Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No.

3 (September 2014)

STUDI SOLIDIFIKASI POLIETERSULFON DALAM PELARUT N-METIL-2-


PIRROLIDON DENGAN ADITIV POLYVINYL PYRROLIDONE DAN 2-
(METHACRYLOYLOXY) ETHYL PHOSPHORYL CHLOLINE

Nasrul Arahman*, Sri Aprilia, Teuku Maimun


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdurrauf 7 Darussalam Banda Aceh 23111, Indonesia
*Email : nasrular@unsyiah.ac.id

Abstrak
Pada proses pembuatan membran melalui metode inverse fasa, morfologi membran yang dihasilkan
ditentukan oleh besarnya konsentrasi polimer, pelarut dan non-pelarut. Pengetahuan dasar tentang
komposisi yang sesuai dari masing-masing komponen tersebut diperlukan melalui penelitian penentuan
titik embun larutan. Pada penelitian ini, studi terhadap penentuan titik embun telah dilakukan untuk
mengetahui proses solidifikasi larutan polimer polyethersulfone (PES), polyinyl pyrrolidone PVP), dan 2-
(methacryloyloxy)ethyl phosphoryl chloline (MPC) didalam pelarut N-methyl-2-pirrolidon (NMP).
Polimer yang bersifat hidrofilik PVP dan MPC digunakan sebagai membrane modifying agent (MMA)
dalam rangka modifiaksi sifat permukaan membran. Dapat disimpulkan, penambahan PVP dan MPC ke
dalam larutan polimer dapat mengurangi jumlah non-pelarut yang diperlukan untuk tercapainya kondisi
cloud point dari larutan.

Kata kunci: Membran hidrofilik, titik embun, polimer aditiv, membran modfying agent.

Abstract
In membrane preparation process via phase inversion method, the morphology of fabricated membranes
are determined by composition and concentration of polymer, solvent, and non-solvent. The basic
knowledge of the appropriate composition of those components are needed by cloud point experiment. In
this work, the study on cloud point experiment have been done to investigate the solidification process of
polymer system of polyethersulfone (PES) and 2-(methacryloyloxy) ethyl phosphoryl chloline (MPC) in
N-methyl-2-pirrolidon (NMP) via phase inversion technique. Hydrofilik polymer MPC were used as a
membrane modifying agent (MMA) in order to modify the surface property of fabricated membrane. In
sum, addition of PVP and MPC into polymer solution brought about reducing amount of non-solvent
necessary to obtain the cloud point of solution.

Key word : hidrofilik membrane, cloud point, Polymeric additives, membran modfying agent.

Pendahuluan kimia sensitif lainnya, juga mudah dibentuk modul


dalam berbagai konfigurasi [13, 11].
Para peneliti dan industri pembuat membran
Material membran telah berkembang pesat
saat ini terus mempelajari dan mengembangkan
dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai
berbagai jenis membran dengan morfologi dan
industri. Dalam industri pemisahan, membran telah
kinerja terbaik untuk diaplikasikan pada industri
digunakan untuk memisahkan ion dari senyawa
yang spesifik sesuai dengan sifat fisik dan kimia
kimia dalam larutan secara electrodialysis [10, 6],
solute yang akan diolah. Aplikasi membran untuk
dan memisahkan logam berat dan bakteri pathogen
proses yang berbeda dituntut untuk membuat dan
pada proses purifikasi air bersih [12,5]. Pada
memodifikasikan struktur pori yang berbeda pula.
industri pengolahan minuman dan makanan,
Membran dibuat dari berbagai jenis polimer dan
membran telah digunakan untuk pemurnian jus,
sejumlah bahan aditiv yang berbeda sifat dicampur
pemekatan protein dan pemisahan komponen
dalam larutan dop. Tujuannya adalah untuk
spesifik pada industri pemurnian minyak tumbuh-
memodifikasikan membran dengan menggunakan
tumbuhan [3]. Membran juga menjadi pilihan
teknik tertentu sehingga diperoleh struktur
terbaik untuk pemisahan gas tertentu dari gas
membran dengan morfologi yang sesuai untuk
campuran [8]. Lebih jauh, membran sudah
aplikasi pada proses pemisahan tertentu.
dikembangkan sebagai media pengantar tenaga
Polietersulfon (PES) adalah salah satu jenis
(membrane fuel cell) [7], dan sebagai media
polimer yang sangat populer digunakan sebagai
pengantar suplemen tertentu (obat) kedalam tubuh
material membran. PES mempunyai sifat mekanik
manusia (drug delivery system) [4].
yang baik, tahan terhadap temperatur tinggi
Telaah ilmiah untuk mendapatkan material
mencapai 200 OC, tahan terhadap klorin dan bahan
membran yang memiliki morfologi dan kinerja

18
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 3 (September 2014)

yang spesifik adalah penting dilakukan. Pada solidifikasi parsial telah terjadi, akibatnya larutan
pekerjaan ini dilakukan studi dasar bagaimana polimer tidak lagi homogen. Larutan diaduk lagi
larutan polimer bisa membentuk membran seperti proses awal sampai mencapai kondisi
(membrane solidified), berapa fraksi komposisi homogen dalam rentang waktu yang tidak bisa
komponen polimer, pelarut, dan non-pelarut yang ditentukan. Saat larutan mencapai homogen,
diperlukan, dan kapan titik beku (cloud point) dilakukan lagi analisa absorbansi dengan
larutan dapat tercapai. spektrofotometer. Demikian seterusnya, kedalam
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk larutan ditambahkan lagi tetes air, diaduk,
mengetahui konsep kompatibilitas membrane dianalisa absorbansi secara berulang-ulang.
modfying agent (MMA) yaitu 2-(methacryloyloxy) Perlakuan baru dihentikan apabila larutan tidak
ethyl phosphoryl chloline (MPC) terhadap polimer bisa lagi mencapai kondisi homogen.
PES, menelaah proses solidifikasi dan
pembentukan morfologi membran, serta mengkaji Tabel 1. Komposisi larutan polimer
kondisi pembentukan cloud point dari larutan
polimer. Lebih detail, penelitian difokuskan pada Sistem Komposisi (% berat)
kajian dasar proses pemisahan phasa larutan PES PVP MPC NMP
polimer untuk pembentukan membran dari sistem 1 20 - - 80
tiga komponen yang terdiri dari polimer, pelarut, 2 20 2 - 78
dan non-pelarut. Jumlah non-pelarut (air) yang 3 20 - 2 78
dibutuhkan untuk terjadinya proses solidifkasi 4 20 2 2 76
membran dipelajari berdasarkan uji titik beku
(cloud point) larutan dengan kehadiran polimer Uji Solidifikasi sistem PES+PVP.
yang bersifat hidrofilik.
Pada sistem ini dilakukan penambahan aditif
Metodologi Penelitian PVP terlebih dahulu kedalam sistem PES/NMP
sebelum ditambahkan non-pelarut air. Konsentrasi
Bahan dan Peralatan Penelitian masing-masing komponen diset sebagaimana
ditabulasikan pada Tabel 1. Campuran tiga
Bahan utama yang digunakan berupa polimer komponen tersebut diaduk sampai homogen,
Polietersulfon (PES, Ultrason E6020P, BASF), dianalisa absorbansi cahaya. Setelah itu
pelarut N-metil-2-pirrolidon (NMP), dan non- ditambahkan non-pelarut air, diaduk lagi sampai
pelarut air. Dua jenis membrane mofying agent homogen, dianalisa absorbansi cahaya, demikian
digunakan adalah (2-(methacryloyloxy)ethyl seterusnya dilakukan pengulangan sampai
phosphoryl chloline) (MPC), polyvinylpirrolidon percobaan dihentikan jika kondisi cloud point
(PVP). Peralatan berupa 5 unit pelarut polimer, sudah tercapai.
dan spektrofotometer untuk uji titik awan (cloud
point). Uji Solidifikasi sistem PES+MPC.

