Anda di halaman 1dari 16

Perilaku

Remaja
Mengenai
Kesehatan
Reproduksi dan
KB 10
Kelompok

Ansiya Dais
Ariani Shni ta
A Devi
Wualndari
M. Annas
Point
Pembahasan
sikap laki-laki dan perempuan dalam sikap laki-laki dan perempuan terhadap
menghadapi suatu masalah kesehatan pengobatan dan akses pelayanan
reproduksi dan KB kesehatan reproduksi dan KB

sikap masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan sikap petugas kesehatan dalam
yang mempunyai masalah dalam kesehatan memperilakukan laki-laki dan perempuan
reproduksi dan KB dalam kesehatan reproduksi dan KB

perilaku mencari upaya kesehatan reproduksi dan


KB
kebanyakan remaja laki-laki maupun perempuan sudah
memahami tentang masalah kesehatan reproduksinya,
akan tetapi kesulitan bercerita atau bertanya yang
membuat mereka kekurangan informasi dari orang yang
tepat.
Adanya faktor stereotype yang membuat
pararemaja memilih tempat terpercaya
mereka untuk bercerita tanpa menghakimi
Kebanyakan remaja laki-laki maupun perempuantelah mengetahui
penggunaan alat kontrasepsi dan KB. Hal itu diketahui melalui iklan
di tv ataupundari majalah.

Kebanyakan dari mereka memberi pandangan positif


tentang KBdan alat kontrasepsi

Tetapi, pengetahuan tentang alat kontrasepsi dan KByang


masih setengah-setengah membuatmereka penasaran dan malah
ingin mencobabahkan menimbulkan persepsi yang salah
Unmet
Need?
kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya, mencakup
semua pria atau wanitausia subur yang
sudah menikah atau hidupbersama dan
dianggap aktif secara seksual yangtidak
menggunakan metode kontrasepsi,
baik yangtidak ingin punya anak lagi
ataupun menundakelahiran berikutnya.
Angka unmet need mencapai 11 persen dengan 4 persen untuk penjarangan dan 7 persen
untukpembatasan. Angka ini meningkat dibanding darihasil survey sebelumnya yaitu 8,6 persen.

Daerah unmet need tinggi di Indonesia tersebar di 10 provinsi di Indonesia yaitu Jambi, Jawa
Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Timur dan DI Yogyakarta.

BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need ini karena merupakan salah
satu faktorpenyebab 75 persen kematian ibu di Indonesia danjuga di dunia.

Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkatmenjadi 359/100.000 kelahiran hidup dan


bilaunmet need tidak segera ditangani, maka angka iniakan makin tinggi.
Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang
besar untuk hamil dan mengalamikomplikasi dalam masa
kehamilan, persalinan dan nifas.

Tingginya unmet need selain karena sosial demografi dan


ekonomi juga karena akses layanan, kualitas suplai dan
pelayanan KB, kurangnya informasi, pertentangan di keluarga
dan masyarakat, hambatan dari suami, keluarga dankomunitas
serta rendahnya persepsi terhadapresiko kehamilan.
Faktor rendahnya pengguna KBpada laki-
laki
- Masih memandang rendah penggunaan KB pada pria
yang disebabkanoleh kondisi lingkungan, sosial budaya,
masyarakat serta keluargayang menganggap penggunaan
KB pada pria tidak penting
-Pengetahuan dan kesadaran pria akan KB masih rendah
terhadapinformasi dan pelayanan KB
-Adanya keterbatasan jenis kontrasepsi pria dan persepsi
yang adadimasyarakat masih kurang menguntungkan
untuk pria
-Dukungan politas dan oprasional masih rendah disemua
tingkatan.
- Sikap pria terhadap penggunaan KB (positif) berupa
mengakui, menyutujui sertamelaksanakan norma yang
berlaku dimanaindividu tersebut berada, sedangkan
sikap priaterhadap penggunaan Kb (negatif)
akanmenunjukan atau memperlihatkan penolakanatau
tidak menyutujui terhadap norma yang berlaku.

- Sikap perempuan terhadap pengguna kb (positif)


berupa memiliki pengetahuan yang baik tentang
penggunaan Kb namun masih kurangnya motivasi,
sedangkan sikap perempuan terhadappengguna KB
(negatif) masih beranggapanbahwa tidak baik menolak
rezeki, factor lingkungan yang tidak mendukung.
1.Promosi dan konseling untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, sikap,
dan perilaku pria/suami dan perempuan/istriserta remaja.
2.Pengembangan pelayanan di tempat kerja, untuk meningkatkanakses pria
terhadap informasi dan pelayanan KB dan kesehatanreproduksi
3.Pengembangan jaringan informasi dan komunikasi bagipria/suami di
masyarakat dalam bentuk kelompok seminar ataukelompok sebaya.
4.Pengembangan pelayanan KBB dan kesehatan reproduksiberwawasan gender,
sehingga pria/suami mempunyai aksesyang sama denan perempuan/istri dalam
memperolehpelayanan.
Tem
ri a
Kash i

Anda mungkin juga menyukai