Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

W DENGAN DIAGNOSA ASMA


BRONKIAL DI RUANG PERAWATAN TULIP

RSUD POLEWALI MANDAR

OLEH

NAMA : SUKMA SAPUTRI

NIM : B0217011

PRODI : PROFESI NERS

CI LAHAN CI INSTITUSI

PRODI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN OKSIGENASI

1. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap aktifitas sel.

(Wahit Iqbal Mubarak, 2007)


Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap
kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas O2 lebih dari 21% pada tekanan
1 atmosfer sehingga konsentrasi O2 meningkat. (Patter dan perry,2006).

Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam


mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan
transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :


1)      Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi :
a.       Penurunan kapasitas membawa oksigen
b.      Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi
2)      Faktor perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya
berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas
yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter
dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal.
Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga
terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. Tahap perkembangan klien
dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan:
a.       Bayi Prematur.
b.      Bayi dan Todler.
c.       Anak usia sekolah dan remaja.
d.      Dewasa muda dan dewasa pertengahan.
e.       Lansia.

3)      Faktor lingkungan


Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi
daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup
individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju
pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga
darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari
permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga
kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya
terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah
yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi
kebutuhan akan oksigen.
4)      Gaya hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan
denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan
pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi
penyakitparu.
5)      Status kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada
sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke
sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat
mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi
kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin
berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat
mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
6)      Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-
obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
7)      Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi
pernapasan yaitu:
a.       Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b.      Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c.       Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.

8)      Perubahan pola nafas


Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya
dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe
(sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang
meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk
bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
9)      Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran
pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi:
hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing
seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu
tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan napas di
bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke
bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan
intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat.
Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama
inhalasi (inspirasi).

3. Etiologi
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru
agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan
karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa
seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas
pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi,disorientasi,tinnitus.
2. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup.
Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan
gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan
kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang
diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia
dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan
ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurangnya
konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah
kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat,
pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.

4. PATHWAY
Infeksi(Bakteri,Virus,Jamur)

Saluran pernafasan
Teraktivasi sel mast

Mengeluarkan hormon(Bradikinin,Histamin,Prostaglandin)

Mengeluarkan produksi secret

Penumpukan secret

Obstruksi/penyumbatan jalan nafas

Gangguan bersihan jalan nafas

Batuk berdahak Sesak nafas


LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN ISTIRAHA DAN TIDUR

I. Konsep Kebutuhan Istirahat dan Tidur


I.1 Definisi/ Deskripsi Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Menurut Budiarti (2014), istirahat merupakan keadaan yang tenang,
rileks, tanpa tekanan emosional dan beban dari kecemasan (ansietas).
Istirahat bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stres emosional, dan
bebas dari ansietas.
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat
dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup.
Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur
diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis,
dan kesehatan
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia; tidur merupakan sebuah
proses biologis yang umum pada semua orang. Ditinjau dari sejarahnya,
tidur dianggap sebagai keadaan tidak sadar. Tidur dicirikan dengan
aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada
proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus
eksternal.
I.2 Fisiologi Sistem/Fungsi Normal Sistem: Tidur dan Istirahat
Fisiologi Tidur: Siklus alami tidur diperkirakan dikendalikan oleh pusat
yang terletak di bagian bawah otak. Pusat ini secara aktif menghambat
keadaan terjaga, sehingga menyebabkan tidur.  Seseorang dapat
dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
- Aktivitas fisik minimal.
- Tingkat kesadaran yang bervariasi.
- Terjadi perubahan-perubaahan proses fisiologis tubuh, dan
- Penurunan respons terhadap rangsanan dari luar.
Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses
fisiologis. Perubahan tersebut, antara lain:
- Penurunan tekanan darah, denyut nadi.
- Dilatasi pembulih darah perifer.
- Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktur
gastrointestinal.
- Relaksasi otot-otot rangka.
- Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%.

