Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TUMBUH KEMBANG ANAK (ASAH ASIH ASUH)

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan & Kelangsungan Hidup Anak

Dosen Pengampu : Nur Asiah, SKm, M.Kes.

Disusun Oleh
Kelompok 12 :

Rinda Sri Hardiyanti 1905015024


Nabila Rifda Meivian 1905015087
Pina Puspita 1905015123
Shafwa Hamida 1905015177

KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata‟ala yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kesehatan &
Kelangsungan Hidup Anak tentang “Tumbuh Kembang Anak (Asah Asih Asuh)”.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu Ibu Nur Asiah, SKm, M.Kes. kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang serta
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 05 Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan 2

BAB II 3

PEMBAHASAN 3

2.1. Perkembangan Anak 3

2.2. Pengaruh Lingkungan terhadap Tumbuh Kembang Anak 5

2.3. Optimasi Tumbuh Kembang 7

2.4. Pengasuhan Anak 8

BAB III 10

PENUTUP 10

3.1. Kesimpulan 10

DAFTAR PUSTAKA 11

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-bangsa yang dimaksud Anak adalah setiap orang yang berusia dibawah 18 tahun.
Sedangkan menurut WHO, batasan usia anak antara 0-19 tahun. Ada 4 prinsip dasar hak
anak yang terkandung di dalam Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan telah diratifikasi
Indonesia pada tahun 1990, yaitu: Non-diskriminasi, Kepentingan yang terbaik bagi anak,
Hak untuk hidup; kelangsungan hidup; dan perkembangan, serta Penghargaan terhadap
pendapat anak. Menurut prinsip dasar hak anak yang ke-3, anak mempunyai hak untuk
bertumbuh dan berkembang. Bertumbuh berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah
sel serta jaringan di antara sel-sel . Indikator untuk mengetahui adanya pertumbuhan adalah
adanya pertambahan tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala, sedangkan berkembang
berarti bertambahnya struktur, fungsi dan kemampuan anak yang lebih kompleks.
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bersamaan (simultan).
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan organ
tubuh yang dipengaruhinya. Misal kemampuan bicara merupakan hasil dari perkembangan
sistem syaraf yang mengendalikan proses bicara. Banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak baik yang berasal dari faktor luar
(ekstrinsik/lingkungan) maupun faktor dari dalam (intrinsik). Faktor intrinsik, yaitu faktor-
faktor bawaan sejak lahir (genetik-heredokonstitusional) sedangkan faktor ekstrinsik, yaitu
faktor-faktor sekeliling (lingkungan) yang mempengaruhi tumbuh kembang anak sejak di
dalam kandungan hingga lahir dan bertumbuh-kembang menjadi seorang anak.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi perkembangan anak?
2. Apa pengaruh lingkungan terhadap tumbuh kembang anak?
3. Apa optimasi tumbuh kembang anak?
4. Apa itu pengasuhan anak?

1
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui penjelasan umum mengenai tumbuh kembang anak (asah, asih,
asuh).
b. Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Kesehatan dan Kelangsungan
Hidup Anak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan Anak


Perkembangan anak adalah proses dimana anak mengalami perubahan seiring
berjalannya waktu yang mengacu pada perubahan biologis, psikologis dan emosional
yang terjadi pada manusia antara kelahiran dan akhir masa remaja, sebagai individu
berlangsung dari ketergantungan untuk meningkatkan otonomi. Deteksi dini
perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara
berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari
perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan
anak adalah:
1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).
2. Gerakan motorik halus (menggambar , memegang suatu benda dll).
3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan).
4. Kepribadian/ tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).
Kebutuhan-kebutuhan dasar anak untuk pertumbuhan yang optimal
meliputi Asah, Asih, dan Asuh yaitu:
1. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin
kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,
kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi
dini:
● milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum
ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
● orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
● bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
● semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
● semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas

3
● merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel
inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.- stimulasi mental secara dini
akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur,
moral, agama dan etika, kepribadian,
● ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst

2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):


Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan),
anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk
menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:
● menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,
● diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
● diberi contoh (bukan dipaksa)
● dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai
● dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan
kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman)
3. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti nutrisi, imunisasi,
kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.
a. Nutrisi: Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi
seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu
Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi
terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).
b. Imunisasi: anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung
dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
c. Kebersihan: meliputi kebersihan makanan, minuman,udara, pakaian, rumah,
sekolah, tempat bermain dan transportasi
d. Bermain, aktivitas fisik, tidur: anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik
dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan,
merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, merangsang
pertumbuhan otot dan tulang, dan merangsang perkembangan

4
e. Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.
Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali
setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan
Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah
penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak

2.2. Pengaruh Lingkungan terhadap Tumbuh Kembang Anak


Anak/Remaja masa kini menghadapi tuntutan dan harapan, bahaya dan godaan
yang lebih kompleks dibandingkan yang dihadapi oleh Anak/Remaja pada masa lalu
(Hamburg, dalam Sandrock, 2003). Remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan
yang tidak stabil, tingginya tingkat perceraian orang tua dan bertambahnya mobilitas
keluarga menyebabkan kurangnya stabilitas dalam kehidupan remaja. Beberapa
pengaruh lingkungan terhadap anak dapat dijumpai dari keluarga, sekolah, teman
sebaya, sosial dan budaya terhadap tumbuh kembang Anak/Remaja.
a. Pengaruh Lingkungan Keluarga
Keluarga/ orangtua berfungsi untuk memastikan bahwa anaknya sehat dan
aman, memberikan sarana dan prasana untuk mengembangkan kemampuan sebagai
bekal di kehidupan sosial, serta sebagai media dalam menanamkan nilai sosial dan
budaya sedini mungkin. Orangtua memberikan kasih sayang, penerimaan,
penghargaan, pengakuan, dan arahan kepada anaknya.
Hubungan antara orangtua dan anak sangat penting untuk membangun
kepercayaan terhadap orang lain dan diri sendiri. Selain itu juga dapat membantu
perkembangan sosial, emosional, dan kognitif pada anak. Penelitian menyebutkan
bahwa hubungan antara orangtua dan anak yang hangat, terbuka, dan komunikatif;
terdapat batas yang wajar antar usia; menyampaikan alasan terkait hal-hal yang tidak
boleh dilakukan anak, akan meningkatkan rasa percaya diri dan juga performa di
sekolah maupun lingkungan masyarakat. Selain itu anak akan lebih terhindar dari hal-
hal negatif seperti, depresi dan penggunaan narkoba.
b. Pengaruh Lingkungan Sekolah/Pendidikan
Sekolah merupakan lingkungan sekunder anak, pada umumnya anak
SMP/SMA menghabiskan waktu sekitar 7 jam di sekolah. Hampir sepertiga waktu

