Anda di halaman 1dari 51

Nama Pasien :

Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Nyeri akut D.0077 Setelah dilakukan Manajemen Nyeri I.08238
Definisi: Pengalaman sensorik intervensi selama . . . x 24 Observasi
atau emosional yang berkaitan jam, maka tingkat nyeri □ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan kerusakan jaringan menurun dengan kriteria frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
actual atau fungsional dengan hasil: □ Identifikasi skala nyeri
onset mendadak atau lambat Tingkat Nyeri L.08066 □ Identifikasi respon nonverbal nyeri
dan berintensitas ringan hingga □ Keluhan (skala) □ Identifikasi faktor yang memperberat dan
berat yang berlangsung kurang nyeri menurun memperingan nyeri
dari 3 bulan. □ (Tampak) meringis □ Monitor efek samping penggunaan analgesik
Nyeri akut berhubungan menurun Terapeutik
dengan □ Sikap protektif □ Berikan terapi nonfarmakologis (mis.
□ agen pencedera fisiologis menurun hypnosis, kompres hangat/dingin, akupresur,
□ agen pencedeera kimiawi □ Gelisah menurun pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
□ agen pencedera fisik □ Kesulitan tidur terbimbing, terapi bermain)
Yang ditandai dengan: menurun □ Kontrol lingkungan (mis. suhu ruangan,
Subjektif: □ Frekuensi nadi pencahayaan, kebisingan)
□ Mengeluh nyeri membaik □ Fasilitasi istirahat dan tidur
Objektif: □ Pola napas Edukasi
□ Tampak meringis membaik □ Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
□ Bersikap protektif (misal □ Tekanan darah □ Jelaskan strategi meredam nyeri
waspada, menghindari membaik □ Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
nyeri) Kontrol Nyeri L.08063 □ Anjurkan menggunakan analgesik secara
□ Gelisah □ Melaporkan nyeri tepat
□ Frekuensi nadi meningkat terkontrol □ Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
□ Sulit tidur meningkat mengurangi nyeri
□ TD meningkat □ Kemampuan Kolaborasi
□ Pola nafas berubah mengenali onset □ Pemberian analgesik, jika perlu
□ Nafsu makan berubah nyeri meningkat Terapi relaksasi I.09326
□ Proses berpikir terganggu □ Kemampuan Observasi
□ Menarik diri mengenali □ Identifikasi teknik relaksasi yang efektif
□ Berfokus pada diri sendiri penyebab nyeri digunakan
meningkat □ Monitor respon pasien terhadap relaksasi
□ Kemampuan Terapeutik
menggunakan □ Ciptakan lingkungan yang tenang dan
teknik non- nyaman, jika memungkinkan
farmakologis □ Gunakan pakaian longgar
meningkat □ Gunakan suara lembut dengan irama lambat
Penyembuhan Luka dan berirama
L.14130 Edukasi
□ Penyatuan kulit □ Jelaskan tujuan dan manfaat dari relaksasi
meningkat yang dilakukan (mis. hypnobirthing, relaksasi
□ Penyatuan tepi nafas dalam, relaksasi otot progresif, imajinasi
luka meningkat terbimbing)
□ Jaringan granulasi □ Anjurkan mengambil posisi nyaman, rileks
meningkat dan merasakan sensasi rileksasi yang dipilih
□ Edema pada sisi □ Anjurkan untuk sering mengulangi tekhnik
luka menurun yang dipilih
□ Peradangan luka □ Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
menurun (mis. hypnobirthing, relaksasi nafas dalam,
□ Nyeri menurun relaksasi otot progresif, imajinasi terbimbing)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Pemberian Analgesik I.08243
Observasi
□ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
□ Identifikasi riwayat alergi obat
□ Identifikais kesesuaian jenis analgesik
□ Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik
□ Tetapkan target efektifitas analgesic untuk
mengoptimalkan respon pasien
□ Dokumentasikan respon terhadap efek
analgesic dan dan efek yang diinginkan
Edukasi
□ Jelaskan efektifitas terapi dan efek samping
obat
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik sesuai indikasi
Perawatan Kenyaman I.08245
Observasi
□ Identifikasi pemahaman tentang kondisi,
situasi dan perasaannya
□ Identifikasi masalah emosional dan spiritual
Terapeutik
□ Berikan posisi yang nyaman
□ Berikan kompres dingin atau hangat
□ Ciptakan lingkungan yang nyaman
□ Berikan pemijatan
□ Berikan terapi hypnosis
□ Dukung keluarga untuk untuk terlibat dalam
terapi perawatan
Edukasi
□ Jelaskan tentang kondisi dan dan pilihan
terapi atau pengobatan
□ Ajarkan terapi relaksasi
□ Ajarkan latihan pernafasan
□ Ajarkan tekhnik distraksi dan imajinasi
terbimbing
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian analgesic, antihistamin
jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Ketidaknyamanan pasca Setelah dilakukan Perawatan pascapersalinan I.07225
partum D.0075 intervensi selama . . . x 24 Observasi
Definisi: perasaan tidak nyaman jam, maka status □ Monitor tanda-tanda vital
berhubungan dengan kondisi kenyamanan □ Monitor keadaan lokia (warna, jumlah, baud
setelah melahirkan pascapartum meningkat an bekuan)
Ketidaknyamanan pasca dengan kriteria hasil: □ Periksa perineum atau robekan (kemerahan,
partum berhubungan dengan Status Kenyamanan edema, ekimosis, pengeluaran, penyatuan dan
Pascapartum L.07061 jahitan)
Ketidaknyamanan pasca □ Keluhan tidak □ Monitor nyeri
partum berhubungan dengan nyaman menurun □ Monitor status pencernaan
□ Trauma perineum selama □ (Tampak) meringis □ Monitor tanda Homan (Homan sign)
persalinan dan kelahiran menurun □ Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
□ Involusi uterus, proses □ Luka episiotomy □ Identifikasi masalah adaptasi psikologis ibu
pengembalian ukuran membaik postpartum
rahim □ Kontraksi uterus Terapeutik
□ Pembengkakan payudara terkontrol □ Kosongkan kandung kemih sebelum
□ Kekurangan dukungan Tingkat Nyeri L.08066 pemeriksaan
keluarga dan nakes □ Keluhan (skala) □ Masase fundus sampai kontraksi kuat, jika
□ Ketidaktepatan posisi nyeri menurun perlu
□ Factor budaya □ (Tampak) meringis □ Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
Yang ditandai dengan: menurun □ Berikan kenyamanan pada ibu
Subjektif: □ Sikap protektif □ Fasilitasi ibu berkemih secara normal
□ Mengeluh tidak nyaman menurun □ Diskusikan kebutuhan aktifitas dan istirahat
Objektif: □ Gelisah menurun selama masa postpartum
□ Tampak meringis □ Kesulitan tidur □ Diskusikan seksualitas dan alat kontrasepsi
□ Terdapat kontraksi uterus menurun Edukasi
□ Luka :nalgesic: □ Frekuensi nadi □ Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan
□ Payudara bengkak membaik keluarga
□ Tekanan darah meningkat □ Pola napas □ Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi
□ Frekuensi nadi meningkat membaik secara rutin
□ Berkeringat berlebihan □ Tekanan darah □ Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
□ Menangis atau membaik □ Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara non-
Kontrol Nyeri L.08063 farmakologis
□ Melaporkan nyeri Kolaborasi
terkontrol □ Kolaborasi pemberian terapi analgesik
meningkat
□ Kemampuan Perawatan Pasca Seksio Sesario I.14567
mengenali onset Observasi
nyeri meningkat □ Identifikasi riwayat kehamilan dan persalinan
□ Kemampuan □ Monitor tanda-tanda vital ibu
mengenali □ Monitor respon fisiologis (nyeri, perubahan
penyebab nyeri uterus, kepatenan jalan napas dan lokia)
meningkat □ Monitor kondisi luka dan balutan
□ Kemampuan Terapeutik
menggunakan □ Diskusikan perasaan, pertanyaan dan
teknik non- perhatian pasien terkait pembedahan
farmakologis □ Pindahkan pasien keruang rawat nifas
meningkat □ Motivasi mobilisasi dini 6 jam
□ Fasilitasi kontak kulit ke kulit dengan bayi
□ Berikan dukungan menyusui yang memadai,
jika memungkinkan
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Edukasi
□ Informasikan pada ibu dan keluarga tentang
kondisi ibu dan bayi
□ Ajarkan latihan ekstremitas, perubahan posisi,
batuk dan nafas dalam
□ Anjurkan ibu cara menyusui
□ Anjurkan ibu mengkonsumsi mulai TKTP
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian terapi analgesik

Manajemen Nyeri I.08238


Observasi
□ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas nyeri
□ Identifikasi skala nyeri
□ Identifikasi respon nonverbal nyeri
□ Identifikasi :nalge yang memperberat dan
memperingan nyeri
□ Monitor efek samping penggunaan n : algesic
Terapeutik
□ Berikan terapi nonfarmakologis (mis.
Hypnosis, kompres hangat/dingin, akupresur,
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, terapi bermain)
□ Kontrol lingkungan (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
□ Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
□ Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
□ Jelaskan strategi meredam nyeri
□ Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
□ Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
□ Pemberian analgesic, jika perlu

