Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YUNI SULISTIA W.

NIM : 1862084
KELAS : AKUNTANSI KP2 2018
TUGAS!
RESUME!
AUDIT KEUANGAN DAN PERPAJAKAN

Pengertian Audit Keuangan


Audit keuangan atau audit laporan keuangan merupakan penilaian atau evaluasi atas suatu
entitas (organisasi, perusahaan, atau lembaga) sehingga menghasilkan pendapat atau opini
yang independen dari pihak ketiga tentang laporan keuangan yang akurat, lengkap, relevan,
wajar, dan pastinya sesuai dengan prinsip akuntansi dan aturan yang berlaku.

Tujuan Audit Keuangan


Audit laporan keuangan memiliki tujuan, yaitu untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan, organisasi, dan lembaga disusun melalui prinsip
dan standar akuntansi yang berlaku. Laporan keuangan juga harus menyajikan kondisi
keuangan perusahaan sebenarnya pada tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada
periode tersebut.

Tahapan Audit Keuangan


Ketika melakukan audit laporan keuangan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Berikut
ini adalah beberapa tahapan audit laporan keuangan yang perlu Anda ketahui.

Merencanakan dan merancang pendekatan audit


Tahapan pertama dalam pemeriksaan laporan keuangan secara menyeluruh adalah
merencanakan dan merancang pendekatan audit. Dalam mengaudit, auditor
mempertimbangkan 2 hal yang mempengaruhi jenis pendekatan.
a. Pertimbangan pertama adalah bukti audit yang terkumpul harus kompeten agar tanggung
jawab dan profesionalisme auditor terpenuhi.
b. Pertimbangan kedua adalah masalah biaya pengumpulan bukti yang minimal.
Kedua pertimbangan ini diperlukan untuk merencanakan audit dan menghasilkan pendekatan
audit yang efektif dengan biaya audit yang wajar.

Melaksanakan uji pengendalian dan uji substantif


Tahapan selanjutnya dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan adalah melaksanakan
uji pengendalian serta uji substantif atas transaksi. Auditor akan mengurangi lingkup
pemeriksaan beberapa tempat ketika laporan keuangan kurang akurat dan tidak disertai
dengan bukti audit.
Dalam tahap ini, auditor harus melakukan uji terhadap efektivitas pengendalian akurasi
informasi dalam laporan keuangan. Selain itu, auditor juga harus melakukan evaluasi atau
penilaian atas pencatatan berbagai transaksi oleh klien serta memverifikasi nilai moneter
terhadap berbagai transaksi tersebut. Verifikasi inilah yang disebut dengan uji substantif atas
transaksi.

Mengimplementasikan prosedur analitis dan uji rincian saldo


Mengimplementasikan prosedur analitis dan uji rincian saldo merupakan tahapan selanjutnya
yang perlu Anda pahami dalam pemeriksaan laporan keuangan. Dalam melakukan audit,
perbandingan-perbandingan serta hubungan antara saldo akun dengan tampilan data yang
wajar akan digunakan untuk melakukan prosedur analitis.
Sedangkan saat melakukan prosedur uji rincian saldo, auditor akan melakukan berbagai
prosedur spesifik yang bertujuan untuk menguji salah saji moneter pada akun-akun laporan
keuangan.

Melengkapi proses audit dan menerbitkan laporan audit


Melengkapi prosedur audit sangat penting bagi auditor. Hal ini bertujuan untuk
menghubungkan semua informasi yang diperoleh untuk mendapatkan suatu kesimpulan
secara menyeluruh sehingga laporan keuangan tersebut dapat dipresentasikan secara wajar.
Memiliki laporan keuangan yang wajar menjadi suatu proses yang penting dan berdasarkan
pada pertimbangan profesionalisme auditor. Dalam praktiknya, auditor akan menggabungkan
semua informasi yang didapatkan selama proses audit. Setelah semua informasi diperoleh dan
proses audit selesai, maka akuntan publik harus menerbitkan laporan audit untuk melengkapi
laporan keuangan.

PENGERTIAN PEMERIKSAAN PAJAK


Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan mencari, mengumpulkan,mengolah data dan
atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan.
Sedangkan definisi pemeriksaan dijelaskan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
82/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi :
“Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.”

TUJUAN PEMERIKSAAN PAJAK


Tujuan dari pemeriksaan pajak ialah :
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:
Harus dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan restitusi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 17B Undang-Undang KUP
Dapat dilakukan dalam hal wajib pajak :
 menyampaikan SPT LB, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan
kelebihan pembayaran pajak;
 menyampaikan SPT rugi;
 tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi melampau jangka waktu
yang telah ditetapkan dalam Surat teguran;
 melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran usaha;
 WP OP yang akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau
 menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan
hasil analisis risiko (risk based selection) mengindikasikan adanya kewajiban
perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2. Tujuan lain, yaitu:
 Pemberian NPWP secara jabatan
 Penghapusan NPWP
 Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak
 Wajib pajak mengajukan keberatan
 pengumpulan bahan guna menyusun Norma Perhitungan Penghasilan Netto
 pengumpulan bahan guna menyusun Norma Perhitungan Penghasilan Netto
 pengumpulan bahan guna menyusun Norma Perhitungan Penghasilan Netto
 penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
 pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
 memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda

METODE PEMERIKSAAN PAJAK


Metode dalam pemeriksaan pajak ada 2, yaitu:
a. Metode Langsung
Adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian atas kebenaran
angka-angka dalam SPT, yang dilakukan terhadap laporan keuangan dan buku, catatan,
serta dokumen pendukung. Pelaksanaan pemeriksaan dengan metode ini dilakukan sesuai
program pemeriksaan yang terinci atas setiap pos neraca dan labarugi yang menjadi
sumber utama atau berkaitan dengan angka-angka dalam SPT.
b. Metode Tidak Langsung
Adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian atas kebenaran
angka-angka dalam SPT, yang dilakukan secara tidak langsung melalui suatu pendekatan
perhitungan tertentu mengenai penghasilan dan biaya. Hasil ini merupakan petunjuk
untuk mengambil kesimpulan tentang ketidakbenaran angka-angka dalam SPT sehingga
masih diperlukan pembuktian yang valid dan abash untuk membuktikan ketidakbenaran
tersebut.

TEKNIK PEMERIKSAAN PAJAK


1. Melakukan evaluasi
 Menilai kebenaran formal SPT/ informasi dalam SPT.
 Menilai kelengkapan SPT.
 Menilai system pengendalian intern perusahaan.
2. Melakukan analisis angka-angka
 Perbandingan analisis rasio dengan standard yang berlaku.
 Perbandingan analisis beberapa tahun pajak terakhir.
 Kaitan antara analisis rencana biaya, rencana penjualan, rencana produksi, rencana
pembelian, dsb.
3. Melacak angka-angka dan memeriksa dokumen
Hal yang perlu diperhatikan:
 Nama orang/badan yang mengeluarkan dokumen yang bersangkutan
 Tanggal pembuatan dokumen
 Keaslian dokumen
4. Pengujian arus uang, barang, piutang, dan utang
5. Pengujian atas mutasi setelah tanggal neraca
 Membandingkan angka dineraca dengan buku besar dan buku tambahannya
 Membandingkan saldo-saldo pada angka neraca tersebut dengan daftar
utang/piutang untuk bulan pertama tahun berikutnya, setelah memerhatikan mutasi
yang terjadi pada bulan tersebut.
 Mengecek mutasi yang terjadi dengan catatan pada buku harian kas/bank, buku
pembelian/penjualan pada bulan yang sama
6. Pemanfaatan informasi pihak ketiga
a. Data dari pihak untuk cross check, misalnya utang dagang pihak ketiga untuk
memastikan pembelian yang terjadi dengan pihak ketiga, jika mamaterial buatkan
datanya karena bagi pihak ketiga merupakan penjualan
b. Mengumpulkan data dari pihak ketiga, misalnya bea cukai, departemen kehutanan,
dan lain-lain
7. Melakukan pengujian fisik
8. Melakukan inspeksi (sifat dan proses produksi)
9. Melakukan rekonsiliasi
10. Melakukan footing (kebenaran penjumlahan/pengurangan ke bawah)
11. Melakukan cross footing (kebenaran penjumlahan/pengurangan ke samping)
12. Melakukan vouching (dokumen dasar)
13. Melakukan trasir (pencatatan transaksi)
14. Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga
15. Melakukan sampling data (menguji sebagian bukti)

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PAJAK


Berdasarkan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-9/PJ/2010
tentang Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan,
bentuk, isi, dan format Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun dengan merujuk pada
Pedoman Penyusunan LHP. Pedoman ini dibuat agar format LHP menjadi seragam. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan LHP adalah sebagai berikut.
1. LHP adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang disusun
oleh Pemeriksa Pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan
tujuan pemeriksaan.
2. LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pos-pos yang diperiksa
sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa Pajak yang didukung
temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan
perundang-undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang
terkait dengan Pemeriksaan.
3. LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berisi antara lain
mengenai:
a. Penugasan pemeriksaan;
b. Identitas Wajib Pajak;
c. Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak;
d. Pemenuhan kewajiban perpajakan;
e. Data/informasi yang tersedia;
f. Lampiran yang diwajibkan;
g. Buku, catatan, dan dokumen serta data, informasi, dan keterangan lain yang
dipinjam;
h. Materi yang diperiksa;
i. Uraian hasil pemeriksaan;
j. Ikhtisar hasil pemeriksaan;
k. Penghitungan pajak terutang; dan
l. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.

IKHTISAR HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK TERUTANG


Bagian ini berisi informasi mengenai ringkasan koreksi masing-masing pos yang diperiksa
sebagaimana dimaksud dalam angka romawi II huruf E di atas beserta penghitungan pajak
terutang, kredit pajak, pajak yang kurang (lebih) dibayar, sanksi administrasi, jumlah pajak
yang masih harus (lebih) dibayar dan/atau Surat Tagihan Pajak.

SIMPULAN DAN USULAN PEMERIKSA


Simpulan Pemeriksa, yang berisi:
1) informasi mengenai ringkasan penghitungan pajak sebelum dan setelah pemeriksaan,
serta rasio keuangan dan persentase koreksi yang dihasilkan;dan
2) data/informasi yang diproduksi oleh Pemeriksa setelah melakukan pemeriksaan.
Usulan Pemeriksa, yang berisi:
1) usulan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak dan/atau usulan lainnya berdasarkan
hasil pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku; atau
2) usulan penghentian pemeriksaan dalam hal Tim Pemeriksa mengusulkan penghentian
pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-tujuan-dan-tahapan-audit-keuangan/
http://tulisanpengisipengetahuan.blogspot.com/2016/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai