USULAN PENELITIAN
FITRIA MAJID
NIM: 21706197
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
I. JUDUL PENELITIAN................................................................................ 1
III. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 6
USULAN PENELITIAN
I. JUDUL PENELITIAN
III. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
payudara pada tahun 2012 merupakan kanker kedua tertinggi di dunia dan
perkiraan 1.67 juta kasus baru atau 25% dari seluruh kanker di dunia yaitu
14.1 juta kasus (Ferlay et al., 2015). Sedangkan, data dari World Health
2.09 juta kasus. Sementara itu, pada tahun 2017 di Amerika Serikat (AS),
sekitar 852.630 wanita terkena kanker dan 30% diantaranya adalah kanker
61.682 (1.4%) dan di Sulawesi Selatan sekitar 2.975 (0.7%) kasus kanker
payudara (Kemenkes RI, 2015). Sedangkan, di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
sampai Desember 2017 sejumlah 624 kasus. Sedangkan, pada tahun 2018
2
mulai Januari sampai September sejumlah 377 kasus (Profil RSUP Dr.
yang ditimbulkan.
perdarahan, bau dan nyeri (Gibson & Green, 2013). Nyeri adalah salah satu
gejala yang paling umum dan ditakuti pada pasien dengan kanker (Higginson,
Murtagh, & Osborne, 2013). Nyeri merupakan gejala yang sangat umum pada
pasien dengan kanker. Pada skala global, nyeri kanker hampir tidak terkontrol
dan hampir 80% populasi kanker dunia menerima sedikit atau tanpa obat
yang dilaporkan rata-rata prevalensi nyeri pada kanker stadium lanjut atau
et al., 2013)
Nyeri yang dirasakan pasien, berasal dari berbagai faktor yaitu infiltrasi
gabungan dari berbagai faktor yaitu gejala fisik, psikologis, sosial, kultural
(Vissers et al., 2011). Terapi non farmakologi yang dapat diberikan yaitu
murottal dan guided imagery. Salah satu, terapi non farmakologi yang dapat
dilakukan adalah terapi relaksasi yang merupakan salah satu jenis terapi
ke area lain dari tubuh, termasuk pikiran. Terapi PMR diperkenalkan oleh
Jacobson pada tahun 1938 dan masih digunakan secara luas sampai saat ini.
gelombang alfa di otak (Pestka et al., 2014). Sampai saat ini, banyak
pada pasien.
bahwa terapi guided imagery dan PMR dapat menurunkan nyeri pada pasien
kanker (Kwekkeboom, Hau, Wanta, & Bumpus, 2008). Hasil penelitian yang
lain menunjukan, ada pengaruh yang signifikan kadar kortisol pasien yang
dilakukan terapi Islamic PMR. Penurunan kadar kortisol dalam batas normal
sehingga, perawat dapat melakukan upaya yang efektif, mudah dan murah
nyeri seseorang (Dedeli, Kaptan, & Programme, 2013). Oleh karena itu,
keadaan rileks sangat dibutuhkan pada orang yang mengalami nyeri. Kondisi
ini juga membawa atau merupakan jalur menuju ke perasaan bawah sadar
sehingga otak akan bekerja lebih optimal dan otak akan memproduksi
alami tubuh yang berperan untuk menurunkan rasa sakit atau nyeri (Sentanu,
2016)
5
tidak ada yang memfokuskan pada pasien dengan nyeri kanker payudara.
Maka dari itu, penulis tertarik untuk menerapkan terapi PMR untuk
B. Rumusan Masalah
ketegangan yang ada di otot dan ini sering menggeneralisasikan ke area lain
pasien. Pemberian terapi Terapi PMR merupakan salah satu bentuk terapi
dapat menurunkan nyeri pada pasien, namun belum ada yang meneliti tentang
penerapan terapi PMR secara khusus pada pasien dengan nyeri kanker yang
apakah ada pengaruh terapi PMR terhadap penurunan nyeri pada pasien
kanker payudara?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
terapi PMR
2. Manfaat Praktisi
komplementer.
