimal mengenai ruangan untuk belajar,
tempat olahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboraturium, tempat bermain, tempat berkreasi
dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.6

Dalam UU Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional ) No. 20 Tahun 2003, pada Bab VII Pasal
42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan. (2) Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolok ukur dari mutu
sekolah.7

Setiap tingkatann sekolah mempunyai standar sarana dan prasarana masing-masing. Seperti
misalnya sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: ruang kelas, ruang
perpustakaan, laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, tempat beribadah, ruang UKS, jamban
(WC), gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga. Begitu juga dengan SMP dan SMA,
tinggal disesuaikan saja dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. 8

Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007
tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah:
Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan berikut;

1) Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai.
2) Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air
bersih, pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan tempat sampah, serta
penyaluran air hujan.

5
KBBI, https://kbbi.web.id/standar-2 (diakses pada tanggal 04 Maret 2021 pukul 15.41).
6
Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan, Buku-6 Bimbingan Teknis Peningkatan Mutu Manajemen LKP
“Standar-5 Standar Sarana Dan Prasarana Lembaga Dan Pelatihan (LKP) ,(Jakarta: Kemendikbud,2017), hal. 2
7
Baiq Rohiyatun, “Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan”, dalam Jurnal Visionary Di Bidang Administrasi
Pendidikan edisi no. 1, Vol. IV, 2019.
8
Prastyawan, “Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan”, dalam Jurnal Studi Keislaman edisi no. 1, Vol. VI,
2016.
7
3) Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.9

Ketentuan mengenai prasarana tersebut beserta sarana yang ada di dalamnya diatur dalam
standar sebagai berikut:
1) Ruang Kelas, meliputi banyak minimum atau kapasitas ruang kelas dan perabotan.
Seperti meja, kursi, papan tulis dan lain-lain.
2) Ruang Perpustakaan, meliputi buku, perabot (rak, meja, kursi), media pendidikan, dan
perlengkapan lain seperti soket listrik.
3) Ruang Pimpinan, meliputi perabot, brankas, dan komputer.
4) Ruang Guru, yang meliputi hampir sama dengan ruangan sebelumnya.
5) Toilet, minimum 3 unit untuk satu sekolah, harus berdinding. Beratap dan dapat dikunci.
Tersedia air bersih, dan perlengkapan lain seperti gayung, gantungan pakaian, tempat air,
dan tempat sampah.
6) Tempat Bermain/ Berolahraga, memiliki luas tertentu, dan aman.
7) Laboraturium. Misalnya laboraturium IPA, meliputi peralatan sains seperti kerangka
manusia, poster IPA, lensa, mikroskop dan lain-lain.10

C. Problem Yang Muncul Dalam Sarana dan Prasarana di Madrasah dan Sekolah

Dalam proses pendidikan tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas pendidikan itu harus dapat
didukung dengan sarana dan prasarana yang akan menjadi standar sekolah atau instanti pendidikan.
Sarana dan prasarana sangatlah berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa peranan sarana dan prasarana sangat penting untuk kualitas pendidik. Adapun
beberapa problem atau hambatan dalam hal sarana dan prasarana di sekolah, misalnya yaitu :

1. Laboratorium Komputer, sekolah yang berada di desa pedalaman mereka belum tentu
menggunakan sarana dan prasarana yang lengkap, seperti fasilitas laboratorium komputer. Siswa
tidak dapat belajar jika falisitasnya kurang memadai jadi mereka tidak dapat memahami bagaimana
cara menggunakan komputer tersebut, terkecuali mereka mampu mengambil kursus belajar komputer
sendiri diluar sekolah. Sedangkan di kota fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran sangat lengkap
dan secara langsung mereka dapat belajar menggukann fasilitas dan mudah memahami pembelajaran

