Anda di halaman 1dari 191

KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI

Indriyani Makmun, S.ST., M.Keb


Who, (2007) konsep kesehatan reproduksi menyangkut proses,
fungsi dan sistem reproduksi pada seluruh tahap kehidupan.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan


fisik, mental, dan sosial yang utuh, dan bukan hanya
tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala
hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan
fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Ruang lingkup Kesehatan Reproduksi
• Ruang lingkup Kesehatan Reproduksi…..sangat luas
sesuai dengan definisinya, karena mencakup
keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga
mati, sehingga ruang lingkup Kesehatan Reproduksi
lebih rinci digunakan “pendekatan siklus hidup”
(Life Cycle Approach)
Artinya……………………..
• Memperhatikan kekhususan, kebutuhan,
penanganan sistem Reproduksi pada setiap fase
kehidupan, serta berkesinambungan antara fase
kehidupan tersebut.
Pendekatan Siklus Hidup
Anak Usia sekolah
Usia Remaja
3 2
2
Usia SUbur Anak & Balita
4

2
Bayi

Usia Lanjut
5 2
Bayi Menyusui,Asi Ekslusif
Dan Ibu menyusi
2
1 BBL (dan BULIN )
Konsepsi
( Ibu Hamil & janin )
• Pendekatan siklus hidup kesehatan reproduksi, u/ laki-
laki dan perempuan dgn memperhatikan hak reproduksi
perorangan.
• Perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan
dgn laki-laki, k/ kodratnya; haid, hamil, melahirkan,
menyusui dan mengalami menopause, sehingga
memerlukan pemeliharaan kesehatan yg lebih insentif
selama hidupnya.
• Ini berarti pada masa-masa kritis, spt, pd saat kehamilan,
terutama sekitar prsalinan, diperlukan perhatian khusus
thd perempuan.
Dalam pendekatan siklus hidup dikenal ada lima
tahap yaitu antara lain :
1. Konsepsi
- Perlakuan terhadap janin laki/perempuan
- Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas
serta pelayanan bayi baru lahir.
2. Bayi dan anak
- ASI Ekslusif dan penyapihan yang layak
- Pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian
gizi yang seimbang
- Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit.
- Pencegahan dan penanggulanggan kekerasan.
- Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak
laki-laki dan perempuan.
3.Remaja
- Gizi seimbang
- Informasi tentang Kesehatan Reproduksi
- Pencegahan kekerasan termasuk seksual
- Pencegahan ketergantungan Nafza
- Perkawinan pada usia remaja
- Pendidikan, peningkatan keterampilan
- Peningkatan penghargaan diri
- Peningkatan pertahanan terhadap ancaman dan godaan.
4. Usia Subur
- Kehamilan, persalinan aman
- Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan
pada ibu dan bayi
- Pencegahan terhadap PMS/ HIV/ AIDS
- Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan
dengan penggunaan alat kontrasepsi (Keluarga
Berencana
- Pelayanan Kesehatan Reproduksi berkualitas
- Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
secara rasional
- Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
- Pencegahan dan manajemen Infertilitas.
5. Usia Lanjut
Empat komponen prioritas Kesehatan Reproduksi yaitu:
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi remaja
4. Pencegahan dan penanganan penyakit menular
seksual termasuk HIV/ AIDS.
Pelayanan yang mencakup empat komponen prioritas
disebut Kesehatan Reproduksi Essensial (PKRE),
jika PKRE ditambah dengan pelayanan Kesehatan
Reproduksi bagi usia lanjut maka pelayanan yang
diberikan disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Konprehensif (PKRK). Pelayan Kesehatan Reproduksi
diupayakan agar dapat diberikan secara terpadu,
berkualitas dan memperhatikan hak Reproduksi
perorangan.
Hak – Hak Reproduksi
Hak – hak reproduksi yg dirumuskan oleh WHO/SEARO 1995, terdiri dari 4
ha: sbg brkt:
• Perempuan berhak mempunyai otonomi dan pilihan sendiri
tentang fungsi & proses reproduksi.
• Perempuan berhak memutuskan secara bertanggung jawab
apakah ingin, bagaimana, kpn mempunyai anak & jmlhnya.
• Laki-laki bertanggung jawab secara individu & sosial ata
perilaku seksual & fertilitas mereka serta akibatnya pada
kesehatan & kesejahteraan pasangan & anak-anaknya.
• Keputusan reproduksi yg diambil seorang perempuan patut
dihormati, perempuan perlu diberikan informasi & otoritas
untuk membuat keputusan sendiri tentang reproduksi yg
sesuai dgn kebutuhan kesehatan reproduksinya.
HAK-HAK REPRODUKSI & SEKSUAL {IPPF}
Hak untuk hidu
Hak kebebasan berfikir
Hak mendapatkan Hak atas informasi & edukasi
kebebasan & kedamaian
Hak untuk memutuskan apakah
Hak atas kesetaraan & ingin & kpn utnuk punya anak
terbebas dr segala bentuk Hak atas pelayanan & proteksi
diskriminasi kesehatan
Hak privasi Hak atas kebebasan berserikat &
Hak memilih untuk berpartisipasi dlm arena politik;
menikah/tdk & untuk dan
membentuk & Hak untuk terbebas dari
kesakitan dan salah dalam
merencanakan sebuah
pengobatan
keluarga
Hak untuk menikmati
kemajuan ilmu
pengetahuan
Hak – hak ibu hamil
• Diberi informasi ttg:
1. Kemungkinan efek, risiko atau bahaya pd dirinya
atau janinnya/bayinya yg akan dilahirkan sbg
akibat dr penggunakan obat atau prosedur
2. Pilihan pengobatan yg dpt digunakan bg
pengganti obat atau prosedur tindakan
kebidanan.
3. Obat2an yg diminumnya kemungkinan
mempunyai efek merugikan pd janinnya.
4. Upaya meminimalkan gerakan bayi,
penggunaan obat yg menguntungkan bg
bynya
5. Jika ada ktdk pastian keamanan suatu
prosedur/ pengobatan thdp dirinya, janin
maupun bayinya.
6. Merek dagang/nama generik obat sblm
diberikan
7. Memutuskan utk menerima/menolak risiko dr
suatu prosedur/pengobatan.
8. Mengetahui nama & kualifikasi seseorang yg memberikan
obat
9. Alasan pelaksanaan prosedur tindakan/pemberian obat
10. Ditemani selama melahirkan
11. Memilih posisi selama proses persalinan & melahirkan
12. Bayi dirawat didekat tempat tdr ibunya
13. Nama & kualifikasi seseorang yg menolong kelahiran
bayinya
14. Jika ada hal-hal yg diketahui ttg perawatan/kondisi
dirinya/bynya yg mgkn dpt menyulitkan di kemudian hari
15. Memperoleh cttn RS ttg dirinya & bynya secara lengkap,
akurat, & jelas serta disiapkan oleh RS
16. Mendapatkan informasi rekam medis RS dgn lengkap
Contoh bentuk Pelanggaran
• Sebelum kelahiran : upaya aborsi
• Masa neonatus & bayi : Pembunuhan bayi, ditelantarkan {tdk
dirawat, tdk diberi cukup nutrisi}
• Masa nak-anak : Malnutrisi, Sunat pd perempuan
• Masa remaja : pemaksaan prostitusi, kawin muda, perkosaan,
psikologis
• Masa usia produktif : pembunuhan untuk kehormatan,
kekerasan seksual, perkosaan, traficking, pelecehan seksual
• Masa usia lanjut : kekerasan terhadap janda atau usila
Elemen-elemen pelayanan kesehatan reproduksi dlm pelayanan
kesehatan dasar
• Pelayanan & konseling, informasi, edukasi & komunikasi KB yg
berkualitas
• Pelayanan Prenatal, persalinan & post partum yg aman
termasuk menyusui
• Pencegahan & pengobatan kemandulan
• Pencegahan & penanganan aborsi tidak aman
• Pelayanan Aborsi aman, bl tdk melanggar hukum
• Pengobatan ISR, IMS & kondisi-kondisi lain dr sistem
reproduksi
• Informasi & konseling seksualitas, orang tua yg
bertanggung jawab serta kesehatan reproduksi &
seksual
• Pensegahan secara aktif praktek-pratek berbahaya
seperti mutilasi kelamin,
• Rujukan pelayanan tambahan untuk komlikasi KB,
kehamilan, persalinan & aborsi, kemandulan, ISR,
IMS & HIV/AIDS, serta kanker system reproduksi &
• Jika mgkn, program KR & KB harus mencangkup
fasilitas untuk diagnosis & pengobatan IMS yg
umum, seiring dgn meningkatnya risiko tertular HIV
Upaya pendekatan akses Paket Kesehatan Reproduksi
I. Pelayanan Kesehatan Primer ditingkat Kecamatan :
KB/pengaturan kesuburan yg ditawarkan pd laki-laki &
perempuan, berbagai pilihan metode yg dpt diterima serta
tdk bertentangan dgn hukum.
Pelayanan Kesehatan yg aman untuk perempuan selama
kehamilan, persalinan dan menyusui, sehingga memungkinkan
pasangan memiliki bayi sehat
Pelayanan penanganan IMS termasik HIV/AIDS untuk laki-
laki dan perempuan yg bersifat rahasia & tdk menghakimi
Pelayanan remaja yg memungkinkan anak muda perempuan &
laki-laki mengakses pelayanan yg sesuai tanpa mengalami
diskriminasi/pelecehan
Upaya pendekatan akses Paket Kesehatan Reproduksi