I.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Tidur dan


Istirahat
a. Sakit
b. Lingkungan
c. Letih
d. Gaya Hidup
e. Stress Emosional
f. Stimulan dan Alkohol
g. Diet
h. Motivasi
i. Obat-obatan
Beberapa obat memengaruhi kualitas tidur. Hipnotik dapat
memengaruhi tahap III dan IV tidur NREM dan menekan tidur REM.
Penyekat-beta diketahui menyebabkan insomnia dan mimpi buruk.
Narkotik, seperti meperidin hidroklorida (Demerol) dan morfin,
diketahui menekan tidur REM dan menyebabkan sering terbangun dan
rasa ngantuk. Obat penenang memengaruhi tidur REM. Amfetamin dan
antidepresan menurunkan tidur REM secara tidak normal. Seorang
klien yang putus obat dari setiap obat-obatan ini mendapatkan lebih
banyak tidur REM dibandingkan biasanya dan akibatnya dapat
mengalami mimpi buruk yang mengganggu.
I.4 Macam-macam Gangguan yang Mungkin Terjadi Pada Kebutuhan Tidur
dan Istirahat
a. Insomnia
Insomnia adala gejala yang dialami oleh klien yang mengalami
kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan atau
tidur singkat atau tidur nonrestoratif. Penderita insomnia
mengeluhkan rasa kantuk yang berlebihan disiang hari dan kuantitas
dan kualitas tidurnya tidak cukup. Namun, seringkali klien tidur
lebih banyak yang disadarinya. Insomnia dapat menandakan adanya
gangguan fisik atau psikologis.
b. Somnambulisme
Somnabulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat
kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi
motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di tempat
tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Termasuk
tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur.
c. Apnea Tidur
Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya
aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau
lebih pada saat tidur.
d. Narkolepsi
Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan
bangun dan tidur. Di siang hari seseorang dapat merasakn kantuk
berlebihan yang datang secara mendadak dan jatuh tertidur. Masalah
signifikan untuk individu yang menderita narkolepsi adalah bahwa
orang tersebut jatuh tertidur tanpa bisa dikendalikan pada waktu
yang tidak tepat.
e. Deprivasi Tidur
Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai
akibat disomnia. Penyebabnya dapat mencakup penyakit (mis,
demam, sulit bernapas, atau nyeri), stress emosional, obat-obatan,
gangguan lingkungan (mis, asuhan keperawatan yang sering
dilakukan), dan keanekaragaman waktu yang terkait dengan waktu
kerja. Dokter dan perawat cenderung mengalami deprivasi tidur
karena jadwal kerja yang panjang dan rotasi jam dinas. Hospitalisasi,
terutama di unit perawatan intensif, membuat klien rentan terhadap
gangguan tidur ekstrinsik dan sirkadian. Deprivasi tidur melibatkan
penurunan kuantitas dan kualitas tidur serta ketidakkonsistenan
waktu tidur. Apabila tidur mengalami gangguan atau terputus-putus,
dapat terjadi perubahan urutan siklus tidur normal. Terjadi deprivasi
tidur kumulatif.
f. Parasomnia
Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada
anak-anak dari pada orang dewasa. Sindrom kematian bayi
mendadak (sudden infant death syndrome ,SIDS) dihipotesis
berkaitan dengan apnea, hipoksia, dan aritmia jantung yang
disebabkan oleh abnormalitas dalam system saraf otonom yang
dimanifestasikan selama tidur. the American Acadeny of Pediatrics
menganjurkan agar bayi yang sehat ditempatkan pada posisi miring
atau telentang disaat tidur karena adanya hubungan antara posisi
telungkup dengan terjadinya SIDS.Parasomnia yang terjadi pada
anak-anak akan meliputi somnambulisme (berjalan dalam tidur),
terjaga malam, mimpi buruk, enuresis nocturnal (ngompol), dan
menggeretakkan gigi (bruksisme). Apabila orang dewasa mengalami
hal ini maka hal tersebut dapat mengindikasikan gangguan yang
lebih serius. Terapi khusus untuk gangguan ini bervariasi. Namun,
dalam semua kasus yang terpenting adalah mendukung klien dan
mempertahankan keamanannya. Misalnya, orang yang berjalan
dalam tidur tidak menyadari lingkungan di sekitarnya dan lambat
bereaksi. Oleh karena itu risiko jatuh sangatlah besar. Perawat tidak
boleh mengejutkan klien yang sedang berjalan tidur tetapi
membangunkan dengan lembut dan membimbingnya dengan lembut
dan membimbingnya kembali ke tempat tidur

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBERSIHAN DAN


PERAWATAN DIRI
A. Konsep Dasar Personal Hygiene
1. Definisi
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti
personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Personal
Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah,
2004)
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun
psikologis (Alimul, 2006).
Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan
dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan
infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu
anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah
tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2005).
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila,
orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi
kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan
telinga,kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan
pakaiannya.
2. Etiologi

a. Faktor predisposisi

 Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien


sehingga perkembangan insiatif terganggu

 Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu


melakukan perawatan diri secara mandiri

 Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri


lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi
latihankemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor Presipitasi
 Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

 Praktik sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

 Status sosial-ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan yang
semuanya mmemerlukan uang untuk menyediakannya.

 Pengetahuan
Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting
karena pengetahuan yang baik dapat meningktakan kesehatan.

c. Fisiologi Sistem

Sistem yang berperan dalam kebersihan dan perawatan diri


adalah sebagai berikut :

 Perawatan kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai


pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi,
pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan
yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Tujuan
perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh,
bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak,
merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan
memahami metode perawatan kulit.

 Mandi

Memandikan pasien merupakan perawatan diri total. Mandi


dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi
ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan
ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total.

 Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan
perawatan mulut secara mandiri, sebagai akibatnya mulut menjadi
terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak.
Masalah ini dapat meningkatakibat penyakit atau medikasi yang
digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari
dan bergantung terhadap keadaan.Tujuan perawatan mulut pasien
adalah pasien akan memiliki mukosa mulut yang terhidrasi
dengan baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang
ditularkan melalui mulut.

 Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali


tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai
rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang
untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari. Tujuan
perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan
kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa
nyaman dan harga diri,dan pasien dapat berpartisifasi dalam
melakukan praktik perawatanrambut.

