Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT MASJID

Oleh ;
LENI WIDIASTUTI
2021011108

Dibuat untuk melengkapi tugas


Mata Kuliah: Agama Islam
Pengampu: Prof. Dr. Mefidwil Jandra M. Ag.

FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Tidak lupa
shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang telah
membimbing kita menuju jalan yang lurus.
Penyusunan makalah berjudul “tujuan manusia dicipta” membahas fenomena tujuan
sebenarnya yang banyak digunakan di dalam sebuah buku bacaan. Isi makalah ini sekaligus
mengklasifikasikan tujuan manusia dicpta memudahkan pemahaman.
Adapun penulisan makalah bertema Ragam Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah agama Islam B.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Agama Islam B. yang telah
membimbing penyelesaian makalah. Kami juga berterima kasih kepada para pihak yang
mendukung penulisan makalah. Penulis berharap agar makalah ini mampu memberikan sudut
pandang baru bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam proses
pembuatan makalah. Penulis berharap terbuka pada kritik dan saran sebagai bagian dari revisi
makalah Agama Islam ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, 07 Oktober 2021

Penulis

LENI WIDIASTUTI

HAKIKAT MASJID | I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... I


DAFTAR ISI............................................................................................................................. II
BAB 1 ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
B. PERNYATAAN MASALAH ....................................... Error! Bookmark not defined.
C. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 3
D. TUJUAN PENULISAN .................................................................................................. 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
A. PENGERTIAN MANUSIA MENURUT ISLAM.......................................................... 4
B. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA....................... Error! Bookmark not defined.
C. MANUSIA DALAM PANDANGAN ANTROPOLOGI ........... Error! Bookmark not
defined.
D. MANUSIA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM ........... Error! Bookmark not
defined.
E. TUJUAN MANUSIA ................................................... Error! Bookmark not defined.
F. FUNGSI MANUSIA .................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ...................................................................................................................................... 8
PENUTUP.................................................................................................................................. 8
A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 8
B. SARAN ........................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. Error! Bookmark not defined.

HAKIKAT MASJID | II
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sejak zaman Rasulullah SAW, masjid merupakan bangunan yang dibangun


sebagai pusat peradaban umat Islam. Selain itu, bangunan ini memiliki fungsi utama
sebagai tempat peribadatan. Di sinilah seluruh umat Islam melakukan berbagai kegiatan
ibadah, membangun spiritual untuk mencapai tingkat keimanan yang kuat serta
bersujud di hadapan sang Maha Pencipta.
Rasulullah SAW tidak hanya memfungsikan masjid sebagai tempat peribadatan
semata, melainkan menjadikan masjid sebagai Islamic Center1. Bangunan masjid yang
merupakan salah satu ikon umat Islam, juga berfungsi sebagai sarana dakwah dari
berbagai aspek seperti membangun semangat spiritual, membangun kepribadian yang
Islami bahkan pemberdayaan umat.
Banyak hal yang dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dalam pengembangan
umat Islam. Maka dakwah tidak hanya sebagai sarana untuk mengajak serta menyebar
luaskan Islam saja, melainkan juga sebagai strategi dalam memberdayakan umat Islam
menjadi kaum yang lebih baik, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Maka dalam hal
ini penting adanya menjadikan masjid sebagai langkah awal dalam pembangunan umat
sesuai dengan apa yang telah Rasulullah SAW contohkan kepada umatnya dalam
memulai pembangunan umat di Madinah2.
Di negara Indonesia saat ini, telah banyak berdiri masjid-masjid di berbagai
pelosok daerah, bahkan masih terdapat masjid-masjid yang berdiri kokoh sejak
datangnya Islam ke Indonesia. Dengan berdirinya masjid di berbagai daerah,
membuktikan bahwa Indonesia kaya akan kebudayaan Islami. Namun sangat
disayangkan hingga saat ini masjid hanya difungsikan sebagai sarana ibadah semata.
Masyarakat saat ini belum mengetahui sepenuhnya fungsi masjid yang
sesungguhnya. Hal ini diakibatkan minimnya akan paradigmaparadigma masyarakat
khususnya di Indonesia mengenai pemahaman akan fungsi masjid secara luas. Maka
tidak heran banyak sekali fenomena yang kita dapati bahwa fungsi masjid hanya
sebagai tempat shalat lima waktu, mengaji, ceramah dan acara religi lainnya, bahkan
setelah berakhirnya bulan Ramadhan masyarakat enggan kembali untuk meramaikan
masjid sebagaimana yang mereka lakukan pada bulan suci tersebut. Ini membuktikan
bahwa masjid jarang difungsikan sebagai lokasi sarana dakwah kontemporer, padahal
tidak hanya pengembangan dan peningkatan spiritual saja yang dapat kita lakukan
melainkan berbagai aktivitas yang dapat dikembangkan sebagai sarana pengembangan
serta pemberdayaan umat Islam seperti apa yang telah Rasulullah SAW contohkan
setelah beliau hijrah dari Makkah ke Madinah.
Kenyataanya masjid memiliki potensi yang sangat besar dalam melakukan serta
mengupayakan untuk tidak hanya sekedar berbicara seputar ibadah saja, melainkan
juga sebagai pusat pengembangan daya bagi umat Islam. Namun potensi tersebut sulit

1
Karim, H Adiwarman Azwar. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (edisi ke-3). Jakarta : Rajawali
Pers, 2010. Hlm. 25.
2
Ibid. Hlm. 24. (Shihab) (Ensiklopedia islam, 1999) (Al-Qur'an dan terjemahan agama RI)

HAKIKAT MASJID | 1
untuk dikembangkan, hal ini disebabkan dengan banyaknya masjid yang tidak
berpengurus ataupun hanya diurus oleh beberapa warga yang kurang cakap dalam
mengelola masjid. Sebagian masjid terkadang memiliki imam tetap ataupun takmir
yang hanya bertanggung jawab menjaga serta mengatur fasilitas masjid, sehingga
fungsi masjid tidak dapat dioptimalkan seutuhnya.
Saat ini sukar untuk menjumpai masjid yang memiliki kepengurusan dengan
manajemen khusus dalam mengelola, mengatur serta mampu menjalankan program
demi tercapainya tujuan dakwah. Rasulullah SAW memang tidak mencontohkan secara
langsung bagaimana bentuk organisasi ataupun kepengurusan yang memiliki standar
manajemen yang baik dalam mengelola masjid. Meskipun demikian, Rasulullah SAW
tetap memberikan pendidikan serta cara bagaimana memfungsikan masjid sebagai
pusat peradaban umat Islam.
Beliau tidak hanya berfokus pada bidang ibadah dan keilmuan, namun juga
memperhatikan dari segi pengembangan potensi sumber ekonomi dan sosial agar dapat
menjadikan umat Islam sebagai masyarakat yang mampu untuk meningkatkan
kesejahteraan masing-masing sehingga memberikan kelancaran untuk tetap terus
berjuang di jalan Allah SWT. Selain itu, Rasulullah SAW menyadari bahwa kehidupan
sosial yang muncul dari berbagai aktivitas masjid akan menumbuhkan komitmen
terhadap sistem, akidah dan tatanan Islam yang baru3.
Dalmeri dalam tulisannya berusaha mengungkapkan tentang revitalisasi
fungsi masjid sebagai wadah melakukan dakwah dan pemberdayaan
umat. Beliau menyatakan bahwa setiap jama’ah yang membangun masjid di setiap daerah
masing-masing, memiliki harapan dan tujuan untuk melakukan dakwah serta melakukan
pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar masjid khususnya jama’ah masjid
itu sendiri4.
Bukan hanya sekedar ibadah, masjid juga dapat membangun sebuah manajemen
yang pelakunya adalah masyarakat sekitar ataupun jama’ah masjid yang setiap harinya
meramaikan masjid, yaitu dengan cara membangun sebuah kepengurusan agar dapat
menciptakan sebuah manajemen yang melahirkan berbagai kegiatan-kegiatan serta
menjalankan program-program dengan tujuan untuk dapat memberdayakan jama’ah dan
masyarakat sekitar. Dengan berdirinya masjid, masyarakat mampu bekerjasama demi
mewujudkan kemajuan dan perkembangan warga sekitar masjid dengan harapan dapat
membentuk suatu koloni masyarakat yang madani dan Islami yang memiliki kemajuan
baik dalam hal ekonomi, sosial dan budaya.
Penerapan manajemen masjid yang dapat menciptakan konsep strategi
pemberdayaan umat, telah diterapkan oleh Masjid Jogokariyan dan Masjid Syuhada.
Kedua masjid tersebut berlokasikan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kedua masjid tersebut menjadi bukti bahwasanya fungsi masjid di zaman Rasulullah SAW
tidak hanya sekedar menjadi contoh melainkan sebagai uswah di zaman modern ini.

3 Ibid. Hlm. 24.


4
Dalmeri, Revitalisasi Fungsi masjid Sebagai Pusat Ekonomi dan Dakwah Multikultural. Walisongo,
Vol. 22, No. 2. Universitas PGRI: Jakarta, 2014. Hal. 322.

HAKIKAT MASJID | 2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian masjid ?
2. Apa fungsi masjid ?
3. Apa hakikat masjid dalam masa Rasulullah ?
4. Apa hakikat masjid di masa sekarang ?
5. Apa hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika berada di masjid ?
6. Apa hal-hal yang boleh dilakukan di dalam masjid ?

C. TUJUAN PENULISAN

Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian


ini bertujuan untuk mengetahui
1. Pengertian masjid
2. Fungsi masjid
3. Hakikat masjid dalam masa Rasulullah
4. Hakikat masjid di masa sekarang
5. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika berada di masjid
6. Hal-hal yang boleh dilakukan di dalam masjid

HAKIKAT MASJID | 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASJID
Secara bahasa berasal dari kata sajada-yasjudu= bersujud, dan masjid adalah
'ism makan' (nomina) yang menunjukkan tempat. Secara istilah, masjid yaitu suatu
bangunan atau tempat khusus untuk beribadah umat Islam
Kata masjid terulang sebnyak 28 kali di dalam Al-Qur’an.5 Dari segi bahasa,
kata tersebut terambil dari akar sajada-sujud, yang berarti patuh, taat, serta tunduk
dengan patuh hormat dan takzim6
Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, kemudian dinamai
sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriyah yang paling nyata dari makna-makna di atas.
Itulah sebabnya mengapa bangunan yang di khususkan untuk melaksanakan sahalat
dinamai masjid, yang artinya “tempat bersujud”.
Dalam pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat sholat kaum
Muslim. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat
masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung kepatuhan Allah
semata. Karena itu Al-Qur’an surat Al-Jin (72) : 18 misalnya, menegaskan ;
Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seorang-pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.7
Jika dikaitkan dengan bumi ini, masjid bukan hanya sekedar tempat sarana
penyucian. Di sini kata masjid juga tidak lagi hanya berarti bangunan tempat sholat,
atau bahkan bertayamum sebagai cara bersuci pengganti wudhu. Tetapi kata masjid dari
sini berarti juga tempat melaksanakan segala aktivitas manusia yang mencerminkan
kepatuhan kepada Allah SWT.
Dengan demikian, masjid menjadi pangkal tempat muslim bertolak, sekaligus
pelabuhan tempatnya bersauh.

B. FUNGSI MASJID
Al-Qur’an menyebutkan fungsi masjid antara lain di dalam firman- Nya:

٣٦ْ-ْْ‫ل‬
ِْ ‫صا‬ ٰ ‫حْلَهْْفِي َهاْبِالغُد ُِْوْ َو‬
َ ‫اْل‬ ُْ ِ‫سب‬ َْ ‫ّللاُْاَنْْتُرفَ َْعْ َويُذك‬
َ ُ‫َرْفِي َهاْاس ُمهْْي‬ ْٰ َْْ‫فِيْْبُيُوتْْاَذِن‬

٣٧ْ-ْْ‫ار‬
ُْ ‫ص‬ َ ْ‫ص ٰلوةِْْ َواِيت َۤا ِْء‬
َ ‫الز ٰكوةِْْيَََافُونَْْيَوْ ًماْتَتَقَلَبُْْفِي ِْهْالقُلُوبُْْ َواْلَب‬ ِْ َ‫ّللاِْ َواِق‬
َ ‫امْال‬ ْ َ ‫ارةْْ َو‬
ْٰ ْ‫ْلْ َبيعْْ َعنْْذِك ِْر‬ ْ َ ْْ‫ِر َجال‬
َ ‫ْلْتُل ِهي ِهمْْتِ َج‬

Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan


dan disebut nama-Nya di dalamnya pada waktu pagi dan petang, orang-orang yang
tidak dilalaikan oleh perniagaan, dan tidak (pula) oleh jual beli, atau aktivitas apapun
dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sholat, membayarkan zakat, mereka takut

5
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Maudhu’i Atas berbagai Persoalan Umat, Mizan Pustaka,
Bandung,
6
Ensiklopedi Islam, PT, Ihtiyar Baru Vanhoe, Jakarta, 1999. Bagian 3 h.169
7
Al-Qur’an dan terjemah kementrian agama RI, Jakarta, 200

HAKIKAT MASJID | 4
kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang. (QS An-
Nur [24]:36-37)

Tasbih bukan hanya berarti mengucapakan Subhanllah melainkan lebih luas


lagi, sesuai dengan makna yang dicakup oleh kata tersebut beserta konteksnya.
Sedangkan arti dan konteks-konteks tersebut dapat disimpulkan dengan kata taqwa.
C. HAKIKAT MASJID PADA MASA RASULULLAH SAW.

Ketika Rasulullah Saw. berhijrah ke Madinah, langkah pertama yang beliau


lakukan adalah membangun masjid kecil yang berlantaikan tanah, dan beratapkan
pelepah kurma. Dari sana beliau membangun lahir benih masjid besar, membangun
dunia ini, sehingga kota tempat beliau membangun itu benar-benar menjadi Madinah,
(seperti namanya) yang arti harfiahnya adalah tempat peradaban, atau palin tidak, dari
tempat tersebut lahir benih peradaban baru umat manusia.
Masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah Saw., adalah Masjid Quba’,
kemudian disusul dengan Masjid Nabawi di Madinah. Terlepas dari peradaban
pendapat ulama tentang masjid yang dijuluki Allah sebagai masjid yang dibangun atas
dasar takwa (QS At Taubah [9]:108)
Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba’), sejak hari
pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada
orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bersih. (QS At-Taubah [9]: 108)
Yang jelas bahwa keduanya Masjid Quba’ dan Masjid Nabawi dibangun atas
dasar ketakwaan, dan setiap masjid seharusnya memiliki landasan dan fungsi seperti
itu. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah Saw meruntuhkan bangunan kaum munafik
yang juga sampah dan bangkai binatang, karena di bangunan tersebut tidak dijalankan
fungsi sebagai masjid yang sebenarnya, yakni ketakwaan Al-Qur’an melukiskan
bangunan kaum munafik itu sebagai berikut.
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid
untuk menimbulkan kemudharatan ( pada orang Mukmin) dan karena kekafiran-(nya),
dan untuk memecah belah antara orang-orang Mukmin, serta menunggu/mengamat-
amati kedatangan orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu (QS
At-Taubah [9]:107).
Masjid Nabawi di Madinah telah menjabarkan fungsinya sehingga lahir peranan
masjid yang beraneka ragam. Sejarah mencatat tidak kurang dari sepuluh peranan yang
telah diemban oleh Masjid Nabawi, yaitu sebagai :

a. Tempat ibadah (shalat, zikir).


b. Tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi- social budaya).
c. Tempat pendidikan.
d. Tempat santuanan social.
e. Tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya.
f. Tempat pengobatan para korban perang.

HAKIKAT MASJID | 5
g. Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa.
h. Aula dan tempat menerima tamu.
i. Tempat menawan tahanan, dan
j. Pusat penerbangan atau pembelian agama.
Agaknya masjid pada masa silam mampu berperan sedemikian luas, disebabkan antara lain
oleh :

(a) Keadaan masyarakat yang masih sangat berpegang teguh kepada nilai, norma, dan
jiwa agama.
(b) Kemampuan pembina-pembina masjid menghubungkan kondisi social dan
kebutuhan masyarakat dengan uraian dan kegiatan masjid.
(c) Manifestasi pemerintahan terlaksana di dalam masjid, baik pada pribadi-pribadi
pemimpin pemerintahan yang menjadi imam / khatib maupun di dalam ruangan-
ruangan masjid yang dijadikan tempat-tempat kegiatan dan syura (musyawarah).
D. HAKIKAT MASJID DI MASA SEKARANG

Masjid pada masa kini telah berubah, sehingga timbullah lembaga-lembaga baru yang
mengambil alih sebagian peranan masjid di masa lalu, yaitu organisasi-organisasi keagamaan
swasta dan lembaga-lembaga pemerintah, sebagai pengarah kehidupan duniawi dan ukhrawi
umat beragama. Lembaga-lembaga itu memiliki kemampuan material dan teknis melebihi
masjid.
Fungsi dan peranan masjid besar seperti yang disebutkan pada masa keemasan Islam
itu tentunya sulit diwujudkan pada masa kini. Namun, ini tidak bahwa masjid tidak dapat
berperan didalam hal-hal tersebut.
Masjid, khususnya masjid besar, harus mampu melakukan kesepuluh peran tadi. Paling
tidak melalui uraian para pembinanya guna mengarahkan umat pada kehidupan duniawi dan
ukhrawi yang lebih berkualitas.
Apabila masjid dituntut berfungsi membina umat, tentu sarana yang dimilikinya harus
tepat, menyenangkan dan menarik semua umat, baik dewasa, kanak-kanak, tua, muda, pria,
wanita, yan terpelajar maupun tidak, sehat atau sakit, serta kaya dan miskin.
Di dalam Muktamar Risalatul Masjid di Makkah pada 1975, hal ini telah didiskusikan dan
disepakati, bahwa suatu masjid baru dapat dikatakan berperan secara baik apabila memiliki
ruangan, dan peralatan yang memadai untuk :

(a) Ruang shalat yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.


(b) Ruang-ruang khusus wanita yang memungkinkan mereka keluar meski tanpa bercampur
dengan pria baik digunakan untuk shalat, maupun untuk Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga (PKK).
(c) Ruang pertemuan dan perpustakaan.
(d) Ruang poliklinik, dan ruang untuk memandikan dan mengkafankan mayat.
(e) Ruang bermain, berolahraga, dan berlatih bagi remaja.
Semua hal di atas harus diwarnai oleh kesederhanaan fisik bangunan, namun harus tetap
menunjang peranan masjid ideal termaktub.

HAKIKAT MASJID | 6
Hal terakhir ini perlu mendapatkan perhatian, karena menurut pengamatan sementara
pakar, sejarah kaum Muslim menunjukkan estetika suatu masjid sering ditandai dengan
kedangkalan, kekurangan, bahkan kelumpuhannya dalam pemenuhan fungsi-fungsinya.
Seakan-akan nilai arsitektur dan estetika dijadikan kompensasi untuk menutup-nutupi
kekurangan atau kelumpuhan tersebut.