II. Pelayanan Kesehatan Sekunder ditgkt Kabupatan:


diagnosis & penanganan segala kondisi dlm
sistem reproduksi yg tdk dpt ditangani di tgkt
pelayanan dasar, misalnya:
Diagnosis & penanganan komplikasi kehamilan &
persalinan
Diagnosis & penanganan komplikasi PMS
termasuk HIV/AIDS
Diagnosis & penanganan kemandulan
Diagnosis & penanganan kanker sistem
reproduksi & payudara
Pengaruh Buruk akibat terjadinya Hubungan
Seks Pranikah bagi Remaja
• Dari segi kesehatan reproduksi, prilaku ingin
mencoba-coba seks merupakan hal yg sangat rawan,
k/ dpt membawa akibat yg sangat buruk dan
merugikan masa depan remaja., khususnya remaja
putri. Kematangan organ tubuh dpt berpengaruh
buruk bila remaja tak mampu mengendalikan
rangsangan seksualnya, shg tergoda u/ melakukan
hubungan seks pranikah. Hal ini menimbulkan akibat
yg dpt dirasakan bukan saja o/ pasangan, khususnya
remaja putri, tetapi juga ortu, keluarga, bahkan
masyarakat.
Akibat Hubungan Seks Pranikah :

• Bagi Remaja :
 Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita
tdk perawan
 Menambah risiko tertular penyakit menular seksual.
 Remaja putri akan terancam pada kehamilan yg tdk
diinginkan, keugguguran kehamilan yg tdk diinginkan/tdk
aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia,
kemandulan dan kematian k/ perdarahan/keracunan
kehamilan.
 Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa,
hilang harapan masa depan ).
• Kemungkinan hilangnya kesempatan u/
melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja.
• Melahirkan bayi yg kurang/tidak sehat.
• BAGI KELUARGA “
* Menimbulkan aib keluarga
* Menambah beban ekonomi keluarga.
* Pengaruh kejiwaan bagi anak yg dilahirkan
akibat tekanan masyarakat di lingkungan (ejekan).
• BAGI MASYARAKAT
* Meningkatkan remaja putus sekolah, sehingga
kualitas masyarakat menurun.
* Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi.
* Menambah beban ekonomi masyarakat shg
derajat kesejahteraan masyarakat menurun.
• PEMBINAAN KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA……Bertujuan u/ memberikan informasi dan
pengetahuan yg berhubungan dgn prilaku hidup
sehat bagi...
• Lanjutan….., disamping mengatasi masalah yg
ada. Dgn pengetahuan yg memadai dan adanya
motivasi u/ menjalani masa remaja secara
sehat, para remaja diharapkan mampu
memelihara kesehatan dirinya agar dapat
memasuki masa kehidupan berkeluarga dgn
reproduksi yg sehat.
Pembekalan Pengetahuan yg Diperlukan
Remaja :
1. Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan
seksual remaja. Pembekalan pengetahuan ttg
perubahan yg terjadi secara fisik, kejiwaan dan
kematangan seksual akan memudahkan remaja u/
memahami serta mengatasi berbagai masalah yg
membingungkannya, informasi ttg haid, mimpi
basah, serta ttg alat reproduksi remaja laki-laki dan
perempuan perlu diperoleh setiap remaja.
2. Proses reproduksi yg bertanggung jawab. Manusia
secara biologis mempunyai kebutuhan seksual.
Remaja perlu mengendalikan naluri seksualnya dan
menyalurkannya ke kegiatan yg positif, seperti olah
raga dan mengembangkan hobi yg membangaun.
Penyaluran yg berupa hubungan seksual dilakukan
setelah berkeluarga u/ melanjutkan keturunan.
3. Pergaulan yg sehat antara remaja laki-laki dan
perempuan serta kewaspadaan terhadap
masalah ….remaja memerlukan informasi tsb
agar selalu waspada dan berprilaku reproduksi
sehat dlm bergaul dgn lawan jenisnya…..
4. Persiapan Pranikah. Informasi ttg hal ini
diperlukan agar calon pengantin lebih siap
secara mental dan emosional dlm memasuki
kehidupan keluarga di masa depan.
ISU-ISU KESEHATAN WANITA

Oleh :
Indriyani Makmun, S.ST., M.Keb
1. Kekerasan
TUJUAN 2. Perkosaan dan Pelecehan seksual
PEMBELAJARAN 3. Single Parent
4. Perkembangan seksual yang
menyimpang
5. Wanita seks komersial
1. Kekerasan pada perempuan

Pengertian Kekerasan Pada Perempuan

Kekerasan terhadap perempuan adalah segala bentuk


kekerasan berbasis gender yang berakibat menyakiti
secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap
perempuan, termasuk ancaman dari tidakan tersebut,
pemaksaan atau perampasan semena-mena kebebasan,
baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun
dalam kehidupan pribadi.
Lanjutan……….
Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau dikenal dengan Nama
UU PKDRT ini melarang tindakan kekerasan dalam rumah
tangga dengan cara kekerasan fisik, psikis, seksual atau
penelantaran dalam rumah tangga.terhadap orang-orang dalam
lingkup rumah tangga seperti;
a. suami,
b. istri,
c. anak
d. serta orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga
karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan,
perwalian, menetap dalam rumah tangga serta orang yang
bekerja membantu dan menetap dalam rumah tangga
tersebut.
Bentuk dan Jenis Kekerasan

1. Kekerasan Fisik
Berupa tindakan seperti pemukulan, penyiksaan dan lain
sebagainya yang menimbulkan deraan fisik bagi perempuan
yang menjadi korban, contohnya memukul, menampar,
mencekik, menendang, dan sebagainya.
2. Kekerasan Psikologis
Kekerasan Psikologis yaitu suatu tindakan penyiksaan secara
verbal seperti menghina, berteriak, menyumpah, mengancam,
melecehkan, berkata kasar dan kotor yang mengakibatkan
menurunnya rasa percaya diri, meningkatkan rasa takut,
hilangnya kemampuan untuk bertindak dan tidak berdaya
3. Kekerasan seksual
Tindakan agresi seksual seperti melakukan
tindakan yang mengarah keajakan/ desakan
seksual seperti menyentuh, mencium, memaksa
berhubungan seks tanpa persetujuan korban dan
lain sebagainya.
4. Kekerasan Finansial
Kekerasan Finansial dapat berupa mengambil
barang korban, menahan atau tidak memberikan
pemenuhan kebutuhan finansial dan sebagainya
5. Kekerasan Spiritual
Kekerasan Spiritual dapat berupa merendahkan
keyakinan dan kepercayaan korban, memaksa
korban, memaksa korban mempraktekkan ritual
dan keyakinan tertentu.
Faktor Penyebab
Terjadinya kekerasan terhadap perempuan paling tidak
dipicu oleh :

a. Faktor eksternal
Masih adanya pola pikir lingkungan terhadap sosok
perempuan yg telah dibangun baik secara sosial maupun
kultural. Perempuan dianggap lemah lembut, cantik dan
emosional, sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional,
dan jantan.
b. Faktor internal
Perempuan seringkali memancing terjadinya kekrasan
pada dirinya. Contohnya kasus perkosaan yang dsebabkan
perempuan memakai pakaian yang memperlihatkan
bagian-bagian tubuhnya.
c. Budaya
• Munculnya anggapan bahwa posisi perempuan lebih
rendah daripada laki-laki.
• Lemahnya posisi perempuan merupakan konsekuensi
dari adanya nilai-nilai budaya yang dilestarikan melalui
proses sosialisasi dan reproduksi dalam berbagai bentuk
oleh masyarakat maupun negara.
Selain tersebut diatas, faktor lain yang menyebabkan
terjadinya kekerasan pada perempuan :

a. Kemandirian ekonomi istri


 Secara umum ketergantungan istri terhadap suami dapat
menjadi penyebab terjadi kekerasan, akan tetapi tidak
sepenuhnya demikian karena kemandirian istri juga
dapat menyebabkan istri menerima kekerasan oleh
suami.
b. Karena pekerjaan istri
 Istri bekerja diluar rumah dapat menyebabkan istri
menjadi korban kekerasan .
c. Perselingkuhan suami
• Perselingkuhan suami dengan perempuan lain atau
suami kawin lagi dapat melakukan kekerasan terhadap
istri.
2. Perkosaan & Pelecehan seksual