5
anak dihabiskan di sekolah, sehingga diharapkan sekolah dan guru memberikan
pengaruh yang baik terhadap anak. Namun pada saat ini pengaruh guru semakin
menurun, anak sekarang lebih dipengaruhi oleh teman sebaya (Sarwono, 2013).
Sehingga banyak guru dan sekolah yang merasa kewalahan dalam menangani
siswanya, seperti yang seringkali terjadi pada siswa-siswa yang terlibat tawuran antar
siswa dalam kondisi masih mengenakan seragam sekolah. Hal ini umumnya terjadi di
kota-kota, yang memiliki banyak memberikan rangsang sosial yang sangat menarik
perhatian anak seperti mall, pusat – pusat berbelanjaan, pusat hiburan dan lain – lain.
c. Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya
Selain ada dampak positif dari teman sebaya, beberapa ahli menekankan
pengaruh negatif dari teman sebaya pada perkembangan remaja. Remaja yang
mengalami penolakan dan pengabaian oleh teman sebaya memunculkan perasaan
kesepian atau permusuhan yang dihubungkan dengan kesehatan mental dan problem
kejahatan. Teman sebaya dapat mengenalkan remaja pada alkohol, narkoba,
kenakalan, dan berbagai bentuk perilaku maladaptive (Santrock, 2003), seperti
pencurian,perilaku asusila bahkan kekerasan dan pembunuhan. Pada masa remaja,
berkembang sikap konformitas yang merupakan kecenderungan untuk mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan teman sebayanya,
sehingga bila teman sebaya merupakan anak-anak yang delinkuen maka mereka akan
cenderung untuk ikut menjadi delinkuen.
d. Pengaruh Lingkungan Sosial
Perkembangan dunia saat ini memberikan lingkungan sosial terbaik sekaligus
terburuk bagi Anak/remaja. Kemudahan dalam mengakses informasi dan pengetahuan
dapat menjadi hal yang berbahaya bagi remaja, bila dalam memilih informasi dan
pengetahuan tidak mendapatkan bimbingan dari orang dewasa di sekitarnya. Banyak
Anak/Remaja yang mengambil informasi dan pengetahuan yang salah atau tidak tepat
bagi usianya, sehingga terjerumus dalam perilaku, gaya hidup atau ideologi yang
tidak bisa diterima oleh masyarakat seperti gaya hidup free sex, penggunaan narkoba
atau terlibat dengan kelompok-kelompok terorisme dan kriminal. Melalui media,
Anak/Remaja dihadapkan pada pilihan gaya hidup yang kompleks (Sandrock, 2003).
Banyak Anak/Remaja yang menghadapi godaan-godaan ini, termasuk aktifitas sexual
pada usia yang semakin muda. Tayangan sebagian besar stasiun televisi yang berbau
kekerasan dan seks yang dilakukan oleh selebritis, tokoh publik maupun masyarakat
lainnya, mengakibatkan pesan-pesan yang disampaikan media terkait dengan
6
kekerasan dari tokoh-tokoh yang seharusnya menjadi model bagi tumbuh kembang
Anak/Remaja tertanam sangat kuat dalam benak mereka. Klip musik, iklan, film atau
sinetron seringkali menampilkan adegan seks bebas, perselingkuhan, kekerasan,
transgender, pembunuhan dan kriminalitas yang diekspos secara vulgar juga menjadi
faktor yang dapat mendorong Anak/Remaja untuk mencoba-coba atau menirunya.
Dalam belajar sosial (Bandura dalam Sandrock, 2003), fungsi role model sangat
penting.
e. Pengaruh Budaya
Kondisi kemiskinan ini menurut Lewis (1988; Hughes dalam McShane dan
Williams III, 2007) memunculkan budaya kemiskinan. Dalam budaya kemiskinan,
orang tua tidak mengajarkan norma dan nilai-nilai sosial yang dianut oleh masyarakat.
Kesibukan orang tua untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan tekanan hidup yang
berat sebagai pencari nafkah tunggal karena perceraian atau meninggal, menyebabkan
ayah/ibu tidak memberikan perhatian terhadap anak, sehingga membiarkan anak
tumbuh tanpa perhatian, kasih sayang dan bimbingan orang tua. Orang tua juga tidak
peduli dengan keadaan dan perilaku anak, tidak ada komunikasi, kontrol, pembatasan
dan pembentukan perilaku anak dari orang tua.
Menurut Bing (dalam McShane dan Williams III, 2007), keluarga dengan
pendapatan yang rendah, khususnya orang tua tunggal, berhubungan dengan
kejahatan dan kriminalitas. Orang miskin dalam kesehariannya berjuang untuk dapat
bertahan hidup, sehingga tingkat stress dan frustrasi yang dialami menyebabkan
mereka menjadi orang tua yang tidak bijaksana dan menghasilkan kekerasan terhadap
anak. Isu kekerasan atau penolakan terhadap anak ditunjukkan oleh penelitian Slack
(dikutip Bing dalam McShane dan Williams III, 2007) yang menganalisis bahwa
orang yang tidak beruntung secara ekonomi dilaporkan lebih banyak yang melakukan
kekerasan fisik. Selanjutnya dijelaskan bahwa orang tua tanpa pekerjaan, lebih kasar
dalam memperlakukan anaknya. Disiplin yang kasar ini dipercaya berhubungan
dengan rasa frustrasi terhadap keadaan keuangannya. Sebaliknya, pekerjaan yang
mengurangi stres keuangan secara tidak langsung berhubungan dengan teknik pola
asuh yang digunakan oleh orang tua. Keadaan ekonomi orang tua memberikan
lingkungan sosial/ekonomi yang mempengaruhi tindak kriminalitas anak.

7
2.3. Optimasi Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang anak usia dini yang optimal bergantung pada perilaku sehat
yang dilakukan. Termasuk di antaranya perilaku makan dan minum, kebersihan diri
dan keseimbangan yakni istirahat, tidur yang cukup dan pentingnya stimulasi motorik
pada anak usia dini. Tahap perkembangan motorik setiap anak pun berbeda. Misalnya,
untuk anak 0-1 tahun tahapan dimulai dengan anak mampu mengangkat kepalanya
tanpa dibantu hingga mulai merangkak, berdiri atau dapat memasukkan benda ke
dalam mulut secara mandiri. Untuk anak 1-2 tahun, tahapan perkembangan motorik
ditandai dengan berjalan dengan memegang benda, menendang, hingga melempar
bola. Sedangkan untuk anak 2-3 tahun mereka akan lebih lancar memanjat, melompat,
berlari, bersepeda roda 3, dan makan sendiri. Agar anak dapat sering diajak
beraktivitias fisik di luar ruang (outdoor). Pun orangtua sebagai role model juga
selayaknya memerankan gaya hidup aktif. Termasuk mendampingi sang buah hati
saat berkegiatan.
Pola Makan dan Tidur, agar tumbuh sehat secara fisik dan mental, anak
memerlukan asupan gizi yang seimbang dan pola tidur yang benar. Namun, masih
banyak kaum Ibu khususnya yang baru menjalani peran sebagai ibu baru, kurang
memahami cara mengatur pola makan dan tidur yang tepat untuk sang buah hati.
Terlebih, untuk para Ibu yang masih harus bekerja dari rumah selama masa pandemi
ini, seringkali jam kerja, jam makan dan jam tidur Ibu ikut berantakan. Hal ini
tentunya berdampak pada kualitas nutrisi yang diberikan kepada anak. Untuk itu,
penting bagi orang tua khususnya kaum Ibu memahami jadwal tidur dan makan yang
tepat pada bayi hingga transisinya menjadi balita agar mereka pun memiliki waktu
istirahat yang cukup.
2.4. Pengasuhan Anak
Pengasuhan anak adalah segala tindakan yang menjadi bagian dalam proses
interaksi yang berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak
tapi juga bagi orang tua. yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak yang
dilakukan sejak awal anak dilahirkan hingga dewasa dalam rangka melindungi,
merawat, mengajari, mendisiplinkan dan memberi panduan.
Tujuannya adalah untuk memfasilitasi agar anak mampu bertanggung jawab
(mandiri) dan berkontribusi sebagai bagian dari masyarakat yang tidak pernah lepas