9
Baiq Rohiyatun, “Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan”, dalam Jurnal Visionary Di Bidang Administrasi
Pendidikan edisi no. 1, Vol. IV, 2019.
10
Baiq Rohiyatun, “Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan”, dalam Jurnal Visionary Di Bidang Administrasi
Pendidikan edisi No. 1, Vol. IV, 2019.
8
tersebut. Adapun hubungan sarana dan prasarana dengan proses pendidikan, dapat dikatakan bahwa
sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai salah satu proses kerja sama
pendayagunaan sarana dan prasarana secara efisien dan efektif. 11
2. Ruang BK adalah ruang dimana siswa mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
secara intensif dari para guru. Sudah selayaknya ruang BK didesain dengan baik sesuai fungsinya,
termasuk luas ruangannya. Ruang BK harus disertai dengan ruang konseling yang berfungsi sebagai
tempat peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Seringkali kegiatan konseling bersifat khusus, untuk itu perlu
disediakan ruangan yang cukup dan memadai. Yang terjadi adalah banyak sekolah yang
menyediakan ruang konseling ala kadarnya atau bahkan tidak punya ruang konseling sama sekali.
Kondisi ini diperparah dengan pemanfaatan ruang BK sekaligus sebagai ruang UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah). Yang tadinya ruangannya sempit makin dipersempit lagi dengan fungsinya yang
ganda. Sudah seharusnya setiap sekolah menyediakan ruang UKS tersendiri yang terpisah dengan
ruang BK. Bahkan ruang UKS harus memenuhi luas ruang yang ditetapkan sesuai amanat Undang-
undang.
3. Keterbatasan sarana prasarana juga sangat terlihat pada penyediaan sanitasi dan drainase.
Sanitasi sekolah sering disediakan secara ala kadarnya. Tempat cuci tangan bagi siswa tidak
sebanding dengan jumlah siswa, tempat cuci tangan di laboratorium juga seringkali hanya ada 2 (dua)
di setiap ruangan. Masalah drainase tidak berbeda kondisinya. Banyak sekolah yang tidak
memperhatikan sistem drainase yang baik. Bangunan yang ada seringkali tidak disertai dengan
pembangunan drainase disekelilingnya. Yang ada justru teras dan halaman semuanya berupa beton
yang tidak mempunyai daya serap terhadap aliran air.
4. Toilet Siswa, kriteria standar nasional untuk ketersediaan toilet adalah 1 unit toilet untuk 40
siswa putera dan 1 unit toilet untuk 30 peserta puteri. Dengan jumlah siswa putera 200 misalnya,
sekolah harus menyediakan 5 unti toilet. Kenyataannya jumlah toilet yang tersedia sering tidak
sebanding dengan jumlah siswa yang ada. Toilet dibangun dengan jumlah sekadarnya dan bahkan
ada yang menyatukan toilet untuk siswa putra maupun putri.

Uraian di atas hanyalah sebagian kondisi yang terjadi terkait dengan ketersediaan sarana
prasarana di sekolah. Masih banyak lagi jenis sarana prasarana sekolah yang memerlukan perhatian

11
Prasetyawan, “Jurnal Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan” dalam Al Hikmah Jurnal Studi
Keislaman, edisi No. 1, Vol. 6, 2016 .
9
semua pihak, misalnya kualitas meja kursi siswa, ketersediaan ruang kegiatan untuk siswa, ruang
bermain, dan lain-lain.12

D. Solusi Dari Problem Dalam Sarana dan Prasarana


Jadi solusi dari problem yang timbul itu dengan cara memanagement dan proses pengaturan
yang efisien, sebagaimana yang dikemukan dalam buku pedoman yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah dikemukan langkah-langkah dalam penataan perlengkapan
atau sarana dan prasarana sebagai berikut : 13
1) Perencanaan
2) Pengadanan
3) Penyimpanan dan penyaluran
4) Pemeliharaan
5) Penginventarisasian dan penghapusan
6) Tata perlengkapan sekolah

Lebih jauh di jelaskan dalam buku Dimensi-dimensi Administrasi di Sekolah yang ditulis oleh
Drs. B.Suryo Subroto dijelaskan tentang garis besarnya administrasi sarana dan prasarana ini,
meliputi 5 hal yakni:
1. Penentuan kebutuhan
Sebelum mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitas sekolah, harus melalui prosedur penelitian
yaitu melihat kembali kekayaan yang telah ada. Setelah itu baru ditentukan saran dan prasarana yang
memang diperlukan bagi kepentingan proses pendidikan. Dalam menyusun rencana dalam penentuan
kebutuhan harus diperhatikan hal-hal yang menyangkut:
a. Macam kegiatan sarana dan prasarana di sekolah, dengan mengadakan hal-hal berikut :
b. Kebutuhan barang baik jenis maupun volume barang

Khusus untuk perlengkapan atau sarana dan prasarana sekolah perlu diperhatikan hal-hal
berikut ini:
a. Mengikuti pedoman (standar)
b. Mengadakan perlengkapan sekolah sesuai dengan pladfond (anggaran yang disediakan)
c. Menyediakan dan menggunakannya sesuai kebutuhan
12
Leck Murman, “Permasalahan Sekolah dan Solusinya (2) : Pemenuhan Sarana Prasarana”, dalam
https://murman.id diakses pada 4 Maret 2021.
13
Prasetyawan, “Jurnal Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan” dalam Al Hikmah Jurnal Studi Keislaman,
edisi No. 1, Vol. 6, 2016 .
10
d. Menyimpan dan memelihara saran dan prasarana sekolah
e. Menghapuskan dan mengelolah perlengkapan sesuai prosedur yang berlaku
f. Mengumpulkan dan mengelolah data perlengkapan

