Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI INVERTEBRATA

PRAKTIKUM VI

PHYLUM ARTHROPODA

OLEH:

NAMA : NI LUH IDA MARETA YANTI

NIM :1613041006

KELAS : II B

JURUSAN :PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2017
PRAKTIKUM VI

FILUM ARTRHOPODA

I. Tujuan Praktikum

1. Mempunyai pengalaman mengenali ciri-ciri khas Arthropoda


2. Dapat mengamati dengan jelas, bentuk morfologi hewan-hewan
Arthropoda yang disiapkan dalam praktikum
3. Terampil membelah spesimen yang disiapkan, agar dapat mengamati,
menujukkan dan menyebutkan organ-organ internal dari spesimen
yang dibedah
4. Membiasakan diri belajar anatomi dengan menggambar yang baik.
Tentang specimen-spesimen yang diamatinya, pada buku gambar atau
kertas lembaran kerja yang telah disiapkan.
5. Dapat memberikan keterangan-keterangan bagian gambar, yang telah
selesai dibuatnya.
6. Dapat menuliskan sistematika / klasifikasi dari hewan-hewan yang di
amati.

II. Dasar Teori

Fium Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu Arthros ( beruas-


ruas) dan Podos ( kaki). Sehingga Arthropoda disebut hewan yang memiliki
ruas pada kakinya. Tubuh beruas-ruas, mempunyai kaki yang bersendi. Jumlah
kaki mengalami modifikasi sesuai dengan kelasnya. Bagian tubuh terdapat
rangka luar yang tersusun dari kitin ( Sudarsono, 2004 : 29)
Tubuh Arthropoda merupakan simetri bilateral dan tergolong
triploblastik selomata. Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam ada yang
mencapai 60cm ada yang kecil da nada yang besar. Tubuh Arthropoda
bersegmen-segmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada setiap
segmen tersebut biasanya terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen tubuh
bergabung membentuk bagian tubuh yaitu Kaput (kepala), Toraks ( dada), dan
abdomen ( perut ). Rangka luar tersusun dari kitin tersebut merupakan rangka
eksoskeleton yang kuat tersebut juga tidak tembus air sehingga dapat menjaga
keseimbangan cairan tubuh, terutama pada Artrhopoda air. Eksoskeleton ini
juga bias mengelupas seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan
tubuhnya. Tahap pengelupasan ini disebut dengan molting atau ekdisis.
Artrhopoda memiliki organ indera terspesialisasi. Indera berkembang dengan
baik agar merespon stimulus dengan cepat. System saraf Artrhopoda berupa
system saraf tangga tali. Sepasang saraf tangga tali terdapat disepanjang sisi
ventral tubuh, dibeberapa bagian tubuh terdapat pembesaran saraf tangga tali
yang disebut ganglia. ( Esis, 2004 : 179)
System pencernaan Artrhopoda terdiri dari organ yang lengkap seperti
mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Mulut dilengkapi dengan berbagai
alat tambahan yang beragam seperti mandibular dan maksila pada belalang.
Artrhopoda bernafas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku. System
sirkulasi atau peredaran darah pada Artrhopoda bersifat terbuka. Cara hidup
Artrhopoda sangat beragam ada yang bebas, parasite, komensial, atau
simbiotik. Habitat penyebaran Artrhopoda berada disemua tempat, misalnya
dilaut, perairan tawar, gurun pasir, dan padang rumput. Reproduksi
Artrhopoda umumnya terjadi secara seksual, ada yang aseksual yaitu dengan
parthenogenesis. Parthenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa
melalui fertilisasi ( pembuahan). Organ reproduksi jantan dan betina pada
Artrhopoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang
berbeda sehingga bersifat dioseus ( berumah dua ). Fertilisasi terjadi secara
internal dan menghasilkan telur. Artrhopoda di klasifikasikan menjadi 4 kelas
berdasarkan struktur tubuh dan kaki, adapun klasifikasi dari filum Artrhopoda,
yaitu:
1. Kelas Arachnoidea
Arachnoidea terdiri dari dua kata yaitu arachno yang berarti laba-
laba, atau dengan kata lain kelas ini disebut kelompok laba-laba.
Arachnoidea memiliki ukuran tubuh yang beranekaragam. Habitat
dari kelas ini tersebar di darat ( terrestrial ) yang hidup secara bebas
atau parasite. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora,
yaitu memangsa dengan menusuk dan menghisap cairan tubuh
mangsanya. Beberapa jenis Arachnoidea terspesialisai untuk hidup
sebagai parasite di berbagai tumbuhan dan hewan inang termasuk
manusia. Tubuh dari Arachnoidea terdiri dari dua bagian yaitu
sefalo-toraks ( kepala – dada). Pada bagian anterior dan abdomen
pada bagian posterior. Kelas Arachnoidea dibagi mejadi tiga ordo
yaitu, Scorpinonida, Arachnoidea, dan Acarina. Struktur
ppenyusun tubuh dari Arachnidea sudah hamper lengkap.
Arachnida bernafas dengan menggunakan alat-alat pernafasa.
Seperti halnya ada yang alat pernafasannya berupa paru-paru buku
atau trakea.

2. Myriapoda
Kelas myriapoda berasal dari dua kata, yaitu Myria yang berarti
banyak dan podos yang berarti kaki yang kedua kata tersebut
berasal dari bahasa yunani atau bahasa latin. Dari arti kata
Myriapoda tersebut maka dapat dikatakan kelas ini merupakan
kelompok hewan berkaki banyak. Salah satu contoh dari kelas ini
yaitu kaki seribu. Baian-bagian tubuh dari Myriapoda sulit di
bedakan antara toraks dan abdomenna. Tubuhnya memanjang
seperti cacing sehingga hanya tampak bagian kaput dan badan
setiap segmen tubuhnya memiliki lubang respirasi yang disebut
spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya yaitu dengan tubula
Malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan reproduksi
seksual secara internal. Kelas Myriapoda dibagi menjadi dua ordo
yaitu ordo Chilopoda dan ordo Diplopoda.

3. Crustacea
Kata crustaccea berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata
crusta yang berarti kulit, dimana hewan yang termasuk dalam kelas
ini memiliki rangka luar ( eksoskeleton) yang keras. Umumnya
kelas Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang
hidup di darat. Kelas Crustacea terdiri dari dua sub kelas yaitu
subkelas Entomostraca dan Malocostraca. Entomostraca adalah
kelompok crustacea yang berukuran mikrokopik, hidup bebas
sebagai zooplankton atau bentons di perairan, meskipun ada yang
parasit. Contoh kelompok ini yaitu Paphina sp , Cypris virens , dan
Cydocps sp. Sub kelas Malocostraca adalah kelompok crustacea
dengan jumlah jenis yang lebih besar dari pada Entomostraca.
Contoh dari subkelas ini yaitu udang, lobster, dan kepiting. Udang
memiliki eksoskeleton yang keras untuk melindungi tubunya.
Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang
menyatu membentuk sefalotoraks, serta abdomen. Bagian
sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa
karapaks. Saluran pencernaan udang sudah lengkap. Pernafasan
udang dilakukan dengan insang. Insang terdapat di bagian ventral
tubuh dekat kaki. System peredaran darah bersifat terbuka. Darah
udang tidak berwarna, namun mengandung hemosianin. System
peredaran darah udang terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan
sinus yang rongganya berdinding tipis. Reproduksi udang, yaitu
reproduksi seksual terjadi secara internal. Organ kelamin bersifat
aioseus ( berumah dua ) organ kelamin jantan dan organ kelamin
betina ada pada individu yang berbeda.

4. Insecta
Kelas Insecta berasal dari bahasa latin yaitu dari kata insecti yang
berarti serangga. Nama lain dari insect yyaitu hexapoda ( hexa
yang berarti enam dan poda berarti kaki ). Insecta dapat hidup di
berbagai tempat yaitu di air tawar, air laut dan darat. Hewan yang
termasuk dalam kelas ini merupakan satu-satunya keompok
invertebrata yang dapat terbang. Tubuh insecta dapat dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Contoh dari
kelas ini yaitu belalang dan kecoa. Organ kaput memiliki organ
indera yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antenna, mata
majemuk ( mata faset ) dan ata tunggal ( oseli ). Toraks insecta
bersegmen tiga. Bagian abdomen insecta tidak memiliki anggota
tubuh, pada bagian abdomennya terdapat spirakel yaitu lubang
pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea ini merupakan alat
pernapasan insecta. Pada bagian abdomen juga terdapat tubula
Malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada bagian posterior
saluran pencernaannya. System sirkulasi dari kelas insecta yaitu
system peredaran terbuka. Organ kelamin insecta beruah dua
( dioseus ). Alat kelamin terletak pada bagian terakhir abdomen.
Fertilisasi terjadi secra internal. Insecta melakukan ekdisis pada
tahap tertentu selama perkembangan hidupnya. Ekdisis di lakukan
karena eksoskeleton inseecta tidak fleksibel. Sebagian besar insecta
mengalami perubahan ukuran tubuh dan perubahan ini disebut
metamorphosis. Klasifikasi dari kelas Insecta dibedakan menjadi
dua sub kelas yaitu sub kelas Apterigota ( Insecta tidak bersayap )
dan sub kelas Pteriggota ( Insecta bersayap ). Contoh dari sub kelas
Apterigota yaitu Kutu buku ( Lepisma saccharira ). Contoh dari sub
Kelas Eterigota yaitu Kecoa, Belalang< yang mana sub kelas ini
terdiri dari ordo Orthoptera, Hemiptera, Homoptera dan Odonata
( Hardisusanto , 2004 )

III. Alat dan Bahan


Alat : 1. Gunting
2. Papan seksi
3. Pisau seksi
4. Jarum pentul
5. Pinset
6. Silet.
7. Cawan petri.
8. Alat gambar.
9. Kaca pembesar

Bahan :
Udang ( Penaeus monodon )
Capung ( Neurothemis sp )
Kupu-kupu ( Appias libythea )
Sumber: Buku ajar Zoologi Invertebrata oleh Prof. Dr. Wayan Bawa.

IV. Prosedur Kerja

Praktikum Udang

1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum.
2. Mengganmbil seekor udang, kemudian letakkan diatas papan seksi sedemikian
rupa, sehingga bagian dorsalnya menghadap ke atas.
3. Mengamati bentuk morfologi tubuh udang tersebut dengan sesame
4. Melanjutkan pengamatan, kemudian menggambarkan udang tersebut dengan
kertas lembar kerja, dengan sebaik-baiknya, serta berikan keterangan yang
tepat pada bagian-bagain gambar tersebut.
5. Melakukan pembedahan untuk melihat organ dalamnya, terutama jenis
kelamin, apakah betina atau jantan
6. Melepaskan dari tubuh udang, baik karapaks ( Carapace ), satu kaki toraks II
( Thorapod II / Perpod II ), satu kaki renang I ( pleopod I / Swimeret I ) dan
kaki ekor ( Uropod ). Gambarlah organ-organ yang dilepaskan tadi, serta beri
keterangan selengkapnya.
7. Memotong / mengiris seara melintang, satu segmen sefalotoraks yang
mengandung insang dan satu segemn abdomennya, lalu gambarlah serta beri
keterangan bagian-bagiannya.
8. Menuliskan sistematika / klasifikasi dari specimen yang diamati.

Praktikum Insecta

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum


2. Ambillah seekor belalang yang cukup besar dan letakkan di atas papan seksi,
sedemikian rupa hingga bagian dorsalnya menghadap keatas
3. Amatilah bentuk morfologinya dengan cermat, kemudian gambarlah pada
kertas lembaran kerja dan beri keterangan bagian-bagiannya
V. Hasil Praktikum
VI. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum diatas, Filum Artrhopoda merupakan hewan yang


memiliki simetri tubuh bilateral, beruas-ruas dan mempunyai kerangka luar
( eksoskeleton ). Kerangka luar hewan ini terbuat dari bahan kitin ( zat tanduk ).
Tubuh hewan ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala ( sefala), dada ( foraks)
dan perut ( abdomen). Anggota kelompo Artrhopoda dapat di temukan hamper di
semua tempat, missal di darat, air dan di dalam tanah ( Wigati, 2011 : 53)
Filum Artrhopoda dengan adanya kerangka luar (eksoskeleton) yang tersusun
dari zat kitin dan pada waktu tertentu kulit akan mengalami pergantian ( ekdisis
molting). Memiliki organ sensoris mata, penciuman, dan antena untuk sentuhan
dan penciuman. System darah terbuka dan darah tidak berwarna merah. Alat
respirasi berupa insang, trakea, dan paru-paru buku. Alat eksresi berupa kelenjar
hijau dengan tubuh Malpighi. System reproduksinya yaitu secara seksual
dilakukan melalui proses fertilisasi dan secara aseksual dengan melakukan
paedogenesis (reproduksi terjadi ppada individu yang muda (larva). Filum
Arthropoda dikasifikasikan menjadi empat kelas yaitu:
1. Crustaacea ( udang-udangan )
Ciri-ciri dari kelas ini yaitu:
- Memiliki dua pasang antenna
- Tubuh terdiri atas sefalotoraks ( kepala menyatu dengan dada dan
abdomen)
- Bernafas pada daerah tipis pada kutikula, namun sebagian besar
bernafas dengan insang.
- Reproduksisecara seksual, dioseus ( berumah dua ), organ reproduksi
jantan dan betina ada pada individu yang berbeda
- Contoh dari kelas ini yaitu Udang Windu ( Penaeus monodon )

2. Myriapoda ( hewan berkaki banyak )


Ciri-ciri dari kelas ini yaitu:
- Tubuh hanya terdiri atas kepala ( sefalo ), toraks ( dada ), dan perut
( abdomen)
- Pada kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat peraba
besar dan peraba kecil yang beruas-ruas
- Tiap ruass pada tubuhnya terdapat sepasang atau dua pasang kaki
- System respirasinya menggunakan trakea yang bermuara pada lubang
kecil yang disebut spirakel
- Kelas myriapoda di klasifikasikan menjadi dua ordo, yaitu chilopoda
dengan contohnya yaitu lipan ( Scolopendra subspinipes ) dan
Diplopoda dengan contoh yaitu Luwing ( Julus teritris ). (Rahardian,
2013)
3. Arachoidea
Ciri-ciri dari kelas ini yaitu:
- Tubuh terdiri atas abdomen dan sefalotoraks
- Memiliki enam pasang anggota gerak, yakni kalisera, pedipalpus, dan
empat pasang kaki yang terdapat di sefalotoraks.
- Pada sefalotoraks terdapat sepasang pedipalpi, 4 pasang kaki, beberapa
mata tunggal, serta selisera ( chelicera ) yang berfungsi untuk
menangkap makanan
- Kelas ini dibagi menjadi tiga yaitu scorpionida (kalajengking),
Arachnida (laba-laba) dan Acarina (caplak, tungau). (Rahardian, 2013)
4. Insecta
Ciri-ciri dari kelas ini yaitu:
- Tubuh tersusun atas kepala ( sefalo), dada ( toraks), dan perut
(abdomen)
- Mulut dimodifikasi menjadi penggigit, penghisap, dan penelan
- Memiliki tiga pasang kaki, sehingga kelas insecta disebut juga
Hexapoda ( berkaki enam )
- Mengalami perubahan bentuk tubuh selama pertumbuhan yang disebut
metamorphosis sempurna (contohnhya pada lebah dan kupu-kupu) dan
metamorphosis tidak sempurna ( contohnya pada lalat, belalang, dan
jangkrik)
- Insecta merupakan kelas yang memiliki jenis terbanyak yang ada pada
filum Arthropoda
- Kaki insecta terdiri dari beberapa bagian yaitu femur, tibia, tarsus, dan
pretarsus. Kaki ini difungsikan untuk berjalan atau meloncat.
( Rahardian, 2013)

Berdasarkan bahan praktikum yang digunakan, yaitu

1. Udang ( Penaeus monodon )


Udang windu merupakan salah satu jenis dari Kelas Crustacea. Hewan ini
sebagian besar hidup di air laut. Mulai dari pantai hingga di laut dalam. Namun
ada juga yang hidup di air tawar dan di darat. Udang memiliki 5 pasang kaki,
terdapat 2 pasang antenna di anterior sefalotoraks. Tubuh hewan ini mempunyai
segmen dan diujung tubuhnya terdapat telson sebagai keudi. Hewan ini dilengkapi
dengan organ-organ tubuh lainnya. Bagian luar tubuh udang dilapisi oleh
eksoskeleton yang keras untuk melindungi tubunya. Karapaks memiliki duri dari
ujung anteriornya yang disebut rostrum. Di dekat rostrum terdapat mata faset
( mata majemuk) yang bertangkai. Saluran pencernaan udang terdiri dari mulut,
esophagus, lambung, usus, dan anus. Hati yang merupakan kelenjar pencernaan
terletak dibagian toraks dan abdomen. Makanan berupa berudu, larva, serangga,
dan ikan-ikan kecil. Sisa metabolisme berbentuk cairan dikeluarkan melalui alat
ekskresi kelenjar hijau. Lubang eksresinya terdapat di kepala. Pernapasan udang
di lakukan oleh insang. Insang gterdapat di bagian ventral tubuh dekat kaki.
Sistem peredaran darah bersifat terbuka karena darah tidak beredar/ mengalir di
dalam pembuluh darah. Darah udang tidak berwarna, namun mengandung
hemosianin. System peredaran darah dari udang terdiri dari jantung, pembuluh
darah, dan sinus yang rongganya berdinding tipis. Reproduksi seksual terjadi
secara internal. Organ kelaminnya bersifat dioseus ( berumah dua ) organ kelamin
jntan dan betina ada pada individu yang berbeda. ( Hardisusanto, 2004 )

2. Kupu – kupu

Family Nymphalidae merupakan salah satu family yang jumlahnya banyak dan
memiliki pola warna sayap yang beragam. Spesies pada family Nymphalidae
memiliki ukuran tubuh sedang hingga besar berkisar antara 25-150 mm. Sayap
bagian depan berbentuk hamper segitiga dan sayap bagian belakang memanjang
ke depaan dan membengkok. Beberapa spesies memiliki ekor pada bagian sayap
bawah. Family Nymphalidae memiliki kemampuan terbang yang cepat dan kuat.
Kupu-kupu memiliki sayap yang beraneka ragam warna. Pada umumnya sayap
tidak berekor dan memiliki warna coklat, jingga bercampur coklat atau hitam.
Pada bagian bawah sayap terlihat pudar dan menyerupai daun mati sehingga
beberapa spesies memanfaatkan sebagai bentuk kamuflase untuk menghindari
predator. Pada umumnya family Nymphalidae memiliki penyebaran yang luas dan
menyukai tempat seperti hutan, daerah terang dan lading. Sumber makanan kupu-
kupu adalah buah-buahan yang busuk.

Klasifikasi Kupu-kupu:

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo : Lepidoptera

Family: Nymphalidae

3. Capung

Capung termasuk dalam kelompok insecta atau serangga yang memiliki ciri-
ciri terdiri atas tiga bagian yaitu kepala ( caput), dada ( toraks ) dan perut
( abdomen ). Kepala capung relative besar disbanding tubuhnya, bentuknya
membulat/ memanjang ke samping dengan bagian belakang berlekuk ke dalam.
Bagian yang sangat menyolok pada kepala adalah sepasang mata majemuk yang
besar yang terdiri dari banyak mata kecil yang disebut ommatidium. Diantara
kedua mata majemuk tersebut terdapat sepasang antenna pendek, halusseperti
benang.
Mulut capung berkembang sesuai dengan fungsinya sebagai pemangs, bagian
depan terdapat labrum ( bibir depan ), di belakang labrum terdapat sepasang
mandibular ( rahang ) yang kuat untuk merobek badan mangsanya. Di belakang
mandibular dan bagian mulut yang paling belakang adalah labium yang menjadi
bibir belakang.
Bagian dada ( toraks) terdiri dari tiga ruas adalah protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks, masing-masing mendukung satu pasang kaki. Menurut fungsinya kaki
capung termasuk dalam tipe kaki raptoral yaitu kaki yang dipergunakan untuk
berdiri dan menangkap mangsanya. Abdomen terdiri dari beberapa ruas, ramping
dan memanjang seperti ekor atau agak melebar. Ujungnya dilengkapi tambahan
seperti umbai yang dapat digerakan dengan variasi bentuk tergantung jenisnya.
Sayap capunhg bentuknya khas yaitu lonjong/ memanjang dan tembus
pandang. Kadang-kadang berwarna menarik seperti coklat kekuningan, hijau, biru,
atau merah. Lembaran sayap ditopang oleh venasi. Para ahli mengidentifikasi dan
membedakan capung dengan melihat susunan venasi pada sayap.

Klasifikasi Capung:
Kingdom: Animalia
Filum : Arthropoda
Ordo : Ordonata
Family : Aeshindae
VII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum diatas daapat disimpulkan bahwa Artrhopoda merupakan


hewan dengan tubuh beruas-ruas dan terbagi atas kepala ( caput ), dada ( thoraks ) dan perut (
abdomen ). Rangka luar ( eksoskeleton ) tersusun atas zat kitin dan pada waktu tertentu kulit
akan mengalami pergantian ( ekdisis / molting ). Memiliki organ sensoris mata, penciuman
dan antenna untuk sentuhan dan penciuman. System peredaran darah terbuka dan darah tidak
berwarna merah memiliki alat respirasi berupa insang, trakea, dan paru-paru buku, alat
ekskresi berupa kelenjar hijau dengan pembuluh Malpighi. Memiliki system reproduksi yaitu
secara seksual dilakukan melalui proses fertilisasi dan secara aseksual dengan melakukan
parthenogenesis ( proses reproduksi terjadi tanpa fertilisasi ) dan paedogenesis ( reproduksi
terjadi pada individu yang muda ) / larva. Di dalam Fillum Arthropoda memiliki empat kelas
yaitu: Crustacea, Myriapoda, Arachnoidea, Insecta. Dari ketiga bahan praktikum diatas
Udang widu ( Penaeus monadon ) termasuk dalam kelas Crustacea,
VIII. Daftar Pustaka

Bawa, Wayan ; Wayan Suwirya ; Ni Putu Ristiati ; I Nengah kariasa. 2001.


Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) Zoologi Invertebrata, Singaraja : Undiksha

Esis, 2004 . Biologi untuk SMA . Jakarta : Erlangga

Hrdisusanto, Suwarno. 2004. Biology 1b. Jakarta > PT. Sunda Kelapa

Rahardian, Renan & Azni Ananda. 2003. Top Pocket No. 1 Biology. Jakarta : PT.
Wahyumedia

Anda mungkin juga menyukai