Uji Solidifikasi Sistem PES original Tabel 1 juga memperlihatkan komposisi


komponen polimer, aditiv, dan pelarut yang
Disiapkan tiga buah vial 100 ml sebagai digunakan untuk system PES+MPC. Pada tahap
wadah untuk melarutkan polimer PES didalam ini dilakukan pengujian cloud point untuk sistem
pelarut NMP. Konsentrasi masing-masing PES dengan jenis polymeric aditiv yang berbeda
komponen ditabulasikan pada Tabel 1. Larutan dari pengujian sebelumnya, yaitu menggunakan
polimer diaduk lebih kurang selama tiga jam atau phospolipid polymer MPC. Konsentrasi masing-
sampai polimer PES terlarut sempurna didalam masing komponen diset sama dengan kondisi
NMP. Pengadukan dihentikan jika larutan pembuatan sampel untuk uji solidifikasi pada
mencapai titik homogen ditandai dengan warna system PES+PVP. Semua larutan diaduk sampai
larutan yang bening transparan. Larutan yang mencapai kondisi homogen, dan selanjutnya
sudah homogen selanjutnya dicek absorbansi dilakukan uji cloud point sebagaimana prosedur
cahaya menggunakan spektrofotometer. yang telah dijelaskan pada uji solidifikasi system
Selanjutnya kedalam larutan ditambahkan PES original.
beberapa tetes non pelarut (air) untuk menguji
apakah proses solidifikasi sudah terjadi. Berat Uji Solidifikasi sistem gabungan
tetesan air yang ditambahkan dicatat secara teliti
sampai beberapa digit setelah tanda koma pada Pengujian cloud point pada sistem ini
skala timbangan analitis. Sejumlah larutan polimer dilakukan dengan menggabungkan dua jenis aditif
didalam vial akan membeku/mengeras pada saat yaitu PVP dan MPC kedalam polimer utama PES.
air ditambahkan. Ini menunjukkan bahwa proses Dilakukan pengujian cloud point dengan prosedur

19
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 3 (September 2014)

yang sama seperti sudah dijelaskan pada pengujian fasa dan juga agar membran dapat tersolidifikasi
cloud point sistem PES original. dengan struktur tertentu. Ketiga komponen
tersebut pada peneltiian ini digunakan secara
Hasil dan Pembahasan berturut-turut PES, NMP, dan Air Murni. Pada
proses pembuatan membran, komposisi dua
Solidifikasi larutan polimer koponen pertama (polimer dan pelarut) dapat
ditentukan sesuai dengan kebutuhan karakteristik
Proses pelarutan polimer dalam pelarut NMP membran yang diharapkan berdasarkan uji coba.
dilakukan dengan menggunakan wadah yang sama Kebutuhan komponen ketiga (non-pelarut)
dan dengan total volume larutan yang sama untuk secara alami mengikuti titik kesetimbangan tiga
semua sistem. Proses pencampuran dilakukan phasa dari larutan polimer. Artinya, jumlah non-
dengan pengaduk stirrer pada skala 6 rpm dan pelarut yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah
temperature ruangan 30 oC. Proses homogenisasi polimer dan pelarut yang ada dalam larutan.
larutan sebelum penambahan non-pelarut dapat Secara eksperimen, jumlah non-pelarut yang
tercapai dalam waktu rata-rata enam jam. Namun dibutuhkan dapat ditentukan melalui penelitian
untuk memastikan larutan benar-benar sudah dasar penentuan komposisi tiga komponen dengan
homogen, maka proses pelarutan dilakukan menguji titik embun (cloud point) larutan. Lebih
serentak selama 24 jam. Proses solidifikasi larutan lanjut, penentuan komposisi tiga komponen
polimer dapat tercapai setelah penambahan non- tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram
pelarut air murni dengan waktu pencampuran 2 x tiga fasa. Jumlah data non-pelarut air yang
24 jam untuk semua sistem. Kondisi larutan dibutuhkan untuk sistem larutan PES 20% - NMP
polimer saat mencapai titik homogen dan titik 80 % dipaparkan pada Gambar 1. Proses
solidifikasi (cloud point) ditandai dengan solidifikasi larutan dapat tercapai dengan
perubahan warna larutan dari warna bening sempurna setelah penambahan air 1,2 gram.
transparan menjadi putih awan.
120
120
100
100
Transmittance (%)
Transmittance (%)

80
80
Sistem-1: PES20NMP
60
60 Sistem-2: PES20PVP-NMP
40
40
20
20
0
0 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 Jumlah non-pelarut (gr)
Jumlah non-pelarut (gr)
Gambar 2. Kebutuhan non-pelarut pada sistem-
Gambar 1. Kebutuhan non-pelarut pada sistem-1 : 2:PES20%-PVP2%-NMP78%
PES20%NMP80%
Kebutuhan non-pelarut untuk sistem polimer
Kebutuhan non-pelarut untuk sistem polimer dengan aditiv
tunggal
Dalam industri pabrikasi membran sering
Pada proses pembuatan membran secara ditambahkan polimer kedua (polymeric additives)
inversi phasa setidaknya dibutuhkan tiga untuk menciptakan membran dengan spesifikasi
komponen material agar larutan polimer dapat tertentu sesuai peruntukannya [2,9]. Kehadiran
tersolidifkasi. Komponen tersebut adalah polimer polimer kedua ini di dalam larutan polimer ikut
sebagai material utama pembentuk membran, mempengaruhi proses pencapaian kondisi
pelarut untuk melarutkan polimer, dan non-pelarut pemisahan fasa dan proses solidifikasi membran.
yang berfungsi untuk dapat terjadinya pemisahan Kebutuhan non-pelarut air agar tercapainya
kondisi pemisahan fasa dan terjadinya proses

20
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 3 (September 2014)

solidifikasi membran menurun dengan hadirnya demikian sebaliknya proses solidifikasi membran
polymeric additives PVP di dalam larutan polimer akan lebih lambat pada sistem dengan konsentrasi
pada sistem 2 (Gambar 2). Demikian juga untuk polimer yang rendah [1].
kasus pada sistem 3 sebagaimana dipaparkan pada Perbedaan jumlah non-pelarut yang
Gambar 3, jumlah non-pelarut air yang dibutuhkan dibutuhkan untuk tercapainya kondisi cloud point
menjadi berkurang dibandingkan dengan kondisi ini akan berpengaruh kepada struktur morfologi
pada sistem 1 dengan tanpa aditiv. dan struktur pori yang terbentuk pada membran
yang dihasilkan. Oleh karena itu, penambahan
polymeric additive merupakan salah satu metode
120
yang banyak dikembangkan oleh peneliti untuk
meningkatkan kinerja membran. Lebih lanjut,
100 system blending polymeric additive ini juga dapat
digunakan untuk meningkatkan sifat hidrofilisitas
Transmittance (%)

80 membran.

