Anda di halaman 1dari 2

Manifestasi Sindrom Down pada Rongga Mulut terhadap infeksi.

Kerentanan penderita terhadap infeksi bakteri


meningkat dengan adanya defisiensi sel leukosit, dan
Sindroma Down imunoglobulin yang abnormal baik dalam kualitas maupun
kuantitasnya. Fungsi sel T dan B menyimpang, anak menjadi
Sindrom Down merupakan suatu kondisi keterbelakangan
mudah terkena infeksi.
perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya
abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini Anak dengan sindrom Down beresiko tinggi menderita
terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling leukemia. Insiden limfositik leukemia akut meningkat. Lesi
memisahkan diri saat terjadinya pembelahan. Kelainan yang persisten dan perdarahan spontan pada gingiva dapat
kromosom ini dipengaruhi oleh umur ibu, kelainan kehamilan , menjadi salah satu indikator dari leukemia. Disfungsi tiroid
kelainan endokrin pada ibu. terjadi pada lebih dari 50% kasus.

Gambaran Klinis Sindrom Down Penderita sindrom Down juga mengalami retardasi mental
kategori sedang sampai berat. Sebagian besar penderita yang
Pada umumnya, sosok tubuh penderita sindrom Down pendek
mengalami cacat mental ringan dapat melakukan aktivitasnya
dengan leher pendek dan bungkuk. Telapak tangan penderita
dengan lebih baik.
hanya memiliki satu garis tangan melintang dengan jari pendek
dan lebar yang dinamakan simian crease. Berdasarkan skor IQ (Intelligence Quotient), anak sindrom
Down digolongkan menjadi :
Wajah penderita sindrom Down lebih ke arah bentuk bulat
dengan kepala brachicephalic serta pangkal hidung lebar dan • Retardasi ringan (IQ = 55-65), cukup mampu berbicara untuk
datar. Rambut terlihat jarang dan halus. Telinga pendek dan komunikasi.
letak agak rendah. Tulang oksipital penderita datar dan dahinya
menonjol. Sebanyak sepertiga atau seperempat fontanel besar • Retardasi sedang (IQ = 40-54), dapat dilatih untuk
dan meluas. Sutura sagital yang melebar lebih dari 5 mm komunikasi terbatas atau tingkat dasar.
ditemukan 98% kasus.
• Retardasi berat (IQ = 25-39), sulit dilatih dan sulit
Mata berbentuk almond dengan fisura palpebra miring ke arah berkomunikasi.
atas, ada bercak brushfield pada iris mata. Penderita memiliki
lipatan mata epikantus karena bagian luar kantus lebih tinggi • Retardasi sangat berat (IQ<25), tidak dapat dilatih dan tidak
dari pada bagian dalam, sehingga mata terlihat sipit dan agak mampu berkomunikasi.
ke atas, secara klinis memberikan kesan seperti ras Mongol.
Sifat penderita sindrom Down biasanya menyenangkan, meski
Karakteristik pada mata lainnya adalah ditemukannya bintik
ada yang perhatiannya kurang, selalu gelisah, dan bersifat
putih pada iris yang dinamakan brushfield spots, strabismus
perusak.
(juling) konvergen, nistagmus (gerakan mata yang tak
disadari), kelainan refraksi, cacat pembiasan sinar, dan katarak Kelainan pada sistem saraf mempengaruhi kemampuan bicara
kongenital. dan tingkah laku penderita. Pengekspresian bahasa yang
lambat pada penderita dapat disebabkan oleh retardasi mental,
Sinus frontal dan sfenoid tidak terbentuk, sinus maksilaris
gangguan pendengaran, hipersalivasi, keadaan gigi-geligi yang
hipoplastik pada lebih dari 90% penderita. Defisiensi tulang
tidak baik, membran mukosa yang kering, mikrostomia disertai
pada setengah bagian muka sangat nyata dengan
makroglosia dan hipotonus otot.
hipertelorisme, dasar hidung yang rata, dan prognasi
mandibula yang ringan. Masalah skeletal berupa hipoplasia Manifestasi dalam Mulut
maksila dan tulang sfenoid, anomali iga dan pelvis, dislokasi
tulang panggul, dan subluksasi tulang tempurung. Manifestasi dalam mulut umum ditemukan. Penderita sindrom
down terlihat mempunyai mulut yang selalu terbuka dengan
Kerusakan korda spinalis yang irreversibel dapat terjadi selama ujung lidah yang besar keluar dari rongga mulut, kebersihan
manipulasi leher pada penderita yang sedang menjalani terapi mulut ysang buruk, dan maloklusi. Hipotonus otot orbicularis,
dental atau anestesi umum. zygomaticus, masseter, dan temporal menyebabkan perubahan
fasial yang bermakna, seperti sudut mulut turun dan mulut
Kelainan fungsi sistemis pada penderita sindrom Down dapat
terbuka. Gambaran mulut terbuka umum ditemukan, karena
berupa kelainan jantung kongenital (40%) dan kelainan darah
adanya nasofaring yang dangkal dan hipertrofi tonsil serta
termasuk gangguan sistem imun. Yang termasuk penyakit
adenoid yang menyebabkan gangguan pada saluran udara
jantung kongenital di sini adalah gangguan saluran
bagian atas. Lidah yang protrusif dan pernapasan melalui
arterioventrikular. Cacat septum atrium sekunder lebih jarang
mulut cenderung menyebabkan bibir kering dan pecah-pecah.
ditemukan.
Panjang dan lebar lengkung palatal berkurang secara
Gangguan sistem imun dan rendahnya daya tahan terhadap signifikan, uvula yang terbelah serta sumbing bibir dan
infeksi dapat disebabkan oleh leukosit neutrofil yang tidak palatum kadang ditemukan. Konsentrasi ion natrium, kalsium,
sempurna dengan masa hidup yang pendek. Penderita rentan dan bikarbonat yang meningkat ditemukan dalam saliva.
Palatum berkurang dalam ukuran panjang, lebar, dan tinggi, cetakan gigi yang dinamakan scalloped tongue. Kebiasaan
sehingga tampak berbentuk anak tangga atau dapat pula menjulurkan lidah selama waktu minum, menghisap dot,
berbentuk V. makan, dan bicara terjadi pada lidah hipotonus. Jaringan lidah
pada bagian tengah bersifat hipotonus dengan cekungan
Gigi-geligi menunjukkan sejumlah anomali yang karakteristik berlebihan dibagian 2/3 anterior lidah dan hipotonus pada
dan sering ditemukan penyakit periodontal. Kelainan gigi- frenulum lidah. Makroglosia sebenarnya sangat jarang
geligi pada penderita sindrom Down dapat berupa ditemukan, makoglosia hanya relatif ditemukan bilamana lidah
mikrodonsia, anodonsia parsial, atau taurodonsia. Mikrodonsia berukuran normal tetapi ukuran rongga mulut yang kecil
dapat terlihat pada gigi sulung maupun tetap, mahkota klinis disebabkan karena tidak berkembangnya pertumbuhan dari
berbentuk kerucut, pendek, dan kecil. Hal ini menyebabkan wajah bagian tengah.
timbulnya celah antar gigi (spacing). Keadaan gigi berjejal,
sering terjadi pada rahang atas, sedangkan pada rahang bawah Pada pemeriksaan palatum penderita sindroma down terlihat
sering terjadi spacing. sempit dengan cekungan yang tajam. Cekungan tersebut
normal tingginya, namun ukuran dari palatum durum yang
Taurodonsia terjadi dengan manifestasi perpanjangan ruang abnormal tebal. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya
pulpa dan perubahan letak apikal, bifurkasi, atau trifurkasi ruangan pada kavitas oral untuk lidah, yang akan
akar, paling sering terjadi pada molar kedua bawah tetap. mempengaruhi fungsi bicara dan mastikasi.

Ketidakharmonisan oklusi berupa mesioklusi dengan sedikit Keadaan jaringan keras


prognatisme, gigitan silang posterior, dan gigi anterior yang
sangat berjejal, umum ditemukan. Gigitan silang posterior Erupsi gigi pada anak sindroma down biasanya tertunda.
berasal dari tulang basal maksila dengan gigitan terbuka Waktu erupsi berbeda-beda bagi anak sindroma down dan
anterior, disebabkan oleh ketidakseimbangan dento alveolar. beberapa anak, gigi primernya tidak erupsi hingga berumur 2
tahun. Pada beberapa kasus masalah erupsi dapat disebabkan
Oral hygiene oleh gingival hiperplasia yang dihasilkan dari beberapa
medikasi seperti phenytoin dan cyclosporin. Pemeriksaan gigi
Sesuai dengan meningkatnya usia, baik pada lidah maupun
secara rutin pada saat anak sindroma down berumur satu tahun
bibir terbentuk celah dan fissure. Ini merupakan hasil dari
dapat membantu dalam mengidentifikasi ketidakteraturan pola
mouth breathing yang kronis. Pembentukan fissure pada lidah
erupsi gigi.
dapat menjadi berat dan merupakan faktor konstribusi pada
terjadinya halitosis. Bruksism terjadi pada anak sindroma down dan dapat dipicu
oleh maloklusi gigi, disfungsi TMJ dan tidak berkembangnya
Pasien diinstruksikan untuk menyikat pada saat menyikat gigi.
nervus kontrol. Mikrodontia dan malformasi gigi juga dapat
Pernapasan mulut kronik lainnya dapat menurun dalam saliva
ditemukan. Crowding yang berat dapat terjadi pada penderita
dengan mengeringnya mulut. Terjadi penurunan pembersihan
sindroma down yang telah erupsi semua gigi permanennya.
alamiah pada kavitas mulut dapat menjadi faktor konstribusi
pada perkembangan karies. Pernapasan melalui mulut dapat Maloklusi
menyebabkan iritasi pada sudut mulut ( angular cheilitis ).
pada sebagian besar penderita sindrom down ditemukan
Keadaan jaringan lunak maloklusi karena erupsi dari gigi permanen yang terganggu
dan tidak berkembangnya maksilla. Kecilnya maksilla
Menurunnya muscule tone umumnya ditemukan pada
menyebabkan terjadinya open bite, posisi gigi yang jelek dan
sindroma down. Hal ini mempengaruhi otot-otot kepala dan
meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit periodontal
rongga mulut sesuai dengan otot-otot tengkorak yang lebar.
dan karies gigi.
Menurunnya muscule tone pada bibir dan pipi memepengaruhi
tekanan yang tidak seimbang pada gigi dan tekanan pada lidah Anomali gigi
menjadi lebih besar. Hal ini menyebabkan terjadinya open bite
pada penderita sindroma down. Selain itu, berkurangnya Keadaan anomali gigi umumnya terjadi pada sindrom down
muscule tone menyebabkan efisiensi mengunyah dan natural misalnya kongenitalis missing teeth lebih sering terjadi pada
cleansing dari gigi. Kemungkinan makanan tertinggal pada gigi penderita sindrom down daripada populasi umum. Gigi yang
setelah makan yang diakibatkan oleh pengunyahan yang tidak lebih sering tanggal umumnya insisivus lateral dan premolar
sempurna. kedua rahang bawah.

Insiden dari mouth breathing sangat tinggi disebabkan oleh


jalan nasal yang kecil. Lidah dapt protrusi dan membesar atau
makroglosia atau berfissura pada permukaan dorsal 2/3
anterior dengan panjang dan kedalaman yang bervariasi. Pada
penderita sindroma down, hal ini dapat terjadi dengan
kombinasi geographic tongue. Permukaan dorsal lidah
biasanya kering dan merekah serta tepinya mempunyai pola

Anda mungkin juga menyukai