A. Profil Perusahaan
Bank BNI yang dalam hal ini bertindak sebagai bank yang melakukan pemisahan
adalah suatu BUMN yang berbentuk perusahaan publik yang didirikan berdasarkan
di Jakarta. Mayoritas saham BNI per 30 Juni 2009 dimiliki oleh Pemerintah Republik
1. Merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, memiliki 1.106 cabang dan
sentra kredit yang tersebar di seluruh Indonesia dan 5 cabang luar negeri
(SKC), 112 unit kredit kecil (UKC), 63 cabang stand alone, 20 sentra kredit
3. Memiliki 2.918 jaringan ATM ditambah 6.900 ATM LINK dan 10.500 ATM
Bersama, serta fasilitas phonebanking 24 jam, SMS Banking dan BNI Internet
Bagi nasabah institusi bisnis, BNI memberikan layanan cash management secara
39
remittance/pengiriman uang yang didukung oleh jaringan cabang luar negeri dan +
Saham BNI tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BBNI. Total
asset yang dikelola BNI per 31 Desember 2008 (audited) dan 30 Juni 2009
Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam tempaan krisis moneter 1997,
meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut kokoh dan mampu menjawab kebutuhan
perbankan yang transparan. Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU no 10 Tahun
1998, mulailah PT Bank Negara Indonesia (Persero ) merintis Divisi Usaha Syariah.
Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29 April 2000, kini BNI Syariah memiliki 59
masing kantor cabang utama tersebut membuka kantor-kantor cabang pembantu syariah
(KCPS), sehingga keseluruhan kantor cabang syariah sampai tahun 2009 berjumlah 59
pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah
untuk melayani pembukaan rekening produk dana syariah, BNI Syariah merespon
ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang konvensional guna melakukan
“office channelling”. Hingga saat ini outlet layanan syariah pada kantor cabang
40
• Dual System Bank
Dengan pola Dual System Bank, maka BNI Syariah saat ini didukung oleh sistem
Informasi Teknologi yang modern dan jaringan transaksi yang sangat luas di
kepatuhan terhadap aspek syariah. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2004 sebagai Bank Syariah Terbaik.
Saat ini seluruh cabang BNI di seluruh Indonesia telah dilengkapi dengan layanan
menitipkan dana melalui giro syariah dan tabungan titipan (wadiah), atau bahkan
Secara nasional cabang BNI yang sudah dapat melayani pembukaan rekening
syariah berjumlah lebih dari 600, dan dari waktu ke waktu jumlah ini terus
41
• Produk Inovatif Sesuai Syariah
jual beli dan bagi hasil serta memiliki beragam produk dan jasa perbankan yang
tidak terbatas pada masyarakat muslim namun juga dibutuhkan oleh seluruh
1. Murabahah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak bank selaku penjual,
-sektor riil yang sesuai syariah. Antara investor dan pihak Bank sebelumnya
melakukan akad terhadap nisbah keuntungan yang akan dibagi. Jadi penabung
42
tidak mendapatkan bunga namun akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan
Bank dengan nasabah dimana modal usaha berasal dari kedua belah pihak. Dalam
5. Ijarah adalah akad sewa menyewa untuk mendapatkan imbalan atas barang/jasa
yang disewakan. Pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli,
namun objek transaksinya berbeda, jika jual beli objek transaksinya adalah
B. Analisis Internal
Pemisahan Unit Usaha Syariah menjadi bank baru yang berbasiskan pada prinsip
seluruh stakeholders.
Hal ini sejalan dengan Visi dan Misi Bank Umum Syariah (BUS) baru, yaitu :
Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan
Berdasarkan visi yang dimiliki perusahaan seperti tersebut diatas dan berdasarkan
43
1. Visi perusahaan sudah cukup baik yaitu merupakan komitmen manajemen
perusahaan untuk memberikan layanan dan kinerja yang unggul baik kepada
nasabah maupun kepada seluruh stakeholders dengan bisnis yang sesuai kaidah
Islam.
2. Dengan memiliki visi tersebut, BNI Syariah akan terus berusaha memperbaiki diri
menyempurnakan sistem yang ada saat ini kearah yang lebih baik lagi.
layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank
Berdasarkan misi yang dimiliki perusahaan dan berdasarkan pengertian misi maka
1. Misi yang dimiliki perusahaan sudah cukup bagus yaitu dapat dijadikan pedoman
atau jalan untuk menuju kondisi perusahaan dimasa mendatang dan juga
44
2. Misi BNI Syariah juga merupakan pernyataan sikap dari manajemen dan karyawan
pelanggan.
3. Dari misi tersebut juga merupakan pernyataan sikap majajemen dan karyawan
2. Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai yang berlaku di BNI Syariah merupakan hasil adopsi dari nilai-nilai
sejalan dan konsisten dengan kepribadian dan perilaku Rasulullah SAW yang
4 (empat) Nilai Budaya Kerja dan 6 (enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI,
yaitu :
Profesionalisme :
Integritas
Orientasi Pelanggan
45
a. Memberikan layanan terbaik melalui kemitraan yang sinergis
Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan acuan
b. Aktifitas Primer
Bank syariah termasuk industri dalam bentuk bisnis jasa, dalam hal ini tidak
terdapat bahan baku yang akan diolah menjadi barang jadi. Logistik masuk dalam
perbankan adalah :
a. Pengelolaan likuiditas yang sehat, yang terdiri dari kas, giro pada bank lain
b. Program Anti Pencucian Uang dan Kenali Nasabah Anda (KYC/Know Your
2. Kegiatan Operasi
adalah :
46
a. Pemeliharaan rekening skala besar maupun kecil, kliring, setoran, penarikan
c. Pemantauan pembiayaan
3. Logistik Keluar
Kegiatan yang termasuk dalam logistik keluar adalah kegiatan yang dilakukan
a. 759 kantor cabang syariah, kantor cabang pembantu dan layanan office
jaringan ATM ditambah 6.900 ATM LINK dan 10.500 ATM Bersama,
c. E-banking yang meliputi layanan SMS Banking, mobile banking dan BNI
syariah.
47
a. Tersedianya customer service dan information center yang cukup untuk
antara lain berupa pengembangan dana qardh / dana sosial sebagai dana
masyarakat.
d. Penawaran nisbah bagi hasil yang cukup tinggi dan special nisbah untuk
e. Penataan lokasi kantor cabang dan ATM yang strategis, agar dapat berfungsi
5. Pelayanan
Aktivitas pelayanan dalam hal ini sangat penting dalam mempertahankan nasabah
yang telah ada dan menarik nasabah baru, antara lain adalah :
48
c. Electronic banking : ATM BNI Syariah, SMS Banking, mobile banking,
internet banking.
kerja/musyarakah.
f. Layanan lainnya : Safe Deposit Box, Gadai Emas Syariah, Bank Garansi
c. Aktivitas Pendukung
Infrastruktur Perusahaan
Aktivitas pendukung ini tidak kalah pentingnya dalam memberikan value bagi
akan diterima oleh konsumen dan pada gilirannya akan memberikan margin yang
lebih besar bagi perusahaan. Termasuk dalam aktivitas ini adalah: keuangan,
perencanaan, auditor, dan manajemen perusahaan. Keuangan dalam hal ini adalah
Resources Department.
luas (759 kantor cabang syariah, kantor cabang pembantu dan layanan office
49
channeling cabang konvensional di hamper seluruh kota di Indonesia, 2.918
jaringan ATM ditambah 6.900 ATM LINK dan 10.500 ATM Bersama,
lain-lain.