8
dalam melaksanakan nilai-nilainya sebagai hamba Allah.(sesuai dengan jaman
dimana mereka akan hidup) dengan melibatkan tiga kunci pengasuhan yaitu:
a. Upaya memenuhi kebutuhan anak untuk kesejahteraan jasmani, rohani, sosial dan
emosionalnya. Dan melindungi anak, melalui menghindarkan dari potensi kecelakaan/
bahaya atau pelecehan.
b. Memberikan aturan dan memastikan bahwa aturan terkontrol serta mampu
ditegakkan.
c. Mendukung anak, mampu mengembangkan potensi dalam dirinya.Dimana, jika hal
ini dilakukan dengan benar, maka anak-anak dalam pengasuhan mampu menjadi
generasi terbaik dan juga menjadi penyejuk mata serta hati orangtua.
Orangtua merupakan guru pertama untuk anak dalam mempelajari banyak hal,
baik secara akademik maupun kehidupan secara umum. Itulah mengapa, orangtua
punya tanggung jawab besar dalam memberikan asuhan yang tepat untuk anak. Setiap
orangtua perlu punya dasar pola asuh yang baik agar anak bisa tumbuh menjadi
pribadi yang bisa dan sesuai dengan masyarakat. Masing-masing orangtua tentu
berhak memutuskan pola asuh yang tepat untuk buah hati mereka. Baik itu pola asuh
yang permisif, otoriter, atau autoritatif, bisa dipilih untuk mendidik dan membesarkan
Si Kecil. Yang perlu diingat, pola asuh akan memengaruhi kepribadian dan karakter
anak di masa mendatang.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perkembangan anak adalah proses dimana anak mengalami perubahan
seiring berjalannya waktu yang mengacu pada perubahan biologis, psikologis dan
emosional. Kebutuhan-kebutuhan dasar anak untuk pertumbuhan yang optimal
meliputi kebutuhan stimulasi (Asah), kenutuhan emosi dan kasih sayang (Asih) dan
kebutuhan fisik sampai biologis (Asuh).
Pengaruh lingkungan terhadap tumbuh kembang anak meliputi lingkungan
keluarga, sekolah/pendidikan, teman sebayan, lingkungan sosial dan budaya.
Tumbuh kembang anak usia dini yang optimal bergantung pada perilaku sehat yang
dilakukan. Termasuk di antaranya perilaku makan dan minum, kebersihan diri dan
keseimbangan yakni istirahat, tidur yang cukup dan pentingnya stimulasi motorik
pada anak.

10
11
DAFTAR PUSTAKA
Chamidah, A. N. (2012). Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. In
JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) (Vol. 4, Issue 3). https://doi.org/10.21831/jpk.v4i3.789
dr. Awi Muliadi Wijaya, M. (2021). K e b u t u h a n D a s a r A n a k u n t u k Tu m b u h K e m
b a n g Ya n g O p t i m a l . 1–8.
Kania, N. (2006). Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Mencapai Tumbuh Kembang Yang
Optimal. Universitas Padjajaran, 1–10.
https://pusatkemandiriananak.com/definisi-dan-pendapat-para-ahli-tentang-pengasuhan-
parenting/ (diakses tanggal 05 Oktober 2021)
https://www.cussonskids.co.id/perkembangan-anak/ (diakses tanggal 05 Oktober 2021)
https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/peran-keluarga-dalam-upaya-tumbuh-kembang-
anak/
http://fppsi.um.ac.id/?p=1274 (diakses tanggal 05 Oktober 2021)
http://m.harnas.co/2021/03/25/aktivitas-sejak-balita-optimasi-tumbuh-kembang-anak
(diakses tanggal 05 Oktober 2021)

12

Anda mungkin juga menyukai