 Kuku

Menjaga kebersihan kuku penting dalam


mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat
masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu,
kukuseharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan
dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah.
Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki
kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa
nyaman dan bersih.
 Genitalia

Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap.


Pasien yang paling butuh perawatan genetalia yang teliti adalah
pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Tujuan
perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan
kenyamanan serta mempertahankan personal hygiene
3. Manifestasi Klinis
Menurut Depkes (2010), manifestasi klien dengan gangguan
perawatan diri adalah sebagai berikut :

b. Fisik
 Kulit kepala kotor, rambut kusam dan acak-acakan.
 Hidung dan telinga kotor.
 Gigi kotor disertai mulut bau.
 Kulit kusam dan tidak terawat
 Kuku panjang dan tidak terawat
 Badan kotor, bau dan pakaian kotor.
 Penampilan tidak rapi
c. Psikologi
 Malas, tidak ada inisiatif.
 Menarik diri, isolasi diri.
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
d. Sosial
 Interaksi kurang.
 Kegiatan kurang.
 Tidak mampu berprilaku sesuai norma.
 Cara makan tidak teratur.
 BAB/BAK disembarangan tempat.
4. Phatofisiologi

Menurut depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), penyebab deficit


perawatan diri adalah :

a. faktor predisposisi

 perkembangan

keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu

 biologis

penyait kronis yang menyebabkan klien tidak mampu


melakukan perawatan diri

 kemampuan realitas turun

klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang


kurang menyebabkan ketdak pedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawata diri

 sosial

kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri


lingkungan. situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri

b. faktor presipitasi
yang merupaan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerasakan kognisi atau preceptual,
cemas, lelah atau lemah yang di alami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

menurut depdes (2000, dalam Dermawan, 2013) , fator-fator yang


mempengaruhi personal hygiene adalah :

 mody image

gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi


kebersihhan diri misalnya dengan adanya peribahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan keberihan dirinya

 praktik sosial

pada anak-anak selalu dimanja dalam kebbersihan diri, maka


kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene

 status sosial ekonomi

personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,


pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya

 pengetahuan

pengetahuan personal hygiene sangat penting karena


pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. misalnya
pada pasien menderita diabetes mellitus dia harus menjaga
kebersihan kakinya

 budaya
disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tida bias
dimandikan

 kebiasaan seseorang

ada kebiasaan orang yang menggunaan produk tertentu dalam


perawatan diri seperti penggunaan sabun, dll

 kondisi fisik dan psikis

pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri


berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

5. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem


a. Hambatan pemeliharaan rumah
b. Defisit perawatan diri : mandi
c. Defisit perawatan diri : berpakaian
d. Defisit perawatan diri : makan
e. Defisit perawatan diri : eliminasi
f. Kesiapan perawatan diri
6. Pemeriksaan penunjang
Mengkaji Kaji tingkat kemampuan klien melakukan self care:
 0 = mandiri
 1 = membutuhkan bantuan alat
 2 = membutuhkan bantuan orang lain
 3 = membutuhkan bantuan alat dan orang lain
 4 = tergantung total
FORMAT PENGKAJIAN
REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN UMUM
DIRUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH
A. IDENTITAS

Nama : An.W Ruang Rawat : Tulip

Umur : 10 Thn No. Rekam Medik : 029624

Pendidikan : SD Tgl/Jama Masuk : 19-09-2021 ,

Pekerjaan : Pelajar wita

Suku : Mandar Tgl/Jam Pengambilan Data : 22-09-2021 ,

Agama : Islam wita

Status perkawinan : Belum menikah Diagnosa Masuk : Asma bronkial

Alamat : Polewali Mamdar Cara masuk : ()Berjalan (√) Kursi Roda ( ) Brankar

Sumber Informasi : Pasien dan orang tua Pindahan Dari : Asoka

B. RIWAYAT KESEHATAN
KeluhanUtama : Sesak dan batuk

Keluhan : Pasien mengatakan dirinya merasa sesak dan batuk dan kesulitan untuk tidur

saatini dimalam hari

() Tidak pernah opname (√) Pernah opname dengan sakit : asma bronkial Di RS : Polewali

Pernah mendapat pengobatan : ( ) Tidak (√ ) Ya

BB Sebelum Sakit : 30 Kg Pernah Operasi : (√) Tidak () Pasca Operasi Hari Ke :


C. KEADAAN UMUM

Kesadaran : (√ ) CM ( ) Somnolen ( ) Apatis ( ) Soporos Koma ( ) Koma

Pasien Mengerti Tentang Penyakitnya : ( ) Tidak ( ) Ya


D. KEBUTUHAN DASAR
RASA NYAMAN NYERI
0
- Suhu : 36,2 C ( ) Gelisah ( ) Nyeri ( ) Skala Nyeri : (0-10)

- Gambaran nyeri : Nyeri seperti tertusuk tusuk

- Lokasi Nyeri : Frekuensi : Durasi : menit


- Respon Emosional : Lain-lain :
Masalah Keperawatan :