Dalam penentuan kebutuhan atau perencanaan ini, meiliputi beberapa aspek dari sarana dan
prasarana yang memerlukan perencanaa, yaitu :
1) Perencanaan kebutuhan, pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan.
2) Perencanaan pengadaan tanah untuk gedung atau bangunan sekolah.
3) Perencanaan pengadaan dan pembangunan bangunan gedung sekolah.
4) Perencanaan pengadaan perabot dan perlengkapan pendidikan

2. Proses pengadaan
Pengadaan saran pendidikan ada beberapa kemungkinan yang bisa tempuh, yaitu :
1) Pembelian dengan biaya Pemerintah
2) Pembelian dengan biaya SPP
3) Bantuan dari BP3
4) Bantuan dari masyarakat lainnya. 14

Pengadaan sarana pendidikan juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pembeliaan artinya sarana pendidikan tersebut harus dibeli sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Membuat sendiri yaitu sarana pendidikan dapat dibuat sendiri oleh sekolah.
c. Menerima hibah atau bantuan atau sumbangan dari pihak lain, dan menyewa atau meminjam
artinya sarana pendidikan yang diperlukan disewa atau dipinjam dari pihak lain dalam jangka waktu
tertentu.
d. Guna susun (kanibalisme) artinya suatu pengadaan barang dengan menggunakan barang-barang
yang sudah tidak bisa dipakai kemudian disusun kembali sehingga menjadi sarana pendidikan atau
daur ulang.15

3. Pemakaian
Dari segi pemakaian (penggunaan) terutama sarana alat perlengapan dapat dibedakan atas:

14
Prasetyawan, “Jurnal Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan” dalam Al Hikmah Jurnal Studi Keislaman,
edisi No. 1, Vol. 6, 2016 .
15
Nurmadiah, “Manajemen Sarana dan Prasarana”, dalam Jurnal Al-Afkar edisi No. 1, Vol. VI, 2018.
11
1) Barang habis pakai
2) Barang tidak habis pakai
Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi Sekolah Menegah dengan tuntas,
yang ditulis oleh Drs. Piet A. Sahertian dalam bukunya Dimensi Administrasi Pendidikan telah di
jabarkan lebih jauh tentang penggunaan sarana dan prasarana sekolah, yang meliputi:
a. Barang Habis Pakai, yang di rencanakan dengan urutan sebagai berikut :
1. Menyusun daftar perlengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari rencana kegiatan sekolah
tiap bulan.
2. Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengadaan tersebut setiap bulan.
3. Menyusun rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana triwulan dengan kemudian menjadi
rencana tahuanan.

b. Barang tak habis pakai, yang direncanakan dengan urutan sebagai berikut :
1. Menganalisa dan meyusun keperluan perlengkapan sesuai dengan rencana kegiatan sekolah serta
memperahatikan perlengkapan yang masih ada dan dapat dipakai.
2. Memperrhatikan biaya yang direncanakan dengan memperhatikan standard yang telah ditentukan.
3. Menetapkan skala prioritas menurut dan yang tersedia mengenai kebutuah dan menyusun rencana
pengadaan tahunan

4. Pencatatan dan pengurusan


Untuk keperluan pencatatan dan pengurusan ini disediakan instrument administrsi, yang terdiri
atas :
a) Buku Inventaris
b) Buku Pembelian
c) Buku Penghapusan
d) Kartu Barang
Pengurusan atau pemeliharaan sarana dan prasarana menjadi tanggung jawab satuan pendidikan
yang bersangkutan serta di lakukan secara berkala dan berkesinambungan.

5. Pertanggungjawaban
Penggunaan barang-barang inventaris sekolah harus dipertanggungjawaban dengan jalan
membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang ditujukan pada instansi atasan. Dalam

12
bukunya Piet A. Sahertian menambakan tentang langkah-langkah dalam pengeloalaan administrasi
saran dan prasarana sekolah tadi, yaitu pengadaan atau perencanaan biaya yang meliputi :
a) Biaya pengadaan
b) Biaya penyimpanan
c) Biaya penyaluran
d) Biaya penginventasrisasi
e) Biaya pengapusan 16

Progam perawatan dapat di tempuh melalui langkah-langkah berikut ini:


a. Membentuk tim pelaksana perawatan preventif di sekolah.
b. Membentuk daftar sarana dan prasarana, termasuk seluruh perawatan yang ada di sekolah.
c. Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap perawatan dan fasilitas sekolah.
d. Menyiapakan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian di
sekolah.
e. Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam
rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.

