Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan & Kelangsungan Hidup Anak
Disusun Oleh
Kelompok 12 :
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata‟ala yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kesehatan &
Kelangsungan Hidup Anak tentang “Tumbuh Kembang Anak (Asah Asih Asuh)”.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu Ibu Nur Asiah, SKm, M.Kes. kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang serta
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.3. Tujuan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
BAB III 10
PENUTUP 10
3.1. Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui penjelasan umum mengenai tumbuh kembang anak (asah, asih,
asuh).
b. Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Kesehatan dan Kelangsungan
Hidup Anak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
● merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel
inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.- stimulasi mental secara dini
akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur,
moral, agama dan etika, kepribadian,
● ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
4
e. Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.
Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali
setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan
Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah
penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
5
anak dihabiskan di sekolah, sehingga diharapkan sekolah dan guru memberikan
pengaruh yang baik terhadap anak. Namun pada saat ini pengaruh guru semakin
menurun, anak sekarang lebih dipengaruhi oleh teman sebaya (Sarwono, 2013).
Sehingga banyak guru dan sekolah yang merasa kewalahan dalam menangani
siswanya, seperti yang seringkali terjadi pada siswa-siswa yang terlibat tawuran antar
siswa dalam kondisi masih mengenakan seragam sekolah. Hal ini umumnya terjadi di
kota-kota, yang memiliki banyak memberikan rangsang sosial yang sangat menarik
perhatian anak seperti mall, pusat – pusat berbelanjaan, pusat hiburan dan lain – lain.
c. Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya
Selain ada dampak positif dari teman sebaya, beberapa ahli menekankan
pengaruh negatif dari teman sebaya pada perkembangan remaja. Remaja yang
mengalami penolakan dan pengabaian oleh teman sebaya memunculkan perasaan
kesepian atau permusuhan yang dihubungkan dengan kesehatan mental dan problem
kejahatan. Teman sebaya dapat mengenalkan remaja pada alkohol, narkoba,
kenakalan, dan berbagai bentuk perilaku maladaptive (Santrock, 2003), seperti
pencurian,perilaku asusila bahkan kekerasan dan pembunuhan. Pada masa remaja,
berkembang sikap konformitas yang merupakan kecenderungan untuk mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan teman sebayanya,
sehingga bila teman sebaya merupakan anak-anak yang delinkuen maka mereka akan
cenderung untuk ikut menjadi delinkuen.
d. Pengaruh Lingkungan Sosial
Perkembangan dunia saat ini memberikan lingkungan sosial terbaik sekaligus
terburuk bagi Anak/remaja. Kemudahan dalam mengakses informasi dan pengetahuan
dapat menjadi hal yang berbahaya bagi remaja, bila dalam memilih informasi dan
pengetahuan tidak mendapatkan bimbingan dari orang dewasa di sekitarnya. Banyak
Anak/Remaja yang mengambil informasi dan pengetahuan yang salah atau tidak tepat
bagi usianya, sehingga terjerumus dalam perilaku, gaya hidup atau ideologi yang
tidak bisa diterima oleh masyarakat seperti gaya hidup free sex, penggunaan narkoba
atau terlibat dengan kelompok-kelompok terorisme dan kriminal. Melalui media,
Anak/Remaja dihadapkan pada pilihan gaya hidup yang kompleks (Sandrock, 2003).
Banyak Anak/Remaja yang menghadapi godaan-godaan ini, termasuk aktifitas sexual
pada usia yang semakin muda. Tayangan sebagian besar stasiun televisi yang berbau
kekerasan dan seks yang dilakukan oleh selebritis, tokoh publik maupun masyarakat
lainnya, mengakibatkan pesan-pesan yang disampaikan media terkait dengan
6
kekerasan dari tokoh-tokoh yang seharusnya menjadi model bagi tumbuh kembang
Anak/Remaja tertanam sangat kuat dalam benak mereka. Klip musik, iklan, film atau
sinetron seringkali menampilkan adegan seks bebas, perselingkuhan, kekerasan,
transgender, pembunuhan dan kriminalitas yang diekspos secara vulgar juga menjadi
faktor yang dapat mendorong Anak/Remaja untuk mencoba-coba atau menirunya.