Sistem-3: PES20MPC-NMP Penentuan cloud point


60
Terbentuknya cloud point pada larutan
40 polimer dapat diamati secara langsung dengan
mata manusia. Dapat ditandai dengan perubahan
warna larutan yang awalnya berwarna bening
20
transparan menjadi berwarna putih awan. Jika
ditambahkan non-pelarut air kedalam larutan
0 polimer yang homogen, seketika larutan akan
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 membeku pada sisi yang bersentuhan dengan air.
Jumlah non-pelarut (gr) Bila larutan yang membeku tadi dilarutkan lagi
diikuti dengan pengadukan, maka larutan akan
kembali homogen setelah mencapai waktu reaksi
Gambar 3. Kebutuhan non-pelarut pada sistem-3: yang sesuai. Kondisi seperti ini menandakan
PES20%-MPC2%- NMP78%
bahwa kondisi cloud point belum tercapai pada
larutan polimer tersebut. Penambahan non-pelarut
120 air dilanjutkan lagi disertai pengadukan secara
Sistem-4: PES20PVP-MPC-NMP terus menerus. Pada suatu kondisi dengan jumlah
100 air yang sesuai, lartuan polimer berubah warna dan
tidak bisa tidak lagi mencapai homogen. Kondisi
Transmittance (%)

seperti inilah dinyatakan cloud point larutan sudah


80 tercapai.

60
8
40 7 Sistem-1
Komposisi non-pelarut (%)

5.25

20 6 Sistem-2
Sistem-3
5
Sistem-4
3.76

3.67

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 4
3.1

Jumlah non-pelarut (gr)


Gambar 4. Kebutuhan non-pelarut pada sistem-3:
3
PES20%-PVP2%-MPC2%-NMP76%
2
Penambahan dua macam polymeric additive
1
(PVP dan MPC) kedalam larutan polimer,
menyebabkan jumlah non-pelarut yang dibutuhkan 0
sistem semakin kecil (Gambar 4). Penambahan
polymeric additives ke dalam sistem menyebabkan Sistem polimer
terjadinya peningkatan konsentrasi polimer. Proses Gambar 5. Kebutuhan non-pelarut untuk tercapai
pemisahan fasa dapat tercapai lebih cepat pada cloud point.
sistem dengan konsentrasi polimer tinggi,

21
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 3 (September 2014)

Gambar 5 memperlihatkan komposisi non- morphology and antibacterial activity”,


pelarut air yang dibutuhkan saat tecapainya cloud Desalination, Vol. 273, hal. 72–80, 2011.
point untuk semua sistem larutan. Sebagai contoh, [3] Coutinho, C.M., Chiu, M.C., Correa Basso,
pada konsentrasi polimer PES 20 % (sistem-1), R.C., Ribeiro, A.P.B., Gonçalves, L.A.G.,
cloud point dapat tercapai setelah penambahan Viotto, L.A., State of art of the application of
non-pelarut air 5,52%. Penambahan polymeric membrane technology to vegetable oils: A
additive PVP kedalam sistem PES 20% review, Food Research International, 42, 536-
menyebabkan jumlah non-pelarut air yang 550, 2009.
diperlukan semakin sedikit (sistem-2). [4] Fujii, A., Ohmukai, Y., Maruyama, T., Sotani,
Penambahan polymeric additive jenis MPC dapat T., Matsuyama, H., Preparation of DNA
memperkecil jumlah non-pelarut yang dibutuhkan capsules cross-linked through NeutrAvidin-
sedikit lebih kecil dibandingkan pada penambahan biotin interaction, Colloids Surf. A, 384, 529-
PVP, yaitu 3,67 % (Sistem-3). Jumlah non pelarut 535, 2011.
yang dibutuhkan semakin sedikit saat dua jenis [5] Huang, H., Young, T.A., Schwab, K.J.,
aditiv ditambahkan ke dalam sistem (sistem-4). Jacangelo, J.G., Mechanisms of virus
Hal ini karena totol konsentrasi polimer pada removal from secondary wastewater effluent
sistem-4 ini mengalami kenaikan karena by low Pressure membrane filtration ,
penambahan 4 % additive kedalam 20% polimer Journal of Membrane Science, 409-410, 1-8,
PES. 2012.
[6] Kabay, N., Arar, O., Samatya, S., Yuksel, U.,
Kesimpulan. Separation of fluoride from aqueous solution
by electrodialysis: Effect of process
Hasil penelitian studi solidifikasi larutan parameters and other ionic species, Journal
polimer yang telah dilakukan ini dapat Of Hazardous Materials, 153, 107-113, 2008.
memberikan informasi tentang konsep dasar [7] Liang cui ; hisatani hitomi ; maruyama tatsuo ;
penentuan komposisi larutan polimer untuk ohmukai yoshikage ; sotani tomohiro ;
pembuatan membran secara inverse fasa. matsuyama hideto, Influence of chemical
Konsentrasi polimer utama yang ditetapkan sangat compositions on the properties of random and
berpengaruh pada proses pemisahan fasa larutan multiblock sulfonated poly(arylene ether
dan ikut menentukan jumlah non-pelarut yang sulfone)-based proton-exchange membranes,
diperlukan agar tercapainya kondisi cloud point. Journal of Applied Polymer Science Vol. 116
Pemberian polymeric additive PVP, dan MPC pp. 267-279, 2009.
dapat memperkecil jumlah non-pelarut yang [8] Li, Y., Chung, T-S., “Highly selective
diperlukan untuk sistem dengan polimer utama sulfonated polyethersulfone (SPES)-based
PES 20%. Secara keseluruhan untuk sistem yang membranes with transition metal counterions
diselidiki pada penelitian ini, kondisi cloud point for hydrogen recovery and natural gas
dapat tercapai setelah penambahan non-pelarut separation”, J. Membr. Sci, Vol. 308, Hal.,
berkisar antara 3 – 5,5 % (berat). 128-135, 2008.
[9] Loh, C.H., Wang, R., Shi, L., Fane, A.G.,
Ucapan Terimakasih “Fabrication of high performance
polyethersulfone UF hollow fiber membranes
Terimakasih kami sampaikan kepada Direktorat using amphiphilic Pluronic as pore-forming
Jenderal pendidikan Tinggi (DIKTI), Kementerian additives”, J. Membr. Sci, Vol. 380, hal.
Pendidikan dan Kebudayaan atas dukungan dana yang 114– 123, 2011.
diberikan untuk pelaksanaan penelitian ini melalui [10] Mulyati, S., Ohmukai, Y., Takagi, R.,
Hibah Peneltian Fundamental tahun 2014. Matsuayama, H, “Improvement of the
antifouling potential of an anion exchange
DAFTAR PUSTAKA membrane by surface modification with a
[1] Arahman, N, Sotani, T, Matsuyama, H., polyelectrolyte for an electrodialyisis
“Effect of the addition of the surfacatant process”, J. Membr. Sci Vol. 417-418, Hal.
Tetronic 1307 on poly(ethersulfone) porous 137-143, 2012.
hollow fiber membrane formation, Journal of [11] Rahimpour, A., Madaeni, S.S., Mansourpa-
Applied Polymer Science, Vol 108, Hal. nah, Y., “The effect of anionic, non-ionic and
3411-3418, 2007. cationic surfactants on morphology and
[2] Basri, H., Ismail, A.F., Aziz, M., performance of polyethersulfone
“Polyethersulfone (PES)–silver composite ultrafiltration membranes for milk
UF membrane: Effect of silver loading and concentration”, J. Membr. Sci, Vol. 296, Hal.
PVP molecular weight on membrane 110-121. 2007.

22
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 3 (September 2014)

[12] Saljoughi, E., dan , Mousavi, S.M., [13] Wang, Y-Q., Su, Y-L., Sun, Q., Ma, X., Jiang.,
Preparation and characterization of novel Z-Y., Improved permeation performance of
polysulfone nanofiltration membranes for Pluronic F127-polyethersulfone blend
removal of cadmium from contaminated ultrafiltration membranes. J. Membr. Sci,
water, Separation and Purification Vol. 282, Hal. 44-51, 2006.
Technology,90, 22-30, 2012.

23

Anda mungkin juga menyukai