Anda di halaman 1dari 19

1

DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………………

Daftar Isi………………………………………………………………………….1

Kata Pengantar……………………………………………………………………2

BAB I Pendahuluan……………………………………………………………….3

a. latar belakang………………………………………………………………3
b. rumusan masalah…………………………………………………………...4
c. tujuan dan manfaat…………………………………………………………4

BAB II Pembahasan………………………………………………………………5

a. Lahirnya Nabi Harun a.s…………………………………………………...5


b. Kenabian Nabi Harun a.s…………………………………………………..6
c. Mukjizat Nabi Harun a.s…………………………………………………...8
d. Perjuangan Nabi Harun a.s………………………………………………...9
e. Wafatnya Nabi Harun a.s………………………………………………….14

BAB III Penutup…………………………………………………………………16

a. kesimpulan………………………………………………………………...16
b. saran……………………………………………………………………….16

Penutup…………………………………………………………………………...17

Daftar Pustaka……………………………………………………………………18

Back Cover……………………………………………………………………….
2

KATA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dalam BAB tentang Nabi dan Rasul Allah
SWT dengan judul bagian saya “Kisah Nabi Harun a.s.”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Agama Islam saya yaitu Ibu Dra. Saidah yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Terima kasih.

Kuala Kapuas, 04 September 2019

Penulis

Najwa Awalia Absari


3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Harun adalah seorang Nabi yang diutus kepada bangsa Israil, bersama dengan saudaranya Musa yang
seorang Nabi juga. Kisah perjalanan Harun tak lepas dari kisah Musa, baik dalam Al-Kitab (khususnya
Perjanjian Lama) maupun dalam Al-Qur’an.

Ketika Allah mengutus Musa kepada Fir’aun, seorang raja Mesir dan bala tentaranya, untuk
memberikan peringatan kepada mereka dan agar melepaskan Bani Israel, maka Musa memohon kepada-
Nya agar menjadikan saudaranya yaitu Harun sebagai wakil yang akan membantunya dalam menghadapi
Fir’aun dan tentaranya.

“ Ada yang menyatakan, lidah Musa mengalami kekakuan, akibat bara api yang diletakkan di
lidahnya, disamping karena Fir’aun menguji kemampuannya. Yaitu ketika masa kecilnya, Musa pernah
memegang jenggot Fir’aun. Maka Asiyah menjadi takut seraya berkata, “Ia itu masih anak-anak.” Maka
Fir’aun mengujinya dengan meletakkan buah dan bara api di antara kedua tangannya. Setelah itu, si raja
lalim itu mengambil dan meletakkan bara api itu ke lidah Musa hingga akhirnya lidahnya mengalami
kekakuan.”

Setelah Harun dan Musa mengadap raja Mesir serta menampakkan tanda-tanda mukjizat dari Allah,
masih saja mereka itu tetap dalam kekafiran, kesombongan, dan keingkaran mereka dalam rangka
mengikuti rajanya, Fir’aun. Tidak ada yang beriman dari mereka kecuali golongan para ahli sihir,
pemuda-pemuda kaum Fir’aun yang menyembunyikan Iman mereka karena takut bahwa dia dan para
pemuka kaumnya akan menyiksa mereka, dan tentunya kaum Bani Israel.

Kaum Muslimin meyakini Harun sebagai Nabi yang diutus bersama Musa, saudaranya. Sebagai juru
bicara dalam memberikan peringatan terhadap Fir’aun atas kesombongan dari kekejamannya pada Bani
Israel.

Allah berfirman :

Artinya :

“ Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya


sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun
menjadi seorang Nabi.”

(Q.S. Maryam /19:53)


Sedangkan kaum yahudi meyakini Harun sebagai Imam Besar yang dipercaya sebagai wakil umat
Yahudi di hadapan Allah, serta berperan sebagai pengantara yang kudus antara umat dengan Allah.
Sebagaimana dalam Kitab Keluaran, 28:1 : “Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama
dengan anak-anaknya datang kepada-Mu, dari tengah-tenga orang Israel, untuk memegang jabatan imam
bagi-Ku Harun dan anak-anak Harun, yaitu Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.”

Berangkat dari uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk mengkaji tentang Harun yang
bersumber dari dua kitab suci Agama (Islam dan Yahudi) yakni Al-Qur’an dan Perjanjian Lama (The
Old Testament) melalui penyusunan makalah dengan judul “Kisah Nabi Harun a.s.”
4

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang penulis uraian di atas, maka rumusan permasalahannya
yaitu :
1. Jelaskan kelahiran Nabi Harun a.s. ?
2. Bagaimana Nabi Harun a.s. menjadi nabi Allah SWT.?
3. Apa saja mukjizat yang diterima oleh Nabi Harun a.s.?
4. Bagaimana perjuangan Nabi Harun a.s. dalam menyebarkan ajaran Allah SWT.?
5. Bagaimana kisah kewafatan Nabi Harun a.s.?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui kisah Nabi Harun a.s. dari lahirnya hingga wafat.


2. Mengetahui cerita kenabian Nabi Harun a.s.
3. Mengetahui mukjizat yang diterima Nabi Harun a.s.
4. Mengetahui perjuangan Nabi Harun a.s. menyebarkan agama Allah SWT.

Manfaat yang dapat diperoleh dalam makalah ini adalah :

1. Secara teoritis, dapat semakin memperkaya khazanah (pengetahuan) keilmuan pada umumnya
dan bagi civitas akademika Kisah Nabi dan Rasul.
2. Secara praktis, diharapkan adanya sikap saling menghormati dan menghargai antar umat Islam
dengan umat lainnya.
3. Menambah wawasan keilmuan peneliti.
4. Sebagai sumbangan pemikiran kepada teman lainnya, khususnya kelas XI IPA 1, di SMA
Negeri 1 Kuala Kapuas dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
5. Sebagai sumbangan untuk menambah koleksi perpustakaan atau sekedar untuk disimpan sebagai
bahan pembelajaran.
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. LAHIRNYA NABI HARUN A.S.

Nabi Harun a.s. merupakan Nabi yang selalu dikaitkan dengan Nabi Musa a.s. Bagaimana tidak,
alasan mereka berdua selalu dikaitkan karena keduanya masi terhitung bersaudara. Keduanya diutus
oleh Allah SWT. untuk berdakwah dan membela kebenaran serta mengajarkan ajaran yang baik
kepada sekalian umat Bani Israel.

Nama Nabi Harun a.s. tidak asing terdengar di telinga kita, apalagi nama Harun sendiri disebut
sebanyak 20 (dua puluh) kali di dalam kitab suci Al-Qur’an. Nabi Harun a.s. memiliki nama lengkap
Harun Bin Imran Bin Qahats Bin Azar Bin Lawi Bin Ya’qub Bin Ishaq Bin Ibrahim.

Nabi Harun a.s. lahir lebih dahulu dibandingkan Musa. Empat tahun sesudah Nabi Harun a.s.
lahir, barulah Nabi Musa dilahirkan dari rahim yang sama, sehingga mereka bedua memiliki ikatan
persaudaraan yang sangat kuat. Dimana Nabi Harun a.s. merupakan kakak dari Nabi Musa a.s. Hal
yang membedakan tahun kelahiran mereka berdua, yaitu Nabi Harun a.s. dilahirkan pada tahun anak-
anak tidak dibunuh, sedangkan Nabi Musa a.s. dilahirkan pada tahun terjadinya pembunuhan.

Menurut silsilahnya, dapat dijabarkan sebagai berikut :

Harun Bin Imran Bin Fahis Bin ‘Azir Bin Lawi Bin Ya’qub Bin Ishaq Bin Ibrahim Bin Azara Bin
Nahur Bin Suruj Bin Ra’u Bin Falij Bin ‘Abir Bin Syalih Bin Arfahsad Bin Syam Bin Nuh.

Nabi Harun a.s. dilahirkan sebagai seseorang yang sangat pandai dalam berbicara. Nabi Harun
a.s. juga memiliki pendirian yang sangat tegas dan berani, sehingga Nabi Harun a.s. bersama
adiknya, Nabi Musa a.s. akan menyampaikan ajaran dan dakwah kepada para raja yang sesat dan
menyimpang.