( ) Nyeri ( ) Hipertermia ( ) Hipotermia

NUTRISI KEBERSIHAN PERORANGAN


- TB : Cm 135 BB : 30 kg - Kebiasaan mandi : - x/hari
- Kebiasaan makan : 3 x/hari Teratur (√ ) - Cuci rambut : - x/hari
Tidak teratur ( ) - Kebiasaan gosok gigi : 2 x/hari
- Keluhan saat ini : - Kebersihan badan : ( ) Bersih (√ ) Kotor
(√ ) TAK ( ) Tidak Nafsu makan ( ) Mual ( - Keadaan rambut : ( ) Bersih (√ ) Kotor
) Muntah - Keadaan kulit kepala : ( ) Bersih (√ ) Kotor
( ) Sukar/Sakit Menelan ( ) Sakit gigi ( ) - Keadaan kuku : ( ) Pendek (√ ) panjang ( )
Stomatitis Bersih () Kotor
( ) Nyeri ulu hati/salah cernah, yang - Keadaan vulva/perineal : ( ) Bersih ( ) Kotor :
berhubungan dengan pasien telat makan - Keluhan saat ini : (√ ) TAK ( ) Eritema ( ) gatal-
- Di sembuhkan dengan : gatal ( ) luka
- Pembesaran tiroid : tidak ada - Integritas kulit : (√ ) TAK ( ) Jaringan parut ( )
- Penampilan lidah : lidah kotor Bunyi kemerahan
Usus : 15 x/menit ( ) laserasi ( ) userasi ( ) ekimosis ( ) lepuh ( )
(√ ) terpasang Infus Drainase
(dimulai tgl : 19-09-2021 - Luka bakar : tidak ada
Jenis cairan: RL tpm 16 Dipasang (Derajat/Persen)
di : tangan kanan - Tandai lokasi dengan menggambar bentuk
- Porsi makan yang di habiskan : menghabiskan depan dan belakang tubuh
makanan - Keadaan Luka: ( ) Bersih ( ) Kotor
- Makanan yang di sukai : bubur - Lain-lain
- Diet : tidak ada
- Lain-lain :

Masalah keperawatan : Masalah Keperawatan : tidak ada


( ) Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari (√ ) Penurunan Rawat diri
kebutuhan ( ) Gangguan integritas kulit
( ) Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
CAIRAN AKTIVITAS & LATIHAN
- Kebisaan minum : 500 cc/hari - Aktivitas waktu luang : Main game
Jenis : air minelar Aktivitas/Hoby : -main game
- Turgor kulit : ( ) Kering ( ) Tidak elastic (√ - Kesulitan bergerak : (√ ) Tidak ( ) Ya
) Baik - Kekuatan otot : 5 5
- Punggung kuku : melengkung sedikit dan lunak
5 5
Warna : putih pucat
Pengisian kapiler : detik - Tonus otot :

- Mata cekung : (√ ) Tidak ( ) Ya : Ka/Ki - Keluhan saat ini : : ( √) Tidak ( )Ya

- Konjungtiva : pucat Sklera : putih ( ) Nyeri Otot ( ) Kaku otot ( ) Lemah Otot

- Edema : (√ ) Tidak ( ) Ya : Ka/Ki ( ) Kelelahan ( ) Amputasi ( ) Deformitas

- Terpasang infuse : ( ) Tidak ( √ ) Ya: 16 Kelainan bentuk ekstremitas :

tts/menit di ; tangan kanan - Pelaksanaan aktivitas : ( √ ) Mandiri ( √) Parsial

cairan : RL ( ) Total

- Lain-lain : - Jenis aktifitas yang perlu dibantu : BAB dan BAK


- Lain-lain :

Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan


( ) Penurunan volume cairan ( ) Hambatan mobilitas fisik
( ) Kelebihan volume cairan

ELIMINASI OKSIGENIASI

- Kebisaan BAB : 1 x/hari BAK : 4-5 - Nadi : 98 x/menit Pernafasan :


x/hari 50x/menit
- Menggunakan laxsan : (√) tidak ( ) ya. - TD : 100/80 mmHg Bunyi Nafas :
Jenis : - Sirkulasi oksigenasi : ( )TAK ( )Pusing ( )
- Menggunakan diuretik : ( √ ) tidak ( ) ya. Sianosis
Jenis : ( ) akral dingin ( ) clubbing finger
- Keluhan BAK Saai ini : - Dada : ( √) TAK ( ) retraksi dada ( ) nyeri dada
( ) Retensi urin ( ) inkontinensia urin ( ) ( ) berdebar-debar ( ) Deviasi trackhea
disuria Bunyi jantung Normal (frekwensi : x/m
( √ ) Keseringan ( ) Urgensi ( ) Nocturia ( )Mur-mur ( ) gallop
- Peristaltik usus : - Riwayat penyakit : ( ) bronchitis (√ )Asma
(√ ) tidak ada peristaltik ( ) Hiperperistaltik ( ) Tuberkulosis ( ) Empisema ( ) hipertensi ( )
- Keluhan BAB saat ini : demam rematik ( ) flebitis ( ) kesemutan
( ) Belum pernah BAB selama di RS - Lain-lain :
- Abdomen :
Lunak/keras : lunak
Massa : (√ ) ada ( ) tidak ada
Ukuran/lingkar Abdomen : cm
- Terpasang kateter urine : ( √ ) Tidak ( ) ya
(dimulai tgl : di :
- Pengguna alkohol : Tidak ada
Jumlah/frekwensi :
- Lain-lain :

Masalah keperawatan Masalah keperawatan


( ) Diare ( ) Konstipasi ( ) Inkontinen ( ) Retensi ( √ ) Bersihan jalan nafas tidak efektif
urin ( ) Intoleran aktifitas ( ) Pola nafas tidak efektif
( ) Inkontinen Urin ( ) Disuria ( ) Keseringan ( ) ( ) Ggn pertukarn gas ( ) Penurunan Curah Jantung
Urgensi ( ) Risiko ganguan perfusi jaringan.......................

TIDUR DAN ISTIRAHAT PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA


- Kebiasaan tidur : ( √) Malam ( ) Siang - Refleksi : (√) TAK ( ) kelumpuhan
- Lama Tidur : Malam : 4 Jam Siang : - Penglihatan : (√ ) TAK ( ) masalah :
jam - Pendengaran: (√ ) TAK ( ) masalah :
- Kebiasaan tidur : susah tidur - Penciuman : ( √) TAK ( ) masalah :
- Kebiasaan tidur : ( ) tidak ( ) Ya, - Perabaan : (√ ) TAK ( ) masalah :
- dipengaruhi oleh faktor : sesak dan batuk - Lain-lain :
- Lain-lain :

Masalah Keparawatan Masalah Keparawatan


(√ ) gangguan pola tidur ( ) Resiko Injury ( ) Resiko trauma
( ) Gannguan presepsi sensorik

NEOROSENSORIS KEAMANAN
Status Mental : Alergi / sensitivitas :

Kesadaran : (√ ) mengantuk ( ) letargi ( ) Perubahan system imun sebelumnya : tidak ada

stupor perubahan imun

( ) koma ( ) kooperatif ( ) menyerang ( ) Penyebab : -

delusi Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/tipe) :

( ) halusinasi afek (gambarkan) : Perilaku resiko tinggi : tidak ada periksa :

- Memori : saat ini : (√ ) yang lalu : Transfuse darah/jumlah : tidak pernah

- Kaca mata: tidak memakai kacamata Kapan : -

- kontak lensa : tidak ada Gambaran reaksi : tidak ada

Riwayat cedera kecelakaan : tidak ada


- Alat bantu dengar : (√ ) tidak ( ) ya di :
Masalah punggung : -
- Ukuran/reaksi pupil : 2 mm ka/ki : isokor/an
Pembesaran nodus : -
isokor
Kekuatan umum : sesak
- Facial drop : (√ ) tidak ( ) kaku kuduk ( ) tidak ( )
Cara berjalan : baik
ya

- Genggaman tangan/lepas : ka/ki : normal


postur : normal

- Koordinasi : normal refleks patella ka/ki : normal

- Refleks tendom dalam bisep/trisep : normal

- Kernig sign : (√ ) tidak ( ) ya

- Babinsky : ( √) tidak ( ) ya

- Chaddock : (√ ) tidak ( ) ya

- Brudinsky : ( √) tidak ( ) ya
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :

( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi VitK

( ) Risti perluasan infeksi (sepsis/serangan infeksi


oportunistik baru).
SEKSUALITAS
- Aktif melakukan hubungan seksual : ( ) tidak (√) Pria
ya - Gangguan Prostat : tidak ada
- Penggunaan kondom : tidak ada - Sirkumsisi : ( √) tidak () ya Vasektomi : ()
- Masalah-masalah/kesulitan seksual : tidak ada Tidak ( ) Ya

- Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat - Payudara/testis : -


Wanita Tanda ( Obyektif)

- Usia menarke : Pemeriksaan : -

- Thn, lamanya siklus : payudara/Penis/Testis : -

- Durasi : Kulit genetalia/Lest : -

- Periode menstruasi terakhir :

- Perdarahan antar periode


Masala Keperawatan : ( ) Perdarahan ( ) Gangguan citra tubuh ( )

Disfungsi seksualitas

( ) Gangguan pemenuhan kebutuhan seksualitas

KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN RESIKO SERTA INTERAKSI SOSIAL


- Lama perkawinan : , hidup dengan: orang tua -Sosiologis : ( √) TAK ( ) menarik diri

- Masalah-masalah kesahatan/stress : tidak ada ( ) komunikasi lancar ( ) komunikasi tidak

- Cara mengatasi stress : melakukan sesuatu yang lancar

dia suka ( ) afasia ( ) isolasi diri ( ) amuk

- Orang Pendukung Lain : orang tua - Perubahan bicara : tidak ada

- Peran Dalam Struktur Keluarga : anak - Adanya laringektomi : tdk ada

- Masalah-masalah Yang berhubungan Dengan - Komunikasi verbal/nonverbal dengan

Penyakit/Kondisi : tidak ada keluarga/orang terdekat lain :