Dalam belajar sosial (Bandura dalam Sandrock, 2003), fungsi role model sangat
penting.
e. Pengaruh Budaya
Kondisi kemiskinan ini menurut Lewis (1988; Hughes dalam McShane dan
Williams III, 2007) memunculkan budaya kemiskinan. Dalam budaya kemiskinan,
orang tua tidak mengajarkan norma dan nilai-nilai sosial yang dianut oleh masyarakat.
Kesibukan orang tua untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan tekanan hidup yang
berat sebagai pencari nafkah tunggal karena perceraian atau meninggal, menyebabkan
ayah/ibu tidak memberikan perhatian terhadap anak, sehingga membiarkan anak
tumbuh tanpa perhatian, kasih sayang dan bimbingan orang tua. Orang tua juga tidak
peduli dengan keadaan dan perilaku anak, tidak ada komunikasi, kontrol, pembatasan
dan pembentukan perilaku anak dari orang tua.
Menurut Bing (dalam McShane dan Williams III, 2007), keluarga dengan
pendapatan yang rendah, khususnya orang tua tunggal, berhubungan dengan
kejahatan dan kriminalitas. Orang miskin dalam kesehariannya berjuang untuk dapat
bertahan hidup, sehingga tingkat stress dan frustrasi yang dialami menyebabkan
mereka menjadi orang tua yang tidak bijaksana dan menghasilkan kekerasan terhadap
anak. Isu kekerasan atau penolakan terhadap anak ditunjukkan oleh penelitian Slack
(dikutip Bing dalam McShane dan Williams III, 2007) yang menganalisis bahwa
orang yang tidak beruntung secara ekonomi dilaporkan lebih banyak yang melakukan
kekerasan fisik. Selanjutnya dijelaskan bahwa orang tua tanpa pekerjaan, lebih kasar
dalam memperlakukan anaknya. Disiplin yang kasar ini dipercaya berhubungan
dengan rasa frustrasi terhadap keadaan keuangannya. Sebaliknya, pekerjaan yang
mengurangi stres keuangan secara tidak langsung berhubungan dengan teknik pola
asuh yang digunakan oleh orang tua. Keadaan ekonomi orang tua memberikan
lingkungan sosial/ekonomi yang mempengaruhi tindak kriminalitas anak.
7
2.3. Optimasi Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang anak usia dini yang optimal bergantung pada perilaku sehat
yang dilakukan. Termasuk di antaranya perilaku makan dan minum, kebersihan diri
dan keseimbangan yakni istirahat, tidur yang cukup dan pentingnya stimulasi motorik
pada anak usia dini. Tahap perkembangan motorik setiap anak pun berbeda. Misalnya,
untuk anak 0-1 tahun tahapan dimulai dengan anak mampu mengangkat kepalanya
tanpa dibantu hingga mulai merangkak, berdiri atau dapat memasukkan benda ke
dalam mulut secara mandiri. Untuk anak 1-2 tahun, tahapan perkembangan motorik
ditandai dengan berjalan dengan memegang benda, menendang, hingga melempar
bola. Sedangkan untuk anak 2-3 tahun mereka akan lebih lancar memanjat, melompat,
berlari, bersepeda roda 3, dan makan sendiri. Agar anak dapat sering diajak
beraktivitias fisik di luar ruang (outdoor). Pun orangtua sebagai role model juga
selayaknya memerankan gaya hidup aktif. Termasuk mendampingi sang buah hati
saat berkegiatan.
Pola Makan dan Tidur, agar tumbuh sehat secara fisik dan mental, anak
memerlukan asupan gizi yang seimbang dan pola tidur yang benar. Namun, masih
banyak kaum Ibu khususnya yang baru menjalani peran sebagai ibu baru, kurang
memahami cara mengatur pola makan dan tidur yang tepat untuk sang buah hati.
Terlebih, untuk para Ibu yang masih harus bekerja dari rumah selama masa pandemi
ini, seringkali jam kerja, jam makan dan jam tidur Ibu ikut berantakan. Hal ini
tentunya berdampak pada kualitas nutrisi yang diberikan kepada anak. Untuk itu,
penting bagi orang tua khususnya kaum Ibu memahami jadwal tidur dan makan yang
tepat pada bayi hingga transisinya menjadi balita agar mereka pun memiliki waktu
istirahat yang cukup.
