PENDAHULUA
Pengawas Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). BPK adalah lembaga tinggi
Menurut UUD NRI 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan
pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD (sesuai
orang Ketua merangkap anggota, 1 orang Wakil Ketua merangkap anggota, serta
1
2
Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan
Daerah (LKPD). Pemeriksaan oleh BPK-RI tidak hanya menghasilkan opini atas
laporan keuangan dan laporan keuangan yang diaudit tetapi juga memberikan
spesialisasi auditor, jam audit, dan lain-lain; sedangkan independensi diukur dari
sejauh mana auditor dapat bersikap independen dalam melakukan proses audit
Kabupaten Bantul. Temuan BPK atas kasus penyimpangan uang negara yang
empat buah definisi kualitas audit dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut:
a. Kualitas audit adalah probabilitas nilaian-pasar bahwa laporan keuangan
laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan
c. Kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh auditor.
d. Kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi noise dan
orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas auditor yang
dimaksud terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah
saji yang material (no material misstatements) atau kecurangan (fraud) dalam
Jogja. Dari hasil pemeriksaan BPK ditentukan adanya aset yang tidak jelas
terkait dengan hibah cukai tembakau virginia dan hibah Persiba yang melibatkan
mantan bupati Bantul Idham Samawi. Kasus hibah cukai tembakau virginia yang
diduga merugikan negara sebesar Rp.420 juta tersebut berkaitan dengan adanya
Bupati Bantul, Idham Samawi dan mantan Kepala Kantor Pemuda dan Olahraga
Bantul, Edi Bowo Nurcahyo sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana hibah
Persiba Bantul sebesar Rp.12,5 miliar. Idham Samawi selain pernah menjadi
Kepala Daerah Bumi Projotamansari selama dua periode, juga menjabat sebagai
sejak awal 2013. Hasil gelar perkara menyimpulkan adanya proses pencairan
dana hibah yang tidak sesuai ketentuan dan penggunaan dana di luar
peruntukannya.. Saat itu, Persiba memperoleh bantuan dana hibah dari APBD
dan APBD Perubahan masing-masing Rp.8 miliar dan Rp.4,5 miliar. Namun
dana hibah yang seharusnya untuk biaya mengikuti kompetisi Divisi Utama PSSI
utang biaya kompetisi, bayar katering dan mark up biaya kegiatan yang ternyata
sudah ada pos dananya. Dalam kasus ini BPK meyakini adanya pelanggaran dan
timbulnya potensi kerugian keuangan negara.
berpedoman pada standar audit sektorpublik yang secara garis besar mengacu
pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan berlaku diseluruh wilayah
Indonesia. Standar umum kedua (SA Seksi 220 SPAP, 2011) menyebutkan bahwa
“Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
Auditing (SA Seksi 230S PAP, 2011) adalah keahlian. Seringkali definisi
Menurut Djaddang dan Agung (2002) dalam Rahmawati dan Winarna (2002),
auditor ketika mengaudit harus memiliki keahlian yang meliputi dua unsur yaitu
penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik,dalam hal ini adalah kualitas
auditnya.
merupakan pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang dimiliki oleh
profesinya, dibatasi oleh seperangkat aturan dan standar, berupa kode etik.
Standar moral dan etika tersebut tidak hanya mengatur bagaimana ia bertindak,
profesi, dan secara moral dibenarkan. Menjunjung tinggi aturan etika profesi
satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Di dalam profesi akuntan
tugas profesionalnya telah ditetapkan dan diatur oleh pemerintah dalam kode etik
profesi akuntan.
nilai, norma, atau kaidah yang digunakan untuk mengatur perilaku moral dari
dipenuhi dan ditaati bagi setiap anggota profesi didalamnya. Melihat kode etik
dipandang sebagai wujud dari komitmen moral organisasi, kode etik wajib
berisikan aturan dari suatu hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh
anggota profesi, bagaimana suatu kondisi yang harus didahulukan dan mengenai
apa yang dikorbankan oleh profesi ketika dalam menghadapi situasi dalam suatu
konflik atau dilematis, cita-cita luhur profesi, tujuan dari profesi, serta berisikan
sanksi yang akan diberikan kepada bagian anggota profesi yang melanggarnya.
Dalam kode etik profesi akuntan diatur berbagai masalah, baik
masalah dalam prinsip yang harus melekat pada diri auditor, maupun standar-
standar teknis pemeriksaan yang telah ditetapkan yang harus dijalani oleh auditor
dalam tugas pemeriksaan. Hasil penelitian mengenai etika yang dilakukan oleh
aturan etika profesi yang telah ditetapkan dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap kualitas audit. Dalam hal ini, dengan memegang teguh aturan etika
profesi yang berlaku sebagai seorang auditor hal tersebut memiliki peran yang
Independensi dan kompetensi menjadi faktor penting yang harus dimiliki seorang
auditor dalam rangka pelaksanan tugas audit. Arens dan Loebecke (1996)
mengenai informasi yang terukur dari suatu entitas (satuan) usaha untuk
atau sistem kerja auditee sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Pada sisi
yang lain, auditee berkepentingan ingin mengetahui hasil kerjanya apakah sudah
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Inilah yang disebut audit sebagai
Shaikh dan Talha (2003) menyatakan bahwa kesenjangan harapan audit adalah
perbedaan antara apa yang dipercayai oleh publik dan pemakai jasa audit tentang
tanggung jawab auditor, dengan apa yang dipercayai auditor tentang tanggung
pengguna biasanya tergantung pada dua faktor yaitu, pemahaman yang tepat
tentang kebutuhan pengguna dan yang paling penting adalah kemampuan profesi
para pengguna tidak bisa menjadi statis. Mereka sangat dinamis dan terus
berubah tetapi tidak pada kecepatan yang sama. Jadi, selalu ada kesenjangan
antara harapan perubahan dari pengguna dan respon oleh profesi dan dinyatakan
bertindak dengan cara yang berbeda dari apa yang auditor sendiri lakukan.
Yogyakarta).
1. Apakah ada Expectation Gap antara Auditor BPK dengan Auditee terhadap
Yogyakarta?
2. Apakah ada Expectation Gap antara Auditor BPK dengan Auditee terhadap
Yogyakarta?
3. Apakah ada Expectation Gap antara Auditor BPK dengan Auditee terhadap
Yogyakarta?
4. Apakah ada Expectation Gap antara Auditor BPK dengan Auditee terhadap
Yogyakarta?
1.3. Tujuan Penelitian
Istimewa Yogyakarta.
Istimewa Yogyakarta.
Yogyakarta.
Istimewa Yogyakarta.
Yogyakarta.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat menjadi tambahan masukan bagi peneliti lain yang ingin
2. Bagi Regulator
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah pusat dan
Bab ini berisi tentang hasil-hasil yang ditemukan saat penelitian. Hasil
mempunyai makna.
BAB 5. PENUTUP.