50
3. Pengembangan Teknologi
dimana seluruh kantor cabang dan layanan terhubung secara online dan real
time, juga informasi dan komunikasi antara kantor pusat dan cabang dapat
4. Pembelian (Procurement)
a. Struktur pendanaan yang berasal dari pihak ketiga berupa rekening tabungan,
51
Gambar 4.1. Analisis Value Chain BNI Syariah
52
4. Strategi BNI Syariah
1. Part of the whole : BNI Syariah sebagai bagian dari produk dan layanan yang
2. Autonomy : didirikan dengan tujuan otonomi, BNI Syariah selalu dikelola dalam
dari konvensional, dengan produk yang sama , meningkatkan kebijakan yang ada
4. Matching industry : BNI Syariah diharapkan dapat mencapai 5% dari total asset
BNI dan 5% dari total dana BNI di tahun 2010 sesuai dengan target BI.
53
Sesuai dengan Kebijakan Umum Direksi (KUD), arah perusahaan untuk tahun 2010
adalah : “Stabilisasi proses transisi menjadi Bank Umum Syariah (BUS) dan
9. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) minimal menjadi sebesar Rp. 4.506 milyar
54
Strategi bisnis perusahaan tahun 2010 adalah :
dana murah.
55
BNI Syariah melakukan spin off dengan beberapa alasan sebagai berikut :
maupun global.
c. Sedangkan alasan pemilihaan spin off dengan modal sendiri, antara lain adalah :
56
6. Sejalan dengan Corporate Plan UUS BNI
Spin off sebagai Corporate Action dan Strategi Pengembangan BNI Syariah, Spin
Off merupakan tahapan pemantapan SBU yang telah direncanakan sejak lama pada
Corporate Plan BNI Syariah. Rencana tsb telah mendapatkan keputusan Dekom cf.
d. BNI melakukan spin off UUS dengan harapan dapat memberi manfaat, antara
lain adalah :
Bank Umum Syariah (BUS) baru yang akan didirikan, sehingga perkembangan
c. Bank yang terbentuk akan memiliki reputasi yang tinggi dan pemahaman
d. Produk dan layanan yang dikembangkan akan kian fokus sesuai dengan
57
Pemisahan akan mendorong berjalannya praktek-praktek terbaik (market best
practice) dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
umum.
Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 tanggal 16 Juli 2008, UU No.19 Tahun
2008 tanggal 7 Mei 2008 mengenai Surat Berharga Syariah Negara, PBI
58
produk yang berdasarkan prinsip jual beli serta kemudahan bank untuk
melakukan spin off unit syariahnya. Hal tersebut merupakan langkah strategis
pembiayaan, dana dan asset bertumbuh sebesar 34% pertahun (tabel 4.1) Hal
dan 25% masing-masing untuk dana dan kredit pada periode yang sama.
Namun demikian jika dibandingkan dengan potensi pasar yang ada, maka
peluang pengembangan syariah masih sangat terbuka luas. Saat ini kontribusi
pangsa pasar perbankan syariah baru sekitar 2% dari total perbankan nacional.
3. Dari sisi kesadaran konsumen yang kian meningkat, dari hasil survey yang
59
b. Aspek Internal
Dari aspek internal UUS yang dimiliki oleh bank yang melakukan pemisahan,
60
Tabel 4.1. Pertumbuhan Kinerja BNI Syariah
Dari Gambar 4.3 dan Tabel 4.1 tersebut diatas dapat dilihat kinerja laba rugi BNI Syariah
sebagai berikut :
1. Pembiayaan meningkat 47% dengan focus pada pembiayaan UMKM dan segmen
consumer.
3. Jumlah modal cenderung tetap. Hal tersebut dapat menjadi hambatan bagi UUS BNI
untuk tumbuh lebih lanjut, disisi lain potensi pasar terus tumbuh dan persaingan
semakin ketat.
61
Permodalan dan kepemilikan
Modal BUS akan berasal dari dari Bank BNI sebesar 99,9% dan 0,1% dari PT. BNI
a. BUS akan tetap fokus pada segmen broad retail, dengan memanfaatkan
platform dan kompetensi yang dimiliki. Hal tersebut juga sejalan dengan
b. Produk dan jasa yang ditawarkan adalah produk-produk retail dan UKM (usaha
2. Dalam jangka menengah BUS mulai masuk ke segmen baru yakni selected
global dan kompetensi di segmen tersebut, seperti dengan BNI Securities ataupun
global partner.
3. Dalam jangka menengah – panjang, sejalan dengan size modal yang dimiliki, BUS
akan mengembangkan produknya pada segmen korporat dan pasar modal, dengan
mengingat :
62
Kinerja Manajemen
Sedangkan analisis dari sisi kinerja Manajemen, UUS BNI sampai dengan saat ini
telah memiliki :
1. 59 Kantor Cabang (Kantor Cabang Utama Syariah dan Kantor Cabang Pembantu
Syariah)
3. 2.918 jaringan ATM ditambah 6.900 ATM LINK dan 10.500 ATM Bersama,
4. Fasilitas layanan lainnya, seperti SDB (Safe Deposit Box), Kartu Pembiayaan
Sistem IT dan jaringan akan tetap menggunakan IT BNI dengan cost sharing yang
ayat 5 AD BNI)
63
3. Pengumuman kepada karyawan sehubungan dengan rencana pengalihan
(spin off).
Daftar Perseroan.
11. Pelaksanaan spin off dan penyusunan Akta Pemisahan Usaha Syariah
beserta pengalihan aktiva dan pasiva BNI Syariah dari BNI kepada Bank
C. Analisis Eksternal
Karakteristik Industri
pengembangan usaha.
64
Sesuai dengan survey yang dilakukan oleh majalah Investor edisi September 2009 yang
berdasar pada rangkuman pendapat dari nara sumber/pakar pelaku industri syariah di
1. Jumlah penduduk muslim yang besar dan angka konsumsi yang bertumbuh tinggi.
dengan Negara lain, dan lolosnya Indonesia dari pengaruh signifikan krisis global.
4. Instrumen syariah belum variatif. Contohnya, pasar uang antar bank syariah yang
masih terbatas.
5. Produk syariah yang dikembangkan hanya sebatas label bukan esensi penggunaan
system syariah.
65
6. Komitmen pemerintah untuk memperbesar pangsa pasar syariah masih minim.
syariah, berikut disampaikan perkembangan kinerja Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 seperti yang terlihat dalam Tabel 4.1.
sebagai berikut:
Tabel 4.2. Perkembangan Kinerja Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
TAHUN
NO. INDIKATOR JUNI
10 Miliar) 8 1 7 0 1 7 2.496.194
11 Pangsa Pasar Syariah thd
0,65 1,20 1,42 1,58 1,84 2,14 2,21
Total Aset Bank (%)
66
Tabel 4.2. tersebut di atas menunjukkan bahwa kinerja bank-bank syariah dari tahun 2003
sampau bulan Juni 2009 telah menunjukkan peningkatan, sejalan dengan membaiknya
kondisi perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari pertumbuhan asset perbankan syariah
yang pada tahun 2003 sebesar 7.859 miliar menjadi 55.238 miliar di bulan Juni 2009 atau
meningkat sebesar 600% dalam jangka waktu 5 tahun.jumlah penjualan kartu kredit pada
tahun 2001 yang jumlahnya sebesar 2,264 ribu menjadi sebesar 5,269 ribu rupiah di
tahun 2005, atau sudah lebih dari dua kali lipat dalam waktu 5 tahun.
