PENDAHULUAN
Hukum bunga bank sejak dahulu sudah menjadi perbedaan dikalangan Ulama
dan Cendikiawan muslim. Dalam perbedebatan tersebut muncul 3 pendapat yang saling
berbeda satu sama lain. Diantara mereka ada yang memandangnya haram, ada yang
pendapat tersebut muncul di sebabkan oleh perbedaan metode dan analogi hukum yang
Sebelum diuraikan lebih jauh mengenai hukum bunga bank, terlebih dahulu kita
Riba adalah tambahan dari modal maksunya, suatu transaksi yang dilakukan
oleh dua orang baik dalam keadaan tunai maupun pinjaman dengan ketentuan bahwa
salah seorang diantaranya memperoleh tambahan dari modal utama pada saat transaksi.
Pada garis besarnya riba terbagi atas 2 macam yaitu riba nasi’ah dan riba-riba fadhl.
keperluan kertas, biaya operasional dan lain-lain. Bagi ulama yang membolehkan
pengurangan dana dari peminjam dan pemberi dana kepada penabung (deposito) tidak
ii
Pasal I
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang. Dari batasan di atas jelas-jelas dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang. Dari batasan diatas jelas, bahwa usaha bank akan
Rente adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda yang lebih di kenal
dengan istilah bunga. Oleh Fuad Muhammad Fachruddin di sebutkan bahwa rente ialah
keuntungan yang diperoleh perusahaan Bank, karena jasanya meminjamkan uang untuk
Menurut Fachruddin, bahwa rente yang di pungut oleh bank itu haram
hukumnya. Sebab pembayaran lebih dari uang yang di pinjamkannya, sedangkan uang
yang lebih dari itu adalah riba, dan riba itu haram hukumnya. Kemudian dilihat dari segi
lain, bahwa bank itu hanya tau menerima untung, tanpa resiko apa-apa. Bank
meminjamkan uang, kemudian renta (bungan) di pungut, sedangkan rente (bunga) itu
bank tidak mau tahu apakah orang yang meminjam uang itu rugi atau untung.
yang menyimpan uangnya, sebaliknya bank juga memungut bungan terhadap nasabah
karena adanya tambahan tersebut maka sebagian ulama menganalogikan bunga bank
dalam riba.
ii
Untuk menentukan status hukum bermuamalah yang baik banyak terdapat
1. Abu Zahrah guru besar fakultas hukum Univeristas Kairo, Abu A’lal Madudi di
Pakistan, Muhammad Abd Al-A’rabi dan Syech Yusuf Qardawi mengatakan bahwa
bunga bank itu termasuk riba nasi’ah dilarang oleh Islam oleh sebab itu Ummat
Islam tidak boleh bermuamalah dengan bank yang memakai bungan kecuali dalam
2. Mustafa Ahmad Az-Zaara’, guru besar hukum Islam dan hukum perdata Universitas
lemah (miskin) yang bersifat konsumtif, berbeda dengan yang bersifat pruduktif
3. Al-Hasan (Perisi) berpendapat bahwa bunga bank sendiri yang berlaku di Indonesia
bukan riba yang diharamkan karena tidak berlipat ganda sebagaimana terdapat
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.
ii
Pasal II
keperluan kertas, bunga operasional dan lain-lain. Adapun namanya pungutan itu tetap
termasuk bunga. Dengan demikian, persoalan tetap sama seperti uraian terdahulu, yaitu
Bagi ulama yang membolehkan pengutan dana dari peminjaman dan pemberi
dana (uang jasa) kepada penabung (deposito), tidak ada masalah, bila bermuamalah
dengan bank. Akan tetapi bagi Ulama yang menyatakan syubhat atau boleh
pertanyaan, sampai kapan masa darurat itu berakhir dan sampai kapan pemahaman
syubhat itu hilang ? Menurut hemat penulis, selama bermuamalah dengan bank-bank
yang ada sekarang, masa darurat itu masih tetap berlaku pengertian syubhat pun
demikian juga. Oleh sebab itu, perlu ada solusi, ada pemecahan masalah yang dihadapi
Pada saat ini anggota masyarakat sudah dapat memahami tentang kebaikan Bank
Syari’ah. Sebab, asset bank syari’ah terus meningkat, dari II bank menjadi 130 buah
kantor bank. Perinciannya adalah 37 kantor cabang Bank Muamalat dan Bank Syari’ah
Mandiri : 12 kantor cabang Syari’ah dari tiga bank umum konversional (Bank IFI, Bank
ii
Pasal III
Kalau masih ada sisa kelebihan yang belum di pungut, tidak boleh lagi dipungut,
dan hanya dibenarkan memungut (menagih) modalnya saja tidak boleh lebih, hal ini
Artinya :
“Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu”.
Sebagian ulama kita berpendapat bahwa walaupun ayat yang disebutkan dalam
surat Al-Baqarah, ayat yang terakhir diturunkan, tetapi dalam menetapkan hukumnya
tetap ada kaitannya dengan surat Ali-Imran ayat 130 yaitu haram hukumnya, sekiranya
berlipat ganda.
mengambil kelebihan (keuntungan) lebih besar dapat dibenarkan, sedangkan bank yang
memungut kelebihan atau sedikit saja tidak dibenarkan, mengenai hal ini, barangkali
jawaban yang tepat ialah, bank tidak menanggung resiko rugi, walaupun kelebihan tidak
banyak.
rugi, karena dalam dunia dagang, tidak mesti terus-menerus beruntung. Pihak bank
tidak mau tahu, apakah para peminjam rugi atau untung malahan barang / jaminan dapat
ii
BAB II
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi,
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tertanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang
telah pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang diberdasarkan atas
digolongkan ke dalam masalah-masalah Ijtihad. Sebab tidak ada penjelasan resmi bank
adalah hal yang baru yang belum pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW, dan para
sahabat dari Tabi’in. Untuk mengabul ketetapan hukum dengan menggunakan metode
Adapun hasil Ijtihat para ahli hukum Islam tentang hukum asuransi di
klasifikasikan :
a. Pendapat pertama, asuransi dengan segala bentuk perwujudannya, di padang haram
menurut ketentuan hukum Islam.
b. Pendapat kedua, asuransi dengan segala bentuknya dapat di terima dalam syari’at
Islam
c. Pendapat ketiga, asuransi diperbolehkan, sedangkan asuransi bersifat komersial
tidak diperbolehkan atau bertentangan dengan syari’at Islam.
d. Pendapat ke empat, asuransi dengan segala jenisnya di pandang syubhat.
ii
Pasa II
penyelenggaraan negara yang besih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia menimbang :
mewujudkan masyarakat yang adail dan makmu sebagai tercantum dalam UUD
1945.
fungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab perlu
penyelenggaran negara melaikan antara penyelenggaraan negara dan pihak lain yang
pencegahan.
ii
BAB III : PENUTUPO
Pasal I
KESIMPULAN
1. Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa
Rente adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda yang lebih di kenal dengan
istilah bungan.
2. Fee adalah pungutan dana untuk kepentingan administrasi, seperti keperluan kertas
Kalau ada kelebihan yang belum dipungut, tidak boleh lag dipungut, dan hanya
3. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, pihak penanggung mengikat
4. Islam adalah agama yang mengatur kehidupan manusia secara lengkap tidak ada
satupun aspek yang dalam kehidupan manusia yang tidak diatur dalam Islam
ii
Pasal 11
Saran-saran
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kepada kita kekuatan lahir, batin serta selawat dan salam keharibaan Nabi Besar
Muhammad SAW. Sehingga kam telah dapat menyelesaikan sebuah makalah yang
kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu yang kami miliki. Maka untuk itu kami sangat
pembaca.
Akhir kata kami mohon semoga Allah SWT memberikan rahmat dan
Wassalam
Penulis
SALMIATI
NPM. 06216271
ii
KATA PENGANTAR
Tiada yang lebih layak di sanjung selain kepada Allah SWT, serta puji dan
syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua. Dan tiada
yang lebih pantas diteladani selain Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang mulia.
Rentang waktu yang terasa lama bagi penulis mengamati dan menyusun
Dalam penyusunan makalah ini saya selaku penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, karena disebabkan keterbatasan ilmu yang saya
miliki.
pihak.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak pembimbing kami,
yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada kami semua.
Wassalam
Penulis
RAHMIANI
NPM. 06216264
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
Pasal I Kesimpulan............................................................................ 8
Pasal II Saran-saran........................................................................... 9
ii