• Pelecehan seksual adalah perilaku atau


tindakan yang mengganggu, menjengkelkan
dan tidak diundang yang dilakukan seseorang
atau sekelompok orang terhadap pihak pihak
lain, yang berkaitan langsung dengan jenis
kelamin pihak yang diganggunya dan dirasakan
menurunkan martabat dan harkat diri orang
yang diganggunya.
Bentuk-bentuk Pelecehan Seksual
dan Perkosaan
a. Pelecehan seksual dibagi dalam 3 tingkatan :
1) Ringan, seperti godaan nakal, ajakan iseng dan
humor porno
2) Sedang, seperti memegang, menyentuh,
meraba bagian tubuh tertentu,hingga ajakan
serius untuk berkencan.
3) Berat, seperti perbuatan terang terangan dan
memaksa, penjamahan, hingga percobaan
pemerkosaan.
3. Single Parent
• Single parent adalah seseorang yang tidak
menikah atau berpisah yang telah memutuskan
sebagai orang tua tunggal dalam rumah tangga.
• Faktor penyebab:
1. Kehilangan pasangan akibat pasangan
meninggal
2. Perceraian
3. Pasangan tidak sah (kumpul kebo)
Masalah atau dampak yg terjadi

1. Ancaman kesehatan
Akibat peran ganda yang harus dijalani, wanita akan
mengalami gangguan seperti kelelahan, kecapean,
kurang gizi, sehingga mengakibatkan angka kesakitan
meningkat.
2. Emosi labil
Wanita merasa tidak senang atau tidak puas dengan
keadaan diri sendiri dan lingkungannya. Rasa tidak
puas ini mengakibatkan emosi wanita tersebut menjadi
labil dimana wanita akan mengalami perasaan cemas,
tidak berdaya dan depresi dan mudah tersinggung.
3. Peran Ganda
Dimana wanita tersebut harus berperan baik sebagai
ibu dan pendidik bagi anak-anaknya, sebagai kepala
keluarga, sebagai pengatur atau pengelola rumah
tangga dan sebagai pencari nafkah dalam mengatasi
masalah keluarga.
4. Perkembangan seksual yg menyimpang

• Istilah penyimpangan seksual (sexual deviation)


sering disebut juga dengan abnormalitas
seksual (sexual abnormality), ketidak wajaran
seksual (sexual perversion), dan kejahatan
seksual (sexual harassment).
• Penyimpangan seksual (deviasi seksual) bisa
didefinisikan sebagai dorongan dan kepuasan
seksual yang ditunjukan kepada obyek seksual
secara tidak wajar.
Perilaku Seksual yang menyimpang dapat
dilihat dari tiga kategori :
a. Dari cara penyaluran dorongan seksual:
1) Masochisme X Sadisme : Mendapatkan kepuasan dengan siksaan
secara fisik atau mental.
2) Eksibitionisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan
memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain.
3) Scoptophilia : Mendapatkan kepuasan seks dari melihat aktivitas
seksual.
4) Voyeurisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan melihat orang
telanjang.
5) Troilisme : Perilaku seks yang membagi partner seksual dengan
orang lain sementara orang lain menonton. Biasanya pasangan
yang melakukan aktivitas seksual pada waktu dan tempat yang
sama sehingga bisa saling menonton.
7) Seksualoralisme : Mendapatkan kepuasan
seks dari aplikasi mulut pada genitilia
partnernya.
8) Transvestisme : Mendapatkan kepuasan seks
dengan memakai pakaian dari lawan jenisnya.
9) Sodomi atau seksual analisme : Mendapatkan
kepuasan seks dengan melakukan hubungan
seksual melalui anus.
b. Dari orientasi atau sasaran seksual yang
menyimpang

1) Pedophilia : Seseorang dewasa mendapat kepuasan


seks dari hubungan dengan anak-anak.
2) Bestiality : Mendapatkan kepuasan seks dari hubungan
dengan binatang
3) Zoophilia : Mendapatkan kepuasan dengan melihat
aktivitas seksual dari binatang
4) Necriphilia : Mendapatkan kepuasan seks dengan
melihat mayat, coitus dengan mayat.
5) Pornography : Mendapatkan kepuasan seks dengan
melihat gambar porno lebih terpenuhi dibandingkan
dengan hubungan seksual yang normal.
5. Wanita seks komersial
• Pekerja Seks Komersial adalah wanita tuna
susila atau disebut juga pelacur adalah
perempuan yang menyerahkan badannya untuk
berbuat cabul dengan imbalan atau bayaran
• Beberapa penyebab timbulnya pelacuran antara
lain :
1) Tidak adanya undang-undang yang melarang
pelacuran, juga tidak adanya larangan-larangan
terhadap orang-orang yang melakukan
pelacuran.
2) Adanya keinginan dan dorongan manusia
untuk menyalurkan kebutuhan seks, khususnya
diluar ikatan perkawinan.
3) Memberontak terhadap otoritas orang tua.
4) Adanya kebutuhan seks yang normal akan
tetapi tidak dapat dipuaskan oleh pihak suami,
miaslnya karena suami impoten.
Masalah dan dampak Yang Akan
Dihadapi

1. Resiko tinggi tertular dan menularkan


penyakit menular seksual (PMS)
terutama penyakit kelamin seperti
Gonorrhoea, Sifilis, Herpes genitalia,
Condiloma akuminata dan Ulkus Mole.
2. Resiko terjadinya kehamilan yang tidak
diingikan
3. Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi.
Gonore

sifilis
candiloma

Ulkus mole
MEMAHAMI PERSPEKTIF
GENDER :
Membangun Relasi yang Adil Antara
Laki-laki dan Perempuan

Indriyani Makmun, S.ST.,M.Keb


GENDER
ISTILAH GENDER
 Pertama kali diperkenalkan oleh Robert
Stoller (1968) untuk memisahkan pencirian
manusia yang didasarkan pada pendefinisian
yang bersifat sosial budaya dengan ciri-ciri
fisik biologis.

 Gender adalah pandangan masyarakat tentang


perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab
antara perempuan dan atau laki–laki yang
merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan
dapat berubah dan atau diubah sesuai dengan
perkembangan zaman.
 Gender (Bahasa Inggris) yang diartikan sebagai jenis
kelamin. Namun jenis kelamin disini bukan seks secara
biologis, melainkan sosial budaya dan psikologis, tetapi
lebih memfokuskan perbedaan peranan antara pria
dengan wanita, yang dibentuk oleh masyarakat sesuai
dengan norma sosial dan nilai sosial budaya masyarakat
yang bersangkutan.
SEKS (Jenis Kelamin)
 Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang telah
ditentukan oleh Allah SWT berdasarkan fungsi biologis.
 Seks berarti pria ataupun wanita yang pembedaannya
berdasar pada jenis kelamin, sex lebih merujuk pada
pembedaan antara pria dan wanita berdasar pada jenis
kelamin yang ditandai oleh perbedaan anatomi tubuh
dan genetiknya. Perbedaan seperti ini lebih sering
disebut sebagai perbedaan secara biologis atau bersifat
kodrati dan sudah melekat pada masing-masing individu
sejak lahir.
PERBEDAAN JENIS KELAMIN - GENDER

JENIS KELAMIN (SEKS) GENDER


Perbedaan organ biologis Perbedaan peran, fungsi,
laki-laki dan perempuan dan tanggungjawab
khususnya pada laki-laki dan perempuan
bagian reproduksi. hasil konstruksi sosial

 Ciptaan Tuhan  Buatan manusia


 Bersifat kodrat  Tidak bersifat kodrat
 Tidak dapat berubah  Dapat berubah
 Tidak dapat ditukar  Dapat ditukar
 Berlaku sepanjang zaman  Tergantung waktu dan
& di mana saja budaya setempat
PERBEDAAN SEKS
Perempuan
Laki-laki

• payudara
• penis
• vagina
• testis • ovarium
• sperma • menstruasi
(kodrat) • sel telur

(kodrat)
Bukan kodrat tapi pilihan:
Perempuan : Bisa Hamil, Melahirkan & Menyusui (Peran isteri / Ibu).
Laki-laki : Bisa Membuahi sel telur (Peran suami / ayah).
PERBEDAAN PERAN GENDER
Laki-laki Perempuan

Maskulin : kuat, gagah, Feminin : lembut , perhatian,


perkasa, pemberani, tegas, perasa , emosional, mengalah,
rasional, terus terang, suka beraninya di belakang,
menantang, agresif, dst bergantung, submisif, dst

Harus berkerja di luar rumah Diberi tempat di dalam rumah


untuk kerja produksi / untuk kerja domestik dan
menghasilkan uang reproduksi

Karena harus menanggung Tidak perlu bekerja mencari


beban keluarga maka harus nafkah, kalaupun bekerja
diupah secara utuh dianggap sbg pelengkap

Melahirkan KETIDAKADILAN GENDER karena oleh


masyarakat sering disalahartikan sebagai “kodrat”
PEMBEDAAN SIFAT, FUNGSI, RUANG
DAN PERAN GENDER DALAM MASYARAKAT