2.4. Pengasuhan Anak
Pengasuhan anak adalah segala tindakan yang menjadi bagian dalam proses
interaksi yang berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak
tapi juga bagi orang tua. yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak yang
dilakukan sejak awal anak dilahirkan hingga dewasa dalam rangka melindungi,
merawat, mengajari, mendisiplinkan dan memberi panduan.
Tujuannya adalah untuk memfasilitasi agar anak mampu bertanggung jawab
(mandiri) dan berkontribusi sebagai bagian dari masyarakat yang tidak pernah lepas
8
dalam melaksanakan nilai-nilainya sebagai hamba Allah.(sesuai dengan jaman
dimana mereka akan hidup) dengan melibatkan tiga kunci pengasuhan yaitu:
a. Upaya memenuhi kebutuhan anak untuk kesejahteraan jasmani, rohani, sosial dan
emosionalnya. Dan melindungi anak, melalui menghindarkan dari potensi kecelakaan/
bahaya atau pelecehan.
b. Memberikan aturan dan memastikan bahwa aturan terkontrol serta mampu
ditegakkan.
c. Mendukung anak, mampu mengembangkan potensi dalam dirinya.Dimana, jika hal
ini dilakukan dengan benar, maka anak-anak dalam pengasuhan mampu menjadi
generasi terbaik dan juga menjadi penyejuk mata serta hati orangtua.
Orangtua merupakan guru pertama untuk anak dalam mempelajari banyak hal,
baik secara akademik maupun kehidupan secara umum. Itulah mengapa, orangtua
punya tanggung jawab besar dalam memberikan asuhan yang tepat untuk anak. Setiap
orangtua perlu punya dasar pola asuh yang baik agar anak bisa tumbuh menjadi
pribadi yang bisa dan sesuai dengan masyarakat. Masing-masing orangtua tentu
berhak memutuskan pola asuh yang tepat untuk buah hati mereka. Baik itu pola asuh
yang permisif, otoriter, atau autoritatif, bisa dipilih untuk mendidik dan membesarkan
Si Kecil. Yang perlu diingat, pola asuh akan memengaruhi kepribadian dan karakter
anak di masa mendatang.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perkembangan anak adalah proses dimana anak mengalami perubahan
seiring berjalannya waktu yang mengacu pada perubahan biologis, psikologis dan
emosional. Kebutuhan-kebutuhan dasar anak untuk pertumbuhan yang optimal
meliputi kebutuhan stimulasi (Asah), kenutuhan emosi dan kasih sayang (Asih) dan
kebutuhan fisik sampai biologis (Asuh).
Pengaruh lingkungan terhadap tumbuh kembang anak meliputi lingkungan
keluarga, sekolah/pendidikan, teman sebayan, lingkungan sosial dan budaya.
Tumbuh kembang anak usia dini yang optimal bergantung pada perilaku sehat yang
dilakukan. Termasuk di antaranya perilaku makan dan minum, kebersihan diri dan
keseimbangan yakni istirahat, tidur yang cukup dan pentingnya stimulasi motorik
pada anak.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Chamidah, A. N. (2012). Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. In
JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) (Vol. 4, Issue 3). https://doi.org/10.21831/jpk.v4i3.789
dr. Awi Muliadi Wijaya, M. (2021). K e b u t u h a n D a s a r A n a k u n t u k Tu m b u h K e m
b a n g Ya n g O p t i m a l . 1–8.
Kania, N. (2006). Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Mencapai Tumbuh Kembang Yang
Optimal. Universitas Padjajaran, 1–10.
https://pusatkemandiriananak.com/definisi-dan-pendapat-para-ahli-tentang-pengasuhan-
parenting/ (diakses tanggal 05 Oktober 2021)
https://www.cussonskids.co.id/perkembangan-anak/ (diakses tanggal 05 Oktober 2021)
https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/peran-keluarga-dalam-upaya-tumbuh-kembang-
anak/
http://fppsi.um.ac.id/?p=1274 (diakses tanggal 05 Oktober 2021)
http://m.harnas.co/2021/03/25/aktivitas-sejak-balita-optimasi-tumbuh-kembang-anak
(diakses tanggal 05 Oktober 2021)
12