1
Kita telah bahas di BAB I bagaimana aset tidak
berwujud telah menjadi penentu bagi penciptaan nilai
yang berkelanjutan.
2
Kita bahas dalam BAB I bagaimana aset tidak berwujud
telah menjadi penentu bagi penciptaan nilai yang
berkelanjutan.
3
Menyelaraskan
Aset tidak berwujud harus selaras dengan
strategi, dalam rangka untuk menciptakan
nilai.
Keselarasan strategis organisasi adalah prinsip
dominan dalam menciptakan nilai dari aset
tak berwujud.
55
Integrasi
Peran strategis aset tak berwujud tidak dapat diatasi
secara berdiri sendiri. program terpadu diperlukan untuk
mendukung peningkatan semua aset tidak berwujud
organisasi
6 6
Deskripsi
ASET TAK BERWUJUD
7
Enam tujuan aset tidak berwujud dalam
strategy maps:
Human Capital
Kompetensi strategis: Ketersediaan keterampilan, bakat,
dan pengetahuan untuk melakukan kegiatan yang
diperlukan oleh strategi. Sekitar 80 persen dari Scorecard
termasuk tujuan seperti itu.
Informasi Capital
Informasi strategis: Ketersediaan sistem informasi dan
aplikasi pengetahuan dan infrastruktur yang dibutuhkan
untuk mendukung strategi (termasuk dalam 80 persen
Scorecard).
8 8
Organisasi Modal
1. Budaya: Kesadaran dan internalisasi misi bersama, visi,
dan nilai-nilai yang diperlukan untuk melaksanakan
strategi termasuk dalam 90 persen dari Scorecard)
2. Kepemimpinan Ketersediaan pemimpin yang berkualitas
di semua tingkatan untuk memobilisasi organisasi
terhadap strategi mereka (termasuk dalam 90 persen dari
Scorecard).
3. Keselarasan: Penyelarasan tujuan dan insentif dengan
strategi pada semua level organisasi (termasuk dalam 70
persen Scorecard)
4. Teamwork Berbagi aset pengetahuan dan staf dengan
potensi strategi-pc (termasuk dalam 60 persen Scorecard)
9 9
Kaitan dan Integrasi Intangible Asset
10 10
Tiga teknik yang saling berhubungan untuk membangun sebuah
jembatan antara strategy map dan intangible asset
11 11
Tiga teknik yang saling berhubungan untuk membangun sebuah
jembatan antara strategy map dan intangible asset (Cont’d)
1212
Linking Intangible Assets to the Strategy at Consumer Bank
Productivity Growth
- Customer partnership
Organizational - Aligned with strategy
Capital - Best-practice sharing
13 13
Action Planning for a Strategic Theme at Consumer Bank
14
14
Measure Intangible Assets
15 15
Contoh: Consumer Bank
Empat komponen spesifik untuk perencana
keuangan Consumer Bank pada strategi
internal process “Cross-sell the Product Line”
• Solution Selling
• Relationship Management
• Product-line knowledge
• Certification as a licensed financial planner
16 16
Kondisi Consumer Bank
Consumer Bank mengukur staff readiness
eksisting dari perencana keuangan untuk internal
process.
Asumsi 100 perencana keuangan yang
diperlukan.
Test secara diteliti untuk menentukan hasil
mengenai program perekrutan, training, dan
pengembangan yang ditargetkan.
Terdapat 40 perencana keuangan yang telah
mencapai keahlian yang cukup untuk
melaksanakan objective cross-selling.
17 17
Pengukuran Strategic Readiness Human Capital
18
18
Pengukuran Strategic Readines Human Capital
19
19
Tangible Asset Intangible Asset
• Level 1: perbedaan kelas asset • Level 1: aggregate informasi
yang diranking berdasarkan mengenai human, information,
likuiditas dan organization capital
• Level 2: portfolio asset diantara • Level 2: informasi bagaimana tiap
kelas asset tertentu yang tiap intangible asset berkaitan dengan
subkategorinya memiliki internal process yang ditargetkan
tingkat risiko berbeda • Level 3: karakteristik asset
• Level 3: asset spesifik intangible individu
20 20
Human Capital Readiness: The Portfolio View: Level 2 Human
Capital Asset consumer bank
21
21
Strategic Readiness Report
2222
Chapter 7 – CASE STUDY
23
Crown Castle International, Inc.
24
Crown Castle International, Inc.
Customer :
- British Telecom, Verizon, Cingular, Vodafone, T Mobile
(Deutsche Telekom), dan British Broadcasting Service
(BBC), dan kepada siapa saja perusahaan yang
menyediakan jasa tranmisi televisi.
25
SITUASI
Tahun 1995 127 tower dan 700 pekerja
Saat ini (Sesuai kasus) >15.000 tower dan 2000
pekerja
Tahun 1998 menjadi publik
Strategi memperkuat “land grab”. Dengan
mengakuisisi letak tower secara strategis untuk sewa
dan menyediakan jasa outsource, perusahaan dapat
membantu customer telecomnya untuk mencapai
speed to market. Awalnya, formula ini menghasilkan
hasil yang memuaskan, namun ketika capital market
mulai ketat dan diprediksikan 75% margin tidak
terlaksana, tim eksekutif menyedari bahwa
pertumbuhan melalui strategi akusisi tidak lagi berhasil.
26
STRATEGI
Juni 2001 Strategi baru “operational excellence” yang lahir
atas inisiatif Balanced Scorecardnya.
Perusahaan saat ini ingin memaksimumkan return pada existing
asset, mewujudkan efisiensi yang lebih besar, dan melakukan
economic of scale dengan menyediakan beberapa jasa value-
added seperti perawatan peralatan.
John Kelly (CEO pada Agustus 2001) memimpin perusahaan
melalui transformasinya, bahwa industri harus beradaptasi
terhadap strateginya melaui scorecardnya.
Di tahun 2002 Desentralisasi struktur manajemen untuk
menghasilkan data dan pengetahuan yang lebih detail mengenai
core assetnya yaitu tower transmisi. Peningkatan pengetahuan
menjadi kunci untuk mencapai operational excellence di
sepanjang tiga kontinen.
27
STRATEGY MAP
Melalui “operational excellence” pada strategy Map Crown
Castle, tetap ditunjukkan strategi akuisisi yang dilakukan
sebelumnya.
Pada tahun 2003 awal, perusahaan telah merevisi mapnya
menjadi lebih merefleksikan strategi operational excellence, yaitu
pendekatan desentralisasi. Tim telah mempertajam tujuannya
dalam perspektif internal, dengan membersihkan map yang
terdapat “corporate speak” yang samar dan merekonfigurasi
hubungan cause-and-affect.