Sebagai saudara, keduanya saling melengkapi satu sama lain. Sebagai seseorang yang pandai
dalam bicara, tegas, dan berpendirian teguh, Nabi Harun a.s. dinobatkan sebaga juru bicara Nabi
Musa a.s. karena saudaranya tersebut mengalami kejadian dimana lidahnya kelu dan tidak bisa
berbicara dengan fasih. Nabi Harun a.s. sering membantu dan menggantikan posisi Nabi Musa untuk
memimpin umat dan meringankan beban dakwah yang dipikulnya. Salah satu sosok yang pernah
dihadapi oleh Nabi Harun a.s. adalah Fir’aun yang merupakan ayah angkatnya Nabi Musa a.s.
6

B. KENABIAN NABI HARUN A.S.\

Nabi Harun a.s. merupakan salah seorang Nabi yang telah diminta langsung oleh Nabi Musa
a.s. pada Allah SWT. dalam membantu memperkembankgkan ajarannya. Nabi Harun a.s. diangkat
menjadi nabi pada tahun 1450 SM. dan ditugaskan untuk berdakwah kepada para Fir’aun Mesir dan
Bani Israel di Sina, Mesir.

Nabi Musa a.s. sengaja memilih saudaranya tersebut untuk menyampaikan dakwah karena ia
mengakui kelebihan saudranya tersebut dalam berbicara dengan fasih dan berpendirian tegas yang
Nabi Musa a.s. sendiri merasa cocok dan percaya kepadanya untuk mengikutinya dalam berdakwah
kepada raja-raja yang sesat dan menyimpang.

Nabi Musa a.s. berkata :

“Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai
pembantuku untuk membenarkan (perkataan) ku, sesungguhnya aku khawatir mereka akan
berdusta.”

Tibalah dimana Nabi Musa a.s.telah diperintahkan oleh Allah SWT. untuk pergi ke bukit
Sinai untuk menerima wahyu. Semasa kepergian Nabi Musa a.s, segala urusan telah diserahkan
kepada saudaranya Nabi Harun a.s.. Selama ditinggal Nabi Musa a.s., Nabi Harun a.s. juga
diberikan amanah untuk mengawasi dan memimpin penduduk Bani Israel dari perbuatan mungkar,
dan juga menyekutukan Allah SWT. dengan benda lain.

Nabi Musa a.s. berkata kepada Nabi Harun a.s:

“Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah, jangan kamu mengikuti jalan orang
yang melakukan kerusakan.”

Kepergian Nabi Musa a.s. selama 40 hari dan 40 malam.

Kepergian Musa lantas ternyata dimanfaatkan orang bernama Samiri. Ia berniat


memanfaatkan situasi tersebut untuk menyesatkan kaum Nabi Musa a.s. yang selama ini telah
bersusah payah membentuk keimanan mereka. Samiri ini membuat patung terbuat dari emas untuk
disembah kaum Nabi Musa a.s. Mereka menyembah patung berbentuk hewan sapi setelah terkena
tipu muslihat Samiri yang menjadikannya bisa berbicara.

Nabi Harun a.s. sangat marah setelah melihat umatnya menyembah berhala. Lalu ia berusaha
mencegah umatnya yang menyekutukan Allah SWT. agar kembali ke jalan yang benar. Tapi
umatnya malah membangkang dengan memberi ancaman kepada Nabi Harun a.s. kalau ia terus
melarang mereka menyembah patung tersebut. Pada akhirnya, Nabi Harun a.s. tidak dapat berbuat
apa-apa dan semua dari mereka terus menyembah patung berala tersebut.

Setelah Nabi Musa a.s. kembali, ia terkejut karena kaumnya menyembah berhala. Dalam hal
ini, Nabi Musa a.s. juga menyalahkan Nabi Harun a.s..

Dalam keadaan marah yang tidak dapat dikendalikan Nabi Musa a.s. menarik janggut Nabi Harun
a.s.dan berkata:

“Wahai Harun, apa yang menghalangi engkau dari mencegah mereka ketika engkau melihat mereka
sesat? Apakah engkau tidak mengikuti aku atau engkau menduharkai perintahku?”
7

Harun berkata:

“Wahai saudaraku, janganlah engkau merenggut janggutku dan janganlah engkau menarik kepalaku,
sesungguhnya aku takut engkau akan berkata, ‘engkau mengadakan perpecahan dalam Bani Israel
dan engkau tidak memelihara perkataanku.’”

Diriwayatkan, Nabi Musa a.s. yang menarik janggut Nabi Harun a.s. saat ia melampiaskan
amarahnya membuat janggut yang dipegang oleh Nabi Musa a.s. telah bertukar menjadi putih dan
janggut yang tidak kena tangan Nabi Musa a.s. tetap berwarna hitam. Sejak itu janggut Nabi Harun
a.s. mempunyai dua warna yaitu putih dan hitam.

Pada akhirnya, Nabi Musa a.s. mengetahui siapa dalang dari semua ini. Ia mendapatkan
Samiri sebagai perusak kaumnya. Nabi Musa mengusir Samiri beserta pengikutnya dan berjanji akan
menghancurkan berhala-berhala yang dibuatnya dan akan dihanyutkan kedalam laut.

Nabi Musa a.s. pun berkata:

“Samiri dan para pengikutnya yang kafir akan segera mendapat adzab dari Allah SWT.”
8

C. MUKJIZAT NABI HARUN A.S.

Mukjizat yang diterima oleh Nabi Harun a.s. antara lain sebagai berikut :

1. Allah SWT telah mengkaruniakan kemampuan bahasa yang baik kepada Nabi Harun a.s
sehingga Nabi Musa a.s. memohon kepada Allah SWT agar kakaknya tersebut mendampinginya
dalam menyampaikan ajaran-ajarannya kepada Bani Israil.

2. Nabi Harun a.s. memiliki kemampuan berdakwah dengan gemilang, karena Nabi Harun a.s.
memiliki kepribadian yang tangguh dan percaya diri yang tinggi serta kefasihannya dalam
berbicara.

3. Nabi Harun a.s. memiliki kepandaian tersendiri dalam berdakwah menyeru kepada ajaran Allah,
sehingga banyak kaum Bani Israel yang perlahan mengikuti ajaran Nabi Harun a.s.
9

D. PERJUANGAN NABI HARUN A.S. DALAM MENYEBARKAN AGAMA ALLAH SWT.


 Kisah Nabi Harun Sebagai Juru Bicara Nabi Musa         

Nama Harun a.s. sendiri setidaknya disebutkan sebanyak 20 kali di dalam kitab suci Al-
Qur’an. Ia memiliki nama lengkap Harun Bin Imran Bin Qahats Bin Azar Bin Lawi Bin Ya’qub Bin
Ishak Bin Ibrahim. Nabi Harun a.s. lahir terlebih dahulu dibandingkan Nabi Musa a.s. . Empat
tahun sesudah Nabi Harun a.s. lahir, barulah Nabi Musa a.s. dilahirkan dari rahim yang sama.
Sehingga, ia merupakan kakak dari Nabi Musa a.s.

Nabi Harun a.s adalah salah satu Nabi yang diciptakan oleh Allah SWT. untuk menemani dan
membantu Nabi Musa a.s. di dalam menegakkan ajaran Allah SWT. Diangkat Nabi Harun a.s.
menjadi seorang Rasul adalah pada tahun 1450 an SM. Ia ditugaskan untuk melakukan dakwah dan
memberi peringatan kepada Fir’aun dan juga Bani Israil di Mesir.

Nabi Harun a.s dilahirkan sebagai seseorang yang sangat pandai dalam berbicara. Di samping
itu, ia juga memiliki pendirian yang sangat tegas dan berani. Sehingga, ia bersama Nabi Musa a.s
akan menyampaikan ajaran dan dakwah kepada para raja yang sesat dan menyimpang. Bahkan,
kelebihannya dalam berbicara diakui oleh Nabi Musa a.s dalam sebuah riwayat.

Ia pun dinobatkan sebagai juru bicara Nabi Musa a.s. Dijadikannya Nabi Harun a.s sebagai
juru bicara tentu saja bukan tanpa alasan. Pada suatu ketika, ada kejadian tertentu yang membuat
lidah Nabi Musa a.s. menjadi kelu dan tidak dapat berbicara dengan fasih. Karena saat Fir’aun
menyuruh Nabi Musa a.s. untuk memilih antara api dan juga roti, Allah SWT. memberikan
petunjuk untuk memilih api agar ia selamat dari Fir’aun.

Dengan hadirnya Nabi Harun a.s., maka ia menjadi sangat meringankan beban dakwah yang
diemban oleh Nabi Musa a.s. Bahkan, Nabi Harun a.s. sering membantu dan menggantikan posisi
Nabi Musa a.s. untuk memimpin umat. Salah satu sosok yang pernah dihadapi oleh Nabi Harun a.s.
adalah Fir’aun yang merupakan ayah angkat Nabi Musa a.s.  

 Kisah Nabi Harun a.s. dan Nabi Musa a.s. Menghadap Fir’aun

Pada suatu ketika, karena miris melihat Bani Israel yang di bawah belenggu kedzaliman,
maka Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. hendak melakukan dakwah dan memberikan peringatan
kepada Fir’aun. Nabi Harun a.s. pun merasa sangat bergembira karena Bani Israil akan segera bebas
dan dikeluarkan dari Mesir. Mereka berharap Allah SWT. akan menyelamatkan dan memberikan
kekuatan kepada mereka.

Ketika mereka sedang memberikan suatu peringatan kepada Fir’aun, ia justru mengolok dan
mengejek keduanya. Fir’aun merasa sangat kesal karena Nabi Musa a.s. yang dirawatnya sejak kecil
justru membuat onar dan melarikan diri. Kemudian, ketika Nabi Musa a.s. berusaha untuk mengajak
Fir’aun kepada agama dan kebaikan, Fir’aun justru mengingkari semua hal tersebut.
10

Bahkan, Fir’aun pun menegaskan bahwa rasul yang ditugaskan untuk memberikan suatu
dakwah dan peringatan merupakan orang-orang gila. Dan Fir’aun sama sekali tidak percaya dengan
Nabi Musa a.s.. kemudian meminta suatu bukti kepadanya sehingga kerasulan Musa bisa diakui.
Menuruti permintaan dari Fir’aun, Nabi Musa a.s. pun langsung melemparkan sebuah tongkat.
Ketika tongkat tersebut dilempar, maka ia langsung berubah menjadi ular. Dan saat Nabi Musa a.s.
mengulurkan tangannya kepada sang ular tersebut, ia pun kembali menjadi sebuah tongkat. Dan saat
Nabi Musa a.s. memasukkan tangan ke saku bajunya, maka muncullah warna putih berkilau yang
memukau.

Menyaksikan hal tersebut Fir’aun menuduh bahwa Nabi Musa a.s. sedang melakukan sihir
dan ia termasuk golongan penyihir. Namun, Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. sama sekali tidak
menyerah. Akhirnya, merekapun diadu bersama dengan banyak penyihir. Namun, saat Nabi Musa
a.s. tampil, semua orang terheran-heran. Menariknya, semua orang pun bersedia mengakui bahwa
apa yang dilakukan Nabi Musa a.s. bukanlah sihir.

Menyaksikan hal tersebut, para penyihir yang ada mengakui mukjizat Nabi Musa a.s. dan
dilapangkan hatinya untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Melihat hal semacam ini, Fir’aun
merasa geram dan dendam. Namun, keimanan para penyihir tersebut sangat kuat dan tidak
terpengaruh sama sekali.

 Kisah Nabi Harun dan Samiri

Pada suatu hari, Nabi Musa a.s. , Nabi Harun a.s. beserta rombongannya tengah melakukan
perjalanan ke suatu negeri. Negeri tersebut dikenal dengan negeri Kan’an. Di tengah perjalanan,
mereka semua melewati bukit yang diberi nama bukit Sinai. Di atas bukit tersebut, Nabi Musa a.s.
hendak menerima wahyu dari Allah. Hal ini disebutkan di dalam Al-Qur’an QS Al-A’raf: 142.
Wahyu yang diterima oleh Nabi Musa berupa Kitab Taurat yang ia terima selama 40 hari.

Ketika Nabi Musa a.s. meninggalkan kepemimpinannya, ia merasa khawatir akan apa yang
terjadi nanti. Salah satu kekhawatiran ia ia miliki adalah jika seandainya kaum Bani Israil membuat
suatu kerusakan jika di negeri tersebut tidak ada yang memimpin. Karena itulah, ia memberi amanat
kepada Nabi Harun a.s. untuk memimpin.
11

Namun, di tengah perjalanan menggantikan Nabi Musa a.s. memimpin Bani Israil, Nabi
Harun a.s. menghadapi permasalahan yang tidak dapat ia atasi. Semua kaum Bani Israil membantu
sebuah patung sapi berbahan dasar emas. Hal ini dilakukan atas bujukan dan pengaruh seseorang
yang  bernama Samiri. Adapun perhiasan-perhiasan emas yang dipakai tersebut asalnya adalah dari
perhiasan yang mereka bawa.

Melihat hal tersebut, Nabi Harun a.s. sesungguhnya sudah mengingatkan mereka. Hal ini ia
lakukan selama berkali-kali namun tetap saja tidak membuahkan hasil. Kaum Bani Israil tetap saja
menyembah patung sapi emas yang mereka buat sendiri. Nabi Harun a.s. pun terus memberi
peringatan kepada mereka bahwa jika hal itu terus dilanjutkan, maka Allah akan murka kepada kaum
Bani Israil itu sendiri.

Peringatan dan berbagai usaha yang dilakukan Nabi Harun a.s. ternyata sama sekali tidak
didengarkan oleh kaum Bani Israil. Hingga tiba waktunya Nabi Musa a.s. kembali ke lokasi
kaumnya di gunung Sinai. Nabi Musa a.s. pun marah besar saat melihat kaumnya kembali
menyembah berhala. Selain marah kepada kaumnya, ia juga marah kepada Nabi Harun a.s. karena
dianggap tidak bisa menjaga amanah yang ia berikan.

Karena merasa kecewa kepada Nabi Harun a.s. yang tidak lain adalah kakaknya, Nabi musa
a.s. pun memegangi kepada dan juga janggutnya seraya berkata:

“Hai Harun, apa yang sudah menghalangi saat engkau menyaksikan bahwa mereka telah sesat?”
(QS Taaha: 92)

“Untuk mengikuti perjalananku ke gunung Sinai bersama dengan kaum yang beriman, apakah
engkau memilih untuk melanggar perintahku dengan kesengajaan?”
(QS Taaha: 93).

Mendengar hal tersebut, akhirnya Nabi Harun a.s. pun menjawab:

“Wahai engkau yang menjadi putra ibuku. Jangan kau ambil janggut dan juga rambutku. Aku merasa
takut jika engkau nantinya akan mengatakan, engkau telah memecah kaum Bani Israil dan tidak lagi
mengindahkan apa yang aku katakan’’
(QS Thaaha: 94).
12

Kemudian Nabi Harun a.s. pun menjelaskan bahwa ia sudah memberikan peringatan kepada
kaum Bani Israil. Namun, mereka tetap membangkang bahkan akan hampir membunuhnya. Setelah
itu, ia juga menjelaskan bahwa yang memicu kaumnya adalah pengaruh dari Samiri. Dengan
demikian, salah faham antara Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. berakhir.

Selanjutnya, Nabi Musa a.s. pun mendatangi Samiri dan menanyakan alasan mengapa ia
melakukan hal tersebut. Setelah Samiri memberitahu alasannya, Nabi Musa a.s. pun menghacurkan
seluruh patung yang dibuat hingga sama sekali tak tersisa. Sedangkan sisa reruntuhannya dibuang ke
lautan.

Sesudah kejadian tersebut, Allah SWT. pun memberitahukan kepada Nabi Musa a.s. bahwa
Nabi Harun a.s. sudah berusaha untuk menghentikan mereka. Namun sama sekali tidak membuahkan
hasil. Akhirnya, Nabi Musa a.s. merasa tenang karena saudaranya tidak melakukan perbuatan syirik
tersebut.

 Kembalinya Umat dan Hilangnya Kesalahpahaman Nabi Musa kepada Nabi Harun

Pada akhirnya, Nabi Musa a.s. pun sadar bahwa Nabi Harun a.s. atau saudaranya tersebut telah
menjalankan tugas dengan sebaik mungkin. Sehingga, ia pun memohon ampunan kepada Allah
SWT. atas kesalahan dirinya dan saudaranya itu. Sedangkan Samiri yang telah mengajak umatnya
menyimpang akhirnya diusir dan tidak diperbolehkan lagi untuk bergaul dengan kaumnya.

Karena ulahnya, Samiri pun terkena suatu kutukan bahwa apabila dirinya disentuh ataupun
menyentuh manusia, maka tubuhnya akan merasa panas. Itu menjadi siksaan yang akan ia alami baik
di dunia maupun di akhirat nanti. Dan akhirnya ia akan masuk neraka.

Sesaat sesudah itu, Nabi Musa a.s pun memberikan perintah kepada kaumnya untuk bertaubat
kepada Allah SWT. dengan penuh kesungguhan.
13

Dari beberapa kaumnya, ada sekitar 70 orang terbaik diajaknya ke suatu gunung. Gunung
tersebut bernama gunung Thursina. Mereka oleh Allah SWT. diajak untuk memohon suatu ampunan
karena kaumnya telah melakukan suatu dosa besar. Mereka berharap akan mendapatkan rahmat dan
ampunan dari Allah SWT. yang Maha Pengampun Dosa.

Ketika mereka telah sampai di atas gunung, mereka menemui awan yang sangat tebal.
Merekapun memasuki awan tersebut sembari bersujud kepada Allah SWT.. Beberapa saat kemudian,
mereka pun mendengarkan percakapan Nabi Musa a.s. dengan Allah SWT. Sesaat sesudah itu,
mereka pun berkeinginan untuk melihat Allah SWT. langsung menggunakan mata kepala mereka
sendiri.

Sesudah percakapan antara Nabi Musa a.s. dengan Allah SWT. selesai, mereka pun berkata
bahwa enggan beriman kepada Allah SWT. jika belum melihat-Nya secara jelas dan kasat mata.
Tiba-tiba, ada halilintar yang menyambar dengan keras dan mematikan mereka semua. Menyaksikan
hal itu, Nabi Musa a.s. merasa sangat sedih karena nasib yang menimpa kaumnya. Karena mereka
sesungguhnya adalah orang-orang yang terbaik.

Kemudian, Nabi Musa a.s. pun memohon kepada Allah SWT. agar berkenan menghidupkan
mereka kembali dan mengampuni dosa yang telah diperbuat. Allah SWT. pun menjawab doa Nabi
Musa a.s. dan meminta orang-orang tersebut agar menjadikan Kitab Taurat sebagai pegangan hidup.
Mereka juga diwajibkan untuk selalu menjalankan perintah Allah SWT. dan menjauhi laranganNya.

 Kisah Nabi Harun a.s. dan Pemberontakan Korah

Nabi Harun a.s. dan juga Nabi Musa a.s. memiliki seorang sepupu yang bernama Korah Bin
Yizhar Bin Kehat Bin Lewi. Sepupunya tersebut mengajaj anak anak Eliab, On Bin Pelet, Abiram
dan Datan serta orang-orang yang lain untuk memberontak kepada Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun
a.s. Mirisnya, pemberontakan tersebut melibatkan pemimpin-pemimpin umat dan juga 250 an orang
Israel.
14

Kesemua orang yang memberontak tersebut masih tergolong orang yang ternama. Kemudian
ketika mereka berkumpul di hadapan Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. seraya mengatakan bahwa
mereka berdua adalah orang yang selalu meninggikan diri di bawah jama’ah Tuhan. Sebenarnya, hal
itu dilakukan lantaran Korah iri dengan diri Nabi Harun a.s.. Antara kedua belah pihak berdiri di sisi-
sisi yang berbeda.

Bekumpulkan kedua kelompok menjadi dua sisi tersebut adalah atas perintah dari Allah
SWT. Dimana Nabi Musa a.s. menyerahkan semua keputusan kepada-Nya. Akhirnya, bumi pun
menjadi terbelah, tepatnya ada di bawah kelompok Korah. Sesudah itu, bumi pun membuka
mulutnya kemudian menelan orang-orang tersebut. Tidak hanya itu, rumah mereka pun juga ikut
tertelan.

Bumi menutup kehidupan mereka karena ditenggelamkan bak orang yang sudah mati. Hal ini
terjadi karena tingkah dari mereka sendiri yang semena-mena dan berbuat kedzaliman. Kemudian,
keluarlah api besar yang langsung dikirimkan oleh Allah SWT. pada kala itu, Api tersebut memakan
semua orang yang ada di sana, termasuk 250 orang Israel yang turut memberontak kepada Nabi
Musa a.s.dan Nabi Harun a.s..

Keesokan harinya, semua rakyat dan umat merasa sangat heran kepada Nabi Musa a.s.dan
Nabi Harun a.s.. Sesaat setelah itu, turunkan wahyu dari Tuhan yang memerintahkan Nabi Musa a.s.
dan Nabi Harun a.s. untuk menuju ke tengah-tengah umat. Dan akhirnya mereka mengadakan suatu
perdamaian kepada semua bangsa.