Pangsa pasar perbankan syariah juga meningkat dari 0.65% di tahun 2003 menjadi 2.21%
dari total asset perbankan di bulan Juni 2009. dan dengan adanya rencana pendirian
beberapa Bank Umum Syariah, yaitu dengan cara spin off unit usaha syariah (UUS) atau
membeli bank yang kemudian diubah menjadi bank syariah, maka asset perbankan
syariah terbesar di Asia ada di Indonesia. Dua faktor pendukungnya yakni populasi
masyarakat muslim terbesar dan potensi pasar yang cukup besar. Namun secara global,
pertumbuhan pasar perbankan di Indonesia cukup kecil dan juga secara nasional masih
Potensi tingginya pertumbuhan bank syariah di Tanah Air karena faktor regulasi yang
Berharga Syariah Negara (SBSN) dan penghapusan pajak ganda (double tax).
67
Hal itu, didukung juga faktor demografis penduduk Indonesia yang sangat besar. Dalam
konteks ASEAN, penduduk Indonesia terbesar mencapai 240 juta jiwa dan 80%-nya atau
192 juta jiwa beragama Islam. Sedangkan Malaysia hanya 23 juta jiwa.
Secara nominal, aset perbankan di Indonesia sangat kecil. Namun, berbicara angka
pertumbuhan bank syariah di Indonesia jauh lebih maju dan mampu berkembang lebih
c. Number of rivals
Seperti terlihat pada Table 4.2 di atas, sampai dengan akhir tahun 2008 terdapat 5 Bank
Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 27 buah dan BPR Syariah
sebanyak 131 buah. Mengingat potensi penduduk muslim di Indonesia sangat besar dan
konvensional, maka terlihat bahwa pangsa pasar perbankan syariah masih sangat besar.
Oleh karena itulah terjadi persaingan besar-besaran bagi para pelaku perbankan syariah
Syariah ataupun mendirikan Bank Umum Syariah, maka konsumen mempunyai banyak
1. Keamanan.
Konsumen akan lebih memilih bank milik pemerintah atau BUMN dibandingkan
bank swasta. Karena Bank Pemerintah mempunyai posisi yang lebih kuat
68
dibandingkan bank swasta. Selain itu bank dijamin oleh Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) sehingga penabung merasa aman karena uangnya tidak akan
hilang.
kejahatan ATM menjadikan faktor kemanan tersebut sebagai salah satu faktor
maka telah dilakukan pengamanan dengan penerbitan ATM dengan chip yang
2. Kenyamanan
BNI, Mandiri atau BCA, karena mereka nyaman bisa ambil uang dimana saja,
kapan saja oleh siapa saja melalui ATM, EDC, mobile banking untuk keperluan
transfer, remitansi dan berbagai tagihan dll, untuk itu diperlukan teknologi yang
canggih dan pengaturan yang benar agar risiko- risiko yang ada terjaga dengan
baik.
3. Keuntungan.
Khususnya deposan bank dapat hadiah seperti hadiah umroh dari Bank Muamalat
atau emas dari BRI Syariah, atau adanya pemberian bagi hasil yang lebih
menguntungkan.
4. Akses/Access
online dan real time, baik untuk layanan transaksi di kantor layanan maupun
69
layanan untuk transaksi melalui ATM, Internet Banking, SMS Banking maupun
layanan untuk transaksi auto debet dan auto kredit untuk pembayaran tagihan-
5. Biaya/Cost
yang rendah, keuntungan bagi hasil yang tinggi dan kemudahan untuk
bertransaksi.
6. Layanan/Service
sehingga konsumen dapat dengan segera memperoleh layanan yang cepat dalam
serta bila ada komplain nasabah dapat segera tertangani dengan cepat.
e. Production capacity
ekonomi islam saat ini sangat menarik dan penting, karena saat ini produk perbankan
syariah yang sesuai dengan syariat islam saat ini tengah berkembang di berbagai Negara
didukung oleh perkembangan dalam fikih Muamalat, MUI dan para kyai harus bekerja
70
sama merumuskan kaidah-kaidah fikih muamalat agar produk-produk dan jasa perbankan
Perbankan syariah juga harus dapat melakukan dan melayani semua transaksi
yang dilakukan oleh perbankan konvensional, seperti transaksi Swap, Option, Export
Import, future trading dan lain-lain. Hal tersebut merupakan suatu tantangan bagi
perbankan syariah.
masyarakat Islam dalam bertransaksi melalui bank syariah. Tiap-tiap bank syariah
semakin berlomba-lomba untuk bisa meraih sedikit pangsa pasar yang ada dalam industri
perbankan syariah ini. Pengukuran kapasitas produksi dalam industri perbankan syariah
hanya akan mencapai titik maksimal apabila inovasi produk, teknologi informasi atau
regulator dalam hal ini BI dalam memberikan kemudahan dalam regulasi perbankan
perbankan syariah dapat lebih berkembanga kapasitasnya dan dapat memenuhi kebutuhan
Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan itu menuntut bank-
bank syariah untuk semakin meningkatkan layanan transaksi perbankannya dalam hal
Saat ini banyak sekali kejadian cyber fraud yang merugikan konsumen atau yang masih
71
cukup konvensional adalah dengan melakukan pemalsuan ATM dan penipuan melalui
SMS banking.
Dalam kasus pemalsuan ATM, hal tersebut dapat dilakukan dengan meng-copy
pita magnetik yang ada di balik setiap ATM. Sebenarnya untuk mencegah hal itu terjadi,
saat ini teknologinya telah ada yaitu dengan menggunakan sistem chip. Sebagian besar
negara sudah menggunakan standart chip tersebut, tetapi regulator BI tidak dapat
technology. Bagi lembaga perbankan, kelambatan migrasi ke standar chip hanya akan
menyebabkan institusinya harus mengandung kerugian jika terjadi fraud. Sedangkan bagi
nasabah kelambatan migrasi standar ini akan menyebabkan terjadinya penggandaan ATM
g. Vertical integration
Vertical integration yang bisa dilakukan oleh bank-bank syariah adalah dengan
cara membeli cabang-cabang konvensional yang tidak begitu berkembang dari induknya
untuk dijadikan cabang bank syariah. Disamping akan menghemat biaya juga akan
menjaga nasabah tidak berpindah ke bank lain, karena bank syariah tersebut masih satu
induk dengan bank konvensional yang dijadikan syariah. Dengan melakukan integrasi
h. Product innovation
Bisnis syariah di Indonesia masih lambat berkembang karena kurang inovatif. Hal
tersebut dapat dilihat berdasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan dan produk bisnis
72
syariah umumnya mengacu pada bisnis konvensional. Hal pokok yang membedakannya
hanya unsur riba atau bunga, yang memang diharamkan dalam system syariah.
Dalam perbankan syariah, kegiatan bank syariah tidak banyak berbeda dengan
bank konvensional. Hanya istilahnya saja yang berbeda. Misalnya, kalau di bank
konvensional ada tabungan dan deposito, maka di bank syariah ada tabungan syariah dan
deposito syariah.
tiada henti. Jenis-jenis produk syariah pun beragam. Tidak hanya sekadar tabungan,
deposito, giro, tetapi juga sudah merambah penyediaan kartu kredit berbasis syariah
dengan menggunakan brand Islamic Banking (IB). Begitu juga dari sisi pembiayaan.
pemilikan rumah yang menggunakan mekanisme bagi hasil.Justru, ada beberapa item
Produk gadai syariah misalnya, pada bank konvensional tidak dikenal sistem
pegadaian. Hingga saat ini,jasa gadai yang ditawarkan bank syariah masih sebatas untuk
gadai emas. Beberapa bank syariah yang telah menawarkan jenis jasa ini di antaranya
BNI Syariah dan Bank Muamalat. Artinya, berbagai inovasi yang dilakukan semakin
menegaskan bahwa bank syariah tak kalah dibanding bank konvensional. Kini dengan
berbagai macam inovasi dan penawaran produk, perbankan syariah bahkan mampu
73
Saat ini, setiap pelaku perbankan berlomba-lomba mencontoh strategi yang
dikerjakan oleh bank pendahulunya, bank konvensional maupun bank syariah. Seperti
syariah.
produk dengan ciri yang sama, maka tingkat product differentiation produk perbankan ini
bisa dikatakan cukup rendah. Rendahnya tingkat differensiasi produk ini memberikan
kemudahan pada bank-bank lain yang ingin ikut berpartisipasi dalam persaingan
perbankan syariah.
j. Economics of scale
Indonesia berjumlah 240 juta , dimana dari 86% adalah penduduk muslim dan merupakan
Negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Meskipun GDP (Gross Domestic
Product) hanya USD 3,900 per kapita, ternyata Indonesia hanya mempunyai rasio jumlah
asset perbankan disbanding GDP muslim dewasa hanya 1%. Rasio ini sekaligus
mengkonfirmasi data Bank Indonesia yang menyatakan baru 1% potensi nasabah muslim
74
Saat ini para pelaku perbankan syariah berlomba-lomba mengeluarkan berbagai
macam strategi untuk dapat meraih konsumen sebanyak-banyaknya. Mulai dari besarnya
bagi hasil yang dijanjikan hingga tawaran hadiah di muka bagi penabung yang
Sejumlah promosi yang dilakukan itu pun diikuti oleh bank-bank Syariah lainnya.
Begitu juga promosi yang dilakukan yang tidak berhubungan dengan keuntungan yang
didapat oleh nasabah, melainkan inovasi produk, seperti layanan gadai syariah yang
didasarkan pada produk gadai dari pegadaian syariah dan juga produk Kartu Pembiayaan
Syariah seperti Hasanah Card milik BNI Syariah. Oleh karena itu, learning dan
experience curve effects dalam industri perbankan syariah pun bisa dikatakan cukup
tinggi.
firms)
a. Pelaku Industri
Sesuai dengan info Bank Indonesia per Januari 2010 terdapat 10 Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah yang bersaing pada Industri Perbankan Syariah, dan
sesuai dengan survey yang dilakukan oleh majalah Investor edisi September 2009 dengan
peringkat sesuai asset adalah sebagai berikut :Bank Syariah Mandiri; Bank Muamalat,
BNI Syariah; Bank Syariah Mega Indonesia; BTN Syariah; Bank CIMB Niaga Syariah;
Bank Permata Syariah; Danamon Syariah; Bank BRI Syariah dan Bank Syariah Bukopin.
75
lainnya, yaitu sebesar 17 triliun atau sebesar 34% dari total asset perbankan syariah.
indikator termasuk CAR (capital adequacy ratio), NPF (non performance financing),
ROA (return on asset), ROE (return on equity), FDR (financing to deposit ratio),
dalam industri perbankan syariah di Indonesia masih terbatas, sehingga masih ada
peluang masuknya pelaku lokal dalam jangka waktu dekat. Seperti misalnya jumlah Bank
Umum Syariah (BUS) yang pada tahun 2009 sebanyak 5 BUS, maka pada tahun 2010 ini
akan berdiri 5 BUS baru yaitu antara lain BNI Syariah yang melakukan spin off dan
kemudian berdiri sendiri menjadi BUS, Bank Jabar-Banten Syariah, BCA Syariah,
Victoria Syariah, dan Maybank Syariah. Dengan semakin banyaknya BUS yang
Sampai saat ini jaringan kantor bank-bank syariah di Indonesia masih sangat
terbatas, yaitu hanya terdapat pada ibukota propinsi di tiap daerah. Sehingga diharapkan
segera meningkat setelah dikeluarkannya ketentuan jaringan kantor dari Bank Indonesia.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
Indonesia memiliki sebanyak 749 jaringan. Jaringan itu terdiri dari 254 kantor cabang
76
syariah (KCS), 262 kantor cabang pembantu syariah (KCPS), 28 unit pelayanan syariah
(UPS), dan 205 kantor kas syariah (KKS). Bila dibandingkan periode sama 2008, jumlah
lalu, pertumbuhan penambahan jaringan rata-rata per bulan sekitar 2,7 persen.
Dalam memperluas jaringan, terdapat beberapa faktor yan perlu diperhatikan bank
syariah. Pertama, bank syariah harus memastikan ketersediaan sumber daya manusia
berkualitas, penambahan jumlah SDM berkualitas jauh lebih susah dibanding dengan
membuka jaringan.
Faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah efisiensi. Hal ini terkait dengan
beban manajerial manajemen pusat bank syariah. Perluasan jaringan otomatis menambah
beban manajerial manajemen pusat dan bisa semakin tidak terkontrol, hal tersebut tidak
baik untuk kinerja bank. Sehingga efisiensi harus bisa dikelola dengan baik.
Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 merupakan masa yang cukup mature untuk
Indonesia. Dengan adanya 5 Bank Umum Syariah, 127 Unit Usaha Syariah dan 131 BPR
Syariah terlihat bahwa besarnya peran industri perbankan syariah terhadap pertumbuhan
memang cukup tinggi. Baik dilihat dari sisi asset, jumlah dana pihak ketiga (DPK),
77
Negara lain pertumbuhannya tidak lebih dari 20%. Tetapi pertumbuhan tersebut
melambat pada semester pertama (bulan Juni) tahun 2009, bahkan nyaris stagnan.
Dari data Bank Indonesia, asset perbankan syariah per Juni 2009 sebesar Rp.55,23
triliun, atau meningkat Rp. 5,68 triliun dibandingkan tahun 2008 yaitu sebesar Rp.49,55
triliun. Namun jika dibandingkan dengan dengan total asset perbankan nasional, angka
ini relatif kecil. Dengan angka asset perbankan nasional tahun 2008 sebesar Rp.2.310
triliun, berarti asset perbankan syariah hanya 2,1% dari asset perbankan nasional.