LAKI-LAKI PEREMPUAN

SIFAT Maskulin Feminin

FUNGSI Produksi Reproduksi

RUANG
Publik Domestik
LINGKUP
TANGGUNG
Nafkah utama Nafkah tambahan
JAWAB
Budaya Yang Mempengaruhi
Gender
 Sebagian besar masyarakat menganut kepercayaan yang
salah tentang arti menjadi seorang wanita, dengan
akibat yang membahayakan kesehatan wanita.
 Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk
berpikir, berperasaan dan bertindak dengan pola-pola
tertentu dengan alasan mereka dilahirkan sebagai
wanita/pria.
 Contohnya wanita diharapkan untuk menyiapkan
masakan, merawat anak-anak dan suami.
 Sedangkan pria bertugas memberikan kesejahteraan
bagi keluarga serta melindungi keluarga dari ancaman.
 Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama
didalam suatu masyarakat, tergantung pada
tingkat pendidikan, suku dan umurnya,
contohnya: di dalam suatu masyarakat, wanita
dari suku tertentu biasanya bekerja menjadi
pembantu rumah tangga, sedang wanita lain
mempunyai pilihan yang lebih luas tentang
pekerjaan yang bisa mereka pegang.
 Peran gender diajarkan secara turun temurun
dari orang tua ke anaknya. Sejak anak berusia
muda, orang tua telah memberlakukan anak
perempuan dan laki-laki berbeda, meskipun
kadang tanpa mereka sadari.
Diskriminasi Gender
 Pada hakikatnya, manusia memiliki kedudukan yang
setara antara laki-laki dan perempuan. Keduanya
diciptakan dalam derajat, harkat, dan martabat yang
sama.
 Namun dalam perjalanan kehidupan manusia, banyak
terjadi perubahan peran dan status atas keduanya,
terutama dalam masyarakat. Proses tersebut lama
kelamaan menjadi kebiasaan dan membudaya.
 Dan berdampak pada terciptanya perlakuan diskriminatif
terhadap salah satu jenis kelamin sehingga muncul
istilah gender yang mengacu pada perbedaan peran
antara laki-laki dan perempuan yang terbentuk dari
proses perubahan peran dan status tadi baik secara
sosial ataupun budaya.
BENTUK-BENTUK
KETIDAKADILAN (DISKRIMINASI)
GENDER
• Marginalisasi
• Subordinasi
• Pelabelan/Citra Baku/Stereotype
• Beban Ganda/Double Burden
• Tindak Kekerasan/Violence
MARGINALISASI
PROSES PEMINGGIRAN AKIBAT PERBEDAAN JENIS
KELAMIN YANG MENGAKIBATKAN KEMISKINAN

 Kerja domestik tidak dihargai setara dengan pekerjaan


publik
 Perempuan sering tidak mempunyai akses terhadap
sumber daya ekonomi, waktu luang dan pengambilan
keputusan .
 Perempuan kurang didorong / atau memiliki kebebasan
kultural untuk memilih karir daripada rumah tangga atau
akan mendapat sanksi sosial.
 Perempuan sering mendapat upah yang lebih kecil
dibanding lelaki untuk jenis pekerjaan yang setara
MARGINALISASI / PEMINGGIRAN

 Perempuan sering menjadi korban pertama


jika terjadi PHK
 Izin usaha perempuan harus diketahui
ayah (jika masih lajang & suami jika sudah
menikah, permohonan kredit harus seizin
suami
 Pembatasan kesempatan di bidang
pekerjaan tertentu terhadap perempuan
 Ada beberapa pasal hukum dan tradisi yang
memperlakukan perempuan tidak setara
dengan laki-laki : harta waris, gono-gini, dst.
 Kemajuan teknologi sering meminggirkan
peranserta perempuan
SUBORDINASI /PENOMORDUAAN
• Masih sedikit perempuan yang berperan dalam
level pengambil keputusan dalam organisasi /
pekerjaan
• Perempuan yang tidak menikah atau tidak
punya anak dianggap lebih rendah secara
sosial sehingga ada alasan untuk poligami.
• Perempuan dibayar sebagai pekerja lajang atau
bahkan dikeluarkan karena alasan menikah
atau hamil,
• Beberapa pasal hukum tidak menganggap
perempuan setara dengan laki-laki misalnya :
pendirian izin usaha, pengelolaan harta (suami
wajib mengemudikan harta pribadi isteri)
STEREOTIPE (PELABELAN NEGATIF)

 Perempuan : sumur - dapur – kasur - macak - masak –


manak : “sekedar ibu rumah tangga” dan dianggap sebagai
pengangguran, kalaupun bekerja dianggap sebagai
perpanjangan peran domestik : guru TK, sekretaris, bagian
penjualan, dst.
 Perempuan emosional, tidak rasional dan tidak mandiri
sehingga tidak berhak pada fungsi perwakilan dan
pemimpin.
 Perempuan tidak mampu mengendalikan syahwat jika diberi
kekebasan : tradisi sunat perempuan, perda tentang
larangan keluar malam bagi perempuan, janda dianggap
sebagai berpotensi mengganggu rumah tangga orang.
 Pria: tulang punggung keluarga dan pencari nafkah tidak
peduli seperti apapun kondisinya, jika gagal dicap sbg “tidak
bertanggungjawab”.
 Pria : Kehebatannya dilekatkan pada kemampuan seksual
dan karirnya, menganggap “wajar” jika laki-laki menggoda
perempuan, selingkuh, poligami, dst.
DOUBLE BURDEN
(BEBAN GANDA)

Contoh:
a. Beban pekerjaan di rumah tidak berkurang
dengan adanya peran publik dan peran
pengelolaan komunitas (walaupun
perempuan telah masuk dalam peran
publik/meniti karier peran dalam rumah
tangga masih besar);
b. Pekerjaan dalam rumah tangga, sebagian
besar dikerjakan ibu dan anak perempuan
sedangkan ayah dan anak lelaki terbebas
dari pekerjaan domestik.
DOUBLE BURDEN (BEBAN GANDA)
 Perempuan sebagai perawat, pendidik anak,
pendamping suami, juga pencari nafkah tambahan,
 Perempuan pencari nafkah utama masih harus
mengerjakan tugas domestik,
 Lelaki meski bekerja sebagai mencari nafkah, tetap
harus terlibat dalam peran sosial kemasyarakatan,
karena tidak dapat diwakili oleh perempuan.
KONDISI PEREMPUAN
VIOLENCE / KEKERASAN THD PEREMPUAN
FISIK & NON FISIK

 Larangan untuk belajar atau mengembangkan karir


 Penggunaan istilah yang menyebut ciri fisik atau
status sosial : bahenol, janda kembang, perawan tua,
nenek lincah, dst,
 Tindakan yang diasosiasikan sebagai pernyataan
hasrat seksual : kerdipan, suitan, rangkulan, green
jokes,
 Pemaksaan atau sebaliknya pengabaian penggunaan
kontrasepsi,
 Pencabulan, perkosaan, inses,
 Pembatasan atau pengabaian pemberian nafkah
 Penggunaan genitalitas perempuan sbg alat
penaklukan baik pada masa damai ataupun perang,
VIOLENCE (Kekerasan)
FISIK MAUPUN NON FISIK

