KABUPATEN TAKALAR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah Desa Bontolanra yang berkedudukan di kecamatan
Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa Bontolanra
3. Kepala Desa adalah Kepala Desa Bontolanra
4. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BPD, adalah BPD Desa
Bontolanra
5. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah BUM
Desa “Maju Bersama”.
6. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa adalah badan hukum
yang didirikan oleh Desa Bontolanra guna mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau
menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
Desa Bontolanra
7. Usaha BUM Desa adalah kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang
dikelola secara mandiri oleh BUM Desa.
8. Unit Usaha BUM Desa adalah badan usaha milik BUM Desa yang melaksanakan
kegiatan bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum berbadan hukum yang
melaksanakan fungsi dan tujuan BUM Desa.
9. Anggaran Dasar adalah ketentuan pokok pelaksanaan tata laksana organisasi Badan
Usaha Milik Desa / Badan Usaha Milik Bersama yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Desa Peraturan Bersama Kepala Desa tentang Pendirian
Badan Usaha Milik Desa / Badan Usaha Milik Bersama;
10. Anggaran Rumah Tangga adalah aturan tertulis sebagai bentuk operasional yang lebih
terinci dari aturan-aturan pokok dan Anggaran Dasar (AD) dalam melaksanakan tata
kegiatan organisasi Badan Usaha Milik Desa;
11. Organisasi BUM Desa adalah kelengkapan organisasi BUM Desa yang terdiri
atas Musyawarah Desa Musyawarah Antar Desa, penasihat, pelaksana
operasional, dan pengawas
12. Pegawai BUM Desa merupakan pegawai yang pengangkatan, pemberhentian, hak dan
kewajibannya berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan mengenai ketenagakerjaan
13. Pegawai BUM Desa terdiri dari sekertaris, bendahara dan Pegawai lainnya.
BAB II
PENDIRIAN BUM DESA DAN PENGESAHAN ANGGARAN DASAR BUM DESA
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
(1) Peraturan Desa Bontolanra Nomor 04 Tahun 2015 tentang Badan Usaha
Milik Desa berikut anggaran dasar BUM Desa Maju Bersama, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
(2) Seluruh akta pendirian Unit Usaha BUM Desa yang disahkan oleh
kantor notaris disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Desa ini paling lama
dalam waktu 1 (satu) tahun sejak Peraturan Desa ini berlaku.
(3) Susunan kepengurusan BUM Desa Maju Bersama yang masih berjalan,
disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Desa ini.
(4) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Bontolanra.
Ditetapkan di Bontolanra
Pada tanggal 18 September 2021
KEPALA DESA BONTOLANRA
MUHAMMAD NASIR
Diundangkan di Bontolanra
Pada tanggal 18 September 2021
SEKRETARIS DESA BONTOLANRA
WAHIDIN
ANGGARAN DASAR
BUM DESA MAJU BERSAMA DESA BONTOLANRA
MUKADIMAH
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas perjuangan berbagai
pihak, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja telah lahir.
Undang-undang ini menegaskan kedudukan BUM Desa sebagai badan hukum.
Dengan penguatan status ini, peran BUM Desa semakin penting sebagai
konsolidator produk/jasa masyarakat, produsen berbagai kebutuhan
masyarakat, inkubator usaha masyarakat, penyedia layanan publik, dan
berbagai fungsi lainnya. BUM Desa dapat menjadi penyumbang pendapatan asli
Desa disampingtetapmemberikanmanfaat bagimasyarakat.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Berdasarkan amanat tersebut, BUM Desa juga dilandasi oleh
semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Wujud nyata dari kedua
semangat tersebut adalah Musyawarah Desase bagai organ tertinggi dalam
pengambilan keputusan BUM Desa. Karenanya kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan akan tetap menjadi tujuan utama BUM Desa bukan hanya
kesejahteraan masing-masingindividu.
BUM Desa Maju Bersama Desa Bontolanra berdiri sejak tahun 2016. BUM
Desa Maju Bersama Desa Bontolanra Bertempat di Dusun Kunjung Mae Desa
Bontolanra Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.
BAB I
NAMA, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1. BUM Desa ini bernama BUM Desa Maju Bersama Bontolanra yang
selanjutnya disebut sebagai BUM Desa dalam Anggaran Dasar ini.
2. BUM Desa Maju Bersama Bontolanra ini berkedudukan di Desa Bontolanra
Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.
BAB II
AZAS DAN PRINSIP
Pasal 2
BUM Desa Maju Bersama Bontolanra berazaskan Pancasila sebagai landasan
ideologis, UUD 1945 sebagai landasan hukum, Peraturan BUM Desa Maju
Bersama Bontolanra sebagai landasan operasionalnya.
Pasal 3
BUM Desa Maju Bersama Bontolanra memiliki prinsip:
1. Kooperatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUM Desa Maju
Bersama Bontolanra harus mampu melakukan kerjasama yang baik demi
pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya;
2. Partisipatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUM Desa Maju
Bersama Bontolanra harus bersedia secara sukarela maupun diminta untuk
memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan
usaha BUM Desa;
3. Emansipatif, semua komponen yang terlibat didalam BUM Desa Maju
Bersama Bontolanra harus diperlakukan sama tanpa memandang golongan,
suku, dan agama;
4. Transparan, aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat
umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan
mudah dan terbuka;
5. Akuntabel, seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis maupun administratif; dan
6. Keberlanjutan, kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan
oleh masyarakat dalam wadah BUM Desa.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Maksud pembentukan BUM Desa Maju Bersama Bontolanra adalah;
1. Meningkatkan nilai guna atas aset dan potensi desa untuk kepentingan
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa;
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan ekonomi
masyarakat; dan
3. Sebagai wadah untuk mengorganisir usaha mikro, kecil, dan menengah
yang ada dimasyarakat sehingga terjalin kerjasama dan berkembang untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pasal 5
Tujuan pembentukan BUM Desa Maju Bersama Bontolanra adalah:
1. Mewujudkan kelembagaan perekonomian masyarakat perdesaan yang
mandiri untuk memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat;
2. Mendukung kegiatan investasi lokal, penggalian potensi lokal serta
meningkatkan keterkaitan perekonomian perdesaan dan perkotaan dengan
membangun sarana dan parasarana perekonomian perdesaan yang
dibutuhkan untuk mengembangkan produktivitas usaha perdesaan;
3. Mendorong perkembangan perekonomian masyarakat desa dengan
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam merencanakan dan mengelola
pembangunan perekonomian desa;
4. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif masyarakat
desa yang berpenghasilan rendah;
5. Menciptakan kesempatan berusaha dan membuka lapangan kerja;
6. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung usaha ekonomi
masyarakat;
7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan
dasar; dan meningkatkan pendapatan asli desa
BAB IV
JENIS USAHA
Pasal 6
1. Usaha utama BUM Desa harus memanfaatkan semaksimal mungkin
potensi desa.
2. Menjalankan usaha dalam bidang keuangan yang meliputi:
a) 64151 LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KONVENSIONAL. Kelompok
ini mencakup pengreditan Modal usaha mikro yang khususnya
didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau Pembiayaan
dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat.
b) 56304 KEDAI MINUMAN
Kelompok ini mencakup usaha penyediaan jasa pelayanan
minum yang utamanya menyajikan minuman siap
dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat
tetap yang dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar
pasang, biasanya dengan menggunakan tenda, seperti
kedai kopi, kedai jus dan minuman lainnya.
c) 56103 KEDAI MAKANAN
Kelompok ini mencakup usaha jasa pangan yang menjual
dan menyajikan makanan siap dikonsumsi yang melalui
proses pembuatan di tempat tetap yang dapat dipindah-
pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya dengan
menggunakan tenda, seperti kedai seafood, pecel ayam
dan lain-lain.
3. BUM Desa memiliki Unit Usaha BUM Desa yang bernama BUM Desa
Maju Bersama Bontolanra yang bergerak dalam bidang usaha:
a. Jasa (Penyewaan)
b. Perdagangan
c. Pertanian / Perkebunan
d. Budidaya Perikanan
e. Percetakan
BAB V
ORGANISASI BUM DESA
Bagian Kesatu
Musyawarah Desa
Pasal 7
1. Musyawarah Desa diadakan di tempat kedudukan BUM Desa;
2. Musyawarah Desa dapat dilaksanakan atas permintaan pelaksana
operasional, penasihat, dan/atau pengawas;
3. Musyawarah Desa dilaksanakan dan dipimpin BPD, serta difasilitasi oleh
Pemerintah Desa.
Pasal 8
Musyawarah Desa terdiri atas:
1. Musyawarah Desa Triwulan
2. Musyawarah Desa tahunan dan
3. Musyawarah Desa khusus.
Pasal 9
1. Dalam Musyawarah Desa Triwulan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
ayat (1):
a. Pelaksana operasional menyampaikan:
1) Laporan Keuangan Triwulan yang telah di telaah oleh pengawas dan
penasihat untuk mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
2) Kendala yang dialami oleh pelaksana operasional selama menjalankan
unit-unit usaha BUMDes dalam kurun waktu 3 bulan terakhir.
b. Ditetapkan gaji dan/atau tunjangan bulanan bagi pengurus BUM Desa,
dalam hal BUM Desa mempunyai saldo laba yang positif.
2. Persetujuan laporan triwulan oleh Musyawarah Desa triwulan berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung-jawab sepenuhnya
kepada pelaksana operasional atas pengurusan dan pengawas atas
pengawasan dan penasihat atas tugas kepenasihatan yang telah dijalankan
selama 3 bulan buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam
Laporan triwulan dan Laporan Keuangan;
3. Pelaksana operasional, penasihat, dan/atau pengawas meminta BPD untuk
melaksanakan Musyawarah Desa triwulan paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender.
Pasal 10
1. Dalam Musyawarah Desa tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
ayat (2) :
a. Pelaksana operasional menyampaikan:
1) Laporan tahunan yang telah di telaah oleh pengawas dan penasihat
untuk mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
2) Rancangan rencana program kerja untuk disahkan oleh
Musyawarah Desa menjadi rencana program kerja.
b. Ditetapkan pembagian dan penggunaan hasil usaha, dalam hal BUM
Desa mempunyai saldo laba yang positif.
2. Persetujuan laporan tahunan, dan pengesahan rencana program kerja oleh
Musyawarah Desa tahunan berarti memberikan pelunasan dan pembebasan
tanggung-jawab sepenuhnya kepada pelaksana operasional atas
pengurusan dan pengawas atas pengawasan dan penasihat atas tugas
kepenasihatan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh
tindakan tersebut tercermin dalam Laporan tahunan dan Laporan
Keuangan;
3. Pelaksana operasional, penasihat, dan/atau pengawas meminta BPD untuk
melaksanakan Musyawarah Desa tahunan paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender.
Pasal 11
1. Musyawarah Desa khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3)
dapat diselenggarakan sewaktu-waktu dalam keadaan mengharuskan
adanya keputusan segera yang wewenangnya berada pada Musyawarah
Desa;
2. Musyawarah Desa khusus diusulkan oleh pelaksana operasional dan/atau
pengawas kepada penasihat;
3. Penasihat meminta BPD untuk melaksanakan Musyawarah Desa khusus
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender.
Pasal 12
1. Musyawarah Desa dapat dilangsungkan apabila dihadir oleh:
a. Kepala Desa;
b. BPD; dan
c. unsur masyarakat yang terdiri atas:
1) Penyerta modal;
2) Perwakilan dusun atau rukun warga atau rukun tetangga; dan
3) Perwakilan kelompok lainnya yang berkaitan dengan Usaha BUM
Desa/Unit Usaha BUM Desa.