Sedangkan asset pembiayaan syariah adalah sebesar 3 % (Rp. 42,20 triliun) dari total
Dari data Bank Indonesia, diketahui bahwa hampir seluruh dana masyarakat yang
diserap perbankan syariah telah dikucurkan melalui pembiayaan. Yaitu rasio pembiayaan
terhadap penghimpunan dana (financing to deposit ratio / FDR) bank syariah per bulan
Juni 2009 sebesar 100,22%. Dengan penghimpunan dana Juni sebesar Rp. 42,103 triliun,
sementara pembiayaan sebesar Rp. 42,195 triliun, hal tersebut masih rawan terjadi
ketidakseimbangan likuiditas.
Instrumen dan produk bank syariah yang selama ini digunakan Bank Syariah
masih terbatas pada bentuk-bentuk klasik yang dimodifikasi atau meniru instrument dan
produk bank konvensional, padahal Islam tidak pernah membatasi dan menentukan
instrument dan produk tertentu dalam perbankan syariah. Dan diantara persaingan
perbankan syariah di Indonesia macam produk dan instrumennya hampir sama sehingga
tingkat diferensiasi produk perbankan syariah sangat rendah. Untuk itu perbankan syariah
78
di Indonesia harus dapat mengembangkan instrument dan produk perbankan syariah
sehingga bank-bank syariah harus dapat berinovasi dan berkreasi dalam pengembangan
produknya.
Menilik dari jenis produk dan fasilitas yang ditawarkan bank-bank syariah hampir
sama, yang sedikit membedakan adalah dalam hal besar bagi hasil dan tarif margin
pembiayaan yang ditawarkan, itupun bedanya antar bank-bank syariah sangat kecil
perbedaaanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat diferensiasi dan biaya peralihannya
rendah.
d. Biaya Tetap
Biaya tetap dalam hal pengelolaan produk tabungan dan pembiayaan untuk setiap bank
syariah hampir sama, apalagi dengan adanya produk Tabungan IB (Islamic Bank) yang
diwajibkan oleh Bank Indonesia dimana tabungan tersebut ditujukan agar produk bank
oleh BI dalam hal minimal saldo dan tidak ada biaya pengelolaannya, Sehingga bank
harus bersaing dalam hal fasilitasnya, misalnya BNI Syariah memberikan fasilitas kartu
e. Peningkatan Kapasitas
informasi dan wawasan masyarakat tentang perbankan syariah maka kebutuhan akan
produk perbankan syariah yang beragam akan semakin disadari oleh konsumen. Jumlah
79
penduduk muslim di Indonesia yang sangat besar akan menjadikan Indonesia sebagai
pangsa pasar terbaik untuk perbankan syariah dalam meningkatkan kapasitas produk-
f. Exit Barriers
Bisnis perbankan syariah adalah bisnis yang sarat dengan regulasi perbankan
syariah yang sangat ketat, karena semua produk yang dibuat harus melalui pengawasan
aturan perbankan Bank Indonesia secara umum, juga harus memenuhi syarat fikih
muamalat Islam.
Bisnis perbankan syariah dibangun dengan investasi yang cukup besar, baik
investasi dalam hal modal, sumber daya manusia maupun teknologi. Sehingga exit
barrier untuk bisnis perbankan syariah cenderung tinggi, yang meningkatkan persaingan
di industri ini.
a. Skala Ekonomis
Untuk bisa menembus pasar perbankan syariah di tengah persaingan antar bank-
bank syariah sendiri maupun dengan bank-bank konvensional sangat tidak mudah.
Infrastruktur yang diperlukan sangat tinggi, mengingat tingkat teknologi yang dibutuhkan
80
Terlebih lagi, dengan semakin meningkatnya tingkat kejahatan internet yang
syariah harus benar-benar dapat memberi jaminan keamana atas uang nasabah yang
disimpan di bank. Selain itu factor kemudahan bertransaksi dimanapaun nasabah berada
akan sangat mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu bank, juga factor kecepatan
bertransaksi yang dipengaruhi adanya teknologi yang bagus serta kenyamanan nasabah
dalam bertransaksi di bank syariah. Keempat hal tersebut tentu saja membutuhkan biaya
yang cukup tinggi, sehingga tidak mudah untuk memasuki pasar perbankan syariah di
Indonesia.
b. Diferensiasi produk
Tingkat differensiasi produk dalam industri perbankan syariah ini cukup rendah,
artinya hampir semua bank-bank syariah menawarkan produk dan fasilitas yang hampir
sama, sehingga produk baru yang ditawarkan suatu bank syaraiah akan segera diikuti
oleh bank syariah lain. Untuk itu tiap bank syariah harus mampu untuk selalu inovatif
membuat suatu produk baru yang berbeda dengan produk-produk perbankan syariah yang
sudah ada. Contohnya BNI Syariah yang sudah menjadi pelopor untuk membuat produk
c. Kebutuhan modal
Besarnya kebutuhan modal bagi bank syariah cukup memnjadi hambatan untuk
modal yang cukup besar agar tetap dapat beroperasi sesuai dengan koridor kehati-hatian
81
dalam aspek permodalan. Jika tidak dilakukan tindakan penguatan modal, permasalahan
Tetapi dengan diterbitkannya peraturan Bank Indonesia No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank
Umum Syariah modal untuk pendirian Bank Umum Syariah melalui spin off diturunkan
Indonesia,
Biaya yang harus dikeluarkan oleh nasabah bank syariah untuk berpindah dari
satu produk suatu bank syariah ke produk bank syariah lainnya cenderung rendah.
Terlebih dengan adanya produk tabunganku dari Bank Indonesia yang merupakan produk
tabungan yang wajib di dikeluarkan baik oleh bank konvensional maupun bank syariah.
perbankan, sehingga hanya dengan nominal kecil (yaitu saldo minimal Rp.20.000) dan
tidak dikenakan biaya pengelolaan rekening seseorang dapat membuka tabungan di bank.
e. Saluran Distribusi
maka dapat dikatakan saluran distribusi untuk produk perbankan syariah yang kantor
cabangnya hanya di kota-kota besar atau ibukota propinsi dapat menjangkau kota-kota
kecil lainnya dengan office channeling dimana cabang-cabang konvensional BNI dapat
82
f. Kebijakan Pemerintah
perbankan syariah, karena itu dukungan dari aspek hukum saat ini sangat mendesak
sukuk. Sehingga adanya Peraturan Bank Indonesia mengenai Perbankan Syariah akan
Berdasarkan analisa diatas, maka dapat dikatakan bahwa Ancaman pendatang baru
adalah tinggi.
dari produk perbankan syariah. Perbedaan mendasar dari produk perbankan syariah
menganggap sama antara produk perbankan konvensional dan produk perbankan syariah.
Oleh karena itu bisa dikatakan ancaman produk pengganti cukup tinggi.
