File
File
Kelas : E4
Kelompok II
Dosen Dr. Hj. Dinarwati S.E, M.M
Seperti halnya istilah efektivitas, efisiensi, dan inovasi, istilah mutu sekarang ini juga
menjadi tema sentral yang menjadi target capaian institusi, baik di lingkungan perusahaan
maupun pemerintahan.
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil
kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa
sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).
Para pelanggan, secara individual, bisa memberikan penilaian dan makna yang berbeda
terhadap mutu suatu produk atau jasa (layanan). Hal ini dipengaruhi oleh persepsi masing-
masing berdasarkan tingkat kepuasan mereka atas produk tersebut, dan juga bergantung pada
konteksnya. Dengan demikian, kepuasan pelanggan/konsumen terhadap mutu suatu produk/jasa
yang sama bisa berbeda-beda, bergantung dari sudut pandang masing-masing ataupun preferensi
nilai yang digunakannya sebagai rujukan. Oleh karena itu, organisasi dituntut untuk menetapkan
perencanaan mutu, termasuk membuat standar mutu (mulai dari mutu input, proses, sampai
hasil), yang akan menjadi pedoman dalam proses implementasi, sampai ke pengawasan dan
perbaikan mutu.
Mengingat pentingnya aspek mutu, kini hampir dalam setiap struktur organisasi, baik di
perusahaan maupun institusi pemerintahan, dimunculkan satu unit kerja yang bertanggung jawab
atas penjaminan mutu. Unit penjaminan mutu berkewajiban mengawal implementasi
perencanaan mutu dengan menetapkan program pengawasan mutu, sekaligus upaya untuk selalu
meningkatkan capaian mutu secara berkelanjutan. Pada era global, orientasi dalam struktur
organisasi pemerintahan bukan semata mata pada penempatan pegawai dalam hierarki birokrasi
yang kaku untuk menjalankan rutinitas, melainkan telah bergeser pada upaya memberdayakan
dan membangkitkan moral kerja melalui pembentukan jejaring (human networking) yang
dinamis, sehingga kinerja lembaga dapat memberi kepuasan kepada stakeholders. Hal ini dapat
dilakukan melalui pemberian wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap pegawai,
sesuai dengan uraian jabatan (job description) yang sudah ditetapkan institusi. Di lain pihak, para
pemimpin dapat memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi para pegawainya,
sekecil apapun kontribusi yang dapat disumbangkannya untuk institusi.
Secara umum, pegawai ASN memiliki fungsi sebagai : Pelaksana kebijakan publik,
Pelayan publik, dan Perekat dan pemersatu bangsa. Dalam hal ini berarti ASN bertindak sebagai
pelayan masyarakat (pelayan publik).
⁃ Jangan tunggu motivasi datang. Melatih disiplin harus datang dari hati sendiri
⁃ Memahami tupoksi sebagai ASN (harus memberikan contoh dan teladan yang
baik)