7
yang berasal dari sel-sel payudara yaitu sel kelenjar penghasil susu
darah dan pembuluh limfe, tetapi tidak termasuk kulit payudara (American
Cancer Society, 2016). Kanker payudara tidak disebabkan oleh efek tungga
saja, lebih tepatnya akibat dari kombinasi peristiwa hormonal, genetik, dan
disebabkan oleh sel ganas (kanker) yang tumbuh pada jaringan payudara.
sedangkan untuk wanita pada usia 70-annya, adalah sekitar 1 dari 30.
menopause dan sekitar 75% dari kasus kanker payudara terjadi setelah
tidak semua pria terhindar dari kanker payudara. Karena itu, seks
adalah penanda untuk kejadian dan eksposur yang terjadi lebih sering
atau lebih kuat pada wanita daripada pria (National Breast and
langsung dari orang tua. Ada dua mutasi genetik paling umum pada
9
usia muda. Resiko adalah tiga kali ganda pada wanita dengan onset
(Nugroho, 2011).
e. Radiasi
2011).
sering terjadi pada kuadran atas teluar dimana sebagian besar jaringan
biasanya berdarah ataupun tidak. Selain itu, Peau d'orange dapat terjadi
diatas kulit juga terjadi pada kanker yang besar (Lewis et al., 2014).
keterlibatan kelenjar getah bening atau node (N) dan adanya metastasis (M)
Tabel. 1
Tahapan Kanker Payudara
Stadium Ukuran Keterlibatan Metastasis
Tumor (T) Nodus Limfe (N) (M)
0 TIS (Tumor in Tidak ada Tidak ada
situ)
I <2 cm Tidak ada Tidak ada
a. Nyeri akut, berkisar dari ringan hingga parah. Muncul dengan cepat
b. Nyeri kronis, berkisar dari ringan hingga parah. Itu tidak akan hilang
dirasakan untuk waktu yang singkat. Itu bisa terjadi dengan sendirinya
beberapa kali sehari, bahkan itu mungkin terjadi karena dosis obat
a. Nyeri karena tumor. Jika kanker tumbuh lebih besar atau menyebar,
ini adalah nyeri punggung atau leher, atau keduanya. Batuk, bersin,
Institude, 2014).
15
menimbulkan rasa nyeri di dua fase radioterapi kanker yaitu fase akut
dan akhir. Pada fase akut, menimbulkan radang mukosa atau kulit,
1) Nyeri neuropatik. Ini adalah rasa sakit yang mungkin terjadi jika
merupakan sumber rasa sakit. Selain efek fisik, kanker pada jaringan dan
terhadap rasa sakit. Hal ini menyebabkan gangguan metabolik yang dapat
sumsum tulang belakang dan otak. Saraf ini mempersyarafi kulit dan
Hunt, 2002)
a. Usia
yang dirasakan, diperoleh hasil bahwa kelompok usia dewasa tua (47-
b. Pendidikan
dirasakan. Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap
nyerinya teratasi dengan tepat dan adekuat, individu tidak akan merasa
18
d. Ansietas
nyeri kanker, yaitu analgetik non opioid, opioid dan adjuvant (National
2015)
19
Tabel.2
Analgetik non-opioid pada terapi nyeri akut:
Obat Dosis dewasa Interval (jam) Dosis
(mg.po) maksimal/hari
(mg)
Aspirin 500-1000 4-6 6000
Paracetamol 500-1000 4-6 4000
NSAIDS:
Ibuprofen 200-400 4-6 3200
Naproxen 250-500 12 1250
Indomethacin 25 8-12 150
Asam Mefenamat 250-500 6 1000
Piroksikam 10 12 30
Ketoprofen 50 6-8 300
Diclofenac 50-100 6-12 200
Ketorolac 30-60 4 150
Meloxicam 15 12 30
Parecoxib 40 12 80
Celecoxib 100-200 12 400
Sumber: (PERDATIN, 2015)
b. Analgetik Opioid
2015).
c. Adjuvant Analgetik
(PERDATIN, 2015).
7. Pengkajian nyeri
macam tools yang dapat digunakan untuk menilai nyeri seseorang. Pada
penelitian ini, tools yang digunakan yaitu Numeric Rating Scale (NRS)
terdiri dari 11 angka mulai dari 0-10. NRS ini telah diuji validitasnya
visual yang terdiri dari rentang garis yang diwakili 10 cm. Salah satu
ujungnya diberi tanda tidak nyeri dan diujung yang lain diberi tanda
Gambar 1: 0–10 Skala Intensitas Nyeri Numerik, Skala Intensitas Nyeri Descriptif
Sederhana, dan Skala Analog Visual (VAS): Panel Pedoman Manajemen Nyeri Akut.
Manajemen Nyeri Akut pada Dewasa (National Cancer Institute, 2014)
pasien memungkinkan mereka untuk menjadi mitra yang lebih aktif dalam
otot-otot pada bagian tubuh tertentu pada satu waktu dengan tujuan untuk
disimpulkan bahwa PMR adalah salah satu teknik pengelolaan diri yang
22
nyeri.
Pakaian harus longgar dan lepasakan sepatu, kacamata, dan lensa. Pasien
relaksasi otot.
tahun 1973 secara luas digunakan. Mereka menggabungkan 108 otot dan
Kelompok Otot adaptasi dari Bernstein and Borkovec 1973, dalam Pestka
et al., 2014).
a. Informasi Umum
1) Tangan dan lengan dominan: kepal tangan yang erat dan tahan.
mulut.
sesi yang lebih sedikit dengan hasil positif. Faktor penting dalam
dalam efektivitas PMR dan teknik relaksasi lainnya adalah latihan sehari-
Schaffer dan Yucha tahun 2004 menyarankan dua sesi 10 menit (Pestka
et al., 2014).
dan melemaskan sekelompok otot pada tubuh. Kontraksi otot diikuti oleh
relaksasi dari 14 kelompok otot, mulai dari otot tangan, lengan dominan
dan tidak dominan, dahi pipi atas dan hidung, pipi bawa, rahang, leher
dan tenggorokan, dada dan bahu punggung atas, perut dan paha dominan
dan tidak dominan, betis dominan dan tidak dominan serta kaki dominan
dan tidak dominan (Conrad & Roth, 2007; Ramdhani & Putra, 2006).
Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat
ke langit-langit.
akan menjaditegang.
gerakan mata
rahang.
menjadilemas.
telapak kaki, sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan
dalam mengurangi nyeri (Pestka et al., 2014). Dalam sebuah studi oleh
kali per hari dilakukan selama 3 hari, terbukti dapat menurunkan nyeri
manusia, yang terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.
dikehendaki, misalnya gerakan tangan, kaki, leher, dan jari-jari pada saat
misalnya otot-otot halus (pengontrol pupil dan akomodasi lensa mata, dan
Sistem saraf otonom ini terdiri dari dua subsistem yaitu sistem
berada dalam keadaan tegang. Pada kondisi seperti ini, sistem syaraf akan
tenang, rileks dan penuh konsentrasi. Relaksasi otot yang dilatih akan
terhadap organ yang terkena, ulserasi jaringan, kemoterapi, terapi radiasi dan
dengan 2 cara, yaitu terapi farmakologi (pemberian analgetik) dan terapi non
farmakologi (Vissers et al., 2011). Salah satu, terapi non farmakologi yang
1. Usia
2. Pendidikan
4. Analgetik
Variabel moderator
Gambar 4: Kerangka Konsep Penelitian
C. Identifikasi Variabel
Variabel dari penelitian ini terdiri dari variabel variabel indipenden dan
PMR
dan melemaskan sekelompok otot pada tubuh. Kontraksi otot diikuti oleh
tangan, lengan dominan dan tidak dominan, dahi pipi atas dan hidung,
pipi bawa, rahang, leher dan tenggorokan, dada dan bahu punggung atas,
34
perut dan paha dominan dan tidak dominan, betis dominan dan tidak
dominan serta kaki dominan dan tidak dominan. Terapi PMR dilakukan
E. Hipotesis Penelitian
penelitian kemudian efek dari intervensi tersebut diukur dan dianalisis. Dalam
penelitian ini, menggunakan jenis penelitian quasi experiment desain pre and
post test without control, yaitu peneliti hanya melakukan intervensi pada satu
membandingkan nilai post test dengan pre test (Dharma, 2017). Berikut
R O1 X1 O2
Keterangan:
R : Responden penelitian
O1: Pre test pada kelompok perlakuan
O2: Post test setelah perlakuan
X1: Intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protokol
1. Populasi
377 orang.
2. Sampel
a. Besar sampel
N
n=
1+ N ¿ ¿
377
n=
1+377 ¿ ¿
377
n=
16.08
n=23.44
Keterangan:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
d : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan yaitu 20%
adalah 24 responden.
b. Sampling
37
c. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
d) Sehat mental
2) Kriteria Eksklusi
penanganan nyeri
1. Sumber Data
b. Data sekunder: Data yang diperoleh dari rumah sakit yang akan
a. Fase persiapan
yaitu di RSWS
b. Fase pelaksanaan
menit dan penilaian awal nyeri responden dengan NRS sebelum diberi
Scale (NRS).
terdiri dari 11 angka mulai dari 0-10. NRS ini telah diuji validitasnya
atau kuesioner.
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Misalnya jenis
komputer. Softwere yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS for
Window.
koreksi.
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
5% atau 0.05. Apabila p value < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha (hipotesa
G. Etika Penelitian
1) Menghormati autonomy
2) Anonymity
atau inisial.
3) Confidentiality
b. Beneficence
malebeneficence).
c. Justice
43
sosial, ras, agama, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, setelah responden
A. Personalia Penelitian
B. Jadwal Penelitian
1 Pengusulan Judul
2 Konsultasi Proposal
3 Ujian Proposal
4 Perbaikan Proposal
5 Penelitian
6 Olah Data Penelitian
7 Konsultasi Hasil
Penelitian
8 Ujian Hasil
44
Penelitian
9 Perbaikan Hasil
Penelitian
10 Ujian Tutup
DAFTAR PUSTAKA
Aasvang, E. K., Brandsborg, B., Christensen, B., Jensen, T. S., & Kehlet, H.
(2008). Neurophysiological characterization of postherniotomy pain. Pain,
137(1), 173–181. https://doi.org/10.1016/j.pain.2007.09.026
AJCC. (2010). AJJ Cancer Staging Manual (7th ed.). Retrieved from
www.cancerstaging.org/staging/changes2010f
American Cancer Society. (2017). Cancer Facts and Figures 2017. Genes and
Development, 21(20), 2525–2538. https://doi.org/10.1101/gad.1593107
American Cancer Society. (2016). About Breast Cancer, Breast Cancer Basics.
Retrieved from https://www.cancer.org/content/dam/CRC/PDF/Public
/8577.00.pdf
Conrad, A., & Roth, W. T. (2007). Muscle relaxation therapy for anxiety
disorders : It works but how ?, 21, 243–264.
https://doi.org/10.1016/j.janxdis.2006.08.001
Cuzick, J. (2008). Assessing risk for breast cancer. Breast Cancer Research,
10(SUPPL. 4). https://doi.org/10.1186/bcr2173
Dedeli, O., Kaptan, G., & Programme, E. C. (2013). Spirituality and religion in
pain and pain management, 1, 7–9. https://doi.org/10.4082/hpr.2013.e29
45
Ferlay, J., Soerjomataram, I., Dikshit, R., Eser, S., Mathers, C., Rebelo, M., …
Bray, F. (2015). Cancer incidence and mortality worldwide: Sources,
methods and major patterns in GLOBOCAN 2012. International Journal of
Cancer, 136(5), E359–E386. https://doi.org/10.1002/ijc.29210
Gibson, S., & Green, J. (2013). Review of patients’ experiences with fungating
wounds and associated quality of life. Journal of Wound Care, 22(5), 265–
275. https://doi.org/10.12968/jowc.2013.22.5.265
Gierisch, J. M., Coeytaux, R. R., Urrutia, R. P., Havrilesky, L. J., Moorman, P. G.,
Lowery, W. J., … Myers, E. R. (2013). Oral Contraceptive Use and Risk of
Breast, Cervical, Colorectal, and Endometrial Cancers: A Systematic
Review. Cancer Epidemiology Biomarkers & Prevention, 22(11), 1931–
1943. https://doi.org/10.1158/1055-9965.EPI-13-0298
Haase, I., Kuhnt, O., & Klimczyk, K. (2012). Bedeutung des Bildungsniveaus für
die Wirksamkeit der multimodalen Schmerztherapie. Schmerz, 26(1), 61–68.
https://doi.org/10.1007/s00482-011-1120-6
Hanna, M., & Zylicz, Z. Ben. (2013). Cancer Pain. London: Springer.
https://doi.org/10.1007/978-0-85729-230-8_1,
Hoang, B. X., Shaw, D. G., Han, B., Fang, J. Y., & Nimni, M. (2015). Acidosis
and Formaldehyde Secretion as a Possible Pathway of Cancer Pain and
Options for Improved Cancer Pain Control. Journal of Pain and Palliative
Care Pharmacotherapy, 29(3), 276–280.
https://doi.org/10.3109/15360288.2015.1063561
Komen, S. G. (2017). Facts For Life How Hormones Affect Breast Cancer Risk.
Retrieved from www.komen.org
Kwekkeboom, K. L., Hau, H., Wanta, B., & Bumpus, M. (2008). Patients’
46
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., & Bucher, L. (2014). Medical-
Surgical Nursing Assessment and Management of Clinical Problems. (M. M.
Harding, Ed.) (9th ed.). Canada: Elsevier.
Mantyh, P. W., Clohisy, D. R., Koltzenburg, M., & Hunt, S. P. (2002). Molecular
mechanisms of cancer pain. Nature Reviews Cancer, 2(3), 201–209.
https://doi.org/10.1038/nrc747
National Breast and Ovarian Cancer Centre. (2009). Breast cancer risk factors: a
review of the evidence. Retrieved from
https://canceraustralia.gov.au/system/tdf/publications/breast-cancer-risk-
factors-review-evidence/pdf/rfrw-breast-cancer-risk-factors-a-review-of-the-
evidence_1.15.pdf?file=1&type=node&id=3074
Paice, J. A., & Fine, P. G. (2006). Pain At The End Of life. In B. R. Ferrell. &
N.Coyle Textbook Of Palliative Nursing (2nd ed.,pp. 131- 153). New York:
Oxford University Press.
PERDATIN. (2015). Buku Ajar CPD Pain Management. Makassar: ISAPM &
P2KB PP PERDATIN.
Pestka, E. L., Bee, S. M., & Evans, M. M. (2014). Complementary & Alternative
Therapies in Nursing, Chapter 18: Relaxation Therapies. (R. Lindquist, M.
Snyder, & M. F. Tracy, Eds.) (7th ed.). New York: Springer Publishing
Company.
47
Profil RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Profil RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
(2018). Makassar.
Schmidt, J. E., Joyner, M. J., Tonyan, H. M., Reid, K. I., & Hooten, W. M.
(2012). Psychological and physiological correlates of a brief intervention to
enhance self-regulation in patients with fibromyalgia. Journal of
Musculoskeletal Pain, 20(3), 211–221.
https://doi.org/10.3109/10582452.2012.704142
Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G., Hinkle, Janice L., Cheever, K. H. (2013).
Brunner & Suddarth Textbook of Medical Surgical Nursing.
Smeltzer, & Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Jakarta: EGC.
Vissers, K. C., Besse, K., Wagemans, M., Zuurmond, W., Giezeman, M. J.,
Lataster, a, … Huygen, F. (2011). Evidence-based interventional pain
medicine. 23. Pain in patients with cancer. Pain Pract, 11, 453–475.
https://doi.org/10.1111/j.1533-2500.2011.00473.x
Wandner, L. D., Scipio, C. D., Hirsh, A. T., Torres, C. A., & Robinson, M. E.
(2012). The perception of pain in others: How gender, race, and age
influence pain expectations. Journal of Pain, 13(3), 220–227.
https://doi.org/10.1016/j.jpain.2011.10.014