• Perselingkuhan atau poligami tanpa izin isteri,


• Pemukulan atau penyiksaan fisik lain
• Pengurungan di dalam rumah
• Pemasungan hak-hak politik
• Pemaksaan perkawinan
• Pemaksaan pindah agama mengikuti agama pasangan
• Perendahan martabat laki-laki dan perempuan semata-
mata sebagai objek seks dalam iklan
• Pria yang tidak “macho” atau maskulin atau gagal di
bidang karir dianggap kurang laki-laki, dan akan
dilecehkan dalam masyarakat.
Isu Gender dalam Kesehatan
Reproduksi
 Gender mempunyai pengaruh besar terhadap
kesehatan laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki
maupun perempuan sama-sama terkena
dampak dan gender steriotipi masing-masing.
 Misalnya sesuai dengan pola perilaku yang
diharapkan sebagai laki-laki, maka laki-laki
dianggap tidak pantas memperlihatkan rasa
sakit atau mempertunjukkan kelemahan-
kelemahan serta keluhannya.
Empat isu gender dalam
berbagai siklus kehidupan yaitu:
1. Isu Gender di Masa Kanak-Kanak.
Isu gender pada anak-anak laki-laki, misalnya: pada
beberapa suku tertentu, kelahiran bayi laki-laki sangat
diharapkan dengan alasan laki-laki adalah penerus atau
pewaris nama keluarga; laki-laki sebagai pencari nafkah
keluarga yang handal.
Perbedaan perlakuan juga berlanjut pada masa kanak-
kanak. Pada masa kanak-kanak, sifat agresif anak laki-laki
serta perilaku yang mengandung resiko diterima sebagai
suatu kewajaran, bahkan didorong kearah itu, Sehingga
data menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih sering terluka
dan mengalami kecelakaan.
2. Isu Gender Pada anak
perempuan
 Secara biologis bayi perempuan lebih tahan
daripada bayi laki-laki terhadap penyakit infeksi
di tahun-tahun pertama kehidupannya. Oleh
Sebab itu jika data memperlihatkan kematian
bayi perempuan lebih tinggi dan bayi laki-laki,
patut dicurigai sebagai dampak dari isu gender.
 Di masa balita, kematian karena kecelakaan
lebih tinggi dialami oleh balita laki-laki, karena
sifatnya yang agresif dan lebih banyak gerak.
3. Isu Gender di Masa Remaja
 Isu gender yang berkaitan dengan remaja perempuan:
kawin muda,kehamilan remaja, umumnya remaja puteri
kekurangan nutrisi, seperti zat besi, anemia.
 Menginjak remaja, gangguan anemia merupakan gejala
umum dikalangan remaja putri.Gerakan serta interaksi
sosial remaja puteri seringkali terbatasi dengan
datangnya menarche.
 Perkawinan dini pada remaja puteri dapat memberikan
tanggung jawab dan beban melampaui usianya. Belum
lagi jika remaja puteri mengalami kehamilan
menempatkan mereka pada resiko tinggi terhadap
kematian.
4. Isu Gender di Masa Dewasa
 Pada tahap dewasa, baik laki-laki maupun perempuan
mengalami masalah-masalah kesehatan yang berbeda,
yang disebabkan karena faktor biologis maupun karena
perbedaan gender.
 Perempuan menghadapi masalah kesehatan yang
berkaitan dengan fungsi alat reproduksinya serta
ketidaksetaraan gender. Masalah-masalah tersebut,
misalnya konsekwensi dengan kehamilan dan ketika
melahirkan seperti anemia, aborsi, puerperal sepsis
(infeksi postpartum), perdarahan, ketidakberdayaan
dalam memutuskan bahkan ketika itu menyangkut
tubuhnya sendiri (“tiga terlambat”)
5. Isu Gender di Masa Tua
 Di usia tua baik laki-laki maupun perempuan
keadaan biologis semakin menurun.
 Mereka merasa terabaikan terutama yang
berkaitan dengan kebutuhan mereka secara
psikologis dianggap semakin meningkat. Secara
umum, umur harapan hidup perempuan lebih
tinggi dibandingkan laki-laki. Namun umur
panjang perempuan berisiko ringkih, terutama
dalam situasi soaial-ekonomi kurang.
TERWUJUDNYA KESETARAAN DAN
KEADILAN GENDER
Ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara
perempuan dan laki-laki dan dengan demikian
mereka memiliki akses, kesempatan
berpartisipasi dan kontrol atas pembangunan
serta memperoleh manfaat yang setara dan
adil dari pembangunan
Contoh Posisi Perempuan dalam Konteks Budaya

 Peran perempuan
adalah di sektor
domestik; peran laki-
laki adalah sebagai
pemimpin dan
pelindung keluarga,
jadi bertanggung
jawab dan berperan di
sektor publik

 Peran perempuan adalah di “Dapur/ Masak, Kasur/


Manak, Pupur/ Macak”.
 Posisi perempuan sebagai “konco wingking” (orang
belakang) dan orang nomor dua dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga.
Contoh Posisi Perempuan dalam Konteks Budaya

Pendidikan diutamakan untuk Laki-laki tabu melakukan pekerjaan


laki-laki daripada perempuan domestik seperti cuci piring, cuci
baju dan memasak, karena itu
“pekerjaan perempuan”.
Perempuan sering dilekatkan Peran laki-laki sebagai pemimpin
pada profesi tertentu seperti keluarga dan tulang punggung
perawat, sekretaris, guru TK keluarga
dan sejenisnya.
Laki-laki sering dilekatkan pada
profesi direktur, pilot, dokter dan
lain-lain.
Laki-laki tidak boleh mempunyai istri
yang mempunyai pendidikan dan
kedudukan sosial yang lebih tinggi
dari dirinya
TERIMA KASIH
*PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL
Indriyani Makmun, S.ST.,M.Keb
* Siswa mempunyai perilaku seksual yang sehat
sehingga tidak mengidap penyakit menular
seksual

*
* PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Faktor penyebab penyakit menular seksual adalah
Kebelet atau ngebet
Dorongan untuk melakukan hubungan seksual:
Tidak memiliki norma agama
Penyalah gunaan teknologi
Pergaulan bebas
Praktek pelacuran

Kondisi rumah tangga


Penyalahgunaa Alat kontrasepsi yang mudah diperolah
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL
1. GENITO GENITAL (alat kelamin dengan alat kelamin)
2. ORO GENITAL (alat kelamin dengan mulut)
3. ANO GENITAL (alat kelamin dengan anus)

MEDIA PENULARAN PENYAKIT


1. HANDUK
2. BAJU DALAM
3. TERMOMETER
4. TRANSFUSI DARAH

* PENULARAN PENYAKIT
SEKSUAL
* JENIS PENYAKIT DAN
PENYEBAB PMS
* HERPES
VIRUS
* KONDILOMA AKMINATA
* AIDS
•VAGINITIS PROTOZOA
•URETHRITIS
(RADANG SALURAN KENCING)

JAMUR seperti TUFA


•KEPUTIHAN (KANDIDOSIS) pada oncom atau tempe

•GENORHOE
•SIFILIS BAKTERI (KUMAN)
•ULKUS MOLE (BOROK)

•PEDIKULOSIS PUBIS PARASIT (kutu pada alat kelamin)


* Keluar cairan tidak normal dari  Kemerahan disekitar alat
vagina atau penis kelamin

* Pada wanita tjd keputihan,


 Pada laki-laki rasa sakit atau
perubahan warna dan bisa
memiliki bau yang tidak sedap kemerahan didaerah
skrotum.
* Pada laki-laki rasa panas seperti
terbakar selama atau setelah BAK  Rasa sakit diperut bagian
bawah yang muncul dan
* Luka terbuka atau luka basah hilang yang tidak
disekitar alat kelamin dapat rasa berhubungan dengan
sakit / tidak menstruasi

* Tonjolan-tonjolan kecil atau


popules disekitar alat kelamin.  Bercak darah setelah coitus..
* Diagnosis yang tepat
* Pengobatan yang efektif
* Pendidikan untuk mengurangi dan mencegah
faktor resiko
* Pemakaian kondom
* Pelacakan mitra seksual serta
pengobatannya
* Tindak lanjut kilnis dibutuhkan
* DIKATAKAN BERESIKO APABILA :

Wanita :
Pria :  Suami atau pasangan seksual menderita
* Pasangan seksual lebih penyakit PMS
dari satu dalam 1 bulan
terakhir  Suami / pasangan seksual mempunyai
pasangan seksual lebih dari satu dalam
1 bulan terakhir
* B‘hubungan seksual
dengan pekerja seksual
wanita/pria dalam 1  Mempunyai pasangan baru dalam 3 bln
bulan terakhir terakhir

 Pekerjaan suami/pasangan seksual


* Mengalami satu atau beresiko tinggi
lebih episode penyakit
menular seksual dalam
1 tahun terakhir  Mengalami satu atau lebih episode pms
dalam 1 tahun terakhir
*GONORE
Genore atau kencing nanah merupakan penyakit yang mempunyai
itensitas tinggi di antara penyakit menular seksual lainnya.
Penyebab Gonore adalah kuman gonorrhoeae
GEJALA KLINIS

* PADA LAKI-LAKI
* Keluhan berupa rasa gatal, panas didaerah URETHRA (saluran
kemih)
* Keluar duh tubuh (nanah) dari ujung URETHRA yang kadang
disertai darah dan nyeri waktu ereksi
* Demam, timbul benjolan yang rasanya nyeri dan panas pada daerah
perinaum ( sekitar kemaluanatau selangkanan)
* Terjadi pembengkakan pada daerah frenulum dan nyeri bila ditekan
* Sering kencing dan terasa nyeri
PADA PEREMPUAN

* Keluar duh tubuh (nanah ) dari vagina dengan


volume lebih banyak
* Rasanya nyeri pada punggung bawah perut
bagian bawah
* Daerah labium mayor nampak kemerahan,
bengkak dan nyeri bila ditekan
* Rasa nyeri saat berjalan dan sukar duduk
* Menstruasi tidak teratur
* Sulit kencing
* Penyempitansaluran telur pada perempuan
dan saluran sperma pada laki-laki
* Mandul

* AKIBAT
*HERPES SIMPLEKS
* GEJALA KLINIS
 Terdiri dari tiga stadium
1. INFEKSI PRIMER
Ditandai dengan gejala demam, nyeri, nyeri atau sakit
bila berhubungan seksual. Muncul gelembung-
gelembung berisi cairan (lesi) disekitar kelamin.
2. FASE LATEN
* Pada fase ini tidak ditemukan gejala
klinis,tetapi virus Herpes simpleks ini dapat
ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada
ganglion dorsalis.(kumpulan syaraf pada
tulang punggung
3. INFEKSI REKURENS
Virus herpes simpleks yang tidak aktif
* Pada permulaan kehamilan terjadi keguguran
(virus masuk melalui plasenta
* Bayi yang dilahirkan menderita hepatitis atau
meningitis (radang otak) atau bahkan bisa
meninggal