E. HAL-HAL YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN DALAM MASJID

Masjid adalah milik Allah, karena itu kesuciannya harus dipelihara. Segala sesuatu
yang diduga mengurangi kesucian masjid atau dapat mengesankan hal tersebut, tidak boleh
dilakukan di dalam masjid maupun diperlakukan terhadap masjid.
Salah satu yang ditekankan oleh sebagian ulama sebagai sesuatu yang tidak wajar
terlihat pada masjid (dan sekitarnya) adalah kehadiran para pengemis.
Untuk memlihara kesucian masjid, Allah Swt., berfirman agar para pengunjungnya
memakai hiasan ketika mengunjungi masjid sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-A’raf (7)
: 31 : “Hai anak-anak Adam, pakailah pakaianu, yang indah setiap (memasuki) masjid”.

F. HAL-HAL YANG BOLEH DILAKUKAN DI DALAM MASJID

Masjid harus mampu memberikan ketenangan dan ketentraman pada pengunjung dan
lingkungannya, karena Rasulullah Saw., melarang adanya benih-benih pertengakaran
dalamnya, Fungsi masjid paling tidak dinyatakan oleh hadis Rasulullah Saw., ketika menegur
seseorang yang membuang air kecil (di samping) masjid:
Masjid-masjid tidak wajar untuk tempat kencing atau (membang sampah). Ia hanya untuk
(dijadikan tempat) berzikir kepada Allah Ta’ala, dan membaca (belajar) Al-Qur’an (HR
Muslim).
Dengan kata lain, masjid adalah tempat ibadah dan pendidikan dalam pengertiannya
yang luas. Bukanlah Al-Qur’an berbicara tentang segala aspek

HAKIKAT MASJID | 7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas kita bisa tarik kesimpulan sebagai berikut
1. Secara bahasa berasal dari kata sajada-yasjudu= bersujud, dan masjid adalah
'ism makan' (nomina) yang menunjukkan tempat. Secara istilah, masjid yaitu
suatu bangunan atau tempat khusus untuk beribadah umat Islam.
2. Fungsi masjid adalah tempat untuk beribadah.
3. Hakikat masjid pada masa Rasulullah antara lain sebagi berikut :

a. Tempat ibadah (shalat, zikir).


b. Tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi- social budaya).
c. Tempat pendidikan.
d. Tempat santuanan social.
e. Tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya.
f. Tempat pengobatan para korban perang.
g. Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa.
h. Aula dan tempat menerima tamu.
i. Tempat menawan tahanan, dan
j. Pusat penerbangan atau pembelian agama.
4. Hakikat masjid pada masa sekarang antara lain sebagai berikut :
a. Ruang shalat yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
b. Ruang-ruang khusus wanita yang memungkinkan mereka keluar meski
tanpa bercampur dengan pria baik digunakan untuk shalat, maupun untuk
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
c. Ruang pertemuan dan perpustakaan.
d. Ruang poliklinik, dan ruang untuk memandikan dan mengkafankan mayat.
e. Ruang bermain, berolahraga, dan berlatih bagi remaja.
Semua hal di atas harus diwarnai oleh kesederhanaan fisik bangunan, namun
harus tetap menunjang peranan masjid ideal termaktub.
B. SARAN-SARAN
Harapannya dari penulisan makalah ini dapat memberikan informasi bagi para
pembaca terkait ragam tulis ilmiah.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Kedepannya penulis akan mengoptimalkan makalah dari segi pendahuluan
maupun pembahasan.
Oleh karena itu diperlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk makalah ini.

HAKIKAT MASJID | 8
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an dan terjemahan agama RI. (n.d.). Jakarta: Kementrian Agama RI.
Dalmeri. (2014). Revitalisasi Fungsi masjid Sebagai pusat Ekonomi dan dakwah
Multikultural. Jakarta: Univertsitas PGRI.
Ensiklopedia islam. (1999). Jakarta: PT. Ikhtiyar baru.
Karim, H. A. (2010). Sejarah pemikiran ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali pers.
Shihab, M. Q. (n.d.). Wawasan Al-Qur'an : Tafsir maudhu Atas Berbagai persoalan
Umat. Bandung: Pustaka Mizan.

HAKIKAT MASJID | 9

Anda mungkin juga menyukai