Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BIDANG GARAPAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DI SEKOLAH


DASAR- DASAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Lusi Susanti S.pd,M,pd

DISUSUN
O
L
E
H

KELOMPOK 12:

AYU ANISA PUTRI (19002040)


LIZA SAFIRA (19002060)
FEBRIANI ELMIDA ()

ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

KATA PENGANTAR
Terimakasih kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada kita semua sehingga kita semua bisa membuat makalah tentang “Bidang
Garapan Manajemen Pendidikan Di Sekolah” ini untuk memenuhi tugas kami yang diberikan
oleh ibuk dosen.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami semua bekerja sama mulai dari awal hingga
akhir.kami harap para pembaca mengerti dan memahami apa yang dituliskan dalam makalah
ini dan dapat mengambil ilmunya sedikit. Untuk itu apabila ada kesalahan dalam ejaan dan
tanda baca maupun kesalahan maksud sehingga para oembaca tidak mengerti kami meminta
maaf sebesar besarnya
Terimakasih.

Padang,07 November 2019


BAB I
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….……..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG……………………………………………………………………
RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………
TUJUAN…………………………………………………………………………………..
BAB II
PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN

 1.1 LATAR BELAKANG


Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan,
pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan
fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Pengertian Garapan Manejemen Pendidikan ?
b. Jenis-jenis garapan Manejemen pendidikan ?
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Pengertian Garapan Manejemen Pendidikan
Menurut Gussudiarta, (2010:3) ruang lingkup menurut objek garapan manajemen
pendidikan adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam kegiatan mendidik. Sebagai titik pusat pandangan adalah kegiatan
mendidik di sekolah. Namun karena kegiatan disekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari
jalur lingkungan formal maupun nonformal, maka juga dibahas lingkup sistem pendidikan
sampai ke tingkat pusat.
B.  Jenis-jenis Garapan Manejemen Pendidikan

1. Manajemen kurikulum
Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh
anaknya,baik dilakukan didalam sekolah maupun di luar sekolah. Pimpinan sekolah harus
sadar bahwa kurikulum yang ada perlu dipahami benar-benar oleh guru-guru, sehingga
mereka dapat menjabarkannya secara lebih luas dan dapat mengembangkan secara kreatif.
Kurikulum ini kemudian perlu dijabarkan dalam kegiatan pengajaran di sekolah seperti
perencanaan kegiatan pengajaran/pembuatan kalender pendidikan, penjadwalan, program
pengajaran catur wulan/semester/tahunan hingga persiapan mengajar serta evaluasinya.

2. Supervise Pendidikan
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah
perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan
belajar pada khususnya.
B. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
Prinsip-prinsip fundamental; Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap
supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah seorang pancasilais
sejati.
Prinsip-prinsip praktisa; (a) Negatif: Tidak otoriter, Tidak berasas kekuasaan, Tidak lepas
dari tujuan pendidikan, Bukan mencari kesalahan, Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan
hasil, dan (b) Positif: Konstruktif dan kreatif, Sumber secara kolektif bukan supervisor
sendiri, Propessiona, Sanggup mengembangkan potensi guru dkk, Memperhatikan
kesejahteraan guru dkk, Progresif, Memperhitungkan kesanggupan supervised, Sederhana
dan informal, Obyektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri
 
C. Tujuan Supervisi Pendidikan
1. Tujuan Umum
Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri
sendiri
Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia pembangunan dewasa yang
berpancasila
Perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar
dan belajar pada khususnya

2. Tujuan khusus
Membantu guru-guru lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya
Membantu guru-guru untuk dapat lebih memahami dan menolong murid
Memperbesar kesnggupan guru mendidik murid untuk terjun ke msyarakat
Memperbesar kesadaran guru terhadap kerja yang demokratis dan kooperatif
Membesar ambisi guru untuk berkembang
Membantu guru-guru untuk memanfaatkan pengalaman yang dimiliki
Memperkenalkan karyawan baru kepada sekolah
Melindungi guru daru tuntutan tak wajar dari masyarakat
Mengembangkan professional guru
 
D. Fungsi Supervisi Pendidikan
Penelitian (research) → untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu
situasi pendidikan; Perumusan topik: (a) Pengumpulan data, (b) Pengolahan data, dan (c)
Konlusi hasil penelitian
Penilaian (evaluation) → lebih menekankan pada aspek daripada negative
Perbaikan (improvement) → dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran
pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya
Pembinaan → berupa bimbingan (guidance) kea rah pembinaan diri yang disupervisi
 
E. Teknik Supervisi Pendidikan
Tekhnik kelompok: cara pelaksanaan supervisi terhadap sekelompok orang yang disupervisi
Tekhnik perorangan: dilakukan terhadap individu yang memiliki masalah khusus
 
F. Metode Supervisi
Metode langsung: alat yang digunakan mengenai sasaran supervisi
Metode tak langsung: mempergunakan berbagai alat perantara (media)
 
G. Jenis-jenis Supervisi
Beberapa jenis supervisi antara lain:
Observasi kelas
Saling kunjung
Demontrasi mengajar
Supervisi klinnis
Kaji tindak (action research)

E. Manajemen kesiswaan
manajemen kesiswaan merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar bisa
memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada para peserta didik dari mulai proses
penerimaan siswa baru hingga ia meninggalkan lembaga pendidikan tersebut.
manajemen kesiswaan mempunyai tujuan untuk mengatur segala macam kegiatan
para peserta didik agar kegiatan yang dilakukan bisa menunjang proses pembelajaran yang
ada di dalam lembaga pendidikan sehingga bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Tidak hanya itu saja, pelaksanaan manajemen kesiswaan juga memiliki fungsi sebagai salah
satu wahana untuk para siswa agar bisa mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Ini
karena dalam pelaksanaannya, tidak hanya pembelajaran di kelas saja yang bisa didapatkan
oleh para siswa, namun ada beberapa hal lain yang bisa mereka dapatkan seperti organisasi
siswa yang bisa mengembangkan minat bakat siswa itu sendiri.
 prinsip yang harus ada dalam manajemen kesiswaan yaitu:
1. Penyelenggaraan manajemen kesiswaan harus mengacu pada peraturan yang berlaku
ketika programnya akan dilaksanakan
2. Manajemen kesiswaan merupakan bagian keseluruhan dalam manajemen sekolah
3. Harus bisa membawa misi pendidikan yang tepat
4. Harus berupaya dapat menyatukan para peserta didik
5. Sebagai salah satu upaya agar bisa mengatur para peserta didik
6. Mendorong serta memacu kemandirian yang dilakukan para peserta didik
7. Kegiatan yang dilakukan manajemen peserta didik harus bisa dilakukan secara
fungsional untuk kehidupan para peserta didik, baik saat di sekolah maupun di masa
depannya
Sementara dalam ruang lingkupnya, pelaksanaan manajemen kesiswaan terdiri dari beberapa
bagian:
1. Melakukan analisis kebutuhan para peserta didik, bisa dengan cara merencanakan
berapa kuota siswa yang akan diterima atau penyusunan program kegiatan
2. Melakukan rekruitmen peserta didik
3. Melakukan seleksi peserta didik
4. Orientasi peserta didik saat melakukan penerimaan siswa baru
5. Penempatan peserta didik atau pembagian kelas
6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik bisa dengan ekstrakulikuler dan program
lainnya
7. Pencatatan serta pelaporan mengenai peserta didik

F. Manajemen Sumber Daya


Aktifitas manajemen sumber daya manusia (human resources activites) adalah berbagai
tindakan yang diambil untuk menyediakan dan mempertahankan tenaga kerja yang efektif
bagi organisasi, yaitu berupa program yang dirancang untuk merespon tujuan sumber
daya manusia dan dikoelola untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun hubungan antara
aktivitas manajemen sumber daya manusai dengan manajemen sumber daya manusia
diantaranya adalah.

1. Perencanaan sumber daya manusia (human resources planning)  Perencanaan


sumber daya manusia terfokus kepada bagaimana organisasi harus bergerak dari
kondisi sumber daya manusianya saat ini menuju kondisi sumber daya manusia yang
dikehendakinya bagai mana merapatkan kesenjangan antara efesiensi dan ekuitas.
Perencanaan ini menciptakan hubungan atar seluruh strategi organisasi dengan
kebijakan sumber daya manusianya. Melalui perencanaan sumber daya manusia,
organisasi memastikan bahwa aktivitas sumber daya manusia senantiasa konsisten
dengan arah strategi dan tujuan organisasi.

2. Perencanaan kepegawaian (employment planning)  Organisasi menetapkan jumlah dan


spesifikasi orang orang yang dibutuhkan. Jikalau terjadi surplus atau kelebihan karyawan,
maka dijalankan kebijakan pengurangan karyawan begitupun sebaliknya jika kekurangan
dilakukan recruitment. Penentuan jumlah pegawai yang dibutuhkan haruslah berpedoman
pada tugas pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya.

3. Rekruitmen  Dalam efektivitas sebuah organisasi tergantung pada efektifitas


karyawan. Maka dari itu, rekruitmen sumber daya manusia menjadi aktifitas sumber
daya manusia yang kritis. Fokus utama manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
adalah memberikan kontribusi pada suksesnya organisasi.

Kunci untuk meningkatkan kinerja organisasi adalah dengan memastikan aktivitas


SDM mendukung usaha organisasi yang terfokus pada produktivitas, pelayanan dan
kualitas.

 a) Produktivitas.
Diukur dari jumlah output per tenaga kerja, peningkatan tanpa henti pada produktivitas
telah menjadi kompetisi global. Produktivitas tenaga kerja di sebuah organisasi sangat
dipengaruhi oleh usaha, program dan sistem manajemen.

b) Kualitas.
Kualitas suatu barang/jasa akan sangat mempengaruhi kesuksesan jangka panjang suatu
organisasi.Bila suatu organisasi memiliki reputasi sebagai penyedia barang/jasa yang
kualitasnya buruk, perkembangan dan kinerja organisasi tersebut akan berkurang.

c) Pelayanan.
SDM sering kali terlibat pada proses produksi barang/jasa. Manajemen SDM harus
disertakan pada saat merancang proses tersebut. Pemecahan masalah harus melibatkan
semua karyawan, tidak hanya manajer, karena sering kali membutuhkan perubahan
pada budaya perusahaan, gaya kepemimpinan dan kebijakan SDM.

 Untuk mencapai sasaran tersebut, manajemen SDM haruslah terdiri dari aktivitas-
aktivitas yang saling berkaitan. Aktivitas SDM adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan dan Analisis SDM 


Aktivitas perencanaan ini dilakukan untuk mengantisipasi kekuatan yang akan
mempengaruhi pasokan dan permintaan akan tenaga kerja. Sedangkan, aktivitas
analisis dan penilaian selektivitas SDM juga penting dilakukan sebagai bagian dari
menjaga daya saing organisasi. Dukungan informasi akurat dan tepat waktu yang
didapatkan dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) sangat dibutuhkan
untuk menunjang aktivitas ini.

2. Kesetaraan Kesempatan Bekerja 


Kepatuhan pada hukum dan peraturan Kesetaraan Kesempatan Bekerja (Equal
Employment Opportunity - EEO) mempengaruhi aktifitas SDM lainnya dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen SDM. Contohnya, perencanaan SDM
harus memastikan sumber tenaga kerja yang bervariasi untuk memenuhi jumlah
tenaga kerja yang ditetapkan oleh hukum dan peraturan. Selain itu, pada saat
perekrutan, seleksi dan pelatihan, semua manajer harys mengerti peraturan ini.

3. Perekrutan/Staffing 
Sasaran perekrutan adalah untuk menyediakan pasokan tenaga kerja yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan organisasi. Dengan mengerti apa yang dilakukan oleh tenaga kerja,
analisis perkerjaan (job analysis) adalah dasar dari fungsi perekrutan. Dari sini, uraian
pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan (job spesification), dapat
dipersiapkan untuk proses perekrutan. Proses seleksi sangatlak menekankan pada
pemilihan orang yang memenuhi kriteria persyaratan (qualified) untuk mengisi lowongan
pekerjaan.

4. Pengembangan SDM 
Pekerjaan pasti akan berevolusi dan berubah, karena itu diperlukan pelatihan yang
berkesinambungan untuk tanggap pada perubahan teknologi. Pengembangan semua
tenaga kerja, termasuk pengawas (supervisor) dan manajer, diperlukan iuntuk
menyiapkan organisasi menghadap tantangan ke depan. Perencanaan Karir (Career
Planning) mengidentifikasi jalur dan aktivitas setiap individu yang berkembang di
suatu organisasi.

5. Kompensasi dan Keuntungan 


Kompensasi diberikan pada tenaga kerja yang melakukan kerja organisasi seperti
pembayaran (pay), insentif (incentive), dan keuntungan (benefits). Perusahaan harus
mengembangkan dan selalu memperbaiki sistem upah dan gaji. Program insentif
seperti pembagian keuntungan dan penghargaan atas produktivitas semakin banyak
dilakukan. Peningkatan biaya pada keuntungan, contohnya pada keuntungan
pemeliharaan kesehatan, selalu menjadi isu penting.

G. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk menentukan
berjalannya kegiatan pendidikan sekolah.
 tujuan manajemen keuangan sekolah adalah untuk:
 Agar bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemakaian dana sekolah
 Meningkatkan akuntanbilitas dan juga tranparansi yang berhubungan dengan
keuangan sekolah
 Meminimalisir penyalahgunaan anggaran untuk hal yang tidak diperlukan

H. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan


1.      Perencanaan
keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan,
rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan, dan perlengkapan yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
Secara umum, perencanaan sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk
memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasaran pendidikan
dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara
rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:

2.      Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan
pengadaan sebagai segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan
barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Dalam konteks persekolahan,
pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua
keperluan barag atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk
menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam
manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada
hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan
spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan hati-hati agar
pengadaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mengadakan perencanaan
kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a.       Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat
atau media dalam penyampaiannya. Dari analisis materi ini, dapat didaftar alat-alat
atau media apa yang dibutuhkan. Ini dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang
studi.
b.      Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli
atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat
yang mendesak pengadaannya. Kebutuhan yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan
yang lain.
c.       Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang
sudah ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan re-inventarisasi. Alat yang perlu
diperbaiki atau diubah disendirikan untuk diserahkan kepada orang yang dapat
memperbaiki.
d.      Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media uang masih dapat
dimanfaatkan, baik dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.
e.       Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan
perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana, baik dari dana rutin maupun
nonrutin.
f.       Menunjuk seseorang (bagian perbekalan) untuk melaksanakan pengadaan alat.
Penunjukan ini sebaiknya mengingat beberpa hal, yaitu keahlian, kelincahan
berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya, dan tidak hanya seorang.
Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan
adalah sebagai berikut:
a.       Pembelian
Pembelian merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan dengan jalan sekolah membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual
atau penyalur untuk mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian dilakukan apabila anggarannya tersedia,
seperti pembelian meja, kursi, bangku, lemari, papn tulis, dan sebagainya. Pengadaan
sarana dan prasaranadengan cara pembelian ini merupakan salah satu cara yang
dominan dilakukan sekolah dewasa ini. 
b.      Pembuatan sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dibuat oleh
guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat
efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan terhadap
sarana dan prasarana pendidikan yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-
alat peraga yang dibuat oleh guru atau peserta didik.
c.       Penerimaan hibah atau bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dan persekolahan dengan jalan pemberian secara Cuma-Cuma dari pihak
lain. Penerimaan hibah atau bantuan harus dilakukan dengan membuat berita acara.
I. d.      Penyewaan
J. Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
persekolah dengan jalan pemanfatan sementara barang milik pihak lain untuk
kepentingan sekolah dengan cara membayar berdasarkan perjanjian sewa-menyewa.
Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya
dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan
kontemporer.
e.       Pinjaman
Pinjaman merupakan penggunaan barang secara cuma-Cuma untuk sementara wajtu dari
pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam.
Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya
dilakukan apabila sarana dan prasarana bersifat sementara dan kontemporer dan harus
mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.
f.       Pendaurulangan
Pendaurulangan adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara
memanfaatkan yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna untuk
kepentingan sekolah.
g.      Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan organisasi atau instansi lain. Pemilihan cara pengadaan
sarana dan prasarana jenis ini harus mempertimbangkan adanya saling
menguntungkan di antara kedua belah pihak dam sarana dan prasarana yang
dipertukarkan harus merupakan sarana dan prasarana yang sifatnya berlebihan atau
dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna lagi.
K. h.      Perbaikan atau rekondisi
L. Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
memperbaiki sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan, baik dengan
perbaikan satu unit sarana dan prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen
yang baik di antara instrumen sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrumen-
instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit sarana dan prasarana
tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.
M. Dalam pengadaan barang, baik yang dilakukan sendiri oleh sekolah maupun dari luar
sekolah, hendaknya dapat dicatat sesuai dengan keadaan dan kondisinya. Hal itu
dimaksudkan sebagai upaya pengecekan serta melakukan pengontrolan terhadap
keluar/masuknya barang atau sarana dan prasarana milik sekolah. Catatan tersebut
dituangkan dalam format pengadaan sarana dan prasarana pendidikanyang disajikan
dalam bentuk tabel sebagai rujukan bagi sekolah dalam melakukan aktivitas
pengadaan sarana dan prasarana untuk sekolah. 
N. 3.      Penginventarisasian
O. Inventarisasi berasal dari kata inventaris (Latin=inventarium) yang berarti daftar
barang-barang, bahan, dan sebagainya, inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan
adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar
inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dn tata cara yang
berlaku. Jadi, inventarisasi merupakan kegiatan untuk mencatat dan menyusun daftar
barang-barang/bahan yang ada  secara teratur menurut ketentuan yang berlaku.
P. Inventarisasi/pencatatan merupakan kegiatan permulaan yang dilakukan pada saat
serah terima barang yang harus diselenggarakan oleh pihak penerima. Inventarisasi
dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang
efektif terhadap barang-barang milik negara maupun swasta. Inventarisasi juga
memberikan masukan (input) yang sangat berharga/berguna bagi efektivitas
pengelolaan sarana dan prasarana. Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan
tujuan-tujuan sebagai berikut:
Q. a.       Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh suatu sekolah.
R. b.      Untuk menghemat keuangan sekolah, baik dalam pengadaan maupun untuk
pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
S. c.       Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam
bentuk materiil yang dapat dinilai dengan uang.
T. d.      Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh suatu sekolah.
U. Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap,
teratur, dan berkelanjutan dapat memberikan manfaat yakni sebagai berikut:
V. a.       Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan
menyusun rencana kebutuhan barang.
W. b.      Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam
pengarahan pengadaan barang.
X. c.       Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dala
penyaluran barang.
Y. d.      Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang (tua, rusak,
lebih) sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya.
Z. e.       Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan
pengendalian barang.
AA. Adapun kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi dua
hal, yaitu pencatatan perlengkapan dan pembuatan kode barang.
BB. a.       Pencatatan perlengkapan
CC. Tugas pengelola adalah mencatat semua perlengkapan yang ada atau yang
dimiliki oleh lembaga dalam buku inventaris, baik itu barang yang bersifat inventaris
maupun noninventaris. Barang inventaris, seperti meja, bangku, papan tulis, dan
sebagainya. Sedangkan, barang noninventaris, seperti barang-barang yang habis
dipakai, misalnya kapur tulis, karbon, kertas, dan sebagainya.
DD. Pelaksanaan kegiatan pencatatan atau pengadministrasian barang inventaris
dilakukan dalam buku induk barang inventaris, buku golongan barang inventaris,
buku catatan barang noninventaris, daftar laporan triwulan, mutasi barang inventaris,
daftar rekap barang inventaris.
EE.b.      Pembuatan kode barang
FF. Kode barang merupakan sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Sandi
atau kode yang dipergunakan melambangkan nama atau uraian kelompok/jenis barang
adalah berbentuk angka bilangan (numerik) yang tersusun menurut pola tertentu agar
mudah diingat dan dikenali, serta memberi petunjuk mengenai formulir nama yang
harus dipergunakan untuk tempat mencatat jenis barang tertentu. Di samping itu,
penyusunan angka nomor kode ini diusahakan agar memungkinkan dilakukan
pengembangan, terutama oleh mereka yang secara langsung menangani pencatatan
barang.
GG. Tujuannya adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali
semua perlengkapan, baik dilihat dari segi kepemilikan, penanggung jawab, maupun
jenis dan golongannya. Pada dasarnya, maksud dan tujuan mengadakan penggolongan
barang ialah agar terdapat cara yang cukup mudah dan efisien untuk mencatat dan
sekaligus untuk mencari dan menemukan kembali barang tertentu, baik secara fisik
maupun melalui daftar catatan ataupun di dalam ingatan orang. Sesuai dengan tujuan
tersebut, bentuk lambang, sandi, atau kode yang dipergunakan sebagai pengganti
nama atau uraian bagi tiap golongan, kelompok, atau jenis barang haruslah bersifat
membantu/memudahkan penglihatan dan ingatan orang dalam mendapatkan kembali
barang yang diinginkan.
HH. 4.      Pemeliharaan
II. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan
pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan
baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam
mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau
pencegahan dari kerusakan suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik
dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus-menerus
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan
dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya.
Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.
JJ. Pemeliharaan atau perawatan adalah kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang
tetap dalam keadaan baik dan berfungsi baik pula. Maka tujuan dalam pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan ini adalah sebagai berikut:
KK. a.       Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting,
terutama jika dilihat dari aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh
lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.
LL.b.      Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran
pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
MM. c.       Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui
pengecekan secara rutin dan teratur.
NN. d.      Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat
tersebut.
OO. Dalam pemeliharaan, ada empat macam apabila ditinjau dari sifatnya,
diantaranya pemeliharan yang bersifat pengecekan, bersifat pencegahan, bersifat
perbaikan ringan, dan bersifat perbaikan berat. Apabila ditinjau dari waktu
perbaikannya, ada dua macam, yaitu pemeliharaan sehari-hari (menyapu, mengepel)
pemeliharaan berkala (pengontrolan genting, pengapuran tembok). Manfaat dari
pemeliharaan sarana dan prasarana antara lain adalah sebagai berikut:
PP. a.       Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu
mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.
QQ. b.      Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang
berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.
RR. c.       Dengan adanya pemeliharaan yang baik, enak dilihat dan dipandang.
SS. d.      Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.
TT.Tugas pengelola perlengkapan setelah mendapatkan barang selain memelihara adalah
menata perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan dengan rapi dan tertib, serta
penempatannya tidak mengganggu pada personel yang lain. Salah satunya adalah
menata kantor lembaga. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menata
ruangan, antara lain sebagai berikut:
UU. a.       Suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memungkinkan
semua personel tata usaha dapat menempuh jarak yang sependek-pendeknya dalam
setiap menyelesaikan pekerjaan ketatausahaannya.
VV. b.      Bagian-bagian kantor lembaga yang memiliki tugas atau fungsi yang
sama dan saling berkaitan hendaknya ditempatkan secara berdekatan.
WW. c.       Tata ruang yang ideal pada dasarnya adalah tata ruang uang
menempatkan para personel dan alat-alatnya berdasarkan alur proses kerjaannya.
XX. d.      Kantor yang baik adalah kantor yang mempunyai ventilasi. Oleh karena
itu, meja dan perabot lainnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tiap bagian
kantor mendapatkan cahaya dan pertukaran udara yang cukup
YY. e.       Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memanfaatkan ruangan
semaksimal mungkin. Oleh karena itu, suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang
yang menggunakan seluruh ruang yang ada, baik ruang lantai maupun dindingnya.
ZZ.f.       Tata ruang yang baik adalah tata ruang uang dapat dengan mudah disusun
kembali bila diperlukan.
AAA. g.      Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memisahkan pekerjaan
yang berbunyi keras dan mengganggu pekerjaan lainnya.
BBB. Dalam penggunaan perlengkapan lembaga sekolahpun, harus memperhatikan
prinsip-prinsip efektivitas dan efisiensi. Prinsip efektivitas berarti seua penggunaan
harus ditujukan semata-mata untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.
Sedangkan, prinsip efisiensi berarti penggunaan semua perlengkapan secara hemat
dan dengan hati-hati. Hal ini juga berarti bahwa perlengkapan yang digunakan harus
sesuai dengan fungsinya sehingga dapat mengurangi kerusakan pada barang tersebut.
CCC. 5.      Penghapusan
DDD. Penghapusan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga dari
daftar inventaris berdasarkan peraturan perundang-undangan dan pedoman yang
berlaku. Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana
dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional, penghapusan sarana dan prasarana
adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana dan prasarana tersebut sudah
dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan
pelaksanaan pembelajaran di sekolah.   
EEE. Penghapusan sarana dan prasarana di sekolah dilakukan bertujuan untuk:
FFF. a.       Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau
pemborosan biaya pemeliharan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk,
berlebihan, atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi
GGG. b.      Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris
HHH. c.       Membebaskan ruangan dari penumpukan barang yang tidak digunakan
lagi
III. d.      Membebaskan barang dari tanggung jawab pembebasan kerja
JJJ.Adapun syarat penghapusan sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi
diantaranya:
KKK. a.       Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat
diperbaiki atau dipergunakan lagi
LLL. b.      Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan
pemborosan
MMM. c.       Secara teknis dan ekonomis, kegunaannya tidak seimbang dengan
besarnya biaya pemeliharaan
NNN. d.      Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini
OOO. e.       Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya, barang kimia)
PPP. f.       Barang yang berlebih jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak
dan tak terpakai lagi
QQQ. g.      Dicuri, terbakar, dan musnah sebagai akibat bencana alam
RRR. Adapun Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa barang yang dapat
dihapuskan dari daftar inventaris harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini:
SSS. a.       Dalan keadaan rusak berat dan tidak dapat diperbaiki lagi
TTT. b.      Perbaikan akan menelan biaya besar
UUU. c.       Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan biaya
pemeliharaan
VVV. d.      Tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang
WWW. e.       Barang kelebihan jika disimpan dalam jangka waktu yang lama akan
rusak
XXX. f.       Ada penurunan efektifitas kerja
YYY. g.      Dicuri, terbakar, dan musnah sebagai akibat bencana alam
ZZZ.
AAAA.

Manajemen Layanan Pendukung Akademik


Manajemen Hubungan Sekolah Dan Masyarakat
lideshare.net/Indravenskiy/bidang-garapan-manajemen-pendidikan
https://www.eurekapendidikan.com/2018/03/manajemen-sumber-daya-manusia-dalam-dunia-
pendidikan.html
https://pojokpendidikan.or.id/manajemen-keuangan-sekolah-pengertian-tujuan-dan-prinsip/

Anda mungkin juga menyukai