*AKIBAT HERPES
PADA IBU HAMIL
ADALAH
*
Biasanya dikenal dengan nama JEGGER AYAM atau
KUTIL KELAMIN.Penyebabnya adalah
virus PAPILLOMA HUMANUS
GEJALA KLINIS
•Masuk Ke Dalam Tubuh Melalui Luka Lecet
Pada Saat Berhubungan Seksual
•Sel Yang Terinfeksi Terbentuk KUTIL
•Virus yang terdapat pada kutil memperbanyak diri berbentuk
• bintil kecil
•Berkelompok membentuk kelompok kulit yang permukaanya
kasar kalau tersenggol, kelamin mudah berdarah
•Masa inkubasi 3-8 minggu
•Dalam keadaan basah, permukaan kulit dapat mengalami
kerusakan jaringan yang menimbulkan bau busuk
*
AK IB A T

* Kanker Rahim
* Untuk mendeteksi biasanya dilakukan Pap
test/ Pap Smear untuk mengetahui apakah
terdapat virus Papilloma Humanus
*ULKUS MOLLE
ULKUS MOLLE adalah penyakit menular seksual yang banyak terdapat
di daerah yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah

ULKUS MOLLE disebabkan oleh virus HAEMOPHILIUS DUCREYI


GEJALA KLINIS
•Masa tunas Ulkus Molle ANTARA 3-5 HARI
•Masa tunas ditandai dengan bercak merah seperti
gigitan nyamuk
•Nyeri, lunak dan mudah berdarah
•Bila pecah berbentuk mangkok dan kotor
( lukanya seperti sifilis stadium
awal dan terjadi pembesaran kelenjer getah bening
• Letak luka ada yang diujung penis,klitoris,
Anus,jari-jari tangan dan lidah
* BISUL BESAR
* Pada laki-laki apabila tidak diobati abses
akan
menutup lubang (simosis) sehingga tidak bisa
kencing

* AKIBAT
*Sifilis kongenital
Disebabkan oleh kuman SPIROCHAETA berbentuk
spiral yang disebut TRIPONEMA PALLIDIUM

Sifilis dapa di bagi ke dalam dua kategori

1. SIFILIS KONGENITAL
Penyakit Sifilis yang ditularkan waktu janin ada dalam
kandungan ibu yang menderita sifilis

2. SIFILIS AKUISITA

Penyakit sifilis yang diderita karena hubungan sex dengan


penderita Sifilis
*
Sifilis sukar dikenal pada awal diderita karena menyerupai penyakit
kulit lainnya.Gejala awal bisa hilang tanpa diobati, tetapi jika tidak
diobati kumannya dapat menetap selama 2- 6 minggu (laten)
Tanda-tanda sifilis
A. Pada Siflis kongeital
1. stadium dini (usia anak kurang dari 2 tahun)
Gejalanya
 Lepuh-lepuh pada tangan dan kaki
 Wajah seperti orang tua
 Kelainan pada tulang
 Kelinan pada selaput lendir hidung
 Kelainan hepar dan limpa yang dapat mengakibatkan kematian
*

GEJALANYA

Kelainan pada mata yang dapat mengakibatkan kebutaan


Kelainan gigi, yang mempunyai bentuk yang khas obeng
Gangguan pendengaran atau tuli
B PADA SIFILIS AKUISITA
1. Stadium Awal
Gejala
 Timbul-luka-luka kecil berbentuk bulat pada alat kelamin,
tidak nyeri dan kenyal
 Pembesaran kelenjer getah bening dan tidak sakit

2. Stadium lanjut (2-3 tahun setelah stadium awal)


Gejalanya
Barok yang merusak sampai ketulang
Kerusaka pada jantung dan susunan syaraf pusat
Kelumpuhan dan kemunduran cara berfikir
*
1. Kontrol diri dengan cara
a. Berdoa
b. Hindari Pornografi
c. Jauhi tempat maksiat
d. Jauhi teman yang mesum
2 Tumbuhkan pengetahuan mengenai bahaya penyakit
seksual melalui orang lain atau sumber-sumber
pengetahuan
3. Banyak melakukan aktifitas fisik
* Candidiasis Vagina

* Penyebabnya jamur
* Karena hubungan seks tapi dapat menular
melalui media lain sperti cd, handuk dll
* Gejala
* Pada laki-laki :
* gatal pada zakar dan saluran kencing,
sering tidak menimbulkan gejala
* Pada wanita :
* Gatal luar biasa pada vagina dan
kemaluan luar
* Keputihan seperti bercak kepala susu
* Trichomoniasis

* Penyebabnya parasit trichomonas vaginalis


* Penularan terutama : hub seksual, dapat juga melalui media
pakaian, cd, dll
* Gejala: dispareuni (nyeri di vagina atau pinggul yang dialami
selama hubungan seksual), gatal dikemaluan, keputihan encer
putih~kekuningan
* HIV/ AIDS

* HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV


adalah nama virus yang menyebabkan AIDS. Jadi bisa dibilang
bahwa HIV adalah penyebab dan AIDS adalah akibatnya. Salah
satu penularan HIV adalah melalui hubungan seksual. Namun saat
ini yang menjadi penyebab penularan HIV adalah melalui jarum
suntik pecandu heroin yang digunakan secara bebas bergantian.

* Virus HIV hanya hidup dalam cairan tubuh seseorang yang


telah terinfeksi terutama di dalam:
darah, air mani (pria), cairan vagina (perempuan), air susu
ibu, cairan ketuban
* Virus HIV tidak terdapat pada cairan tubuh:
Keringat, air mata, air liur
PERKEMBANGAN
DARI HIV MENJADI AIDS
Tertular

Periode
Jendela HIV + AIDS

3 - 6 BULAN 3 - 10 TAHUN 1 - 2 TAHUN


* HIV TIDAK MENULAR MELALUI:
1. bersalaman
2. memakai kamar mandi yang sama
3. berciuman
4. berenang bersama
5. keringat
6. batuk dan bersin
7. gigitan nyamuk

CARA PENCEGAHAN HIV/AIDS


* tidak melakukan hubungan sex pra nikah
* prilaku seksual bertanggung jawab (satu pasangan)
* darah transfusi di cek terhadap HIV, dan donor darah bagi sanak
sudara lebih sehat daripada donor profesional
* menghindari infeksi, PD, prosedur bedah yang tidak steril dan
petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab
* menggunakan kondom dengan hati-hati, benar dan konsisten
CERVICAL CANCER
SKRINING, DIAGNOSA DAN
PENATLAKSANAAN

Indriyani
Makmun,S.ST.,M.Keb
Apa itu Kanker
Serviks ?
Kanker Leher Rahim :
Adalah kanker yang terjadi pada leher rahim
(serviks)
1

Apa itu serviks ?


Serviks adalah daerah yang
menghubungkan rahim
(uterus) dan vagina.

The Adam Health Illustrated Encyclopedia, A.D.A.M., Inc. is accredited by URAC,


also known as the American Accreditation HealthCare Commission
WHAT IS CERVICAL
CANCER ???

penyakit tumor ganas


di leher rahim yang
dapat menyebar
(metastasis) ke organ-
organ yang lain dan
menyebabkan
kematian
Organ Genitalia Perempuan

Leher rahim
Seberapa Sering Kanker Serviks ?
Menurut WHO
TIAP TAHUN, DI SELURUH DUNIA:

490,000 perempuan didiagnosa

menderita kanker serviks

240,000 di antaranya MENINGGAL

*80% terjadi di negara berkembang


Menurut WHO
Bagaimana Terjadinya Kanker
Serviks?
Kanker serviks dapat berkembang ketika sel yang abnormal dalam
serviks mulai membelah diri tanpa terkendali

Sel yang abnormal pada serviks dapat berkumpul menjadi tumor

Jinak
• tidak berbahaya
• tetap pada daerah sumbernya,
TUMOR
tidak menyebar

Ganas
• berbahaya , dapat menjadi
kanker
• akan menyebar ke daerah
lain
The Adam Health Illustrated Encyclopedia, A.D.A.M., Inc. is accredited by URAC,
also known as the American Accreditation HealthCare Commission
Bagaimana terjadinya Kanker
Serviks ?

Sel Normal Lesi Pra Kanker Kanker


Serviks Normal (Leher
Rahim)
Lesi Pra
Kanker
Gejala

• Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina


• Pendarahan setelah senggama
• Timbulnya pendarahan setelah masa menopause.
• Timbul nyeri panggul ( pelvik ) atau perut bagian bawah
• Pada stadium lanjut badan menjadi kurus kering karena
kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan
poros usus besar bagian bawah.
Apa penyebab Kanker Serviks ?

KANKER SERVIKS DISEBABKAN OLEH HUMAN


PAPILLOMA VIRUS (HPV)

Infeksi dengan HPV seringkali


TIDAK menimbulkan gejala
Banyak orang TIDAK tidak
tahu mereka terinfeksi HPV
Banyak orang dapat
menularkan HPV TANPA
menyadarinya
Faktor Risiko :

Merokok dan minum


minuman keras Terlalu banyak melahirkan

Berganti-ganti
Pasangan seksual

Tidak menjaga
kebersihan organ
Usia hub sex <20 tahun genital
Faktor Risiko Kanker Servik
Penyebab kanker serviks :infeksi HPV virus.
Faktor risiko yang lain :
Aktivitas seksual yang dapat meningkatkan
risiko infeksi HPV dan kanker serviks meliputi :
 Mempunyai multipel partner seksual atau
berhubungan seks dengan partner yang
mempunyai multipel partner seks.
 Sejarah mempunyai penyakit sexually
transmitted disease (STD)
Faktor Risiko

• Hubungan seksual pertama pada usia muda


(sebelum usia 18)
• Pasien atau seksual partner mempunyai penyakit
kondiloma genitalia (kutil).
• Tidak menggunakan kondom pada hubungan
seksual dengan partner baru.
• Pasangan yang lalu dari partner seks menderita
kanker serviks atau sel2 abnormal.
• Sexual partner menderita kanker penis.
Cara Penularan
Pencegahan dan deteksi dini kanker
serviks

• Kanker serviks adalah kanker yang banyak menyebabkan kematian pada


perempuan, tapi satu satunya kanker yang dapat di cegah.
Vaksinasi HPV

Skrinning dengan Test IVA


TES IVA
Untuk siapa? Dimana ?

Bidan/dokter

30 – 50 tahun

Kapan dilakukan?
•Minimal 5 tahun sekali
(Maksum, 2009) Puskesmas Rumah Sakit
Pap Smears sebagai Deteksi
Dini
Pap Smear : pengambilan sel dari serviks, diperiksa dengan mikroskop
untuk mengetahui adanya kelainan pada serviks

JIKA ANDA SUDAH MENIKAH / MELAKUKAN HUBUNGAN,


LAKUKAN PAP SMEAR SECARA TERATUR
Cervical Cancer Screening

o Pap Smears
 Regular Pap smears
untuk setiap wanita
seksual aktif
berapapun usianya.
 Batas umur ????
Penting untuk di-INGAT!!!
• Kanker serviks adalah kanker yang banyak
menyebabkan kematian pada perempuan
• Kanker serviks dapat dicegah :
– Deteksi sedini mungkin dengan PAP
SMEAR
– Edukasi mengenai kanker serviks
– Vaksinasi HPV VAKSIN

KONSULTASIKAN KEPADA DOKTER ANDA


TENTANG KANKER SERVIKS & CARA PENCEGAHANNYA
Vaksin HPV diberikan
kepada siapa ?????
• Pria usia 9 – 15 tahun
• Pria usia diatas 15 tahun ??? (On Going Study)
• Wanita usia 9 – 26 tahun
• Wanita usia diatas 26 tahun ????
Positif Kanker Serviks
IVA positip

dilakukan Krioterapi
IVA positip
Apa artinya IVA positip?
IVA positip berarti ibu mempunyai kelainan/lesi
prakanker. Ibu belum menderita kanker, tetapi bila tidak
diobati akan berkembang menjadi kanker

Apa pilihan pengobatan?


 Krioterapi
 Electrocautery
 LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure)
 Konisasi
 Histerektomi
Tindak lanjut
Tindak lanjut
• Bila IVA negatip  pemeriksaan
IVA ulang 5 tahun kemudian.
• Bila IVA positip dan telah
mendapatkan pengobatan
krioterapi
– Kontrol pasca tindakan 2 minggu
– Pemeriksa ulang IVA 3 bulan
Kesimpulan

Kanker serviks merupakan kanker peringkat pertama di Indonesia


dan peringkat kedua di dunia yang diderita oleh wanita. Di
seluruh dunia setiap dua menit atau setiap satu jam di Indonesia
seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Dari data
diatas maka sangat penting bagi perempuan untuk mengetahui
dengan baik apa itu kanker serviks, sehingga dapat mengambil
langkah pencegahan yang tepat.
(KONSEP PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA)
KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA

Oleh :
Indriyani Makmun, S.ST., M.Keb
1. Sejarah KB
TUJUAN
PEMBELAJARAN
2. Pengertian KB
3. Tujuan KB
4. Ciri-ciri Kontrasepsi yang
dianjurkan
5. Menghentikan/mengakhiri
kehamilan.
A. Sejarah Keluarga Berencana

Di Luar negeri

• Upaya Keluarga Berencana mula-mula timbul atas prakarsa


kelompok orang-orang yang menaruh perhatian pada masalah
kesehatan ibu, yaitu pada awal abad XIX di Inggris yaitu Marie
Stopes (19880-1950) yang menganjurkan pengaturan kehamilan di
kalangan buruh.
• Di Amerika Serikat dikenal dengan Margareth Sanger (1883-1966)
dengan program “birth control” nya merupakan pelopor KB Modern.
Pada tahun 1917 didirikan National Birth Control League dan pada
Nopember 1921 diadakan American National Birth Control
Conference yang pertama. Pada tahun 1925 ia mengorganisir
Konperensi International di New York yang menghasilkan
pembentukan International Federation of Birth Control League.
• Pada tahun 1948 Margareth Sanger turut
aktif di dalam pembentukan International
Committee on Planned Parenthood yang
dalam konferensinya di New Delhi pada
tahun 1952 meresmikan berdirinya
International Planned Parenthood
Sejarah Federation (IPPF).
KB • Federasi ini memilih Margareth Sanger
dan Lady Rama Ran dari India sebagai
pimpinannya. Sejak saat itu berdirilah
perkumpulan-perkumpulan keluarga
berencana di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia, yang merupakan cabang-
cabang IPPF tersebut.
KB Di Indonesia
• Sejalan dengan perkembangan KB di luar negeri, di Indonesia telah
dilakukan usahamembatasi kelahiran secara tradisional dan bersifat
individual
Periode • Sejak tahun 1950-an para ahli kandungan berusaha mencegah angka
Perintisan kematian yang terlalu tinggi dengan merintis Bagian Kesehatan Ibu dan
(1950-1966)
Anak (BKIA).
Cara-Cara Konseling KB
1. Cara menjadi pendengar yg baik dan aktif
- Mendengar apa yg dikatakan, perhatikan
nada bicaranya, permainan kata-kata,
ekspresi wajah/mimik muka.
- Cobalah menempatkkan diri anda dalam
situasi yg dialami pasien.
- Memberikan waktu pasien berpikir
sejenak
2. Cara mengajukan pertanyaan yg tepat
- Bicaralah dgn suara menunjukkan
perhatian
- Ajukan pertanyaan setiap saat dan
jangan memaksa dgn beberapa
pertanyaan sekaligus
- Gunakan pertanyaan terbuka (ex: Apa yg
bisa sya bantu ?)
- Pakailah kata2 “lalu?”, “Dan?”, “Ooo”.
- Jangan mengajukan pertanyaan bernada
memojokkan pasien
3. Cara-cara menyelami perasaan

- Biarkan klien mengungkapkan


perasaannya
- Bantulah untuk membicarakan
perasaannya
- Berikan perhatian penuh
- Amati gerakan tubuh atau mimik/raut
wajah/ekspresi
4. Keuntungan bentuk percakapan dua arah

- Kedudukan sederajat
- Memberi kesempatan kepada calon
peserta KB dapat memantapkan
pemahamannya
- Membuat klien yakin pada pilihan dan
sikapnya
Hal-hal yang Penting dalam Konseling KB :
1. Memberikan perhatian dan memahami
pasien
2. Memberi penjelasan sesuai yang dapat
dipahami pasien
a. Gunakan kata yang mudah di mengerti
b. Gunakan kalimat pendek
c. Gunakan alat peraga atau bantu utk
menjelaskan
d. Hindari terus berbicara sendiri
e. Berikan kesempatan pada klien
bertanya
f. Utk pesan2 khusus minta pasien utk
mengulangi
• Tahu dan megerti tentang NKKBS
• Yakin terhadap manfaatKB dan
tujuannya
• Ingin mendorong calon peserta KB utk
Syarat berKB
petugas • Mau dan berusaha memahami
perasaan calon peserta KB
• Tahu dan mengerti informasi yg benar
• Petugas harus mempunyai hub HAM
yg baik
Langkah – langkah Konseling KB:
Percakapan konseling KB bersifat terbuka
dan terjadi dua arah (yg diberikan dan yg
memberikan konseling boleh bertanya dan
menyatakan pendapat).
Percakapan dua arah diperlukan
kemampuan mendengar yg baik dan aktif serta
kemampuan menyelami perasaan orang lain.
GATHER
G : Greet, Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A : Ask, Tanya keluhan /kebutuhan pasien dan menilai
apakah keluhan/ kebutuhan sesuai dengan kondisi yang
dihadapi ?
T : Tell, Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari
hasil tukar informasi dan
Carikan upaya penyelesaiannya
H : Help, Bantu klien memahami & menyelesaikan
masalahnya
E : Explain, Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil
yang diharapkan mungkin dapat segera terlihat/diobservasi
R : Refer/Return visit , Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat
memberikan pelayanan yang sesuai (buat jadwal kunjungan
ulang)
Langkah – langkah Konseling KB:
Kata kunci “SATU TUJU” sebagai berikut :

