Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL : PRAKTIKUM MANDIRI

KIMIA TERAPAN

KELOMPOK 3

1. ALYSA LUHFIANI
2. ANNISA
3. RISANI BAITI AKMAL 18035050
4. ROLA RIAS KANIA 18035051

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
BIDANG PANGAN : PEMANFAATAN DAUN KELOR

Identitas Artikel Karakteristik Tepung Daun Kelor Dengan


Metode Pengeringan Sinar Matahari
Tujuan
Penelitian tentang proses pembuatan
tepung daun kelor dengan perlakuan sinar
matahari dan diamati karakteristik dari
tepung daun kelor yang dihasilkan.
Bahan-bahan yang digunakan
1. Daun Kelor (Moringa Oleife))
2. Silica gel
Peralatan yang digunakan
1. Mesin penggiling
2. Nampan
3. Alat untuk pengayakan

Metode/ Prosedur kerja penelitian 1. Deskriptif kuantitatif


2. Prosedur penelitian ini meliputi proses
pembuatan tepung daun kelor dengan
pengeringan sinar matahari kemudian
dianalisis karakteristik tepung daun
kelor yang dihasilkan

Hasil penelitian Hasil analisis terhadap karakteristik


tepung daun kelor menunjukkan bahwa
tepung daun kelor mempunyai rendemen
20% (b/b), kadar air 6.64%, kadar abu
11.67%, kadar lemak 6.74%, kadar
protein 23.37%, serat kasar 3.67%,
karbohidrat 51.59%, kalori 342.31
kkal/kg, zat besi (Fe) 177.74 ppm,
kalsium (Ca) 16350.58 ppm, natrium (Na)
1206.54 ppm dan fosfor (P2O5) sebesar
290.65 mg/100gr
Kesimpulan Proses pembuatan tepung daun kelor
meliputi 3 tahap yaitu pemisahan daun
kelor dari tangkai, pengeringan dengan
sinar matahari hingga daun kering dan
penggilingan daun kelor dengan miller
dan pengayakan 80 mesh. Karakteristik
tepung daun kelor yaitu mempunyai
rendemen 20% (b/b), kadar air 6.64%,
kadar abu 11.67%, kadar lemak 6.74%,
kadar protein 23.37%, serat kasar 3.67%,
karbohidrat 51.59%, kalori 342.31
kkal/kg, zat besi (Fe) 177.74 ppm,
kalsium (Ca) 16350.58 ppm, natrium (Na)
1206.54 ppm dan fosfor (P2O5) sebesar
290.65 mg/100gr.

jurnal 2

Identitas Artikel Evaluasi Mutu Fisik Tepung Daun Kelor


(Moringa oleifera) Hasil Pengeringan
Microwave

Tujuan Untuk mengukur sifat fisik tepung daun


kelor hasil pengeringan microwave dan
mengetahui pengaruh daya microwave dan
durasi penepungan terhadap sifat fisik
tepung daun kelor.
Bahan-bahan yang digunakan Bahan yang digunakan yaitu daun kelor
yang masih segar dan bebas dari kerusakan
atau kecacatan.
Peralatan yang digunakan Alat pengering yang digunakan yaitu
microwave.
Metode/ Prosedur kerja penelitian Menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) dengan dua faktor yakni day adan
durasi
Hasil penelitian Berdasarkan penelitian, sifat fisik tepung
daun kelor lebih dipengaruhi oleh daya
microwave dari pada durasi penepungan.
Daya microwave yang digunakan
signifikan terhadap nilai tingkat
kekuningan dan daya serap air. Sifat fisik
tepung daun kelor rata-rata yang diperoleh
sebagai berikut : tingkat kehijauan sebesar
4,1 – 9,2; tingkat kekuningan sebesar 20,6
– 23,3; chroma sebesar 20,8 – 23,8;
densitas curah sebesar 0,427 – 0,437
g/cm3 ; aktivitas air sebesar 0,408 – 0,479;
daya serap air sebesar 1,883 – 2,762 ml/g;
sudut curah sebesar 43,30 – 46,14°; dan
nilai kadar air sebesar 3,992 – 4,985%bb.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan
bahwa: 1. Hasil penelitian sifat fisik daun
kelor memiliki nilai rendemen 20,94 –
23,92%, tingkat kehijauan berkisar antara
4,1 - 9,2 tingkat kekuningan sebesar 20,6 –
23,3, chroma sebesar 20,8 – 23,8, densitas
curah sebesar 0,427 – 0,437g/cm3 ,
aktivitas air berkisar antara 0,408 – 0,479,
daya serap air sebesar 1,883 – 2,762 ml/g,
sudut curah sebesar 43,30 – 46,14°, dan
nilai kadar air 3,992 – 4,985 %bb. 2. Sifat
fisik tepung kelor lebih dipengaruhi oleh
daya microwave yang digunakan dari pada
durasi penepungan. Daya microwave yang
digunakan signifikan terhadap tingkat
kehijauan dan daya serap air. Semakin
tinggi daya yang digunakan warna tepung
daun kelor semakin hijau. Untuk daya
serap air semakin tinggi daya yang
digunakan nilai daya serap air semakin
rendah.