Terapi relaksasi I.09326


Observasi
□ Identifikasi teknik relaksasi yang efektif
digunakan
□ Monitor respon pasien terhadap relaksasi
Terapeutik
□ Ciptakan lingkungan yang tenang dan
nyaman, jika memungkinkan
□ Gunakan pakaian longgar
□ Gunakan suara lembut dengan irama lambat
dan berirama
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan manfaat dari relaksasi
(mis. hypnobirthing, relaksasi nafas dalam,
relaksasi otot progresif, imajinasi terbimbing)
□ Anjurkan mengambil posisi nyaman, rileks
dan merasakan sensasi rileksasi yang dipilih
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
□ Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
Pemberian Analgesik I.08243
Observasi
□ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas nyeri
□ Identifikasi riwayat alergi obat
□ Identifikais kesesuaian jenis :nalgesic
□ Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik
□ Tetapkan efektifitas analgesic untuk
mengoptimalkan respon pasien
□ Dokumentasikan respon terhadap efek
analgesic dan dan efek yang diinginkan
Edukasi
□ Jelaskan efektifitas terapi dan efek samping
obat
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian dosis dan jenis :nalgesic
sesuai indikasi
Perawatan Kenyaman I.08245
Observasi
□ Identifikasi pemahaman tentang kondisi,
situasi dan perasaannya
□ Identifikasi masalah emosional dan spiritual
Terapeutik
□ Berikan posisi yang nyaman
□ Berikan kompres dingin atau hangat
□ Ciptakan lingkungan yang nyaman
□ Berikan pemijatan
□ Berikan terapi hypnosis
□ Dukung keluarga untuk untuk terlibat dalam
terapi perawatan
Edukasi
□ Jelaskan tentang kondisi dan dan pilihan
terapi atau pengobatan
□ Ajarkan terapi relaksasi
□ Ajarkan latihan pernafasan
□ Ajarkan tekhnik distraksi dan imajinasi
terbimbing
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian analgesic, antihistamin
jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Nyeri melahirkan D.0079 Setelah dilakukan Perawatan persalinan I.07227
Definsi: penalaman sensorik intervensi selama . . . x 24 Observasi
dan emosional yang bervariasi jam, maka nyeri □ Monitor kondisi fisik dan psikologis pasien
dari yang menyenangkan melahirkan menurun □ Monitor kesejahteraan ibu (mis. tanda-tanda
sampai tidak tidak dengan kriteria hasil: vital, kontraksi: lama, frekuensi dan kekuatan)
menyenangkan yang Tingkat Nyeri L.08066 □ Monitor kesejahteraan janin (DJJ dan volume
berhubungan dengan □ Keluhan (skala) air ketuban)
persalinan nyeri menurun □ Monitor kemajuan persalinan (dorongan
□ (Tampak) meringis meneran, tekanan pada anus, perineum
Nyeri melahirkan berhubungan menurun menonjol dan vulva membuka)
dengan: □ Gelisah menurun □ Monitor kemajuan pembukaan (menggunakan
□ Dilatasi serviks □ Kesulitan tidur partograf saat fase aktif)
□ Pengeluaran janin menurun □ Monitor tingkat nyeri selama persalinan
Yang ditandai dengan: □ Frekuensi nadi □ Lakukan pemeriksaan Leofold
Subjektif: membaik Terapeutik
□ Mengeluh nyeri □ Pola napas □ Berikan metode alternative penghilang rasa
Objektif: membaik sakit (mis. hypnobirthing, masases,
□ Perineum terasa □ Tekanan darah aromaterapi, guide imagery)
tertekan membaik Edukasi
□ Ekspresi wajah Kontrol Nyeri L.08063 □ Jelaskan prosedur pertolongan persalinan
meringis □ Melaporkan nyeri □ Informasikan kemajuan persalinan
□ Berposisi meringankan terkontrol □ Ajarkan teknik relaksasi
nyeri meningkat □ Anjurkan ibu mengosongkan kandung kemih
□ Uterus teraba □ Kemampuan □ Anjurkan ibu cukup nutrisi
membulat mengenali onset □ Ajarkan ibu mengenali tanda-tanda persalinan
□ Mual nyeri meningkat □ Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya
□ Nafsu makan □ Kemampuan persalinan
menurun/ meningkat mengenali Kolaborasi
□ TD meningkat penyebab nyeri □ Melaporkan kemajuan persalinan dengan
□ Frekuensi nadi meningkat dokter penanggung jawab pasien
meningkat □ Kemampuan Manajemen Nyeri I.08238
□ Ketegangan otot menggunakan Observasi
meningkat teknik non- □ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
□ Pola tidur berubah farmakologis frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
□ Fungsi berkemih meningkat □ Identifikasi skala nyeri
berubah Status Intrapartum □ Identifikasi respon nonverbal nyeri
□ Muntah L.07060 □ Monitor efek samping penggunaan analgesic
□ Focus pada diri sendiri □ Koping terhadap Terapeutik
ketidaknyamanan □ Berikan terapi nonfarmakologis (mis.
persalinan Hypnosis, kompres hangat/dingin, akupresur,
meningkat pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
□ Memanfaatkan terbimbing, terapi bermain)
teknik untuk □ Kontrol lingkungan (mis. Suhu, kebisingan)
memfasilitasi □ Fasilitasi istirahat dan tidur
persalinan Edukasi
meningkat □ Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
□ Dilatasi serviks □ Jelaskan strategi meredam nyeri
meningkat □ Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
□ Perdarahan vagina □ Anjurkan menggunakan :nalgesic secara tepat
menurun □ Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
□ Frekeunsi mengurangi nyeri
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
kontraksi uterus Kolaborasi
membaik □ Pemberian analgesic, jika perlu
□ Periode kontraksi Terapi relaksasi I.09326
uterus membaik Observasi
□ Intensitas □ Identifikasi teknik relaksasi yang efektif
kontraksi uterus digunakan
membaik □ Monitor respon pasien terhadap relaksasi
Terapeutik
□ Ciptakan lingkungan yang tenang dan
nyaman, jika memungkinkan
□ Gunakan pakaian longgar
□ Gunakan suara lembut dengan irama lambat
dan berirama
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan manfaat dari relaksasi
yang dilakukan (mis. hypnobirthing, relaksasi
nafas dalam, relaksasi otot progresif, imajinasi
terbimbing)
□ Anjurkan mengambil posisi nyaman, rileks
dan merasakan sensasi rileksasi yang dipilih
□ Anjurkan untuk sering mengulangi tekhnik
yang dipilih
□ Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
(mis. hypnobirthing, relaksasi nafas dalam,
relaksasi otot progresif, imajinasi terbimbing)
Pemberian Analgesik I.08243
Observasi
□ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
□ Identifikasi riwayat alergi obat
□ Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik
□ Tetapkan target efektifitas analgesic untuk
mengoptimalkan respon pasien
□ Dokumentasikan respon terhadap efek
analgesic dan dan efek yang diinginkan
Edukasi
□ Jelaskan efektifitas terapi dan efek samping
obat
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesic sesuai indikasi
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Risiko Infeksi D.0142 Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi I.14539
Definisi: berisiko mengalami intervensi selama . . . x 24 Observasi
peningkatan terserang jam, maka risiko infeksi □ Monitor tanda gejala infeksi local dan sistemik
organisme patogenik menurun dengan kriteria Terapeutik
hasil: □ Lakukan kebersihan tangan sebelum dan
Risiko infeksi ditandai dengan: Tingkat Infeksi L.14137 sesudah kontak dengan pasien dan
□ Efek prosedur invasif □ Demam menurun lingkungan pasien
□ Penyakit kronis atau tidak ada □ Berikan perawatan kulit pada area luka
□ Malnutrisi □ Kemerahan □ Batasi jumlah pengunjung
□ Peningkatan paparan menurun Edukasi
organisme pathogen □ Nyeri menurun □ Jelaskan tanda dan gejala infeksi
□ Ketidakakuatan □ Bengkak menurun □ Ajarkan kebersihan tangan dan etika batuk
pertahanan tubuh □ Kadar leukosit □ Ajarkan cara memeriksa luka operasi
primer membaik □ Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Kerusakan Integritas Kulit dan □ Anjurkan meningkatkan asupan cairan
integritas kulit Jaringan L.14125 Kolaborasi
- Ketuban pecah dini □ Kerusakan jaringan □ Pemberian antibiotik jika perlu
- Merokok menurun Perawatan Luka I.14564
□ Ketidakakuatan □ Kerusakan lapisan Observasi
pertahanan tubuh kulit menurun □ Periksa lokasi insisi adanya kemerahan,
sekunder □ Penyatuan jaringan bengkak atau tanda-tanda dehisen
- Penurunan Hb meningkat □ Monitotr karakteristik luka
- Imunisupresi □ Elastisitas kulit □ Monitor tanda-tanda infeksi
meningkat Terapeutik
□ Perfusi jaringan □ Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
meningkat □ Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
non-toksik sesuai kebutuhan
□ Usap area insisi dari area yang bersih menuju
area yang kurang bersih
□ Berikan salep yang sesuai
□ Pasang balutan pertahankan teknik steril
□ jadwalkan perubahan posisi sesuai kondisi
□ Berikan diet kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan
protein 1,25-1,5 g/kg/BB/hari
Edukasi
□ Jelaskan tanda dan gejala infeksi
□ Ajarkan meminimalkan tekanan pada insisi,
□ Anjurkan makan (TKTP)
□ Ajarkan perawatan luka mandiri
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian antibiotik
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Defisit Perawatan Diri D.0109 Setelah dilakukan Dukungan Perawatan Diri I.11352
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Definisi: tidak mampu intervensi selama . . . x 24 Observasi
melakukan atau menyelesaikan jam, maka perawatan diri □ Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri
aktivitas perawatan diri meningkat dengan kriteria sesuai usia
hasil: □ Monitor tingkat kemandirian
Defisit Perawatan Diri Perawatan Diri L.11103 □ Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan
berhubungan dengan: □ Kemampuan mandi diri, berpakaian, berhias, dan makan
□ Kelemahan meningkat Terapeutik
□ Gangguan □ Kemampuan □ Dampingi melakukan perawatan diri
musculoskeletal mengenakan □ Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
□ Penurunan pakaian meningkat mampu melakukan perawatan diri
motivasi/minat □ Kemampuan Edukasi
Yang ditandai dengan: makan meningkat □ Anjurkan melakukan perawatan diri secara
Subjektif: □ Kemampuan ke konsisten sesuai kemampuan
□ Mengeluh sulit toiliet (BAB/BAK) Perawatan Perinium I.07226
melakukan perawatan meningkat Observasi
diri □ Minat melakukan □ Inspeksi robekan perineum
Objektif: perawatan diri Terapeutik
□ Tidak mampu mandi meningkat □ Fasilitasi dalam membersihkan perineum
□ Tidak mampu □ Mempertahankan □ Pertahankan perineum tetap kering
mengenakan pakaian kebersihan diri □ Berikan posisi nyaman
□ Tidak mampu makan meningkat □ Fasilitasi menggunakan pembalut
□ Tidak mampu ke toilet Edukasi
□ Tidak mampu berhias □ Ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi
secara mandiri tanda abnormal pada perineum (mis. infeksi,
kemerahan, pengeluaran cairan yang
abnormal)
Kolaborasi
□ Pemberian antiinflamasi
□ Pemberian analgesik
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Risiko Hipotermia Setelah dilakukan Manajemen Hipotermia I.14507
Perioperatif D.0141 intervensi selama . . . x 24 Observasi
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Definisi: Berisiko mengalami jam, maka risiko □ Monitor suhu tubuh
penurunan suhu tubuh dibawah hipotermia perioperatif □ Identifikasi penyebab hipotermia
36 derajat Celcius secara tiba- menurun dengan kriteria □ Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
tiba yang terjadi satu jam hasil: - Ringan: takipnea, menggigil, hipertensi,
sebelum pembedahan hingga Termoregulasi L.14134 - Sedang: aritmia, hipotensi reflex menurun
24 jam setelah pembedahan. □ Menggigil menurun - Berat: oliguria, reflex menghilang, asam-
□ Suhu tubuh basa abnormal
Risiko Hipotermia Perioperatif membaik Terapeutik
ditandai dengan: □ Suhu kulit □ Sediakan lingkungan yang hangat (suhu
□ Prosedur pembedahan membaik ruangan atau inkubator)
□ Kombinasi anastesi Pemulihan Pascabedah □ Ganti pakaian dana atau linen yang basah
regional dan umum L.14129 □ Lakukan penghangatan pasif (mis. selimut,
□ Skor ASA (American □ Kenyamanan menutup kepala & pakaian tebal)
Society of meningkat □ Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis.
Anatesiologist) >1 □ Mobilitas kompres hangat, selimut, metode kangguru)
□ Suhu lingkungan meningkat □ Lakukan penghangatan aktif internal (mis.
rendah □ Area luka operasi infus cairan hangat, oksigen hangat)
□ Transfer panas (mis. membaik Edukasi
volume tinggi infus □ Anjurkan makan/ minum hangat
yang tidak Perawatan Pascanastesi I.08238
dihangatkan, irigasi > 2 Observasi
liter yang tidak □ Monitor fungsi respirasi (kepatenan jalan
dihangatkan) nafas, frekuensi nafas dan saturasi oksigen
□ Monitor fungsi kardiovaskuler (frekuensi
nadi, tekanan darah dan EKG)
□ Monitor fungsi neurovaskuler (mis. pulsasi.
Motoric dan sensasi)
□ Monitor status mental (mis. tingkat kesdaran)
□ Monitor suhu tubuh
□ Monitor nyeri
□ Monitor status cairan
□ Monitor mual dan muntah
□ Monitor haluaran dan pengosongan urin
□ Monitor drainase dan perdarahan
Terapeutik
□ Hangatkan untuk mencegah hipotermia
□ Berikan oksigen
Edukasi
□ Latih tarik nafas dalam dan batuk
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian antiemetic
□ Kolaborasi pemberian meperidine untuk
pencegahan menggigil pasca anastesi

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Intoleransi aktivitas D.0056 Setelah dilakukan Manajemen energy I.05178
Definisi: Ketidakcukupan energi intervensi selama . . . x 24 Observasi
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
untuk melakukan aktivitas jam, toleransi aktivitas □ Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
sehari hari meningkat dengan kriteria mengakibatkan kelelahan
hasil: □ Monitor kelelahan fisik dan emosional
Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas □ Monitor pola dan jam tidur
berhubungan dengan: L.05047 □ Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
□ Ketidakseimbangan □ Frekuensi nadi melakukan aktivitas
antara suplai dan dalam batas Terapeutik
kebutuhan oksigen normal □ Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
□ Tirah baring □ Saturasi oksigen stimulus
□ Kelemahan dalam batas □ Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau
□ Imobilitas normal aktif
Yang ditandai dengan: □ Kemudahana □ Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Subjektif dalam melakukan □ Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
□ Mengeluh lelah aktivitas sehari- dapat berpindah atau berjalan
□ Dyspnea saat/setelah hari Edukasi
aktivitas □ Keluha lelah □ Anjurkan tirah baring
□ Merasa tidak nyaman menurun □ Anjurkan melakukan aktivitas secara
setelah aktivitas □ Frekensi bertahap
□ Merasa lemah pernafasan dalam □ Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
Objektif batas normal, saat dan gejala kelelahan tidak berkurang
□ Frekuensi jantung aktifiatas dan □ Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
meningkat >20% dari setelah aktifiatas, kelelahan
kondisi istirahat Kolaborasi
□ TD berubah >20% dari □ Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
kondisi istirahat, meningkatkan asupan makanan
gambaran EKG aritmia
saat/setelah aktivitas, Terapi aktivitas I.05186
gambaran EKG iskemia, Observasi
sianosis □ Identifikasi deficit tingkat aktivitas
□ Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
□ Identifikasi sumberdaya untuk aktivitas yang
diinginkan
□ Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
□ Identifikasi makna aktivitas rutin
□ Monitor respon emosional, fisik, sosial, dan
spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
□ Fasilitasi fokus pada kemampuan
□ Sepakati komitmen untuk meningkatkan
frekuensi dan rentang aktivitas
□ Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan
tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis, dan sosial
□ Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
□ Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
□ Fasilitasi aktivitas fisik rutin
□ Fasilitasi aktivitas fisik pengganti saat
mengalami keterbatasan waktu, energy, atau
gerak
□ Fasilitasi aktivitas motoric untuk merelaksasi
otot
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
□ Fasilitasi aktivitas motoric kasar untuk pasien
hiperaktif
□ Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara
BB, jika perlu
□ Fasilitasi aktivitas dengan komponen implisit
dan emosional untuk pasien demensia
□ Libatkan dalam permainan kelompok yang
tidak kompetitif
□ Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas
rekreasi untuk menurunkan kecemasan
□ Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
□ Fasilitasi mengembangkan motivasi dan
penguatan diri
□ Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
memantau kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
□ Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-
hari
□ Berikan penguatan positif atas partisipasi
dalam aktivitas
Edukasi
□ Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari
□ Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
□ Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok
atau terapi
□ Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
□ Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan
positif atas partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi
□ Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam
merencanakan dan memonitor program
aktivitas
□ Rujuk pada pusat atau program aktivitas
komunitas
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan


(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Ikterik Neonatus D.0024 Setelah dilakukan Fototerapi Neonatus I.03091
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Definisi: Kulit dan membran intervensi selama . . . x 24 Observasi
mukosa neotus menguning jam, ikterik neonates □ Monitor ikterik pada sklera dan kulit bayi
setelah 24 jam kelahiran akibat menurun dengan kriteria □ Identifikasi kebutuhan cairan menurut usia
bilirubin tidak terkonjugasi hasil: dan berat badan
masuk ke dalam sirkulasi Integritas Kulit dan □ Monitor suhu dan ttv setiap 4 jam
Jaringan L.14125 □ Monitor efek samping fototerapi (mis.
Ikterik neonatus berhubungan □ Elastisitas hipertermi, diare, rush pada kulit, penurunan
dengan: meningkat berat badan lebih dari 8-10%)
□ Usia kurang dari 7 hari □ Hidrasi meningkat Terapeutik
□ kesulitan transisi ke □ Perfusi jaringan □ Siapkan lampu foto terapi dan dan inkubator
kehidupan ekstra meningkat atau kotak bayi
uterin □ Kerusakan jaringan □ Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
□ Keterlambatan menurun □ Berikan penutup mata pada bayi
pebgeluaran feses □ Kerusakan lapisan □ Ukur jarak antara lampu dan bayi (30 cm atau
(meconium) kulit menurun tergantung spesifikasi lampu fototerapi)
□ Penurunan berat badan □ Biarkan tubuh bayi terpapar sinar secara
abnormal berkelanjutan
□ Pola makan tidak □ Ganti segera alas popok jika BAB/BAK
ditetapkan dengan baik □ Gunakan linen berwarna putih untuk
Yang ditandai dengan: memantulkan cahaya sebanyaka mungkin
Subjektif Edukasi
□ Tidak tersedia □ Anjurkan ibu menyusui atau memberikan ASI
Objektif perah atau pengganti ASI 20-30 menit
□ Profil darah abnormal Kolaborasi
(hemolisis, bilirubin □ Kolaborasi pemeriksaan darah vena direk dan
serum total) indirek
□ Membran mukosa
kuning Perawatan Neonatus I.03132
□ Kulit kuning Observasi
□ Sklera kuning □ Identifikasi kondisi awal bayi setelah lahir
(mis. kecukupan bulan, air ketuban jernih atau
bercampur meconium, mengangis spontan,
tonus otot)
□ Monitor tanda vital bayi (terutama suhu)
Terapeutik
□ Lakukan IMD segera setelah lahir
□ Berikan vit K 1 mg intramuscular untuk
mencegah perdarahan
□ Mandikan dengan air hangat selama 5-10
menit minimal 1 kali sehari
□ Oleskan baby oil untuk menjaga kelembaban
kulit
□ Bersihkan tali pusat menggunakan air steril
atau air matang secara terbuka (tali pusat
tidak dibungkus apapaun)
□ Bersihkan pangkal tali pusat dengan kapas lidi
yang telah diberi air matang
□ Selimuti bayi untuk mempertahankan
kehangatan dan mencegah hipotermia
□ Ganti popok segera ketika BAB atau BAK
□ Gunakan popok bayi dibawah umbilikus
Edukasi
□ Anjurkan ibu untuk tidak membubuhi apapun
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
pada tali pusat
□ Anjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam
□ Anjurkan untuk menyendawakan bayi setelah
disusui
□ Anjurkan ibu mencuci tangan sebelum
menyentuh bayi

Perawatan Bayi I.10338


Observasi
□ Monitor tanda-tanda vital terutama suhu
Terapeutik
□ Mandikan bayi pada suhu ruangan 21-24’
Celcius
□ Mandikan dengan air hangat selama 5-10
menit minimal 1 kali sehari
□ Oleskan baby oil untuk menjaga kelembaban
kulit
□ Bersihkan tali pusat menggunakan air steril
atau air matang secara terbuka (tali pusat
tidak dibungkus apapaun)
□ Bersihkan pangkal tali pusat dengan kapas lidi
yang telah diberi air matang
□ Selimuti bayi untuk mempertahankan
kehangatan dan mencegah hipotermia
□ Ganti popok segera ketika BAB atau BAK
□ Gunakan popok bayi dibawah umbilikus
Edukasi
□ Anjurkan ibu untuk tidak membubuhi apapun
pada tali pusat
□ Anjurkan ibu menyusui bayi sesuai kebutuhan
bayi
□ Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Menyusui Tidak Efektif Setelah dilakukan Edukasi Menyusui I.12393
D.0029 intervensi selama . . . x 24 Observasi
Definisi: Kondisi dimana ibu jam, menyusui efektif □ Identifikasi kesiapan & kemampuan informasi
dan bayi mengalami meningkat dengan kriteria Terapeutik
ketidakpuasan atau kesukaran hasil: □ Sediakan materi dan media pendidikan
pada proses menyusui. Status Menyusui L.03029 kesehatan
□ Perlekatan bayi □ Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
Menyusui tidak efektif pada payudara ibu kesepakatan
berhubungan dengan: meningkat □ Berikan kesempatan untuk bertanya
□ Ketidakadekuatan □ Kemampuan ibu □ Dukung ibu meningkatkan kepercaaan diri
suplai ASI memposisikan bayi □ Libatkan system pendukung (suami, keluarga)
□ Hambatan pada dengan benar Edukasi
neonates (mis. □ BAK bayi lebih dari □ Jelaskan manfaat menyusi bagi ibu dan bayi
prematuritas) 8 kali /24 jam □ Jelaskan posisi menyusui & perlekatan
□ Anomali payudara ibu □ Jumlah produksi □ Jelaskan perawatan payudara antepartum
(mis. puting yang ASI meningkat dengan mengkompres minyak kelapa
masuk kedalam) □ Suplai ASI adekuat □ Ajarkan perawatan payudara postpartum
□ Ketidakadekuatan □ Putting tidak lecet (mis. memerah ASI, memijat payudara)
reflex menghisap bayi setelah 2 minggu Promosi Perlekatan I.10342
□ Ketidakadekuatan melahirkan Observasi
reflex oksitosin □ Kepercayaan diri □ Monitor kegiatan menyusui
□ Payudara bengkak ibu meningkat □ Identifikasi kemampuan bayi menghisap dan
□ Kelahiran kembar menelan ASI
Yang ditandai dengan: □ Monitor perlekatan saat menyusui (mis.
Subjektif aerola bagian bawah lebih kecil dari pada
□ Kelelahan maternal aerola bagian atas, mulut bayi terbuka lebar,
Objektif bibir bayi keluar dan dagu bayi menempel
□ Bayi tidak mampu pada payudara ibu)
melekat pada payudara Terapeutik
ibu □ Hindari memgang kepala bayi
□ ASI tidak menetes □ Diskusikan ibu masalah selama menyusui
□ BAK bayi kurang dari 8 Edukasi
kali dalam 24 jam □ Ajarkan ibu menopng seluruh tubuh bayi
□ Nyeri dan atau lecet □ Anjurkan ibu melepas baju bagian atas agar
terus menerus setelah bayi dapat menyentuh payudara ibu optimal
minggu kedua □ Anjurkan ibu untuk memegang payudara,
□ Intake bayi tidak jarinya seperti huruf C pada posisi jam 12-6 /
adekuat 3-9 saat mengarahkan ke mulut bayi
□ Bayi menangis saat □ Anjurkan untuk ibu menyusui menunggu
disusui mulut bayi terbuka lebar sehingga serola
□ Bayi menolak untuk bagian bawah dapat masuk sempurna
menghisap □ Ajarkan ibu untuk mengenali tanda bayi siap
menyusui

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Hipertermia D.0130 Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia I.15506
Definisi: Suhu tubuh meningkat intervensi selama . . . x 24 Observasi
di atas rentang normal tubuh jam, hipetermia menurun □ Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
dengan kriteria hasil: dehidrasi, trepapar lingkungan panas)
Hipertermia berhubungan Termoregulasi L.14134 □ Monitor suhu tubuh
dengan: □ Tidak tampak kulit □ Monitor kadar elektrolit
□ Dehidrasi yang memerah □ Monitor haluaran urine
□ Terpapar lingkungan □ Tidak ada kejang □ Monitor komplikasi akibat hipertermia
panas □ TIdak tampak Terapeutik
□ Proses penyakit (mis. pucat □ Sediakan lingkungan dengan suhu ruang
infeksi, kanker) □ Tidak terdapat normal
□ Ketidaksesuaian takikardia □ Sediakan dan dorong mengingkatkan asupan
pakaian dengan suhu □ Tidak tampak cairan oral
lingkungan takipnea □ Longgarkan pakaian atau gunakan pakaian
□ Peningkatan laju □ Tidak terdapat yang tipis
metabolisme bradikardia □ Lakukan Water Tepid Sponge yaitu perpaduan
□ Respon trauma □ Tidak ada hipoksia antara tekhnik kompres pada pembuluh darah
□ Aktifitas berlebihan □ Suhu tubuh supervisial dengan teknik seka, perpaduan
□ Penggunaan incubator membaik kompres hangat pada dahi, aksila dan lipatan
Yang ditandai dengan: □ Suhu kulit paha dengan menyeka atau mengelap bagian
Subjektif membaik ekstremitas, punggung dan bokong dengan air
□ Tidak tersedia □ Kadar glukosa hangat.
Objektif membaik Edukasi
□ Suhu tubuh diatas nilai □ Anjurkan tirah baring
normal Kolaborasi
□ Kulit merah □ Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
□ Kejang intravena
□ Takikardia Regulasi Temperatur (I.14578)
□ Takipnea Observasi
□ Kulit terasa hangat □ Monitor suhu bayi sampai stabil ( 36.5 c -37.5
c)
□ Monitor suhu tubuh anak tiap 2 jam, jika perlu
□ Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan
dan nadi
□ Monitor warna dan suhu kulit
□ Monitor dan catat  tanda dan gejala
hipotermia dan hipertermia
Terapeutik
□ Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
□ Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
adekuat
□ Bedong bayi segera setelah lahir, untuk
mencegah kehilangan panas
□ Masukkan bayi bblr ke dalam plastic segera
setelah lahir (mis. bahan polyethylene, poly
urethane)
□ Gunakan topi bayi untuk memcegah
kehilangan panas pada bayi baru lahir
□ Tempatkan bayi baru lahir di bawah radiant
warmer
□ Pertahankan kelembaban incubator 50 % atau
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
lebih untuk mengurangi kehilangan panas
karena proses evaporasi
□ Atur suhu incubator sesuai kebutuhan
□ Hangatkan terlebih dahulu bhan-bahan yang
akan kontak dengan bayi (mis. selimut, kain
bedongan, stetoskop)
□ Hindari meletakkan bayi di dekat jendela
terbuka atau di area aliran pendingin ruangan
atau kipas angina
□ Gunakan matras penghangat, selimut hangat
dan penghangat ruangan, untuk menaikkan
suhu tubuh,
□ Gunakan kasur pendingin, water circulating
blanket, ice pack atau jellpad dan intravascular
cooling catherization untuk menurunkan suhu
□ Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pasien
Edukasi
□ Jelaskan cara pencegahan hipotermi terpapar
udara dingin
□ Demonstrasikan teknik perawatan metode
kangguru (pmk) untuk BBLR
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
Pemantauan cairan I.03121
Observasi
□ Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
□ Monitor frekuensi napas
□ Monitor TD, BB, CRT
□ Monitor elastisitas atau turgor kulit
□ Monitor jumlah, warna dan berat jenis urin
□ Monitor kadar albumin dan protein total
□ Monitor hasil pemeriksaan serum
□ Monitor intake dan output cairan
□ Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
□ Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan
cairan
Terapeutik
□ Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
□ Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan prosdur pemantauan
□ Informasikan hasil pemantauan,
Manajemen cairan I.03098
Observasi
□ Monitor status hidrasi (mis. frekuensi dan
kekuatan nadi, akral, CRT, kelembaban
mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
□ Monitor BB dan status hemodinami
Terapeutik
□ Catat intake output dan hitung balance cairan
24 jam
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
□ Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
□ Berikan cairan intavena
Edukasi
□ Anjurkan minum sedikit tapi sering
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian cairan atau diuretik
Insersi Intavena I.02030
Observasi
□ Observasi vena yang akan diinsersi
Terapeutik
□ Atur posisi senyaman mungkin
□ Pertimbangkan factor pemilihan pembuluh
darah vena (mis. usia, tujuan insersi vena,
pembuluh darah lurus, jauh dari persendian,
kondisi ekstremitas)
□ Hindari memilih lokasi yang terdapat fistula
atau shunt arteriovenosa, atau kontraindikasi
cannulation (mis. limfedema, mastektomi,
limfektomi)
□ Pilih jenis jarum yg sesuai berdasarkan tujuan
□ Pasang tourniket 3-4 inchi diatas tempat
tusukan
□ Bersihkan area dengan desinfektan
□ Tentukan penempatan yang benar sesuai
□ Masukan jarum sesuai dengan prosedur
□ Tentukan penempatan yang benar dengan
mengamati darah diruang flash atau dalam
tabung
□ Buka tourniquet sesegera mungkin
□ Pastikan plester jarum terpasang dengan
aman
□ Sambungkan kateter intravena ke tabung
infus
□ Berikan plester transparan ditempat kanulasi
IV, jika tersedia
□ Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
□ Pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi
□ Jelaksan tujuan dan prosedur pada pasien
□ Anjurkan tidak menggerakan saat insersi
□ Anjurkan membuka dan menutup tangan
beberapa kali, jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Hipotermia D.0056 Setelah dilakukan Manajemen Hipotermia I.14507
Definisi: Suhu tubuh berada intervensi selama . . . x 24 Observasi
dibawah rentang normal tubuh jam, hipotermia menurun □ Monitor suhu tubuh
dengan kriteria hasil: □ Identifikasi penyebab hipotermia (mis.
Hipotermia berhubungan Termoregulasi L.14134 kekurangan lemak subkutan, terpapar suhu
dengan: □ Tidak tampak kulit lingkungan rendah, pakaian tipis, penurunan
□ Kekurangan lemak yang memerah laju metabolism, kerusakan hipotalamus)
subkutan □ Tidak ada kejang □ Monitor tanda gejala akibat hipotermia
□ Terpapar suhu □ TIdak tampak (Hipotermia ringan: takipnea, mengigil,
lingkungan rendah pucat hipertensi, diuresis; Hipotermia sedang;
□ Malnutrisi □ Tidak terdapat aritmia, hipotensi, apatis, koagulopati, reflex
□ Penurunan laju takikardia menurun; Hipotermia berat: oliguria, reflex
metabolisme □ Tidak tampak menghilang, edema paru, asam-basa
□ Tidak beraktivitas takipnea abnormal)
□ Transfer panas (mis. □ Tidak terdapat Terapeutik
konduksi, konveksi, bradikardia □ Sediakan lingkungan yang hangat (mis. atur
evaporasi, radiasi) □ Tidak ada hipoksia suhu ruangan, inkubator)
□ Trauma □ Suhu tubuh □ Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis.
□ Proses penuaan membaik kompres hangat, botol hangat, perawatan
□ Efek agen farmakologis □ Suhu kulit metode kangguru)
□ Kerusakan membaik □ Laukan penghangatan aktif internal (mis.
hipotalamus  □ Kadar glukosa infus cairan hangat, oksigen hangat)
□ Konsumsi alkohol membaik Edukasi
□ Berat badan ekstrem □ Anjurkan makan atau minum hangat
Yang ditandai dengan:
Subjektif Terapi Paparan Panas I.14586
□ (tidak tersedia) Observasi
Objektif □ Monitr suhu alat terapi
□ Bradikardi □ Monitor kondisi umum, kenyamanan dan
□ Dasar kuku sianotik keamanan selama terapi
□ Hipoglikemia Terapeutik
□ Hipoksia □ Pilih metode stimulasi yang nyaman (missal
□ Pengisian kapiler > 3 lampu, botol air panas, bantal panas listrik)
detik □ Bungkus alat terapi dengan kain
□ Konsumsi oksigen □ Gunakan kain lembab disekitar area terapi
meningkat □ Tentukan durasi terapi sesuai dengan respon
□ Ventilasi menurun pasien
□ Takikardia Edukasi
□ Vasokonstruksi perifer □ Ajarkan cara menyesuaikan suhu secara
mandiri
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan


Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Risiko Cedera D.0136 Setelah dilakukan Pencegahan Cidera I.14537
Definisi: Berisiko mengalami intervensi selama . . . x 24 Observasi
bahaya atau kerusakan fisik jam, risiko cedera □ Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
yang menyebabkan seseorang menurun dengan kriteria menyebabkan cedera
tidak lagi sepenuhnya sehat hasil: □ Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking
atau dalam kondisi baik Tingkat cedera L.14136 elastis pada ekstremitas bawah
□ Kejadian cedera Terapeutik
Risiko Cedera ditandai dengan: menurun □ Orientasikan pasien dan keluarga dengan
□ Terpapar patogen □ Luka/ lecet lingkungan ruang rawat (mis. penggunaan
□ Terpapar zat kimia menurun tempat tidur, penerangan ruangan dan lokasi
toksik □ Toleransi aktifitas kamar mandi)
□ Terpapar agen meningkat □ Pastikan bel panggilan mudah dijangkau
nosokomial □ Nafsu makan □ Pertahankan posisi tempat tidur pada posisi
□ Ketidaknyamanan meningkat terendah saat digunakan
transportasi □ Toleransi makanan □ Pastikan roda tempat tidur dalam keadaan
□ Ketidaknormalan profil meningkat terkunci
darah □ Tekanan darah □ Tingkatakan frekuensi observasi dan
□ Perubahan orientasi membaik pengawasan pasien
afektif Edukasi
□ Perubahan sensasi □ Jelaskan alasan intervensi pencegahan cidera
□ Disfungsi autoimun □ Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan
□ Disfungsi biokimia duduk selama beberapa menit sebelum
□ Hipoksia jaringan berdiri
□ Kegagalan mekanisme
pertahanan tubuh Manajemen Keselamatan Lingkungan I.14513
□ Malnutrisi Observasi
□ Perubahan fungsi □ Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis.
psikomotor kondisi fisik, fungsi kongnitif dan riwayat
□ Perubahan fungsi prilaku)
kognitif □ Monitor perubahan status keselamatan
lingkungan
Terapeutik
□ Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
□ Modifikasi lingkungan untuk meminimalisir
bahaya dan risiko
□ Sediakan alat bantu keamanan lingkungan
□ Gunakan perangkat pelindung (mis.
pengekangan fisik /restrain, dan hand rail)
Edukasi
□ Edukasi individu dan keluarga manajemen
keselamatan lingkungan
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Perfusi Perifer Tidak Efektif. Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi I.02079
D.0009 intervensi selama . . . x 24 Observasi
jam, perfusi perifer □ Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer,
Definisi : Penurunan sirkulasi meningkat dengan kriteria CRT, warna kulit, suhu)
darah pada level kapiler yang hasil: □ Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi
dapat mengganggu Perfusi perifer L.02011 □ Monitor suhu, kemerahan, nyeri, atau bengkak
metabolisme tubuh □ Denyut nadi perifer pada ekstremitas
meningkat Terapeutik
□ Penyembuhan luka □ Lakukan pencegahan infeksi
Perfusi Perifer Tidak Efektif meningkat □ Lakukan hidrasi
berhubungan dengan: □ Sensasi meningkat Edukasi
□ Penurunan kadar □ Warna kulit pucat □ Anjurkan melakukan perawatan kulit yang
hemoglobin menurun tepat (mis. melembabkan kulit kering pada
□ Hiperglikemia □ Pengisian perifer ekstremitas)
□ Peningkatan tekanan membaik □ Anjurkan program diet untuk memperbaiki
darah □ Akral membaik sirkulasi (mis. minyak ikan omega 3, rendah
□ Kekurangan volume □ Turgor kulit lemak jenuh)
cairan membaik □ Informasikan tanda dan gejala darurat yang
□ Penurunan aliran arteri harus dilaporkan (kelelahan yang tidak hilang
dan/ atau vena dengan istirahat, hialangnya rasa)
□ Kurang terpapar Insersi Intavena I.02030
informasi tentang Observasi
faktor pemberat (mis. □ Observasi vena yang akan diinsersi
merokok, gaya hidup Terapeutik
monoton, trauma, □ Atur posisi senyaman mungkin
obesitas, asupan □ Pertimbangkan factor pemilihan pembuluh
garam, imobilitas) darah vena (mis. usia, tujuan insersi vena,
Yang ditandai dengan: pembuluh darah lurus, jauh dari persendian,
Subjektif kondisi ekstremitas)
□ Tidak tersedia □ Hindari memilih lokasi yang terdapat fistula
Objektif atau shunt arteriovenosa, atau kontraindikasi
□ Pengisian kapiler >3 cannulation (mis. limfedema, mastektomi,
detik. limfektomi)
□ Nadi perifer menurun □ Pilih jenis jarum yg sesuai berdasarkan tujuan
□ Akral teraba dingin. □ Pasang tourniket 3-4 inchi diatas tempat
□ Warna kulit pucat tusukan
□ Turgor kulit menurun. □ Bersihkan area dengan desinfektan
□ Tentukan penempatan yang benar sesuai
□ Masukan jarum sesuai dengan prosedur
□ Tentukan penempatan yang benar dengan
mengamati darah diruang flash atau dalam
tabung
□ Buka tourniquet sesegera mungkin
□ Pastikan plester jarum terpasang dengan
aman
□ Sambungkan kateter intravena ke tabung
infus
□ Berikan plester transparan ditempat kanulasi
IV, jika tersedia
□ Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
□ Pertahankan kewaspadaan universal
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Edukasi
□ Jelaksan tujuan dan prosedur pada pasien
□ Anjurkan tidak menggerakan tubuh saat
dilakukan insersi
□ Anjurkan membuka dan menutup tangan
beberapa kali, jika perlu
□ Anjurkan orang tua untuk memegang dan
menghibur anak, jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Nausea D.0076 Setelah dilakukan Manajemen Mual I.03117
Definisi : Perasaan tidak intervensi selama . . . x 24 Observasi
nyaman pada bagian belakang jam, nausea menurun □ Identifikasi efek mual terhadap kualitas hidup
tenggorokan atau lambung yang dengan kriteria hasil: (mis. nafsu makan, aktifitas, kinerja, tanggung
dapat mengakibatkan muntah Tingkat nausea L.08065 jawab peran, dan peras)
□ Keluhan mual □ Monitor mual (mis. frekuensi, durasi dan
Nausea berhubungan dengan: menurun tingkat keparahan)
□ Kehamilan □ Perasaan ingin □ Monitor asupan nutrisi dan kalori
□ Gangguan pada muntah menurun Terapeutik
esofagus □ Perasaan asam □ Kendalikan factor lingkungan penyebab mual
□ distensi lambung dimulut menurun (mis. bau tak sedap, suara dan rangsangan
□ Iritasi lambung □ Sensasi panas visual yang tidak menyenangkan)
□ Gangguan pankreas menurun □ Kurangi keadaan penyebab mual (mis.
□ Aroma tidak sedap □ Nafsu makan kecemasan, ketakutan kelelahan)
□ Gangguan biokimiawi meningkat □ Berikan makan dalam jumlah kecil dan
(mis. uremia, □ Pucat membaik menarik
ketoasidosis diabetik) □ Takikardia □ Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak
□ Peregangan kapsul membaik berbau dan tidak berwarna)
limpa Edukasi
□ Peningkatan tekanan □ Anjurkan istirahat dan tidur cukup
intraabdominal (mis. □ Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
keganasan rendah lemak
intraabdomen) □ Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
□ Peningkatan tekanan untuk mengurangi mual (mis. hypnosis,
intrakranial relaksasi. akupresur)
□ Peningkatan tekanan Kolaborasi
intraorbital (mis. □ Kolaborasi pemberian antiemetik
glaukoma)
□ Mabuk perjalanan Manajemen Muntah I.03118
□ Stimulus penglihatan Observasi
tidak menyenangkan □ I dentifikasi karakteristik muntah (mis. warna,
□ Faktor psikologis (mis. konsistensi, volume, adanya darah, waktu,
kecemasan, ketakutan, frekuensi dan durasi)
stres) □ Identifikasi makanan yang disukai dan tidak
□ Efek agen farmakologis disukai
Yang ditandai dengan: □ Identifikasi factor penyebab muntah
Subjektif □ Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
□ Mengeluh mual Terapeutik
□ Merasa ingin muntah □ Kontrol kondisi penyebab muntah (mis.
□ Tidak berminat makan kecemasan, ketakutan)
□ Merasa asam di mulut □ Atur posisi untuk mencegah aspirasi
□ Sensasi panas/dingin □ Pertahankan kepatenan jalan nafas
□ Sering menelan □ Bersihkan mulut dan hidung
  □ Berikan dukungan fisik saat muntah (mis.
Objektif membantu membungkuk atau menundukan
□ Salva meningkat kepala)
□ Pucat □ Berikan kenyamanan selam muntah (mis.
□ Diaforesis kompres dingin di dahi)
□ Takikardia □ Berikan cairan yang tidak mengandung
□ Pupil dilatasi karbonasi minimal 30 menit setelah muntah
□ Muntah Edukasi
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
□ Anjurkan membawa kantong plastic untuk
menampung muntah
□ Anjurkan memperbanyak istirahat
□ Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi mual (mis. hypnosis,
relaksasi. akupresur)
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian antiemetic

Pemantauan cairan I.03121


Observasi
□ Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
□ Monitor frekuensi napas
□ Monitor TD, BB, CRT
□ Monitor elastisitas atau turgor kulit
□ Monitor jumlah, warna dan berat jenis urin
□ Monitor kadar albumin dan protein total
□ Monitor hasil pemeriksaan serum
□ Monitor intake dan output cairan
□ Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
□ Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan
cairan
Terapeutik
□ Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
□ Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan prosdur pemantauan
□ Informasikan hasil pemantauan,

Manajemen Cairan I.03098


Observasi
□ Monitor status hidrasi (mis. frekuensi dan
kekuatan nadi, akral, CRT, kelembaban
mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
□ Monitor BB dan status hemodinami
Terapeutik
□ Catat intake output dan hitung balance cairan
24 jam
□ Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
□ Berikan cairan intavena
Edukasi
□ Anjurkan minum sedikit tapi sering
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian cairan atau diuretik

Insersi Intavena I.02030


Observasi
□ Observasi vena yang akan diinsersi
Terapeutik
□ Atur posisi senyaman mungkin
□ Pertimbangkan factor pemilihan pembuluh
darah vena (mis. usia, tujuan insersi vena,
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
pembuluh darah lurus, jauh dari persendian,
kondisi ekstremitas)
□ Hindari memilih lokasi yang terdapat fistula
atau shunt arteriovenosa, atau kontraindikasi
cannulation (mis. limfedema, mastektomi,
limfektomi)
□ Pilih jenis jarum yg sesuai berdasarkan tujuan
□ Pasang tourniket 3-4 inchi diatas tempat
tusukan
□ Bersihkan area dengan desinfektan
□ Tentukan penempatan yang benar sesuai
□ Masukan jarum sesuai dengan prosedur
□ Tentukan penempatan yang benar dengan
mengamati darah diruang flash atau dalam
tabung
□ Buka tourniquet sesegera mungkin
□ Pastikan plester jarum terpasang dengan
aman
□ Sambungkan kateter intravena ke tabung
infus
□ Berikan plester transparan ditempat kanulasi
IV, jika tersedia
□ Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
□ Pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi
□ Jelaksan tujuan dan prosedur pada pasien
□ Anjurkan tidak menggerakan tubuh saat
dilakukan insersi
□ Anjurkan membuka dan menutup tangan
beberapa kali, jika perlu
□ Anjurkan orang tua untuk memegang dan
menghibur anak, jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Diare D.0020 Setelah dilakukan Manajemen Diare I.03101
Definisi: Pengeluaran feses yang intervensi selama . . . x 24 Observasi
sering, lunak dan tidak jam, diare menurun □ Identifikasi penyebab diare (mis. inflamasi GI,
terbentuk dengan kriteria hasil: iritasi GI, proses infeksi, malabsorpsi, ansietas,
Diare berhubungan dengan: Eliminasi Fekal L.04033 stress, efek obat-obatan, pemberian botol
□ Inflamasi □ Kontrol susu)
gastrointestinal pengeluaran feses □ Identifikasi riwayat pemberian makanan
□ Iritasi gastrointestinal meningkat □ Monitor warna, volume, frekuensi dan
□ Proses infeksi □ Nyeri abdomen konsistensi tinja
□ Malabsorsi menurun □ Monitor tanda dan gejal hypovolemia
□ Kecemasan □ Konsistensi feses (takikardia, nadi teraba lemah, tekanan darah
□ Tinkat stres tinggi membaik turun, turgor kulit turun, mukosa mulut
□ Terpapar kontaminan □ Frekuensi defekasi kering, CRT melambat, BB menurun)
□ Terpapar toksin membaik □ Monitor jumlah pengeluaran diare
□ Penyalahgunaan □ Peristaltik usus □ Monitor iritasi dan ulserasi kulit disekitar
laksatif membaik area perineal
□ Penyalahgunaan zat Terapeutik
□ Program pengobatan □ Berikan asupan cairan oral (larutan garam
(Agen tiroid, analgesik, gula, oralit)
pelunak feses, □ Pasang jalur intravena
ferosultat, antasida, □ Berikan cairan intravena (mis. RL, ringer
cimetidine dan asetat)
antibiotik) □ Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
□ Perubahan air dan lengkap dan elektrolit
makanan □ Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Bakteri pada air Edukasi
Yang diitandai dengan: □ Anjurkan makan porsi kecil tapi sering secara
Subjektif bertahap
□ Urgency atau tidak □ Anjurkan menghidari makanan pembentuk
dapat menahan BAB gas, pedas dan mengandung laktosa
□ Nyeri/kram abdomen □ Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Objektif Kolaborasi
□ Defekasi lebih dari tiga □ Kolaborasi pemberian antimotilitas (mis.
kali dalam 24 jam loperamide, difenoksilat)
□ Feses lembek atau cair □ Kolaborasi pemberian antispasmodic/
□ Frekuensi peristaltik spasmolitik (mis. papaverin)
meningkat □ Kolaborasi pemberian obat penyerap racun
□ Bising usus hiperaktif (mis. smektit/smecta)

Pemantauan cairan I.03121


Observasi
□ Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
□ Monitor frekuensi napas
□ Monitor TD, BB, CRT
□ Monitor elastisitas atau turgor kulit
□ Monitor jumlah, warna dan berat jenis urin
□ Monitor kadar albumin dan protein total
□ Monitor hasil pemeriksaan serum
□ Monitor intake dan output cairan
□ Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
□ Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
cairan
Terapeutik
□ Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
□ Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan prosdur pemantauan
□ Informasikan hasil pemantauan,

Manajemen Cairan I.03098


Observasi
□ Monitor status hidrasi (mis. frekuensi dan
kekuatan nadi, akral, CRT, kelembaban
mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
□ Monitor BB dan status hemodinami
Terapeutik
□ Catat intake output dan hitung balance cairan
24 jam
□ Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
□ Berikan cairan intavena
Edukasi
□ Anjurkan minum sedikit tapi sering
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian cairan atau diuretik