83
Kekuatan tawar pembeli dalam perbankan syariah cukup tinggi, karena bank-bank
syariah menawarkan berbagai kelebihan atau iming-iming yang sangat menarik, misalnya
a. Sensitivitas harga
Sesuai dengan ulasan sebelumnya dimana dikatakan switching cost dalam industri
perbankan syariah adalah sangat rendah, yaitu dengan adanya produk tabunganku dari
Bank Indonesia yang berstandar sama dalam harga. Dengan kenyataan ini berarti
konsumen akan cenderung mencari biaya termurah dan fasilitas paling lengkap karena
tidak adanya perbedaan yang mencolok antara satu produk bank syariah dengan produk
Kemudahan konsumen bank syariah untuk berpindah dari satu bank syariah ke
bank syariah lain, atau bahkan dari bank syariah ke bank konvensional menjadikan
kekuatan tawar relative dari konsumen menjadi tinggi. Terlebih lagi dengan penawaran
dari bank syariah yang memberikan bagi hasil tinggi dan hadiah-hadiah tertentu, yang
memudahkan konsumen untuk berpindah dari satu bank ke bank yang lain.
Berdasarkan kedua hal tersebut, terlihat bahwa kekuatan tawar menawar pembeli cukup
tinggi.
peraturan bank Indonesia tentang perbankan syariah dan produk yang dikeluarkan harus
84
seijin (dengan pengawasan) Dewan Pengawas Syariah Bank Indonesia,dan untuk
teknologi yang sampai saat ini memerlukan biaya tinggi. Begitu juga dalam operasional
bank yang sangat tergantung kepada kecepatan dan kecanggihan teknologi yang
digunakan. Sehingga peranan teknologi yang dalam hal ini disediakan oleh pihak ketiga
atau vendor (disebut juga sebagai pemasok) sangat berpengaruh pada daya saing
perbankan. Hal tersebut menjadikan tingkat kekuatan tawar menawar pemasok tinggi.
Tingkat ancaman
Kekuatan
terhadap Profit
Persaingan antar perusahaan-perusahaan dalam Tinggi
industri (Rivalry Among Existing Firms)
Ancaman Pendatang Baru (Threats of new Tinggi
Entrant)
Ancaman Produk pengganti (Threats of substitute Tinggi
product)
Kekuatan tawar menawar pembeli (Bargaining Tinggi
Power of Buyer)
Kekuatan tawar menawar penjual (Bargaining Power Tinggi
of Supplier)
Dari analisis terhadap lima kekuatan bersaing dalam industri perbankan syariah tersebut
di atas maka dapat disimpulkan bahwa industri perbankan syariah merupakan industri
yang memiliki daya tarik yang cukup, dengan rincian analisis sebagai berikut:
85
tahunnya yang menjadikan Indonesia sebagai pangsa pasar yang menggiurkan.
Oleh karena itu, para pemain perbankan syariah di waktu mendatang akan
b. Hambatan masuk pada industri perbankan syariah cukup tinggi sebagai akibat dari
persyaratan kapital yang besar, biaya pengalihan yang tinggi, perlunya akses
Tindakan pemerintah dalam industri perbankan syariah pun selama ini terlihat
kebutuhan bank akan adanya teknologi yang cepat dan akurat dalam
operasionalnya.
namun demikian, dua faktor utama yang paling dilihat oleh konsumen dalam
memilih produk perbankan syariah adalah akses dan layanan yang diberikan oleh
masih seragamnya jenis produk bank syariah dan kemiripannya dengan produk
hampir sama tersebut, sehingga industri perbankan syariah ini bisa dinilai sebagai
buyer’s market.
86
Perlu kiranya mengetahui kekuatan-kekuatan yang dominan yang dapat
keseluruhan adalah:
syariah. Saat ini transaksi perbankan sudah dapat dilakukan dimana saja dan
konsumen bisa setiap saat bertransaksi tanpa harus datang ke kantor bank, karena
baik mengetahui informasi saldo rekening mapun melakukan transfer uang. tentu
saja pihak bank tidak akan melupakan segi keamanan dari transaksi melalui
teknologi internet tersebut. Hal ini penting mengingat cyber fraud yang banyak
seharusnya bisa dijadikan suatu peluang bagi perbankan syariah untuk dapat
memberikan solusi keuangaan terbaik bagi semua kalangan, baik bagi orang
87
Industri perbankan syariah di Indonesia berkembang sangat pesat selama lebih
dari 1 dekade. Meskipun telah ada institusi keuangan yang beroperasi dengan
system profit sharing, tetapi secara formal baru diakui oleh pemerintah melalui
Undang-Undang Perbankan No. 7/1992. Dengan peraturan ini dimulailah era dual
mengalami peningkatan asset sebesar 22,3% untuk Bank Umum Syariah dan
33,1% untuk Unit Usaha Syariah (info BI) , terlebih lagi dengan semakin
konsumen akan perbankan syariah. Dengan melihat berbagai factor tersebut maka
4. Inovasi produk
kurang inovatif, sehingga belum bisa menopang pertumbuhan asset karena tidak
menyentuh kebutuhan semua lini dunia usaha. Untuk itu bank syariah harus bisa
membuat terobosan produk keuangan bagi kebutuhan dunia usaha, sehingga bisa
cepat pula pasar perbankan syariah berkembang. Maka lemahnya inovasi produk
88
a. Inovasi produk sejatinya dikembangkan dengan dukungan teknologi informasi
b. Keharusan perbankan syariah dalam memahami karakter bisnis sektor riil. Jadi
supaya produk bisa berkembang perlu adanya pemahaman banker akan sektor riil
Pengembangan produk bank syariah kearah sektor riil sangat penting karena bisa
rakyat.
sehingga tetap bersaing dengan harga yang ditawarkan produk bank konvensional.
diferensiasi.
f. Dalam melakukan inovasi produk, terutama produk yang berasal dari luar negeri
89
5. Perubahan teknologi
mutlak diperlukan oleh bank syariah untuk melayani dan memberikan kemudahan
nasabah bank saat ini adalah memilih bank yang sudah online dan mempunyai
ATM yang jaringannya luas dan fiturnya lengkap. Di era telekomunikasi canggih
ini, bank yang menguasai IT yang up to date sesuai dengan kehendak nasabah dan
seluruhnya dipengaruhi oleh pihak ketiga atau pihak di luar bank, termasuk
vendor dari luar negeri. Hal tersebut memberatkan bank-bank syariah yang
bank syariah menjadi mahal harganya dan nasabah yang terkena imbasnya. Untuk
saling berbagi berbagi sumber daya teknologi, bank bisa saling berkolaborasi
kepatuhan (compliance). Pada saat yang sama, mereka tetap saling berkompetisi
6. Inovasi Pemasaran
90
Berbagai macam usaha dilakukan untuk menarik pelanggan potensialnya, salah
ini. Upaya-upaya yang dilakukan industri perbankan syariah saat ini selain cara-
pihak ketiga seperti kartu pegawai ataupun kartu keanggotaan yang berfungsi juga
sebagai kartu ATM, menjaring nasabah pada event-event syariah yang potensial
seperti event pameran syariah yang bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi
7. Kebijakan Pemerintah
Bank Indonesia selaku bank sentral turut serta dalam mendorong pertumbuhan
Program ini telah dicanangkan pada akhir tahun 2006. Sebagai bagian dari
secara resmi Deputy Gubernur Bank Indonesia Siti Ch. Fadjriah telah
91
adanya program ini diharapkan terjadi keselarasan dan sinergi antara
sebesar 75%.
92
1. Program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek
date dan user friendly, serta adanya tenaga ahli investasi keuangan
bank syariah sebagai layanan universal bank atau bank bagi semua
93
mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah kepada nasabah
1. Technology Related
strategi bisnis dan keinginan untuk mampu bersaing antar bank syariah
teknologi informasi (TI). Hal ini diperlukan agar perbankan syariah dapat
memiliki value yang dapat diandalkan sesuai dengan konsep beyond banking
tantangan bisnis ke depan, saat ini hampir seluruh Bank Umum Syariah
serta membutuhkan proses dan integrasi sistem yang cukup lama, sampai
94
dan return yang dapat diberikan. Pengembangan TI yang dilaksanakan oleh
Bank Umum Syariah pada umumnya dilakukan oleh bank tersebut secara
melalui pengembangan secara intern oleh tenaga ahli sendiri yang dimiliki
pada sistem core banking yang telah dimiliki bank induk, sehingga
memberikan kehandalan yang sama dengan bank induk, baik dari aspek
syariah telah berhasil memberikan fee based income yang baik bagi perbankan
Informasi oleh Bank Umum, telah mengatur agar perbankan termasuk bank-
95
Bank Indonesia telah meminta bank melakukan tindak lanjut dan memerikan
Keberhasilan Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah yang
syariah ini dapat menghasilkan produk yang inovatif, memiliki harga yang
efisien suatu perusahaan, maka biaya yang timbul pun akan semakin rendah,
konsumen.
penelitian dari Bank Indonesia pada tahun 2008, bank syariah lebih efisien
bank konvensional.
96
Saluran distribusi yang luas sangat dibutuhkan dalam industri perbankan
konsumen menjadi lebih intensif dan hal ini merupakan kunci keberhasilan
Dibutuhkan modal yang tidak sedikit jika harus dilakukan secara serentak atau
bersamaan. Paling tidak dibutuhkan waktu dan dilakukan secara bertahap atau
Proses pemasaran yang sangat aktif pun dijalankan oleh para pemain di
sebuah produk, baik itu dalam bentuk barang maupun jasa akan terasa menjadi
97
Indonesia pada saat ini. Diperlukan biaya yang besar untuk melakukan
korupsi, dan kolusi. Karena itu marketer syariah perlu ketahanan moral, dia
harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dia harus selalu mengingat
masa depan istri dan anaknya, dia pun harus meyakini jikalau seluruh gerak-
geriknya senantiasa diawasi oleh Sang Khaliq. Allah berfirman, ”Barang siapa
yang melakukan sesuatu kebaikan sebesar biji atom sekalipun, maka dia akan
melihatnya. Dan barang siapa yang melakukan sesuatu kejahatan sebesar atom
mengedepankan masalah akhlak, etika dan moral menjadi sangat penting bagi
para marketer. Kalau saja dalam diri pelaku bisnis dan para profesional
Jamsostek, DAU Depag, KPU, Kasus Gubernur, Bupati, DPRD yang sedang
98
5. Strategic Group Map
Untuk mengetahui posisi pemain dalam industri perbankan syariah, maka para
pemain dipisahkan dalam grup-grup strategic, dan selanjutnya digambarkan dalam peta
grup strategic. Pemisahan para pemain tersebut dalam grup strategik dimaksudkan agar
para pemain dalam industri perbankan syariah tersebut dapat diketahui secara jelas
dimana peta atau posisi daya saing masing-masing dalam industri perbankan syariah.
Dalam analisis ini variabel-variabel yang dipergunakan untuk identifikasi posisi daya
a. Akses
Akses yang dimiliki oleh suatu bank syariah merupakan salah satu factor yang
paling dicari oleh konsumen. Akses yang luas akan memiliki daya saing yang kuat dalam
industri perbankan syariah. Hal ini disebabkan karena dengan adanya akses yang luas dan
mampu mencapai berbagai pelosok daerah, maka bank syariah tersebut dapat melayani
transaksi perbankan syariah yang dibutuhkan masyarakat daerah tersebut. Selain itu
dengan kemudahan akses yang lebih luas maka pengembangan jaringan pangsa pasar kan
lebih cepat dan tentu saja akan memperbesar pangsa pasar perbankan syariah di industry
perbankan Indonesia, juga dapat mencapai tingkat efisiensi yang lebih besar.
b. Layanan
Layanan yang diberikan merupakan salah satu penentu ketika konsumen memilih
produk bank syariah. Semakin banyak fasilitas layanan yang diberikan dan semakin
bagus kualitas layanan suatu bank, maka akan semakin banyak nasabah yang tertarik
untuk menjadi nasabah bank syariah dan memperkuat posisi daya saingnya dalam
99
Dibawah ini akan dijelaskan analisis para pemain industri perbankan syariah sesuai
peringkat yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tanggal 29 Januari 2010, yaitu:
(GCG). Untuk memuluskan langkah tersebut, memasuki awal tahun 2010 ini BMI
berencana melakukan penambahan modal hingga Rp. 1 triliun. Dengan aksi ini,
akhir tahun 2008 BMI telah membukukan asset sebesar Rp.12,5 triliun dan
mempunyai 218 kantor layanan dan dukungan outlet System Online Payment
40% pada tahun 2010. Untuk mencapainya, saat ini BSM berencana menambah
130 kantor cabang baru di seluruh Indonesia. Pada tahun 2009 BSM telah
membuka 376 outlet baru. Langkah ini akan makin memantapkan posisi BSM
sebagai bank syariah dengan jaringan terluas di Indonesia. Sama halnya dengan
pada tahun 2010 ini. Bank Mandiri sebagai induk perusahaannya sudah
100
berkomitmen untuk menyuntikkan dana sebesar Rp. 500 miliar kepada BSM.
Untuk tahun 2010 BSM tidak berencana meningkatkan target dana pihak ketiga
(DPK) nya. Karena sampai dengan akhir tahun 2008 BSM telah mencapai asset
sebesar Rp. 17,1 triliun. Komposisi terbesar berasal dari dana consumer sebesar
62,62%, sementara sisanya 39,38% merupakan dana investasi. BSM telah meraih
3. BNI Syariah
perbankan syariah di Indonesia dengan melakukan spin off dari Unit Usaha
Syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Bank BNI telah menyiapkan
Disamping mengembangkan pasar yang selama ini menjadi segmennya, yaitu ritel
dan usaha kecil menengah (UKM), ke depan BNI akan focus pada segmen
korporasi. Langkah strategi lain juga akan ditempuh BNI tahun ini dengan
mengundang investor asing dari Timur Tengah. Sebelum di-spin off, UUS BNI
memiliki 59 kantor cabang dan kantor cabang pembantu syariah, dan asset yang
Bank CIMB Niaga Syariah melakukan perluasan jaringan masuk dalam rencana
pengembangan bisnis. Bank yang telah memiliki 10 kantor cabang dengan 505
unit office chanelling ini akan kembali membuka 11 kantor cabang syariahnya.
Selain memperluas jaringan, bank ini juga akan memperluas segmentasi pasarnya.
101
Dalam hal pelayanan demi menjaga loyalitas nasabahnya, Bank CIMB Niaga
Syariah merupakan satu dari sedikit bank yang telah andal dalam layanan berbasis
dimilikinya, bank ini menargetkan pencapaian laba hingga Rp. 58 miliar pada
tahun 2010. Untuk mencapai target tersebut Bank CIMB Niaga Syariah juga akan
bekerja sama dengan unit pembayaran mikro. Sampai dengan akhir tahun 2008
asset Bank CIMB Niaga Syariah adalah sebesar Rp. 1,3 triliun dan meraih 1,99%
nasabahnya, yaitu terlihat pada kuartal ketiga 2009 bank ini berhasil
61,81%. Dengan angka tersebut BSMI menguasai 7,87% pangsa DPK syariah di
Indonesia.
Masih dalam upaya meningkatkan kembali DPK-nya tahun 2010 ini, BSMI akan
menggenjot dananya melalui Tabungan Haji IB Mega Syariah. Jika tahun lalu
BSMI menargetkan Rp. 20 miliar melalui produk ini, tahun 2010 angka yang
dipasang BSMI adalah Rp. 100 miliar. BSMI sendiri menargetkan tabungan ini
dapat menjaring 3.000 nasabah setiap tahun. BSMI mempunyai asset di tahun
2008 sebesar Rp. 3 triliun dan meraih 8,8% pangsa pasar perbankan syariah di
Indonesia
102
Danamon Syariah tampaknya tidak main-main dalam menggarap bisnis
syariahnya. Rencana spin off dalam waktu tiga tahun mendatang menjadi salah
satu bukti. Bahkan, jika pertumbuhan asetnya bagus, bukan tidak mungkin spin
off bakal terjadi dua tahun lagi. Rencana spin off juga menjadi bukti bahwa
proses spin off yang ditargetkan dua hingga tiga tahun tersebut, banyak hal yang
Bank Danamon Syariah berada di peringkat ke enam, jika dilihat dari performa
dijalankan bank ini dalam produknya itu cukup inovatif dan beragam.
Di tahun 2008 Danamon Syariah membukukan asset sebesar Rp. 1 triliun dan
Secara keseluruhan performa loyalty index tabungan syariah milik Bank Syariah
Bukopin (BSB) meningkat. Dalam IBLI (Islamic Banking Loyalty Index) 2010,
prosentase untuk loyalty index BSB sebesar 73,1%. Bisa jadi kenaikan tersebut
Masuknya BSB dalam top loyalty program tersebut tentu tak lepas dari
beragamnya produk tabungan yang dimiliki. Saat ini BSB memiliki tiga jenis
103
Bermodalkan hal tersebut, tidak heran jika BSB memasang target perolehan dana
pihak ketiga (DPK) pada 2010 sebesar 30%. Pertumbuhan DPK ini akan dicapai
dengan menggenjot tabungan dan giro. Hingga November 2009 tercatat total asset
BSB sebesar Rp. 1,95 triliun dengan total pembiayaan sebesar Rp. 1,32 triliun dan
8. BTN Syariah
Sejak didirikan pada tahun 2005, Bank Tabungan Negara Syariah terus berbenah
diri demi meningkatkan kualitas pelayanan untuk para nasabahnya. Hasilnya bank
ini pun kembali masuk dalam jajaran 10 besar customer satisfaction index yang
diadakan MarkPlus Insight. Adapun untuk loyalty index tabungan syariah secara
Sejalan dengan hasil riset tersebut, beberapa komponen rapor kinerja BTN
Syariah meningkat cukup signifikan. Dana pihak ketiga (DPK) misalnya, tumbuh
cukup tinggi. Per September 2009 DPK BTN Syariah sebesar Rp.1,22 triliun, naik
93,79% (year on year) dari Rp. 627,53 miliar di tahun 2008. Sementara asetnya
tumbuh 39,38% menjadi Rp. 2,05 triliun per September 2009 dari Rp.1,6 triliun di
produk layanan eGlobal Transfer yang dirilis pada Juni 2009, yang merupakan
layanan pengiriman uang (remittance) bersifat global dan cepat (real time).
Dengan layanan ini lalu lintas keuangan yang dilakukan tenaga kerja Indonesia
104
(TKI) di luar negeri menjadi lancar. Bisa jadi, kehadiran layanan ini member
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Syariah BRI secara year on year per
loyalty program yang dilakukan Bank Syariah BRI. Berdasarkan riset MarkPlus
Insight, overall loyalty index tabungan syariah Bank Syariah BRI mengantongi
nilai 72,3%. Per akhir tahun 2008 total asset Bank Syariah BRI sebesar Rp. 983
miliar.
membuka layanan office chanelling. Pada Oktober 2009 BII Maybank Syariah
menambah tujuh office chanelling di tujuh kantor cabang yang berada di wilayah
Jawa Tengah dan Jawa Barat, penambahan office chanelling ini sekaligus
konvensionalnya.
Secara keseluruhan, loyalty idenx tabungan BII Maybank Syariah dalam IBLI
2010 mencapai 71,3% dan per September 2009 memiliki asset Rp. 491,56 miliar,
DPK sebesar Rp. 315,92 miliar dan pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp.
395,95 miliar.
105
106
D. Peluang dan Ancaman
Berdasarkan analisa tersebut diatas, dilakukan identifikasi terhadap apa yang menjadi
peluang dan ancaman BNI Syariah dalam mengimplementasikan strategi spin off.
Jumlah nasabah bank syariah sampai dengan akhir tahun 2008 baru sekitar 2
juta orang. Padahal jumlah penduduk umat Islam Indonesia potensial untuk
menjadi konsumen bank syariah lebih dari 100 juta orang. Dengan demikian,
b. Peningkatan Teknologi
perbankan syariah.
f. Tidak dikhususkan hanya untuk orang Islam saja yang bisa bertransaksi di
perbankan syariah.
107
b. Produk bank pesaing yang lebih variatif dan inovatif.
f. Pesaing dari dalam negeri tidak hanya terdiri dari bank-bank syariah tapi juga
bank konvensional.
1. Penguatan Kelembagaan
channeling
108
e. Pengembangan instrument pasar keuangan dan fasilitas bank sentral untuk
syariah
Syariah
109
c. Memfasilitasi bertemunya investor internasional, pengusaha nasional dan
investor.
baik dari dalam negeri maupun luar negeri melalui bank syariah
5. Penguatan SDM
b. Sertifikasi direksi
6. Penguatan Pengawasan
pengawasan
110
Dengan melihat uraian-uraian diatas, maka usulan strategi setelah spin off BNI
1. Produk
BNI Syariah harus dapat menciptakan produk dana dan pembiayaan yang inovatif
dan yang paling banyak memberikan benefit kepada konsumen, juga dapat
disesuaikan dengan segmen pasar yang dituju. Produk tersebut juga harus
syariah lainnya.
2. Layanan
Layanan yang cepat dan lengkap juga harus terus ditingkatkan, yaitu dengan
3. Jaringan
layanannya masih terbatas pada pembukaan rekening dan transaksi kas saja.
4. Aliansi strategis
Yaitu dengan menjalin kerjasama dengan banyak pihak, misalnya dengan Badan
5. Pemasaran
111
a. Dengan melakukan kegiatan promosi yang terpadu dan efektif. Misalnya
b. Dengan memilih lokasi kantor cabang yang tepat sesuai dengan pasar yang
dituju.
Dengan mengadakan acara berupa talk show baik di televise, radio maupun di
a. BNI Syariah harus terus meningkatkan kualitas SDM nya melalui pendidikan
112