2. Keputusan Musyawarah Desa diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.
Pasal 13
Musyawarah Desa berwenang:
1. Menetapkan pendirian BUM Desa;
2. Menetapkan Anggaran Dasar BUM Desa dan perubahannya;
3. Membahas dan memutuskan jumlah, pengorganisasian, hak dan
kewajiban, serta kewenangan pihak penerima kuasa fungsi
kepenasihatan;
4. Mengangkat dan memberhentikan secara tetap pelaksana operasional
BUM Desa;
5. Mengangkat pengawas;
6. Mengangkat sekretaris dan bendahara BUM Desa;
7. Memberikan persetujuan atas penyertaan modal oleh BUM Desa;
8. Memberikan persetujuan atas rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional setelah ditelaah pengawas dan
penasihat;
9. Memberikan persetujuan atas pinjaman BUM Desa dengan jumlah
tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
10. Memberikan persetujuan atas kerja sama BUM Desa dengan nilai, jumlah
investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu dengan pihak lain
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
11. Menetapkan pembagian besaran laba bersih BUM Desa;
12. Menetapkan tujuan penggunaan laba bersih BUM Desa;
13. Memutuskan penugasan Desa kepada BUM Desa untuk melaksanakan
kegiatan tertentu;
14. Memutuskan penutupan Unit Usaha BUM Desa;
15. Menetapkan prioritas penggunaan pembagian hasil Usaha BUM Desa
dan/atau Unit Usaha BUM Desa yang diserahkan kepada Desa;
16. Menerima laporan triwulan dan tahunan BUM Desa dan menyatakan
pembebasan tanggung jawab penasihat, pelaksana operasional, dan
pengawas;
17. Membahas dan memutuskan penutupan kerugian BUM Desa dengan aset
BUM Desa;
18. Membahas dan memutuskan bentuk pertanggung jawaban yang harus
dilaksanakan oleh penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas
dalam hal terjadi kerugian BUM Desa yang diakibatkan oleh unsur
kesengajaan atau kelalaian;
19. Memutuskan untuk menyelesaikan kerugian secara proses hukum dalam
hal penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas tidak
menunjukkan iktikad baik melaksanakan pertanggung jawaban;
20. Memutuskan penghentian seluruh kegiatan operasional BUM Desa
karena keadaan tertentu;
21. Menunjuk penyelesai dalam rangka penyelesaian seluruh kewajiban dan
pembagian harta atau kekayaan hasil penghentian kegiatan usaha BUM
Desa;
22. Meminta dan menerima pertanggung jawaban penyelesai; dan
23. Memerintahkan pengawas atau menunjuk auditor independen untuk
melakukan audit investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan
dan/atau kelalaian dalam pengelolaan BUM Desa.
Bagian Kedua Penasihat/Komisaris
Pasal 14
Penasihat/Komisaris dijabat secara rangkap oleh Kepala Desa.
Pasal 15
Penasihat/Komisaris sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 berwenang:
1. bersama pelaksana operasional dan pengawas, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUM Desa dan/atau
perubahannya;
2. bersama dengan pengawas menelaah rancangan rencana program kerja
yang diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada
Musyawarah Desa;
3. menetapkan pemberhentian secara tetap pelaksana operasional sesuai
keputusan Musyawarah Desa;
4. dalam keadaan tertentu memberhentikan secara sementara pelaksana
operasional dan mengambil alih pelaksanaan operasional BUM Desa;
5. bersama dengan pelaksana operasional dan pengawas, menyusun dan
menyampaikan analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan
dalam rangka perencanaan penambahan modal Desa dan/atau
masyarakat Desa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
6. melakukan telaahan atas laporan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM
Desa oleh pelaksana operasional dan laporan pengawasan oleh pengawas
sebelum diajukan kepada Musyawarah Desa dalam laporan triwulan dan
tahunan;
7. menetapkan penerimaan atau pengesahan laporan triwulan dan tahunan
BUM Desa berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
8. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas pinjaman BUM
Desa dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BUM Desa;dan
9. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas kerja sama
BUMDesa dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama
tertentu dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BUM Desa.
Pasal 16
Penasihat/Komisaris sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 bertugas:
1. Memberikan masukan dan nasihat kepada pelaksana operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Desa;
2. Menelaah rancangan rencana program kerja dan menetapkan rencana
program kerja BUM Desa berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
3. Menampung aspirasi untuk pengembangan usaha dan organisasi BUM
Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
4. Bersama pengawas, menelaah laporan triwulan atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUM Desa;
5. Bersama pengawas, menelaah laporan tahunan atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUM Desa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
6. Memberikan pertimbangan dalam pengembangan usaha dan organisasi
BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dan/atau keputusan Musyawarah Desa;
7. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Desa; dan
8. Meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan
pengelolaan BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Desa.
Pasal 17
1. Penasihat/Komisaris sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 berhak
memberi kuasa kepada pihak lain untuk melaksanakan fungsi
kepenasihatan; dan
2. Memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
a. Gaji setiap bulan;
b. Tunjangan setiap bulan;
3. Pembayaran penghasilan pada ayat (2) dapat dilaksanakan, dengan
ketentuan:
a. Gaji Sebesar Rp 150.000 apabila laba bersih bulanan sebesar > Rp
5.000.000 s/d Rp 10.000.000
b. Gaji Sebesar Rp 200.000 apabila laba bersih bulanan sebesar > Rp
10.000.000 s/d Rp 15.000.000
c. Gaji Sebesar Rp 300.000 dan tunjangan sebesar Rp 50.000 apabila laba
bersih bulanan sebesar > Rp 15.000.000 s/d Rp 20.000.000
d. Gaji Sebesar Rp 500.000 dan tunjangan sebesar Rp 100.000 apabila laba
bersih bulanan sebesar > Rp 20.000.000 s/d Rp 50.000.000
e. Gaji Sebesar Rp 1.000.000 dan tunjangan sebesar Rp 500.000 apabila
laba bersih bulanan sebesar > Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000
f. Gaji Sebesar Rp 2.000.000 dan tunjangan sebesar Rp 500.000 apabila
laba bersih bulanan sebesar > Rp 100.000.000 s/d Rp 500.000.000
g. Gaji Sebesar Rp 3.500.000 dan tunjangan sebesar Rp 1.000.000 apabila
laba bersih bulanan sebesar > Rp 500.000.000
BAB VI
MODAL, ASET DAN PINJAMAN
Bagian Kesatu
Modal
Pasal 29
1. Modal awal BUM Desa berjumlah Rp. 110.000.000,-(Seratus Sepuluh Juta
Rupiah)
2. Modal awal BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbagi atas:
a. Penyertaan Modal Desa Bontolanra Tahun 2016 Rp. 25.000.000 (dua
puluh lima juta rupiah)
b. Penyertaan Modal Desa Bontolanra Tahun 2018 Rp. 85.000.000 (depalan
puluh lima juta rupiah)
Bagian Kedua
Aset
Pasal 30
1. Aset BUM Desa bersumber dari:
a. Penyertaan modal;
b. bantuan tidak mengikat termasuk hibah;
c. hasil usaha;
d. pinjaman; dan/atau
e. sumber lain yang sah.
2. Perkembangan dan keberadaan Aset BUM Desa dilaporkan secara berkala
dalam laporan keuangan.
Pasal 31
1. Bantuan tidak mengikat termasuk hibah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 30 ayat (1) huruf b dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/atau pihak lainnya.
2. Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi Aset BUM Desa.
Bagian Ketiga
Pinjaman
Pasal 32
1. BUM Desa dapat melakukan pinjaman yang dilakukan dengan memenuhi
prinsip transparan, akuntabel, efisien dan efektif, serta kehati-hatian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
2. Pinjaman BUM Desa dapat dilakukan kepada lembaga keuangan,
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan sumber dana dalam negeri
lainnya dengan ketentuan:
a. Pinjaman digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau
pembentukan Unit Usaha BUM Desa;
b. Jangka waktu kewajiban pembayaran kembali pokok pinjaman, bunga,
dan biaya lain dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan
Direktur;
c. Memiliki laporan keuangan yang sehat paling sedikit 2 (dua) tahun
berturut-turut;
d. Tidak mengakibatkan perubahan proporsi kepemilikan modal; dan
e. Aset Desa yang dikelola, dipakai-sewa, dipinjam, dan diambil
manfaatnya oleh BUM Desa bersama, tidak dapat dijadikan jaminan
atau agunan.
Pasal 33
1. Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 yang bernilai lebih dari
atau sama dengan 500 Juta dilakukan setelah mendapat persetujuan
Musyawarah Desa.
2. Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 yang bernilai kurang dari
500 Juta dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas.
BAB VII
KERJA SAMA
Pasal 34
1. BUM Desa dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
2. Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiriatas:
a. kerja sama usaha; dan
b. kerja sama non-usaha.
3. Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus saling
menguntungkan dan melindungi kepentingan Desa dan masyarakat Desa
serta para pihak yang bekerjasama.
4. Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) paling sedikit
meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dunia
usaha atau koperasi, lembaga non pemerintah, lembaga pendidikan dan
lembaga sosial budaya yang dimiliki warga negara atau badan hukum
Indonesia, dan BUM Desa lain.
Pasal 35
1. Kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf (a)
termasuk namun tidak terbatas berupa kerja sama dengan pemerintah Desa
dalam bidang pemanfaatan aset Desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pengelolaan aset Desa.
2. Dalam kerja sama usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BUM Desa
dilarang menjadikan atau meletakkan beban kewajiban atau prestasi apa
pun untuk pihak lain termasuk untuk penutupan risiko kerugian dan/atau
jaminan pinjaman atas aset Desa yang dikelola, didayagunakan, dan diambil
manfaat tertentu.
Pasal 36
1. Selain kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (1)
BUM Desa dapat melakukan kerja sama usaha dengan pihak lain berupa
kerja sama usaha termasuk namun tidak terbatas dalam bentuk
pengelolaan bersama sumberdaya;
2. Kerja sama usaha BUM Desa dengan pihak lain berupa pengelolaan bersama
sumberdaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
mempertimbangkan kedudukan hukum status kepemilikan dan/atau
penguasaan objek tersebut berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 37
1. Kerja sama usaha dengan nilai investasi lebih dari atau sama dengan 100
juta dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
2. Kerja sama usaha dengan nilai investasi kurang dari 100 juta dilakukan
setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas;
Pasal 38
Bentuk kerja sama usaha:
a. Kerja sama yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan;
b. Apabila kerja sama yang dilakukan memerlukan jaminan harta benda yang
dimiliki atau dikelola BUM Desa dan mengakibatkan beban hutang, maka
rencana kerja sama tersebut harus mendapat persetujuan dari Pemerintah
Desa dan BPD; dan
c. Apabila kerja sama yang dilakukan tidak memerlukan jaminan harta benda
yang dimiliki atau dikelola BUM Desa dan tidak mengakibatkan beban
hutang, maka rencana kerja sama tersebut dilaporkan secara tertulis
kepada pengawas.
Pasal 39
1. Kerjasama non-usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf
(b) dilakukan dalam bentuk paling sedikit:
a. transfer teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan kebudayaan;dan
b. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
2. Kerja sama non-usaha dilakukan setelah mendapat persetujuan dewan
penasihat dan pengawas.
BAB VIII
KETENTUAN POKOK PEMBAGIAN DAN PEMANFAATAN HASIL USAHA
Pasal 40
1. Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
kegiatan usaha dikurangi dengan pengeluaran biaya dalam 1 (satu) tahun
buku.
2. Hasil usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi atas:
a. Pendapatan Asli Desa (PADes) sebesar 25% (Dua puluh lima per seratus);
b. Tambahan Modal sebesar 20% (Dua Puluh per seratus);
c. Insentif Pelaksana Operasional sebesar 40% (Empat puluh per seratus);
d. Insentif Penasehat sebesar 5% (Lima per seratus);
e. Insentif Pengawas sebesar 5% (Lima per seratus); dan
f. Dana Sosial sebesar 5%(lima perseratus);
BAB IX
SUMBER DAYA MANUSIA BUMDES MAJU BERSAMA
Pasal 41
Struktur pengurus Bumdes Makmur Jaya Tahun Anggaran 2021-2025 adalah sebagai
berikut :
1. Komisaris/ Penasehat atas nama Muhammad Nasir dan atau kepala desa yang
menjabat.
2. Pengawas atas nama Hidayat sebagai ketua; Muh. Sakir sebagai wakil; Abdul
Majid sebagai anggota
3. Direktur Utama atas nama Muh. Rinaldy Al-Munawwir
4. Bendahara atas nama Firham
5. Sekertaris ata nama Musawwir
6. Pegawai Bumdes unit Jasa dan Penyewaan atas nama Muh ilyas
BAB IX
PENUTUP
Pasal 42
Ditetapkan di Bontolanra
Pada tanggal 18 September 2021
KEPALA DESA BONTOLANRA
MUHAMMAD NASIR
Diundangkan di Bontolanra
Pada Tanggal 18 September 2021
SEKRETARIS DESA BONTOLANRA
WAHIDIN
BERITA DESA BONTOLANRA, KECAMATAN GALESONG UTARA, KABUPATEN
TAKALAR NOMOR 4 TAHUN 2021