jurnal 3

Identitas Artikel Penggunaan Tepung Daun Kelor Pada


Pembuatan Crackers Sumber Kalsium
Tujuan Untuk memanfaatkan daun kelor untuk
dijadikan crackers sebagai selingan yang
disukai remaja dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi remaja
Bahan-bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tepung daun kelor
(daun kelor diperoleh dari daerah
Tigaraksa, Tangerang dan proses
pembuatan tepung dilakukan di Balai
Pasca Panen Bogor), tepung terigu,
minyak nabati, garam, backing powder,
ragi, susu bubuk, gula halus, keju, tepung
maizena, dan air. Bahan yang digunakan
untuk analisis crackers kelor adalah asam
sulfat, H2SO4 pekat bebas nitrogen,
larutan katalis tembaga, CuSO4.5H2O
bebas nitrogen, K2SO4, indikator methyl
red (MR)/ bromocresol green (BCG),
HNO3, HCL, akuades, batu didih, eter
minyak tanah, lanthanium oksida, La2O3,
selen, CaSPO4, dan air.
Peralatan yang digunakan Alat yang digunakan pada pembuatan
tepung daun kelor dan crackers kelor
adalah timbangan digital, rolling pin,
sendok, oven, cetakan crackers, timbangan
digital, wadah untuk bahan, loyang untuk
adonan, ayakan, blender, nampan, mixer.
Alat yang digunakan untuk analisis adalah
oven, neraca analitik, desikator, botol
timbang aluminium dengan penutup, labu
kjedahl, alat destilasi kjedahl, alat
penyuling, labu ukur, gelas beaker, buret,
kaca arloji, kertas saring pembungkus
(huls), Kertas Whattman, alat peniup,
Soxhlet, dan tanur.
Metode/ Prosedur kerja penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan
acak lengkap dengan 2 kali pengulangan.
Substitusi tepung daun kelor terhadap
tepung terigu pada pembuatan crackers
yaitu, F0 (100:0), F1 (90:10), F2 (85:15),
dan F3(80:20).
Hasil penelitian Analisis data menggunakan uji Kruskall
Wallis, dengan uji lanjut Mann Whitney.
Semakin tinggi tingkat substitusi tepung
daun kelor terhadap tepung terigu, tingkat
kesukaan panelis terhadap warna, tekstur,
rasa, dan aroma crackers semakin
menurun. Produk crackers terpilih adalah
F1, dengan warna hijau kecoklatan, tekstur
renyah, rasa tidak pahit, dan aroma biasa.
Produk crackers terpilih dalam 100 g
mengandung energi 456,1 kkal,
karbohidrat 67,1 g, protein 8,9 g, lemak
16,9 g, zat besi 3,05 mg, dan kalsium 324
mg
Kesimpulan Penambahan tepung daun kelor
memengaruhi atribut warna, tekstur, rasa,
dan aroma crackers. Crackers daun kelor
terpilih dapat diklaim sebagai makanan
sumber kalsium

jurnal 4

Identitas Artikel Substitusi tepung daun kelor (Moringa


oleifera L.) pada cookies terhadap sifat
fisik, sifat organoleptik, kadar proksimat,
dan kadar Fe
Tujuan Mengetahui pengaruh variasi pencampuran
tepung daun kelor (Moringa oleifera L.)
pada cookies terhadap sifat fisik,
organoleptik, kadar proksimat, dan kadar
Fe.
Bahan-bahan yang digunakan Bahan baku yang digunakan adalah tepung
daun kelor 0 g, 100 g, 125 g, 150 g, tepung
terigu 250 g, 150 g, 125 g, 100 g, margarin
175 g, telur 2 butir, gula halus 125 g, susu
bubuk 30 g. Bahan kimia yang digunakan
antara lain: akuades, H2 SO4, asam borat,
NaOH, HCl, methylen biru, HNO3 ,
Ammonium Tio Sianat.
Peralatan yang digunakan Peralatan yang digunakan adalah alat-alat
untuk membuat cookies, cawan
alumunium, cawan porselen, oven, soxlet,
desikator, kondensor, gelas piala, labu
kjeldal, alat destilasi labu Erlenmeyer,
inkubator, pompa vacum, labu takar, gelas
ukur, biuret, pipet, pipet mikro, rak tabung,
pengaduk, kertas saring, spektrofotometer
dan penjepit
Metode/ Prosedur kerja penelitian Jenis penelitian True Experimental.
Rancangan yang digunakan Rancangan
Acak Sederhana dengan empat variasi
cookies substitusi tepung daun kelor yaitu
0%, 40%, 50%, dan 60%. Data dianalisis
dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann
Whitney serta uji Anova. Uji sifat fisik
dilakukan oleh peneliti, uji organoleptik
dilakukan 25 panelis agak terlatih, serta uji
kadar proksimat dan besi dilakukan di
Laboratorium Chemix Pratama
Hasil penelitian Cookies B memiliki warna kehijauan,
sedikit beraroma daun kelor, rasa manis
dan teksturnya agak keras. Kadar protein,
lemak, abu, dan Fe tertinggi terdapat pada
cookies D yaitu 11,95%; 16,52%; 3,665%;
dan 31,52 ppm. Kadar karbohidrat dan air
tertinggi terdapat pada cookies A yaitu
62,485% dan 15,77%
Kesimpulan Ada pengaruh pencampuran tepung daun
kelor (Moringa oleifera L.) pada cookies
terhadap sifat fisik, sifat organoleptik,
kadar proksimat, dan kadar Fe

Anda mungkin juga menyukai