Insersi Intavena I.02030


Observasi
□ Observasi vena yang akan diinsersi
Terapeutik
□ Atur posisi senyaman mungkin
□ Pertimbangkan factor pemilihan pembuluh
darah vena (mis. usia, tujuan insersi vena,
pembuluh darah lurus, jauh dari persendian,
kondisi ekstremitas)
□ Hindari memilih lokasi yang terdapat fistula
atau shunt arteriovenosa, atau kontraindikasi
cannulation (mis. limfedema, mastektomi,
limfektomi)
□ Pilih jenis jarum yg sesuai berdasarkan tujuan
□ Pasang tourniket 3-4 inchi diatas tempat
tusukan
□ Bersihkan area dengan desinfektan
□ Tentukan penempatan yang benar sesuai
□ Masukan jarum sesuai dengan prosedur
□ Tentukan penempatan yang benar dengan
mengamati darah diruang flash atau dalam
tabung
□ Buka tourniquet sesegera mungkin
□ Pastikan plester jarum terpasang dengan
aman
□ Sambungkan kateter intravena ke tabung
infus
□ Berikan plester transparan ditempat kanulasi
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
IV, jika tersedia
□ Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
□ Pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi
□ Jelaksan tujuan dan prosedur pada pasien
□ Anjurkan tidak menggerakan tubuh saat
dilakukan insersi
□ Anjurkan membuka dan menutup tangan
beberapa kali, jika perlu
□ Anjurkan orang tua untuk memegang dan
menghibur anak, jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Risiko Perdarahan D.0012 Setelah dilakukan Pencegahan Perdarahan
Berisiko mengalami kehilangan intervensi selama . . . x 24 Observasi
darah baik internal (terjadi di jam, risiko perdarahan □ Monitor tanda dan gejala perdarahan
dalam tubuh) maupun ekternal menurun dengan kriteria □ Monitor nilai hematokrit/hrmoglobin
(terjadi hingga keluar tubuh) hasil: sebelum dan setelah kehilangan darah
Tingkat Perdarahan □ Monitor tanda-tanda vital ortostatik
L.02017 □ Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time,
Risiko perdarahan yang □ Kelembaban fibrinogen, degradasi fibrin)
diitandai dengan: membrane mukosa Terapeutik
□ Komplikasi kehamilan meningkat □ Pertahankan bed rest selama perdarahan
(misal ketuban pecah □ Kelembaban kulit □ Batasi tindakan invasif, jika perlu
sebelum waktunya, meningkat □ Gunkan kasur pencegah dekubitus
plasenta meningkat Edukasi
previa/abrupsio, □ Hemoglobih dalam □ Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
kehamilan kembar). kadar normal □ Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
□ Komplikasi pasca □ Hematokrit dalam menghindari konstipasi
partum (misal atoni kadar normal □ Anjurkan menghindari aspirin/antikoagulan
uterus, retensi □ Hemoptisis □ Anjurkan meningkatkan makanan & vitamin K
plasenta). menurun □ Anjurkan segera lapor jika terjadi perdarahan
□ Gangguan koagulasi □ Hematemesis Kolaborasi
(misal menurun □ Kolaborasi pemberian obat pengontrol
trombositopenia), □ Hematuria perdarahan, jika perlu
□ Efek agen farmakologis. menurun □ Kolaborasi pemberian produk darah,
□ Tindakan pembedahan Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
□ Gangguan Pencegahan Syok I.02068
gastrointestinal (misal Observasi
ulkus, polip, varises). □ Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan
□ Gangguan fungsi hati kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD, MAP)
(misal sirosis hepatitis) □ Monitor status Monitor status cairan masukan
□ Aneurisma. dan haluaran turgor kulit CRT
□ Trauma. □ Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
□ Proses keganasan. Terapeutik
□ Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen lebih dari 94%
□ Persiapkan intubasi dan ventilasi Pasang
kateter urine untuk menilai urine
Edukasi
□ Anjurkan melapor jika menemukan atau
merasakan tanda dan gejala awal
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian IV line
□ Kolaborasi pemberian transfusi darah
□ kolaborasi pemberian anti inflamasi
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Ketidakstabilan Kadar Setelah dilakukan Manajemen Hiperglikemia I.03115
Glukosa Darah D.0027 intervensi selama . . . x 24 Observasi
Definisi: variasi kadar glukosa jam, ketidakstabilan □ Monitor kadar glukosa darah
darah naik/turun dari rentang kadar glukosa darah □ Monitor tanda gejala hiperglikemia (mis,
normal menurun dengan kriteria polyuria, polydipsia, polifagia, kelemahan,
hasil: malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
Ketidakstabilan kadar glukosa Kestabilan kadar glukosa □ Monitor intake dan output cairan
darah berhubungan dengan: darah L.03022 □ Monitor keton urin, kadar AGD, elektrolit,
*Hiperglikemia □ Kadar glukosa tekanan darah ortostatik dn frekuensi nadi
□ Disfungsi pancreas dalam darah □ Identifikasi penyebab hiperglikemia
□ Resistensi insulin membaik □ Identifikasi situasi yang menyebabkan
□ Gangguan toleransi □ Kesadaran kebutuhan insulin meningkat (mis. penyakit
glukosa darah meningkat kambuhan)
□ Gangguan glukosa □ Mengantuk Terapeutik
darah puasa menurun □ Berikan asupan cairan oral
*Hipoglikemia □ Pusing menurun □ Konsultasi dengan medis jika tanda gejala
□ Penggunaan insulin □ Lelah/lesu hiperglikemia tetap ada atau memburuk
atau obat glikemik oral menurun □ Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi
□ Hyperinsulinemia □ Keluhan lapar ortostatik
□ Disfungsi hati menurun Edukasi
□ Disfungsi ginjal kronis □ Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
□ Efek agen farmakologis glukosa darah lebih dari 250 mg per dl
□ Gangguan metabolic □ Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
bawaan mandiri
Yang diitandai dengan: □ Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
Subjektif olahraga
□ Mengantuk □ Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian
□ Pusing keton urine
□ Mengeluh lapar □ Ajarkan pengelolaan diabetes (misalnya
Objektif penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan
□ Kadar glukosa dalam cairan, penggunaan karbohidrat dan bantuan
darah rendah professional)
(hipoglikemia) kadar Kolaborasi
glukosa dalam darah □ Kolaborasi pemberian insulin
tinggi (hiperglikemia) □ Kolaborasi pemberian cairan IV
□ Penurunan kesadaran □ Kolaborasi pemberian kalium
□ Gangguan koordinasi
□ Kadar glukosa dalam Manajemen Hipoglikemia I.03115
darah rendah Observasi
□ Berkeringat □ Identifikasi penyebab hipoglikemia
Terapeutik
□ Berikan karbohidrat sederhana
□ Berikan glucagon, jika perlu
□ Berikan karbohidrat kompleks dan protein
sesuai diet
□ Pertahankan kepatenan jalan napas
□ Pertahankan akses IV
Edukasi
□ Anjurkan membawa karbohidrat sederhana
setiap saat
□ Anjurkan monitor kadar glukosa darah
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
□ Anjurkan berdiskusi diabetes tentang
penyesuaian program pengobatan
□ Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah
hipoglikemia ( mis. meningkatkan asupan
makanan atau olahraga)
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian dextrose
□ Kolaborasi pemberian glucagon, jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Penurunan Curah Jantung Setelah dilakukan Perawatan jantung I.02075
D.0008 intervensi selama . . . x 24 Observasi
Definisi: Ketidakadekuatan jam, maka curah jantung □ Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
jantung memompa darah untuk meningkat dengan kriteria curah jantung (dyspnea, kelelahan, edema,
memenuhi kebutuhan hasil: ortopnea, PND, peningkatan CVP)
metabolisme tubuh Curah Jantung L.02008 □ Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
□ Kekuatan nadi curah jantung (peningkatan BB,
Penurunan curah jantung perifer meningkat hepatomegaly, disentensi vena jugularis,
berhubungan dengan: □ Frekuensi nadi palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit
□ Perubahan irama dalam rentang pucat)
jantung normal □ Monitor tekanan darah
□ Perubahan frekuensi □ Lelah menurun □ Monitor intake dan output cairan
jantung □ Sianosis menurun □ Monitor BB setiap hari pada waktu yang sama
□ Perubahan □ Distensi vena □ Monitor saturasi oksigen
kontraktilitas jugularis menurun □ Monitor keluhan nyeri dada
□ Perubahan preload □ Frekuensi nafas □ Monitor EKG 12 sadapan
□ Perubahan afterload dalam rentang □ Monitor aritmia
yang ditandai dengan: normal □ Monitor nilai lab jantung (elektrolit, enzim
Subjektif: □ Tekanan darah jantung, BNP, NTpro-BNP)
□ Perubahan irama dalam rentang □ Monitor TD dan nadi sebelum dan sesudah
jantung: palpitasi normal aktivitas
□ Perubahan preload: □ Monitor TD dan nadi sebelum pemberian obat
lelah (Beta blocker, ACE inhibitor, calcium channel
□ Perubahan afterload: blocker, digoxin)
dispneu Terapeutik
□ Perubahan □ Posisikan semifowler atau fowler
kontraltilitas: PND, □ Berikan diit jantung yang sesuai
ortopnea, batuk □ Fasilitasi keluarga dan pasien untuk
□ Perilaku emosional: modifikasi gaya hidup
cemas, gelisah □ Beri terapi relaksasi untuk mengurangi stress,
Objektif: jika perlu
□ Bradikarida/takikardia □ Beri dukungan emosional dan spiritual
, gambaran EKG aritmia □ Beri oksigen untuk mempertahankan saturasi
atau gangguan >94%
konduksi Edukasi
□ Edema, distensi vena □ Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
jugularis, CVP □ Anjurkan berhenti merokok
meningkat atau □ Ajarkan pasien dan keluarga mengukur BB
menurun, murmur setiap hari
jantung, BB bertambah, □ Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
PAWP menurun dan output cairan setiap hari
□ TD meningkat atau Kolaborasi
menurun, nadi perifer □ Kolaborasi pemberian antiaritmia
teraba lemah, CRT> 3 □ Rujuk ke program rehabilitasi jantung
detik, oliguria,
sianosis/pucat, PVR, Perawatan jantung akut I.02076
SVR, hepatomegali Observasi
□ Suara jantung S3 □ Identifikasi karakteristik nyeri
dan/atau S4, ejection □ Monitor EKG untuk perubahan ST dan T
fraction menurun, □ Monitor aritmia
cardiac index (CI) □ Monitor elektrolit (kalium, magnesium
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
menurun, LVSWI serum)
menurun, SVI menurun □ Monitor enzim jantung (CK-MB, Troponin T,
Troponin I)
□ Monitor saturasi oksigen
□ Identifikasi stratifikasi pada sindrom coroner
akut (skor TMII, Kilip, Crusade)
Terapeutik
□ Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
□ Pasang akses intravena
□ Puasakan hingga bebas nyeri
□ Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
ansietas dan stress
□ Sediakan lingkungan yang kondusif
□ Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
□ Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
□ Anjurkan menghindari maneuver valsava
(mengedan saat BAB atau batuk)
□ Ajarkan teknik menurunkan kecemasan
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu
□ Kolaborasi pemberian antiangina
(nitrogliseron, beta blocker, calcium channel
blocker)
□ Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
□ Kolaborasi pemberian inotropic, jika perlu
□ Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah
maneuver valsava (antiemetic, pelunak tinja)
□ Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Gangguan Pertukaran Gas Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi I.01014
D.0003 intervensi selama . . . x 24 Observasi
Definisi: Kelebihan atau jam maka pertukaran gas □ Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
kekuarangan oksigenasi dan meningkat dengan kriteria upaya napas
atau eleminasi karbondioksida hasil: □ Monitor pola napas
pada membran alveolus-kapiler Pertukaran gas L.01003 □ Monitor kemampuan batuk efektif
□ Tingkat kesadaran □ Monitor adanya produksi sputum
Gangguan pertukaran gas meningkat □ Monitor adanya sumbatan jalan napas
berhubungan dengan: □ Frekuensi nafas □ Auskultasi bunyi napas
□ Ketidakseimbangan dalam rentang □ Monitor saturasi oksigen
ventilasi-perfusi normal □ Monitor nilai AGD
□ Perubahan membrane □ Bunyi nafas □ Monitor hasil x-ray toraks
alveolus-kapiler tambahan Terapeutik
Yang ditandai dengan: menurun □ Atur interval pemantauan respirasi sesuai
Subjektif: □ Pusing menurun kondisi pasien
□ Dyspnea □ Penglihatan kabur □ Dokumentasikan hasil pemantauan
□ Pusing menurun Edukasi
□ Penglihatan kabur □ Nafas cuping □ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Objektif: hidung menurun Terapi Oksigen I.01026
□ PCO2 □ PCO2 Observasi
meningkat/menurun, □ PO2 □ Monitor kecepatan aliran oksigen
PO2 menurun, □ Takikardia □ Monitor posisi alat terapi oksigen
takikardia, pH arteri □ pH Arteri □ Monitor aliran oksigen secara periodic dan
meningkat/menurun, □ Sianosis membaik pastikan fraksi yang diberikan cukup
bunyi napas tambahan □ Warna kulit □ Monitor efektifitas terapi oksigen, jika perlu
□ Sianosis, diaphoresis, membaik □ Monitor kecemasan akibat terapi oksigen
gelisah, cuping hidung, □ Monitor intergritas mukosa hidung akibat
pola nafas abnormal, terapi oksigen
warna kulit Terapeutik
pucat/kebiruan, □ Bersihkan secret pada mulut, hidung, trakea,
kesadaran menurun □ Pertahankan kepatenan jalan napas
□ Siapkan dan atur pemberian oksigen
□ Berikan oksigen tambahan, jika perlu
□ Tetap beriken oksigen saat ditransportasi
□ Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi
□ Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
□ Kolaborasi penentuan dosis oksigen
□ Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Pola Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan Pemantauan respirasi I. 01014
D.0005 intervensi selama . . . x 24 Observasi
Definisi: Inspirasi dan/atau jam, maka pola napas □ Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
ekspirasi yang tidak membaik dengan kriteria upaya napas
memberikan ventilasi adekuat hasil: □ Monitor pola napas
Pola napas tidak efektif Pola napas L.01004 □ Monitor kemampuan batuk efektif
berhubungan dengan: □ Frekuensi □ Monitor adanya produksi sputum
□ Depresi pusat pernafasan dalam □ Monitor adanya sumbatan jalan napas
pernapasan rentang normal □ Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
□ Hambatan upaya □ Penggunaan otot □ Auskultasi bunyi napas
napas (nyeri, bantu nafas □ Monitor saturasi oksigen
kelemahan otot napas) menurun □ Monitor nilai AGD
□ Deformitas dinding □ Pemanjangan fase □ Monitor hasil x-ray toraks
dada ekspirasi menurun Terapeutik
□ Deformitas tulang □ Atur interval pemantauan respirasi sesuai
dada kondisi pasien
□ Gangguan □ Dokumentasikan hasil pemantauan
neuromuscular Edukasi
□ Gangguan neurologis □ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
□ Imaturitas neurologis □ Informasikan hasil pemantauan
□ Penurunan energy
□ Obesitas Manajemen jalan napas I.01011
□ Posisi tubuh yang Observasi
menghambat ekspansi □ Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman
paru dan usaha nafas)
□ Sindrom hipoventilasi □ Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling,
□ Kerusakan inervasi mengi, wheezing, ronkhi kering)
diafragma (kerusakan □ Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
saraf C5 ke atas) Terapeutik
□ Cedera pada medulla □ Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
spinalis head-tilt dan chin-lift (atau jaw thrust)
□ Efek agen □ Posisikan semifowler dan fowler
farmakologis □ Berikan minum hangat
□ Kecemasan □ Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Yang ditandai dengan: □ Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
Subjektif detik
□ Dyspnea □ Lakukan hiperoksigenasi sebelum
□ Ortopnea penghisapan endotrakeal
Objektif □ Keluarkan sumbatan benda padat dengan
□ Penggunaan otot bantu forsep McGill
pernapasan, □ Berikan oksigen
□ Fase ekspirasi Edukasi
memanjang, □ Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika
□ Pola napas abnormal tidak kontraindikasi
□ Pernapasan pursed lip, □ Ajarkan teknik batuk efektif
□ Pernapasan cuping Kolaborasi
hidung, □ Kolaborasi pemberian bronkodilator,
□ Diameter thoraks ekspektoran, mukolitik, jika perlu
anterior posterior Terapi oksigen 01026
meningkat, Observasi
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
□ Ventilasi semenit □ Monitor kecepatan aliran oksigen
menurun, kapasitas □ Monitor posisi alat terapi oksigen
vital menurun □ Monitor aliran oksigen secara periodic dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
□ Monitor tanda-tanda hipoventilasi
□ Monitor tanda gejala toksikasi oksigen dan
atelectasis
□ Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
□ Bersihkan secret pada mulut, hidung dan
trakea, jika perlu
□ Pertahankan kepatenan jalan napas
□ Siapkan peralatan pemberian oksigen
□ Berikan oksigen tambahan, jika perlu
□ Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
Edukasi
□ Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi
□ Kolaborasi penentuan dosis oksigen
□ Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan atau tidur
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Bersihan Jalan Napas Tidak Setelah dilakukan Pemantauan respirasi I.01014
Efektif D.0001 intervensi selama . . . x 24 Observasi
Definisi: ketidakmampuan jam, maka bersihan jalan □ Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
membersihkan sekret atau napas meningkat dengan upaya napas
obstruksi jalan nafas untuk kriteria hasil: □ Monitor pola napas
mempertahankan jalan nafas Bersihan jalan napas □ Monitor kemampuan batuk efektif
tetap paten L.01001 □ Monitor adanya produksi sputum
□ Kemampuan batuk □ Monitor adanya sumbatan jalan napas
Bersihan jalan napas tidak efektif meningkat □ Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
efektif berhubungan dengan: □ Produksi sputum □ Auskultasi bunyi napas
□ Spasme jalan napas menurun □ Monitor saturasi oksigen
□ Hipersekresi jalan □ Bunyi nafas □ Monitor nilai AGD
napas tambahan □ Monitor hasil x-ray toraks
□ Disfungsi menurun Terapeutik
neuromuscular □ Frekuensi nafas □ Atur interval pemantauan respirasi sesuai
□ Benda asing dalam dalam rentang kondisi pasien
jalan napas normal □ Dokumentasikan hasil pemantauan
□ Adanya jalan napas □ Pola nafas normal Edukasi
buatan □ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
□ Sekresi yang tertahan □ Informasikan hasil pemantauan
□ Hyperplasia dinding Manajemen jalan napas I.01011
jalan napas Observasi
□ Proses infeksi □ Monitor pola napas
□ Respon alergi □ Monitor bunyi napas tambahan
□ Efek agen farmakologis □ Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
(anastesi) Terapeutik
□ Merokok aktif □ Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
□ Merokok pasif head-tilt dan chin-lift (atau jaw thrust)
□ Terpajan polutan □ Posisikan semifowler dan fowler
yang ditandai dengan: □ Berikan minum hangat
Subjektif □ Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
□ Dyspnea □ Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
□ Sulit bicara detik
□ Ortopnea □ Lakukan hiperoksigenasi sebelum
Objektif penghisapan endotrakeal
□ Batuk tidak efektif □ Keluarkan sumbatan benda padat dengan
atau tidak mampu forsep McGill
batuk, □ Berikan oksigen, jika perlu
□ Sputum berlebih/ Edukasi
obstruksi jalan napas/ □ Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika
meconium di jalan tidak kontraindikasi
napas □ Ajarkan teknik batuk efektif
□ Gelisah Kolaborasi
□ Sianosis □ Kolaborasi pemberian bronkodilator,
□ Bunyi napas menurun, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
□ Frekuensi napas Latihan batuk efektif I.01006
berubah, Observasi
□ Pola napas berubah □ Identifikasi kemampuan batuk
□ Monitor adanya retensi sputum
□ Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
napas
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
□ Monitor input dan output
Terapeutik
□ Atur posisi semifowler atau fowler
□ Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
□ Buang secret pada tempat sputum
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
□ Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu
selama 8 detik
□ Anjurkan mengulangi tarik naas dalam hingga
3 kali
□ Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang ke3
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
Terapi oksigen 01026
Observasi
□ Monitor kecepatan aliran oksigen
□ Monitor posisi alat terapi oksigen
□ Monitor aliran oksigen secara periodic dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
□ Monitor tanda-tanda hipoventilasi
□ Monitor tanda gejala toksikasi oksigen dan
atelectasis
□ Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
□ Bersihkan secret pada mulut, hidung dan
trakea, jika perlu
□ Pertahankan kepatenan jalan napas
□ Siapkan peralatan pemberian oksigen
□ Berikan oksigen tambahan, jika perlu
□ Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
Edukasi
□ Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi
□ Kolaborasi penentuan dosis oksigen
□ Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan atau tidur
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Risiko penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan jantung I.02075
jantung D.0011 intervensi selama . . . x 24 Observasi
Definisi: berisiko mengalami jam, maka curah jantung □ Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
pemompaan jantung yang tidak meningkat dengan kriteria curah jantung (dyspnea, kelelahan, edema,
adekuat untuk memenuhi hasil: ortopnea, PND, peningkatan CVP)
kebutuhan metabolisme tubuh. Curah Jantung L.02008 □ Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
□ Kekuatan nadi curah jantung (peningkatan BB, hepatomegaly,
Risiko penurunan curah jantung perifer meningkat disentensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi
berhubungan dengan: □ Frekuensi nadi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
□ Perubahan afterload dalam rentang □ Monitor tekanan darah
□ Perubahan frekuensi normal □ Monitor intake dan output cairan
jantung □ Lelah menurun □ Monitor BB setiap hari pada waktu yang sama
□ Perubahan irama □ Sianosis menurun □ Monitor saturasi oksigen
jantung □ Distensi vena □ Monitor keluhan nyeri dada
□ Perubahan jugularis menurun □ Monitor EKG 12 sadapan
kontraktilitas □ Frekuensi nafas □ Monitor aritmia
□ Perubahan preload dalam rentang □ Monitor nilai lab jantung (elektrolit, enzim
normal jantung, BNP, NTpro-BNP)
□ Tekanan darah □ Monitor fungsi alat pacu jantun
dalam rentang □ Monitor TD dan nadi sebelum dan sesudah
normal aktivitas
□ Monitor TD dan nadi sebelum pemberian obat
(Beta blocker, ACE inhibitor, calcium channel
blocker, digoxin)
Terapeutik
□ Posisikan pasien semifowler atau fowler
□ Berikan diit jantung yang sesuai
□ Gunakan stocking elastis atau penumatik
intermiten, sesuai indikasi
□ Fasilitasi keluarga dan pasien untuk
modifikasi gaya hidup
□ Beri terapi relaksasi untuk mengurangi stress,
jika perlu
□ Beri dukungan emosional dan spiritual
□ Beri oksigen untuk mempertahankan saturasi
>94%
Edukasi
□ Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
□ Anjurkan aktivitas fisik secara bertahap
□ Anjurkan berhenti merokok
□ Ajarkan pasien dan keluarga mengukur BB
setiap hari
□ Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
dan output cairan setiap hari
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
□ Rujuk ke program rehabilitasi jantung

Perawatan jantung akut I.02076


Observasi
□ Identifikasi karakteristik nyeri
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
□ Monitor EKG untuk perubahan ST dan T
□ Monitor aritmia
□ Monitor elektrolit (kalium, magnesium
serum)
□ Monitor enzim jantung (CK, CK-MB, Troponin
T, Troponin I)
□ Monitor saturasi oksigen
□ Identifikasi stratifikasi pada sindrom coroner
akut (skor TMII, Kilip, Crusade)
Terapeutik
□ Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
□ Pasang akses intravena
□ Puasakan hingga bebas nyeri
□ Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
ansietas dan stress
□ Sediakan lingkungan yang kondusif
□ Siapkan menjalani intervensi coroner
perkutan, jika perlu
□ Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
□ Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
□ Anjurkan menghindari maneuver valsava
(mengedan saat BAB atau batuk)
□ Ajarkan teknik menurunkan kecemasan
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu
□ Kolaborasi pemberian antiangina
(nitrogliseron, beta blocker, calcium channel
blocker)
□ Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
□ Kolaborasi pemberian inotropic, jika perlu
□ Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah
maneuver valsava (antiemetic, pelunak tinja)
□ Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Hipervolemia D.0022 Setelah dilakukan Manajemen hypervolemia I.03114
Definisi: peningkatan volume intervensi selama . . . x 24 Observasi
cairan intravaskular, jam, maka keseimbangan □ Periksa tanda dan gejala hypervolemia
interstisial, dan/ atau cairan meningkat dengan □ Identifikasi penyebab hypervolemia
intraselular. kriteria hasil: □ Monitor status hemodinamik
Hipervolemia berhubungan Keseimbangan cairan □ Monitor intake dan output cairan
dengan: L.03020 □ Monitor tanda hemokonsentrasi (kadar
□ Gangguan mekanisme □ Haluaran urin natrium, BUN, hematocrit, BJ urin)
regulasi meningkat □ Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
□ Kelebihan asupan □ Kelembaban plasma (kadar protein dan albumin)
cairan membrane mukosa □ Monitor kecepatan infus secara ketat
□ Kelebihan asupan meningkat □ Monitor efek samping diuretik
natrium □ Edema menurun Terapeutik
□ Gangguan aliran balik □ Dehidrasi menurun □ Timbang BB setiap hari di waktu yang sama
vena □ Tekanan darah dan □ Batasi asupan cairan dan garam
□ Efek agen farmakologis frekuensi nadi □ Tinggikan kepala tempat tidur 30-400
yang ditandai dengan: dalam rentang Edukasi
Subjektif normal □ Anjurkan melaporkan jika haluaran urin <0,5
□ Ortopnea □ Membrane mukosa cc/kgBB/jam
□ Dyspnea lembab □ Anjurkan melaporkan jika BB bertambah >1
□ PND □ Turgor kulit kg dalam sehari
Objektif membaik □ Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan
□ Edema dan haluaran cairan
anasarka/edema Kolaborasi
perifer, BB meningkat □ Kolaborasi pemberian diuretic
dalam waktu singkat, □ Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
JVP/CVP meningkat, akibat diuretic
refleks hepatojugular Pemantauan cairan I.03121
positif Observasi
□ Distensi vena □ Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
jugularis, terdengar □ Monitor frekuensi napas
suara nafas tambahan, □ Monitor TD, BB, dan CRT
hepatomegaly, kadar □ Monitor elastisitas atau turgor kulit
Hb/Ht turun, oliguria, □ Monitor kadar albumin dan protein total
intake lebih banyak □ Monitor hasil pemeriksaan serum
dari output, kongesti □ Monitor intake dan output cairan
paru □ Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
Terapeutik
□ Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Edukasi
□ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Hipovolemia D.0023 Setelah dilakukan Manajemen hipovolemia I.03116
Definisi: penurunan volume intervensi selama . . . x 24 Observasi
cairan intravaskuler, jam, maka status cairan □ Periksa tanda adan gejala hypovolemia (mis.
interstisial, dan/atau membaik dengan kriteria frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
intraselular hasil: tekanan darah menurun, membrane mukosa
Status cairan L.03028 kering, volume urin menurun, hemotokrit
Hipovolemia berhubngan □ Kekuatan nadi meningkat, haus dan lemah)
dengan: meningkat □ Monitor intake dan output cairan
□ Kehilangan cairan □ Turgor kulit Terapeutik
aktif meningkat □ Hitung kebutuhan cairan
□ Kegagalan mekanisme □ Output urin □ Berikan posisi Trendelenburg
regulasi meningkat □ Berikan asupan cairan oral
□ Peningkatan □ Edema anasarka Edukasi
permeabilitas kapiler dan perifer □ Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
□ Kekurangan intake menurun □ Anjurkan perubahan menghindari posisi
cairan □ Frekuensi nadi mendadak
□ Evaporasi dalam rentang Kolaborasi
yang ditandai dengan: normal □ Kolaborasi pemberian IV isotonis (mis. NaCl,
Subjektif □ Tekanan darah RL)
□ Merasa lemah dalam rentang □ Kolaborasi pemberian IV hipotonis (mis.
□ Mengeluh haus normal glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
Objektif □ Membrane mukosa □ Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis.
□ Frekuensi nadi lembap albumin, plasmanate)
meningkat, nadi teraba □ Kadar Hb dan Ht □ Kolaborasi pemberian darah
lemah, TD menurun, normal
tekanan nadi Pemantauan cairan I.03121
menyempit, turgor Observasi
kulit menurun, □ Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
membrane mukosa □ Monitor frekuensi napas
kering, volume urin □ Monitor TD, BB, CRT
menurun, hematocrit □ Monitor elastisitas atau turgor kulit
meningkat □ Monitor jumlah, warna dan berat jenis urin
□ Pengisian vena □ Monitor kadar albumin dan protein total
menurun, status mental □ Monitor hasil pemeriksaan serum
berubah, suhu tubuh □ Monitor intake dan output cairan
meningkat, konsentrasi □ Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
urin meningkat, berat □ Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan
badan turun tiba-tiba cairan
Terapeutik
□ Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
□ Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan prosdur pemantauan
□ Informasikan hasil pemantauan,

Manajemen Cairan I.03098


Observasi
□ Monitor status hidrasi (mis. frekuensi dan
kekuatan nadi, akral, CRT, kelembaban
mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
□ Monitor BB dan status hemodinami
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Terapeutik
□ Catat intake output dan hitung balance cairan
24 jam
□ Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
□ Berikan cairan intavena
Edukasi
□ Anjurkan minum sedikit tapi sering
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian cairan atau diuretik

Insersi Intavena I.02030


Observasi
□ Observasi vena yang akan diinsersi
Terapeutik
□ Atur posisi senyaman mungkin
□ Pertimbangkan factor pemilihan pembuluh
darah vena (mis. usia, tujuan insersi vena,
pembuluh darah lurus, jauh dari persendian,
kondisi ekstremitas)
□ Hindari memilih lokasi yang terdapat fistula
atau shunt arteriovenosa, atau kontraindikasi
cannulation (mis. limfedema, mastektomi,
limfektomi)
□ Pilih jenis jarum yg sesuai berdasarkan tujuan
□ Pasang tourniket 3-4 inchi diatas tempat
tusukan
□ Bersihkan area dengan desinfektan
□ Tentukan penempatan yang benar sesuai
□ Masukan jarum sesuai dengan prosedur
□ Tentukan penempatan yang benar dengan
mengamati darah diruang flash atau dalam
tabung
□ Buka tourniquet sesegera mungkin
□ Pastikan plester jarum terpasang dengan
aman
□ Sambungkan kateter intravena ke tabung
infus
□ Berikan plester transparan ditempat kanulasi
IV, jika tersedia
□ Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
□ Pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi
□ Jelaksan tujuan dan prosedur pada pasien
□ Anjurkan tidak menggerakan tubuh saat
dilakukan insersi
□ Anjurkan membuka dan menutup tangan
beberapa kali, jika perlu
□ Anjurkan orang tua untuk memegang dan
menghibur anak, jika perlu

Manajemen syok hipovolemik I.02050


Observasi
□ Monitor status kardiopulmonal
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
□ Monitor status oksigenasi
□ Monitor status cairan
□ Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
□ Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
adanya DOTS (deformitas, open wound,
tenderness, swelling)
Terapeutik
□ Pertahankan jalan napas
□ Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
□ Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis,
jika perlu
□ Lakukan penekakan langsung pada
perdarahan eksternal
□ Berikan posisi syok
□ Pasang jalur IV berukuran besar
□ Pasang kateter urin untuk menilai produksi
urin
□ Pasang selang nasogastric untuk dekompresi
lambung
□ Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian infus kristaloid 1 – 2 L
pada dewasa
□ Kolaborasi pemberian infus kristaloid 20
mL/kgBB pada anak
□ Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika
perlu

Insersi Intavena I.02030


Observasi
□ Observasi vena yang akan diinsersi
Terapeutik
□ Atur posisi senyaman mungkin
□ Pertimbangkan factor pemilihan pembuluh
darah vena (mis. usia, tujuan insersi vena,
pembuluh darah lurus, jauh dari persendian,
kondisi ekstremitas)
□ Hindari memilih lokasi yang terdapat fistula
atau shunt arteriovenosa, atau kontraindikasi
cannulation (mis. limfedema, mastektomi,
limfektomi)
□ Pilih jenis jarum yg sesuai berdasarkan tujuan
□ Pasang tourniket 3-4 inchi diatas tempat
tusukan
□ Bersihkan area dengan desinfektan
□ Tentukan penempatan yang benar sesuai
□ Masukan jarum sesuai dengan prosedur
□ Tentukan penempatan yang benar dengan
mengamati darah diruang flash atau dalam
tabung
□ Buka tourniquet sesegera mungkin
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
□ Pastikan plester jarum terpasang dengan
aman
□ Sambungkan kateter intravena ke tabung
infus
□ Berikan plester transparan ditempat kanulasi
IV, jika tersedia
□ Berikan label IV dengan tanggal dan waktu
□ Pertahankan kewaspadaan universal
Edukasi
□ Jelaksan tujuan dan prosedur pada pasien
□ Anjurkan tidak menggerakan tubuh saat
dilakukan insersi
□ Anjurkan membuka dan menutup tangan
beberapa kali, jika perlu
□ Anjurkan orang tua untuk memegang dan
menghibur anak, jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Risiko ketidakseimbangan Keseimbangan elektrolit Pemantauan elektrolit L.03122
elektrolit D.0037 L.03021 Observasi
Definisi: Berisiko mengalami Setelah dilakukan □ Identifikasi kemungkinan penyebab
perubahan kadar serum intervensi selama . . . x 24 ketidakseimbangan elektrolit
elektrolit jam, maka keseimbangan □ Monitor kadar elektrolit serum
Risiko ketidakseimbangan elektrolit meningkat □ Monitor mual, muntah, dan diare
elektrolit ditandai dengan: dengan kriteria hasil: □ Monitor kehilangan cairan
□ Ketidakseimbangan □ Kadar natrium □ Monitor tanda dan gejala hypokalemia (mis.
cairan dalam rentang kelemahan otot, depresi segmen ST, interval
□ Kelebihan volume normal QT memanjang, kelelahan, penurunan reflex,
cairan □ Kadar kalium anoreksia, konstipasi, motilitas usus menurun,
□ Gangguan mekanisme dalam rentang pusing)
□ Efek samping prosedur normal □ Monitor tanda dan gejala hyperkalemia
□ Diare □ Kadar klorida (gelisah, mual, muntah, takikardi, gelombang
□ Muntah dalam rentang T tinggi, kompleks QRS menumpuk)
□ Disfungsi ginjal normal □ Monitor tanda dan gejala hiponatremia
□ Disfungsi regulasi □ Kadar kalsium □ Monitor tanda dan gejala hypernatremia
endokrin dalam rentang □ Monitor tanda dan gejala hipokalsemia
normal □ Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia
□ Kadar magnesium □ Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia
dalam rentang □ Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia
normal Terapeutik
□ Kadar fosfor dalam □ Atur interval waktu pemantauan sesuai
rentang normal dengan kondisi pasien
□ Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
□ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Risiko syok D.0039 Setelah dilakukan Pencegahan syok I.02068
Definisi: Beresiko mengalami intervensi selama . . . x 24 Observasi
ketidakcukupan aliran darah ke jam, maka tingkat syok □ Monitor status kardiopulmonal (frekuensi
jaringan tubuh, yang dapat menurun dengan kriteria dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
mengakibatkan disfungsi hasil: □ Monitor oksigenasi (Oksimetri, nadi, AGD)
seluler yang mengancam jiwa. Tingkat syok L. 03032 □ Monitor status cairan (masukan dan haluaran
□ Kekuatan nadi cairan, turgor kulit, CRT)
Risiko syok ditandai dengan: meningkat □ Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
□ Hipoksemia □ Output urin □ Periksa riwayat alergi
□ Hipoksia meningkat Terapeutik
□ Hipotensi □ Tingkat kesadaran □ Berikan oksigen untuk mempertahankan
□ Kekurangan volume meningkat saturasi oksigen >94%
cairan □ Akral hangat □ Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis,
□ Sepsis □ Tidak pucat □ Pasang jalur IV, jika perlu
□ Sindrom respons □ Tekanan darah □ Pasang kateter untuk menilai produksi urin,
inflamasi sistemik dalam rentang □ Lakukan skin tes untuk mencegah alergi
normal Edukasi
□ Frekuensi nadi □ Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
kuat dan teratur □ Jelaskan tanda dan gejala awal syok
□ Frekuensi nafas □ Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan
dalam rentang gejala awal syok
normal Kolaborasi
□ CRT<3 detik □ Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
□ Kolaborasi pemberian transfuse darah,
Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu
Pemantauan cairan I.03121
Observasi
□ Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
□ Monitor frekuensi napas
□ Monitor TD, BB, CRT
□ Monitor elastisitas atau turgor kulit
□ Monitor kadar albumin dan protein total
□ Monitor hasil pemeriksaan serum
□ Monitor intake dan output cairan
□ Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
Terapeutik
□ Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
□ Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan prosdur pemantauan
□ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Ansietas D.0080 Setelah dilakukan Reduksi ansietas I.09314
Definisi: Kondisi emosi dan intervensi selama . , . x 24 Observasi
pengalaman subyektif terhadap jam, maka tingkat ansietas □ Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
objek yang tidak jelas dan menurun dengan kriteria □ Identifikasi kemampuan mengambil
spesifik akibat antisipasi hasil: keputusan
bahaya yang memungkinkan Tingkat ansietas L.09093 □ Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
individu melakukan tindakan □ Menyingkirkan nonverbal)
untuk menghadapi ancaman.   tanda kecemasaan. Terapeutik
□ Tidak terdapat □ Ciptakan suasana terapeutik untuk
Ansietas berhubungan dengan: perilaku gelisah menumbuhkan kepercayaan
□ Krisis situasional □ Frekuensi napas □ Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
□ Kebutuhan tidak menurun jika memungkinkan
terpenuhi □ Frekuensi nadi □ Pahami situasi yang membuat ansietas
□ Krisis maturasional menurun □ Dengarkan dengan penuh perhatian
□ Ancaman terhadap □ Menurunkan □ Gunakan pendekatan yang tenang dan
konsep diri stimulasi meyakinkan
□ Ancaman terhadap lingkungan ketika □ Motivasi mengidentifikasi situasi yang
kematian cemas. memicu kecemasan
□ Kekhawatiran □ Menggunakan □ Diskusikan perencanaan realistis tentang
mengalami kegagalan teknik relaksasi peristiwa yang akan datang
□ Disfungsi sistem untuk menurunkan Edukasi
keluarga cemas. □ Jelaskan prosedur, termasuk sensai yang
□ Hubungan orangtua □ Konsentrasi mungkin dialami
anak tidak memuaskan membaik □ Informasikan secara factual
□ Faktor keturunan □ Pola tidur mengenaidiagnosis, pengobatan, dan
□ Penyalahgunaan zat membaik prognosis
□ Terpapar bahaya □ Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
lingkungan pasien jika perlu
□ Kurang terpapar □ Anjurkan mengungkapkan perasaan
informasi □ Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
yang ditandai dengan: ketegangan
Subjektif □ Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri
□ Merasa bingung □ Latih teknik relaksasi
□ Merasa khawatir Kolaborasi
dengan akibat dari □ Kolaborasi pemberian obat antiansietas
kondisi yang dihadapi Terapi relaksasi I.09326
□ Sulit berkonsentrasi Observasi
□ Mengeluh pusing □ Identifikasi penurunan tingkat energy,
□ Anoreksia ketidakmampuan konsentrasi, atau gejala lain
□ Palpitasi gangguan kognitif
□ Merasa tidak berdaya □ Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
Objektif efektif digunakan
□ Tampak gelisah, □ Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
tampak tegang, sulit penggunaan teknik sebelumnya
tidur □ Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, TD,
□ Frekuensi napas dan suhu sebelum dan sesudah latihan
meningkat, frekuensi □ Monitor respons terhadap terapi relaksasi
nadi meningkat, TD Terapeutik
meningkat, □ Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
diaphoresis, tremor, gangguan dengan pencahayaan dan suhu
muka tampak pucat, ruang nyaman
suara bergetar, kontak □ Berikan informasi tertulis tentang persiapan
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
mata buruk, sering dan prosedur teknik relaksasi
berkemih, berorientasi □ Gunakan pakaian longgar
pada masa lalu □ Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama
□ Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau tindakan medis lain
Edukasi
□ Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia
□ Jelaskan secara rinci intervensi yang dipilih
□ Anjurkan mengambil posisi nyaman
□ Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
□ Anjurkan sering mengulangi atau melatih
tekinik yang dipilih
□ Demonstrasikan dan latik teknik relaksasi
Rencana Asuhan Keperawatan lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Risiko Perfusi Miokard Tidak Setelah dilakukan Manajemen Aritmia I.02035
Efektif D.0014 intervensi selama . . . x 24 Observasi
Definisi: Berisiko mengalami jam, maka perfusi miokard □ Periksa onset aritmia
penurunan sirkulasi arteri meningkat dengan kriteria □ Monitor keluhan nyeri dada
koroner yang dapat hasil: □ Monitor respon hemodinamik akibat aritmia
□ Monitor saturasi oksigen
mengganggu metabolisme Perfusi Miokard L.02011
□ Monitor kadar elektrolit
miokard. □ Gambaran EKG Terapeutik
aritmia menurun
□ Berikan lingkungan yang tenang
Risiko perfusi miokard tidak □ Nyeri dada
□ Pasanga akses iv
menurun
efektif ditandai dengan: □ Pasang monitor jantung
□ Diaphoresis
□ Rekam EKG 12 sadapan
menurun
□ Hipertensi. □ Lakukan maneuver valsava
□ Mual muntah
□ Diabetes melitus □ Lakukan masase karotis unilateral
menurun
□ Hiperlipidemia. □ Berikan oksigen sesuai indikasi
□ Frekuensi nadi
□ Hiperglikemia. □ Pesipkan jalan nafas buatan (OPA, NPA, ETT)
dalam rentang
□ Hipoksemia. jika perlu
normal
□ Hipoksia. Kolaborasi
□ Frekuensi nafas
□ Kekurangan volume dalam rentang □ Kolaborasi pemberian antiaritmia jika perlu
cairan. normal □ Kolaborasi pemberian kardioversi jika perlu
□ Pembedahan Jantung. □ Tekanan darah □ Kolaborasi pemberian defibrilasim jika perlu
□ Penyalahgunaan zat. dalam rentang
□ Spasme arteri normal Perawatan jantung I.02075
koroner. Observasi
□ Peningkatan protein □ Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
C-reaktif. curah jantung (dyspnea, kelelahan, edema,
□ Tamponade jantung. ortopnea, PND, peningkatan CVP)
□ Efek agen □ Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
farmakologis. curah jantung (peningkatan BB, hepatomegaly,
□ Riwayat penyakit disentensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi
kardiovaskuler pada basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
keluarga. □ Monitor tekanan darah
□ Kurang terpapar □ Monitor intake dan output cairan
informasi tentang □ Monitor BB setiap hari pada waktu yang sama
faktor risiko yang □ Monitor saturasi oksigen
dapat diubah ( misal □ Monitor keluhan nyeri dada
merokok, gaya hidup □ Monitor EKG 12 sadapan
kurang gerak, □ Monitor aritmia
obesitas). □ Monitor nilai lab jantung (elektrolit, enzim
jantung, BNP, NTpro-BNP)
□ Monitor fungsi alat pacu jantun
□ Monitor TD dan nadi sebelum dan sesudah
aktivitas
□ Monitor TD dan nadi sebelum pemberian obat
(Beta blocker, ACE inhibitor, calcium channel
blocker, digoxin)
Terapeutik
□ Posisikan pasien semifowler atau fowler
□ Berikan diit jantung yang sesuai
□ Gunakan stocking elastis atau penumatik
intermiten, sesuai indikasi
□ Fasilitasi keluarga dan pasien untuk
modifikasi gaya hidup
□ Beri terapi relaksasi untuk mengurangi stress,
jika perlu
□ Beri dukungan emosional dan spiritual
□ Beri oksigen untuk mempertahankan saturasi
>94%
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Nomor RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Edukasi
□ Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
□ Anjurkan aktivitas fisik secara bertahap
□ Anjurkan berhenti merokok
□ Ajarkan pasien dan keluarga mengukur BB
setiap hari
□ Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
dan output cairan setiap hari
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
□ Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Intervensi Keperawatan Lainnya:

Waktu & Tanggal Perencanaan: Perawat atau Bidan

Waktu & Tanggal Teratasi :


(……………………………….)

Anda mungkin juga menyukai