- Psikologis : (√ )Tak ()gelisah ( )Takut - Spiritual : (√) TAK

( )Sedih ( )Rendah diri ( )Hiperaktif ( ) acuh tak - Kegiatan keagamaan : mengaji


acuh - Lain-lain :
( )Marah ( )Mudah Tersinggung
( ) Merasa Kurang sempurna ( ) Eurofik
( ) tidak Sabar

- Lain-lain :

Masalah keperawatan : ( ) kecemasan ( ) ketakutan ( ) koping individu tidak efektif


( ) isolasi diri
( ) hambatan komunikasi verbal ( ) spiritual distress ( ) resiko merusak diri ()
harga diri rendah
E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN
1. Bahasa dominan (khusus) : baik
( ) Buta huruf : tidak Ô Ketidakmampuan belajar khusus : -
( ) Keterbatasan kognitif : tidak ada
2. Informasi yang telah disampaikan :
(√ ) pengaturan jam besuk ( √) hak dan kewajiban klien ( ) tim /
petugas yang merawat
Ô lain-lain : informasi tentang sakit yang di derita
3. Masalah yang telah dijelaskan :
Ô perawatan diri dirumah sakit ( √) obat-obatan yang diberikan Ô lain-lain
Obat Dosis Waktu Diminum secara Tujuan
teratur
Cinam 1 gr Setiap 8 jam Ya Untuk mengobati
Riwayat infeksi kulit dan
struktur kulit,
infeksi dalam
perut dan infeksi
ginekologi
Gentamicin 2mg Setiap 8 jam Ya Untuk mengobati
infeksi bakteri
seperti infeksi
tulang, meningitis
pneumonia dan
sepsis
Predmison 2mg 8jam Ya Untuk menekan
sistem kekebalan
tubuh dan
mengurangi
peradangan pada
kondisi seperti
asma dan PPOK
Salbutamol 2 mg 6 jam Ya Untuk membuka
saluran nafas di
paru-paru
Nebu sambinent 2,5 ml 6 jam Ya Untuk meredakan
dan mencegah
munculnya gejala
akibat
penyempitan
saluran pernafasan

pengobatan, obat tanpa resep / obat-obatan bebas :


Obat-obatan jalanan / jamu : -
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir :-
4. Factor resiko keluarga (tandai hubungan) :
Ô diabetes mellitus Ô tuberculosis Ô penyakit jantung Ô stroke Ô TD
tinggi
Ô epilepsy Ô penyakit ginjal Ô kanker Ô penyakit jiwa Ô lain-lain

F. DATA GENOGRAM

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: garis perkawinan

: garis keturunan

: pasien

: Laki-laki yang sudah meninggal

: perempuan yang sudah meninggal


G. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG (diagnostic & laboratorium)
Laboratorium : Darah rutin jam : 18.21
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Darah Rutin
WBC H 23.6 10^3/ul 5.0 - 13.0
RBC H 5.56 10^6/ul 4.00-5.30
HB 13.6 g/dL 12.0-16.0
HCT 40.3 # 35.0-45.0
MCV L 72.5 fL 75.0 – 91.0
MCH L 24.5 pg 25.0 - 33.0
MCHC 33.7 g/dL 31.0 – 37.0
PLT H.457 10^3/ul 150 - 400
RDW-SD L 33.9
DW 13.2 fL 10.0 – 18.0
MPV L.8.4 fL 9.0 – 13.0
P-LCR L.12.7 fL 13.0 – 43.0
Hitung jenis
Neutrofil H.72.0 # 50 - 70
Limfosit L.17.3 # 20 - 40
Monosit 5.2 # 4.0 – 10.0
Eosionofil H.5.2
Beasofil 0.3 10^3/uL
Neut# 17.0 10^3/uL
LYMP 4.1
Elektrolit
KIMIA DARAH

H.

DATA FOKUS

Nama Pasien : An.W Dx. Medik : Asma bronkial


Umur : 10 Tahun Ruangan : Tulip
Jenis Kelamin : LK Tanggal : 19-09-2021

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

- Pasien mengatakan sesak dan batuk - Bunyi Nafas mengi


- Pasien mengatakan susah untuk tidur - Tampak adanya retraksi dinding
pada malam hari hanya tidur 4 jam saja dada
- pasien mengatakan selama dirawat - Klien tampak batuk berdahak
belum pernah mandi, cuci rambut - Klien tampak menguap
dan gosok gigi
- Keadaan rambut tampak kotor
- pasien mengatakan tidak pernah
- Keadaan kulit kepala tampak
melakukan perawatan diri
kotor
- Terpasang nebulazer

TD : 100/80 mmHg
N : 98x/i
S: 36, 2 C
P: 54x/i

ANALISA DATA

Nama Pasien : An.W Dx. Medik : Asma bronkial


Umur : 10 Tahun Ruangan : Tulip
Jenis Kelamin : LK Tanggal : 19-09-2021

MASALAH
No. DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 2 3 4
1. DS: Adanya infeksi pada Bersihan jalan nafas tidak
saluran pernafasan efektif
- Klien mengatakan
sesak nafas
disertai batuk
Reaksi inflamasi
DO:
- Bunyi Nafas
mengi
- Klien tampak
Penyempitan saluran
pernafasan
batuk berdahak
- Tampak adanya
Bersihan jalan nafas
retraksi dinding tidak efektif
dada
- Terpasang
nebulazer
TD : 100/80 mmHg
N : 98x/i
S: 36, 2 C
P: 54x/i
Batuk
2. Gangguan pola tidur
DS:
- Pasien
Sesak nafas
mengatakan susah
untuk tidur pada
Kesulitan untuk tidur
malam hari hanya
tidur 4 jam saja
DO: Gangguan pola tidur
- Klien tampak
menguap
TD : 100/80 mmHg
N : 98x/i
S: 36, 2 C
P: 54x/i
3.
Defisit perawatan diri

batuk
DS:

- Klien mengatakan
tidak pernah mandi
Sesak nafas
saat di rumah sakit
- Klien mengatakan
Perubahan status kesehatan
tidak pernah cuci
rambut saat
dirumah sakit Ketidakmampuan pasien
DO: menjangkau kamar mandi
- Keadaan rambut
tampak kotor
Menurunnya motivasi
- Keadaan kulit
pasien untuk merawat diri
kepala tampak
kotor
TD : 100/80 mmHg Defisit perawatan diri

N : 98x/i
S: 36, 2 C
P: 54x/i
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : An.W Dx. Medik : Asma bronkial
Umur : 10 Tahun Ruangan : Tulip
Jenis Kelamin : LK Tanggal : 19-09-2021
TGL
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TERATASI
DITEMUKAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 19-09-2021 22-09-2021
berhubungan dengan hipersekresi
jalan nafas ditandai dengan batuk
tidak efektif

2. Gangguan pola tidur berhubungan 20-09-2021 21-09-2021


dengan sesak nafas

3. 21-09-2021 22-09-2021
Defisit perawatan diri
Nama Pasien : An.W Dx. Medik : Asma bronkial
Umur : 10 Tahun Ruangan : Tulip
Jenis Kelamin : LK Tanggal : 19-09-2021

PERENCANAAN

TUJUAN & INTERVENSI


NO DIAGNOSA
KRITERIA HASIL
KEPERAWATAN

1 2 3 4

1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan Tindakan observasi


efektif berhubungan intervensi keperawatan 1. Monitor frekuensi dan

dengan hipesekresi jalan selama 2x24 jam maka kedalaman nafas


2. Monitor tanda dan gejala
nafas ditandai dengan jalan nafas efektif
hipoksia (gelisah, agitasi,
batuk tidak efektif, mengi meningkat meningkat
dengan, Kriteria Hasil : penurunan kesadaran)
ditandai dengan :
3. Monitor bunyi nafas
- Batuk efektif tambahan (mis. Weezing,
DS:
meningkat mengi)
- Klien mengatakan - Produksi sputum 4. Monitor saturasi oksigen
sesak nafas disertai menurun Tindakan terapeutik
batuk berdahak - Frekuensi nafas
1. Berikan posisi semi fowler 30-
DO: membaik
45 derajat
- Pola nafas membaik
- Bunyi Nafas mengi 2. Berikan oksigen 6-15 liter via

- Klien tampak batuk sungkup untuk


mempertahankan spO2 >90 %
berdahak
3. Pasang jalur intravena untuk
- Tampak adanya
pemberian obat dan hidrasi
retraksi dinding
1. Tindakan Edukasi
dada
1. Anjurkan meminimalkan
- Terpasang nebulazer
ansietas yang dapat
TD : 100/80 mmHg meningkatkan kebutuhan
N : 98x/i oksigen
S: 36, 2 C 2. Anjurkan bernafas lambat dan
dalam
P: 54x/i 3. Ajarkan teknik pursued-lip
breathing
4. Ajarkan mengidentifikasi dan
menghindari pemicu (mis.
Debu, bulu hewan)
Tindakan Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator sesuai indikasi
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Tindakan observasi
intervensi keperawatan 1. Identifikasi pola aktivitas

selama 1x24 jam, pola dan tidur


2. Identifikasi pola
tidur membaik dengan
pengganggu tidur
kriteria hasil:
Tindakan terapeutik
- Keluhan sulit
1. Modifikasi lingkungan
tidur menurun
mis pencahayaan
2. Batasi waktu tidur siang
- Keluhan tidak
Tindakan edukasi
puas tidur 1. Jelaskan pentingnya tidur
menurun cukup sebelum sakit
2. Anjurkan menepati
- Keluhan istirahat
kebiasaan tidur
tidak cukup
3. Anjurkan untuk mengatur
menurun
posisi yang nyaman
3. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan Tindakan observasi
berhubungan dengan intervensi keperawatan 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas

menurunnya motivasi selama 1x24 jam, maka perawatan diri sesuai usia
2. Monitor tingkat kemandirian
pasien untuk melakukan defisit perawatan diri
3. Identifikasi kebiasaan alat
perawatan diri ditandai toleransi Aktivitas
bantu kebersihan diri,
dengan: meningkat ditandai
berpakaian, berhias dan makan
dengan:
DS: Tindakan terapeutik
- Kemampuan mandi
1. Sediakan lingkungan yang
- Klien mengatakan meningkat
terapeutik
tidak pernah mandi - Verbalisasi
saat di rumah sakit melakukan perawatan 2. Siapkan keperluan pribadi
- Klien mengatakan diri meningkat 3. Dampingi dalam melakukan
tidak pernah cuci - Minat melakukan perawatan diri sampai mandiri
rambut saat dirumah perawatan diri 4. Jadwalkan rutiitas perawatan
sakit meningkat diri
DO: - Mempertahankan 2. Tindakan Edukasi
- Keadaan rambut 1. Anjurkan melakukan
kebersihan diri
tampak kotor
meningkat perawatan diri secara
- Keadaan kulit kepala
- Mempertahankan konsisten sesuai kemampuan
tampak kotor
kebersihan mulut
TD : 100/80 mmHg
meningkat
N : 98x/i
S: 36, 2 C
P: 54x/i

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : An.W Dx. Medik : Asma bronkial


Umur : 10 Tahun Ruangan : Tulip
Jenis Kelamin : LK Tanggal : 19-09-2021

No. Jam
Implementasi Evaluasi
Diagnosa
1 18.00 1. Memonitor frekuensi dan kedalaman nafas Tanggal: 20 september2021
Hasil: Nafas pasien tampak sesak dan dalam Jam 18. 00
S : Klien mengatakan sesak
O : Nafas pasien tampak sesak dan
dalam
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor frekuensi dan kedalaman
nafas
10.00 2. Memonitor bunyi nafas tambahan (mis. Tanggal: 21 september 2021
Weezing, mengi) Jam: 10.00
Hasil: Bunyi nafas tambahan yaitu mengi S: Pasien tampak sesak dan ada bunyi
nafas tambahan
O: Bunyi nafas tambahan yaitu mengi
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor bunyi nafas tambahan
(mis. Weezing, mengi)
10.15 3. Memberikan posisi semi fowler 30-45 Tanggal: 21 september 2021
derajat Jam: 10.15
Hasil: Pasien mengatakan merasa lebih S: Pasien mengatakan merasa lebih
baik dengan posisinya baik dengan posisinya
4. Pemasangan nebulazer O: Pasien tampak lebih rileks
Hasil: Pasien merasa lebih baik saat A: Masalah teratasi
diberikan P : Hentikan intervensi
10.25 1. Menganjurkan bernafas lambat dan dalam Tanggal: 21 september2020
Hasil: Pasien mengerti dan mampu Jam: 10.25
melakukan S: Pasien mengerti dan mampu
melakukan
O: Pasien dapat melakukan nafas
lambat dan dalam
A: Masalah teratasi
- P : Hentikan intervensi

II 20.00 1. Mengidentifikasi faktor pengganggu Tanggal 20 september 2021


Jam 07.30
tidur
S: pasien mengatakan sulit tidur
Hasil : pasien mengatakan sulit tidur O: KU lemah
A: gangguan pola tidur
karna sesak
P: lanjutkan intervensi
2. Menyesuaikan jadwal pemberian obat Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan atau tindakan untuk menunjang
dan atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur terjaga
siklus tidur terjaga
- Hasil : Hasil : memberikan obat oral
(obat tidur) sesuai resep dokter

21.00 1. Menyesuaikan jadwal pemberian obat Tanggal 21 september 2021


Jam 06.15
dan atau tindakan untuk menunjang
S: pasien mengatakan sudah bisa
siklus tidur terjaga tidur
O: KU sedang
- Hasil : Hasil : memberikan obat oral A: masalah teratasi sebagian
(obat tidur) sesuai resep dokter P: pertahankan intervensi
-
III 08.00 1. Memonitor tingkat kemandirian Tanggal: 21 september2021
Hasil: Pasien belum mampu melakukan Jam: 08.00
kemandirian S: Pasien belum mampu melakukan
kemandirian
O: Pasien tampak lemah
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Memonitor tingkat kemandirian

08.15 2. Mengidentifikasi kebiasaan alat bantu Tanggal: 21 september 2021


kebersihan diri, berpakaian, berhias dan Jam:08.15
makan S: Keluarga pasien mengatakan pasien
Hasil: Keluarga pasien mengatakan pasien malas dalam melakukan kebersihan
malas dalam melakukan kebersihan diri diri
O: pasien tampak kotor
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi kebiasaan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias
dan makan
08.30 3. Menjadwalkan rutiitas perawatan diri Tanggal: 21 september2021
Hasil: Pasien mau bekerjasama dalam Jam: 08.30
melakukan rutinitas perawatan diri S: Pasien dan keluarga mengerti untuk
menghindari makanan pembentuk
gas, pedas dan mengandung laktosa
O: Pasien dan keluarga mengerti
mengerti
A: Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
08.40 4. Menganjurkan melakukan perawatan diri Tanggal: 21september 2021
secara konsisten sesuai kemampuan Jam: 08.40
Hasil : Pasien mau melakukan perawatan S: Pasien mau melakukan perawatan
secara konsisten secara konsisten
O: pasien tampak mengerti
A: Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai