Anda di halaman 1dari 4

Nama : genky raisandova

Nim : 19070520(K3)

Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat

Mata kuliah : Tauhid

Nama Dosen : H. Khairul Anam, SH.M.Kes

1. Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan Allah dari kejadian-kejadian yang hanya bisa
dilakukan oleh Allah sebagai satu-satunya illah yang berhak di ibadahi serta
menyatakan dengan tegas bahwa Allah adalah Rabb, Raja, pencipta semua
makhluk dan hanya Allah yang mengatur dan yang bisa merubahnya. Kejadian-
kejadian yang hanya bisa dilakukan Allah seperti menciptakan, menghidupkan,
mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala manfaat dan menolak segala
mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan
selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah.
Dari sini, seorang mukmin harus meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang
menandingi Allah.
Contoh Tauhid Rububiyah :
a. Percaya bahwa hanya Allah yang mampu menciptakan segala sesuatunya
bukan mahluk atau zat lainnya.
b. Percaya hanya Allah yang mampu memberikan rezeki kepada setiap mahluk
karena sesungguhnya semua mahluk tidak akan bisa mendapatkan rezekinya
sendiri kecuali atas ridho Allah SWT.
c. Percaya bahwa hanya Allah yang mendatang kan badai dan hujan.
d. Percaya hanya Allah yang bisa mematikan dan menghidupkan setiap makhluk.
e. Segala puji bagi Allah Rabb (Penguasa) semesta alam.” [Al-Faatihah :2]

2. Tauhid Uluhiyah Yaitu mengesakan Allah dengan cara ibadah yang telah
disyariatkan oleh Allah. Menjalankan semua apa yang telah diperintahkan oleh Allah
terhadap hamba-hambanya dalam hal ibadah dan tidak melainkan hanya kepada
Allah semata.
Contoh Tauhid Uluhiyah :
a. Berdo’a hanya kepada Allah.
b. Bertawakal kepada Allah.
c. Meminta rezeki hanya kepada Allah.
d. Meminta pertolongan hanya kepada Allah.
e. Tidak menyembelih kecuali untuk Allah.

3. Tauhid Asma Wassifat yaitu mengesakan Allah dengan cara menetapkan bagi Allah
nama-nama dan sifat-sifat yang ditetapkan sendiri oleh-Nya (dalam firmannya) atau
yang disebutkan oleh Rasul-Nya (dalam hadits), tanpa mengilustrasikan (Takyif),
menyerupakan dengan sesuatu (Tamtsil), menyimpangkan makna (Tahrif), atau
bahkan menolak nama atau sifat tersebut (Ta’thil).
Contoh Tauhid Asma Wassifat :
a. Menolong dalam hal kebaikan tanpa membeda-bedakan
b. Menjaga silaturahmi kepada sesama
c. Bersedekah
d. Tidak bersikap sombong, selalu memaafkan.
e. Dan hanya bagi-Nya lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ruum: 27)

4. Salah satu sebab seseorang melakukan kesyirikan adalah


a. Al-Jahlu adalah kebodohan atau tidak adanya ilmu (‘adamul ma’rifah).
Contohnya :
1. Tidak percaya adanya Allah.
2. Meratapi mayit termasuk tradisi jahiliyah.” (HR. Ibn Majah)
3. Percaya kepada dukun
4. Menyembah batu, patung atau berhala
5. Percaya kepada ramalan
b. Adaful Iman adalah lemahnya iman (kelemahan iman)
Contohnya :
1. memohon kepada pohonan besar karena ingin kaya
2. datang ke dukun membawa sesuatu
3. Datang kedukun untuk meminta jimat supaya penampilannya memikat hati
orang banyak.
4. Menyembelih kurban dikuburan yang dianggap keramat.
c. Taqlid adalah mengikuti pendapat orang lain yang tidak ada sumbernya.
Contohnya :
1. Apabila hamil mengikatkan benang hitam dikaki.
2. Apabila hamil membawa gunting, cermin dan sebagainya supaya tidak
diganggu makhluk halus.
3. Menggantungkan kalung dileher bayi yang terbuat dari kain hitam yang diisi
jimat atau sebagainya supaya melindungi dari hal gaib.
4. Apabila mengantar jenazah berpakaian serba hitam.
5. Merayakan hari valentine

5. Bahwa Tauhid adalah sebagai dasar aqidah, syariat dan akhlak


a. Tauhid sebagai dasar aqidah : Akidah dalam Islam berpangkal pada keyakinan
tauhid, yaitu keyakinan tentang wujud Allah, tidak ada yang meyekutukannya
baik dalam zat, sifat maupun perbuatan-Nya
b. Tauhid sebagai dasar syariat : hukum agama yang menetapkan peraturan hidup
manusia, hubungan manusia dengan Allah Swt., hubungan manusia dengan
manusia dan alam sekitar berdasarkan Al-Quran dan hadist
c. Tauhid sebagai dasar akhlak : akhlak yang baik adalah akhlak yang harus
berpijak pada keimanan. Iman tidak hanya sekedar tersimpan dalam hati, akan
tetapi dilahirkan dalam bentuk perbuatan nyata dan dalam bentuk amal shaleh
ataupun tingkah laku yang baik. Akhlak yang baik dapat diperoleh dari hati yang
bersih tauhidnya kepada Allah. Sebab, pada hakikatnya, akhlak yang baik itu
melakukan apapun yang membuat Allah senang dan ridha.
Jadi Aqidah, Syariat dan Akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam
ajaran islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.
Artinya, aqidah tanpa syari’at dan akhlak adalah omong kosong, demikian juga
syari`at harus berdiri diatas pondasi aqidah, dan keduanya haruslah dijalin dengan
akhlak. Syari’at tanpa akhlak adalah kemunafikan, akidah tanpa akhlak adalah
kesesatan. Ketiga aspek itu tidak dapat dipisahkan sama sekali, sehingga dapat
disimpulkan bahwa satu sama lain saling terikat. Seseorang yang memiliki aqidah
yang kuat, maka akan terdorong melaksanakan ibadah secara tertib, memiliki akhlak
yang mulia dan bermuamalat dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai