Anda di halaman 1dari 9

E.

Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun)
anakterhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada
infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan
tubuh dengandilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada
yang berasal daridalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen
eksogen) yang bisa berasaldari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan
reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Zat pirogen ini dapat
berupa protein, pecahan protein, danzat lain, terutama toksin polisakarida,
yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkandari degenerasi jaringan tubuh
menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap
pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan di
fagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh
bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan
bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)
yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di
hipotalamus. Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar
keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada
anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel
makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan
meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan
dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.
Pathway

Bakteri, Virus, Suhu lingkungan, Adanya infeksi, Malaria,


Pneumonia, Otitis media, Imunisasi

Alegi obat Infeksi Endotoksin Zat peradangan Pirogenik lain

Monosit makrofag
sel kupfer

Metabolisme darah
Respon hipotalamus meningkat
anterior

Tubuh mengkompensasi
Gangguan rasa Suhu tubuh cairan yang hilang
nyaman meningkat

Kehilangan cairan
Tidak bisa tidur, tubuh
Hipertermi
demam,

Resiko volume cairan


kurang dari
Cemas kebutuhan tubuh
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi
hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam
yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga
demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara
dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti
oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit


tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing,
malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan
suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan
demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit
yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.
Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap inveksi
bakterial.

A. Penatalaksanaan Demam
1. Secara Fisik
a) Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara
berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering
terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak
cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-
kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu
mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat
rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur
hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
b) Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
c) Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
d) Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai
oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
e) Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya
Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare
menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar
cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh
memperoleh gantinya.
f) Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
g) Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya
untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya
suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh
digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan
menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah
menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol
dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
h) Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat
suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka
suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan
bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan
menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan
luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit
melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori
kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari
tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur
suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah
pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali
menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas
normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
Petunjuk pemberian antipiretik:
a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol b. Anak 1 –
6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup
parasetamol
c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok
the sirup parasetamol. Tablet parasetamol dapat diberikan dengan
digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas
in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran
5 ml setiap sendoknya.
I. LAPORAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas Data Umum (selain identitas klien, juga identitas orangtua;
asal kota dan daerah, jumlah keluarga)
 Keluhan Utama (penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit)
 Riwayat kehamilan dan kelahiran:
Prenatal : (kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi
selama hamil)
Intranatal : Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir,
bayi menderita caput sesadonium, bayi menderita cepal
hematom
Post Natal : kurang asupan nutrisi , bayi menderita penyakit
infeksi , asfiksia ikterus
 Riwayat Masa Lampau
Penyakit yang pernah diderita: Tanyakan, apakah klien pernah
sakit batuk yang lama dan benjolan bisul pada leher serta tempat
kelenjar yang lainnya dan sudah diberi pengobatan antibiotik
tidak sembuh-sembuh? Tanyakan, apakah pernah berobat tapi
tidak sembuh? Apakah pernah berobat tapi tidak teratur?
 Pernah dirawat dirumah sakit
 Obat-obat yang digunakan/riwayat Pengobatan
 Riwayat kontak dengan penderita TBC
 Alergi
 Daya tahan yang menurun.
 Imunisasi/Vaksinasi : BCG
 Riwayat Penyakit Sekarang (Tanda dan gejala klinis TB serta
terdapat benjolan/bisul pada tempat-tempat kelenjar seperti:
leher, inguinal, axilla dan sub mandibula)
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: URT

e. Agama : Islam

f. Alamat : Tutar

C. Identitas Saudara Kandung

STATUS
No NAMA USIA HUBUNGAN
KESEHATAN

1. St.Nurkhalisah 14 Thn Kakak

2. Muh.Kifli 12 Thn Kakak

II. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit : Demam

III. Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Sekarang : demam selama 3 hari dan nafsu makan menurun

A. Riwayat Kesehatan Lalu. Tidak ada


 Kecelakaan yang pernah dialami : tidak ada
 Pernah dioperasi : tidak pernah
dirawat dirumah sakit : baru pertama kali dirawat di rumah sakit
 Alergi : makanan tidak ada , obat-obatan tidak ada ,
zat/sustansi kimia .
 Konsumsi obat-obatan bebas : tidak ada
 Perkembangan anak dibanding saudara lainnya : sama,
 Informasi relevan :
B. Riwayat Kesehatan Keluarga
RESPONSI ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Nama Mahasiswa : Sukma saputri


NIM : B0321711

Nilai Paraf
NO KOMPONEN YANG DINILAI
PK PI PK PI

1. Laporan Pendahuluan
2. Pengkajian
3. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi

6. SPTK
7. API
8. TAK

TOTAL SKOR

Koordinator Institusi

( )
PENILAIAN SIKAP

Nama mahasiswa : Sukma saputri


NIM : B0321711

RENTANG NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI KET
4 3 2 1
KEDISIPLINAN
1 Datang dan pulang tepat waktu
2 Menggunakan seragam dan atribut
3 Mematuhi peraturan yang berlaku di
ruangan maupun di institusi
4 Memenuhi kehadiran 100%
5 Memasukkan laporan tepat waktu
KEAKTIFAN
6 Mempunyai inisiatif dalam bekerja
7 Mempunyai motivasi tinggi dalam bekerja
8 Memberikan motivasi pada teman/tim kerja
9 Mempunyai gagasan untuk perbaikan diri
dan kelompok
KERJASAMA
10 Terlibat secara aktif dalam kelompok atau
tim kerja di ruangan
11 Melakukan kerjasama secara efektif dengan
tim kerja/kelompok di ruangan (saling
menolong)
12 Tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan
13 Dapat menerima masukan dari orang lain
HUBUNGAN
14 Percaya diri
15 Mampu membina hubungan saling percaya
dengan klien-keluarga-tim kesehatan lain
16 Perhatian terhadap klien
17 Menghargai orang lain
18 Berkomunikasi secara efektif dengan klien
19 Berkomunikasi secara efektif dengan
sesama perawat (mahasiswa ners)
20 Berkomunikasi secara efektif dengan
perawat ruangan dan tim kesehatan lain
21 Membina dan meningkatkan hubungan
antar manusia
TOTAL SKOR
Koordinator Institusi
( )

Anda mungkin juga menyukai