SA • Salam
T • Tanyakan
U • Uraikan
TU • banTU
J • Jelaskan lebih rinci
U • Ulangan
1. SA : beri salam, sambut kedatangan, dan
berikan perhatian.
a. Beri salam dan sambutlah kedatangan klien
b. Bersikaplah ramah dan sopan
c. Perkenalkan diri anda
d. Berikan jaminan bahwa anda akan menja
kerahasiaan
e. Cari tempat (utk menjaga privesi pasien)
f. Tawarkan pada pasien “Apa yang bisa saya
bantu”?
2. T : Tanyakan apa masalah dan apa yg ingin
dikatakan
a. Tanyakan identitas pasien
b. Informasikan bahwa semua keterangan
dibutuhkan untuk dapat menolong
menentukan cara atau alat KB yg digunakan
c. Pasien lama, tanyakan apakah ada
perubahan/hal penting yg ingin dibicarakan
d. Jika menyebutkan nama2 alat medis,
usahakan pasien mengerti dan gunakan alat
bantu
3. U : Uraikan mengenai alat-alat KB yang ingin
diketahui
a. Tanyakan kpd pasien apa yg diketahui ttng
alat-alat KB
b. Jelaskan cara atau alat KB yg tersedia dan
dimana bisa mendapatkannya
c. uraikan masing2 alat KB (cara kerja,
keuntungan dan kelebihan, kemungkinan efek
samping, efektivitas, indikasi, kontraindikasi)
4. TU : bantu mencocokkan alat KB dengan
keadaan dan kebutuhan
a. Tanyakan, Apakah klien sudah punya pilihan
cara KB ?
b. Utk menolong memilih cara KB yg tepat,
tanyakan ttng (rencana jumlah anak, jarak
antar kelahirn anak) dan penghasilan,
kegiatan/kesibukan suami/istri
c. Jika belum punya rencana utk masa depan,
tanyakan kondisi sekarang
d. Berikan kesempatan bertanya
e. Tanyakan sesuatu yang kurang jelas
f. Jelaskan kondisi mungkin pasien tersebut
tdk cocok menggunakan salah satu alat KB
5. J: jelaskan alat KB apa yg akan
digunakan
a. Jelaskan contoh dari alat KB yang
diinginkan, gunakan alat peraga
b. Tempat pelayanan dan biayanya
c. Inform consent
d. Jelaskan cara pemakaian alat KB
e. Minta pasien utk mengulangi petunjuk
f. Jelaskan efek samping
g. Beritahu kunjungan ulang
6. U: ulangan, sambutlah dgn baik apabila klien
perlu konseling ulang
a. Tanyakan apakah klien masih menggunakan
KB
b. Kalau “Ya” tanyakan apakah pasien
menyukainya
c. Apakah pasien mengalamu efek samping
d. Tanyakan apakah ada yg masih ingin
ditanyakan
Faktor penghambat
1. Faktor individual
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi
3. Faktor situasional
4. Kompetensi dalam melakukan percakapan
Faktor pendukung
pengetahuan dan keterampilan dari tenaga
kesehatan. Jika seorang komunikator memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam
proses KIE, tentunya akan membawa hasil yang
lebih baik. Tersedian alat bantu peraga yg baik
Referensi

1. Sulistyawati, A. 2013. Pelayanan Keluarga


Berencana. Jakarta : Salemba Medika.
TAKE HOME
Membuat VIDEO KIE tentang KB
berpasangan
Ketentuan : Dikumpulkan dalam bentuk CD
Thank You!

L/O/G/O
www.themegallery.com
Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan KB
Indriyani Makmun, S.ST., M.Keb
• Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi
Program KB ditujukan kepada kegiatan dan hasil
kegiatan operasional yang meliputi:
a. Kegiatan pelayanan kontrasepsi.
b. Hasil kegiatan pelayanan kontrasepsi baik di Klinik KB
maupun di dokter/bidan praktek swasta.
c. Pencatatan keadaan alat-alat kontrasepsi di Klinik KB.
Adapun mekanisme pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi
sebagai berikut:
a. Pada waktu mendaftar untuk pembukaan klinik KB dan
pendaftaran ulang setiap bulan Januari, semua Klinik KB mengisi
Kartu Pendaftaran Klinik KB
b. Setiap peserta KB baru dan pindahan dibuatkan Kartu Status
Peserta KB yang antara lain memuat ciri-ciri peserta KB yang
bersangkutan. Kartu ini disimpan di Klinik KB dan digunakan
pada waktu kunjungan ulang
c. Setiap peserta KB baru atau pindahan dari klinik KB dibuatkan
Kartu Pesrta KB.
d. Setiap pelayanan KB di klinik KB, dicatat dalam register ini
merupakan sumber data untuk membuat laporan bulanan klinik.
e. Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis alat kontrasepsi oleh
klinik dicatat dalam register Alat Kontrasepsi Klinik KB
f. Pelayanan KB yang dilakukan oleh dokter/bidan
praktek swasta setiap hari dicatat dalam buku hasil
pelayanan kontrasepsi pada dokter/bidan swasta.
Setiap akhir bulan dijumlahkan dan merupakan
sumber data dalam membuat laporan bulanan
petugas penghubung .
g. Setiap bulan PKB/PLKB atau petugas yang ditunjuk
sebagai petugas penghubung dokter/bidan praktek
swasta membuat laporan bulanan, ini merupakan
sumber data untuk pengisian laporan bulanan klinik
KB.
h. Setiap bulan, petugas Klinik KB membuat laporan
Klinik KB yang datanya diambil dari register Hasil
Pelayanan di Klinik KB, Laporan Bulanan Petugas
Penghubung Dokter/Bidan Praktek Swasta, dan
Register Alat Kontrasepsi Klinik KB.
Tujuan system rujukan adalah untuk meningkatkan mutu,
cakupan, dan efisiensi pelaksanaan pelayanan metode
kontrasepsi secara terpadu. Perhatian khusu terutama
ditujukan untuk menunjang upaya penurunan angka
kejadian efek samping, komplikasi, dan kegagalan
penggunaan kontrasepsi.

Pendokumentasian
Rujukan KB
• Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu system
jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab
secara timbale balik atas masalah yang timbul, baik
secara vertical maupun horizontal kepada fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan
rasional, tidak dibatasi oleh wilayah adminstrasi.
• Dengan pengertian tersebut, maka merujuk berarti
meminta pertolongan secara timbal balik kepada
fasilitas pelayanan yang lebih kompeten untuk
penanggulangan masalah yang dihadapi
Rujukan medik dapat berlangsung:
 Internal antar petugas di satu Puskesmas
 Antara Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
 Antara masyarakat dan Puskesmas
 Antara satu Puskesmas dan Puskesmas lain
 Antara Puskesmas dan Rumah Sakit, Laboratorium atau
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
 Internal antara bagian/unit pelayanan di dalam satu Rumah
Sakit
 Antar Rumah Sakit, Laboratorium atau fasilitas pelayanan
lain.
• Rujukan bukan berarti melepaskan tanggung jawab
dengan menyerahkan klien-klien ke fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, akan tetapi karena kondisi klien yang
mengaharuskan pemberian pelayanan yang lebih
kompeten dan bermutu melalui upaya rujukan.
Untuk itu dalam melaksanakan rujukan harus telah pula diberikan:
a. Konseling tentangkondisi klien yang menyebabkan memerlukan
rujukan
b. Konseling tentang kondisi yang diharapka diperoleh di tempat
rujukan
c. Informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan tempat rujukan
dituju
d. Penghantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang dituju
mengenai kondisi klien saat ini riwayat sebelumnya serta
upaya/tindakan yang telah diberikan
e. Bila perlu berikan upaya mempertahankan keadaan umum klien
f. Bila perlu, karena kondisi klien, dalam perjalanan menuju tenpat
rujukan harus didampingi perawat/bidan
g. Menghubungi fasilitas pelayanan tempat rujukan dituju agar
memungkin segera menerima rujukan klien
Fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan, setelah
memberi upaya penangulanggan dan kondisi klien telah
memungkinkan, harus segera mengembalikan klien ketempat
fasilitas pelayanan asalnya dengan terlebih dahulu memberikan :
• Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi
upaya penanggulangan
• Nasehat yang perlu diperhatikan klien mengenai kelanjutan
penggunaan kontrasepsi
• Penghantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk
mengenai kondisi klien berikut upaya penaggulangan yang
telah diberikan serta sasaran upaya pelayanan lanjutan yang
harus dilaksanakan, terutama tentang penggunaan kontrasepsi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai