100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
13 tayangan2 halaman
SOP pelacakan kasus gizi buruk dimasa pandemi COVID-19 meliputi prosedur identifikasi dan pelaporan balita gizi buruk, pengukuran antropometri, penyelidikan faktor risiko, serta pemantauan dan rencana tindak lanjut untuk memastikan perawatan yang tepat. Tujuannya adalah menemukan kasus baru, mengidentifikasi risiko, dan mencegah terjadinya gizi buruk.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
STANDAR OPRASIONAL PROSUDUR PELACAKAN KASUS GIZI BURUK
SOP pelacakan kasus gizi buruk dimasa pandemi COVID-19 meliputi prosedur identifikasi dan pelaporan balita gizi buruk, pengukuran antropometri, penyelidikan faktor risiko, serta pemantauan dan rencana tindak lanjut untuk memastikan perawatan yang tepat. Tujuannya adalah menemukan kasus baru, mengidentifikasi risiko, dan mencegah terjadinya gizi buruk.
SOP pelacakan kasus gizi buruk dimasa pandemi COVID-19 meliputi prosedur identifikasi dan pelaporan balita gizi buruk, pengukuran antropometri, penyelidikan faktor risiko, serta pemantauan dan rencana tindak lanjut untuk memastikan perawatan yang tepat. Tujuannya adalah menemukan kasus baru, mengidentifikasi risiko, dan mencegah terjadinya gizi buruk.
PANDEMI COVID-19 No. Dokumen : /PKM/SOP/2020 Tanggal Terbit : Disetujui oleh, No. Revisi : Kepala Puskesmas Parit Deli Halaman : 1/2 SOP
Efrizal, S.Pd, M.Kes
NIP. 19700205 199303 1008 1. Dasar Hukum 1. UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 2. Kepmenkes RI.No 145/Menkes/SK/I/2007 Tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan. 3. Pemenkes No 741/Menkes/PER/VIII/2008 tentang SPM bidang kesehatan di Kabupaten/kota 4. Pemandagri Nomor 19 Tahun 2011 tentang pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu. 2. Pengertian Rangkaian penyelidikan atau investigasi terhadap factor resiko terjadinya gizi buruk dan penemuan kasus balita gizi buruk lainya di wilayah kerja 3. Tujuan 1. Ditemukan kasus baru balita gizi buruk untuk dapat ditangani secara cepat dan tepat. 2. Teridentifikasi factor resiko gizi buruk disatu wilayah sebagai bahan informasi bagi sector terkait dalam penentuan intervensi. 3. Ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi buruk secara konsfentesif. 4. Sasaran Balita Gizi Buruk yang dilaporkan 5. Kebijakan Semua balita gizi buruk yang dilaporkan dapat teridentifikasi dan terlaporkan serta mendapat pelayanan. 6. Reverensi 1. Buku Pedoman Penanganan dan Pelacakan Kasus Balita Gizi Buruk, Depkes RI, 2009. 2. Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk, Depkes RI 2007. 3. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012. 7. Alat dan Bahan 1. Sarana Antropometri 2. Alat Pelindung Diri (APD) 3. Instrumen Pelacakan 8. Prosedur 1. Persiapan a. Mempelajari laporan balita gizi buruk b. Menyiapkan Alat (Antropometri dan APD) c. Menyiapkan Instrumen Pelacakan (Form Pelacakan Gizi Buruk) d. Berkordinasi dengan Suveilans dan dokter puskesmas untuk melaksanakan pelacakan. 2. Pelaksanaan a. Klarifikasi Laporan balita gizi buruk b. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir c. Konfirmasi status gizi d. Bersama suveilans dan dokter puskesmas melakukan penyelidikan kasus balita gizi buruk sesuai dengan form pelacakan kasus gizi buruk (Menimbang BB, Mengukur TB, Lila dan Memeriksa balita Gizi Buruk) e. Pencatatan dan pelaporan Balita Gizi Buruk f. Membuat rencana tindak lanjut
diperhatikan Makanan Bergizi Untuk Balita Gizi Buruk. Pemerikaan Kesehatan Pada Balita Gizi Buruk . 11. Unit Terkait 1. Bidan Desa 2. Dokter Puskesmas 3. Kader Posyandu 4. Toko Masyarakat 12. Dokumen terkait Format Pelaporan