Adapun progam perawatan freventif di sekolah tersebut dapat dilaksanakan dengan cara berikut
ini.
a. Memberikan arahan kepada tim pelaksana perawatan preventif dan mengkaji ulang progam yang
telah dilaksanakan secara teratur.
b. Mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana prasarana, untuk mengevaluasi
aktivitas pelaksanaannya berdasarkan jadwal yang telah dilaksanakan.
c. Menyebarkan informasi tentang progam perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah terutama
guru dan siswa.
d. Membuat progam lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga
sekolah.

Pemeliharaan sarana dan prasarana sebenarnya memerlukan dana yang cukup besar, ini tidak
bisa dihindari. Tujuannya antara lain supaya sarana dan prasarana tidak cepat rusak, disebabkan
pengaruhnya besar pada kesuksesan Pendidikan Islam.17

16
Prasetyawan, “Jurnal Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan” dalam Al Hikmah Jurnal Studi Keislaman,
edisi No. 1, Vol. 6, 2016 .
17
Nurmadiah, “Manajemen Sarana dan Prasarana”, dalam Jurnal Al-Afkar edisi No. 1, Vol. VI, 2018.
13
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sarana dan prasarana adalah alat dan perlengkapan yang menunjang untuk proses belajar dalam
melakukan pelayanan publik untuk mencapai tujuan dari pendidikan tersebut. Bila saranan dan
prasarana tidak tersedia dengan baik, maka tujuan dan proses pembelajaran tidak tercapai dengan
maksimal.

2. - Ruang Kelas, kapasitas ruang kelas dan perabotan. Seperti meja, kursi, papan tulis dan lain-lain.
- Ruang Perpustakaan, meliputi buku, perabot (rak, meja, kursi), media pendidikan, dan
perlengkapan lain seperti soket listrik.
- Ruang Pimpinan, meliputi perabot, brankas, dan komputer.
- Ruang Guru, yang meliputi hampir sama dengan ruangan sebelumnya.
- Toilet, minimum 3 unit untuk satu sekolah, harus berdinding. Beratap dan dapat dikunci.
Tersedia air bersih, dan perlengkapan lainnya.
- Tempat Bermain/ Berolahraga, memiliki luas tertentu, dan aman.
- Laboraturium. Misalnya laboraturium IPA, meliputi peralatan sains seperti kerangka manusia,
poster IPA, lensa, mikroskop dan lain-lain.

3. Laboratorium yang tidak lengkap ataupun kurang memadai, ruang BK yang tidak memadai
ataupun yang berfungsi ganda dengan UKS, pengadaan sanitase dan drainase yang ala kadarnya,
toilet yang tidak tersedia sesuai dengan jumlah murid.

4. Cara memanagement dan proses pengaturan yang efisien, yakni : Perencanaan, pengadanan ,
penyimpanan dan penyaluran, pemeliharaan, penginventarisasian dan penghapusan, dan tata
perlengkapan sekolah.

B. Saran

14
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap para pembaca dapat memahami makna dari
strategi pembelajaran PAI, mengetahui media apa saja yang menunjang strategi pembelajaran PAI,
mengetahui hal posistif dari adanya strategi pembelajaran berbasis media dan teknologi, serta dapat
menerapkan strategi pembelajaran berbasis media dan teknologi ini di kemudian hari. Penulis sangat
berhadap adanya kritik dan saran yang membangun, guna memperbaiki tugas-tugas makalah
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan. 2017. Buku-6 Bimbingan Teknis Peningkatan Mutu
Manajemen LKP “Standar-5 Standar Sarana Dan Prasarana Lembaga Dan Pelatihan (LKP).
Jakarta: Kemendikbud.
KBBI, https://kbbi.web.id/standar-2 (diakses pada tanggal 04 Maret 2021 pukul 15.41).
Murman, Leck. “Permasalahan Sekolah dan Solusinya (2) : Pemenuhan Sarana Prasarana”. dalam
https://murman.id diakses pada 4 Maret 2021.
Novita, Mona. “Sarana dan Prasarana yang Baik Menjadi Bagian Ujung Tombak Keberhasilan
Lembaga Pendidikan Islam”. dalam Jurnal Nur El-Islam edisi No. 2. Vol 4. 2017.
Nurmadiah. “Manajemen Sarana dan Prasarana”. dalam Jurnal Al-Afkar edisi No. 1. Vol. VI. 2018.
Prasetyawan. “Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan”. dalam Jurnal Al-Hikmah Studi
Keislaman edisi no. 1. Vol. 06. 2016.
Prestysa, Jahar Ahlian. “ Standarisasi sarana dan prasarana dalam pengembangan sekolah”. Dalam
Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2017.
Rohiyatun, Baiq. “Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan”. dalam Jurnal Visionary Di Bidang
Administrasi Pendidikan edisi no. 1. Vol. IV. 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai