LANDASAN TEORI
A. Analisis Internal
industri dan persaingan, dimaksudkan untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan (strengths)
dan kelemahan (weaknesses) perusahaan. Analisis internal mencakup aspek visi dan misi,
Menurut Colis dan Montgomery (2005) corporate vision is a wellarticulated idea about
how the company as a whole intends to create value. Sedangkan Pearce dan Robinson (2003)
visi yang disebut sebagai strategic intent adalah an articulation of a simple creterion or
characterization of what the company must become to establish and sustain global leadership.
Pengertian misi menurut Thompson and Strickland (2008) a strategic mission is a roadmap of
company’s future – providing specifies about technology and customer focus, the geographical
and product market to be pursued, the capabilities it plans to develop and the kind of company
that management is trying to create. Sedangkan menurut Pearce and Robinson (2003) the
mission of a company is the unique purpose that sets it apart from other companies of its type
5
Visi merupakan ide bagaimana perusahaan secara keseluruhan menciptakan nilai, yang
berupa kriteria atau karakteristik yang sederhana dalam mana perusahaan didirikan.
Misi merupakan jalan untuk menujuh kondisi perusahaan di masa mendatang, yang lebih
spesifik tentang teknologi, pelanggan, pasar produk yang ditujuh, dan yang bersifat unik
2. Functional Capability
Functional Capabilities atau kapabilitas fungsional merupakan suatu hal yang perlu di
cermati dan pada akhirnya perlu di analisis untuk mengetahui kemampuan atau performance
yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjalankan proses bisnis yang digelutinya.
Menurut Hax dan Majluf (1996) kapabilitas merupakan resources that are converted into
capabilities when the firm develops the necessary organizational routines to use then effectively.
Artinya kapabilitas ataupun kemampuan tersebut merupakan sumber daya yang dimiliki
perusahaan yang digunakan secara efektif dan rutin dalam rangka pengembangan usaha
perusahaan. Dengan menggunakannya secara efektif maka perusahaan dapat menciptakan atau
mengembangkan strategik dan kompetensi yang unik atau paling tidak kapabilitas yang
Fungsi-fungsi dalam perusahaan yang digunakan menjadi suatu kapabilitas bagi perusahaan
1. Financial
Keuangan adalah analisa pokok dalam keseluruhan usaha firma. Keuangan adalah area
yang paling Utama. Pertanggungan jawaban akhir tidak dapat dihindari terletak pada
CEO. Keputusan kunci sperti obtain dan alokasi sumber keuangan dan keseimbangan
6
2. Personnel
Ada dua analisa focus yang relevan segmentasi tenaga kerja dan SBU. Kategori khusus
dalam tenaga kerja; manager, professional, pekerja, dan pekerja harian, tetapi ada yang
lebih special yang diperlukan oleh beberapa firma. Perpektif SBU adalah membedakan
unit usaha yang berbeda dalam sumber daya manusia yang mereka perlukan.
3. Technology
Teknologi merupakan analisa pokok, disini termasuk keahlian, disiplin ilmu yang
diterapkan ke produk khusus atau proses pengalaman keperluan pasar spesifik. Mengenal
semua yang relevan dengan teknologi dari perusahaan adalah tugas yang paling kritis
4. Manufacturing
5. Procurement
Ada dua focus yang relevan Manufacturing dan SDM. Manufacturing penting ketika
Pemasaran ditetapkan dari presfektif pasar, baik berupa produk atau penawaran service.
Keunggulan bersaing berasal dari banyak aktivitas berlainan, yang dilakukan oleh
7
produknya. Masing-masing aktivitas ini dapat mendukung posisi biaya relatif perusahaan dan
Cara sistematik untuk memeriksa semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dan
bagaimana semua aktivitas ini berinteraksi diperlukan untuk menganalisis sumber keunggulan
bersaing. Sebagai alat untuk menganalisisnya maka digunakan analisis mata rantai (value chain)
yang menguraikan perusahaan menjadi aktivitas-aktivitas yang relevan secara strategik untuk
memahami perilaku biaya dan sumber diferensiasi yang sudah ada dan yang potensial.
yang penting secara strategis ini dengan lebih murah atau lebih baik dibandingkan pesaing
(Kotler, 2006). Setiap perusahaan merupakan kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk
aktivitas ini dapat digambarkan dengan menggunakan rantai nilai gambar berikut ini.
Berlawanan dengan rantai nilai industri manufaktur dari Porter, rantai nilai industri
perbankan dikembangkan dari sisi pelanggan. Produk akan ditawarkan ke pasar, dijual, diberikan
8
kepada pelanggan dan pelanggan akan menentukan apakah akan bertransaksi atau tidak. Sebagai
tambahan dalam rantai nilai perbankan adalah adanya aktivitas manajemen risiko sebagai
menghantarkan dan mendukung produknya dalam memberikan nilai lebih kepada pelanggan
menerapkan rantai nilia ini adalah pada saat perusahaan dalam melakukan aktivitas-aktivitas
nilainya dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan yaitu ketika tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya
(Kotler, 2006).
Untuk mencapai keuntungan melalui kepuasan pelanggan maka perlu diperhatikan pula
mengenai Marketing Philosophy atau konsep yang berwawasan pemasaran yang berpendapat
bahwa kunci untuk mencapai tujuan suatu organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan
Konsep ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,
wiraniaga, iklan, manajemen produk, penelitian pemasaran serta pemasaran yang juga harus
terkoordinir dengan bagian-bagian lainnya, dan faktor yang terakhir adalah keuntungan melalui
Dalam rantai nilai perusahaan, aktivitas nilai perusahaan dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu aktivitas primer dan aktivitas pendukung. Aktivitas primer adalah aktivitas-aktivitas yang
9
terlibat dalam penciptaan fisik produk dan penjulannya serta transfer ke pembeli dan juga
bantuan purna jual. Aktivitas ini dapat dibagi menjadi lima kategori generik yang diperlukan
dalam bersaing di dalam industri apa pun, yaitu (Thompson, Strickland, and Gamble, 2008)
pemasok.
4. Sales and Marketing, aktivitas yang berhubungan dengan pemberian sarana yang dapat
digunakan oleh pembeli untuk membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk
membeli, seperti iklan, promosi, tenaga penjual, penetapan kuota, seleksi penyalur,
Sedangkan Aktivitas pendukung adalah aktivitas yang mendukung aktivitas primer dan
mendukung satu sama lain dengan memberikan masukan yang dibeli, teknologi sumber daya
10
Aktivitas pendukung ini, meliputi :
1. Product R&D, Technology, and System Development, setiap aktivitas nilai mengandung
perlatan proses.
2. Human Resources Management, terdiri atas aktivitas yang terlibat dalam perekrutan,
Manajemen SDM ini medukung semua aktivitas baik primer maupun pendukung dan
Aktivitas nilai ini merupakan balok pembangun tersendiri dari keunggulan bersaing.
menentukan apakah suatu perusahaan berbiaya tinggi atau rendah dibandingkan pesaing.
perusahaan tersebut menerapkan competitive strategy (dalam tingkat level bisnis unit) yaitu
4. Formulasi Strategi
Hax dan Majluf (1996) menyatakan bahwa dalam memformulasikan strategi bisnis,
perusahaan harus melaksanakan semua analisis seperti misi bisnis, analisis lingkungan untuk
11
menetapkan daya tarik industri, dan pemahaman internal perusahaan untuk mengidentifikasikan
kekuatan daya saing (the mission of the businesses, the environmental scan to determine industry
3. Corporate combinations: joint ventures, strategic alliances, and consortia, keiretsu, and
chaebol.
Strategi spin off adalah termasuk dalam strategi divestasi, selain alternatif
divestasi lain yaitu cell-off dan equity carveout (Weston, Mitchel and Mulherin, 2004).
ekonomis, sedangkan divestasi yang diharuskan oleh hukum dilakukan karena pelanggaran
12
Divestasi dilakukan oleh motif-motih tertentu, antara lain adalah :
2. Pengaruh informasi
3. Transfer kekayaan
4. Alasan perpajakan
5. Kebutuhan kas
Dalam spin off unit bisnis tidak ditujukan untuk kas, tetapi biasanya sahamnya
diterbitkan untuk pemegang saham perusahaan induk. Perusahaan yang melakukan spin off
kemudian akan sepenuhnya terpisah dari induknya dan dapat terdaftar secara terpisah pada
Biasanya spin off ini dimaksudkan untuk memaksimalisasi divisi yang mengelola
Ada beberapa alasan kenapa spin off dilakukan, antara lain karena dengan berdiri
sebagai perusahaan yang mandiri, maka manajemen anak perusahaan akan memiliki struktur
Alasan yang lain yaitu transfer kekayaan dari pemberi hutang kepada pemegang saham,
dalam hal ini anak perusahaan yang di-spin off tidak akan ikut menjamin hutang yang ada
pada induk perusahaan, sehingga risiko peegang hutang induk perusahaan akan bertambah.
Dengan demikian nilai hutang akan menurun dan penurunan ini akan menjadi klaim
pemegang saham.
Menurut Adiwarman A. Karim (2008) ada 3 (tiga) hal yang periu dicermati dalam spin off,
yaitu :
13
1. Ketepatan waktu dan kesiapan bank syariah melaksanakan spin off.
Spin off bisa dilakukan ketika bank syariah siap dengan konsekuensi yang muncul,
seperti pengembangan organisasi, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi informasi
(TI). Bank syariah membutuhkan tambahan tenaga untuk mengisi pos-pos yang
sebelumnya di back-up bank induk, seperti fungsi tresuri, fungsi legal, fungsi audit,
Tenaga yang telah ada pun perlu mendapat suntikan atmosfer baru. Dari atmosfer sebuah
divisi menjadi sebuah bank. Karena itu, dibutuhkan pula satu perubahan manajemen. Di
bidang TI juga membutuhkan sebuah unit yang berdiri sendiri sehingga memerlukan
biaya investasi. Ini tantangan yang harus dijawab oleh bank syariah.
2. Aspek regulasi yang terkait dengan rencana spin off. Bank Indonesia telah menerbitkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah
menyebutkan bahwa untuk mendirikan Bank Umum Syariah modal minimumnya harus
Rp. 1 triliun dan akan diturunkan menjadi Rp. 500 milyar untuk pendirian melalui spin
off.
3. Pilihan strategi dalam mengimplementasikan spin off. Pelaksanaan spin off membutuhkan
pilihan strategi sehingga dapat diwujudkan dengan baik. Ada tiga alternative pilihan
strategi, yaitu :
- Alternative awal yang mengemuka ketika ide spin off ini berkembang adalah bank
induk melakukan spin off terhadap unit usaha syariah ketika sudah mencapai suatu
- Alternatif kedua pilihan strategi lain yang bisa dikembangkan adalah melakukan
konversi asset bank induk dan membeli bank kecil untuk dikonversi. Pilihan untuk
14
melakukan terhadap eksisting asset bank induk konvensional akan mempercepat
proses spin off yang akan dilakukan. Proses ini membutuhkan dorongan kuat dari
bank induk sehingga proses konversi asset dapat dilaksanakan dengan baik.
- Alternatif ketiga dalam melaksanakan spin off adalah membeli suatu bank kecil
untuk dikonversi menjadi bank syariah yang nanti akan digabungkan dengan unit
faktor ekstenal yang berada diluar kendali perusahaan dan diperkirakan berpengaruh nyata
1. Karakteristik Industri
faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis strategi perusahaan. Hal ini disebabkan
karena karakteristik industri mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan, tingkat persaingan, dan
lain sebagainya. Thompson, Strickland dan Gamble (2008) mensyaratkan bahwa untuk
2. Dalam posisi apa industri tersebut di lihat dari Business life cycle dalam hal prospek
pertumbuhan industri?
15
1. Apakah perusahaan berkompetisi pada area lokal, nasional, multinasional atau
global?
2. Apakah berkompetisi dalam pasar bebas menjadi penting bagi rencana jangka
c. Number of rivals
1. Apakah industri terdiri dari banyak perusahaan kecil atau di dominasi oleh beberapa
perusahaan besar?
dengan waktu?
1. Apakah yang akan di cari konsumen, apa yg menjadi keunggulan sehingga konsumen
e. Production Capacity
1. Apakah yang menjadi aturan main dalam pengembangan teknologi dalam suatu
industri?
g. Vetikal Integration
16
1. Apakah beberapa kompetitor secara penuh atau secara parsial terintegrasi?
h. Product Innovation
1. Apakah industri berkarakteristik dengan inovasi produk yang tinggi dan product life
1. Apakah produk pesaing menjadi sangat berbeda atau memiliki sedikit perbedaan?
harga?
j. Scale Economics
2. Apakah perusahaan besar punya keunggulan biaya di banding perusahaan skala kecil?
17
2. Apakah perusahaan memiliki keunggulan biaya yang signifikan akibat dari
Esensi dari formulasi strategi bersaing adalah hubungan antara sebuah perusahaan
dengan lingkungannya. Meskipun lingkungan yang relevan sangat luas, yang meliputi
lingkungan ekonomi dan sosial, tetapi aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah industri
dimana perusahaan tersebut bersaing. Struktur suatu industri mempunyai pengaruh yang kuat
dalam menentukan aturan permainan persaingan, selain juga strategi yang secara potensial
dalam suatu industri, oleh karena itu kunci keberhasilan terletak pada kemampuan yang
Intensitas persaingan dalam industri berakar pada struktur ekonomi dan perilaku pesaing yang
ada. Bentuk persaingan dalam suatu industri bergantung pada lima kekuatan persaing pokok
Kelima kekuatan persaingan kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri tidak
hanya terbatas pada para “pemain” yang ada dalam industri tersebut. Pelanggan, pemasok,
produk pengganti serta pendatang baru yang potensial semuanya merupakan pesaing bagi
perusahaan, yang kesemuanya tergantung pada situasi tertentu. Persaingan dalam arti luas ini
disebut extended rivalry (persaingan yang diperluas) [Porter, 1980]. Kelima kekuatan persaingan
tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam industri,
18
dan kekuatan yang paling besar akan menentukan serta menjadi paling penting dari sudut
Lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industry terdiri dari: (Porter, 1980)
a. Analisis persaingan pada industri komponen (The Rivalry Among Competing Sellers)
Rivalitas di antara pesaing yang ada untuk mendapatkan posisi, dengan menggunakan
taktik seperti persaingan harga, perang iklan, peluncuran produk dan peningkatan pelayanan atau
jaminan bagi pelanggan. Rivalitas terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya
tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Pada kebanyakan industri, gerakan
persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pesaingnya, dan akan
19
mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut yang berarti bahwa
persaingan merupakan hasil dari sejumlah faktor structural yang saling berinteraksi, yaitu
mengenai:
1. Rivalry among competing sellers intensifies the more frequently and more that industry
members making fresh move to boost market standing and business performance.
2. Rivalry is usually stronger when demand for the product is growing slowly, weaker when
faster.
3. Rivalry is more intense when industry conditions tempt competitors to use price cuts or
5. Rivalry is stronger when one or more competitors are dissatisfied with their market
6. Rivalry increases in proportion to the size of the payoff from a successful strategic move
7. Rivalry tends to be more vigorous when it costs more to get out of business than to stay
in and compete.
8. Rivalry becomes more volatile and unpredictable the more diverse competitors are in
terms of their vision, strategic intents, objectives, resources and countries of origin.
9. Rivalry increases when strong companies outside the industry acquire weak firms in the
industry and launch aggressive, well-funded moves to transform their newly acquired
20
Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk
(barriers to entry) yang ada, yang dikombinasikan dengan reaksi para pesaing. Jika rintangan ini
besar dan/atau pendatang baru dapat memperkirakan akan adanya perlawanan yang keras dari
pesaing yang ada, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Sumber-sumber utama
1. Economics Of Scale; Menunjukkan seberapa jauh penurunan biaya per unit yang
besar merupakan resiko yang tinggi bagi perusahaan untuk bersaing dalam industri.
4. Switching Cost: Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mengalihkan produk, dari
5. Access to Distribution Channels: Akses terhadap saluran distribusi perlu dimiliki oleh
yang secara skala ekonomi telah mapan, dan keunggulan tersebut tidak dapat ditiru.
Dalam kondisi tertentu, bahkan pemerintah dapat menutup masuknya pemain baru dalam
suatu industri.
21
Kekuatan kompetitif produk subtitusi mempunyai peranan sebagai berikut, pertama yaitu
menimbulkan kondisi kompetitif dalam pasar. Kedua, produk subtitusi lemah jika sulit bagi
pembeli untuk beralih ke produk subtitusi, sehingga semakin rendah switching cost pelanggan
maka semakin intens tekanantekanan kompetitif yang dilontarkan pada produk subtitusi tersebut.
produk penggantinya. Produk pengganti membatasi laba potensial dari suatu industri dengan
menetapkan sebuah plafon harga (ceiling price) yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam
industri. Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, maka makin
ketat pembatasan laba industri. Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari
produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Produk
1. Mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau kinerja (price performance trade
2. Dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi. Produk pengganti seringkali dengan cepat
ikut berpengaruh pada industri jika terjadi perkembangan tertentu, yang meningkatkan
persaingan dalam industrinya sendiri dan dapat menyebabkan penurunan harga atau
peningkatan kinerja.
d. Analisis kekuatan pemasok pada industri komponen (Competitive Pressures From Supplier
industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau mengurangi kualitas dari barang atau
jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat dapat menekan profitabilitas suatu industri yang tidak
22
mampu untuk mengimbangi kenaikan harga produknya. Semakin ketat atau langka pasokan bagi
industri, semakin kuat kekuatan penawaran si pemasok, tetapi akan melemah jika banyak pilihan
bagi perusahaan dalam menentukan pemasok. Kelompok pemasok memiliki kekuatan tawar-
2. Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industry
e. Analisis kekuatan pembeli pada industri komponen (Competitive Pressures From Buyer
Pembeli bersaing dengan industri melalui cara menekan harga turun, tawar menawar
kualitas yang lebih tinggi atau pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu
sama lain dengan mengorbankan profitabilitas industri. Kekuatan dari tiap-tiap kelompok
pembeli yang penting dalam industry tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasar, dan
pada kepentingan relative pembelian dari industri dibandingkan dengan keseluruhan bisnis
pembeli.
23
1. Kelompok pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah besar relative terhadap
2. Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian terbesar dari pembelian atau biaya
pembeli
3. Produk yang dibeli dari industri adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi
(backward integration)
7. Produk industri tidak penting bagi kualitas produk atau jasa pembeli
Kekuatan tawar menawar pembeli ditentukan apabila semakin besar pembeli maka
semakin besar jumlah yang dibeli, semakin kuat tekanan kompetitif yang dibuatnya. Pembeli
juga mempunyai kekuatan jika switching cost untuk beralih ke produk lain yang rendah.
Dalam melakukan analisis terhadap kondisi persaingan dan industri maka perlu diketahui
kekuatan-kekuatan yang dominan yang dapat menciptakan insentif atau tekanan perubahan.
Menurut Thompson, Strickland dan Gamble (2008) kekuatan penentu dalam industri are the
major nunder-lying causes of changing industry and competitive conditions, yang biasanya tidak
lebih dari tiga atau empat factor dari kekuatan penentu umum. Thomson dan Strickland (2008)
menyampaikan
24
bahwa kekuatan penentu yang paling umum adalah sebagai berikut :
a. Growing use of the internet and emerging new internet technology applications.
d. Changes in who buys the product and how they use it.
e. Product Innovation.
g. Marketing innovation.
commodity products.
usahanya dan untuk mengetahui factor-faktor apa yang menjadi penentu keberhasilan bisnis,
maka berikut diuraikan pula faktor kunci sukses dalam suatu industri komponen. Thompson,
Strickland dan Gamble (2008) menyampaikan bahwa Key Success Factors are those things that
most affect industry member’s ability to prosper in the market place, particularly strategy
25
elements, products attributes, resources, competencies capabilities and business outcomes that
spell the difference between profit and loss and ultimately competitive success of failures.
Konsep dasar Key Success factors adalah menitik-beratkan pada atribut produk,
kompetensi, kapabilitas persaingan dan pencapain pasar yang dapat mencapai keuntungan
perusahaan yang paling baik, yang apabila ingin mengetahui Key Success Factors maka harus
1. On what basis do customers choose between the competing brands of sellers? What
competitively successful?
Perusahaan dituntut dapat secara tepat mendiagnosa faktor kunci sukses untuk
berkompetisi dalam suatu industri. Hal tersebut akan memudahkan perusahaan untuk membuat
dan menetapkan strategik yang tepat untuk dapat bersaing dalam industri tersebut serta dapat
memiliki KSF yang secara jelas lebih baik dari pada pesaingnya. Faktor-faktor yang
berhubungan dan merupakan KSF dari suatu industri meliputi ; teknologi, manufaktur, distribusi,
pemasaran, ketrampilan dan kemampuan serta hal lainnya seperti, biaya, lokasi, pelayanan
terhadap pelanggan, kondisi keuangan yang baik dan hak patent atau proteksi terhadap produk.
Menurut Porter (1980) strategic groups are the group of firms in an industry following
the same or similar strategy along the strategic dimensions. The map is a very useful way to
graphically display competition in an industry and to see how industry changes or how tends
might affect it. Sedangkan menurut Hax dan Majluf (1996) strategic groups is groups
26
correspond to aggregation of firms that include in a unique set those competitors that follow a
common or similar strategy along well-defined dimensions. Strategic mapping is useful tool
Secara ringkas peta group strategic dapat dilihat dalam gambar 2.2. Berikut ini :
Menurut Thompson, Strickland dan Gamble (2008) strategic group mapping is a technique for
displaying the different market or competitive positions that rivals firms occupy in the industry.
Prosedur untuk membuat atau membuat peta group _trategic adalah sebagai berikut :
b. Plot the firms into two-variable map using pairs of these differentiating characteristics.
c. Assign firms that fall in about the same strategy space to the same strategic group.
27
d. Draw circles around each strategic group, making the circles propotional to the size of
28