E. WAFATNYA NABI HARUN A.S.

Nabi Harun a.s. dan Nabi Musa a.s. tidak diperkenankan untuk masuk ke kawasan tanah
Kan’an. Hal itu disebabkan karena keduanya pernah melakukan suatu kesalahan di kawasan mata air
Meriba yang lokasinya ada di kota kadesh. Mereka pun keluar dari kawasan Kadesh untuk menuju ke
suatu tempat. Hingga, tibalah mereka di salah satu gunung yang dikenal dengan nama gunung Hor di
kawasan perbatasan Edom.

Kala itu, Nabi Harun a.s. pun menaiki gunung tersebut bersama dengan Nabi Musa a.s. dan
salah seorang putranya yang bernama Eleazar. Hal ini mereka lakukan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Allah SWT. Sesaat sesudah itu, Nabi Musa a.s. pun melepaskan pakaian yang
dikenakan oleh Nabi Harun a.s.. Kemudian memakaikannya kepada putra Nabi Harun a.s..

Kemudian, Nabi Harun a.s. pun menghembuskna nafas terakhirnya di puncak gunung Hor
tersebut. Lalu, Nabi Musa a.s. bersama dengan Eleazar pun kembali dan turun dari gunung tersebut.
Berita mengenai kematian Nabi Harun a.s. pun terdengar olah semua umat dan jamaah. Mendapati
bahwa Nabi Harun a.s. telah mati, bangsa Israel pun menangisinya bahkan hingga mencapai 30 hari
sesudah kematiannya.
15

Nabi Harun a.s. dipanggil oleh Allah SWT. tepat 40 tahun setelah bangsa Israel keluar dari
kawasan Mesir. Dan berdasarkan kepada kepercayaan Islam, makam Nabi Harun a.s. terletak di
kawasan gunung Harun. Lokasi ini tergolong sangat dekat dengan Petra yang terletak di Yordania.
Ini merupakan tempat yang suci bagi para penduduk di sana dan masih termasuk puncak tertinggi
yang ada di kawasan itu.

Nabi Harun a.s. hidup selama 122 tahun. Dia wafat 11 bulan sebelum kematian Nabi Musa
a.s., di daerah al Tiih, yaitu sebelum Bani Israil memasuki Palestina. Mengenai Bani Israel, mereka
memang keras kepala, banyak permasalahan dan sulit dipimpin, namun dengan kesabaran Nabi Musa
a.s. dan Nabi Harun a.s. , mereka dapat dipimpin supaya mengikuti syariat Allah, seperti terkandung
dalam Taurat ketika itu.
16

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Jadi, sangat banyak pelajaran yang dapat kita jadikan sebagai suri teladan dari
kisah Nabi Harun a.s. bersama saudaranya Nabi Musa a.s.
Sebagai manusia, kita harus berpegang teguh terhadap apa yang kita pegang
saat ini dan jangan berpaling dari keteguhan tersebut.
Sesungguhnya apa yang telah diperintahkan Allah SWT. itu adalah kebenaran
dan kebaikan dan larangan-Nya merupakan suatu keburukan yang harus
dihindari, jangan didekati ataupun mencoba untuk melakukannya.
Murka Allah SWT. lebih besar dan Kasih-Nya pun lebih besar.

B. SARAN

Menyikapi sesuatu janganlah menggunakan emosi yang negative


Hadapilah sesuatu dengan kepala dingin dan ungkapkanlah dengan transparan
Janglah langsung menyikapi sesuatu dengan amarah karena bisa jadi itu
hanyalah salah paham.
17

PENUTUP

Demikian makalah yang dapat saya uraikan, mohon maaf atas kekurangan yang terdapat pada
makalah yang telah saya buat.

Kritik dan saran dari Anda sangat saya butuhkan untuk membangun makalah saya semakin
baik lagi di hari selanjutnya

Terima kasih yang sebesar-besarnya karena tanpa bantuan dari pembimbing dan teman-teman
sekalian, mungkin makalah ini tidak dapat tercipta sedemikian rupa.

Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Kuala Kapuas, 04 September 2019

Penulis

Najwa Awalia Absari


18

DAFTAR PUSTAKA

http://jadiberita.com/91412/kisah-nabi-harun-sang-juru-bicara-nabi-musa.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Harun_(Al-Qur%27an)
https://pondokislam.com/nabi-harun/
http://kisahkisah25nabi.blogspot.com/2014/07/kisah-nabi-harun-nabi-harun-
as.html?m=1
https://scholar.google.com
https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com
19
Najwa Awalia absari

Anda mungkin juga menyukai